Anda di halaman 1dari 6

Nama : Keren Luber Br Sembiring

NIM : 2182131017
Kelas : Reg.B / 2018
Mata Kuliah : Manajemen Pendidikan

EVALUASI:

1. Jelaskan perbedaan antara pemimpin dengan manajer dilihat dari sifat dan prinsip

pemimpin dan manajer!

Pemimpin: memberikan arahan, inovasi, dan menginspirasi

Manajer : mengendalikan atau mengontrol kinerja anggota dan mengatur tugas-

tugas administrasi (controling) dan mengatur sistem.

2. Jelaskan fungsi manajemen dalam pendidikan !

Tujuan dan manfaat manajemen pendidikan antara lain :

1) Terwujudnya suasana belajar dan proses pembelajaran yang aktif, inovatif, kreatif,
efektif, menyenangkan (PAIKEM);
2) Terciptanya peserta didik yang aktif mengembangkan potensi,
3) Tercapainya tujuan pendidikan secara efektif dan efisien;
4) Teratasinya masalah mutu pendidikan;
5) Terciptanya perencanaan pendidikan yang merata, bermutu, relevan dan akuntabel
serta, meningkatnya citra pendidikan yang positif.
3. Apa yang dimaksud dengan sekolah sebagai agen perubahan dalam pendidikan?

Sekolah sebagai agen perubahan dalam pendidikan maksudnya adalah sekolah sebagai

tempat untuk mendapatkan ilmu secara formal. Dimana sekolah sangat menentukan

proses tumbuh kembang anak, termasuk didalamnya ilmu pengetahuan, karakter dan
keterampilan. Dengan berkembangnya ilmu pengetahuan yang dimiliki oleh anak maka

pendidikan akan semakin maju.

4. Apa yang dapat dilakukan oleh Kepala Sekolah sebagai pemimpin di sekolah

untuk meningkatkan partisipasi guru dan komite sekolah dalam meningkatkan

mutu kinerja sekolah ?

Kepala sekolah harus memberikan contoh yang baik dan menjadi teladan. Kepala

sekolah juga harus memberikan bimbingan, bantuan, pengawasan dan penilaian pada

hasil kinerja sekolah dan melakukan penyelenggaraan dan pengembangan pendidikan

pengajaran yang berupa perbaikan program dan kegiatan pembelajaran untuk dapat

meningkatkan mutu kinerja sekolah.

5. Gaya kepemimpinan yang bagaimanakah yang terbaik diterapkan Kepala Sekolah

yang guru dan siswanya majemuk ?

Menurut saya semua gaya kepeminpinan seperti otoriter, demokrasi, maupun laissez-

faire baik untuk diterapkan sesuai dengan penempatan situasinya. Kepala sekolah harus

bijaksana dalam memimpin, harus peka terhadap situasi yang sedang terjadi. Karena ada

kalanya kepala sekolah harus otoriter dalam menanggapi situasi guru dan siswa, ada

kalanya kepala sekolah harus bersifat demokrasi ataupun menerapkan gaya

kepemimpinan yang laissez-faire. Semuanya tergantung dengan situasi yang sedang

terjadi.

EVALUASI:

1. Apa sebenarnya tujuan dari pemerintah menerapkan manajemen berbasis

sekolah?

Tujuan utama diterapkannya manajemen berbasis sekolah adalah untuk meningkatkan

mutu pendidikan. Selain itu tujuan dari MBS sendiri yaitu untuk memberdayakan

sekolah, terutama sumber daya manusianya yaitu kepala sekolah, guru, karyawan, siswa,
orang tua, dan masyarakat sekitarnya, melalui pemberian kewenangan, fleksibilitas, dan

sumber daya lain untuk memecahkan persoalan yang dihadapi oleh sekolah yang

bersangkutan.

2. Apa ciri-ciri dari manajemen berbasis sekolah ?

1) Proses belajar mengajar dengan efektivitas yang tinggi.


2) Kepemimpinan sekolah yang kuat.
3) Lingkungan sekolah menjadi yang dan tertib.
4) Pengelolaan tenaga kependidikan yang efektif.
5) Sekolah memiliki budaya mutu.
6) Sekolah memiliki teamwork yang kompak, cerdas, dan dinamis.
7) Sekolah memiliki kewenangan (kemandirian).
8) Partisipasi yang tinggi dari warga sekolah dan masyarakat.
9) Sekolah memiliki keterbukaan (transparansi) manajemen.
10) Sekolah memiliki kemauan untuk berubah (psikologi dan fisik).
11) Sekolah melakukan evaluasi dan perbaikan secara berkelanjutan.
12) Sekolah responsif dan antisipatif terhadap kebutuhan.
13) Memiliki komunikasi yang baik.
14) Sekolah memiliki akuntabilitas.
15) Manajemen lingkungan hidup sekolah baik.

3. Bagaimana tahap-tahap pelaksanaan manajemen berbasis sekolah?

1) Melakukan sosialisasi.
2) Mengidentifikasi tantangan nyata sekolah.
3) Merumuskan visi, misi, tujuan dan sasaran sekolah (tujuan situasional sekolah).
4) Mengidentifikasi fungsi-fungsi yang diperlukan untuk mencapai sasaran.
5) Melakukan analisis SWOT.
6) Alternatif langkah pemecahan persoalan.
7) Menyusun rencana dan program peningkatan mutu.
8) Melaksanakan peningkatan mutu.
9) Melakukan evaluasi pelaksanaan.
10) Merumuskan sasaran mutu baru.
4. Jelaskan apa saja dampak positif dari penerapan manajemen berbasis sekolah ?
Manajemen berbasis sekolah sangat penting utnuk diterapkan. Penerapan manajemen
berbasis sekolah tersebut memiliki banyak dampak positif dalam peningkatan mutu
sekolah. Berikut adalah dampak positif yang diperoleh dari penerapan MBS yaitu
menciptakan rasa tanggung jawab melalui administrasi sekolah yang lebih terbuka.
Kepala sekolah, guru, dan anggota masyarakat bekerja sama dengan baik untuk membuat
Rencana Pengembangan Sekolah. Sekolah memajangkan anggaran sekolah dan
perhitungan dana secara terbuka pada papan sekolah. Keterbukaan ini akan
meningkatkan kepercayaan, motivasi, serta dukungan orang tua dan masyarakat terhadap
sekolah. 

5. Jelaskan apa saja masalah-masalah yang timbul dari penerapan manajemen

berbasis sekolah dan apa solusinya ?

1) Miskin wawasan tentang konsep sekolah sebagai sistem


Permasalahan utama yang dihadapi oleh sekolah dalam melaksanakan MBS adalah
miskinnya wawasan warga sekolah dan unsur-unsur terkait tentang konsep sekolah
sebagai sistem. Terlihat cara berpikir mereka sering parsial (tidak utuh/holistic),
meloncat-loncat (tidak runtut), dan kurang memahami bahwa upaya-upaya yang
ditempuh dalam mengembangkan sekolah haruslah dilakukan secara kolektif dan
bukannya isolatif.
Solusinya:
Perlu dilakukan sosialisasi tentang pentingnya berpikir sistem, cara-cara berpikir
sistem, dan penerapannya untuk pengelolaan dan pengembangan sekolah sehingga
tertanam cara-cara berpikir dan perbuatan yang bersifat holistik/sistemik. Sosialisasi
dapat dilakukan melalui penataran dan pembimbingan.
2) Kesulitan dalam menyusun rencana pengembangan sekolah (RPS)
Sampai saat ini, banyak sekolah yang RPS nya kurang memadai yaitu kurang sesuai
dengan kriteria RPS yang baik. Padahal RPS sangat penting dilakukan untuk memberi
arah dan bimbingan para penyelenggara sekolah dalam rangka menuju
perubahan/tujuan yang lebih baik (peningkatan, pengembangan) dengan resiko yang
kecil dan untuk mengurangi ketidakpastian masa depan sekolah. Tanpa perencanaan
sekolah yang baik akan menyebabkan ketidakjelasan tujuan yang akan dicapai, resiko
besar dan ketidakpastian dalam menyelenggarakan semua kegiatan sekolah.
Solusinya:
Perlu dilakukan peningkatan kemampuan sekolah dalam menyusun RPS melalui
penerbitan pedoman/panduan penyusunan RPS dan penataran-panataran penyusunan
RPS yang dilakukan secara intensif. Selama ini keduanya sudah dilakukan sehingga
yang diperlukan adalah intensifikasi dan ekstensifikasinya.
3) Miskin wawasan tentang konsep manajemen berbasis sekolah (MBS)
Secara agregatif, masih banyak sekolah yang belum memahami esensi konsep MBS.
Masih banyak juga sekolah yang belum melaksanakan MBS secara konsisten menurut
aspek dan fungsi manajemen secara utuh. Aspek-aspek manajemen sekolah yang
dimaksud meliputi kurikulum, tenaga/sumberdaya manusia, siswa, sarana dan
prasarana, dana, dan hubungan masyarakat. Fungsi-fungsi manajemen sekolah yang
dimaksud meliputi: pengambilan keputusan, pemformulasian tujuan dan kebijakan,
perencanaan, pengorganisasian, pen-staf-an, pengkomunikasian, pelaksanaan,
pengkoordinasian, pensupervisian, dan pengontrolan.
Solusinya:
Perlu dilakukan peningkatan kemampuan sekolah dalam memahami dan
melaksanakan MBS melalui penerbitan pedoman/panduan penyusunan MBS dan
penataran-panataran MBS yang dilakukan secara intensif. Selama ini keduanya juga
sudah dilakukan sehingga yang diperlukan adalah intensifikasi dan ekstensifikasinya.
4) Kesulitan menerapkan prinsip-prinsip MBS yang baik
Pengamatan selama ini menunjukkan bahwa masih banyak sekolah yang belum
menerapkan prinsip-prinsip MBS yang baik secara konsisten, yaitu partisipasi,
transparansi, akuntabilitas, keadilan, penegakan hukum, cepat tanggap, demokrasi,
tanggungjawab, efisiensi dan efektivitas, profesionalisme, berwawasan ke depan
(futuristic), dan pengawasan serta kontrol yang efektif.
Solusinya:
Perlu diterbitkan panduan yang spesifik tentang prinsip-prinsip MBS yang baik dan
dilakukan focus group discussion (FGD) lintas unsur-unsur dalam sekolah dan dengan
lintas organisasi yaitu dengan Komite Sekolah, Dinas Pendidikan, dan Dewan
Pendidikan. Penyusunan RPS yang dilakukan secara partisipatif, laporan program dan
keuangan yang dilakukan secara transparan dan akuntabel adalah merupakan upaya
untuk merealisasikan prinsip-prinsip MBS yang baik.

Anda mungkin juga menyukai