Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH ALAT UKUR

ALAT UKUR BUNYI DAN KELEMBABAN

Disusun untuk memenuhi tugas Alat Ukur

Disusun oleh:

1. Emma Zulfiana Ahmad (4201415033)


2. Frita Dwi Wijayanti (4201415045)
3. Nadyatun Khasanah (4201415054)

PENDIDIKAN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2017
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


1.1.1 Pengukuran Bunyi
Globalisasi universal menyebabkan pertumbuhan dan perkembangan
teknologi menjadi semakin pesat, baik di bidang transportasi, bidang
telekomunikasi, maupun bidang industri. Semua pertumbuhan dan
perkembangan tersebut menyebabkan timbulnya kebisingan.

Kebisingan adalah bunyi yang tidak diinginkan dari usaha atau kegiatan
dalam tingkat dan waktu dan tertentu yang dapat menimbulkan
gangguan kesehatan manusia dan kenyamanan lingkungan (Kepmen
LH No 48. tahun 1996). Menurut Sumamur (2009), bunyi atau suara
didengar sebagai rangsangan pada sel saraf pendengaran dalam telinga
oleh gelombang longitudinal yang ditimbulkan getaran dari sumber
bunyi atau suara dan gelombang tersebut merambat melalui media
udara atau penghantar lainnya, dan manakala bunyi atau suara tersebut
tidak dikehendaki oleh karena mengganggu atau timbul diluar kemauan
orang yang bersangkutan, maka bunyi-bunyian atau suara demikian
dinyatakan sebagai kebisingan ( Murni 2012)

Kebisingan merupakan sejenis polusi udara dan seperti halnya polusi


zat-zat kimia, dia dapat melukai/merusak, menyebabkan ketulian dan
kebutaan yang serius bila polusi tersebut berlangsung terus menerus
dalam jangka waktu yang lama.ini merupakan alasan diciptakannya
sound meter. Sound meter diciptakan untuk mengukur kebisingan atau
taraf intensitas bunyi yang ditimbulkan oleh transportasi, mesin
industrialisasi, peralatan rumah tangga dan lain-lain.

1.1.2 Pengukuran Kelembaban


Iklim merupakan salah satu faktor pembatas dalam proses pertumbuhan
dan produksi tanaman.. Untuk daerah tropis seperti indonesia, hujan
merupakan faktor pembatas penting dalam pertumbuhan dan produksi
tanaman pertanian. Selain hujan, unsur iklim lain yang mempengaruhi
pertumbuhan tanaman adalah suhu, angin, kelembaban dan sinar
matahari.
Dalam mengenal serta memahami sifat-sifat cuaca dan iklim di alam,
kita dihadapkan dengan beberapa pengertian yang satu sama lain saling
terkait antar lain; Iklim adalah keadaan cuaca rata-rata dalam periode
waktu yang panjang pada suatu wilayah tertentu. Ilmu yang
mempelajari iklim disebut Klimatologi. Sedangkan cuaca adalah
peris-tiwa fisika yang terjadi di atmosfir, atau keadaan atmosfir pada
suatu saat. Dan ilmu yang mempelajari cuaca disebut Meteorologi.
Atmosfir atau Atmosfera berasal dari bahasa Yunani "Atmos" yang
berarti uap air atau gas dan "Sphaira" yang berarti keadaan sekitarnya
atau selimut. Jadi atmosfir dapat diartikan selubung gas, atau selimut
gas yang disekitar bumi. Teranglah bahwa pengenalan cuaca dan iklim
menyangkut semua peristiwa yang terjadi di atmosfir yang diantaranya
radiasi surya, suhu udara, tekanan udara, angin, hujan dan awan,
kelembaban udara, penguapan, keseluruhannya disebut juga unsur-
unsur cuaca. Peristiwa-peristiwa yang terjadi untuk daerah yang sempit
atau disekitar lokasi usaha tertentu disebut iklim mikro (micro climate)
(Darsiman, 2000, 2007).

Akibat adanya unsur-unsur pengendali iklim (radiasi surya, suhu udara,


tekanan udara, angin, hujan dan awan, kelembaban udara, penguapan)
maka masing-masing unsur cuaca/iklim berbeda dari suatu tempat
ketempat lain atau dari waktu ke waktu dari setiap jengkal lahan secara
mikro dibumi ini (Darsiman, 2007).

Kelembaban merupakan salah satu komponen abiotik di udara dan


tanah. Kelembaban di udara berarti kandungan uap air di udara,
sedangkan kelembaban di tanah berarti kandungan air dalam tanah.
Kelembaban diperlukan oleh makhluk hidup agar tubuhnya tidak cepat
kering karena penguapan. Kelembaban yang diperlukan setiap maklhuk
hidup berbeda-beda. Sebagai contoh, cendawan dan cacing memerlukan
habitat yang sangat lembab.

1.2 Tujuan
a) Mengetahui cara penggunaan, prinsip kerja, bagian-bagian dan kalibrasi
alat ukur bunyi sound meter
b)
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Alat Ukur Bunyi

2.1.1 Pengertian Sound Level Meter

Sound Level Meter adalah alat ukur yang digunakan untuk menilai
tingkat kebisingan atau suara dengan mengukur tekanan suara. Sound
Level Meter Sering disebut sebagai Sound Preasure Level (SPL) meter,
decibel (dB) meter, noise meter atau noise dosimeter. Dalam
penggunaannya Sound Level Meter menggunakan mikrofon untuk
menangkap suara. Suara tersebut kemudian dievaluasi di dalam
perangkat dan nilai pengukuran akustik ditampilkan.

Unit pengukuran akustik yang paling umum untuk suara adalah desibel
(dB). Namun, beberapa perangkat Sound Level Meter juga menentukan
tingkat suara kontinyu yang setara (Leq) dan parameter akustik lainnya.
Dengan meteran tingkat suara portabel, kebersihan industri dan
profesional keselamatan kerja dapat mengukur tingkat suara di beberapa
lokasi untuk memastikan kondisi lingkungan berada dalam batas
paparan yang disarankan (REL : Recommended Exposure Limits).
Beberapa perangkat Sound Level Meter dapat dipasang secara
permanen untuk pemantauan tingkat suara secara terus menerus di
tempat kerja atau pekerjaan.

Terdapat dua jenis Sound Level Meter, yaitu:

a) Sound Level Meter Analog

Pada instrumen ini disusun dari rangkaian listrik yang didesign


khusus akan mengkonversi sinyal listrik dari mikropon menjadi
suatu bacaan angka pada skala.
b) Sound Level Meter Digital

Pada instrument ini disusun dari rangkaian listrik yang didesign


khusus akan mengkonversi sinyal listrik dari mikropon menjadi
bacaan angka yang terdisplai pada layar.

2.1.2 Bagian-bagian dan Keguanaan Bagian-bagian Sound Level Meter


Sound Meter Level terdiri beberapa bagian, diantaranya :

a) microphone yang digunakan sebagai penangkap gelombang


suara dari luar
b) sirkuit elektronik yang terdiri dari
preamplifier yang berfungsi untuk meningkatkan input
gain signal tegangan yang masuk melalui microphone
jaringan perespon frekuensi yang digunakan untuk dapat
memberikan pendekatan yang tepat dalam pengukuran
tingkat kebisingan total
amplifier yang berfungsi untuk menguatkan sinyal
tegangan yang keluar dari jaringan perespon frekuensi
agar data yang terbaca nantinya lebih teliti
rms detector untuk mendeteksi kecepatan gelombang suara
c) layar panel yang difungsikan sebagai pembacaan pada alat ini
d) range switch sebagai pengatur skala maksimum pada sound
meter
e) power suply diguankan untuk menaakan atau mematikan alat
2.1.3 Prinsip Kerja Sound Level Meter
a) Tekanan suara diubah menjadi tegangan melalui mikrofon.Pada
umumnya microphone menggunakan diafragma tipis untuk
mengubah tekanan menjadi gerakan. Gerakan ini selanjutnya
diubah menjadi tegangan oleh tranduser yang cocok biasanya tipe
kapasitansi piezoelektrik atau tipe kumparan berputar.
b) Tegangan keluaran mikrofon secara umum adalah sangat kecil
dan pada suatu tingkat impedansi tinggi; sehingga pada keluaran
mikrofon dipergunakan penguat dengan impedansi masukan dan
penguatan yang tinggi. Penguat ac sederhana relative dapat
digunakan, karena tidak diperlukan tanggapan terhadap tegangan
yang static (tak berubah) atau tegangan yang berubah secara
perlahan.
c) Berikutnya setelah penguat pertama adalah jaringan timbangan
(weighting network). Jaringan ini adalah suatu filter elektris yang
mempunyai tanggapan frekuensi disesuaikan sehingga mendekati
tanggapan frekuensi telinga manusia rata-rata.
Jaringan timbangan adalah filter elektris yang dirancang
mendekati tanggapan pendengaran manusia pada tiga tingkat
kenyaringan yang berbeda. Sehingga pembacaan instrument akan
menyatakan kenyaringan yang terasakan. Biasanya disediakan
tiga buah filter, yaitu A ( mendekati tanggapan pendengaran 40
phon ), B ( 70 phon ), dan C ( 100 phon ).
Kenyataannya, banyak pengukuran praktis dibuat dengan
menggunakan skala A karena ini merupakan pendekatan
sederhana yang memberikan hasil baik dalam banyak kasus dan
telah ditulis ke dalam banyak standard dan kode. Pembacaan
dilakukan pada jaringan timbangan disebut tingkat suara.
d) Keluaran jaringan timbangan selanjutnya diperkuat dan suatu jack
keluaran tersedia untuk mengeluarkan sinyal ke osiloskop ( jika
diinginkan pengamatan bentuk gelombangnya ) atau ke
penganalisis gelombang ( jika akan menentukan kandungan
frekuensi suara ). Pemfilteran dilengkapi dengan filter RC lolos
rendah sederhana dan meter dinamika lolos rendah.
e) Beberapa meter memiliki perpindahan tanggapan cepat maupun
pelan yang mengubah pemfilteran. Posisi pelan memberikan suatu
kemantapan, memudahkan pembacaan posisi jarum, tetapi tidak
mampu membaca bila terjadi perubahan sinyal dalam waktu yang
pendek. Jika diinginkan pembacaan pada perubahan waktu
pendek, maka pengamatan pada meter dialihkan ke tanggapan
cepat.
f) Selanjutnya pembacaan meter adalah nilai rms dan tekanan suara,
ini dikalibrasi dalam desibel ( dB ) karena desibel mendefinisikan
dengan baik suatu hubungan antara tekanan suara dalam alat.
2.1.4 Pengoperasian Sound Level Meter
a) Memasangkan Microphone pada Sound Level Meter
b) Pengukuran dimulai dengan memposisikan microphone setinggi
telinga pekerja (150 cm dari tanah)
c) Menekan tombol POWER, lalu menunggu hingga angka pada
monitor menjadi stabil (Perubahan tidak signifikan). Kira-kira
selama 1-2 menit
d) Kemudian pada tombol RANGE pilih AUTO untuk
menujukkan semua skala pengukuran
e) Setelah 30 detik, tombol HOLD ditekan lalu mencatat hasil
pengukuran yang ditunjukkan pada monitor SLM.
f) Kemudian mengulangi langkah ini sebanyak 10 kali.
2.1.5 Kalibrasi Sound Level Meter
Cara Mengkalibrasi Sound Level Meter :
a. Hidupkan kalibrator dan sound level meter.
b. Putar tombol penyetel, dan atur tingkat tekanan suara.
c. Pastikan kalibrator berada pada sound level meter yang benar.
d. Lalu sesuaikan sound level meter untuk memperoleh hasil yang
benar.

2.1.6 Perawatan Sound Level Meter

a) Posisikan sound meter di tempat yang bersih dan tidak terkena


terik matahari secara langsung. Jangan sampai jatuh / terbanting
supaya tidak merusak layar display.
b) Seusai dipakai sound meter mesti segera di matikan untuk
menghemat daya baterai. Cek daya baterai sound level meter,
dengan menyalakan alat dan lihat indikator baterai masih
mencukupi atau tidak, pastikan jangan sampai meggunakan
sampai baterai drop.
c) Cek daya baterai kalibrator caranya yaitu geser tombol Batt
Test ke posisi On/OFF yang ada pada alat tersebut, apabila
lampu led menyala maka bisa dipastikan alat tersebut masih
memiliki daya baterai.
d) lakukan kalibrasi eksternal setahun sekali.

2.2 Alat Ukur Kelembaban


BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
a) Sound Level Meter adalah alat yang digunakan untuk mengukur
kebisingan suatu tempat. Alat ini dapat digunakan dengan cara
meletakkannya di tempat yang ingin diukur kebisingannya. Prinsip
kerja dari alat ini adalah dengan mengubah sinyal gelombang suara
menjadi tekanan dan menampilkannya pada layar LCD. Sound Level
meter terdiri dari sebuah microphone, rangkaian elektronik, tombol
power, tombol range, dan sebuah layar LCD. Untuk melakukan
kalibrasi pada alat ini dapat dilakukan dengan menghidupkan
kalibrator dan mengatur kesesuaian tekanan yng diinginkan.
b)
3.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA

http://alatukur.web.id/sound-level-meter/ (diakses pada 09/06/2017)

https://www.pce-instruments.com/english/measuring-instruments/test
meters/sound-level-meter-noise-level-meter-kat_40095_1.htm
(diakses pada 09/06/2017)

Murni, M. 2012. Makalah Alat Ukur Bunyi. UMS

Anda mungkin juga menyukai