Anda di halaman 1dari 4

BUKU JAWABAN TUGAS MATA KULIAH

TUGAS 2

Nama Mahasiswa : UMI SAHDIAH

Nomor Induk Mahasiswa/ NIM : 858416545

Kode/Nama Mata Kuliah : IDIK4012 / MANAJEMEN BERBASIS KOMPUTER ( MBS )

Kode/Nama UPBJJ : 50 / SAMARINDA

Masa Ujian : 2020/21.2 (2022.1)

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


UNIVERSITAS TERBUKA
JAWABAN :
1. Tiga hal yang harus kita perhatikan dengan cermat untuk menilai efektifitas sekolah dengan
pendekatan berdasarkan tujuannya yaitu :
- Goal – attainment approach
Pendekatan ini disebut juga goal model, dapat dikatakan sebagai pendekatan
berdasarkan tujuan. Dalam pendekatan ini diyakini bahwa tujuan organisasi ( sekolah )
yang dinyatakan secara formal merupakan kewajiban bagi sekolah tersebut untuk
memenuhinya. Dengan demikian efektivitas sekolah dinilai tergantung dari derajat
tercapainya ( attainment ) tujuan ( Goal ). Pendekatan ini pada umumnya banyak
diterima oleh berbagai pihak termasuk stakeholders. Persoalan yang timbul adalah
manakala tujuan tidak jelas.
- System approach atau pendekatan sistem
Organisasi merupakan sebuah sistem atau satuan keseluruhan yang terdiri atas
bagian atau komponen yang mendukung dengan fungsi masing – masing yang saling
tergantungan dan melengkapi untuk membentuk kesatuan ( sistem tersebut ). Sekolah
sebagai satuan organisasi merupakan sebuah Sistem yang terdiri dari berbagai
komponen yang menyebabkan satuan organisasi tersebut dinamakan sekolah. Dengan
pendekatan sistem, kepala sekolah menjadi sadar akan adanya berbagai faktor atau
variabel yang saling berkaitan yang turut menentukan hasil pendidikan meskipun untuk
mendeteksi perubahan tuntutan masyarakat terkadang lebih sulit ketimbang
membandingkan hasil tujuan, tetapi dalam jangka panjang, sekolah akan merasakan
manfaatnya terutama dalam era kompetisi. Sementara, penedekatan sistem dianggap
kurang sederhana, sebagaian orang mencari pendekatan lain yang lebih pragmatis.
- Strategi constituencies appoach atau pendekatan konstituens strategis
Konstituen adalah prang atau kelompok orang ( masyarakat ) yang diharapkan
dukungannya karena dukungan tersebut suatu instituasi menjadi kuat. Apabila
pendekatan ini akan digunakan maka sekolah sejak awal berusaha menjaring masukan
atau secara resmi meminta masukan para konstituen yang dominan didalam
merumuskan visi, misi dan tujuan sekolah. Dengan keterlibatan mereka di dalam
menentukan arah pengembangan sekolah maka efektivitas model ini akan tidak
menyimpang dari idealisme dan fungsi – fungsi sekolah yang sebenarnya. Peran
konstituen strategis sangat penting, terutama pada saat seperti sekarang ini dimana
keberhasilan tidak hanya dinilai / diklaim oleh satu pihak tetapi memerlukan pengakuan
oleh beberapa pihak dan banyak di antaranya lebih bernuansa politis daripada teknis.
- Competing values approach atau pendekatan persaingan nilai.
Dasar pendekatan ini adalah kriteria yang digunakan seseorang untuk menilai
efektivitas suatu organisasi tergantung dari siapa dia, dan kepentingan siapa yang dia
wakili. Pendekatan ini menekankan efektivitas pada empat wilayah perhatian yang
diinginkan para kosntituen. Pendekatan ini cocok dalam kondisi dimana organisasi
kurang jelas mengenai para apa yang ingin ditekankan atau perubahan di dalam kriteria
efektivitas dalam perjalanan organisasi justru di anggap penting.
2. Berdasarkan uraian dapat terlihat bahwa penerapan sekolah efektif di SMPN Jurang Jero
sudah sesuai, yakni tindakan kepala sekolah sudah memenuhi kriteria transparansi,
efisiensi, akuntabilitas, objektivitas, dan keadilan. Hal ini dapat dilihat dari beberapa
tindakannya, tindakan 1 menggambarkan tindakan efisiensi dan objektivitas. Tindakan 2
menggambarkan tindakan efisiensi dan objektivitas. Tindakan 3 menggambarkan tindakan
akuntabilitas dan transparansi. Tindakan 4 menggambarkan tindakan akuntabilitas dan
keadilan.
Pembahasan :

• Akuntabilitas merupakan tindakan untuk mencegah terjadinya penyalahgunaan


kekuasaan dan tindakan ini memastikan bahwa jabatan yang dipegangnya mengarahkan
kearah tindakan untuk mencapai tujuan nasional.
• Transparansi merupakan tindakan yang adil terbuka yakni semua kebijakan yang
ditetapkan dapat dilihat secara langsung dapat dikritik secara langsung dan tindakan yang
diambil dapat dipertanggungjawabkan.
• Efisiensi adalah tindakan pemimpin yang mencarikan alternatif penyelesaian masalah
yang dihadapi, alternatif penyelesaian masalah nya lebih mudah diterapkan dan hasilnya
lebih maksimal.
• Objektivitas adalah tindakan jujur sesuai keadaan tidak berpihak dan terpengaruh oleh
orang lain.
• Keadilan adalah sikap yang tidak membeda-bedakan seseorang bersifat proposional dan
tidak memihak pada satu pendapat

3. bahwa kepala sekolah memiliki fungsi yang sangat penting dan berpengaruh besar terhadap
perkembangan sekolah, baik kemajuan sekolah, prestasi siswa dan pengembangan karakter
siswa. Fungsi kepala sekolah dalam manajemen kesiswaan ialah sebagai penanggung
jawab penuh terhadap kegiatan manajemen kesiswaan, serta menunjuk beberapa guru
dalam kegiatan kesiswaan. Tanggung jawab kepala sekolah dalam kegiatan kesiswaan
yaitu mengkoordinir, membimbing, mengarahkan dan menggerakkan segala kegiatan
kesiswaan yang telah direncanakan dan dilaksanakan. Dalam hubungannya dengan
kegiatan kesiswaan kepala sekolah juga telah melaksanakan tugasnya dengan baik sebagai
educator, manager, administrator, supervisor, leader, innovator, dan motivator. 2.
Pengelolaan manajemen kesiswaan diawasi langsung oleh kepala sekolah dengan
mengarahkan, membimbing, mengevaluasi kinerja guru bidang kesiswaan, guru dan tenaga
kependidikan yang telah ditunjuk oleh kepala sekolah dengan kepala sekolah sebagai
penangggung jawabnya. Pengelolaan manajemen kesiswaan sendiri diawali dari
perencanaan penerimaan siswa baru dengan menyesuaikan daya tampung yang
sebelumnya disesuaikan dengan sarana prasarana yang ada dan guru maupun tenaga
kependidikan yang ada, kemudiana penerimaan siswa baru, pengorganisasian siswa,
orientasi siswa, pembinaan dan pelayanan siswa, penilaian siswa serta mutasi dan alumni
siswa
4. Pondasi dasar revitalisasi SMK adalah leadership. Kepala sekolah sebagai leader dalam
sekolah bukan hanya berperan sebagai seorang pengelola atau manajer yang baik namun
berperan sebagai pemimpin yang dapat mengarahkan semua anggota civitas akademika
yang tergabung di dalamnya menjadi lebih baik. Kepala sekolah harus bisa memimpin dan
memiliki strategi pengembangan sekolah. Kepala sekolah harus sadar bahwa bahwa adil
bukan harus merata, artinya kepala sekolah tidak disarankan untuk melakukan
pengembangan kompetensi keahlian yang ada di sekolahnya langsung secara merata,
namun secara bertahap. Kompetensi yang diunggulkan di sekolah haruslah dikembangkan
terlebih dahulu secara maksimal, apabila telah berhasil, maka baru mengembangkan
kompetensi keahlian lainnya. Kepala sekolah sebagai pemimpin juga harus punya tujuan,
visi dan misi yang jelas sehingga dapat membawa sekolah menjadi berkembang dan pada
akhirnya dapat meningkatkan mutu sekolah. Kepala sekolah harus bisa menggambarkan
masa depan yang lebih baik yang ingin dicapai dengan membuat visi yang tepat dan misi
yang jelas. Visi yang dibuat haruslah bersifat jangka panjang dan logis, menarik, mudah
dikomunikasikan, memiliki waktu yang spesifik dan punya rincian yang jelas bagaimana
cara untuk mewujudkannya. Dilain sisi, faktor pengungkit atau kunci utama dalam
melaksanakan revitalisasi berlanjutan di SMK adalah peningkatan kualitas guru. Semakin
baik kualitas guru yang ada di sekolah, maka semakin baik pula kualitas siswa yang ada di
sekolah tersebut. Hal ini dikarenakan guru sebagai ujung tombak yang bersentuhan
langsung dengan siswa dalam proses Guru yang tersedia di sekolah haruslah professional,
inovatif, dan kreatif agar dapat mencetak lulusan yang juga berkualitas. Saat ini, sudah
banyak guru yang telah menguasai strategi dan model pembelajaran, namun kenyataan
dilapangan, masih banyak dijumpai guru yang dalam mengajar masih terkesan hanya
melaksanakan kewajiban, banyak ceramah (telling method) dan kurang membantu
pengembangan aktivitas siswa. Realitas tersebut dapat ditemukan hampir disemua sekolah,
baik di sekolah negeri maupun swasta. Apabila hal tersebut dibiarkan maka dapat
mempengaruhi mutu pendidikan di sekolah yang pada gilirannya akan ditemukan sekolah-
sekolah yang mandul dan tidak diminati oleh siswa dan akhirnya ditutup. Oleh karena itu,
dalam rangka peningkatan kualitas guru dalam revitalisasi berkelanjutan di SMK, guru
harus mempunyai syarat-syarat yang diperlukan dalam mengajar dan membangun
pembelajaran siswa agar efektif dikelas, saling bekerja sama dalam belajar sehingga tercipta
suasana yang menyenangkan dan saling menghargai (demokratis). Beberapa rekomendasi
yang perlu dilakukan guru sebagai kunci utama dalam revitalisasi berkelanjutan diantaranya
adalah sebagai berikut:
- Guru harus lebih banyak menggunakan metode pada waktu mengajar, variasi metode
mengakibatkan penyajian bahan lebih menarik perhatian siswa, mudah diterima siswa,
sehingga kelas menjadi hidup. Metode pelajaran yang diberikan oleh guru hendaknya
disesuaikan dengan kondisi anak saat ini. Jika guru menerapkan metode yang sama
dengan yang diterapkan paada zaman dulu, tentu tidak efektif dan akan terasa
membosankan siswa.
- Selain sebagai pengajar, guru perlu terus menumbuhkan motivasi pada siswa. Motivasi
yang diberikan sangat berperan pada kemajuan dan perkembangan siswa. Bila guru
memberikan motivasi yang tepat dan mengenai sasaran, maka akan berdampak positif
terhadap siswa dimana minat siswa terhadap pelajaran akan meningkatkan dan siswa
akan belajar lebih tekun, giat dan lebih bersemangat .Jika guru memiliki kompetensi
untuk memotivasi tersebut, tidak mustahil peningkatan mutu pembelajaran di sekolah
dapat terwujud.
- Guru juga hendaknya dibekali lebih lanjut dengan keilmuwan yang sedang berkembang
dan yang terbaru (up to date) . Masih banyak guru SMK dengan minim pengalaman di
dunia industri serta tidak terlalu paham tentang pengaplikasian keahlian yang dimilliki
dalam dunia industri. Oleh karena itu, sekolah perlu mengundang pelatih yang terbaik di
bidangnya untuk memberikan pengalaman serta penambahan ilmu kompetensi kepada
guru. Jika perlu, sekolah mengirimkan guru untuk magang di industri ataupun ke luar
negeri untuk mendapatkan keterampilan baru. Sederhananya, jika guru yang mendapat
pengalaman dan pelatihan dari Du/Di, maka seluruh siswa akan turut merasakannya juga
karena tentu guru akan memberikan ilmu yang diperolehnya kepada siswa.
- Kepala sekolah juga berperan dalam meningkatkan kualitas guru. Dengan demikian
kepala sekolah harus membuat strategi peningkatan kualitas mutu, tidak hanya semata-
mata ditekankan kepada peningkatan pengetahuan dan keterampilan mengajar, namun
juga peningkatan komitmen dan motivasi guru. Dengan meningkatnya kemampuan dan
motivasi kerja guru, maka kualitas akademik pun semakin meningkat, yang pada
akhirnya juga meningkatkan kualitas pendidikan. Perubahan paradigma tersebut tentu
harus dilakukan secara bersama-sama antara kepala sekolah, guru dan karyawan serta
semua unsur pendidikan. Pimpinan, guru dan karyawan harus menjadi satu tim yang
utuh (teamwork ) yang saling membutuhkan dan saling mengisi kekurangan yang ada
sehingga tujuan serta visi dan misi sekolah akan tercipta dengan baik dan peningkatan
kualitas sekolah dapat tercapai.

Anda mungkin juga menyukai