Anda di halaman 1dari 25

EFEKTIVITAS SEKOLAH

UNTUK MEMENUHI TUGAS MATA KULIAH


MANAJEMEN PENDIDIKAN
DOSEN PENGAMPU :AKHMAD SYARWANI, S.KOM., M.PD.

Disusun Oleh
Kelompok 1 :
Shinta Agustina
(3061956128)
Sya’idah
(3061956050)
Zaitunnisa Munawarah
(3061956154)

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PERSATUAN GURU REPUPLIK INDONESIA
(STKIP – PGRI)
BANJARMASIN
2021

1
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikumwarahmatullahiwabarakatuh
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan sehingga kami
dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya tentunya kami
tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik. Shalawat serta salam
semoga terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang
kita nanti-natikan syafa’atnya di akhirat nanti.
Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-Nya, baik
itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga penulis mampu untuk menyelesaikan
pembuatan makalah sebagai tugas Pertama dari matakuliah Manajemen Pendidikan dengan
judul “EfektivitasSekolah".
Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih
banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, penulis mengharapkan
kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya makalah ini nantinya dapat menjadi
makalah yang lebih baiklagi. Kemudian apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini
penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita
semua. Terimakasih.

Banjarmasin, 11 Oktober 2021

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang................................................................................................1
B. Rumusan Masalah...........................................................................................3
C. Tujuan Penulisan............................................................................................3
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Efektivitas.....................................................................................3
B. Pengertian Efektivitas Sekolah.......................................................................4
C. Evektifitas Sekolah dalamberbagai Perspektif...............................................5
D. Fungsi untuk mencapai Efektivitas Sekolah...................................................6
E. Kategori efektivitas sekolah.........................................................................10
F. Konstruk efektivitas sekolah.........................................................................11
G. Indikator efektivitas sekolah.........................................................................14
H. Mewujudkan Sekolah yang Efektif..............................................................18
BAB III PENUTUP
A. Simpulan.......................................................................................................20
B. Saran.............................................................................................................21
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Mutu pendidikan di Indonesia sudah memprihatinkan, hal itu ditandai dengan


kurangnya prestasi akademik, kurangnya kreativitas, serta kemandirian siswa. Selain itu,
relevansi pendidikan dengan kebutuhan masyarakat semakin dipertanyakan dan
menyebabkan masyarakat pesimis terhadap sekolah.
Dengan adanya perubahan sistem pemerintahan dari sentralisasi ke desentralisasi atau
otonomi daerah dan dalam usaha peningkatan mutu pendidikan dan penyesuaian
relevansi pendidikan dengan kebutuhan masyarakat, pemerintah menerapkan sistem
pengelolaan sekolah yang baru yang dinamakan managemen berbasis sekolah (MBS).
MBS dipandang dapat menjadi solusi untuk masalah pendidikan di atas. Dalam MBS
sekolah diberi kewenangan untuk mengelola sekolahannya sendiri, sehingga tiap sekolah
dituntut untuk dapat membuat program-programnya sendiri untuk mengatasi masalah
yang ada pada sekolah tersebut. Di dalam MBS juga menerapkan prinsip PAKEM
(pembelajaran aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan) sehingga siswa diharap dapat
lebih kreatif dan mandiri dalam kegiatan pembelajaran sehingga dapat meningkatkan
prestasi akademik mereka. Peran serta masyarakat dalam perencanaan, pelaksanaan,
pengawasan, dan evaluasi program pendidikan juga sangat diperlukan . Karena definisi
efektivitas sekolah menjadi sesuatu yang sangat berbeda tergantung cara pandang
mereka. Diharapkan dengan peran serta masyarakat , dapat meningkatkan efektifitas
sekolah dengan kebutuhan masyarakat, selain itu, masyarakat dapat membantu
pelaksanaan program yang mereka rencanakan sendiri, kemudian melakukan pengawasan
dan evaluasi sendiri.
Pemahaman efektivitas sekolah merupakan sesuatu yang sangat sulit tanpa
menjalankan fungsi sekolah. Berbagai sekolah mungkin saja memiliki tampilan yang
berbeda dan efektifitas bagi fungsi dan tujuan yang berbeda. Contoh, beberapa sekolah
mungkin baik dalam membantu peserta didik, pengembangan pribadi, sedangkan
beberapa sekolah lainnya menjadi sesuatu yang luar biasa dalam hal teknis kompetensi
produksi untuk kebutuhan komunitas.

1
Berdasarkan sebuah perpektif input – output, efektivitas sekolah sering diasumsikan
sebagai sebuah gabungan atau perbandingan antar rasio ( jika dalam akal kuantitatif )
yaitu apa yang telah dimasukan ke dalam sekolah dan yang dapat diproduksi oleh
sekolah.
Peningkatan efektivitas sekolah sangat ditentukan oleh kinerja kepala sekolah. Dalam
uraian Standar Kompetensi Kepala Sekolah (2007, hlm. 102) dijelaskan bahwa “kepala
sekolah yang berkinerja baik diperlihatkan dalam kemampun manajemen kepala sekolah
yang mampu: (a) menjabarkan sumber daya yang ada untuk menyediakan dukungan yang
memadai bagi guru, bahan pelajaran, dan pemeliharaan fasilitas yang baik; (c)
berkomunikasi secara teratur dengan staf, orang tua siswa, siswa dan masyarakat terkait”.
Dengan kata lain, bahwa efektivitas sekolah ditentukan oleh kepemimpinan manajerial
kepala sekolah. Sehingga pemimpin mampu membentuk lingkungan sekolah menjadi
lingkungan yang nyaman bagi seluruh warga sekolah.
Keberhasilan kepala sekolah dalam melaksanakan tugasnya banyak ditentukan oleh
kepemimpinan kepala sekolah. Kepemimpinan merupakan faktor yang paling penting
dalam menunjang tercapainya tujuan organisasi sekolah. Keberhasilan kepala sekolah
dalam mengelola kantor, mengelola sarana dan prasarana sekolah, membina guru, atau
mengelola kegiatan sekolah lainnya banyak ditentukan oleh kepemimpinan kepala
sekolah. Apabila kepala sekolah mampu menggerakkan, memimbing, dan mengarahkan
anggotanya secara tepat, segala kegiatan yang ada dalam organisasi sekolah akan bisa
terlaksana secara efektif. Sebaliknya, bila tidak bisa menggerakkan anggota secara
efektif, maka tidak akan bisa mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Untuk memperoleh
gambaran yang jelas, bagaimana peranan kepemimpinan dalam pengelolaan sekolah,
maka perlu diuraikan tentang beberapa keterampilan utama yang harus dimiliki oleh
seorang pemimpin.
Efektivitas sekolah dapat dilihat dari kepemimpinan kepala sekolah dan iklim
sekolah. Kepemimpinan kepala sekolah dan iklim sekolah yang diharapkan terdapat
keterbukaan untuk mencapai keefektivitasan sekolah. Kepemimpinan adalah suatu
kekuatan penting dalam rangka pengelolaan sekolah, oleh sebab itu kemampuan
memimpin secara efektif merupakan kunci keberhasilan organisasi sekolah dalam
mencapai keefektifitasan sekolah. Esensi kepemimpinan adalah kepengikutan kemauan
orang lain untuk mengikuti keinginan pemimpin. Kepala sekolah sebagai pemimpin.
Kepala sekolah sebagai pemimpin harus mampu menimbulkan kemauan yang kuat
dengan penuh semangat dan percaya diri para bawahan dalam melaksanakan tugas

2
masing-masing serta memberikan bimbingan dan mengarahkan para bawahan serta
memberikan dorongan, memacu dan berdiri di depan demi kemajuan dan memberikan
inspirasi dalam mencapai tujuan.
Upaya untuk meningkatkan kepemimpinan kepala sekolah dalam menjalankan fungsi
dan menjaga stabilitas iklim sekolah, diperlukan pemahaman dan penguasaan kompetensi
yang diperlukan bahwa kepala sekolah memiliki kemampuan dan orientasi dalam
kompetensi kepemimpinan dan manajerial di mana kepala sekolah memiliki kemampuan
merencanakan, mengorganisasikan, mengkomunikasikan, memotivasi, mengarahkan dan
pengawasan serta tindak lanjut terhadap kegiatan sekolah

A. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian efektifitas ?
2. Apa pengertian efektifitas sekolah?
3. Bagaimana efektivitas sekolah dalam berbagai perspektif?
4. Apa fungsi untuk mencapai efektivitas sekolah?
5. Apa kategori efektifitas sekolah?
6. Bagaimana konstruk efektivitas sekolah?
7. Apa indikator efektivitas sekolah?
8. Bagaimana mewujudkan sekolah yang efektif?

B. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui pengertian efektifitas.
2. Untuk mengetahui pengertian efektifitas sekolah.
3. Untuk mengetahui efektivitas sekolah dalam berbagai perspektif.
4. Untuk mengetahui fungsi untuk mencapai efektivitas sekolah.
5. Untuk mengetahui kategori efektifitas sekolah.
6. Untuk mengetahui konstruk efektivitas sekolah.
7. Untuk mengetahui indikator efektivitas sekolah.
8. Untuk mengetahui wujud sekolah yang efektif.

3
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Efektivitas

Pengertian efektivitas secara umum menurut  Hidayat (1986) yang menjelaskan


bahwa : “Efektifitas adalah suatu ukuran yang menyatakan seberapa jauh target
(kuantitas,kualitas dan waktu) telah tercapai. Dimana makin besar presentase target yang
dicapai, makin tinggi efektifitasnya”.

Dalam memaknai efektivitas setiap orang memberi arti yang berbeda, sesuai sudut
pandang dan kepentingan masing-masing. Menurut E Mulyasa efektivitas adalah bagaimana
suatu organisasi berhasil mendapatkan dan memanfaatkan sumber daya dalam usaha
mewujudkan tujuan operasional. Dalam buku Manajemen Berbasis Sekolah yang ditulis oleh
E Mulyasa, Thomas (1979) melihat efektivitas pendidikan dalam kaitanya dengan
produktivitas, berdasarkan tiga dimensi berikut ini.

a. The administrator production function, fungsi ini meninjau produktivitas sekolah dari
segi keluaran administrative, yaitu seberapa besar dan baik layanan yang dapat diberikan
dalam suatu proses pendidikan, baik oleh guru, kepala sekolah, maupun pihak lain yang
berkepentingan.
b. The psychologist’s production function, fungsi ini melihat produktivitas dari segi
keluaran, perubahan perilaku yang terjadi pada peserta didik, dengan melihat nilai-nilai
yang diperoleh peserta didik sebagai suatu gambaran dari prestasi akademik yang telah
dicapainya dalam periode belajar tertentu di sekolah.
c. The economic’s production function, fungsi ini melihat produktivitas sekolah ditinjau
dari segi keluaran ekonomis yang berkaitan dengan pembiayaan layanan pendidikan di
sekolah.

Efektivitas dapat dijadikan barometer untuk mengukur keberhasilan pendidikan, suatu


sekolah dikatakan efektif jika tujuan bersama dapat dicapai, dan belum bisa dikatakan efektif
meskipun tujuan individu yang ada di dalamnya dapat dipenuhi.

4
B. Pengertian Efektivitas Sekolah

Sekolah efektif menunjukkan pada kemampuan sekolah dalam


menjalankan fungsinya secara maksimum, baik fungsi ekonomis, fungsi sosial kemanusiaan,
fungsi politis, fungsi budaya maupun fungsi pendidikan. Fungsi ekonomis sekolah adalah
memberi bekal kepada siswa agar dapat melakukan aktivitas ekonomi sehingga dapat hidup
sejahtera. Fungsi sosial kemanusiaan sekolah adalah sebagai media bagi siswa untuk
beradaptasi dengan kehidupan masyarakat. Fungsi politis sekolah adalah sebagai wahana
untuk memperoleh pengetahuan tentang hak dan kewajiban sebagai warga negara. Fungsi
budaya adalah media untuk melakukan transmisi dan transformasi budaya. Adapun fungsi
pendidikan adalah sekolah sebagai wahana untuk proses pendewasaan dan pembentukan
kepribadian siswa.

Fungsi - fungsi tersebut ada yang menjadi fungsi umum (notice function) dalam arti
berlaku bagi semua jenis dan atau jenjang sekolah, dan ada pula yang lebih menonjol pada
jenis-jenis sekolah tertentu (distinctive function), seperti pada sekolah-sekolah yang
memiliki ciri keagamaan, sekolah-sekolah kejuruan, atau jenis-jenis sekolah lainnya. Oleh
karena kata efektif itu sendiri mengandung pengertian tentang derajat pencapaian tujuan
yang telah ditetapkan, maka upaya perumusan konstruk dan indikator efektivitas sekolah
tidak dapat dilepaskan dari konsep tentang kemampuan (kompetensi) yang hendak
dikembangkan melalui pendidikan di sekolah.

Efektivitas sekolah merupakan ukuran yang menyatakan sejauh mana sasaran atau
tujuan (kualitas, kuantitas dan waktu) telah dicapai. Dalam bentuk persamaan efektivitas
adalah sama dengan hasil nyata dibagi dengan hasil yang diharapkan.

Efektivitas Sekolah atau sekolah efektif yaitu sekolah yang mengorganiasikan dan
memanfaatkan semua sumber daya yang dimiliki untuk menjamin semua siswa tanpa
memandang ras, jenis kelamin maupun status sosial ekonomi bisa mempelajari materi
kurikulum yang esensial di sekolah. Efektifitas sekolah pada dasarnya menunjukan tingkat
kesesuaian antara hasil yang dicapai berupa achievements atau observed outputs dengan
hasil yang diharapkan berupa Objectives, Targets dan intended outputs sebagai mana telah
ditetapkan. Efektivitas sekolah menunjukkan tingkat kinerja yang diharapkan dalam

5
menyelenggarakan proses belajar yang ditunjukkan oleh hasil belajar yang bermutu bagi
peserta didik sesuai dengan tugas pokoknya (pengoptimalan pencapaian tujuan pendidikan
sebagaimana termuat dalam kurikulum).

Sekolah efektif dalam perspektif mutu pendidikan dapat dikatakan bahwa sekolah yang
efektif adalah sekolah yang:(1) Memiliki masukan siswa dengan potensi yang sesuai dengan
tuntutan kurikulum, (2) Dapat menyediakan layanan pembelajaran yang bermutu, (3)
Memiliki fasilitas sekolah yang menunjang efektivitas dan efisiensi kegiatan belajar
mengajar, dan (4) Memiliki kemampuan menciptakan budaya sekolah yang kondusif sebagai
refleksi dari kinerja kepemimpinan profesional kepala sekolah.

C. Efektivitas Sekolah Dalam Berbagai Perspektif


1. Efektivitas Sekolah dalam Perspektif Mutu Pendidikan
Penyelenggaraan layanan belajar bagi peserta didik biasanya dikaji dalam konteks
mutu pendidikan yang erat hubungannya dengan kajian kualitas manajemen dan Efektivitas
Sekolah. Di lingkungan sistem persekolahan, konsep mutu pendidikan dipersepsi berbeda-
beda oleh berbagai pihak. Menurut persepsi kebanyakan orang (orang tua dan masyarakat
pada umumnya), mutu pendidikan di sekolah secara sederhana dilihat dari perolehan nilai
atau angka yang dicapai seperti ditunjukkan dalam hasil-hasil ulangan dan ujian. Sekolah
dianggap bermutu apabila para siswanya sebagian besar atau seluruhnya, memperoleh nilai
atau angka yang tinggi, sehingga berpeluang melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih
tinggi. Persepsi tersebut tidak keliru apabila nilai atau angka tersebut diakui sebagai
representasi dari totalitas hasil belajar, yang dapat dipercaya menggambarkan derajat
perubahan tingkah laku atau penguasaan kemampuan yang menyangkut aspek kognitif,
afektif, dan psikomotorik. Dengan demikian, hasil pendidikan yang bermutu memiliki
nuansa kuantitatif dan kualitatif. Artinya, disamping ditunjukkan oleh indikator seberapa
banyak siswa yang berprestasi sebagai mana dilihat dalam perolehan nilai yang tinggi, juga
ditunjukkan oleh seberapa baik kepemilikian kualitas pribadi para siswanya, seperti tampak
dalam kepercayaan diri, kemandirian, disiplin, kerja keras dan ulet, terampil, berbudi
pekerti, beriman dan bertaqwa, bertanggung jawab sosial dan kebangsaan, apresiasi, dan
lain sebagainya. Analisis di atas memberikan pemahaman yang jelas bahwa konsep
Efektivitas Sekolah berkaitan langsung dengan mutu kinerja sekolah.

6
Efektivitas Sekolah dalam perspektif mutu pendidikan dapat dikatakan bahwa sekolah
yang efektif adalah sekolah sebagai berikut :
(1) Memiliki masukan siswa dengan potensi yang sesuai dengan tuntutan kurikulum.
(2) Dapat menyediakan layanan pembelajaran yang bermutu.
(3) Memiliki fasilitas sekolah yang menunjang efektivitas dan efisiensi kegiatan belajar
mengajar.
(4) Memiliki kemampuan menciptakan budaya sekolah yang kondusif sebagai refleksi dari
kinerja kepemimpinan professional kepala sekolah.
2. Efektivitas Sekolah dalam Perspektif Manajemen
Manajemen sekolah adalah proses pemanfaatan seluruh sumber daya sekolah yang
dilakukan melalui tindakan yang rasional dan sistematik (mencakup perencanaan,
pengorganisasian, pengerahan tindakan, dan pengendalian) untuk mencapai tujuan sekolah
secara efektif dan efisien. Tindakan-tindakan manajemen tersebut bersumber pada
kebijakan dan peraturan-peraturan yang disepakati bersama yang diwujudkan dalam bentuk
sikap, nilai, dan perilaku dari seluruh orang yang terlibat di dalamnya. Tindakan-tindakan
manajemen tidak berlangsung dalam satu isolasi, tetapi terjadi dalam satu keutuhan
kompleksitas sistem.
Apabila dilihat dari perspektif ini, maka dimensi Efektivitas Sekolah meliputi sebagai
berikut :
(1) Layanan belajar bagi siswa.
(2) Pengelolaan dan layanan siswa.
(3) Sarana dan prasarana sekolah.
(4) Program dan pembiayaan.
(5) Partisipasi masyarakat.
(6) Budaya sekolah.
3. Efektivitas Sekolah dalam Perspektif Teori Organisme
Efektivitas Sekolah mampu mewujudkan apa yang disebut sebagai “self renewing
schools” atau “adaptive school”, atau disebut juga sebagai “learning organization” yaitu
suatu kondisi dimana kelembagaan sekolah sebagai satu entitas mampu menangani
permasalahan yang dihadapinya sementara menunjukkan kapabilitasnya dalam berinovasi.
Menurut teori organisme, dunia ini bukan benda mati, melainkan merupakan suatu energi
yang memiliki kapasitas berubah untuk menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Dalam
perspektif ini, maka bentuk kehidupan apa pun hanya akan mampu bertahan apabila
organisme itu mampu memberikan respon yang tepat untuk beradaptasi dengan perubahan-

7
perubahan yang terjadi di sekitarnya. Kondisi ini berlaku untuk sekolah, dimana Garmston
dan Wellman menyebutnya sebagai “the Adaptive Organism”.
Untuk bisa adaptif, sekolah sebagai organisasi harus secara terus menerus
mempertanyakan dua hal yang esensial, yaitu:
(1) Apakah yang menjadi hakikat keberadaan sekolah.
(2) Apakah yang menjadi tujuan utamanya.

D. Fungsi Untuk Mencapai Efektivitas Sekolah


Efektivitas Sekolah menunjukkan pada kemampuan sekolah dalam menjalankan
fungsinya secara maksimal. Fungsi untuk mencapai efektivitas sekolah di bagi menjadi 5
(lima) antara lain:
1. Fungsi ekonomis
Fungsi ekonomis adalah memberikan bekal kepada siswa agar dapat melakukan
aktivitas ekonomi, sehingga dapat hidup sejahtera. Di dalam fungsi ekonomi terdapat
beberapa level, yaitu :
a. Level individu
Sekolah membantu pesreta didik untuk memperoleh kebutuhan pengetahuan dan
keterampilan untuk bertahan dan berkompetensi dalam masyarakat moderen atau
kompetisi ekonomi memberi kesempatan kerja.
b. Level institusi
Organisasi layanan memberikan kualitas dalam melayani klien. Seperti memberikan
tempat hidup dan tempat kerja
c. Level komunitas lokal dan masyarakat
Sekolah melayani ekonomi atau kebutuhan instrumental, memasok kekuatan tenaga
kerja yang berkualitas untuk system ekonomi, memodifikasi membentuk perilaku
ekonomi terhadap pengembangan dan stabilitas struktur ekonomi tenaga kerja.
d. Level internasional
Sekolah memasok kebutuhan kekuatan berkualitas tinggi dalam kompetisi
internasional, seperti kerjasama ekonomi, perlindungan bumi, pertukaran teknologi
dan informasi
2. Fungsi sosial-kemanusiaan
Adalah sebagai media bagi siswa untuk beradaptasi dengan kehidupan masyarakat. Di
dalam fungsi sosial kemanusiaan terdapat beberapa level, yaitu :
a. Level individu

8
Membantu peserta didik untuk mengembangkan psikologi diri secara social dan fisik
dalam mengembangkan potensi diri.
b. Level institusi
Sekolah merupakan entitas atau system strata social diri interaksi manusia yang
beraneka ragam.
c. Level komunitas lokal dan sosial
Mendukung integrasi sosial dari aneka ragam dan konstitusi masyarakat yang
berbeda. Memfasilitasi pergerakan social dalam struktur kelas yang ada dari latar
belakang yang berbeda.
d. Level internasional
Sekolah mereproduksi eksistensi kelas social yaitu mengabadikan perbedaan social.
Hal ini dikarenakan untuk membangkitkan kesadaran global. Dimana sekolah
diharapkan untuk memainkan sebuah peran penting dalam menyiapkan siswa untuk
keharmonisan internasional
3. Fungsi politis
Adalah sebagai wahana untuk memperoleh pengetahuan tentang hak dan kewajiban
sebagai warga Negara, serta mengacu pada kontribusi sekolah untuk pengembangan politik
pada level masyarakat yang berbeda. Di dalam fungsi politis terdapat beberapa level, yaitu :
a. Level individu
Sekolah membantu peserta didik untuk pengembangan tingkah laku sipil yang positif
dan kemampuan untuk HAM dan kewajiban bernegara.
b. Level internasional
Sekolah bertindak secara sistematis mensosialisasikan peserta didik kedalam aturan
norma-norma politik, dan nilai kepercayaan. Sekolah sering menjadi sebuah koalisasi
politik para guru, orang tua, dan peserta didik yang dapat berkontribusi bagi stabilitas
struktur kekuatan pemerintah.
c. Level komunitas dan sosial
Sekolah memainkan sebuah peran penting untuk melayani kebutuhan politik dari
komunitas social, legitimasi eksistensi autoritas pemerintah, mempertahankan
stabilitas struktur politik.
d. Level internasional
Sekolah menggerakan damai anti perang, dan penghapusan konflik antar agama dan
bangsa.

9
4. Fungsi budaya media untuk melakukan transmisi dan transformasi budaya untuk
pengembangan level social yang berbeda.
5. Fungsi pendidikan sekolah
Adalah sebagai wahana untk proses pendewasaan dan pembentukan kepribadian siswa.
Serta kontribusi sekolah dalam mengembangkan dan pemeliharaan pendidikan pada level
yang berbeda.
Fungsi-fungsi tersebut ada yang menjadi fungsi umum dalam arti berlaku bagi semua
jenis dan/atau jenjang sekolah, dan ada pula yang lebih menonjol pada jenis-jenis sekolah
tertentu, seperti pada sekolah-sekolah yang memiliki ciri keagamaan, sekolah-sekolah
kejuruan, atau jenis-jenis sekolah lainnya. Oleh karena kata efektif itu sendiri mengandung
pengertian tentang derajat pencapaian tujuan yang ditetapkan, maka upaya perumusan
konstruk dan indikator efektivitas sekolah tidak dapat dilepaskan dari konsep tentang
kemampuan (kompetensi) yang hendak dikembangkan melalui pendidikan di sekolah.

E. Kategori Efektivitas Sekolah


Berdasarkan konsep fungsi sekolah dapat didefinisikan efektivitas sekolah sebagai
kemampuan sekolah memaksimalkan fungsi sekolah. Sehingga kepala sekolah dapat
menampilkan fungsi sekolah, ketika diberikan suatu input yang tepat. Sejak adanya lima tipe
fungsi sekolah, efektivitas sekolah melanjutkan pengklasifikasian ke dalam lima tipe. Contoh
efektivitas teknis/ekonomi mewakili kapasitas sekolah untuk memaksimalkan fungsi
teknis/ekonomi, sehingga di kelompokkan ke dalam lima level.
Berdasarkan gabungan dari 5 tipe dan 5 level, terdapat 25 kategori dari efektifitas
sekolah. Seperti tabel di bawah ini.
TINGKAT Efektivitas Efektifitas Efektivitas Efektivitas Efektivitas
teknis / Manusia atau Politik Budaya pendidikan
ekonomi  sosial
Efektivitas ET tingkat ES tingkat EP tingkat EB tingkat EP tingkat
sekolah di individu individu individu individu individu
tingkat
individual
Efektifitas ET tungkat ES tingkat EP tungkat EB tungkat EP tungkat
sekolah di kelembagaan kelembagaan kelembagaa kelembagaa kelembagaa
tingkat insti n n n
tusional

10
Efektifitas ET tingkat ES tingkat EP tingkat EB tingkat EP tingkat
sekolah di komunitas komunitas komunitas komunitas komunitas
tingkat kom
unitas
Efektifitas ET tingkat ES tingkat EP tingkat EB tingkat EP tingkat
sekolah di masyarakat masyarakat masyarakat masyarakat masyarakat
tingkat mas
yarakat
Efektifitas ET tingkat ES tingkat EP tingkat EB tingkat EP tingkat
sekolah di internasional internasional internasiona internasiona internasiona
tingkat inter l l l
nasional

Asumsi dari ide efektivitas sekolah adalah sesuatu yang dapat diterima serta sekolah
menyesuaikan ide-ide untuk organisasi sekolah dan menggunakannya untuk membedakan
efektivitas sekolah dari efisiensi berdasarkan cara sebagai berikut.
(1) Efektivitas sekolah, yaitu dalam istilah non moneter atau proses (nomor buku teks,
organisasi sekolah, pelatihan profesianalisme guru. Strategi mengajar, pengaturan
pembelajaran, dsb) kemudian membandingkan output fungsi kedalam non moneter
input (proses) dapat dikatakan efektivitas sekolah.
(2) Efisiensi sekolah, yaitu input moneter. Contoh 1000 input setiap siswa, biaya buku,
gaji, biaya oportuniti, dsb). Kemudian membandingkan antara fungsi output sekolah
dan input moneter dapat dikatakan efisiensi sekolah dengan pertimbangan dari lima
fungsi sekolah pada lima level, efisiensi sekolah dapat dikatakan sama dengan
klasifikasi ke dalam 25 kategori termasuk efisiensi teknis/ekonomi, efisiensi potilik,
efisiensi manusia atau sosial, efisiensi budaya, dan efisiensi pendidikan di level
individual, institusional level, komunitas lokal level masyarakat dan level
internasional.

F. Konstruk Efektivitas Sekolah


Di negara-negara, seperti Amerika Serikat, Inggris, Jepang dan Australia, penelitian
tentang Efektivitas Sekolah telah menghasilkan sejumlah temuan tentang berbagai ciri
dan indikator Efektivitas Sekolah. Ciri-ciri dan indikator-indikator itu bisa digunakan
sebagai dasar untuk mengenali atau bahkan untuk mengembangkan instrumen penilaian

11
Efektivitas Sekolah. Di bawah ini adalah contoh tentang rumusan ciri-ciri dan indikator
Efektivitas Sekolah berdasarkan hasil penelitian di Amerika Serikat yang dilakukan di
Glendale Union High School. Amerika Serikat telah menghasilkan rumusan tentang ciri-
ciri dan indikator keefektifan sekolah yang termasuk lengkap. Dari rumusan ini, selain
ditampilkan sejumlah ciri yang bisa digunakan untuk mengenali apakah suatu sekolah
termasuk efektif, juga pada setiap ciri diidentifikasi sejumlah indikator yang bisa
digunakan untuk mengenali keberadaan dari setiap ciri itu. Ciri-ciri dan indikator
efektivitas sekolah itu ditampilkan pada tabel berikut ini.

Ciri-ciri dan Indikator Efektivitas Sekolah

Ciri-Ciri Indikator
Tujuan sekolah dinyatakan secara jelas Tujuan sekolah:
- Dinyatakan secara jelas
- Digunakan untuk pengambilan
keputusan
- Dipahami oleh siswa, guru dan staf
Pelaksanaan kepemimpinan pendidikan Kepala Sekolah :
yang kuat - Bisa dihubungi dengan mudah
- Bersikap responsif kepada guru, staf,
dan siswa
- Responsif kepada orang tua dan
masyarakat
Melaksanakan kepemimpinan yang
terfokus pada pembelajaran
Menjaga agar rasio antara guru/siswa
sesuai dengan rasio ideal
Ekspektasi guru dan staf tinggi Guru dan staf :
- Yakin bahwa semua siswa bisa
belajar dan berprestasi
- Menekankan pada hasil akademis
- Memandang guru sebagai penentu
terpenting bagi keberhasilan siswa
Ada kerja sama kemitraan antara Sekolah :

12
sekolah, orang tua dan masyarakat - Komunikasi secara positif dengan
orang tua
- Memelihara jaminan dukungan orang
tua
- Bekerja sama dengan orang tua dan
masyarakat
- Berbagi tanggung jawab untuk
menegakkan displin dan
mempertahankan keberhasilan
- Menghadiri acara-acara penting di
sekolah
Kemajuan siswa sering dimonitor Guru memberi siswa :
- Tugas yang tepat
- Umpan balik secara cepat (segera)
- Kemampuan berpartisipasi di kelas
secara optimal
- Penilaian hasil belajar dari berbagai
segi
Menekankan kepada keberhasilan siswa Siswa :
dalam mencapai keterampilan aktifitas - Melakukan hal yang terbaik untuk
yang esensial mencapai hasil balajar yang optimal,
baik yang bersifat akademis maupun
nonakademis
- Memperoleh berbagai keterampilan
yang esensial
Kepala sekolah :
- Menunjukkan komitmen dalam
mendukung program keterampilan
esensial
Guru :
- Menerima bahan yang memadai
untuk mengajarkan keterampilan
yang esensial
Komitmen yang tinggi dari SDM Guru :

13
sekolah terhadap program pendidikan - Membantu merumuskan dan
melaksanakan tujuan pengembangan
sekolah
- Menunjukkan profesionalisme dalam
bekerja

Bank dunia (1998), dalam laporannya tentang pengalaman dalam melakukan


Educational Quality Improvement Program di Kamboja, mengidentifikasi empat
kelompok karakteristik Efektivitas Sekolah, yaitu: (1) Supporting inputs yang
meliputi dukungan yang efektif dari sistem pendidikan, serta kelengkapan buku dan
sumber belajar yang memadai; (2) Enabling condition yang meliputi kepemimpinan
yang efektif, tenaga guru yang kompeten, fleksibilitas dan otonomi serta waktu di
sekolah yang lama; (3) School climate yang meliputi harapan siswa yang tinggi, sikap
guru yang positif, keteraturan dan disiplin, kurikulum yang terorganisasi. Sistem
reward dan insentif bagi siswa dan guru, serta tuntutan waktu belajar yang tinggi, dan
(4) Teaching-learning process yang meliputi strategi mengajar yang bervariasi,
pekerjaan rumah yang sering, penilaian dan umpan balik yang sering, dan partisipasi
(kehadiran, penyelesaian studi) siswa terutama perempuan.
Uraian di atas menggambarkan keragaman rumusan tentang karakteristik
umum (common denominators) yang ditemukan di seklah-sekolah yang tergolong
efektif di sejumlah negara. Keragaman rumusan tersebut, antara lain, dipengaruhi oleh
konteks budaya setempat dan filosofi tentang tujuan dan fungsi sekolah, serta asumsi
tentang variabel-variabel yang dominant dalam menentukan keefektifan sekolah.

G. Indikator Efektivitas Sekolah

Untuk mengetahui apakah sebuah sekolah dapat dikatakan efektif, sejumlah studi
telah mengembangkan beberapa indikator yang menunjukkan tingkat efektivitas sekolah
sebagai berikut:

1. Kurikulum yang terencana

Kurikulum sudah jelas konstruk, sistematika dan tahapannya, sesuai dengan tingkatan
perkembangan anak. Dengan kurikulum yang jelas dan sistematis, guru dapat dengan
mudah membuat suatu perencanaan pengajaran yang berorientasi pada suatu pencapaian

14
kompetensi tertentu. Kurikulum terencana juga memudahkan proses evaluasi untuk
mengukur sejauh mana keberhasilan proses pengajaran.

2. Dewan penimbang kurikulum

Adanya penilaian dan pengesahan dari suatu dewan yang beranggotakan para pakar
pendidikan, khususnya pakar kurikulum dan psikologi pendidikan. Penelitian dan
pengesahan kurikulum ini untuk menjaga konsistensi program dan pencapaian prestasi
murid. Dengan adanya dewan, tercipta suatu mekanisme kontrol dan pengawasan
bersama demi menjaga dan memastikan mutu proses pengajaran. Dewan Penimbang
Kurikulum sebaiknya beranggotakan orang yang kompeten dan berasal dari dalam dan
luar sekolah, termasuk di dalamnya unsur kepala sekolah/guru, orang tua murid, tokoh
masyarakat, ataupun dari kalangan pemerintah.

3. Persyaratan kelulusan yang ketat

Dengan persyaratan kelulusan yang ketat, akan mendorong murid untuk berupaya
mencapainya sehingga berada di atas target minimal. Persyaratan kelulusan yang ketat
sekaligus merupakan upaya sekolah untuk mendorong terbentuknya suatu budaya
belajar yang kondusif serta sistem mengajar dan evaluasi yang efektif. Tentu saja
persyaratan kelulusan yang ketat bukan hanya melulu dalam domain kognitif,
seharusnya aspek sikap dan perilaku juga menjadi target evaluasi.

4. Kesempatan untuk melalui target kurikulum

Sekolah yang baik mestinya memberikan fasilitas belajar yang menantang bagi para
murid yang hendak melebihi kemampuan dasar. Sekolah hendaknya memfasilitasi
kegiatan ekstrakurikuler, baik dalam dimensi vertikal maupun horizontal. Dimensi
vertikal artinya memberi kesempatan kepada murid untuk mempelajari dan menyerap
pokok bahasan ataupun kompetensi yang telah ditetapkan oleh sekolah. Sedangkan
dimensi horizontal memberi banyak pilihan bagi murid untuk mengembangkan minat,
bakat, dan kecenderungannya dalam bidang seni, humanities, olahraga, jurnalistik,
bahasa asing, pariwisata, craft, dan sebagainya.

15
5. Tingkat kehadiran yang tinggi dan angka drop-out yang rendah.

Kehadiran yang tinggi mencerminkan tingkat kegairahan dan kedisiplinan belajar yang
tinggi. Adanya kerinduan bagi murid untuk datang ke sekolah menandakan bahwa
sekolah tersebut mampu memberikan kenyamanan dan daya tarik bagi murid. Daya tarik
ini dapat muncul dari sisi para guru yang bersahabat dan mampu mengajar dengan  baik,
fasilitas belajar yang nyaman dan kondusif atau karena suasana pergaulan antar murid
yang solid. Tingkat kehadiran yang tinggi juga memberi gambaran tegaknya aturan dan
sanksi yang diterapkan.

6. Biaya pengeluaran per murid yang tinggi

Hal ini menandakan besarnya belanja untuk kepentingan belajar murid. Terlepas dari
mana sumber dana yang diperoleh, besarnya alokasi dana yang diperuntukkan bagi
penyelenggaraan kegiatan belajar murid tentu akan meningkatkan modus dan kualitas
aktivitas. Murid akan mendapatkan fasilitas dan program belajar yang kaya. Guru akan
mendapatkan banyak kesempatan untuk mengembangkan kreativitasnya, dan murid
akan menikmati suasana belajar yang fasilitatif, simulatif, dan atraktif.

7. Rasio murid : guru yang rendah

Kelas dengan jumlah yang kecil umumnya menungkatkan efektivitas disiplin dan
mendorong  lebih kuat interaksi guru-murid. Kontrol guru terhadap murid menjadi lebih
efektif karena rentang kendalinya tidak terlalu lebar. Rasio guru berbanding murid yang
ideal berkisar antara 1 : 20, satu guru untuk 20 murid. Di sisi lain, jumlah kecil murid
dalam kelas akan meningkatkan soliditas dan kualitas pola hubungan di antara mereka,
yang akan membantu dalam menciptakan suasana kekeluargaan yang hangat dan akrab.

8. Perpustakaan dan program media yang fasilitatif

Buku dan sumber/media belajar yang tersedia memperluas wawasan serta memudahkan
murid dalam memahami, menyukai, dan melakukan suatu persoalan. Perpustakaan
merupakan “otaknya” sekolah yang menyimpan jutaan informasi dan pengetahuan.
Tentu saja ketersediaan perpustakaan pada sekolah juga dibarengi dengan bagaimana
sekolah  tersebut mampu memfasilitasi murid dan kegiatan belajarnya dengan program-
program yang efektif. Murid menjadi interaktif dengan buku, jurnal, CD-ROM, situs-

16
situs ilmu pengetahuan di internet, kliping, kaset-kaset video, dan sebagainya untuk
menunjang aktivitas akademik mereka.

9. Fasilitas dan lingkungan sekolah yang baik

Kebersihan, ketertiban, kerapihan, kenyamanan, dan keamanan lingkungan akan


meningkatkan gairah aktivitas belajar dan mengajar. Baik guru, murid, maupun seluruh
karyawan sekolah akan merasa nyaman dan tenteram ketika berada di lingkungan
sekolah yang ditumbuhi oleh pepohonan yang ditata asri dalam taman-taman yang
indah, security system dan staf yang selalu siap menjaga dan melindungi sekolah,
ketersediaan fasilitas umum yang memadai: telepon umum, WC, toilet, tampat sampah,
kantin/koperasi, klinik, atau sekedar tempat untuk berteduh bagi orang tua murid atau
tamu-tamu lainnya.

10. Kompetensi guru yang tinggi

Maksudnya adalah para guru yang menguasai bidang studi yang diajarkan sekaligus
kemampuan profesionalnya dalam mengajar. Pencapaian target kurikulum yang menjadi
salah satu patokan keberhasilan sekolah sangat ditentukan oleh seberapa baik tingkat
kemampuan guru mentransfer pokok-pokok bahasan kepada murid. Indikator
kemampuan guru dapat terlihat dari survei yang mampu memetakan tingkat kompetensi
mereka, antara lain melalui assesment test for teacher.

11. Kepala sekolah yang peduli

Kepala sekolah dituntut untuk memiliki kepekaan terhadap segala persoalan yang
bermuara pada murid (student driven). Fungsi kepala sekolah sebagai manajer,
supervisor, pendidik, dan administrator berjalan baik, yang akan nampak dari bangunan
sistem, perencanaan dan pelaksanaan program yang rapi dan menyeluruh. Kepekaan dan
kepedulian kepala sekolah terwujud dalam bentuk pengawasan dan pengendalian
program yang ketat, dan turun aktif memberi contoh dan mengarahkan para guru dan
stafnya bia mereka menghadapi kendala atau masalah dalam implementasi kebijakan-
kebijakan manajemen sekolahnya.

17
12. Rekaman prestasi murid

Wali kelas atau guru menyimpan rapi semua hasil/karya murid sebagai bahan untuk
meningkatkan prestasi mereka. Belajar adalah proses yang berkesinambungan dan
memerlukan waktu yang panjang untuk melahirkan suatu kesuksesan. Arsip karya murid
akan membantu guru, murid, maupun orang tua untuk melihat progress/ kemajuan
belajar murid, kemudian mendapatkan umpan balik untuk perbaikan masa berikutnya.

H. Mewujudkan Sekolah yang Efektif

Menurut Efendi, 4 Upaya yang harus dilakukan untuk mewujudkan sekolah yang
efektif antara lain

1) Komunikasi yang tebuka


dengan adanya komunikasi yang lebih terbuka/transparan, maka para pemegang
peran akan merasa lebih positif mengenai sekolah. Hal ini dapat menciptakan dasar
yang kuat untuk mendukung pengembangan sekolah.
2) Pengambilan keputusan bersama (open managemen)
Secara umum para pemegang peran diupayakan mengalami lebih banyak tanggung
jawab dalam pengambilan keputusan. Tingkat pengambilan keputusan yang harus
diambil oleh pemegang peran berbeda antara satu sekolah dengan sekolah lain.
Hirarki pengambilan keputusan telahditetapkan dan menunjukkan keputusan apa
dan siapa yang diperoleh begi masing-masing.
3) Memperhatikan kebutuhan guru
Fungsi memperhatikan keputusan guru adalah agar guru lebih banyak mempunyai
motivasi dalam mengerjakan tugasnya. Kebutuhan guru meliputi kesejahteraan
pribadi, pengembangan professional dan bantuan pengajaran. Apabila kebutuhan
guru terjamin, maka guru dapat memberi perhatian lebih pada siswanya.
4) Memperhatikan kebutuhan siswa
Kebutuhan siswa meliputi peningkatan pengajaran oleh guru,guru memberikan
penambahan waktu pengajaran untuk persiapan Ujian Nasional, sekolah menambah
kegiatan ekstrakurikuler, meilbatkan siswa dalam mengambil keputusan,
mengembangkan kegiatan ekstrakurikuler untuk mempersiapkan siswa ke dunia

18
kerja. Dengan memberikan keterampilan yang menarik dan peningkatan kerja ekstra,
siswa akan termotivasi untuk bersekolah.
5) Keterpaduan sekolah dengan masyarakat.
Sekolah mempunyai peran sosial penting dalam masyarakat. Yang termasuk dalam
konteks ini adalah orang tua dan masyarakat setempat. Komite sekolah adalah alat
utama untuk mempertemukan orang tua dengan pihak sekolah. Apabila antara orang
tua siswa dengan pohak sekolah dapat saling kompak dan terpadu, maka sekolah
efektif akan terwujud.

19
BAB III

PENUTUP

A. Simpulan

Pengertian efektivitas secara umum menurut  Hidayat (1986) yang menjelaskan


bahwa : “Efektifitas adalah suatu ukuran yang menyatakan seberapa jauh target
(kuantitas,kualitas dan waktu) telah tercapai. Dimana makin besar presentase target yang
dicapai, makin tinggi efektifitasnya”. Efektivitas sekolah merupakan ukuran yang
menyatakan sejauh mana sasaran atau tujuan (kualitas, kuantitas dan waktu) telah dicapai.
Dalam bentuk persamaan efektivitas adalah sama dengan hasil nyata dibagi dengan hasil
yang diharapkan.

Efektivitas Sekolah atau sekolah efektif yaitu sekolah yang mengorganiasikan dan
memanfaatkan semua sumberdaya yang dimiliki untuk menjamin semua siswa tanpa
memandang ras, jenis kelamin maupun status sosial ekonomi bisa mempelajari materi
kurikulum yang esensial di sekolah. Efektifitas sekolah pada dasarnya menunjukan
tingkat kesesuaian antara hasil yang dicapai berupa achievements atau observed outputs
dengan hasil yang diharapkan berupa Objectives, Targets dan intended outputs sebagai
mana telah ditetapkan.

Penyelenggaraan layanan belajar bagi peserta didik biasanya dikaji dalam konteks
mutu pendidikan yang erat hubungannya dengan kajian kualitas manajemen dan Efektivitas
Sekolah. Efektivitas Sekolah dalam perspektif mutu pendidikan dapat dikatakan bahwa
sekolah yang efektif adalah sekolah sebagai berikut memiliki masukan siswa dengan
potensi yang sesuai dengan tuntutan kurikulum, dapat menyediakan layanan pembelajaran
yang bermutu, memiliki fasilitas sekolah yang menunjang efektivitas dan efisiensi kegiatan
belajar mengajar dan memiliki kemampuan menciptakan budaya sekolah yang kondusif
sebagai refleksi dari kinerja kepemimpinan professional kepala sekolah.
Apabila dilihat dari Efektivitas Sekolah dalam perspektif manajemen ini, maka dimensi
Efektivitas Sekolah meliputi sebagai berikut layanan belajar bagi siswa, pengelolaan dan
layanan siswa, sarana dan prasarana sekolah, program dan pembiayaan, partisipasi
masyarakat dan budaya sekolah. Dalam efektivitas sekolah dalam perspektif teori
organisme, bentuk kehidupan apa pun hanya akan mampu bertahan apabila organisme itu

20
mampu memberikan respon yang tepat untuk beradaptasi dengan perubahan-perubahan
yang terjadi di sekitarnya.
Efektivitas Sekolah menunjukkan pada kemampuan sekolah dalam menjalankan
fungsinya secara maksimal. Fungsi untuk mencapai efektivitas sekolah di bagi menjadi 5
(lima) antara lain yaitu fungsi ekonomis, fungsi sosial-kemanusiaan, fungsi politis, fungsi
budaya media untuk melakukan transmisi dan transformasi budaya untuk pengembangan
level social yang berbeda dan fungsi pendidikan sekolah
Berdasarkan konsep fungsi sekolah dapat didefinisikan efektivitas sekolah sebagai
kemampuan sekolah memaksimalkan fungsi sekolah.
Sejak adanya lima tipe fungsi sekolah, efektivitas sekolah melanjutkan pengklasifikasian
ke dalam lima tipe. Contoh efektivitas teknis/ekonomi mewakili kapasitas sekolah untuk
memaksimalkan fungsi teknis/ekonomi, sehingga di kelompokkan ke dalam lima level.
Asumsi dari ide efektivitas sekolah adalah sesuatu yang dapat diterima serta sekolah
menyesuaikan ide-ide untuk organisasi sekolah dan menggunakannya untuk membedakan
efektivitas sekolah dari efisiensi berdasarkan cara, yaitu efektivitas sekolah dan efisiensi
sekolah.
Beberapa indikator yang menunjukkan tingkat efektivitas sekolah, yaitu kurikulum yang
terencana, dewan penimbang kurikulum, persyaratan kelulusan yang ketat, kesempatan
untuk melalui target kurikulum, tingkat kehadiran yang tinggi dan angka drop-out yang
rendah, biaya pengeluaran per murid yang tinggi, rasio murid : guru yang rendah,
perpustakaan dan program media yang fasilitatif, fasilitas dan lingkungan sekolah yang baik,
kompetensi guru yang tinggi, kepala sekolah yang peduli, dan yang terakhir adalah rekaman
prestasi murid.
Menurut Efendi ada 4 upaya yang harus dilakukan untuk mewujudkan sekolah yang
efektif, yaitu komunikasi yang tebuka, pengambilan keputusan bersama (open managemen),
memperhatikan kebutuhan guru, memperhatikan kebutuhan siswa, dan keterpaduan sekolah
dengan masyarakat.

B. Saran

Penulis menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini masih terdapat banyak
kekurangan. Semoga dengan makalah ini pembaca dapat menambah ilmu tentang
“Efektivitas Sekolah”.

21
DAFTAR PUSTAKA

http://etheses.iainkediri.ac.id/107/3/BAB%20II.pdf (Diakses : Senin, 11 oktober 2021)

http://syamsuddincoy.blogspot.com/2012/02/meningkatkan-efektivitas-sekolah.html
(Diakses : Senin, 11 oktober 2021)

https://www.academia.edu/31779076/Efektivitas_Sekolah?auto=download(Diakses : Senin,
11 oktober 2021)

http://eprints.undip.ac.id/41785/1/Bab_1-3.pdf(Diakses : Senin, 11 oktober 2021)

https://pintania.wordpress.com/efektivitas-sekolah/(Diakses : Senin, 11 oktober 2021)

https://www.slideshare.net/restiws1/peningkatan-efektivitas-sekolah-melalui-peningkatan-
kualitas-guru(Diakses : Senin, 11 oktober 2021)

https://shoisaba.wordpress.com/2014/02/13/indikator-efektivitas-sekolah/(Diakses : Senin,
11 oktober 2021)

http://jurnal.staimaarifjambi.ac.id/index.php/AlAshlah/article/download/17/11/#:~:text=4
%20Upaya%20yang%20harus%20dilakukan,5)%20keterpaduan%20sekolah%20dengan
%20masyarakat. (Diakses : Senin, 11 oktober 2021)

22

Anda mungkin juga menyukai