Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN SUSIRE

SEKOLAH EFEKTIF

XMIPA
SAMUEL CHRISTIAN CIAVES
28

SMA TARAKANITA CITRA RAYA


TANGERANG
2020
Judul : Sekolah Efektif

Penulis : Dr. Supardi, M.PD., Ph.D.

Penerbit : Rajawali Press

Tahun Terbit : 2013

Jumlah Halaman : 260 Halaman

Harga : Rp 57.000

Tujuan pendidikan yang di harapkan semua orang masih belum sesuai, hal ini terjadi
karena praktek-praktek yang tidak efektif dalam pengelolaan sekolah. Banyak sekolah yang
belum memahami konsep, model, dan faktor penentu dari sekolah yang efektif. Efektivitas
sekolah menunjukan adanya proses pembelajaran yang sesuai dengan kompetensi yang
diharapakan.

Sekolah akan efektif apabila kepala sekolah dapat menetapkan visi, msi dan tujuan
sekolah, menuju kurikulum dan pembelajran, melakukan supervisi, memantau kemajuan
muridnya, menciptakan iklim sekolah yang kondusif, mengembangkan profesionalisme
seorang guru, dan kerjasama dengan pihak luar. Sekolah efektif apabila guru memiliki sifat dan
sikap yang terpuji, profesional, memiliki niat kerja serta dapat menunjukan kinerja yang baik.
Sekolah efektif apabila murid belajar dengan efesien, memiliki usaha belajar, dan hasil belajar
yang sesuai. Sekolah efektif apabila pembelajaran menunjukan kejelasan, variasi, berorientasi
tugas, melibatkan murid dalam pembelajaran, dan mengantarkan siswa pada kesuksesan.
Sekolah efektif apabila ikilm sekolah menunjukan keakraban, kebersamaan, semangat kerja
yang tinggi, kenyamanan, kebersihan, dijunjungnya nilai sosial, moral, dan keagamaan.

Buku ini mencoba menguraikan ciri sekolah yang efektif dari sisi kepala sekolah, guru,
peserta didik, pembelajaran, dan iklim sekolah. Buku ini dapat dijadikan referensi bagi
mahasiswa, para praktisi pendidikan seperti kepala sekolah, guru maupun biokrat pendidikan
untuk dijadikan pedoman dalam menciptakan sekolah efektif.

a. Pengertian Sekolah Efektif


Pengertian sekolah efektif dapat dilihat dari beberapa definisi yang disampaikan oleh
ahli pendidikan seperi Mortimore (1996) berpendapat bahwa :A high performing school,
through its well-established system promotes the highest academic and other achievements for
the maximum number of students regardless of its socio-economic background of the families.
Sementara (Taylor,1990) berpendapat bahwa sekolah efektif adalah sekolah yang semua
sumber dayanya diorganisasikan dan dimanfaatkan untuk menjamin semua siswa, tanpa
memandang ras, jenis kelamin, maupun status sosial-ekonomi, dapat mempelajari materi
kurikulum yang esensial di sekolah itu. Rumusan pengertian ini lebih diorientasikan pada
pengoptimalan pencapaian tujuan pendidikan sebagaimana termuat kurikulum.

b. Fungsi sekolah efektif

Cheng (1994) berpendapat bahwa sekolah efektif menunjukkan pada kemampuan


sekolah dalam menjalankan fungsinya secara maksimal, baik fungsi ekonomis, fungsi sosial-
kemanusiaan, fungsi politis, fungsi budaya maupun fungsi pendidikan. Pengartian fungsi-
fungsi tersebut dapat diuraikan sebagai berikut:

1. Fungsi ekonomis adalah sekolah memberi bekal kepada siswa agar dapat melakukan
aktivitas ekonomi sehingga dapat hidup sejahtera.

2. Fungsi sosial kemanusiaan adalah sekolah sebagai media bagi siswa untuk beradaptasi
dengan kehidupan masyarakat.

3. Fungsi politis adalah sekolah sebagai wahana untuk memperoleh pengetahuan tentang
hak dan kewajiban sebagai warga negara.

4. Fungsi budaya adalah sekolah sebagai media untuk melakukan transmisi dan
transformasi budaya.

5. Fungsi pendidikan adalah sekolah sebagai wahana untuk proses pendewasaan dan
pembentukkan kepribadian siswa.

c. Ciri-ciri sekolah efektif

Peter Mortimore (1996) berpendapat bahwa sekolah efektif dapat dilihat dari cirri-ciri
sebagai berikut:

1. Sekolah memiliki visi dan misi yang jelas dan dijalankan dengan konsisten;
2. Lingkungan sekolah yang baik, dan adanya disiplin serta keteraturan di kalangan
pelajar dan staf;
3. Kepemimpinan kepala sekolah yang kuat;
4. Penghargaan bagi guru dan staf serta siswa yang berprestasi;
5. Pendelegasian wewenang yang jelas;
6. Dukungan masyarakat sekitar;
7. Sekolah mempunyai rancangan program yang jelas;
8. Sekolah mempunyai fokus sistemnya tersendiri;
9. Pelajar diberi tanggung jawab;
10. Guru menerapkan strategi-strategi pembelajaran inovatif;
11. Evaluasi yang berkelanjutan;
12. Kurikulum sekolah yang terancang dan terintegrasi satu sama lain; dan
13. Melibatkan orang tua dan masyarakat dalam membantu pendidikan anak-anaknya.

Memperhatikan pengertian, fungsi dan ciri-ciri sekolah efektif tersebut di atas, maka
apat disimpulkan bahwa sekolah efektif bertujuan untuk memperbaiki mutu pendidikan.
Dengan kata lain, dapat disebutkan bahwa sekolah efektif tidak lain dalah juga sebutan untuk
pendidikan yang bermutu. Pendidikan yang bermutu tidak hanya Prestasi siswanya mencakup
keunggulan akademik, tetapi juga non-akademik seperti akhlakul karimah, kemandirian, dan
peningkatan gairah belajar. Karena itu, ukuran keberhasilan prestasi siswa pun bukan hanya
dilihat berdasarkan hasil-hasil ujian berupa angka melainkan juga aspek-aspek non kognitif
seperti kehadiran, sopan santun, kejujuran, dan partisipasi aktif di kelas. Sekolah efektif juga
memerlukan dukungan orangtua dan masyarakat, yang diwadahi dalam lembaga yang dikenal
dengan Majelis Pendidikan Daerah dan Komite Sekolah.

d. Manajemen sekolah efektif

Manajemen berbasis sekolah atau School Based Management adalah pengololaan


sumber daya yang dilakukan secara mandiri oleh sekolah dengan melibatkan semua
stakeholders yang terkait dengan sekolah secara langsung dalam proses pengembilan
keputusan untuk memenuhi kebutuhan mutu sekolah atau untuk mencapai tujuan mutu sekolah
yang ingin dicapai. Hal yang paling utama dari school based management adalah otonomi dan
pengambilan keputusan partisipasi untuk mencapai sasaran mutu sekolah. Otonomi dapat
diartikan sebagai kewenangan (kemandirian) yaitu kemandirian dalam mengatur dan mengurus
dirinya sendiri. Jadi, otonomi sekolah adalah kewenangan sekolah untuk mengatur dan
mengurus kepentingan warga sekolah sesuai dengan dengan peraturan perundang-undangan
pendidikan nasional yang berlaku. Pengambilan keputusan partisipatif adalah suatu cara untuk
mengambil keputusan melalui penciptaan lingkungan yang terbuka dan demokratik, di mana
warga sekolah (guru, karyawan, siswa,orang tua, tokoh masyarakat) didorong untuk terlibat
secara langsung dalam proses pengambilan keputusan yang akan dapat berkontribusi terhadap
pencapaian tujuan sekolah.

Dengan pola Manajemen Berbasis Sekolah (MBS), sekolah memiliki kewenangan yang lebih
luas dalam mengelola manajemennya sendiri. Sekolah memiliki kewenangan dalam
menetapkan berbagai kebijakan dan program sekolah seperti penetapan sasaran peningkatan
mutu, penyusunan rencana peningkatan mutu, pelaksanaan rencana peningkatan mutu dan
melakukan evaluasi peningkatan mutu. Di samping itu, sekolah juga mmiliki kemandirian
dalam menggali partisipasi kelompok yang brekepentingan dengan sekolah.
Berdasarkan konsep MBS di atas, maka semua pihak yang terlibat dalam pengelolaan
pendidikan harus bertanggung jawab secara bersama sama dalam peningkatan mutu
pendidikian. Tanggung jawab utama mutu sekolah sesungguhnya ada pada warga sekolah itu
sendiri yaitu pimpinan sekolah, dewan guru dan siswa, sedangkan dinas pendidikan, pengawas
sekolah dan komite sekolah hanya sebagai alat pendukung. Dengan kata lain, tinggi rendahnya
mutu pendidikan sebuah lembaga sekolah sangat ditentukan oleh manajemen sekolah itu
sendiri. Oleh karena itu rendahnya mutu lulusan SMA/MA/SMK di Aceh lebih banyak
ditentukan oleh warga sekolah itu sendiri dan tidak perlu menyalahkan dinas pendidikan
Kab/Kota, apalagi Dinas Pendidikan propinsi karena pola pengelolaan MBS berada pada
tingkat sekolah itu sendiri. Namun juga diakui bahwa peran dinas pendidikan, komite sekolah
dan pengawas sekolah dalam peningkatan mutu pendidikan juga tidak boleh diabaikan karena
sebagai alat pendukung juga memberikan pengaruh yang besar terutama dalam perluasan akses
dan pemeratan mutu pendidikan.

Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) bertujuan untuk memandirikan atau


memberdayakan sekolah melalui pemberian kewenangan, keluwesan, dan sumber daya untuk
meningkatkan mutu sekolah. Dengan pola ini maka sekolah mendapatkan peluang yang lebih
besar untuk melakukan berbagai upaya dalam rangka perbaikan dan peningkatan mutu
sekolahnya masing-masing, antara lain sekolah dapat

1. menganalisis kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman yang terdapat di sekolahnya.


2. mengoptimalkan sumber daya yang tersedia untuk memajukan lembaganya.
3. mempelajari sumber daya yang dimilikinya dan input pendidikan yang akan
dikembangkan serta didayagunakan dalam proses pendidikan sesuai dengan tingkat
perkembangan dan kebutuhan peserta didik,
4. bertanggung jawab tentang mutu pendidikan masing-masing kepada pemerintah, orang
tua peserta didik, dan masyarakat pada, umumnya, sehingga sekolah akan berupaya
semaksimal mungkin untuk melaksanakan dan mencapai sasaran mutu pendidikan yang
telah direncanakan.
5. melakukan persaingan sehat dengan sekolah-sekolah yang lainnya untuk meningkatkan
mutu pendidikan melalui upaya-upaya inovatif dengan dukungan orang tua peserta
didik, masyarakat, dan pemerintah daerah setempat.

e. Profil kepala sekolah efektif

Berdasarkan langkah langkah yang ditempuh di atas, secara bertahap tapi pasti, penulis
meyakini bahwa sekolah efektif akan memiliki kemandirian tinggi, yang pada gilirannya akan
menuju perbaikan mutu sekolah secara terus menerus. Untuk terlaksananya pola MBS di
sekolah efektif, maka peran kepala sekolah sangat besar. Untuk itu penyeleksian, pengankatan
dan penempatan kepala sekolah harus dilakukan dengan baik dan transparan, kepala sekolah
yang diangkat harus berdasarkan hasil seleksi yang objektif, tidak diintervensi atau dipengaruhi
oleh pihak-pihak tertentu. Kepala sekolah yang dipilih hendaknya berasal dari kalangan guru
yang terbaik, memiliki kemampuan dan persyaraatan sebagai berikut:
1. Memiliki integritas kepribadian yang kuat sebagai pemimpin seperti sifat konsisten,
tegas, disiplin dan memiliki komitmen/loyalitas/ dedikasi/etos kerja yang tinggi dalam
setiap melaksanakan tugas pokok dan fungsinya.
2. Memiliki keinginan yang kuat dalam pengembangan diri sebagai kepala sekolah.
3. Bersikap terbuka dan transparan dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsi fungsi
4. Mampu mengendalikan diri dalam menghadapi masalah dalam pekerjaan sebagai kepala
sekolah.
5. Memiiki bakat dan minat jabatan sebagai pemimpin pendidikan’
6. Mampu menyusun perencanaan sekolah untuk berbagai tingkatan perencanaan.
7. Mampu mengembangkan organisasi sekolah sesuai dengan kebutuhan.
8. Mampu memimpin guru dan staf dalam rangka pendayagunaan sumber daya manusia
secara optimal.
9. Mampu mengelola guru dan staf dalam rangka pendayagunaan sumber daya manusia
secara optimal.
10. Mampu mengelola sarana dan prasarana sekolah dalam rangka pendayagunaan secara
optimal lahan, (infrastruktur) sekolah sesuai dengan rencana pengembangan sekolah.
11. Mampu mengelola keuangan sekolah sesuai dengan prinsip pengelolaan yang akuntabel,
transparan, dan efisien:
12. Mampu menciptakan budaya dan iklim kerja yang kondusif bagi pembelajaran siswa:
13. Mampu melakukan supervisi sesuai prosedur dan teknik-teknik yang tepat.
14. Mampu melakukan monitoring, evaluasi dan pelaporan program pendidikan sesuai
dengan prosedur yang tepat.
15. Terampil bekerja sama dengan orang lain berdasarkan prinsip yang saling
menguntungkan dan memberi manfaat bagi sekolah
16. Mampu berpartisipasi dalam kegiatan sosial kemasyarakatan.
17. Memiliki kepekaan sosial terhadap orang atau kelompok agama, masyarakat, &
pemerintah dalam memecahkan masalah kelembagaan.

Kesimpulan
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa sekolah efektif dengan penerapan
School Based Management dan kompetensi kepala sekolah, maka sekolah efektif memiliki
kemandirian dan pengambilan keputusan partisipasif serta memiliki tujuan untuk
memberdayakan sekolah melalui pemberian kewenangan, keluwesan, dan sumber daya untuk
meningkatkan mutu sekolah. Dengan kata lain, keberhasilan lulusan sebuah lembaga sekolah
sangat ditentukan oleh warga sekolah itu sendiri. Selama ini sekolah selalu mengkambing
hitamkan pihak lain bila sekolahnya tidak bermutu. Kegagalan sebuah lembaga sekolah pihak
yang pertama bertanggung jawab adalah pihak warga sekolah itu sendiri, baru kemudian
pihak lain seperti dinas pendidikan, pengawas sekolah, dan komite sekolah diminta
pertanggung jawaban.

KELEBIHAN BUKU
Buku ini memberikan dan menjelaskan ciri ciri sebuah sekolah yang efektif dan segala
factor pengaruh secara terperinci dan jelas, penjelasan sangat lengkap, dan penjelasan yang ada
tidak bertele tele langsung pada pointnya

KELEMAHAN BUKU
Walaupun penjelasan lengkap tetapi buku ini agak membosankan, karena isi buku
hanya berupa tulisan dan paragraph berwarna hitam putih tanpa gambar pendukung, jadi buku
ini kurang menyenangkan.

Anda mungkin juga menyukai