Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

INOVASI, EVALUASI KURIKULUM DAN PEMBELAJARAN

Dosen pembimbing : Sumianto, M.Pd

Disusun oleh :

1. DINA NOVITA (2186206052)


2. RAHMAWATI (2186206209)
3. TRISNAWATI (2186206183)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PAHLAWAN TUANKU TAMBUSAI
BANGKINANG
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita sampaikan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat, taufik serta hidayahnya dan tentunya nikmat sehat sehingga penyusunan
makalah ini selesai sesuai dengan apa yang diharapkan.
Shalawat serta salam selalu tercurahkan kepada junjungan kita Nabi
Muhammad SAW. Tak lupa saya ucapkan terima kasih atas semua pihak yang ikut
membantu penyusunan makalah ini. Penyusunan makalah ini bertujuan untuk
memberikan penjelasan tentang Inovasi, Evaluasi Kurikulum dan Pembelajaran.
Kami ucapkan terima kasih kepada dosen kami Bapak Sumianto, M.Pd yang telah
membimbing kami, dan juga kami ucapkan kepada teman yang telah membantu
dalam penyelesaian makalah ini. Semoga apa yang kami sampaikan melalui makalah
ini dapat menambah wawasan baik itu untuk pribadi kami maupun dunia pendidikan
pada umumnya.
Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan
makalah ini. Oleh karena itu kami berharap adanya kritik dan saran yang sifatnya
membangun demi kesempurnaan makalah ini.

Bangkinang, 27 Maret 2023

Kelompok

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR........................................................................... i
DAFTAR ISI.......................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah............................................................................ 2
C. Tujuan.............................................................................................. 2
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Inovasi............................................................................ 3
B. Tahapan-tahapan Inovasi................................................................. 6
C. sasaran Kurikulum........................................................................... 11
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan......................................................................................19
B. Saran ................................................................................................ 20
DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sebagai pendidik, guru dan siswa perlu memotivasi diri sendiri berulang-
ulang agar tumbuh menjadi manusia yang kreatif dan inovatif. Ketika inovasi
untuk pendidikan maka disebut inovasi pendidikan. Lalu bagaimana konsep
dasar inovasi pendidikan? Inovasi pendidikan adalah suatu gagasan, produk, atau
pekerjaan baru yang dapat digunakan sebagai pembaharu untuk mencapai tujuan
pendidikan atau memecahkan masalah dalam dunia pendidikan. Inovasi di
bidang pendidikan diharapkan dapat meningkatkan dan menyasar kualitas
pendidikan. Jenis inovasi ini perlu didorong lebih lanjut baik di SD, SMP, SMA,
dan perguruan tinggi. Apalagi di zaman kemajuan teknologi seperti sekarang ini.
Evaluasi merupakan satu hal yang penting dilakukan, karena dengan
melakukan itu kita akan menemukan aspek-aspek yang dirasa kurang dan perlu
diperbaiki, evaluasi kurikulum sendiri merupakan salah satu komponen
kurikulum yang perlu dikuasai oleh guru sebagai pelaksana kurikulum, dan
seorang guru tentunya harus memahami betul mengapa suatu kurikulum harus
dievaluasi dan apa yang menjadi tujuan dari evaluasi kurikulum. Peran tenaga
pendidik yang bertanggung jawab atas penyempurnaan pengajarannya, maka ia
harus mengevaluasi pengajarannya itu agar mengetahui perubahan apa yang
seharusnya diadakan. Siswa juga harus dievaluasi. Evaluasi harus dilakukan
secara sistematis dan continue agar dapat menggambarkan kemampuan para
siswa yang dievaluasi. Dalam pembelajaran yang terjadi di sekolah atau
khusunya di kelas, guru adalah pihak yang paling bertanggung jawab atas
hasilnya. Kesalahan utama yang sering terjadi di antara para guru adalah bahwa
evaluasi hanya dilakukan pada saat-saat tertentu, seperti pada akhir materi,
pertengahan, dan/atau akhir suatu program pengajaran. Penyimpangan-

1
penyimpangan dalam mengevaluasi pun dapat terjadi apabila guru tersebut
memanipulasi hasil belajar siswanya.

Mengadakan evaluasi meliputi dua langkah yaitu mengukur dan menilai,


mengukur sendiri dapat diartikan sebagai perbandingan antara sesuatu dengan
satu ukuran, sedangkan menilai sendiri yaitu pengambilan suatu keputusan
terhadap suatu hal dengan ukuran baik dan buruk. Tenaga pendidik sebelum
melakukan evaluasi juga harus melakukan pengukuran dan juga penilaian
terhadap siswanya.

B. Rumusan masalah
1. Menjelaskan tentang inovasi kurikulum dan pembelajaran?
2. Menjelaskan sasaran dari inovasi pendidikan?
3. Menjelaskan pengertian dan peranan evaluasi Kurikulum
pembelajaran?
C. Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui inovasi,evaluasi kurikulum dan pembelajaran.
2. Untuk mengetahui prinsip pengembangan kurikulum.

BAB II
PEMBAHASAN

2
A. Pengertian Inovasi Kurikulum
Inovasi kurikulum adalah suatu gagasan atau praktek kurikulum baru dengan
mengadopsi bagian-bagian yang potensial dari kurikulum tersebut dengan tujuan
untuk memecahkan masalah atau mencapai tujuan tertentu. Intinya dalam inovasi
kurikulum dilakukan apabila guru benar-benar meyakini bahwa pembaharuan itu
memang harus dilakukan dan diperlukan.
Dalam menyikapi suatu perubahan, setiap sekolah dituntut berperan dalam
pembaharuan tersebut sampai pada tahap implementasinya dan menetapkan
perubahan itu sesuai dengan perkembangan sekolah tersebut. Sering terjadi
sekolah menerima suatu perubahan tanpa memperhitungkan mengapa mereka
mengadopsinya, apa dampak perubahan itu bagi guru, siswa, dan masyarakat
luas. Kemudian, sekolah yang dijadikan ajang pembaharuan itu digembor-
gemborkan sebagai suatu model yang akan menjadi contoh bagi sekolah lain.
Tujuan kurikulum adalah:
a. Memperkenalkan siswa terhadap lingkungannya, ikut melestarikan
budaya termasuk kerajinan, keterampilan yang dinilai ekonominya
tinggi di daerah tersebut.
b. Membekali siswa kemampuan dan keterampilan yang dapat menjadi
bekal hidup dimasyarakat, seandainya mereka tidak dapat melanjutkan
ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi.
c. Membekali siswa agar hidup mandiri, serta dapat membantu orang tua
dalam memenuhi kebutuhan hidupnya.
Inovasi dapat menjadi positif atau negatif apabila inovasi positif didefinisikan
sebagai proses membuat perubahan terhadap sesuatu yang telah mapan dengan
memperkenalkan sesuatu yang baru yang memberikan nilai tambah bagi pelanggan.
Inovasi negatif menyebabkan pelanggan enggan untuk memakai produk tersebut
karena tidak memiliki nilai tambah, merusak cita rasa dan kepercayaan pelanggan
hilang. Proses Inovasi berkaitan dengan bagaimana suatu inovasi itu terjadi, di sini

3
ada unsure keputusan yang mendasarinya, oleh karena itu proses inovasi dapat
dimaknai sebagai proses keputusan Inovasi (Innovation decision Process).
Kita selalu menggunakan kurikulum dalam kehidupan sehari-hari. Setiap menit
kita mempunyai tugas-tugas yang harus dikerjakan dan diselesaikan. Tugas itu selalu
dilakukan dengan perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi dengan harapan hasilnya
memuaskan. Dalam konteks global, khususnya dalam pengembangan kurikulum
secara nasional, antar negara, kurikulum nasional yang akan dianut, kondisi sosial
ekonomi, tingkat pendidikan, budaya dan perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi. Pada dasarnya tujuan inovasi kurikulum adalah mengubah masyarakat
menjadi lebih baik, terutama masyarakat di mana peserta didik itu berasal. Secara
garis besar, ruang lingkup inovasi kurikulum terdiri atas, tujuan kurikulum, struktur
kurikulum, materi pelajaran, proses pembelajaran, dan sistem penilaian.

B. Tahapan-tahapan Inovasi
Tahapan-tahapan cara menginovasi kurikulum yang harus diperhatikan dalam
proses pengembangan inovasi yaitu sebagai berikut.
a. Memahami masalah atau kebutuhan yang timbul di masyarakat.
b. Melakukan penelitian dasar dan terapan, dasar ilmu pengetahuan
dan teknologi biasanya berasal dari penelitian dasar. Sedangkan
penelitian terapan terdiri dari investigasi sains yang diarahkan
pada pemecahan masalah praktis.
c. Pengembangan, selalu dikaitkan dengan penelitian.
d. Komersialisasi, merupakan produk, manufaktur, kemasan,
pemasaran dandistribusi.
e. Difusi atau adopsi, masalah yang paling krusial dalam proses
pengembangan
C. Sasaran dari Inovasi Pendidikan

4
Dalam penerapannya, inovasi pendidikan memiliki sasaran atau bentuk yang
terkena dampaknya, seperti berikut ini:
a. Guru
Sasaran utamanya adalah guru. Sebagai seorang pendidik, guru berada di
garda terdepan dalam6 memastikan kelangsungan belajar siswa di kelas.
Keahlian pendidikan guru pasti akan mengubah pengetahuan dan moral siswa.
Berikut ini adalah langkah-langkah yang dapat dilakukan oleh guru perubahan
atau inovasi:
 Membuat rencana pelajaran
 Melaksanakan pembelajaran
 Menangani tugas administrasi
 Menjalin komunikasi yang baik
 Meningkatkan keterampilan pendidikan
 Mengembangkan keterampilan siswa
b. Siswa
Siswa adalah tujuan utama pendidikan. Nilai siswa dapat dijadikan sebagai
tolak ukur keberhasilan proses pembelajaran. Namun, siswa perlu dilibatkan dalam
inovasi, meskipun hanya dilakukan dalam bentuk rujukan, seperti belajar dari inovasi
atau mengkomunikasikan pengetahuan yang diperoleh antar siswa.
c. Kurikulum
Kurikulum merupakan pedoman bagi guru untuk belajar. Oleh karena
itu, segala inovasi yang diterapkan di sekolah harus terlebih dahulu
diselaraskan dengan kurikulum. Tanpa kurikulum, inovasi tidak dapat
mencapai tujuannya. Inovasi kurikulum dapat diartikan sebagai gagasan untuk
menciptakan kurikulum baru dengan memaksimalkan potensi pemecahan
masalah.
d. Fasilitas

5
Inovasi fasilitas sekolah tidak bisa diabaikan begitu saja. Tanpa peralatan
yang memadai, pembelajaran tidak akan bermanfaat. Contoh inovasi fasilitas
sekolah antara lain menyiapkan ruang baca di ruang kelas, membangun
lapangan basket, dan melengkapi peralatan eksperimen.
e. Masyarakat
Masyarakat secara tidak langsung menjadi sasaran inovasi. Mengapa
demikian? Inovasi memiliki dampak langsung pada siswa. Sekarang, para siswa
yang berpartisipasi dalam lingkungan masyarakat secara langsung. Oleh karena
itu, masyarakat dapat menjadi faktor yang perlu diperhatikan dalam inovasi.

D. Bentuk- Bentuk Inovasi Pendidikan Dan Contoh Inovasi Pendidikan


1. Model top-down
Model top-down adalah model inovasi pendidikan yang dibuat atau
diciptakan oleh atasan dan ditujukan kepada bawahan. Misalnya, inovasi-inovasi
yang diciptakan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Olahraga, Iptek, dan
menyasar semua lembaga pendidikan yang didukungnya. Penerapan inovasi ini
dapat dilakukan dengan ajakan, saran, atau bahkan sedikit paksaan.

2. Model dari bawah ke atas


Model bottom-up adalah model inovasi pendidikan yang diciptakan dari
bawah untuk menjamin dan meningkatkan mutu pendidikan. Inovasi ini
tergolong inovasi yang berkesinambungan dan tidak mudah berhenti. Salah satu
contohnya adalah inovasi sekolah dan guru untuk mendukung pembelajaran di
sekolah dan ruang kelas seperti berikut ini:
a. Yel Yel
Yel Yel ini biasanya terjadi sebelum kelas dimulai dan guru didorong
untuk mengucapkan beberapa nyanyian yang diajarkan kepada siswa.
Menggunakan yelyel dapat menciptakan lingkungan belajar yang menyenangkan

6
dan membangun hubungan yang erat antara guru dan siswa, dan siswa dengan
siswa.

b. Penghargaan Atau Reward


Dengan pengalaman di bidang ini, anak-anak yang lebih muda (PAUD,
SD) sangat senang ketika prestasi belajar mereka dievaluasi dan diakui oleh guru.
Penghargaan itu sendiri dapat dimaknai sebagai sarana pendidikan dalam rangka
mengkoordinir kesejahteraan siswa. Tujuannya adalah mendorong siswa untuk
belajar lebih aktif dan mengenalkan kompetisi yang sehat antar siswa untuk
meningkatkan kinerja.
E. Kendala Pada Inovasi Pendidikan
Keterbatasan yang mempengaruhi keberhasilan dalam inovasi pendidikan
adalah seperti berikut ini:
 Perkiraan inovasi yang tidak akurat
 Konflik dan motif tidak sehat
Berbagai faktor pendukung yang lemah menyebabkan belum
berkembangnya inovasi yang dihasilkan :
 Perbendaharaan (Keuangan).
 Penolakan kelompok tertentu dari hasil inovasi.
 Hubungan sosial dan kurangnya publikasi.
Guru, pengelola, dan pelindung untuk menghindari masalah di atas,
terutama untuk mengubah sikap dan perilaku terhadap perubahan di sekolah yang
sedang berkembang sehingga perubahan dan reformasi diharapkan berhasil.
Beberapa alasan mengapa inovasi sering ditolak atau ditolak oleh pelaksana
inovasi lapangan atau sekolah adalah sebagai berikut:
Sekolah atau guru tidak terlibat dalam perencanaan, desain, atau bahkan
implementasi inovasi. Pastikan bahwa ide dan inovasi baru tidak dianggap milik

7
guru atau sekolah, dan milik orang lain yang tidak perlu dilaksanakan karena
tidak sesuai dengan keinginan dan kondisi sekolah.
Guru telah menggunakan sistem atau metode selama bertahun-tahun dan
tidak ingin mengubahnya, jadi dia ingin mempertahankan sistem atau metode
yang ada. Selain itu, sistem yang mereka miliki dianggap sebagai keamanan atau
kepuasan oleh mereka dan sesuai dengan ide-ide mereka. Guru masih
mempertahankan sistem yang ada.
Inovasi baru dari pihak lain, terutama Pusat (khususnya Kemendiknas),
belum sepenuhnya mempertimbangkan kebutuhan dan kondisi guru dan siswa.
Hal ini juga diungkapkan oleh Munro (1987: 36), yang menyatakan bahwa
“kesenjangan antara niat dan praktik guru merupakan hambatan utama bagi
keberhasilan program inovatif”.
Inovasi yang diperkenalkan dan diimplementasikan dari Pusat adalah
semua trend proyek yang ditentukan oleh Pencipta Inovasi Pusat. Inovasi ini
dapat dihentikan ketika proyek selesai, atau ketika keuangan dan keuangan habis.
Oleh karena itu, sekolah dan guru terpaksa melakukan perubahan atas permintaan
inovator pusat dan tidak memiliki kewenangan untuk mengubahnya.
Kekuatan dan kekuasaan pusat begitu besar sehingga sekolah dan guru
dapat ditekan untuk mewujudkan keinginan pusat, yang mungkin belum tentu
sesuai dengan keinginan atau keadaan sekolah.

F. Evaluasi Kurikulum
Pengertian kurikulum yang bervariasi menurut para pakar kurikulum. Oleh
karena itu penulis mencoba menjabarkan definisi dari evaluasi dan definisi dari
kurikulum secara per kata sehingga lebih mudah untuk memahami evaluasi
kurikulum. Pengertian evaluasi menurut para ahli :
 Joint Committee, 1981 ialah penelitian yang sistematik atau yang teratur
tentang manfaat atau guna beberapa obyek.

8
 Purwanto dan Atwi Suparman, 1999 mendefinisikan evaluasi adalah proses
penerapan prosedur ilmiah untuk mengumpulkan data yang valid dan reliabel
untuk membuat keputusan tentang suatu program.
 Rutman and Mowbray 1983 mendefinisikan evaluasi adalah penggunaan
metode ilmiah untuk menilai implementasi dan outcomes suatu program yang
berguna untuk proses membuat keputusan.
 Chelimsky 1989 mendefinisikan evaluasi adalah suatu metode penelitian
yang sistematis untuk menilai rancangan, implementasi dan efektifitas suatu
program.
Dari definisi evaluasi di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa evaluasi adalah
penerapan prosedur ilmiah yang sistematis untuk menilai rancangan, implementasi
dan efektifitas suatu program. Sedangkan pengertian kurikulum adalah kurikulum
adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran
serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran
untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.
Dari pengertian evaluasi dan kurikulum di atas maka penulis menyimpulkan
evaluasi kurikulum adalah penelitian yang sistematik tentang manfaat, kesesuaian
efektifitas dan efisiensi dari kurikulum yang diterapkan. Atau evaluasi kurikulum
adalah proses penerapan prosedur ilmiah untuk mengumpulkan data yang valid dan
reliabel untuk membuat keputusan tentang kurikulum yang sedang berjalan atau telah
dijalankan. Evaluasi kurikulum ini dapat mencakup keseluruhan kurikulum atau
masing-masing
Komponen kurikulum seperti tujuan, isi, atau metode pembelajaran yang ada
dalam kurikulum tersebut. Secara sederhana evaluasi kurikulum dapat disamakan
dengan penelitian karena evaluasi kurikulum menggunakan penelitian yang
sistematik, menerapkan prosedur ilmiah dan metode penelitian. Perbedaan antara
evaluasi dan penelitian terletak pada tujuannya. Evaluas bertujuan untuk
mengumpulkan, menganalisis dan menyajikan data untuk bahan peputusan mengenai

9
kurikulum apakah akan direvisi atau diganti. Sedangkan penelitian memiliki tujuan
yang lebih luas dari evaluasi yaitu mengumpulkan, menganalisis dan menyajikan data
untuk menguji teori atau membuat teori baru.
G. Peranan Evaluasi Kurikulum
Evaluasi kurikulum dapat dilihat sebagai prosessosial dan sebagai institusi
sosial mempunyai asal usul,sejarah struktur serta intensif sendiri, beberapa
karakteristik dari proyek-proyek kurikulum yang telah dikembangkan :
 Lebih berkenaan dengan inovasi daripada dengan kurikulum yang ada.
 Lebih bersifat nasional daripada lokal.
 Lebih banyak dipengaruhi oleh kebiasaan penelitian yang bersifat
psikometri daripada kebiasaan lama yang berupa penelitian sosial.
Pendidikan evaluasi keahlian dalam kurikulum khususnya pendidikan
umumnya minimal berkenaan dengan 3 (tiga) hal yaitu :
 Evaluasi sebagai penilaian moral,konsep utama dalam evaluasi adalah
masalah nilai,hasil darisuatu evaluasi berisi suatu nilai yang akan
digunakan untuk tindakan selanjutnya hal ini mengandung 2 pengertian
yaitu evaluasi berisi suatu skala nilai moral,berdasarkan skala tersebut
suatu objek evaluasi dapat dinilai, evaluasi berisi suatu perangkat kriteria
praktis berdasarkan kriteria-kriteria suatu hasil yang dapat dinilai.
 Evaluasi dan pemilihan keputusan,pengambilan keputusan dalam
pelaksanaan pendidikan ataukurikulumnya banyak
yaitu:guru,murid,orang tua,kepala sekolah,para inspektur,pengembangan
faktanya dll,beberapa di antara mereka yang memegang peranan paling
besar dalam penetuan keputusan. Pada prinsipnya tiap individu diatas
membuat keputusan sesuai dengan posisinya.
 Evaluasi dan nilai konsesus dalam berbagai situasi pendikan serta
kegiatan pelaksanaanevaluasi kurikulum sejumlah nilai-nilai dibawakan
oleh orang-orang yang ikut terlibat dalamkegiatan penilaian atau

10
evaluasi, para peserta dalam evaluasi pendidikan dapat terdiri dari:orang
tua,murid,guru,pengembang kurikulum,administrator,ahli politik, ahli
ekonomi,penerbit,arsitek dsb.bagaimana caranya agar dapat diantara
mereka terdapat kesatuanpenilaian hanya dapat dicapai melalui
suatukonsensus.secara historis konteks nilai dalam evaluasi kurikulum
berasal dari tradisi tes mental serta eksperimen.
Pentingnya Evaluasi Kurikulum dapat menyajikan informasi mengenai
kelengkapan, efektivitas dan efisiensi kurikulum tersebut terhadap tujuan yang ingin
dicapai dan penggunaan sumber daya, yang mana informasi ini sangat berguna
sebagai bahan pembuat keputusan apakah kurikulum tersebut masih dijalankan tetapi
perlu revisi atau kurikulum tersebut harus diganti dengan kurikulum yang baru.
Evaluasi Kurikulum juga penting dilakukan dalam rangka penyesuaian dengan
perkembangan ilmu pengetahuan, kemajuan teknologi dan kebutuhan pasar yang
berubah.
Kelemahan daerah kurikulum sehingga dari hasil evaluasi dapat dilakukan proses
perbaikan menuju yang lebih baik. Evaluasi ini dikenal dengan evaluasi formatif.
Evaluasi ini biasanya dilakukan saat proses berjalan. Evaluasi juga kolom dapat
menilai kebaikan kurikulum apakah kurikulum tersebut masih tetap dilaksanakan atau
tidak, yang dikenal evaluasisumatif. Masalah dalam Evaluasi Kurikulum menurut
Norman dan Schmidt 2002 mengemukakan ada beberapa kesulitan dalam penerapan
evaluasi kurikulum yaitu :
 Pertunjukan dalam pengukuran.
 Terburuk dalam penerapan randomisasi dan double blind.
 Memburuk dalam keadaan berdiri arkanintervensi dalam pen didikan.

Peran tenaga pendidik yang bertanggung jawab atas penyempurnaan


pengajarannya, maka ia harus mengevaluasi pengajarannya itu agar mengetahui
perubahan apa yang seharusnya diadakan. Siswa juga harus dievaluasi. Evaluasi

11
harus dilakukan secara sistematis dan continue agar dapat menggambarkan
kemampuan para siswa yang dievaluasi. Dalam pembelajaran yang terjadi di sekolah
atau khusunya di kelas, guru adalah pihak yang paling bertanggung jawab atas
hasilnya. Kesalahan utama yang sering terjadi di antara para guru adalah bahwa
evaluasi hanya dilakukan pada saat-saat tertentu, seperti pada akhir materi,
pertengahan, dan/atau akhir suatu program pengajaran. Penyimpangan-penyimpangan
dalam mengevaluasi pun dapat terjadi apabila guru tersebut memanipulasi hasil
belajar siswanya. Mengadakan evaluasi meliputi dua langkah yaitu mengukur dan
menilai, mengukur sendiri dapat diartikan sebagai perbandingan antara sesuatu
dengan satu ukuran, sedangkan menilai sendiri yaitu pengambilan suatu keputusan
terhadap suatu hal dengan ukuran baik dan buruk. Tenaga pendidik sebelum
melakukan evaluasi juga harus melakukan pengukuran dan juga penilaian terhadap
siswanya.
Pada proses evaluasi memberi manfaat pada pertumbuhan siswa dalam proses
belajar mengajarnya. Suatu pencapaian perkembangan siswa harus diukur, baik posisi
siswa dalam proses belajar individu maupun posisinya di dalam kegiatan kelompok.
Hal tersebut perlu disadari oleh guru karena pada umumnya siswa masuk kelas
dengan kemampuan yang bervariasi, ada siswa yang dengan cepat menangkap materi
pelajaran, tetapi ada pula yang tergolong memiliki kecepatan menangkap suatu hal
dengan biasa, namun ada juga yang tergolong lambat. Tenaga pendidik mampu
mengevaluasi suatu pertumbuhan maupun kemampuan siswa dengan cara,
mengetahui terlebih dahulu apa saja yang dilakukan selama proses pembelajaran.
Tenaga hendaknya mengetahui sebuah sistematika evaluasi secara terarah, karena
adanya sistematika dan juga sebuah prinsip bagi seorang tenaga pendidik tentunya
memiliki sebuah arti penting, karena dengan memahami sistematika dan juga prinsip
evaluasi akan menjadikan sebuah petunjuk dan keterarahan bagi para tenaga pendidik
lainnya, untuk merealisasikan juga sebuah evaluasi dengan cara benar.

12
Adapun sebuah manfaat terlaksananya evaluasi diantaranya yaitu : Mendapatkan
sebuah pemahaman yang lebih baik dari hasil pembelajaran yang sudah terlaksana,
Menjadikan salah satu keputusan tentang pelaksanaan maupun hasil pembelajaran,
memberikan kualitas yang bagus bagi proses pembelajaran kedepannya.

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kata “baru” juga dapat berarti bahwa penerima inovasi baru saja
memahami, menerima, atau mengimplementasikannya, meskipun bukan hal
baru bagi orang lain. Namun, tidak semua yang baru cocok untuk semua
situasi, kondisi, dan lokasi. Termasuk dalam inovasi pendidikan. Lalu apa itu
inovasi pendidikan?

Inovasi pendidikan menurut Ibrahim (1988) adalah inovasi untuk


memecahkan masalah pendidikan. Oleh karena itu, inovasi pendidikan
dirasakan atau diamati sebagai sesuatu yang baru bagi individu atau
sekelompok orang (masyarakat) dalam bentuk intervensi (penemuan baru)
atau penemuan (newly found people) yang digunakan untuk mencapai
pendidikan berupa gagasan, objek, dan metode untuk menyelesaikan tujuan
atau masalah pendidikan nasional. Inovasi adalah penemuan suatu hal yang
sama sekali baru yang merupakan hasil ciptaan manusia. Setelah itu,
penemuan sesuatu (objek) yang sebelumnya tidak ada dilakukan dengan
penciptaan bentuk baru. Discovery sebenarnya merupakan penemuan (objek)
yang sudah ada sejak lama, namun belum diketahui manusia. Oleh karena itu,
inovasi merupakan upaya untuk menemukan objek baru dengan melakukan
kegiatan penemuan.

13
Evaluasi merupakan satu hal yang penting dilakukan, karena dengan
melakukan itu kita akan menemukan aspek-aspek yang dirasa kurang dan
perlu diperbaiki, evaluasi kurikulum sendiri merupakan salah satu komponen
kurikulum yang perlu dikuasai oleh guru sebagai pelaksana kurikulum, dan
seorang guru tentunya harus memahami betul mengapa suatu kurikulum harus
dievaluasi dan apa yang menjadi tujuan dari evaluasi kurikulum. Peran tenaga
pendidik yang bertanggung jawab atas penyempurnaan pengajarannya, maka
ia harus mengevaluasi pengajarannya itu agar mengetahui perubahan apa yang
seharusnya diadakan. Siswa juga harus dievaluasi. Evaluasi harus dilakukan
secara sistematis dan continue agar dapat menggambarkan kemampuan para
siswa yang dievaluasi.

B. Saran
Demikian makalah yang kami sampaikan, dengan harapan semoga
dapat bermanfaat bagi kita semua. Kami menyadari penulisan makalah ini
masih jauh dari kata sempurna, sehingga kami mengharapkan kritik dan saran
yang bersifat membangun, agar penulisan makalah ini dapat lebih baik lagi
kedepannya.

14
DAFTAR PUSTAKA

Prastyawan. 2011. Inovasi kurikulum dan pembelajaran. Malang: Al-Hikmah.

Ibrahim, R dan Marsiti. 2005. Perencanaan Pembelajaran. Bandung: Alfabeta.

D. Mulyasari. 2003. Kurikulum berbasis kompetensi, konsep, karakteristik dan


implementasi. Bandung: PT. Remaja. Rosdakarya.

Sulfemi, W. B. (2018). Manajemen Kurikulum di Sekolah. STKIP


Muhammadiyah Bogor.

Sudirman, S. (2008). Kurikulum dan Pembelajaran , Jakarta : Sinar Grafika,


2008, h. 2 1. 1–14.

Arifin, Z. 2011. Konsep dan Model Pengembangan Kurikulum. Bandung:


Remaja Rosda karya.

Anda mungkin juga menyukai