Anda di halaman 1dari 6

TUGAS 2

PENGEMBANGAN KURIKULUM DAN PEMBELAJARAN DI SD

Nama : Linda,lasari
NIM : 856826757
Jurusan : PGSD BI

1) Dalam pelaksanaan manajemen berbaris skolah di lapangan memiliki bebrapa prinsip umum
yang patut dijadikan pijakan agar mencapai tujuan yang diharapkan. Dalam pelakasanaan
manajamen berbasis sekolah dibutuhkan kerjasama juga dari komite sekolah. Terkait dengan
prinsip umum manajemen berbasis sekolah, komite sekolah merupakan komponen … karena …
Jawab :
Terkait dengan prinsip umum manajemn berbasis sekolah, komite sekolah merupakan
komponen : pertisipasi masyarakat, artinya bahwa pelaksanaan manajemen berbasis sekolah
menuntut adanya ketrlibatan dan tanggung jawab semua pihakyang terkait. Karena : konsep
manajemen berbasis sekolah di Indonesia tidak terlepas dari perubahan dan perbaikan kebijakan
pendidikan yang dilakukan pemerintah. Konsep manajemen berbasis sekolah yang sekarang ini
tengah hangat diperbincangkan merupakan suatu konsep untuk menciptakan keadilan dan
pemerataan pendidikan bagi semua warga sekolah, membangun konsesus dengan berbagai pihak
dalam melakukan tindakan-tindakan politik yang dibutuhkan serta mnciptakan kerangka konsep
kebijakan pemerintah pusat atas daerah yang sepadan terutama dalam kebijakan fiskal dan
manajemen keuangan. Intinya, manajemen berbasis sekolah akan mengimplikasikan adanya
kebutuhan untuk berinovasi, mendesain kembali organisasi sekolah, serta menciptakan
perubahan dalam perubahan proses pendidikan dan pembelajaran di Indonesia.
(Sumber Modul 4 BMP PDGK Pengembangan Kurikulum dan pembelajaran si SD, Hal : 4.5-4.7)

2) Dalam kurikulum 2004 atau dikenal dengan istilah kompetensi lintas kurikulum yang
merupakan kecakapan hidup dan belajar sepanjang hayat yang dibakukan dan harus dicapai oleh
peserta didik. Melalui pengalaman belajar scara berksinambungan. Jelaskan masing-masing
substansi struktur kurikulum dalam kurikulum 2004.
Jawab :
Sturktur kurikulum dalam kurikulum tahun 2004 berisi sejumlah mata pelajaran kegiatan
belajar pembiasaan, dan alokasi waktu. Mata pelajaran mengutamakan kegiatan instruksional
yang berjadwal dan berstruktur. Kegiatan belajar pembiasaan yang mengutamakan kegiatan
pembentukan dan pengendalian perilaku yang diwujudkan dalam kegiatan rutin, spontan, dan
pengenalan unsur-unsur penting kehidupan masyarakat. Alokasi waktu menunjukkan satuan
waktu yang digunakan untuk tatap muka.
Struktur kurikulum SD memuat jumlah dan jenis mata pelajaran yang ditempuh dalam satu
periode belajar selama 6 tahun mulai kelas I-VI. Masing-masing substansi struktur kurikulum
dalam kurikulum tahun 2004 yaitu:
Alokasi Waktu
Kelas
I dan II III dan VI
A. Mata Pelajaran Pendidikan Agama 3
Pendidikan
Kewarganegaraan dan 5
pengetahuan sosial
Bahasa Indonesia 5
Matematika 5
Pengetahuan Alam 4
Pendekatan Tematik
Kerajinan Tangan dan 4
Kesenian
Pendidikan Jasmani 4
B. Pembiasaan Kegiatan yang
mendorong/mendukung 2
pembiasaan
C. Muatan Lokal Kegiatan atau mata -
pelajaran
Jumlah 27 32

Penjelasan untuk kelas I dan II


1. Pengelolaan kegiatan pembelajaran dalam mata pelajaran dan kegiatan belajar pembiasaan
dengan menggunakan pendekatan tematik diorganisasikan sepenuhnya oleh sekolah dan
madrasah.
2. Penjelasan teknis pendekatan tematik diatur dalam pedoman tersendiri.
3. Alokasi waktu total yang disediakan adalah 27 jam pelajaran perminggu. Daerah, sekolah,
atau Madrasah dapat menambah alokasi waktu total atau mengubah alokasi waktu mata
pelajaran sesuai dengan kebutuhan siswa, sekolah, madrasah, atau daerah.
4. Satu jam pelajaran tatap muka dilaksanakan selama 35 menit. Jam tatap muka per minggu
adalah 27 jam pelajaran (945 menit)
5. Minggu efektif dalam Satu tahun pelajaran (2 Semester) adalah 34-40 minggu. Jumlah jam
tatap muka perminggu adalah 945 menit (16 jam). Jumlah jam tatap muka per tahun adalah
918 sampai dengan 1.080 jam (32.130 – 37.800 menit)
6. Alokasi waktu sebanyak 27 jam pelajaran pada dasarnya dapat diatur dengan bobot berkisar:
(a) 15% untuk agama: (b) 50% untuk membaca dan menulis permulaan serta berhitung; dan
(c) 35% untuk Pengetahuan Alam, Pendidikan Kewarganegaraan dan Pengetahuan Sosial,
Kerajinan tangan dan Kesenian, dan Pendidikan Jasmani.
7. Sekolah dan Madrasah dapat mengenalkan teknologi informasi dan komunikasi sesuai
dengan kemampuannya.

Penjelasan untuk kelas III. IV, V, dan VI


1. Pengelolaan kegiatan pembelajaran dalam mata pelajaran dan kegiatan belajar pembiasaan
diorganisasikan sepenuhnya oleh sekolah dan Madrasah.
2. Penjelasan teknis kegiatan belajar pembiasaan diatur dalam pedoman tersendiri
3. Alokasi waktu total yang disediakan adalah 32-34 jam pelajaran perminggu. Daerah,
sekolah, atau Madrasah dapat menambah alokasi waktu total atau mengubah alokasi waktu
mata pelajaran sesuai dengan kebutuhan siswa, sekolah, madrasah, atau daerah.
4. Satu jam pelajaran tatap muka dilaksanakan selama 40 menit. Jam tatap muka per minggu
adalah 32 sampai dengan 34 jam pelajaran (1.280-1.360 menit).
5. Minggu efektif Satu tahun pelajaran (2 semester) adalah 34-40 minggu jumlah jam tatap
muka pertahun adalah 1.088 sampai dengan 1.360 jam pelajaran (43.520-54.400 menit).
6. Mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan dan Pengetahuan Sosial dapat diajarkan baik
secara sendiri-sendiri maupun secara terintegrasi yang diatur sepenuhnya oleh sekolah.
7. Muatan lokal diadakan dan ditentukan jenisnya oleh daerah/sekolah sesuai dengan kebutuhan
dan kesiapan daerah/sekolah. Bagi daerah/sekolah yang menjalankan muatan lokal, alokasi
waktu maksimal 2 jam pelajaran per minggu. Kegiatan atau bahan kajian dan pelajarannya
diatur sepenuhnya oleh daerah atau sekolah.
8. Sekolah dan Madrasah dapat memberikan mata pelajaran bahasa Inggris mulai kelas IV
sesuai dengan kemampuan.
9. Sekolah dan Madrasah dapat mengenalkan teknologi informasi dan komunikasi sesuai
kemampuan.
10. Sekolah dan Madrasah bertaraf internasional dapat menggunakan bahasa Inggris dan bahasa
asing lain sebagai bahasa pengantar sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan
(Sumbr modul 5 KB 2 hal. 5.31-5.33)

3) Di daerah Metropolitan, kurikulum KTSP dapat terlaksana secara optimal. Hal ini, tentunya
bertolak belakang dengan pelaksanaan kurikulum di daerah 3T misalnya di Papua karena dengan
keterbatasan sumber daya manusia dan sarana prasarana. Namun, tidak menutup kemungkinan
kurikulum KTSP tetap dilaksanakan walaupun cara pelaksanaannya cenderung berbeda karena
Penyesuain dengan daerah setempat. Jelaskan jenis prinsip pengembangan kurikulum KTSP
dalam fenomena di atas.
Jawab :
Jenis prinsip pengembangan kurikulum KTSP dalam fenomena di atas yaitu:
1. Berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan peserta didik dan
lingkungannya.
Dengan berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan siswa dan
lingkungannya diharapkan kurikulum yang dikembangkan dapat membantu siswa mencapai
perkembangan potensi diri yang optimal dan dapat menguasai kemampuan seperti yang
tercantum dalam tujuan pendidikan nasional, yaitu mampu menjadi manusia yang beriman
dan bertakwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap,
kreatif Mandiri, dan menjadi warga negara yang demokrasi, serta bertanggung jawab.
2. Beragam dan terpadu
Prinsip terpadu berkaitan dengan pengembangan muatan kurikulum, Sesuai dengan prinsip
terpadu, muatan mata pelajaran, muatan lokal dan kegiatan pengembangan diri hendaknya
berkaitan satu sama lain dalam upaya pengembangan kompetensi yang diharapkan dikuasai
siswa.
3. Tanggap terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni. Kurikulum
dikembangkan atas dasar kesadaran bahwa ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni yang
berkembang secara dinamis. Oleh karena itu, semangat dan isi kurikulum memberikan
pengalaman peserta didik untuk mengikuti dan memanfaatkan perkembangan ilmu
pengetahuan, teknologi, dan seni.
4. Relevan dengan kebutuhan kehidupan.
Untuk menjamin relevansi pendidikan dengan kebutuhan kehidupan, termasuk didalamnya
kehidupan kemasyarakatan, dunia usaha dan, dunia kerja. Oleh karena itu, pengembangan
keterampilan pribadi, keterampilan berpikir, keterampilan sosial, keterampilan akademik,
dan keterampilan vokalsional, yaitu keterampilan yang berkaitan dengan suatu bidang
pekerjaan.
5. Menyeluruh dan berkesinambungan.
Prinsip menyeluruh berkenaan dengan kebutuhan kompetensi yang diharapkan dikuasai
siswa. Diharapkan dengan memperhatikan prinsip menyeluruh dan berkesinambungan,
kurikulum yang dikembangkan dapat membantu siswa menguasai kompetensi yang
diharapkan secara utuh dan bermakna.
6. Sepanjang Hayat.
Kurikulum mencerminkan keterkaitan antara unsur-unsur pendidikan formal, nonformal,
dan informal, dengan memperhatikan kondisi dan tuntutan lingkungan yang selalu
berkembang serta arah pengembangan manusia seutuhnya. Membekali siswa memperoleh
dasar untuk terus belajar dalam menghadapi dan mengikuti perkembangan masyarakat.
7. Seimbang antara kepentingan nasional dan kepentingan daerah.
Sebagai warga negara menunjukkan bahwa kurikulum dikembangkan tidak hanya untuk
memenuhi tuntutan kebutuhan daerah tetapi juga tetap mengedepankan wawasan dan
kepentingan nasional. Oleh karena itu, kurikulum yang dikembangkan hendaknya berisi
muatan kurikulum yang dapat membekali siswa untuk memenuhi kebutuhan dan
kepentingan daerah serta kebutuhan dan kepentingan nasional.
(Sumber: Modul 6 BMP PDGK 4502 Pengembangan Kurikulum &
Pembelajaran di SD, hal. 6.14-6.19)

4) Salah satu langkah yang dilakukan dalam pengembangan KTSP yaitu analisis konteks. Kegiatan
ini dilakukan untuk mengidentifikasi kebutuhan dan potensi sumber daya yang ada. Sebut dan
jelaskan komponen yang dianalisis dalam langkah analisis konteks.
Jawab :
Komponen yang dianalisis dalam langakh analisis konteks, yaitu :
1. Tujuan
Tujuan kurikulum menggambarkan kualitas manusia yang diharapkan terbina dari suatu
proses pendidikan. Tujuan memberikan petunjuk mengenai arah perubahan yang dicita-
citakan dari suatu kurikulum. Tujuan yang jelas akan memberikan petunjuk yang jelas pula
terhadap pemilihan isi/konten, strategi, dan media pembelajaran, serta evaluasi, bahkan
dalam berbagai model pengembangan kurikulum, tujuan ini dianggap sebagai dasar, arah,
dan patokan dalam menentukan komponen-komponen yang lainnya.
2. Isi/materi kurikulum.
Isi/kurikulum merupakan pengetahuan ilmiah yang terdiri dari fakta, konsep, prinsip, nilai,
dan keterampilan yang perlu diberikan kepada siswa. Pengetahuan ilmiah tersebut jumlahnya
sangat banyak dan tidak mungkin semuanya dijadikan sebagai isi/materi kurikulum. Oleh
karena itu, perlu diadakan pilihan-pilihan dengan menggunakan berbagai kriteria.
3. Strategi pembelajaran strategi pembelajaran berkaitan dengan siasat, cara atau sistem
penyampaian isi kurikulum. Ada dua jenis strategi pembelajaran yaitu yang berorientasi
kepada guru (teacher oriented) dan yang berorientasi kepada siswa (student oriented).
Strategi pertama mencakup model ekspositori atau model informasi, sedangkan strategi
kedua mencakup model inkuiri atau problem solving. Strategi yang digunakan atau dipilih
dalam pelaksanaan kurikulum diserahkan sepenuhnya kepada pelaksana kurikulum dengan
mempertimbangkan hakikat tujuan, sifat, bahan/isi, dan kesesuaian dengan tingkat
perkembangan siswa.
4. Evaluasi
Komponen evaluasi ditujukan untuk menilai pencapaian tujuan kurikulum dan menilai
proses implementasi kurikulum secara keseluruhan. Hasil evaluasi kurikulum dapat
dijadikan umpan balik untuk mengadakan perbaikan dan penyempurnaan kurikulum. Selain
itu, hasil evaluasi dapat dijadikan sebagai masukan dalam penentuan kebijakan kebijakan
pengambilan keputusan tentang kurikulum dan pendidikan.

(Sumber Modul 1 BMP PDGK 4502 Pengembangan Kuruikulum


dan Pembelajaran di SD, hal. 1.20-1.29)

Anda mungkin juga menyukai