SEKOLAH EFEKTIF
Disusun oleh:
SEMARANG
2017
A PENDAHULUAN
Sekolah merupakan suatu intuisi yang tidaklah berdiri sendiri karena
sekolah terkait erat dengan nilai, budaya, dan kebiasaan yang hadir di
masyarakat (Soetomo, 2015). Sekolah erat kaitannya dengan pendidikan.
Hampir semua orang menginginkan anaknya untuk sekolah di sekolah yang
bermutu bagus baik dari segi pengelolaan manajemen, prestasi, dan
kecakapan guru dalam mengajar. Dari hal tersebut, maka sekolah sebagai
lembaga pendidikan dituntut untuk meningkatkan kualitas sekolah agar
mampu mencetak peserta didik yang bermutu dan berguna bagi
lingkungannya. Para pakar psikologi pendidikan menyatakan bahwa tujuan
pembelajaran hendaknya menyatakan apa yang peserta didik mampu
lakukan dan apa yang akan peserta didik itu lakukan jika mereka diberikan
kesempatan (Rifai dan Chatarina, 2015). Maka, sekolah sebagai salah satu
wadah untuk menuntut pendidikan arus memperhatikan kondisi peserta
didik baik dalam hal cara berpikir, karakter, dan tingkah laku peserta didik.
Satuan pendidikan atau sekolah merupakan sebuah unit pelaksana
pendidikan formal terdepan berbagai keragaman potensi anak didik yang
memerlukan layanan pendidikan yang beragam, kondisi lingkungannya
yang berbeda satu dengan yang lainnya, harus dinamis dan kreatif dalam
melaksanakan perannya untuk mengupayakan peningkatan kualitas atau
mutu pendidikan (Moerdiyanto, 2007).
Guru merupakan kunci utama dalam menentukan mutu pendidikan.
Hasil penelitian membuktikan bahwa di 16 negara berkembang, guru
memberikan kontribusi terhadap prestasi belajar peserta didik sebesar 34%,
manajemen 22%, waktu belajar 18%, dan sarana fisik 26%. Sedangkan di
13 negara industri menyatakan bahwa kontribusi guru adalah 36%,
manajemen 23%, dan sarana fisik 19%. Seorang guru harus memenuhi
standar mutu guru yang telah ditetapkan dalam UU Nomor 14 tahun 2005
tentang Guru dan Dosen yang berbunyi bahwa guru profesional harus
memiliki kualifikasi akademik yang memadai, menguasai standar
kompetensi guru, lolos sertifikasi, sehat jasmani dan rohani, serta
kemampuan untuk mewujudkan pencapaian pendidikan. Seorang guru yang
memilki standar mutu diharapkan mampu mewujudkan pembelajaran yang
efektif (Adriani, 2012). Selain guru, kepala sekolah juga memilki peranan
penting dalam mewujudkan sekolah efektif (Nur dkk., 2016). Dari hasil
pembelajaran yang efektif, maka dapat mewujudkan sekolah efektif.
Sekolah efektif adalah sekolah yang mempunyai beberapa karateristik
yaitu adanya organizational leadership (kepemimpinan organisasi),
curriculum leadership (kepemimpinan kurikulum), supervisory leadership
(pemimpin sebagai pengawas), dan management (manajemen). Sekolah
efektif dipahami sebagai sekolah yang kemampuan siswanya memiliki
keterampilan dasar yang diukur dengan tes kemampuan (Soetomo, 2015).
B PERMASALAHAN
Metode mengajar di Indonesia kebanyakan menggunakan sistem
ceramah yaitu guru lebih mendominasi dalam menyampaikan informasi atau
pengajaran materi kepada peserta didik. Peserta didik dipaksa untuk
mendengarkan apa yang guru katakan dan peserta didik enggan bertanya
apabila mereka kurang jelas dengan materi yang diajarkan. Peserta didik
akan bertanya jika guru menanyakan tentang adakah pertanyaan tentang
materi yang telah disampaikan (Novera, 204) Dari hal tersebut terlihat
bahwa tingkat kepercayaan diri peserta didik masih rendah. Apabila tingkat
kepercayaan diri peserta didik rendah, maka sulit untuk mencapai sekolah
efektif, karena seklah efektif dapat dibentuk melalui manajemen dengan
kepemimpinan visioner (Soetomo, 2015). Padahal kepemimpinan sangat
membutuhkan public speaking yang bagus. Selain itu, sekolah efektif sulit
tercapai karena manajemen sekolah tersebut kurang bagus, seperti kepala
sekolah yang biasanya menganggap guru dan staff adalah bawahan tidak
patner kerja, sehingga kepala sekolah merupakan satu-satunya yang paling
berkuasa. Hal tersebut mengindikasikan bahwa tidak ada kerja sama yang
bagus antara kepala sekolah dengan guru dan staff. Perlu adanya upaya
untuk mewujudkan sekolah efektif di Indonesia.
C PEMBAHASAN
Menurut INESA (Indonesian National Education System Act) 2003,
pendidikan nasional ditujukan pada pengembangan potensi peserta didik
agar menjadi manusia yang jujur, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
bermoral yang bagus, sehat, pintar, berpengetahuan, kreatif, mandiri,
demokratis, dan bertanggung jawab (Raihani, 2007). Ada tiga prioritas
utama yang harus ditentukan oleh pemerintah dalam mengembangkan
pendidikan di Indonesia, diantaranya: memperbaiki sistem keadilan dan
hubungan, meningkatkan kualitas dan relevansi, dan menguatkan
manajemen dan akuntabilitas (Firman, 2008). Berdasarkan hal tersebut,
untuk mengembangkan dan memperbaiki sistem pendidikan di Indonesia,
maka Indonesia harus memperbaiki sistem sekolah.
a. Sekolah sebagai Sistem
Sekolah sebagai sebuah sistem adalah mencakup beberapa komponen,
dimana masing-masing komponen terdiri dari beberapa faktor. Antara satu
dengan yan lain yang terikat sehingga terbentuk sistem yang ciri-cirinya;
1. Terdiri dari banyak unsur
2. Tersusun dalam tatanan tertentu
3. Mempunyai maksud dan tujuan tertentu
4. Memerlukan masukan dari luar atau lingkungan
5. Mempunyai batas waktu
Ciri-ciri Indikator
Tujuan sekolah dinyatakan Dinyatakan secara jelas
secara jelas dan spesifik Digunakan untuk mengambil keputusan
Dipahami oleh guru, staf, dan siswa
Pelaksanaan kepemimpinan Bisa dihubungi dengan mudah
yang kuat oleh kepala Bersikap responsif kepada guru dan siswa
sekolah Melaksanakan kepemimpinan yang
berfokus pada pembelajaran
Menjaga agar rasio antara guru-siswa sesuai
dengan rasio ideal
Harapan guru dan staf Yakin bahwa semua siswa bisa belajar dan
tinggi berprestasi
Menekankan pada hasil akademis
Memandang guru sebagai penentu
terpenting keberhasilan siswa
Ada kerjasama kemitraan Komunikasi secara positif dengan orang
antara sekolah-orang tua- tua
masyarakat Memelihara jaringan serta dukungan orang
tua dan masyarakat
Menghadiri acara-acara penting di sekolah
Adanya iklim yang positif Sekolah
dan kondusif bagi siswa - Rapi bersih, dan aman secara fisik
untuk belajar - Dipelihara secara baik
- Memberi penghargaan kepada yang
- berprestasi
- Memberi penguatan pada perilaku
posifit
Siswa
- Mentaati peraturan yang ada
- Menjalankan tugas/kewajiban tepat
waktu
Kemajuan siswa sering Guru memberi tugas yang tepat
dimonitor Umpan balik secara cepat/segera
Memberi kesempatan berpartisipasi di kelas
secara optimal kepada siswa
Penilaian hasil belajar dari berbagai segi
Menekankan kepada Siswa:
keberhasilan siswa dalam - Melakukan hal terbaik untuk mencapai
mencapai keterampilan hasil belajar yang optimal, baik yang
aktivitas yang esensial bersifat akadeis maupun non akademis
- Memperoleh keterampilan yang
esensial
Kepala Sekolah:
- Menunjukkan komitmen dan
mendukung program keterampilan
esensial
Guru:
- Menerima bahan yang memadai untuk
mengajarkan keterampilan yang
esensial
Komitmen yang tinggi dari Guru:
SDM sekolah terhdap - Membantu merumuskan dan
program pendidikan melaksankan tujuan pengembangan
sekolah
Staf:
- Memperkuat dan mendukung kebijakan
sekolah dan pemerinth daerah
- Menunjukkan profesionalisme dalam
bekerja
Menurut Ihtiati (2012), terdapat ciri-ciri sekolah efektif berdasarkan
sistem sekolah yang ditunjukkan oleh tabel berikut :
D PENUTUP
D.1 Simpulan
Sekolah efektif adalah sekolah yang memiliki kemampuan
membudayakan setiap komponen penting sekolah, baik secara internal
maupun eksternal, serta memiliki sistem pengelolaan yang baik, transparan,
dan akuntabel dalam rangka pencapaian visi misi tujuan sekolah secara
efektif dan efisien. Upaya yang dapat dilakukan untuk mewujudkan sekolah
efektif di Indonesia diantaranya: komunikasi yang terbuka, pengambilan
keputusan bersama, memperhatikan kebutuhan guru, memperhatikan
kebutuhan siswa, dan keterpaduan antara masyarakat dan sekolah.
D.2 Saran
Sistem pendidikan Indonesia harus segera diperbaiki dengan
menerapkan upaya-upaya yang dapat dilakukan untuk mewujudkan sekolah
efektif, agar sekolah di Indonesia menjadi lebih baik.
DAFTAR PUSTAKA
Pertanyaan