PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
MBS adalah upaya serius yang rumit, yang memunculkan berbagai isyu
kebijakan dan melibatkan banyak lini kewenangan dalam pengambilan keputusan serta
tanggung jawab dan akuntabilitas atas konsekuensi keputusan yang diambil. Oleh sebab
itu, semua pihak yang terlibat perlu memahami benar pengertian MBS, manfaat,
masalah-masalah dalam penerapannya, dan yang terpenting adalah pengaruhnya
terhadap prestasi belajar murid.
Ada tiga faktor penyebab rendahnya mutu pendidikan yaitu : kebijakan dan
penyelenggaraan pendidikan nasional menggunakan pendekatan educational
production function atau input-input analisis yang tidak consisten; 2) penyelenggaraan
pendidikan dilakukan secara sentralistik; 3) peran serta masyarakat khususnya orang
tua siswa dalam penyelenggaraan pendidikan sangat minim (Husaini Usman, 2002).
Berdasarkan penyebab tersebut dan dengan adanya era otonomi daerah yang
sedang berjalan maka kebijakan strategis yang diambil Direktorat Jenderal Pendidikan
Dasar dan Menengah dalam meningkatkan mutu pendidikan untuk mengembangkan
SDM adalah : (1) Manajemen peningkatan mutu berbasis sekolah (school based
management) dimana sekolah diberikan kewenangan untuk merencanakan sendiri
upaya peningkatan mutu secara keseluruhan; (2) Pendidikan yang berbasiskan pada
partisipasi komunitas (community based education) di mana terjadi interaksi yang
positif antara sekolah dengan masyarakat, sekolah sebagai community learning center;
dan (3) Dengan menggunakan paradigma belajar atau learning paradigm yang akan
menjadikan pelajar-pelajar atau learner menjadi manusia yang diberdayakan. Selain itu
pada tanggal 2 Mei 2002, bertepatan hari pendidikan nasional, pemerintah telah
mengumumkan suatu gerakan nasional untuk peningkatan mutu pendidikan, sekaligus
menghantar perluasan pendekatan Broad
3
Base Education System (BBE) yang memberi pembekalan kepada pelajar untuk siap
bekerja membangun keluarga sejahtera. Dengan pendekatan itu setiap siswa diharapkan
akan mendapatkan pembekalan life skills yang berisi pemahaman yang luas dan
mendalam tentang lingkungan dan kemampuannya agar akrab dan saling memberi
manfaat. Lingkungan sekitarnya dapat memperoleh masukan baru dari insan yang
mencintainya, dan lingkungannya dapat memberikan topangan hidup yang
mengantarkan manusia yang mencintainya menikmati kesejahteraan dunia akhirat.
2
Dari uraian diatas penulis mencoba menuangkan gagasan pengelolaan sekolah
yang efektif sesuai dengan semangat otonomi sekolah dan manajemen berbasis sekolah
dengan satu pendekatan yang penulis sebut dengan pola ”ERMAN”
B. Ruang Lingkup
C. Tujuan
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah ingin memberikan gagasan tentang
pengelolaan sekolah yang efektif dengan pendekatan pola ”ERMAN” yang merupakan
salah satu persyaratan dalam seleksi Calon Kepala Sekolah tahun 2021.
5
BAB
3 II
PEMBAHASAN MASALAH
1. Elaborasi
5
7
2. Reasonable
Reasonable artinya adalah masuk akal. Dalam menentukan atau mengambil suatu
kebijakan, kepala sekolah sebagai pimpinan harus selalu berpedoman kepada hal yang
masuk akal serta realistis. Seperti penyusunan RAPBS, RPS, serta visi, misi sekolah,
hendaknya dipikirkan bahwa semua yang diputuskan masuk akal dan diterima oleh semua
warga sekolah.
3. Meaningful
Meaningful artinya adalah berarti atau penuh arti. Berarti atau penuh arti penulis
maksudkan bahwa kepala sekolah dalam menentukan visi, misi dan strategi sekolah selain
sederhana juga harus berarti atau penuh arti, sehingga jelas kemana arah serta tujuan
sekolah yang dipimpinnya.
Penuh arti juga diterapkan dalam kehidupan sekolah sehari-hari, artinya kepala
sekolah harus dapat menciptakan suasana yang menimbulkan kesan positif kepada warga
sekolah, sehingga timbul rasa memiliki dan motivasi untuk berprestasi dari semua warga
sekolah.
Tindakan konkrit dari kepala sekolah contohnya adalah memberikan penghargaan
kepada setiap warga sekolah yang berprestasi serta pujian dengan katakata yang berkesan
pada warga sekolah, serta memberikan hukuman kepada warga sekolah yang membuat
pelanggaran atau kesalahan, tentunya dengan hukuman atau teguran yang bijaksana dan
mendidik.
4. Acceptable
Acceptable artinya dapat diterima. Dapat diterima disini penulis maksudkan adalah
kepala sekolah didalam membuat program kegiatan sekolah atau rencana kegiatan harus
secara terbuka serta melibatkan semua unsur sekolah, seperti guru, tata-usaha, perwakilan
siswa serta komite sekolah. Sehingga perencanaan atau program yang direncanakan adalah
hasil pemikiran semua unsur sekolah, dengan demikian program sekolah dapat diterima
oleh semua unsur sekolah.
6
Selain itu, kepala sekolah juga harus melibatkan semua unsur sekolah dalam
menetukan visi, misi dan strategi sekolah agar semua program dan rencana kegiatan untuk
mencapai visi sekolah tersebut dapat diterima oleh semua warga sekolah.
5. Networking
Networking adalah jaringan relasi dengan orang lain, melalui hubungan sedemikian
rupa yang berkolaborasi antara seseorang dengan orang lain atau lembaga dalam suatu
hubungan networking bisa saling membantu sekaligus saling menguntungkan antara satu
sama lain. Sebagaimana yang telah disebutkan, networking dalam dunia kerja adalah bagai
membangun jaringan dengan rekan-rekan Anda seluas-luasnya tanpa terbatas.
Networking ini bisa memberikan feedback positif manakala seseorang berada
dalam circle relasi yang baik sekaligus berkualitas. Oleh karena itu, sebaiknya kita juga
harus melihat dengan siapa akan membangun relasi supaya bisa memberikan dampak
positif untuk masing-masing pihak.
Demikian uraian dan gagasan dari penulis sebagai masukan dalam upaya
pengelolaan sekolah yang efektif, dengan menggunakan pola ”ERMAN”. Penulis berharap
betapapun sederhana gagasan ini, semoga dapat memberikan inspirasi bagi kepala sekolah
maupun calon kepala sekolah dalam mengelola sekolah sehingga tujuan sekolah yang
bermutu dapat terwujud.
7
BAB III
PENUTUP
8
DAFTAR PUSTAKA
Sukamto, dkk. (2000). Hand Out Pelatihan Calon Kepala Sekolah. IKIP Yogjakarta