Anda di halaman 1dari 5

1.

Dalam konteks MBS, bagaimana fungsi sekolah dalam memenuhi kriteria sekolah
efektif? Pendekatan apa yang sebaiknya digunakan?
Jawab
Mengulang pokok bahasa yang telah lalu (Depdikbud; 2000) secara umum mendefinisikan
Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) sebagai berikut : MBS dapat diartikan sebagai
pengkoordinasian dan penyerasian sumber daya yang dilakukan secara mandiri oleh sekolah
dengan melibatkan semua kelompok kepentingan yang terkait dengan sekolah (stakeholders)
secara langsung dalam proses pengambilan keputusan untuk memenuhi kebutuhan mutu
sekolah atau untuk mencapai tujuan mutu sekolah dalam kerangka kebijakan pendidikan
nasional.
Jadi disini sudah jelas bahwa sekolah memiliki kewenangan (otonomi) atau kemandirian
lebih besar dari sebelumnya untuk mengelola sekolahnya (menetapkan Sasaran peningkatan
mutu, menyusun rencana peningkatan mutu, melaksanakan rencana peningkatan mutu dan
melakukan evaluasi pelaksanaan peningkatan mutu), dan pengambilan keputusan
partisipatif merupakan ciri khas MBS. sekolah merupakan unit utama pengelolaan proses
pendidikan, sedangkan unit-unit diatasnya (Kandep, Kanwil, Depdiknas) merupakan
pendukungnya, khususnya dalam pengelolaan peningkatan mutu.

aldwell dan Spinks (1993) menegaskan pelaksanaan MPMBS memerlukan kepemimpinan


kepala sekolah yang transformasional, agar semua potensi yang ada di sekolah dapat
berfungsi secara optimal Davis dan Thomas (1989) menggambarkan kualitas kepala sekolah
yang efektif dan berhasil memajukan sekolah, antara lain yaitu: 1) Memiliki visi dan misi
tentang masa depan sekolahnya, serta mampu mendorong stafnya untuk bekerja
merealisasikan visi tersebut, 2) Memiliki harapan yang tinggi baik terhadap prestasi siswa
maupun kinerja guru. 3) Mengamati guru dalam kelas dan memberikan masukan yang positif
dan konstruktif dalam menyelesaikan masalah peningkatan pengajaran, 4) Mendorong guru
untuk dapat memanfaatkan waktu pengajaran yang efisien dan merancang prosedur untuk
meminimalkan gangguan, 5) Mampu menggunakan dan memanfaatkan sumber daya
(material dan tenaga) secara efektif dan 6) Memonitor prestasi siswa baik secara individual
maupun kelompok serta dapat memanfaatkan informasi untuk perencanaan pengajaran.
 Tujuan MBS adalah Memandirikan atau memberdayakan sekolah melalui pemberian
wewenang, keluwesan, dan sumberdaya untuk meningkatkan mutu sekolah. Dengan
kemandiriannya, sekolah sebagai lembaga pendidikan yang lebih mengetahui kekuatan,
kelemahan, peluang, dan ancaman bagi dirinya dapat mengoptimalkan sumber daya yang
tersedia untuk memajukan sekolah. Sekolah dapat mengembangkan sendiri program-program
sesuai kebutuhannya. Sekolah dapat bertanggungjawab tentang mutu pendidikan masing-
masing kepada orangtua, masyarakat, dan pemerintah. Sekolah dapat melakukal persaingan
sehat dengan sekolah lain untujk meningkatkan mutu pendidikan.
Mutu Pendidikan di Sekolah
Sekolah dikatakan bermutu jika mampu meningkatan partisipasi adalah penciptaan
lingkungan yang terbuka dan demokratif, dimana warga sekolah (guru, siswa karyawan) dan
masyarakat (orang tua siswa, tokoh masyarakat, ilmuwan, usahawan, dsb.) didorong untuk
terlibat secara langsung salam penyelenggaraan pendidikan, mulai dari pengambilan
keputusan, pelaksanaan, dan evaluasi pendidikan yang diharapkan dapat meningkatkan mutu
sekolah. Peningkatan partisipasi warga sekolah dan masyarakat dalam penyelenggaraaan
sekolah akan mampu menciptakan keterbukaan, kerjasama yang kuat, akuntabilitas, dan
demokrasi pendidikan.
Dengan kepemilikan ketiga hal tersebut maka sekolah merupakan unit utama pengelola
proses pendidikan, sedangkan unit diatasnya (Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota , Dinas
Pendidikan Propinsi, dan Departemen Pendidikan Nasional) akan merupakan unit pendukung
dan pelayan sekolah, khususnya dalam pengelokaan peningkatan mutu.
Sekolah yang mandiri memiliki ciri-ciri sebagai berikut: 1) Tingkat kemandirian tinggi dan
tingkat tingkat ketergantungan rendah; 2) Bersifat adaptif dan antisipatif / proaktif; 3)
Memiliki jiwa kewirausahaan tinggi (ulet, inovatif, gigih, berani mengambil resiko, dsb); 4)
Bertanggungjawab terhadap kinerja sekolah; 5) Memiliki kontrol yang kuat terhadap input
manajemen dan sumberdayanya; 6) Memiliki kontrol yang kuat terhadap kondisi kerja; 7)
Komitmen yang tinggi pada dirinya; 8) Prestasi merupakan acuan bagi penilaiannya.
Adapun sumberdaya manusia sekolah yang berdaya memiliki ciri-ciri: 1) pekerjaan adalah
miliknya, 2) bertanggung jawab, 3) pekerjaannya memiliki kontribusi, 4) dia tahu posisinya
dimana, 5) memiliki kontrol terhadap pekerjaan dan, 6) pekerjaan merupakan bagian dari
hidupnya.
Paradigma baru pendidikan untuk menghadapai era global sebagaimana dikemukakan oleh
Tilaar (dalam Sam M. Chan dan Tuti T. Sam, 2006), bahwa pokok-pokok yang harus ada
pada paradigma baru pendidikan di Indonesia adalah sebagai berikut.
1. pendidikan ditujukan untuk membentuk masyarakat Indonesia baru yang demokratis.
2. untuk mencapai masyarakat yang demokratis diperlukan pendidikan yang dapat
menumbuhkan individu dan masyarakat yang demokratis.
3. pendidikan diarahkan untuk mengembangkan tingkah laku yang dapat menjawab
tantangan internal sekaligus tantangan global.
4. pendidikan harus mampu mengarahkan lahirnya suatu bangsa Indonesia yang bersatu
serta demokratis.
5. didalam menghadapi kehidupan global yang kompetitif dan inovatif, pendidikan harus
mampu mengarahkan kemampuan berkompetisi di dalam rangka kerja sama.
6. pendidikan harus mampu mengembangkan kebinekaan menuju pada terciptanya suatu
masyarakat Indonesia yang bersatu di atas kekayan kebinekan masyarakat.
7. pendidikan harus mampu mengIndonesiakan masyarakat Indonesia sehingga setiap insan
Indonesia merasa bangga menjadi insan Indonesia.
Sekolah Efektif
Daryanto, (1997) mengemukakan bahwa efektivitas berarti ada efeknya (akibatnya,
pengaruhnya, kesannya) manjur atau mujarab, dapat membawa hasil. Jadi efektivitas adalah
adanya kesesuaian antara orang yang melaksanakan tugas dengan sasaran yang dituju.
Bagaimana suatu oraganisasi berhasil memanfaatkan sumber daya dalam usaha partisifasi
aktif dari anggota mewujudkan tujuan operasional.
Sekolah efektif dapat diartikan sebagai sekolah yang menunjukkan tingkat kinerja yang
diharapkan dalam menyelenggarakan proses belajarnya, dengan menunjukkan hasil belajar
yang bermutu pada peserta didik sesuai dengan tugas pokoknya.
Scheerens (2000) (dalam Surya Dharma, 2006) menunjukkan bahwa untuk mempelajari
sekolah yang efektif, manajemen berbasis sekolah perlu menjadi acuan. Kinerja lembaga
dapat diperlihatkan melalui autputnya, yang kemudian dapat ditindak lanjuti pengukuran
prestasi rata-rata siswa pada akhir masa pendidikan formal mereka. Pandangan serupa juga
dikemukakan Sergiovanni (1984) serta Frymier, dkk. (1984) bahwa sekolah pada dasarnya
adalah suatu organisasi, oleh karena itu sekolah yang efektif adalah sekolah yang berhasil
mencapai tujuan-tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Biasanya tingkat pencapaian
sekolah yang efektif ditandai dengan prestasi lulusan dalam bidang keterampilan dasar yang
diukur melalui tes prestasi terstandar.
Sekolah dikatakan efektif apabila mengacu pada kinerja unit organisasi suatu lembaga.
Kinerja lembaga dapat diperlihatkan melalui output lembaga tersebut, yang pada gilirannya
diukur sesuai dengan prestasi rata-rata siswa pada akhir masa pendidikan formal mereka di
lembaga tersebut. Efektifitas sekolah dipengaruhi oleh kompetensi kepala sekolah, motivasi
kerja kepala sekolah, dan supervisi pengajaran yang dilakukannya.
Efektivitas manajemen berbasis sekolah, keberhasilan melaksanakan semua tugas pokok
sekolah, menjalin partisipasi masyarakat, mendapatkan serta memanfaatkan sumber daya,
sumber dana, dan sumber belajaruntuk mewujudkan tujuan sekolah. Barometer efektivitas
dapat dilihat dari kualitas program, ketepatan penyusunan, kepuasan, keluwesan, dan adaptasi
serta motivasi, semangat kerja, tercapainya tujuan, ketepatan waktu, pendayagunaan sarana
dan prasarana dan sumber belajar dalam meningkatkan kualitas pendidikan di sekolah.
2.  Implementasi MBS di sekolah perlu mendapat dukungan dari Pemerintah Daerah
setempat, baik berupa kebijakan dalam bentuk peraturan maupun dukungan program
kegiatan. Coba Saudara sebutkan dukungan apa yang sekolah Anda terima dari
Pemda/Pemkot?
Jawab
Pengertian
implementasi merupakan suatu kegiatan yang direncanakan serta dilaksanakan dengan
serius juga mengacu pada norma-norma tertentu guna mencapai tujuan kegiatan.
Konsep peningkatan mutu pendidikan berbasis sekolah muncul dalam kerangka pendekatan
manajemen berbasis sekolah. Pada hakekatnya MBS akan membawa kemajuan dalam dua
area yang saling tergantung, yaitu, pertama, kemąiuan program pendidikan dan pclayanan
kepada siswa-orang tua, siswa orang tua, siswa dan masyarakat. Kedua, kualitas lingkungan
kerja untuk semua anggota organisasi. 13 . Wohlstetter dalam Watson (1999) memberikan
panduan yang komperisif sebagai elemen kunci reformasi MBS yang terdiri atas:
1) menetapkan secara jelas visi dan hasil yang diterapkan,
2) menciptakan fokus tujuan nasional yang memerlukan perbaikan,
3) adanya panduan kebijakan dari pusat yang berisi standar-standar kepada sekolah,
4) tingkat kepemimpinan yang kuat dan dukungan politik serta dukungan kepemimpinan dari
atas,
5) pembagunan kelembagaan (capacity building) melalui pelatihan dan dukungan kepada
kepala sekolah, para guru, dan anggota dewan sekolah,
6) adanya keadilan dalam pendanaan atau pcmbiayaan pendidikan.
Peran dan fungsi Departemen Pendidikan di Indonesia di era otonomi daeah sesuai dengan
PP No. 25 thn 2000 menyebutkan bahwa tugas pemerintah pusat antara lain menetapkan
standar kompetensi siswa dan warga, peraturan kurikulum nasional dan sitem penilaian hasil
belajar, penetapan pedoman pelaksana pendidikan, penetapan pedoman pembiayaan
pendidikan, penetapan persyaratan, perpindahan, sertefikasi siswa, warga belajar dan
mahasiswa, menjaga kelangsungan proses pendidikan yang bermutu, menjaga kesetaraan
mutu antara daerah kabupaten/kota dan antara daerah provinsi agar tidak terjadi keseniangan
yang mencolok, menjaga keberlangsungan pembentukan budi pekerti, semangat kebangsaan
dan jiwa nasionalisme melalui program pendidikan. Peran pemerintah daerah adalah
memfasilitasi dan membantu staf sekolah atas tindakannya yang akan dilakukan sckolah,
mengembangkan kinerja staf sekolah dan kinerja siswa dan seleksi karyawan. Dalam
kaitannya dengan kurikulum, menspesifikasikan tujuan, sasaran, dan hasil yang diharapkan
dan kemudian memberikan kesempatan kepada sekolah menentukan metode untuk
menghasilkan mutu pembelajaran.
. Pemerintah kabupaten/'kota menjalankan tugas dan fungsi :
1) Memberikan pelayanan pengelolaan atas seluruh satuan pendidikan negeri atau swasta;
2) Memberikan pelayanan terhadap sekolah dalam mengclola seluruh asset atau sumber daya
pendidikan yang meliputi tenaga guru, prasarana dan sarana pendidikan, buku pelajaran, dana
pendidikan dan sebagainya;
3) Melaksanakan tugas pembinaan dan pengurusan atas tenaga pendidik yang bertugas pada
satuan pendidikan. Selain itu dinas kab/kota bertugas sebagai evaluator dan motivator,
motivator, standarisator, dan informan, delegator dan koordinator.D
Dukungan yang terima sekolah kami dari Pemda/Pemkot adalah
1. Selain pendidikan formal sekolah kami juga membuka pendidikan non formal yaitu
TPQ( Taman pendidikan Al Qur’an saya sebagai guru pengajar di sekolah dan guru
pengajar di TPQ selalu mendapat pelatihan yang diadakan Kemenag Batam, dan kami
juga sudah 2 kali sertifikasi untuk pengajaran Al Qur’an
2. Kami sebagai guru TPQ juga terbantu dengan dikeluarkannya insentif pertiga bulan
Pemko Batam sebesar RP.1.500.000,- dan insentif perenam bulan dari provinsi
KEPRI sebesar Rp.600.000,-
3. Di masa covid ini kami semua guru mendapat bantuan dari PEMKOT yang disalurkan
melalui BMGQ (Badan Musyawarah Guru Al Qur’an) berupa sembako pada setiap
bulannya di masa pandemi ini.
4. Selain itu kami juga mendapat pelatihan belajar komputer untuk menunjang
pembelajar daring.

Anda mungkin juga menyukai