NIM 857492678
1. Terkait dengan prinsip umum manajemen berbasis sekolah komite sekolah merupakan
komponen ?
Jawab :
Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) dirujuk sebagai alternatif pemikiran mengelola
sumber daya sekolah. Konsep manajemen pendidikan yang dianjurkan oleh
Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) memberikan konsep kewenangan pihak sekolah
dalam upaya meningkatkan kualitas, efisiensi dan pemerataan pendidikan, supaya
dapat memenuhi harapan masyarakat serta menjalin kerjasama antara sekolah,
masyarakat dan pemerintah. Penerapan Manajemen Berbasis Sekolah (MBS)
membutuhkan komitmen kepala sekolah dan pendidik yang kuat, kelengkapan sumber
daya sekolah, kesadaran berperan aktif seluruh warga sekolah sehingga sekolah dapat
memiliki kewenangan dan kemandirian dalam mengelola sekolah sebagai kesiapan
sekolah yang memiliki ketahanan dalam menyesuaikan perubahan (Janan, 2020).
Komite sekolah merupakan suatu badan yang mewadahi peran serta masyarakat
dalam rangka meningkatkan mutu pemerataan dan efisiensi pengelolaan pendidikan.
Komite sekolah sebagai pemberi pertimbangan dalam penentuan pelaksanaan
kebijakan pendidikan, pendukung baik bersifat finansial, pemikiran maupun tenaga
dalam penyelenggaraan pendidikan, pengontrol dalam rangka transparansi dan
akuntabilitas penyelenggaraan dan keluaran pendidikan. Komite sekolah sebagai
mediator pemerintah dan DPD dengan masyarakat. Komite sekolah sebagai wadah
bagi orang tua dan masyarakat yang peduli pendidikan untuk membantu memajukan
pendidikan di sekolah seperti membantu menyediakan fasilitas pembelajaran,
meningkatkan kesejahteraan guru artinya komite sekolah bertugas membantu
percepatan dan optimalisasi peningkatan mutu pendidikan dan memberikan
pemahaman kepada masyarakat tentang program sekolah. Adanya komite sekolah
diharapkan dapat membantu sekolah mengatasi persoalan yang menjadi penghambat
peningkatan kualitas pendidikan. Sarana dan prasarana yang memadai diharapkan
dapat mendukung proses pembelajaran efektif dan memaksimalkan prestasi belajar
siswa. Untuk mewujudkan program kerja efektif maka komite sekolah harus dapat
memberikan sumbangsih terhadap perkembangan sekolah, bukan hanya sebagai
wadah organisasi yang terkenal di mata orang tua, siswa dan masyarakat (Raberi et al,
2020). Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) melibatkan secara aktif
komponen-komponen berikut: tokoh masyarakat, perwakilan orang tua peserta didik,
kepala sekolah, tenaga kependidikan, komisi pendidikan, Dewan Perwakilan Rakyat
Daerah (DPRD), pejabat pendidikan daerah dan tokoh masyarakat. Kebijakan dan
program yang dibuat harus berdasarkan ketentuan pendidikan yang diberlakukan.
Program kegiatan yang akan dilaksanakan di sekolah dirumuskan dan ditetapkanhal-
hal tentang visi, misi dan tujuan sekolah dengan memberi peran aktif kepada
lembaga-lembaga tersebut. Warga sekolah bersama komite ikut berperan aktif dalam
pengambilan keputusan bersama kepala sekolah untuk perancangan program kerja
dan pengelolaan keuangan sekolah. Partisipasi aktif seluruh warga sekolah dan komite
sekolah, yang didukung oleh lembaga pemerintah atau lembaga swasta memudahkan
sekolah melaksanakan program kerjanya. Inilah peran penting Manajemen Berbasis
Sekolah (MBS) di sekolah sebagai solusi untuk meningkatkan kualitas sekolah
(Janan, 2020). Kepala sekolah dan komite sekolah harus membuat kebijakan-
kebijakan baru yang dapat meningkatkan peran serta masyarakat atau wali murid
dalam pelaksanaan pendidikan di sekolah (Devi & Subiyantoro, 2021).
4. Sebut dan jelaskan komponen yang dianalisis dalam langkah analisis konteks !
Jawab:
Langkah pertama yang dilakukan dalam pengembangan dan penerapan kurikulum
adalah melakukan analisis konteks, tetapi, sebelum melakukan analisis konteks kepala
sekolah membentuk tim atau kelompok pengembang. Adapun yang terlibat dalam tim
pengembang tersebut adalah kepala sekolah, guru, orang tua sekaligus menjadi komite
sekolah dan dinas terkait. Tugas dari tim ini adalah untuk mempelajari atau
mencermati apa saja yang berhubungan dengan kurikulum, seperti melihat bagaimana
kondisi peserta didik dilihat dari kemampuan minat dan bakatnya. Kemudian
menganalisis bagaimana keadaan atau kondisi guru dilihat dari latar belakang
pendidikannya, kompetensinya, jumlah, kelayakan fisik dan mentalnya. Selanjutnya
menganalisis sarana dan prasarana yang ada di sekolah seperti media dan sumber
belajar, alat permainan edukatif, ruangan kelas, ruangan guru dan kepala sekolah,
meja kursi toilet dan lain lain. Lebih lanjut yaitu menganalisis tentang anggaran atau
biaya sekolah yang meliputi biaya pendidikan yang harus dikeluarkan oleh peserta
didik, gaji tenaga pendidik, biaya operasional berupa air, listrik, pajak, konsumsi dan
lain-lain. Terakhir tim ini membuat atau merencanakan program-program
pembelajaran yang disesuaikan dengan potensi yang ada di daerah. Misalkan
pemilihan tema bisa disesuaikan dengan adat dan budaya setempat. Setelah
melakukan analisis konteks adalah menyusun dokumen KTSP, dengan melakukan
rapat kerja yang melibatkan seluruh warga yang ada di satuan lembaga pendidikan
serta mengkaji ulang dokumen-dokumen, seperti visi, misi, tujuan, muatan
pembelajaran, pengaturan beban belajar, kalender pendidikan, program semester,
rencana mingguan, rencana harian dan penilaian perkembangan anak (Sari et al.,
2020). Hasil analisis kontekstual yang dilakukan untuk memperoleh informasi tentang
kebutuhan siswa, harapan masyarakat, dan kebutuhan pengembangan bidang ilmu
(Hernawan et al., 2021).
Daftar Pustaka
Devi, A. D. & Subiyantoro., (2021). Implementasi Manajemen Berbasis Sekolah dalam
Meningkatkan Kualitas di Sekolah Menengah Pertama. Edukatif: Jurnal Ilmu
Pendidikan, 3(3), 963-971.
Fitriani, D., Rindiani, A., Zaqiah, Q. Y., & Erihadiana, M. (2022). Inovasi Kurikulum:
Konsep, Karakteristik dan Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK).
Jurnal Dirosah Islamiyah, 4(2), 268-282.
Hernawan, A. H., Susilana, R. & Julaeha, S., 2021. Pengembangan Kurikulum dan
Pembelajaran di SD. Tangerang Selatan: Gramedia.
Janan, M. (2020). Penerapan Manajemen Berbasis Sekolah Untuk Meningkatkan Kualitas
Pendidikan di SMA Swasta Kota Langsa. EduTech: Jurnal Ilmu Pendidikan dan
Ilmu Sosial, 6(1), 70-77.
Prasetyo, A. R., & Hamami, T. (2020). Prinsip-prinsip dalam Pengembangan Kurikulum.
PALAPA, 8(1), 42-55.
Sari, V. N., Setiasih, O., & Rudyanto, R. (2020). Peran Kepala Sekolah dan Guru Dalam
Pengembangan dan Penerapan Kurikulum 2013 PAUD. al-Urwatul Wutsqo: Jurnal
Ilmu Keislaman dan Pendidikan, 1(1), 1-14.
Raberi, A., Fitria, H., & Fitriani, Y. (2020). Pengaruh supervisi kepala sekolah dan peran
komite sekolah terhadap kinerja guru. Jurnal Al-Qiyam, 1(1), 11-20.
Setiana, D. F. & Nuryadi. 2020. Kajian Kurikulum Sekolah Dasar dan Menengah.
Yogyakarta: Gramasurya.