Anda di halaman 1dari 17

Jurnal 1 manajemen sekolah efektif & unggul

Pengertian Sekolah Efektif


Sekolah merupakan suatu institusi yang didaiamnya terdapat komponen guru, siswa, dan
staf administrasi yang masing-masing mempunyai tugas tertentu dalam melancarkan program.
Sekolah disebut efektif jika sekolah tersebut dapat mencapai apa yang telah direncanakan.
Sehingga suatu sekolah akan disebut efektif jika terdapat hubungan yang kuat antara apa yang
telah dirumuskan untuk dikerjakan dengan hasil-hasil yang dicapai oleh sekolah, (Getzel, 1969).
a. Taylor (1990) mendefinisikan sekolah efektif sebagai sekolah yang mengorgansiasikan dan
memanfaatkan semua sumber daya yang dimilikinya untuk menjamin semua siswa (tanpa
memandang ras, jenis kelamin maupun status sosial ekonomi) bisa mempelajari materi
kurikulum yang esensial di sekolah.
b. Cheng (1996) mendefinisikan sekolah efektif sebagai sekolah yang memiliki kemampuan
dalam menjalankan fungsinya secara maksimal, baik fungsi ekonomis, fungsi sosial
kemanusiaan, fungsi politis, fungsi budaya maupun fungsi pendidikan.
Konsep Sekolah Efektif
a. Di Amerika Serikat, Coieman (1966) melaporkan “Siswa yang berprestasi tinggi di
sekolah, melanjutkan ke jenjang yang iebih tinggi, dan hidupnya berhasil adalah siswa
yang berasal dari keiuarga yang sosial ekonominya tinggi. Sedangkan siswa yang
prestasinya rendah, tidak mampu belajar di sekolah, drop out, tidak melanjutkan ke
jenjang yang lebih tinggi, tidak mempunyai motivasi belajar adalah siswa yang berasal
dari keluarga yang sosial ekonominya rendah.
b. Di Inggris, ROBBINS (1962) melaporkan bahwa Hampir semua siswa yang melanjutkan
ke jenjang perguruan tinggi berasal dari keluarga yang ayahnya mempunyai profesi yang
tinggi. Hanya 2% siswa yang melanjutkan ke jenjang perguruan tinggi berasal dari
keluarga yang ayahnya tidak mempunyai kecakapan atau pendidikan yang memadai.
c. Pusat Penelitian Pengukuran dan Evaluasi NSW, (1960-1970) Australia, menyimpulkan
bahwa pendapat atau pandangan orang tua tentang nilai-nilai pendidikan sangat
berpengamh terhadap prestasi pembelajaran anak di sekolah. Berdasarkan pendapat atau
pandangan orang tua tersebut, dapat diprediksi prestasi siswa ui sekolah, kapan siswa
drop out, dan jenis pekerjaan apa yang akan ditekuninya.
d. Apa yang dibawa siswa ke sekolah jauh lebih penting daripada proses yang terjadi di
dalam sekolah.
Sekolah Efektif dalam perspektif mutu pendidikan
Kemampuan profesional guru direfleksikan pada mutu pengalaman pembelajaran siswa yang
berinteraksi dalam kondisi proses belajar mengajar Kondisi ini sangat dipengaruhi oleh: (a)
tingkat penguasaan guru terhadap bahan pelajaran dan penguasaan stm ktur konsep-konsep
keilmuannya, (b) metode, pendekatan, gaya atau seni dan prosedur mengajar, pemanfaatan,
fasilitas belajar secara efektif dan efisien, (c) pemahaman guru terhadap karateristik kelompok
dan perorangan siswa, (d), kemampuan guru menciptakan dialog kreatif dan menciptakan
lingkungan belajar yang menyenangkan, (e) kepribadian guru.
Sekolah Efektif dalam perspektif manajemen
Manajemen sekolah merupakan proses pemanfaatan seluruh sumber daya sekolah yang
dilakukan melalui tindakan yang rasional dan sistematik (mencakup perencanaan,
pengorganisasian, pengerahan tindakan, dan pengendalian) untuk mencapai tujuan sekolah
secara efektif dan efisien. Tindakan-tindakan manajemen tersebut bersumber pada kebijakan dan
peraturan-peraturan yang disepakati bersama yang diwujudkan dalam bentuk sikap, nilai, dan
perilaku dari seluruh orang yang terlibat di dalamnya.
Apabila dilihat dalam perspektif ini, maka dimensi sekolah efektif meliputi: (a) Layanan
Belajar bagi Siswa; (b) Pengelolaan dan Layanan Siswa; (c) Sarana dan Prasarana Sekolah; (d)
Program dan Pembiayaan; (e) Partisipasi Masyarakat; (f) Budaya Sekolah.
ciri-ciri & karakteristik sekoiah efektif
ciri-ciri sekoiah efektif yaitu: (a) adanya standar disiplin yang berlaku bagi kepala sekolah, guru,
siswa, dan karyawan di sekolah; (b) memiliki suatu keteraturan dalam rutinitas kegiatan di keias;
(c) mempunyai standar prestasi sekolah yang sangat tinggi; (d) siswa diharapkan mampu
mencapai tujuan yang telah direncanakan; (e) siswa diharapkan lulus dengan menguasai
pengetahuan akademik; (i) adanya penghargaan bagi siswa yang berprestasi; (g) siswa kerja
keras dalam meraih prestasi; (h) para siswa diharapkan mempunyai tanggung jawab.
Kesimpulan
Sekolah sebagai suatu sistem, yaitu suatu kesatuan yang terdiri dari komponen-komponen yang
saling berkaitan satu sama lain yang membentuk satu kesatuan yang utuh. Sedangkan sekolah itu
sendiri terdiri dari beberapa komponen-komponen (input, proses dan output) yang saling
berkaitan satu sama lain sehingga sekolah dapat dikatakan sebagai suatu sistem. Pengertian
sekolah efektif yaitu sekolah yang memiliki sistem pengelolaan yang baik, transparan dan
akuntabel, serta mampu memberdayakan setiap komponen penting sekolah, baik secara internal
maupun eksternal, dalam rangka pencapaian visi-misi-tujuan sekolah secara efektif dan efesien.
Konsep sekolah efektif adalah sekolah yang mampu mengoptimalkan semua masukan dan proses
bagi ketercapaian output pendidikan. Karakteristik sekolah efektif yaitu: (1) kepemimpinan
kepala sekolah kuat. (2) harapan yang tinggi terhadap prestasi pelajar. (3) menekankan pada
keterampilan dasar. (4) keteraturan dan atm osfer terkendali.
Jurnal 2 MEMBENTUK SEKOLAH YANG EFEKTIF
Pengertian Sekolah Efektif
Sekolah efektif adalah sekolah yang memiliki standar pengelolaan yang baik, transparan,
responsibel dan akuntabel, serta mampu memberdayakan setiap komponen penting sekolah, baik
secara internal maupun eksternal, dalam rangka pencapaian visi-misi-tujuan sekolah secara
efektif dan efesien.
Sekolah efektif adalah sekolah yang memiliki sistem pengelolaan yang baik, transparan
dan akuntabel, serta mampu memberdayakan setiap komponen penting sekolah, baik secara
internal maupun eksternal, dalam rangka pencapaian visi-misi-tujuan sekolah secara efektif dan
efesien.
Efektivitas sekolah terdiri dari dimensi manajemen dan kepemimpian sekolah, guru,
tenaga kependidikan, personel lainnya, siswa, kurikulum, sarana prasarana, pengelolaan kelas,
hubungan sekolah dan masyarakatnya, pengelolaan bidang khusus lainnya, hasil nyatanya
merujuk pada hasil yang diharapkan bahkan menunjukkan kedekatan atau kemiripan antara hasil
nyata dengan hasil yang diharapkan
Pengertian Sekolah Efektif menurut para ahli:
Menurut Komariah & Triatna (2004: 28), Sekolah efektif sebagai sekolah yang menetapkan
keberhasilan pada input, proses, output, dan outcome yang ditandai dengan berkualitasnya
komponen-komponen system tersebut.
Beberapa faktor yang berhubungan dengan fungsi yang menjamin bahwa organisasi itu dapat
mengadakan pembaharuan dengan berorientasi pada pemecahan masalah:
a. Nilai-nilai budaya dan dukungan yang baik.
b. Sekolah mempunyai misi yang jelas, untuk mengembangkan siswa secara optimal.
c. Adanya kebijakan sekolah yang memudahkan pencapaian tujuan.
d. Adanya keseimbangan
Ciri – Ciri Sekolah yang efektif menurut para ahli :
1. David A. Squires, et.al. (1983) ciri-ciri sekolah efektif yaitu:
a. Adanya standar disiplin yang berlaku bagi kepala sekolah, guru, siswa, dan karyawan di
sekolah
b. Memiliki suatu keteraturan dalam rutinitas kegiatan di kelas
c. Mempunyai standar prestasi sekolah yang sangat tinggi
d. Siswa diharapkan mampu mencapai tujuan yang telah direncanakan
e. Siswa diharapkan lulus dengan menguasai pengetahuan akademik
f. Adanya penghargaan bagi siswa yang berprestasi
g. Siswa berpendapat kerja keras lebih penting dari pada faktor keberuntungan dalam meraih
prestasi
h. Para siswa diharapkan mempunyai tanggung jawab yang diakui secara umum
2. Jaap Scheerens (1992) sekolah yang efektif mempunyai lima ciri penting yaitu;
a. Kepemimpinan yang kuat
b. Penekanan pada pencapaian kemampuan dasar
c. Adanya lingkungan yang nyaman
d. Harapan yang tinggi pada prestasi siswa
e. Penilaian secara rutin mengenai program yang dibuat siswa.
C. Cara Mengetahui Keefektifan Sekolah :
1. Terjalinnya Komunikasi yang Baik
a. Komunikasi Interen
Komunikasi interen merupakan komunikasi antar personil harus senantiasa dikembangkan baik
oleh kepala sekolah maupun oleh oleh para guru dan personil lainnya.
b. Komunikasi Eksteren
Komunikasi eksteren meliputi hubungan sekolah dengan masyarakat, sekolah dengan orang tua
siswa, baik secara individual maupun lembaga.
Tujuan hubungan antara sekolah dengan masyarakat terdapat 2 kepentingan, yaitu :
a) Berdasarkan dimensi kepentingan sekolah, tujuan hubungan sekolah dengan masyarakat
adalah:
1) Memelihara kelangsungan hidup sekolah
2) Meningkatkan mutu pendidikan di sekolah
3) Memperlancar kegiatan belajar mengajar
4) Memperoleh bantuan dan dukungan dari masyarakat.
b) Berdasarkan dimensi kepentingan masyarakat, tujuan hubungan sekolah dengan masyarakat
adalah:
1) Memajukan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat,
2) Memperoleh masukan dari sekolah dalam memecahkan berbagai masalah yanng
dihadapi masyarakat,
3) Menjamin relevansi program sekolah dengan kebutuhan dan perkembangan
masyarakat,
4) Memperoleh kembali anggota masyarakat yang terampil dan makin meningkat
kemampuannya.
2. Terbentuknya Kepemimpinan Kepala Sekolah yang Kuat
Terdapat tiga jenis kepemimpinan yang dipandang representatif bagi penyelenggaraan sekolah
efektif, yaitu:
1. Kepemimpinan Transaksional
2. Kepemimpinan Transformasional
3. Kepemimpinan visioner
Optimalnya Supervisi dan Monitoring
Kompetensi supervisi kepala sekolah berdasar Permendiknas nomor 13 tahun 2007 meliputi
tugas merencanakan program supervisi akademik dalam rangka profesionalitas guru,
melaksanakan supervisi akademik terhadap guru dengan menggunakan pendekatan dan teknik
supervisi yang tepat serta menindaklanjuti hasil supervisi akademik terhadap guru dalam rangka
peningkatan profesionalisme guru. Ketiga komponen kompetensi ini seharusnya dilakukan
secara konsisten dalam rangka meningkatkan kualitas pendidikan secara luas.
Kepala sekolah juga harus mampu mengoptimalkan monitoring, evaluasi dan pelaporan program
pendidikan sesuai dengan prosedur yang tepat: (1). Mampu menyusun standar kinerja program
pendidikan yang dapat diukur dan dinilai. (2). Mampu melakukan monitoring dan evaluasi
kinerja program pendidikan dengan menggunakan teknik yang sesuai. (3). Mampu menyusun
laporan sesuai dengan standar pelaporan monitoring dan evaluasi.
4. Maksimalnya Peran dan Tugas Guru
a. Tugas Guru sebagai Profesi
Tugas guru sebagai profesi meliputi mendidik, mengajar, dan melatih. Mendidik berarti
meneruskan dan mengembangkan nilai-nilai hidup, mengajar berarti mengembangkan ilmu
pengetahuan dan teknologi, melatih berarti mengembangkan keterampilan-keterampilan pada
siswa.
B. Peran Guru dalam manajemen Kelas
Peranan dan kompetensi guru dalam proses pembelajaran antara lain: guru sebagai pengajar,
pemimpin kelas, pembimbing, pengatur llingkungan, partisipan, perencana, supervisor,
motivator, dan konselor.
5. Diterapkannya Standar Kedisiplinan Kepada Kepala Sekolah, Guru dan Karyawan
Sekolah
a. Disiplin
Model manajemen kelas yang paling banyak diterima selama 1970-an hingga 1980-an
adalah Disiplin Tegas yang digagas oleh Lee dan Marlene Canter. Model ini dan variasinya
masih digunakan oleh berbagai sekolah di Amerika Serikat. Dengan menggunakan teori dan
prinsip-prinsip dari pelatihan ketegasan dan modifikasi perilaku, Disiplin Tegas menggunakan
premis bahwa ada hak dari guru untuk menetapkan dan menjalankan standar tertentu bagi para
siswa di dalam kelas. Disiplin Tegas adalah rangkaian tindakan yang diarahkan pada ekspektasi
yang amat jelas akan perilaku siswa. Jadi, untuk melaksanakan Disiplin Tegas, pertama-tama
para guru harus memiliki gambaran yang jelas mengenai perilaku apa yang hendak ia bentuk dari
para siswa.
6. Membaiknya Manajemen Sekolah Melalui TQM
Cara mengetahui keefektifan sekolah ditandai dengan membaiknya manajemen sekolah
melalui konsep TQM (Total Quality Management), yang merupakan manajemen kualitas secara
total dengan pendekatan sistematis, strategis, dan praktis. Tolak ukur bagi jaminan kualitas
pendidikan lebih diartikan sebagai sekolah efektif sehingga pembahasan tentang efektivitas
sekolah tidak dapat dipisahkan dengan mutu sekolah. Asas terpenting untuk menuju sekolah
efektif adalah semua anak dapat belajar. Hal ini megakibatkan sekolah hendaknya dapat
dikondisikan sebagai wahana yang dapat membuat seluruh peserta didik dapat belajar dan dapat
menyediakan layanan pembelajaran yang bermutu bagi siswa.
Kesimpulan
Dalam membangun pendidikan dan mengelola sekolah secara efektif dan efisien selain
memakai pendekatan makro juga perlu memperhatikan pendekatan mikro yaitu dengan memberi
fokus secara lebih luas pada institusi sekolah yang berkenaan dengan kondisi keseluruhan
sekolah seperti iklim sekolah dan individu-individu yang terlibat di sekolah baik guru, siswa, dan
kepala sekolah serta peranannya masing-masing dan hubungan yang terjadi satu sama lain.
Dalam kaitan ini bahwa input sekolah memang penting tetapi yang jauh lebih penting adalah
bagaimana mendayagunakan input tersebut yang terkait dengan individu-individu di sekolah
maupun dengan individu-individu di luar sekolah seperti komite sekolah, orang tua siswa dan
masyarakat yang berada disekitarnya.
Apabila pilar-pilar pendidikan: sekolah, orang tua, dan masyarakat sudah benar-benar
saling mendukung program-progam sekolah, maka tujuan yang diinginkan sekolah akan tercapai.
Oleh karena itu penciptaan iklim sekolah yang kondusif tidak semata-mata dari aspek fisik,
melainkan juga aspek psikologis dan sosial. Bahkan kalau boleh ditegaskan aspek-aspek nonfisik
justru memegang peran yang sangat penting pencapaian tujuan pendidikan sekolah.

Jurnal 3 PENGELOLAAN MANAJEMEN SEKOLAH YANG EFEKTIF


LANDASAN TEORI
A. Konsep Pengeloaan Manajemen Sekolah Yang Efektif
Sekolah merupakan suatu institusi yang didalamnya terdapat komponen guru, siswa, dan staf
administrasi yang masing-masing mempunyai tugas tertentu dalam melancarkan program.
Sebagai institusi pendidikan formal, sekolah dituntut menghasilkan lulusan yang mempunyai
kemampuan akademis tertentu, keterampilan, sikap dan mental, serta kepribadian lainnya
sehingga mereka dapat melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi atau bekerja pada
lapangan pekerjaan yang membutuhkan keahlian dan keterampilannya.
Manajemen sekolah merupakan faktor yang paling penting dalam menyelenggarakan
pendidikan dan pengajaran di sekolah yang keberhasilannya diukur oleh prestasi yang didapat,
oleh karena itu dalam menjalankan kepemimpinan, harus menggunakan suatu sistem, artinya
dalam penyelenggaraan pendidikan di sekolah yang di dalamnya terdapat komponen-komponen
terkait seperti guru-guru, staff TU, orang tua siswa, masyarakat, pemerintah, anak didik, dan
lain-lain harus berfungsi optimal yang dipengaruhi oleh kebijakan dan kinerja pimpinan. Di
sekolah, diperlukan adanya manajemen yang efektif agar pekerjaan dapat berjalan lancar.
Manajemen sekolah adalah serangkaian kegiatan pemanfaatan semua komponen baik komponen
manusia maupun non manusia yang dimiliki sekolah dalam rangka mencapai tujuan yang efisien.
Manajemen sekolah pun dapat diartikan sebagai proses atau rangkaian kegiatan yang telah
disusun sebelumnya guna mencapai tujuan sekolah yang telah ditetapkan sebelumnya.
Sekolah efektif adalah sekolah yang memiliki standar pengelolaan yang baik, transparan,
respcnsibel dan akuntabel, serta mampu memberdayakan setiap komponen penting sekoiah, baik
secara internal maupun eksternal, dalam rangka pencapaian visi-misitujuan sekolah secara efektif
dan efesien (Nurdin 2011). Suatu sekolah dikatakan efektif adalah bilamana sekolah tersebut
dapat mencapai apa yang telah direncanakan dan keberhasilan dari sekolah tersebut merupakan
keberhasilan kepala sekolah (Muhlifah, A., & Haqiqi 2019). Keberhasilan kepala sekolah dalam
mencapai tujuan secara dominan ditentukan oleh kehandalannya dalam mengatur organisasi
sekolah termasuk menjadikan sekolahnya sebagai sekolah efektif atau unggul sesuai dengan
jenjang pendidikannya (Sagala 2008).
Karakteristik sekolah yang efektif
Berdasarkan pada berbagai hasil penelitian, Scheerens (1992) mengemukakan
karakteristik sekolah yang efektif yaitu a) tujuan untuk memperoleh hasil yang lebih baik; b)
memaksimalkan waktu belajar aktual; dan c) pengajaran yang efektif dan terstruktur. Ini berarti
bahwa keefektifan sekolah dapat dicapai dengan komitmen seluruh warga sekolah yang tinggi
terhadap keberhasilan; alokasi waktu belajar yang lebih untuk hasil lebih yang diharapkan,
disertai teknik pengajaran yang terbaik atau efektif. (Andriani 2015)
Ada beberapa faktor yang turut membentuk sekolah efektif yaitu sebagai berikut :
1) Lingkungan strategis. Keterlibatan secara sinergis kelompok informal, kebutuhan individu,
dan tujuan birokrasi secara bersama-sama supaya dapat berperan optimal sehingga terwujud
stabilitas staf yang ditandai suasana hubungan antar manusia (organizational climate).
2) Harapan. Harapan yang tinggi dari keefektifan pengajaran oleh para pengajar dengan
penggunaan waktu yang efektif dan pengembangan staf lembaga pendidikan yang memadai
haruslah memperhatikan kondisi fasilitas fisik yang ada.
3) Iklim Sekolah. Iklim sekolah yang baik teratur pada orientasi kerja, tenang, berorientasi kerja
pendidikan, terpelihara dan tercapainya hasil akademik, serta melakukan pemantauan secara
rutin terhadap kemajuan aktivitas personel maupun kemajuan belajar siswa.
4) Peran Pemerintah. Adanya dukungan pemerintah pusat kaitannya dengan standarisasi,
dukungan pemerintah provinsi dan kabupaten/kota kaitannya dengan fasilitas, dan adanya
dukungan orang tua yang cukup (Setiawan 2016).
B. Kepala Sekolah Dalam Mewujudkan Sekolah Yang Efektif
kepala sekolah merupakan pimpinan tertinggi dalam lembaga pendidikan yang
bertangggung jawab untuk memimpin suatu sekolah dan bertanggung jawab terhadap kualitas
sumber daya manusia yang ada di lembaga pendidikan agar segala sesuatu yang berhubungan
dengan proses belajar mengajar dan kegiatan-kegiatan yang ada disekolah dapat berjalan dengan
baik sehingga tercapainya tujuan pendidikan yang telah di tetapkan. dan keberhasilan dari
sekolah tersebut merupakan keberhasilan kepala sekolah. Kepala sekolah merupakan sosok yang
diberi kepercayaan dan kewenangan oleh banyak orang untuk membawa sekolah ke arah tujuan
yang ingin dicapai. Kepercayaan yang diberikan tersebut didasarkan pada beberapa aspek yang
dimiliki oleh kepala sekolah dan diharapkan dapat menjadi modal untuk membawa pada
keberhasilan bersama (Rianae, Berliani, and Dagau 2020)
Peranan kepemimpinan kepala sekolah dalam mewujudkan sekolah efektif harus mampu
mengimplementasikan visi dalam bentuk kinerja kepemimpinan. (Priambodo n.d.) Kesuksesan
seorang kepala sekolah dalam mengelola sekolah agar menjadi sekolah yang efektif dan efisien,
sangat didukung oleh berbagai faktor terutama pengetahuannya tentang manajemen kepala
sekolah (Mesiono n.d.). Dalam pendekatan pengelolaan, faktor-faktor tersebut meliputi :
1) Keberhasilan dalam mengelola sumber daya manusia,
2) Keberhasilan dalam mengelola perlengkapan,
3) Keberhasilan dalam mengelola biaya atau uang,
4) Keberhasilan dalam mengelola metodanya.
METODE
Penelitian berfokus pada pengeloaan manajemen sekolah efektif tentang upaya kepala
sekolah dalam mewujudkan sekolah efektif. Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian
kualitatif, dengan lokasi penelitiannya di SMAN 03 Rejang Lebong.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Berdasarkan wawancara yang telah dilakukan oleh penelti di SMAN 03 Rejang Lebong
menurut Bapak Wardoyo, M.Pd selaku kepala sekolah atau pengelola manajemen sekolah di
SMAN 03 Rejang Lebong menjelaskan bahwa manajemen sekolah yang efektif itu apabila
proses belajar mengajar berjalan dengan baik dan pengeloaan sekolah yang sesuai dengan tujuan
yang telah ditetapkan, semua kelengkapan data siswa atau yang dikenal dengan data dabodik
siswa harus benar-benar lengkap, tepat, dan akurat serta kelengkapan sarana dan prasaranan
sekolah itu harus memadai.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kepala sekolah SMAN 03 Rejang Lebong sudah
menerapkan manajemen sekolah yang efektif dan melaksanakan peran dan fungsi manajerialnya
dengan cukup baik, manajemen kepemimpinan kepala sekolah SMAN 03 Rejang Lebong yang
diterapkan untuk mewujudkan sekolah efektif, meliputi: program, anggaran, dan prosedur,
pemenuhan sarana dan prasarana, displin guru dan siswa. Kepala sekolah melakukan beberapa
strategi untuk mewujudkan sekolah efektif, antara lain: melibatkan staf dalam keputusan dan
pengajaran yang penting; membagi tugas kepada karyawan sekolah dengan tepat sasaran,
memberikan otonomi mengajar kepada guru; mengomunikasikan tuntutan untuk berprestasi
tinggi kepada peserta didik; menghargai prestasi akademik peserta didik. Berdasarkan penelitian
di lapangan peneliti berpendapat bahwa kepala sekolah SMAN 03 Rejang Lebong telah berhasil
dalam mewujudkan sekolah yang efektif.
Kesimpulan
Sekolah merupakan salah satu wadah pendidikan yang sangat penting dalam menentukan
kualitas peserta didik sehingga sebuah sekolah harus dikelola dengan baik. Dalam membangun
pendidikan dan mengelola sekolah secara efektif kepala sekolah sangat berperan penting dalam
kemajuan lembaga pendidikan, berkembang atau tidaknya sekolah tergantung kepada kepala
sekolah yang memanajemen sekolah nya. kepala sekolah merupakan pimpinan tertinggi dalam
lembaga pendidikan yang bertangggung jawab untuk memimpin suatu sekolah dan bertanggung
jawab terhadap kualitas sumber daya manusia yang ada di lembaga pendidikan. Manajemen sekolah
adalah serangkaian kegiatan pemanfaatan semua komponen baik komponen manusia maupun non
manusia yang dimiliki sekolah dalam rangka mencapai tujuan yang efisien. Jika suatu lembaga
pendidikan telah berhasil dalam mewujudkan tujuan yang telah ditentukan maka sekolah tersebut dapat
dikatakan sebagai sekolah yang efektif yang mengacu pada sejauh mana sekolah dapat mencapai tujuan
dan sasaran yang telah ditetapkan. Sekolah efektif adalah sekolah yang memiliki sistem pengelolaan
yang baik, transparan dan akuntabel, sarana dan prasarana yang memadai, siswa yang berprestasi, serta
mampu memberdayakan setiap komponen penting sekolah, baik secara internal maupun eksternal,
dalam rangka pencapaian visi-misi-tujuan sekolah secara efektif dan efesien. SMAN 03 Rejang Lebong
telah berhasil dalam menerapkan manajemen sekolah yang efektif sehingga sekolah ini mampu
menghasilkan mutu lulusan yang baik.

Jurnal 4 MANAJEMEN SEKOLAH UNTUK MENCAPAI SEKOLAH UNGGUL YANG MENYENANGKAN: STUDI
KASUS DI SMAN 1 SLEMAN YOGYAKARTA

Secara garis besar, terdapat dua variabel yang dapat mempengaruhi keberhasilan belajar siswa,
yakni ketersediaan dan dukungan input serta kualitas pembelajaran. Input terdiri dari siswa, guru,
dan sarana serta prasarana pembelajaran (Darling & Hammond, 2010). Kualitas pembelajaran
adalah ukuran yang menunjukkan seberapa tinggi kualitas interaksi guru dengan siswa dalam
proses pembelajaran dalam rangka pencapaian tujuan tertentu. Kegiatan belajar mengajar
tersebut dilaksanakan dalam suasana tertentu dengan dukungan sarana dan prasarana
pembelajaran tertentu pula. Karena itu, keberhasilan proses pembe- lajaran sangat tergantung
pada guru, siswa, sarana pembelajaran, lingkungan kelas, dan budaya kelas. Semua indikator
tersebut harus saling mendukung dalam sebuah sistem kegiatan pembelajaran yang berkualitas.
KAJIAN LITERATUR
Pengelolaan Sekolah
Dalam mencapai tujuan penyelenggaraan sekolah yang efektif diperlukan pengelolaan sekolah
sesuai kondisi dan situasi tempat sekolah tersebut diselenggarakan. Untuk pengelolaan sekolah,
seorang kepala sekolah atau pemimpin harus memberi perhatian terhadap aspek informal, aspek
simbolik, dan aspek yang tidak tampak dari kehidupan sekolah yang telah membentuk keyakinan
dan tindakan tiap warga sekolah. Kepala sekolah mempunyai tugas dalam menciptakan atau
membentuk dan mendukung kultur untuk menguatkan sikap efektif dalam segala hal yang
dikerjakan di sekolah. Dengan menggunakan 10 indikator organisasi yang sehat, Macneil, Prater,
& Busch (2010) melakukan penelitian terhadap tiga jenis sekolah yaitu, sekolah unggulan,
sekolah contoh, dan sekolah kebanyakan. Penelitian tersebut memperlihatkan bahwa sekolah
contoh lebih baik daripada sekolah kebanyakan, tidak ditemukan perbedaan yang signifikan
antara sekolah contoh dan unggulan, tetapi perbedaan signifikan terlihat pada sekolah unggulan
yang lebih baik daripada sekolah kebanyakan dalam dimensi fokus dan adaptasi sekolah. Dengan
demikian, suasana atau iklim budaya sekolah yang sehat akan mempengaruhi prestasi belajar
siswa di sekolah. Kepala sekolah bertanggung jawab untuk membangun budaya dalam
pelaksanaan proses belajar mengajar di sekolah. Bukan hanya dengan cara mengubah struktur
dan fungsi sekolah beroperasi karena harus terlebih dahulu memahami budaya sekolah bukan
hanya mengelolanya saja. Hal ini penting untuk menyadari budaya yang kompleks karena
memiliki cara yang sangat unik dan istimewa dari bekerja.Strategi yang dikembangkan dalam
penggunaan manajemen mutu terpadu dalam dunia pendidikan adalah institusi pendidikan
memposisikan dirinya sebagai institusi jasa atau dengan kata lain menjadi industri jasa. Institusi
yang memberikan pelayanan (service) sesuai dengan keinginan para pelanggan (customer). Oleh
karenanya, dalam memposisikan institusi pendidikan sebagai industri jasa harus memenuhi
standar mutu. Pengertian ini tidak menekankan suatu komponen dalam sistem pendidikan, tetapi
menyangkut seluruh komponen penyelenggaraan pendidikan yaitu input, proses, dan output.
Total quality management merupakan proses pening- katan mutu secara utuh, dan bila prosesnya
dilakukan secara mandiri maka manajemen mutu terpadu terdiri dari tiga tahap peningkatan mutu
secara kontinu (three steps to continuous improvement), yaitu: 1) perhatian penuh kepada
pelanggan, baik pelanggan internal maupun eksternal; 2) pembinaan proses; dan 3) keterlibatan
secara total. Manajemen mutu terpadu merupakan salah satu ikhtiar agar dapat meningkatkan
mutu sekolah dengan melalui perbaikan terus-menerus berkesinambungan atas kualitas produk,
jasa manusia, proses dan lingkungan organisasi. Dengan demikian, pengelolaan sekolah yang
efektif harus melibatkan semua komponen di sekolah untuk bersama-sama mencapai visi sekolah
dalam menuju sekolah yang berprestasi dan dapat memberikan kepuasan pelanggan (Suryani,
2013).
Kultur sekolah adalah kualitas kehidupan yang mewujud dalam aturan-aturan atau norma, tata
kerja, kebiasaan kerja, gaya kepemimpiseorang pemimpin maupun anggota yang ada di sekolah.
Kualitas kultur di sekolah akan tumbuh dan berkembang berdasarkan nilai-nilai, spirit, dan
aturan yang telah disepakati di sekolah. Kultur sekolah dapat dipahami dari dua sisi yaitu: 1) sisi
batiniah, dari sisi kultur sekolah adalah nilai, prinsip, semangat, dan keyakinan yang dianut oleh
sekolah; dan 2) kultur lahiriah adalah aturan, prosedur, yang mengatur hubungan anggota
sekolah baik formal dan informal (Dapiyana, 2008).Konsep kultur sekolah yang baik harus
seimbang antara kultur yang bersifat batiniah dan lahiriah, sehingga sekolah menyenangkan.
Sekolah akan berkualitas apabila kultur sekolah ditumbuhkembangkan pada seluruh pihak
sekolah yaitu dari kepala sekolah, para guru, para tenaga kependidikan, dan siswa. Kultur
sekolah baik yang batiniah maupun lahiriah harus dijadikan budaya bagi semua warga sekolah.
Membahas masalah pendidikan di sekolah, tentu tidak cukup hanya memperhatikan materi
pelajaran, ketersediaan buku, sarana dan prasarana. Sekolah perlu memperhatikan bagaimana
kultur yang baik harus dibangun bersama-sama warga sekolah. Oleh karena itu, pendidik harus
mengembangkan program- program kurikuler dan pedagogis untuk membekali anak-anak
dengan keterampilan lintas budaya. Pendidikan yang dikembangkan selayaknya mengakomodasi
nilai-nilai lokal masyarakat (Hannerz, 2009).
Kultur sekolah bersumber dari spirit dan nilai- nilai yang dianut oleh sekolah. Menurut Zamroni
(2002) nilai-nilai tersebut menjadi sumber kualitas kehidupan sekolah dalam rangka
menumbuhkembangkan kecakapan hidup siswa, diantaranya sebagai berikut: 1) nilai-nilai
keimanan dan ketaqwaan; 2) nilai-nilai kejujuran; 3) nilai-nilai keterbukaan; 4) nilai-nilai
semangat hidup; 5) nilai-nilai semangat belajar; 6) nilai- nilai menyadari diri sendiri dan
keberadaan orang lain; 7) nilai-nilai untuk menghargai orang lain; 8) nilai-nilai persatuan dan
kesatuan; 9) nilai- nilai untuk selalu bersikap dan prasangka positif; 10) nilai-nilai disiplin diri;
dan 11) nilai-nilai kebersamaan.Hasil penelitian Siswanto (2014), menje- laskan penerapan
kultur sekolah yang positif di luar kelas ini sangat penting, terutama untuk membiasakan siswa
dalam berinteraksi dengan orang lain. Siswa bisa memilih teman yang dapat memberi motivasi
belajar dan menghindari teman yang dapat memberi dampak negatif bagi diri sendiri. Contoh
bergaul dengan teman yang malas belajar, suka bermain game, teman dengan gaya hidup mewah
yang melupakan pendidikan, dan masih banyak lagi. Hal-hal negatif seperti itu hanya akan
membuat siswa menjadi lupa akan kepentingan belajar (Siswanto, 2014). Berdasarkan uraian di
atas, budaya sekolah harus dibangun oleh semua warga sekolah. Kepala sekolah dan guru harus
dapat menjadikan sosok teladan yang dapat dijadikan sebagai panutan. Budaya sekolah dimulai
dari pembiasaan perilaku harian seperti peribadatan, kehadiran tepat waktu, membuang sampah
pada tempatnya, berpakian rapi dan lain-lain.
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif deskriptif
dengan pendekatan case study research (Sutopo, 1996), atau studi kasus di SMA Negeri I Pakem
Kabupaten Sleman Propinsi DIY. Pendekatan kualitatif bertujuan untuk mene- mukan makna-
makna di balik fakta-fakta yang ada secara teliti, tidak sekedar deskripsi ideografis yang naratif.
Teknik pengumpulan data melalui observasi langsung, dokumentasi, dan wawancara mendalam.
Sumber data adalah kepala sekolah, Guru SMA Negeri 1 Pakem dan siswa serta realitas sekolah
melalui proses observasi. Validitas data menggunakan teknik triangulasi sumber, teori, dan
metode, samping menggunakan teknik informant review. Sedangkan analisis data menggunakan
analisis interaktif melalui langkah-langkah pengumpulan data, reduksi data, sajian data, dan
verifikasi atau penarikan kesimpulan.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Profil SMA N I Pakem Sleman
SMA Negeri 1 Pakem merupakan sekolah yang bernaung di bawah pembinaan Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan. Sejak didirikan pada tahun 1965, SMA Negeri 1 Pakem mengalami
banyak perubahan, mulai dari nama sekolah hingga sarana dan prasarana yang ada. Adapun
sejarah perjalanan dan perkembangan SMA Negeri 1 Pakem dari dahulu sampai sekarang adalah
sebagai berikut: 1) tahun 1964 s.d 1965 bernama SMA III FIP IKIP Yogyakarta; 2) tahun 1966
s.d 1970 bernama SMA III IKIP Yogakarta; 3) tahun 1971 s.d 1972 bernama SMA Percobaan III
IKIP Yogyakarta; 4) tahun 1973 s.d 1974 bernama SM Pembangunan Yogyakarta 5) tahun 1975
s.d 1986 bernama SMA Negeri III IKIP Yogyakarta; 6) tahun 1987 s.d 1995 bernama SMA
Negeri Pakem Yogyakarta; 7) tahun 1996 s.d 2003 bernama SMU Negeri 1 Pakem Yogya, dan
mulai tahun 2003 s.d sekarang bernama SMA Negeri 1 Pakem (Profil SMA N I Pakem 2015).
SMA Negeri 1 Pakem memperingati hari ulang tahun setiap tanggal 13 Agustus. Sekolah
tersebut letaknya strategis, karena mudah dijangkau oleh siswa dan letaknya dekat dengan jalan
raya. Hal ini merupakan potensi fisik yang dapat menunjang proses pembelajaran. Lokasi SMA
Negeri 1 Pakem tepatnya di Jl. Kaliurang Km. 17,5 Pakem, Sleman, Yogyakarta.
Adapun tujuan SMA Negeri 1 Pakem adalah: 1) mempersiapkan peserta didik yang bertaqwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berakhlak mulia; 2) menciptakan peserta didik untuk
mencapai prestasi akademik tinggi; 3) mem- persiapkan peserta didik agar menjadi manusia yang
berkepribadian, cerdas, berkualitas, dan berprestasi dalam bidang olah raga dan seni; 4)
membekali peserta didik agar memiliki keterampilan teknologi informatika dan komunikasi serta
mampu mengembangkan diri secara mandiri; 5) menanamkan peserta didik sikap ulet dan gigih
dalam berkompetensi, beradaptasi dengan lingkungan, dan mengem- bangkan sikap sportivitas;
dan 6) membekali peserta didik dengan ilmu pengetahuan dan teknologi agar mampu bersaing
dan melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi.
Penyelenggaraan Sekolah yang Menyenangkan
Di SMAN I Pakem Sleman, kepala sekolah telah berperan sebagai pemimpin, pengelola,
pengabdi, dan sebagai pelayan bagi seluruh warga sekolah. Hal-hal yang menunjukkan bahwa
kepemimpinan kepala sekolah di SMA N I Pakem ideal sebagai berikut: a) Kepala sekolah
memiliki kemampuan secara holistik yang baik sehingga mampu menggerakan seluruh
komponen sekolah sebagai sebuah sistem; b) Menyusun program-program pengembangan
sekolah yang berkualitas dan berorientasi ke masa depan; c) Memiliki kompetensi kepribadian,
manajerial, kewirausahaan, supervisi, dan sosial secara baik sehingga kepala sekolah benar-benar
menjadi contoh bagi seluruh warga sekolah; c) Kepala sekolah mengayomi seluruh warga
sekolah sehingga tercipta suasana kebatinan yang baik dan atsmosfir akademik yang baik pula;
dan d) Kepala sekolah mampu memberi teladan, semangat, dan motivasi, bagi guru, tenaga
kependidikan, dan siswa.

KESIMPULAN
Hasil penelitian menunjukkan bahwa penye- lenggaraan sekolah menyenangkan di SMAN I
Pakem Sleman menitikberatkan pada hal-hal substansi menyangkut: a) kepemimpinan kepala
sekolah telah menunjukkan perannya dengan baik sebagai pemimpin, pengelola, pengabdi, dan
sebagai pelayan bagi seluruh warga sekolah. Kepala sekolah dengan kemampuannya tersebut
telah dapat memberdayakan potensi sekolah sehingga penyelenggaraan sekolah dalam suasana
menyenangkan; b) pendidik dan tenaga kependidikan di SMAN I Pakem Sleman cukup baik,
tidak saja menyangkut kualifikasi latarbelakang pendidikan, melainkan juga mencakup
kompetensi guru yang memadai. Dalam kegiatan pembelajaran, guru SMAN I Pakem Sleman
memiliki kemampuan didaktik- metodik yang baik. Guru mampu mendesain perencanaan,
pelaksanaan, dan evaluasi secara kohern-integratif sehingga memiliki kinerja baik dan
berdampak pada prestasi siswa yang baik pula. Dampak kinerja guru itulah sehingga SMA
Negeri 1 Pakem merupakan salah satu SMA unggulan di Kabupaten Sleman; c) lingkungan
sekolah baik dan kondusif sangat mendukung kegiatan pembelajaran maupun kegiatan- kegiatan
akademik dan sosial lainnya. Letak sekolah cukup strategis di samping udara yang cukup sejuk
untuk kegiatan pembelajaran; d) sekolah memiliki sarana dan prasarana yang memadai untuk
mendukung kegiatan pem- belajaran. Gedung sekolah cukup mamadai, yakni ruang kelas,
laboratorium, perpustakaan, kantor kepala sekolah, kantor guru, masjid, ruang UKS, dan
lapangan yang cukup luas dan memadai untuk mendukng kegiatan pem- belajaran. Sekolah juga
memiliki kelengkapan alat, media, dan sumber belajar yang cukup; e) layanan prima adalah
layanan kepada pelanggan yang mencerminkan adanya kepuasan pelanggan. Layanan prima ini
telah dilakukan oleh kepala sekolah, guru, dan tenaga kependidikan lainnya kepada siswa
sehingga siswa menjadi nyaman dalam mengikuti proses belajar siswa; dan f) iklim kelas
merupakan salah satu indikator penting yang berpengaruh terhadap peningkatan kualitas
pembelajaran, di samping faktor-faktor pendukung lainnya. Kepemimpinan kepala sekolah
terfokus pada hal- hal substantif yang mengkondisikan sekolah SMAN I Pakem menjadi sekolah
pavorit, unggulan, dan menyenangkan. Iklim kelas dalam pembelajaran di SMAN I Pakem
Sleman cukup kondusif dan mendukung kegiatan pembelajaran.

Jurnal 5 SEKOLAH EFEKTIF DALAM KONTEKS MANAJEMEN BERBASIS SEKOLAH DI


SDIT ANDALUSIA PAREPARE
Sekolah merupakan suatu intuisi yang tidaklah berdiri sendiri karena sekolah terkait erat dengan
nilai, budaya, dan kebiasaan yang hadir dimasyarakat (Soetomo, 2015). Sekolah erat kaitannya
dengan pendidikan. Hampir semua orang menginginkan anaknya untuk sekolah di sekolah yang
bermutu bagus baik dari segi pengelolaan manajemen, prestasi, dan kecakapan guru dalam
mengajar. Dari hal tersebut, maka sekolah sebagai lembaga pendidikan dituntut untuk
meningkatkan kualitas sekolah agar mampu mencetak peserta didik yang bermutu dan berguna
bagi lingkungannya. Para pakar psikologi pendidikan menyatakan bahwa tujuan pembelajaran
hendaknya menyatakan apa yang peserta didik mampu lakukan dan apa yang akan peserta didik
itu lakukan jika mereka diberikan kesempatan (Rifa’i dan Chatarina, 2015). Maka, sekolah
sebagai salah satu wadah untuk menuntut pendidikan arus memperhatikan kondisi peserta didik
baik dalam hal cara berpikir, karakter, dan tingkah laku peserta didik.
Satuan pendidikan atau sekolah merupakan sebuah unit pelaksana pendidikan formal terdepan
berbagai keragaman potensi anak didik yang memerlukan layanan pendidikan yang beragam,
kondisi lingkungannya yang berbeda satu dengan yang lainnya, harus dinamis dan kreatif dalam
melaksanakan perannya untuk mengupayakan peningkatan kualitas atau mutu pendidikan
(Moerdiyanto, 2007).
METODE
Penelitian ini menggunakan metode pendekatan kualitatif dengan bentuk deskriptif yang
bertujuan untuk mendeskripsikan atau menjelaskan mengenai bagaimana sekolah efektif berbasis
manejemen sekolah di salah satu sekolah dasar, dengan lokasi penelitiannya di SDIT Andalusia
Parepare, Adapun teknik analisis data yang digunakan yaitu data primer dan data sekunder. Data
primer yang diambil secara langsung oleh peneliti tanpa melalui perantara sehingga data yang
diperoleh berupa data atau informasi yang nyata dan jelas, dengan observasi dan mewawancarai
secara langsung salah satu guru SDIT Andalusia Parepare, sedangkan data sekunder yaitu data
yang diambil melalui perantara atau pihak yang telah mengumpulkan data tersebut sebelumnya
seperti jurnal, artikel, buku dan sumber referensi lainnya.
PENGERTIAN SEKOLAH EFEKTIF
Sekolah merupakan suatu institusi yang didaiamnya terdapat komponen guru, siswa, dan staf
administrasi yang masing-masing mempunyai tugas tertentu dalam melancarkan program.
Sebagai institusi pendidikan formal, sekolah dituntut menghasilkan lulusan yang mempunyai
kemampuan akademis tertentu, keterampilan, sikap dan mental, serta kepribadian lainnya
sehingga mereka dapat melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi atau bekerja pada
lapangan pekerjaan yang membutuhkan keahlian dan keterampilannya.
sekolah secara menyeluruh sangat penting karena basis utama pendidikan adalah sekolah.
Pentingnya pemahaman terhadap keefektifan sekolah tidak saja dalam kaitan dengan
meningkatkan mutu pendidikan tetapi juga sejalan dengan kebijakan nasional yaitu desentralisasi
pendidikan dalam rangka pelaksanaan otonomi daerah. Berkenaan dengan desentralisasi
pendidikan tersebut, di bidang pendidikan dasar, depdiknas telah menyiapkan konsep otonomi
sekolah yaitu manajemen berbasis sekolah. Dengan konsep ini pemerintah tidak hanya berharap
pada meningkatnya mutu pendidikan melainkan juga tercapainya pemerataan, relevansi, dan
efisien penyelenggaraan pendidikan. Dengan adanya otonomi sekolah, diharapkan sekolah dapat
lebih leluasa mengelola sumber daya pendidikan dengan mengalokasikannya sesuai dengan
prioritas kebutuhan serta sekolah dapat lebih tanggap terhadap kebutuhan masyarakat setempat
dan mampu melibatkan masyarakat dalam membantu dan mengontrol pengelolaan pendidikan
pada tingkat sekolah.
Ada beberapa faktor yang turut membentuk sekolah efektif
yaitu sebagai berikut :
1) Lingkungan strategis. Keterlibatan
secara sinergis kelompok informal, kebutuhan individu, dan tujuan birokrasi secara bersama-
sama supaya dapat berperan optimal sehingga terwujud stabilitas staf yang ditandai suasana
hubungan antar manusia (organizational climate).
2) Harapan. Harapan yang tinggi dari keefektifan pengajaran oleh para pengajar dengan
penggunaan waktu yang efektif dan pengembangan staf lembaga pendidikan yang memadai
haruslah memperhatikan kondisi fasilitas fisik yang ada.
3) Iklim Sekolah. Iklim sekolah yang baik teratur pada orientasi kerja, tenang, berorientasi kerja
pendidikan, terpelihara dan tercapainya hasil akademik, serta melakukan pemantauan secara
rutin terhadap kemajuan aktivitas personel maupun kemajuan belajar siswa.(2016).

B. SEKOLAH EFEKTIFDALAM PERSPEKTIF MANAJEMEN DI SDIT ANDALUSIA


PAREPARE
Manajemen sekolah merupakan proses pemanfaatan dan pengelolaan seluruh sumber daya
sekolah yang dilakukan melalui tindakan yang rasional dan sistematik (mencakup perencanaan,
pengorganisasian, pengerahan tindakan, dan pengendalian) untuk mencapai tujuan sekolah
secara efektif dan efisien.
Perspektif sekolah analisis kinerja sekolah yang efektif dapat dikemukakan berikut : Pertama,
sekolah Efektif dalam Perspektif Mutu Pendidikan. Penyelenggaraan layanan belajar bagi peserta
didik biasanya dikaji dalam konteks mutu pendidikan yang erat hubungannya dengan kajian
kualitas manajemen dan sekolah efektif. Di lingkungan system persekolahan, konsep mutu
pendidikan dipersepsi berbeda-beda oleh berbagai pihak. Menurut persepsi kebanyakan orang
(orang tua dan masyarakat pada umumnya), mutu pendidikan di sekolah secara sederhana dilihat
dan perolehan nilai atau angka yang dicapai seperti ditunjukkan dalam hasil-hasil ulangan dan
ujian. Sekolah dianggap bermutu apabila para siswanya, sebagian besar atau seluruhnya,
memperoleh nilai atau angka yang tinggi, sehingga berpeluang melanjutkan ke jenjang
pendidikan yang lebih tinggi.
Dalam perspektif manajemen menurut SDIT Andalusia dalam sekolah efektif harus memiliki (a)
Layanan Belajar bagi Siswa, (b) Pengelolaan dan Layanan Siswa, (c) Sarana dan Prasarana
Sekolah, (d) Program dan Pembiayaan, (e) Partisipasi Masyarakat, (f) Budaya Sekolah. Dalam
pengelolaan pendidikan di SDIT Andalusia, ke- enam perspektif tersebut sangat penting, tanpa
adanya enam perspektif tersebut, mustahil proses pendidikan dapat berjalan.
C. KONSEP SEKOLAH EFEKTIF DI SDIT ANDALUSIA PAREPARE
Dalam membangun pendidikan, selain memakai pendekatan makro juga perlu memperhatikan
pendekatan mikro yaitu dengan memberi fokus secara lebih luas pada intuisi sekolah yang
berkenaan dengan kondisi keseluruhan sekolah seperi iklim sekolah dan individu-individu yang
terlibat di sekolah baik guru, siswa, dan kepala sekolah serta peranannya masing- masing dan
hubungan yang terjadi satu sama lain (Moerdiyanto, 2007).
Salah satu perbaikan input, proses, dan output yang berkualitas adalah TQM (Total Quality
Management). TQM diartikan sebagi manajemen kualitas secara total dimana suatu pendekatan
yang sistematis, praktis, dan strategis bagi penyelenggara pendidikan yang mengutamakan
kepuasan pelanggan yang bertujuan meningkatkan mutu. TQM adalah komitmen pada mutu
yang baik oleh tiap orang dalam suatu organisasi yang menekankan kesempurnaan oleh kerja tim
dan proses peningkatan berlanjut. Implikasi, komitmen untuk menjadi yang terbaik dan
memberikan produk yang berkualitas tinggi dan layanan yang memungkinkan serat memenuhi
dan melampaui harapan pelanggan. Tujuan dari adanya kepemimpinan dalam suatu organisasi
adalah untuk memperbaiki kinerja sumber daya manusia, untuk meningkatkan output, dan secara
simultan memberikan kebanggaan atas kecakapan kerja bawahan. Mutu sekolah adalah mutu
semua komponen yang ada dalam sistem pendidikan, tetapi bersinergi dengan berbagai
komponen dalam mencapai tujuan yang ditetapkan dengan mutu (Soetomo, 2015).
D. CIRI-CIRISEKOLAHEFEKTIFDI SDIT ANDALUSIA PAREPAR
Adapun ciri-ciri sekolah efektif dalam sistem sekolah yaitu :
1) Konteks
a) Lingkungan sekolah : Dukungan orang tua siswa dan lingkungan, Adanya hubungan yang baik
antara sekolah dengan orang tua siswa, Dukungan keluarga dan masyarakat terhadap sekolah.
b) Kebijkan yang kuat : Dukungan yang efektif dari system pendidikan, Fleksibilitas dan
otonomi.
2) Input
a) Kepemimpinan yang kuat : Kepemimpinan dan perhatian kepala sekolah terhadap kualitas
pengajaran, Kepala sekolah mempunyai program in service.
b) Visi sekolah : Dukungan materi yang cukup, Waktu pembelajaran yang cukup.
c) Kualitas guru : Sikap positif dari para guru, Pemahaman yang mendalam terhadap,
Pengajaran.
d) Siswa : Harapan yang tinggi dari siswa. Umpan balik secara cepat/segera, Tanggung jawab
yang diakui secara umum, Prilaku siswa yang positif.
3) Proses
a) Iklim sekolah : Adanya standar
disiplin yang berlaku bagi kepala sekolah, guru, siswa dan karyawan di sekolah, Lingkungan
fisik yang mendukung dan nyaman, Iklim yang nyaman dan tertib bagi berlangsungnya
pengajaran dan pembelajaran, Pengembangan staf dan iklim sekolah yang kondusif untuk
belajar, Peraturan disiplin, Adanya penghargaan dan insentif. Adanya penghargaan bagi siswa
yang berprestasi.
b) Kurikulum : pengorganisasian
Menetapkan sasaran yang jelas dan upaya untuk mencapainya
4) Output
a) Hasil belajar siswa : Siswa
5) Outcome
diharapkan menguasai akademik, mendemonstrasikan kebolehannya seperangkat kriteria.
Adanya kurikulum,lulus dengan pengetahuan.
a) Kesempatan kerja
Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan, menunjukkan bahwa ciri- ciri Sekolah Efektif
yang di terapkan di SDIT Andalusia yaitu :
a) memiliki visi dan misi yang jelas dah dijalankan dengan konsisten,
b) adanya standar disiplin yang berlaku bagi kepala sekolah, guru, siswa, dan karyawan di
sekolah,
c) memiliki suatu keteraturan dalam rutinitas kegiatan di keias,
d) mempunyai standar prestasi sekolah yang sangat tinggi,
e) siswa diharapkan mampu mencapai tujuan yang telah direncanakan,
f) siswa diharapkan lulus dengan menguasai pengetahuan akademik,
g) adanya penghargaan bagi siswa yang berprestasi,
h) siswa kerja keras dalam meraih prestasi,
i) para siswa diharapkan mempunyai tanggung jawab.
Secara operasional, sekolah efektif memiliki keleluasaan untuk mengembangkan program-
program yang sudah dirancangnya bersama stakeholder untuk mewujudkan prestasi sekolah yang
unggul. Para pemimpin tidak lagi sungkan melontarkan ide cemerlangnya yang berbeda dari
biasanya untuk membangun sekolah. Desentralisasi menjadi peluang besar untuk menciptakan
sekolah yang efektif. Hal yang pokok berkenaan dengan keterkaitan antara sekolah efektif dan
desentralisasi adalah bahwa sekolah efektif mensyaratkan sumber daya professional yang
memiliki kemandirian dan dapat memberdayakan semua kemampuannya.Persoalannya sekarang
adalah dapatkah pemimpin memanfaatkan dan memiliki kesadaran penuh bahwa tugas dan
tanggung jawabnya untuk membangun bangsa dimulai dari kebijakan-kebijakan
kepemimpinannya untuk menciptakan profesionalisme yang memiliki kemandirian dan dapat
memberdayakan berbagai potensi yang ada (Soetomo, 2015).

KESIMPULAN
Sekolah efektif adalah sekolah yang memiliki tingkat kesesuaian antara hasil yang dicapai
dengan rencana dan target hasil yang ditetapkan terlebih dahulu, sudut pandang keberhailan
sekolah tersebut, kemudian dikenal sekolah efektif dan sekolah tidak efektif yang mangacu pada
sejauh mana sekolah dapat mencapai tujuan dan sasaran pendidikan yang telah ditetapkan.
Sekolah efektif adalah sekolah yang memiliki manajemen yang baik, transparan dan akuntabel
yang mampu memberdayakan semua komponen sekolah untuk mencapai tujuan sekolah secara
efektif.
SDIT Andalusia menetapkan sekolah efektif yang menekankan pada konsep islami yang telah
memakai manajemen berbasis sekolah dan saat ini telah memenuhi perspektif manajemen dan
memiliki konsep yang benar-benar tertuju dan bermakna, yakni peserta didiknya harus bisa
membaca, menulis, serta menghapal Al- Qur’an, jika peserta didik tidak bisa mencapai tujuan
tersebut, maka peserta didik tidak dapat lanjut kejenjang berikutya atau tidak bisa naik kelas, hal
ini dilakukan dengan bersungguh-sungguh agar sekolah menciptakan lulusan terbaik dan
bermutu.

Anda mungkin juga menyukai