Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH MANAJEMEN SEKOLAH

SEKOLAH EFEKTIF

Disusun untuk memenuhi tugas Manajemen Sekolah

Disusun oleh:

1. Bilqis Asy Syarifah (4201415048/ 2015


2. Nadyatun Khasanah (4201415054/ 2015)
3. Arcangela Girlani S.P. (2401415056/ 2015)
4. Pandu Widatama (6301416029/ 2016)

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

SEMARANG

2017
A PENDAHULUAN
Sekolah merupakan suatu intuisi yang tidaklah berdiri sendiri karena
sekolah terkait erat dengan nilai, budaya, dan kebiasaan yang hadir di
masyarakat (Soetomo, 2015). Sekolah erat kaitannya dengan pendidikan.
Hampir semua orang menginginkan anaknya untuk sekolah di sekolah yang
bermutu bagus baik dari segi pengelolaan manajemen, prestasi, dan
kecakapan guru dalam mengajar. Dari hal tersebut, maka sekolah sebagai
lembaga pendidikan dituntut untuk meningkatkan kualitas sekolah agar
mampu mencetak peserta didik yang bermutu dan berguna bagi
lingkungannya. Para pakar psikologi pendidikan menyatakan bahwa tujuan
pembelajaran hendaknya menyatakan apa yang peserta didik mampu
lakukan dan apa yang akan peserta didik itu lakukan jika mereka diberikan
kesempatan (Rifai dan Chatarina, 2015). Maka, sekolah sebagai salah satu
wadah untuk menuntut pendidikan arus memperhatikan kondisi peserta
didik baik dalam hal cara berpikir, karakter, dan tingkah laku peserta didik.
Satuan pendidikan atau sekolah merupakan sebuah unit pelaksana
pendidikan formal terdepan berbagai keragaman potensi anak didik yang
memerlukan layanan pendidikan yang beragam, kondisi lingkungannya
yang berbeda satu dengan yang lainnya, harus dinamis dan kreatif dalam
melaksanakan perannya untuk mengupayakan peningkatan kualitas atau
mutu pendidikan (Moerdiyanto, 2007).
Guru merupakan kunci utama dalam menentukan mutu pendidikan.
Hasil penelitian membuktikan bahwa di 16 negara berkembang, guru
memberikan kontribusi terhadap prestasi belajar peserta didik sebesar 34%,
manajemen 22%, waktu belajar 18%, dan sarana fisik 26%. Sedangkan di
13 negara industri menyatakan bahwa kontribusi guru adalah 36%,
manajemen 23%, dan sarana fisik 19%. Seorang guru harus memenuhi
standar mutu guru yang telah ditetapkan dalam UU Nomor 14 tahun 2005
tentang Guru dan Dosen yang berbunyi bahwa guru profesional harus
memiliki kualifikasi akademik yang memadai, menguasai standar
kompetensi guru, lolos sertifikasi, sehat jasmani dan rohani, serta
kemampuan untuk mewujudkan pencapaian pendidikan. Seorang guru yang
memilki standar mutu diharapkan mampu mewujudkan pembelajaran yang
efektif (Adriani, 2012). Selain guru, kepala sekolah juga memilki peranan
penting dalam mewujudkan sekolah efektif (Nur dkk., 2016). Dari hasil
pembelajaran yang efektif, maka dapat mewujudkan sekolah efektif.
Sekolah efektif adalah sekolah yang mempunyai beberapa karateristik
yaitu adanya organizational leadership (kepemimpinan organisasi),
curriculum leadership (kepemimpinan kurikulum), supervisory leadership
(pemimpin sebagai pengawas), dan management (manajemen). Sekolah
efektif dipahami sebagai sekolah yang kemampuan siswanya memiliki
keterampilan dasar yang diukur dengan tes kemampuan (Soetomo, 2015).
B PERMASALAHAN
Metode mengajar di Indonesia kebanyakan menggunakan sistem
ceramah yaitu guru lebih mendominasi dalam menyampaikan informasi atau
pengajaran materi kepada peserta didik. Peserta didik dipaksa untuk
mendengarkan apa yang guru katakan dan peserta didik enggan bertanya
apabila mereka kurang jelas dengan materi yang diajarkan. Peserta didik
akan bertanya jika guru menanyakan tentang adakah pertanyaan tentang
materi yang telah disampaikan (Novera, 204) Dari hal tersebut terlihat
bahwa tingkat kepercayaan diri peserta didik masih rendah. Apabila tingkat
kepercayaan diri peserta didik rendah, maka sulit untuk mencapai sekolah
efektif, karena seklah efektif dapat dibentuk melalui manajemen dengan
kepemimpinan visioner (Soetomo, 2015). Padahal kepemimpinan sangat
membutuhkan public speaking yang bagus. Selain itu, sekolah efektif sulit
tercapai karena manajemen sekolah tersebut kurang bagus, seperti kepala
sekolah yang biasanya menganggap guru dan staff adalah bawahan tidak
patner kerja, sehingga kepala sekolah merupakan satu-satunya yang paling
berkuasa. Hal tersebut mengindikasikan bahwa tidak ada kerja sama yang
bagus antara kepala sekolah dengan guru dan staff. Perlu adanya upaya
untuk mewujudkan sekolah efektif di Indonesia.

C PEMBAHASAN
Menurut INESA (Indonesian National Education System Act) 2003,
pendidikan nasional ditujukan pada pengembangan potensi peserta didik
agar menjadi manusia yang jujur, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
bermoral yang bagus, sehat, pintar, berpengetahuan, kreatif, mandiri,
demokratis, dan bertanggung jawab (Raihani, 2007). Ada tiga prioritas
utama yang harus ditentukan oleh pemerintah dalam mengembangkan
pendidikan di Indonesia, diantaranya: memperbaiki sistem keadilan dan
hubungan, meningkatkan kualitas dan relevansi, dan menguatkan
manajemen dan akuntabilitas (Firman, 2008). Berdasarkan hal tersebut,
untuk mengembangkan dan memperbaiki sistem pendidikan di Indonesia,
maka Indonesia harus memperbaiki sistem sekolah.
a. Sekolah sebagai Sistem
Sekolah sebagai sebuah sistem adalah mencakup beberapa komponen,
dimana masing-masing komponen terdiri dari beberapa faktor. Antara satu
dengan yan lain yang terikat sehingga terbentuk sistem yang ciri-cirinya;
1. Terdiri dari banyak unsur
2. Tersusun dalam tatanan tertentu
3. Mempunyai maksud dan tujuan tertentu
4. Memerlukan masukan dari luar atau lingkungan
5. Mempunyai batas waktu

Komponen-komponen dari sitem sekolah terdiri dari

1. Input = Sesuatu yang berpengaruh terhadap berlangsungya proses


2. Output = Keluaranlan langsung
3. Outcome = Keluaran tidak angsung

Daya dukung untuk menciptakan sinergi proses ;

a. Proses kepemimpinan yang meghasilkan keputusan-keputusan


kelembagaan, motivasi staf dan penyebaran inovasi
b. Proes yang menghasilkan aturan penyelenggaraan, pengelolaan
kelembagaan program, kegiatan dan evluasi

Proses kepemimpinan yaitu menghasilkan keputusan kelembagaan yang


terdiri sebagai keputusan partisipasif atau keputusan bersama kepala
sekolah, guru, siswa, oran tua/wali. Sekolah sebagai sistem seharusnya
menghasilkan out put yang dapat dijamin kepastiannya, sedangkan output
sekolah adalah yang berguna pada dirinya, keluarganya dan lingkungan
(Soetomo, 2015).
b. Pengertian Sekolah Efektif
Sekolah efektif didefinisikan sebagai sekolah yang peserta didiknya
mengalami kemajuan atau perkembangan dan selanjutnya peserta didik
tersebut diharapkan dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan atau
masukan untuk kemajuan sekolah kedepannya (Sammons dan Linda, 2013).
Efektifitas sekolah merupakan fenomena yang mengandung banyak
segi, sedikit sekali orang yang dapat memaksimalkan keefektifan sesuai
dengan keefektifan itu sendiri. Efektifitas menunjukkan ketercapaian
sasaran atau tujuan yang telah ditetapkan. Efektifitas organisasi untuk
merealisasikan berbagai tujuan dan kemampuannya untuk beradaptasi
dengan lingkungan dan mampu bertahan hidup (Soetomo, 2015).
Menurut Supardi (2013), sekolah efektif adalah sekolah yang memiliki
kemampuan membudayakan setiap komponen penting sekolah, baik secara
internal maupun eksternal, serta memiliki sistem pengelolaan yang baik,
transparan, dan akuntabel dalam rangka pencapaian visi misi tujuan sekolah
secara efektif dan efisien. Sekolah efektif dipahami sebagai sekolah yang
kemampuan siswanya memiliki keterampilan dasar yang diukur dengan tes
kemampuan. Faktor-faktor yang berhubungan dengan fungsi yang menjamin
bahwa organisasi dapat mengadakan pembaharuan sendiri dengan
berorientasi pada pemecahan masalah, antara lain:
Nilai-nilai budaya dan dukungan yang baik.
Sekolah mempunyai misi yang jelas untuk mengembangkan siswa secara
optimal.
Adanya kebijakan sekolah yang memudahkan pencapaian tujuan.
Adanya keseimbangan yang optimal antara tigh dan loose.
Sekolah efektif merujuk padanya Total Quality Manajemen (TQM).
TQM merupakan suatau pendekatan dalam menjalankan usaha yang
mencoba untuk memaksimumkan daya saing organisasi melalui perbaikan
terus menerus atas produk, jasa, manusia, proses, dan lingkungannya. Aspek
paling fundamental dalam manajemen sekolah adalah aspek perencanaan
dan pelaksanaan (Soetomo, 2015).
Dengan demikian, sekolah efektif merupakan sekolah yang
menunjukkan tingkat antara hasil yang dicapai (achivement dan observed
output) dengan hasil yang diharapakan (objective, target, output)
sebgaimana ditetapkan dalam kemampuan siswanya pada keterampilan
dasar yang diukur dengan tes kemampuan dan dalam proses
penyelenggaraannya terdapat dimensi manajemen, pengajaran, dan
kepemimpinan.
Pada dasarnya, manajemen sekolah akan menjadi efektif dan efisien
jika didukung oleh teknologi komunikasi dan informasi. Persyaratan
manajemen sekolah digunakan untuk mendeskripsikan suatu proses
pemberdayaan seluruh sumber daya pendidikan secara optimal untuk
mencapai hasil yang objektif dan efisien. Yang memegang peranan penting
dalam sekolah efektif adalah leader dan manager (Ali, 2007).
c. Konsep Sekolah Efektif
Dalam membangun pendidikan, selain memakai pendekatan makro juga
perlu memperhatikan pendekatan mikro yaitu dengan memberi fokus secara
lebih luas pada intuisi sekolah yang berkenaan dengan kondisi keseluruhan
sekolah seperi iklim sekolah dan individu-individu yang terlibat di seklah
baik guru, siswa, dan kepala sekolah serta peranannya masing-masing dan
hubungan yang terjadi satu sama lain (Moerdiyanto, 2007).
Salah satu perbaikan input, proses, dan output yang berkualitas adalah
TQM (Total Quality Management). TQM diartikan sebagi manajemen
kualitas secara total dimana suatu pendekatan yang sistematis, praktis, dan
strategis bagi penyelenggara pendidikan yang mengutamakan kepuasan
pelanggan yang bertujuan meningkatkan mutu. TQM adalah komitmen pada
mutu yang baik oleh tiap orang dalam suatu organisasi yang menekankan
kesempurnaan oleh kerja tim dan proses peningkatan berlanjut. Implikasi,
komitmen untuk menjadi yang terbaik dan memberikan produk yang
berkualitas tinggi dan layanan yang memungkinkan serat memenuhi dan
melampaui harapan pelanggan. Tujuan dari adanya kepemimpinan dalam
suatu organisasi adalah untuk memperbaiki kinerja sumber daya manusia,
untuk meningkatkan output, dan secara simultan memberikan kebanggaan
atas kecakapan kerja bawahan. Mutu sekolah adalah mutu semua komponen
yang ada dalam sistem pendidikan, tetapi bersinergi dengan berbagai
komponen dalam mencapai tujuan yang ditetapkan dengan mutu (Soetomo,
2015).
Asas terpenting dan menjadi landasan bergerak dalam pengelolaan
pendidikan menuju sekolah efektif adalah semua anak dapat belajar. Hal
tersebut mengisyaratkan bahwa sekolah merupakan tempat bagi anak untuk
belajar. Efektifitas belajar bukan hanya menilai hasil belajar tetapi semua
upaya yang menyebabkan anak belajar. Dengan demikian, sekolah efektif
adalah sekolah yang menjalankan fungsinya sebagai tempat belajar yang
paling baik yang menyediakan layanan pembelajaran yang bermutu bagi
siswa.
d. Ciri-ciri dan Karakteristik Sekolah Efektif
Komponen-komponen pendukung, pelaksana dan penentu keberhasilan
lulusan perlu mendapat perhatian dan kepuasan, akan tetapi hasil akhir dari
sistem pendidikan itu adalah ditujukan pada lulusan. Lulusan yang
menampakkan kompetensi yang dipersyaratkan adalah lulusan yang sesuai
dengan kriteria sekolah efektif. Namun demikian, kebermutuan pada
komponen pendukung, pelaksana dan penentu keberhasilan lulusan menjadi
indikator yang turut menentukan keberhasilan pendidikan (Soetomo, 2015).
Menurut Moerdiyanto (2015) ada lima ciri sekolah efektif, diantaranya:
1. Kepemimpinan yang kuat
2. Penekanan pada pencapaian kemampuan dasar
3. Adanya lingkungan yang nyaman
4. Harapan yang tinggi pada prestasi siswa
5. Penilaian secara rutin mengenai program yang dibuat siswa
Sementara, ciri-ciri sekolah efektif menurut Soetomo (2015) dapat
dilihat pada Tabel 1.1
Tabel 1.1 Ciri-ciri sekolah efektif menurut Soetomo (2015)

Ciri-ciri Indikator
Tujuan sekolah dinyatakan Dinyatakan secara jelas
secara jelas dan spesifik Digunakan untuk mengambil keputusan
Dipahami oleh guru, staf, dan siswa
Pelaksanaan kepemimpinan Bisa dihubungi dengan mudah
yang kuat oleh kepala Bersikap responsif kepada guru dan siswa
sekolah Melaksanakan kepemimpinan yang
berfokus pada pembelajaran
Menjaga agar rasio antara guru-siswa sesuai
dengan rasio ideal
Harapan guru dan staf Yakin bahwa semua siswa bisa belajar dan
tinggi berprestasi
Menekankan pada hasil akademis
Memandang guru sebagai penentu
terpenting keberhasilan siswa
Ada kerjasama kemitraan Komunikasi secara positif dengan orang
antara sekolah-orang tua- tua
masyarakat Memelihara jaringan serta dukungan orang
tua dan masyarakat
Menghadiri acara-acara penting di sekolah
Adanya iklim yang positif Sekolah
dan kondusif bagi siswa - Rapi bersih, dan aman secara fisik
untuk belajar - Dipelihara secara baik
- Memberi penghargaan kepada yang
- berprestasi
- Memberi penguatan pada perilaku
posifit
Siswa
- Mentaati peraturan yang ada
- Menjalankan tugas/kewajiban tepat
waktu
Kemajuan siswa sering Guru memberi tugas yang tepat
dimonitor Umpan balik secara cepat/segera
Memberi kesempatan berpartisipasi di kelas
secara optimal kepada siswa
Penilaian hasil belajar dari berbagai segi
Menekankan kepada Siswa:
keberhasilan siswa dalam - Melakukan hal terbaik untuk mencapai
mencapai keterampilan hasil belajar yang optimal, baik yang
aktivitas yang esensial bersifat akadeis maupun non akademis
- Memperoleh keterampilan yang
esensial
Kepala Sekolah:
- Menunjukkan komitmen dan
mendukung program keterampilan
esensial
Guru:
- Menerima bahan yang memadai untuk
mengajarkan keterampilan yang
esensial
Komitmen yang tinggi dari Guru:
SDM sekolah terhdap - Membantu merumuskan dan
program pendidikan melaksankan tujuan pengembangan
sekolah
Staf:
- Memperkuat dan mendukung kebijakan
sekolah dan pemerinth daerah
- Menunjukkan profesionalisme dalam
bekerja
Menurut Ihtiati (2012), terdapat ciri-ciri sekolah efektif berdasarkan
sistem sekolah yang ditunjukkan oleh tabel berikut :

Tabel 1.2 Ciri Sekolah Efektif berdasarkan Sistem Sekolah


Kebutuhan masyarakat
Lingkungan Dukungan orang tua siswa dan
sekolah lingkungan
Adanya hubungan yang baik antara
Konteks sekolah dengan orang tua siswa
Dukungan keluarga dan masyarakat
terhadap sekolah
Kebijkan yang Dukungan yang efektif dari system
kuat pendidikan
Fleksibilitas dan otonomi
Kepemimpinan Kepemimpinan dan perhatian kepala
yang kuat sekolah terhadap kualitas pengajaran
Kepala sekolah mempunyai program in
service
Visi sekolah Dukungan materi yang cukup
Input Waktu pembelajaran yang cukup
Kualitas guru Sikap positif dari para guru
Pemahaman yang mendalam terhadap
Pengajaran
Siswa Harapan yang tinggi dari siswa
Umpan balik secara cepat/segera
Tanggung jawab yang diakui secara
umum
Prilaku siswa yang positif
Iklim sekolah Adanya standar disiplin yang berlaku
bagi kepala sekolah, guru, siswa dan
karyawan di sekolah
Lingkungan fisik yang mendukung dan
nyaman
Proses Iklim yang nyaman dan tertib bagi
berlangsungnya pengajaran dan
pembelajaran
Pengembangan staf dan iklim sekolah
yang kondusif untuk belajar
Peraturan disiplin
Adanya penghargaan dan insentif
Adanya penghargaan bagi siswa yang
berprestasi
Harapan yang tinggi dari komunitas
sekolah
Pengembangan dan kolegialitas pada
guru
Kurikulum Adanya pengorganisasian kurikulum
Menetapkan sasaran yang jelas dan
upaya
untuk mencapainya
Hasil belajar Siswa diharapkan lulus dengan
Output siswa menguasai pengetahuan akademik
Mampu mendemonstrasikan
kebolehannya mengenai seperangkat
kriteria
Outcom Kesempatan kerja
e

Edmons (1979) yang dikutip oleh Sutomo (2015:38) menyebutkan bahwa


terdapat lima karakteristik sekolah, yaitu :
1. Kepemimpinan dan perhatian kepala sekolah terhadap kualitas pengajaran
2. Pemahaman yang mendalam terhadap pengajaran
3. Iklim yang nyaman dan tertib bagi berlangsungnya pengajaran dan sistem
pembelajaran
4. Harapan bahwa semua siswa minimal akan menguasai ilmu pengetahuan
tertentu
5. Penilian siswa yang didasarkan pada pengukuran hasil belaja

Tabel 1.3 Karakteristik Sekolah Efektif Pam Samsons (2013)


Aspek Indikator
- Firm and purposefull
Profesional leadership - A participate approach
- The leading profesional
- Unity of purpose
Shared vision and goals - Consistency of practice
- Collegiality and collabortion
- An ordery atmosphere
A learning environment - An attractive working environment
- Maximation of learning time
- Academic emphasis
Learning
- Focus on achievment
- High expectation all round
Purposeful teaching - Comunication expectation
- Proviing intellectual challennge
- Clear and fair dicipline
Positive reinforcement
- Feedback
- Monitoring pupil performance
Monitoring progress
- Evaluation school performance
- Raising pupil self esteem
Pupil right an responsibility - Position of responsibility
- Control of work
- Parental involvement in their
Home / school patnership
childrens learning
A learning organization - School based staff development

Secara operasional, sekolah efektif memiliki keleluasaan untuk


mengembangkan program-program yang sudah dirancangnya bersama
stakeholder untuk mewujudkan prestasi sekolah yang unggul. Para pemimpin
tidak lagi sungkan melontarkan ide cemerlangnya yang berbeda dari biasanya
untuk membangun sekolah.
Desentralisasi menjadi peluang besar untuk menciptakan sekolah yang
efektif. Hal yang pokok berkenaan dengan keterkaitan antara sekolah efektif
dan desentralisasi adalah bahwa sekolah efektif mensyaratkan sumber daya
professional yang memiliki kemandirian dan dapat memberdayakan semua
kemampuannya.Persoalannya sekarang adalah dapatkah pemimpin
memanfaatkan dan memiliki kesadaran penuh bahwa tugas dan tanggung
jawabnya untuk membangun bangsa dimulai dari kebijakan-kebijakan
kepemimpinannya untuk menciptakan profesionalisme yang memiliki
kemandirian dan dapat memberdayakan berbagai potensi yang ada (Soetomo,
2015).
e. Kepemimpinan Sekolah Efektif
para pemraktik biasanya mendefinisikan pemimpin sebagai orang yang
menerapkan prinsip dan teknik yang memastikan motivasi, disiplin dan
produktifitas jika bekerjasama dengan orang lain, tugas dan situasi agar dapat
mencapai tujuan organisasi.
Ada tiga jenis kepemimpinan, diantaranya :
1. Kepemimpinan Transaksional
Cara yang digunakan seorang pemimpin dalam menggerakan anggotanya
dengan menawarkan imbalan atau akibat terhadap setiap kontribusi yang
diberikan oleh anggota kepada organisasi.
2. Kepemimpinan Transformasional
Kepemimpinan yang membawa organisasi pada sebuah tujuan baru yang
lebih besar dan belum pernah dicapai sebelumnya dengan memberikan
kekuatan mental dan keyakinan kepada para angggota agar mereka
bergerak secara sungguh-sungguh menuju tujuan bersama.
3. Kepemimpinan Visioner
Kepemimpinan yang mempunyai suatu pandangan visi misi yang jelas
dalam orgfanisasi. Dia dapat membangkitkan semangat para anggotanya
dengan menggunakan motivasinya serta imajinasinya untuk membuat
suatu organisasi lebih hidup.
(Soetomo, 2015)

f. Upaya- upaya yang Dilakukan untuk menjadi Sekolah Efektif


Untuk mewujudkan sekolah efektif, diperlukan upaya-upaya untuk
mewujudkannya. Menurut Moerdiyanto (2007) upaya untuk mewujudkan
sekolah efektif diantaranya:
1. Komunikasi yang Terbuka
Dengan adanya komunikasi yang lebih terbuka/ transparan, maka para
pemegang peran akan merasa lebih positif mengenai sekolah. Hal ini
dapat menciptakan dasar yang kuat untuk mendukung pengembangan
sekolah melalui peran serta para pemegang peranan.
2. Pengambilan Keputusan Bersama
Secara umum para pemegang peran diupayakan mengalami lebih banyak
tanggung jawab dalam pengambilan keputusan. Tingkat pengabilan
keputusan yang harus diambil oleh pemegang peran berbeda antara satu
sekolah dengan sekolah lain. Hirarki pengambilan keputusan telah
ditetapkan dan menunjukkan keputusan apa dan siapa yang diperoleh
bagi masing-masing.
3. Memperhatikan Kebutuhan Guru
Fungsi memperhatikan kebutuhan guru adalah agar guru lebih
mempunyai motivasi dalam mengerjakan tugasnya. Kebutuhan guru
meliputi kesejahteraan pribadi, pengembangan profesional dan bantuan
pengajaran. Apabila kebutuhan guru terjamin, maka guru dapat memberi
perhatian lebih pada siswanya.
4. Memperhatikan Kebutuhan Siswa
Kebutuhan siswa meliputi peningkatan pengajaran oleh guru, guru
memberikan penambahan waktu pengajaran untuk persiapan Ujian
Nasional, sekolah menambah kegiatan ekstrakulikuler, melibatkan siswa
dalam pengambilan keputusan, mengembangkan kegiatan ekstrakulikuler
untuk mempersiapkan siswa ke dunia kerja. Dengan memberikan
keterampilan yang menarik dan peningkatan kegiatan ekstra, siswa akan
lebih termotivasi untuk bersekolah.
5. Keterpaduan Sekolah dan Masyarakat
Sekolah mempunyai peran sosial penting dalam masyarakat. Yang
termasuk masyarakat dalam konteks ini adalah orang tua dan masyarakat
setempat. Komite sekolah adalah alat utama untuk mempertemukan
orang tua dengan pihak sekolah. Apabila antara orang tua siswa dengan
pihak sekolah dapat saling kompak dan terpadu, maka sekolah efektif
akan terwujud.

D PENUTUP
D.1 Simpulan
Sekolah efektif adalah sekolah yang memiliki kemampuan
membudayakan setiap komponen penting sekolah, baik secara internal
maupun eksternal, serta memiliki sistem pengelolaan yang baik, transparan,
dan akuntabel dalam rangka pencapaian visi misi tujuan sekolah secara
efektif dan efisien. Upaya yang dapat dilakukan untuk mewujudkan sekolah
efektif di Indonesia diantaranya: komunikasi yang terbuka, pengambilan
keputusan bersama, memperhatikan kebutuhan guru, memperhatikan
kebutuhan siswa, dan keterpaduan antara masyarakat dan sekolah.
D.2 Saran
Sistem pendidikan Indonesia harus segera diperbaiki dengan
menerapkan upaya-upaya yang dapat dilakukan untuk mewujudkan sekolah
efektif, agar sekolah di Indonesia menjadi lebih baik.
DAFTAR PUSTAKA

Adriani, Dwii Esti. 2012. Progam Peningkatan Mutu Guru Berbasis


Kebutuhan.Manajemen Pendidikan. Volume: 23, Nomor 5,
hlm:395-402.
Ali, Mohammad. 2007. Future School Management and Leadership: The
Case of Indonesia.Asia-Pasific Collaborative Education Journal.
Volume:3, Nomor 1, hlm: 43-50.
Firman, hary.2008. The Future of Schooling in Indonesia. Journal of
International Cooperation in Education. Volume: 11, Nomor 1,
hlm: 71-84.
Ihtiati. 2008. Efektivitas Sekolah. Al-Ulum. Volume: 1, Nomor 115, hlm:
117-123.
Moerdiyanto. 2007. Manajemen Sekolah Indonesia yang Efektif melalui
Penerapan Total Quality Managent.Prosiding. Review Beach
Resort Penang Malaysia.
Novera, Isvet Amri. 2004. Indonesian Postgraduate Student Studying in
Australia Eximination of Their Academic, Social, and Cultural
Experiences. International Education Journal. Volume: 5, Nomor
4.
Nur, Muhammad, Cur Zahri Harun, dan Sakdiah Ibrahim. 2016.
Manajemen Sekolah dalam Meningkatkan Mutu Pendidikan pada
SDN Dayah Guci Kabupaten Pidie.Jurnal Administrasi
Pendidikan. Volume: 4, Nomor 1, hlm: 93-103.
Raihani.2007.Education Reforms in Indonesia in The Twenty-First
Century. International Education Journal. Volume:8, Nomor. 1,
hlm: 172-183.
Rifai, Achmad dan Catharina Tri Anni.2015. Psikologi
Pendidikan.Semarang: Pusat Pengembangan MKU/MKDK-LP3
Universitas Negeri Semarang.
Sammons, Pam dan Linda Bakkum. 2013. Effective Schools, Equity and
Teacher Effectiveness: A Review to The Literature. Profesorado.
Volume: 15, Nomor 3.
Soetomo.2015. Manajemen Sekolah. Semarang: Pusat Pengembangan
MKU/MKDK-LP3 Universitas Negeri Semarang.
Supardi. 2013. Sekolah Efektif Konsep Dasar dan Praktiknya. Jakarta:
Rajawali Pers.
LAMPIRAN

Pertanyaan

1. Apa yang dimaksud dengan sekolah efektif?


2. Hal apa yang dihasilkan dari proses kepemimpinan dari sekolah efektif?
3. Apa tujuan pelatihan kepemimpinan dalam sekolah efektif?
4. Apa asas terpenting yang menjadi landasan bergerak dalam pengelolaan
pendidikan menuju sekolah efektif? Jelaskan!
5. Mengapa TQM (Total Quality Management) disebut sebagai konsep yang
paling baik untuk mewujudkan sekolah efektif ?
6. Sebutkan ciri-ciri sekolah efektif menurut Moediyanto?
7. Sebutkan karateristik sekolah efektif menurut Soetomo!
8. Mengapa desentralisasi disebut sebagai peluang besar untuk mewujudkan
sekolah efektif?
9. Sebutkan dan jelaskan upaya- upaya untuk mencapai sekolah efektif!
10. Menurut anda, apakah Indonesia dapat mewujudkan sekolah efektif? Berikan
alasan anda!

Anda mungkin juga menyukai