Anda di halaman 1dari 8

TUGAS TUTORIAL 2

PENGEMBANGAN KURIKULUM DAN PEMBELAJARAN


DI SD

Disusun oleh:

Zefrina Wati
NIM: 856258213

UPBJJ UT PADANG S1PGSD


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS TERBUKA
TAHUN 2023
1. Dalam pelaksanaan manajemen berbasis sekolah di lapangan memiliki beberapa prinsip
umum yang patut dijadikan pijakan agar mencapai tujuan yang diharapkan. Dalam
pelaksanaan manajemen berbasis sekolah dibutuhkan kejasama juga dari komite sekolah.
Terkait dengan prinsip umum manajemen berbasis sekolah, komite sekolah merupakan
komponen . . . karena . . .

Jawaban:
Sebelum kita membahas komite sekolah termasuk kedalam komponen apa dalam MBS,
terlebih dahulu kita bahas mengenai komponen utama MBS. Menurut mustiningsih (2013)
ada tujuh Komponen utama MBS yaitu:
1) Kurikulum dan pendidikan
2) Siswa
3) Staf yang bekerja di bidang pelatihan
4) Keuangan, sarana dan prasarana
5) Hubungan masyarakat dengan sekolah
6) Budaya
7) Iklim disekolah

Pelaksanaan Manajemen Berbasis Sekolah di lapangan memiliki beberapa prinsip umum


yang patut dijadikan pijakan agar mencapai tujuan yang diharapkan. Prinsip-prinsip
umum tersebut di antaranya berikut ini:
1) Profesionalisme, artinya bahwa pelaksanaan MBS menuntut profesionalisme berbagai
komponen pendidikan, seperti pengelola, praktisi dan profesionalisme dewan sekolah.
2) Pembagian kewenangan (Power sharing), artinya bahwa pelaksanaan MBS harus
berlandaskan pada pembagian kekuasaan/ kewenangan sesuai dengan fungsi dan
peranannya masing-masing.
3) Pencapaian mutu pendidikan, artinya bahwa penerapan manajemen berbasis sekolah
harus memiliki misi dan visi yang sesuai dengan jenjang sekolah.
4) Partisipasi masyarakat, arinya bahwa pelaksanaan MBS menuntut adanya keterlibatan
dan tanggung jawab semua pihak terkait.
5) Transparansi, artinya bahwa managemen berbasis sekolah harus berpijak pada
keterbukaan dalam pengelolahan, baik secara fisik maupun non fisik.
6) Pembentukan Dewan sekolah, artinya bahwa dalam implementasi MBS setiap sekolah
harus membentuk dewan sekolah (DS) sebagai intitusi penopang keberhasilan visi dan
misi sekolah. Dewan sekolah juga bertugas mengidentifikasi tujuan dan manfaat
program pendidikan serta merencanakan dan melaksanakan program bersama.
Nah, Terkait dengan prinsip umum manajemen berbasis sekolah, komite sekolah
merupakan komponen utama dan penting karena komite sekolah merupakan
perpanjangan tangan dari masyarakat dan orang tua. Selain itu komite sekolah berperan
dalam meningkatkan mutu layanan, memberikan arahan, pertimbanggan, sarana,
dukungan tenaga, serta pengawasan pendidikan pada setiap satuan pendidikan. Peran
terbesar dari komite sekolah adalah bertanggung jawab sebagai mediator dalam
pengembangan sekolah khususnya yang berkaitan dengan penggalangan dana buat
sekolah. Bila perlu, peran komite sekolah tidak hanya sebagai mediator kepada kedua
orang tua siswa, tetapi mereka dapat bertindak sebagai donatur tetap sekolah.
Dalam konteks MBS, Komite sekolah memiliki tugas penting diantaranya:
1) Mendorong orang tua siswa dan masyarakat untuk berpartisipasi dalam
pendidikan, mengalang dana masyarakat dalam rangka pembiayaan
penyelenggaraan pendidikan, mendorong tumbuhnya perhatian dan komitmen
masyarakat terhadap penyelengaraan pendidikan yang bermutu tinggi,
melakukan evaluasi dan pengawasan terhadap kebijakan/ program/
penyelengaraan dan keluaran pendidikan.
2) Memberi masukan, pertimbangan dan rekomendasi kepala sekola mengenai
kebijakan dan program pendidikan, RAPBS, kriteria kinerja sekolah, kriteria
pendidik dan tenaga kependidikan, kriteria fasilitas pendidikan dan hal-hal lain
terkait pendidikan.
3) Menjadi mitra sekolah yang dapat mewadahi dan menyalurkan aspirasi serta
prakarsa masyarakat dalam melahirkan kebijakan operasional dan program
pendidikan di sekolah.
4) Untuk mengoptimalkan penyelengaraan pendidikan yang ada di sekolah maka
tugas komite sekolah diantaranya membantu sekolah dalam pengelolaan dan
manajemen sekolah yang efektif, penyelengaraan pembelajaran, fasilitas
pendukung dalam pembelajaran di sekolah, pembiayaan pendidikan dan
mengkoordinasikan peran serta seluruh elemen masyarakat.
2. Dalam kurikulum 2004 atau dikenal juga dengan istilah Kompetensi Lintas
Kurikulum yang merupakan kecakapan hidup dan belajar sepanjang hayat yang
dibakukan dan harus dicapai oleh peserta didik melalui pengalaman belajar secara
berkesinambungan. Jelaskan masing-masing substansi struktur kurikulum dalam
kurikulum tahun 2004.
Jawaban:
Kurikulum SD tahun 2004 berisi seperangkat rencana dan pengaturan tentang
kompetensi yang dibakukan untuk mencapai tujuan pendidikan nasional dan cara
pencapaiannya disesuaikan dengan keadaan dan kemampuan daerah dan sekolah. Kompetensi
yang dibakukan tersebut terdiri pengetahuan, keterampilan, sikap dan nilai-nilai yang dapat
dikenali melalui sejumlah hasil belajar dan indikator yang dapat di ukur (measurable) dan
diamati (Observable).
Struktur kurikulum dalam kurikulum 2004 berisi sejumlah mata pelajran, kegiatan belajr
pembiasaan, dan alokasi waktu. Mata pelajaran mengutamakan kegiatan instruksional yang
berjadwal dan berstruktur. Kegiatan belajar pembiasaan mengutamakan kegiatan
pembentukan dan pengendalian perilaku yang diwujudkan dalam kegiatan rutin, spontan dan
pengenalan unsur-unsur penting kehidupan masyarakat. Alokasi waktu menunjukkan satuan
waktu yang digunakan untuk tatap muka.
Struktur kurikulum sd memuat sejumlah dan jenis mata pelajaran yang ditempuh dalam
satu periode belajar selama 6 tahun mulai kelas I- IV. Struktur kurikulum yang dimaksud
adalah sebagaimana terinci dalam tabel berikut:
Kelas Alokasi Waktu
I dan II III s.d. IV
A. Mata Pelajaran Pendidikan Agama 3
Pendidikan 5
kewarganegaraan dan
pengetahuan sosial
Bahasa indonesia 5
Matematika Pendekatan 5
Pengetahuan Alam TEMATIK 4
Kerajinan tangan dan 4
kesenian
Pendidikan Jasmani 4
B. Pembiasaan Kegiatan yang 2
mendorong dan
mendukung
pembiasan
C. Muatan Lokal Kegiatan atau mata -
pelajaran
Jumlah 27 32

Penjelasan Untuk Kelas I dan II


1) Pengelolahan kegiatan pembelajaran dalam mata pelajaran dan kegiatan belajar
pembiasaan dengan mengunakan pendekatan tematik diorganisasikan sepenuhnya
oleh sekolah dan madrasah
2) Penjelasan teknis pendekatan tematik diatur dalam pedoman tersendiri
3) Alokasi waktu total disediakan adalah 27 jam pelajaran perminggu. Daerah, sekolah
atau madrasah dapat menambah alokasi waktu total atau mengubah alokasi mata
pelajaran sesuai dengan kebutuhan siswa, sekolah, madrasah atau daerah.
4) Satu jam pelajaran tatap muka dilaksanakan selama 35 menit. Jam tatap muka
perminggu adalah 27 jam pelajaran (945 menit).
5) Minggu efektif dalam satu tahun pelajaran (2 semester) adalah 34-40 minggu. Jumlah
jam tatap muka pertahun adalah 918 sampai dengan 1.080 jam (32.130-37800 menit).
6) Alokasi waktu sebanyak 27 jam pelajaran pada dasarnya dapat diatur dengan bobot
berkisar: 15% untuk agama, 50% untuk membaca menulis serta berhitung dan 35%
untuk pengetahuan alam, pendidikan kewarganegaraan dan pengetahuan sosial,
kerajinan tangan dan kesenian dan pendidikan jasmani.
7) Sekolah dan madrasah dapat mengenal teknologi informasi dan komunikasi sesuai
dengan kemampuannya.

Penjelasan Untuk Kelas III sampai IV.


1) Pengelolahan kegiatan pembelajaran dalam mata pelajaran dan kegiatan belajar
pembiasaan diorganisasikan sepenuhnya oleh sekolah dan madrasah.
2) Penjelasan teknis kegiatan belajar pembiasaan diatur dalam pedoman tersendiri
3) Alokasi waktu total yang disediakan adalah 32-24 jam pelajaran perminggu. Daerah,
sekolah atau madrasah dapat menambah alokasi waktu total atau mengubah alokasi
waktu mata pelajaran sesuai denga total atau mengubah alokasi waktu sesuai dengan
kebutuhan siswa, sekolah, madrasah atau daerah.
4) Satu jam pelajaran tatap muka dilaksanakan selama 40 menit. Jam tatap muka
perminggu adalah 32 sampai dengan 34 jam pelajaran (1.280- 1.360)
5) Minggu efektif dalam satu tahun (2 semester) adalah 34-40 minggu. Jumlah jam tatap
muka per tahun 1.088 sampai dengan 1.360 jam pelajaran (43.520- 54.400 menit)
6) Mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan dan pengetahuan sosial dapat diajarkan
baik secara sendiri-sendiri maupun secara terintegrasi yang diatur sepenuhnya oleh
sekolah.
7) Muatan lokal diadakan dan ditentukan jenisnya oleh daerah/ sekolah sesuai dengan
kebutuhan dan kesiapan daerah/sekolah. Bagi daerah atau sekolah yang melaksanakan
muatan lokal, alokasi waktu maksimal 2 jam pelajaran per minggu. Kegiatan atau
bahan kajian dan pelajarannya diatur sepenuhnya oleh daerah atau sekolah.
8) Sekolah dan madrasah dapat memberikan mata pelajaran bahasa inggris mulai kelas
IV sesuai dengan kemampuan.
9) Sekolah dan madrasah dapat mengenal teknologi informasi dan komunikasi sesuai
kemampuan
10) Sekolah dan madrasah bertaraf internasional dapat menggunakan bahasa inggris dan
bahasa asing lain sebagai bahasa pengantar sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan.

3. Di daerah metropolitan, kurikulum KTSP dapat terlaksana secara optimal. Hal ini
tentunya bertolak belakang dengan pelaksanaan kurikulum di daerah 3T misalnya di
Papua karena dengan keterbatasan sumberdaya manusia dan sarana prasarana.
Namun, tidak menutup kemungkinan kurikulum KTSP tetap dilaksanakan walaupun
cara pelaksanaannya cenderung berbeda karena penyesuaiandengan daerah setempat.
Jelaskan jenis prinsip pengembangan kurikulum KTSP dalam fenomena di atas.

Jawaban:
Ada 5 prinsip yang harus diperhatikan dalam pengembangan kurikulum yaitu:
1) Prinsip relevansi menuntut kurikulum memiliki kesesuaian dengan tuntutan,
kebutuhan dan perkembangan masyarakat. Selain itu, prinsip relevansi ini menuntut
adanya konsistensi atau kesesuaian antar komponen kurikulum yaitu antara komponen
tujuan, isi, proses, penyampaian dan penilaian.
2) Prinsip fleksibelitas menuntut kurikulum memiliki sifat lentur atau fleksibel.
Meskipun kurikulum harus berisi hal-hal yang solid tetapi dalam penyampaian
dimungkinkan untuk melakukan penyesuaian berdasarkan kondisi dilapangan.
3) Prinsip kontinuitas menuntut kurikulum menyediakan pengalaman belajar yang
berkesinambungan antara satu tingkat keelas dengan tingkat kelas lainnya, antara satu
jenjang pendidikan dengan jejang pendidikan lainnya serta jenjang pendidikan dengan
pekerjaan.
4) Prinsip praktis menuntut kurikulum untuk mudah dilaksanakan dengan sumber daya
yang tersedia.
5) Prinsip efektivitas berkaitan dengan keberhasilan implementasi kurikulum dalam
mencapai tujuan yang telah ditetapakan.
Selain prinsip tersebut penerapan kurikulum diatas BSNP mengemukakan tujuh
prinsip pengembangan kurikulum yaitu:
1) Berpusat pada potensi, pengembangan, kebutuhan dan kepetinggan peserta didik dan
lingkungannya
2) Beragam dan terpadu
3) Tanggap terhadap perkembangan ilmu pengetahuaan, teknologi dan seni
4) Relevan dengan kebutuhan kehidupan
5) Menyeluruh dan berkesinambungan
6) Belajar sepanjang hayat
7) Seimbang antara kepentingaan nasional dan kepentingan daerah
Berdasarkan kasus di Papua diatas berarti prinsip pengembang kurikulumnya adalah
prinsip fleksibelitas, artinya bahwa kurikulum tersebut bisa disesuaikan dengan kondisi
dilapangan, jadi kurikulum ini bisa diterapkan disemua wilayah tidak hanya di wilayah
metropolitan saja bagaimanapun keadaan diwilayah tersebut, tergantung lagi kreativitas
pelaksana pendidikan disana menyesuaikan dengan lingkungan mereka. Prinsip yang
kedua yaitu prinsip praktis artinya meskipun daerah tersebut 3T, terbatas SDMnya,
terbatas sarana dan prasananya namun kurikulum ini masih bisa di terapkan disana di
sesuaikan dengan sumber daya manusianya dan sarana dan prasarana yang ada.
Sedangkan berdasarkan prinsip pengembangan kurikulum menurut BSNP untuk kasus
Papua di atas adalah beragam dan terpadu. Dengan memperhatikan prinsip beragam,
kurikulum hendaknya mengakomodasi keragaman karakteristik siswa dan kondisi daerah
agar kurikulum dikembangkan bermakna bagi siswa dan daerah.

4. Salah satu langkah yang dilakukan dalam pengembangan KTSP yaitu analisis
konteks. Kegiatan ini dilakukan untuk mengidentifikasi kebutuhan dan potensi
sumber daya yang ada. Sebut dan Jelaskan komponen yang dianalisis dalam langkah
analisis konteks.
Jawaban:
Kegiatan analisis konteks dilakukan untuk mengidentifikasi kebutuhan dan
perkembangan peserta didik serta kebutuhan dan potensi sumber daya yang ada. Kegiatan
yang dilakukan pada langkah ini mencakup berikut ini.
a. Menganalisis kondisi sekolah, yang meliputi peserta didik, pendidik dan tenaga
kependidikan yang tersedia, sarana dan prasarana yang dimiliki, serta dukungan biaya
dan program-program yang ada.
b. Menganalisis peluang dan tantangan yang ada di masyarakat dan lingkungan sekitar,
seperti komite sekolah, dewan pendidikan, dinaas pendidikan, unit pelaksana tingkat
daerah (UPTD- dinas kecamatan) asosiasi profesi, dunia industri dan dunia kerja,
serta sumber daya alam dan sosial budaya.
Disamping itu, pada langkah ini juga perlu diidentifikasi dasar-dasar yang melandasi
kurikulum yang dikembangkan. Dasar-dasar tersebut dapat yang berupa pernyata dari para
ahli pendidikan dan hasil kontekstual yang dilakukan untuk memperoleh informasi tentang
kebutuhan siswa, harapan masyarakat dan kebutuhan pengembangan bidang ilmu, selain itu
perlu juga diidentifikasi landasan yuridis yang berkaitan dengan kurikulum sekolah. Hasil
dari analisis konteks ini dijadikan masukan dalam mengembangkan visi dan misi serta
muatan lokal dan kegiatan pengembangan diri.

Anda mungkin juga menyukai