Anda di halaman 1dari 23

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Indonesia yang terdiri dari berbagai macam suku bangsa
yang memiliki keanekaragaman multikultur (adat istiadat, tata
cara, bahasa, kesenian, kerajinan, keterampilan daerah, dll)
merupakan ciri khas yang memperkaya nilai-nilai kehidupan
bangsa Indonesia. Oleh karena itu keanekaragaman tersebut
harus

selalu

dilestarikan

dan

dikembangkan

dengan

tetap

mempertahankan nilai-nilai luhur bangsa Indonesia melalui


upaya pendidikan. Pengenalan keadaan lingkungan, sosial, dan
budaya kepada peserta didik memungkinkan mereka untuk lebih
mengakrabkan

dengan

lingkungannya.

Pengenalan

dan

pengembangan lingkungan melalui pendidikan diarahkan untuk


menunjang peningkatan kualitas sumber daya manusia, dan
pada

akhirnya

diarahkan

untuk

meningkatkan

kemampuan

peserta didik.
Permendiknas No. 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi
menyatakan bahwa Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)
selain memuat beberapa mata pelajaran, juga terdapat mata
pelajaran Muatan Lokal (Mulok) yang wajib diberikan pada
semua tingkat satuan pendidikan.
Kebijakan yang berkaitan dengan dimasukkannya mata
pelajaran muatan lokal dalam Standar Isi dilandasi kenyataan
bahwa

di

Indonesia

terdapat

beranekaragam

kebudayaan.

Sekolah tempat program pendidikan dilaksanakan merupakan


bagian dari masyarakat. Oleh karena itu, program pendidikan di
sekolah perlu memberikan wawasan yang luas pada peserta didik
tentang kekhususan yang ada di lingkungannya. Standar Isi yang
seluruhnya

disusun

secara

terpusat

tidak

mungkin

dapat

mencakup muatan lokal tersebut. Sehingga perlulah disusun


mata pelajaran yang berbasis pada muatan lokal.
Mata

pelajaran

Muatan

Lokal

menjembatani

antara

kebutuhan keluarga dan masyarakat dengan tujuan pendidikan


nasional, mata pelajaran ini juga memberikan peluang kepada
siswa untuk mengembangkan kemampuannya yang dianggap
perlu oleh daerah yang bersangkutan. Oleh karena itu mata
pelajaran muatan lokal harus memuat karakteristik budaya lokal,
keterampilan, nilai-nilai luhur budaya setempat dan mengangkat
permasalahan sosial dan lingkungan yang pada akhirnya mampu
membekali siswa dengan keterampilan dasar sebagai bekal
dalam

kehidupan

(life

skill),

sehingga

dapat

menciptakan

lapangan pekerjaan.

B. Tujuan
Mata pelajaran muatan lokal bertujuan untuk memberikan
bekal pengetahuan, keterampilan dan perilaku kepada peserta
didik agar mereka memiliki wawasan yang mantap tentang
keadaan lingkungan dan kebutuhan masyarakat sesuai dengan
nilai-nilai/aturan yang berlaku di daerahnya dan mendukung
kelangsungan

pembangunan

daerah

serta

pembangunan

nasional. Lebih jelas lagi agar siswa dapat:


1. Mengenal dan menjadi lebih akrab dengan lingkungan alam,
sosial, dan budayanya,
2. Memiliki

bekal

kemampuan

dan

keterampilan

serta

pengetahuan mengenai daerahnya yang berguna bagi dirinya


maupun lingkungan masyarakat pada umumnya,
3. Memiliki sikap dan perilaku yang selaras dengan nilainilai/aturan-aturan

yang

berlaku

di

daerahnya,

serta

melestarikan dan mengembangkan nilai-nilai luhur budaya


setempat dalam rangka menunjang pembangunan nasional.
4. Menyadari lingkungan dan masalah-masalah yang ada di
masyarakat serta dapat membantu mencari pemecahannya.

C. Permasalahan
Meskipun

sudah

berjalan

hampir

lima

tahun

sejak

diberlakukannya Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP),


mata pelajaran Muatan Lokal yang menjadi bagian dari struktur
kurikulum masih banyak permasalahan yang dihadapi sekolah
dalam mengimplementasikannya. Diantara permasalahan yang
dihadapi pengembang KTSP di SMAN Jawilan Kabupaten Serang
dalam hal pengembangan Mulok adalah:

1) Masih beragam persepsi dan konsep tentang mata pelajaran


mulok di kalangan kepala sekolah dan guru.
2) Mata

Pelajaran

Mulok

di

SMAN

Jawilan

Tahun

Ajaran

2009/2010 adalah Pendidikan Komputer Setara Diploma 2.


Pemilihan Mulok tersebut tidak sesuai dengan konsep Mulok
pada KTSP karena tidak mengangkat karakteristik budaya
lokal.

Mata

pelajaran

tersebut

lebih

cenderung

pada

pendidikan kecakapan hidup (life skill).

BAB II
MODEL PENGEMBANGAN MATA PELAJARAN MUATAN LOKAL

A. Pengertian
Muatan

Lokal

merupakan

kegiatan

kurikuler

untuk

mengembangkan kompetensi yang disesuaikan dengan ciri khas


dan

potensi

daerah,

termasuk

keunggulan

daerah,

yang

materinya tidak dapat dikelompokkan ke dalam mata pelajaran


yang ada. Substansi mata pelajaran muatan lokal ditentukan
oleh satuan pendidikan disesuaikan dengan karakteristik daerah
masing-masing.
Muatan lokal merupakan bagian dari struktur dan muatan
kurikulum yang terdapat pada Standar Isi di dalam kurikulum
tingkat satuan pendidikan. Keberadaan mata pelajaran muatan
lokal merupakan bentuk penyelenggaraan pendidikan yang tidak
terpusat, sebagai upaya agar penyelenggaraan pendidikan di
masing-masing daerah lebih meningkat relevansinya terhadap
keadaan dan kebutuhan daerah yang bersangkutan.
Muatan lokal merupakan mata pelajaran, sehingga satuan
pendidikan harus mengembangkan Standar Kompetensi dan
Kompetensi

Dasar

untuk

setiap

jenis

muatan

lokal

yang

diselenggarakan. Satuan pendidikan dapat menyelenggarakan


satu mata pelajaran muatan lokal setiap semester. Ini berarti
bahwa

dalam

menyelenggarakan

satu

tahun

dua

mata

satuan

pendidikan

pelajaran

muatan

dapat
lokal.

Pelaksanaan pembelajaran muatan lokal dapat dilaksanakan


secara

berkesinambungan

sesuai

dengan

kompetensi

yang

dicapai.

B. Ruang Lingkup
Ruang lingkup kurikulum muatan lokal adalah sebagai
berikut:
1. Lingkup Keadaan dan Kebutuhan Daerah.
a) Melestarikan dan mengembangkan kebudayaan daerah
b) Meningkatkan kemampuan dan keterampilan di bidang
tertentu, sesuai dengan keadaan perekonomian daerah
c) Meningkatkan penguasaan bahasa Asing untuk
keperluan sehari-hari, dan menunjang pemberdayaan
individu dalam melakukan belajar lebih lanjut (belajar
sepanjang hayat)
d) Meningkatkan kemampuan berwirausaha.

2. Lingkup isi/jenis muatan lokal, dapat berupa bahasa


daerah, bahasa Inggris, kesenian daerah, keterampilan dan
kerajinan daerah, adat istiadat, dan pengetahuan tentang
cirri khas lingkungan alam sekitar, serta hal-hal yang
dianggap perlu oleh daerah yang bersangkutan.

C. Pengembangan Kurikulum Muatan Lokal


1. Proses Pengembangan
Pengembangan Mata Pelajaran Muatan Lokal oleh sekolah dan
komite sekolah dapat dilakukan dengan langkah-langkah
sebagai berikut:
a) Mengidentifikasi keadaan dan kebutuhan daerah
b) Menentukan fungsi dan susunan atau komposisi muatan
lokal
c) Mengidentifikasi bahan kajian muatan lokal
5

d) Menentukan Mata Pelajaran Muatan Lokal


e) Mengembangkan Standar Kompetensi dan Kompetensi
Dasar serta silabus, dengan mengacu pada Standar Isi
yang ditetapkan oleh BSNP

2. Pihak yang terlibat dalam pengembangan


Sekolah dan komite sekolah mempunyai kewenangan
penuh dalam pengembangan program muatan lokal. Apabila
dirasa tidak mempunyai SDM dalam mengembangkannya,
sekolah dan komite sekolah dapat bekerjasama dengan
unsure-unsur Kemendiknas seperti Tim Pengembang
Kurikulum di Daerah, LPMP, Perguruan Tinggi, Pemda
setempat, dinas kementerian lain, atau dunia usaha/industry
dan tokoh masyarakat.

3. Rambu-rambu dalam pelaksanaan muatan lokal


a) Sekolah

yang

mampu

mengembangkan

Standar

Kompetensi dan Kompetensi Dasar beserta silabusnya dapat


melaksanakan
sekolah

mata

belum

Kompetensi

pelajaran

mampu

dan

muatan

lokal.

mengembangkan

Kompetensi

Dasar

Apabila
Standar

sekolah

dapat

melaksanakan muatan lokal berdasarkan kegiatan-kegiatan


yang direncanakan oleh sekolah.
b) Bahan

kajian

perkembangan

hendaknya
peserta

sesuai
didik

dengan
yang

tingkat
mencakup

perkembangan pengetahuan dan cara berpikir, emosional,


dan sosial peserta didik. Pelaksanaan kegiatan belajar
mengajar diatur sedemikian rupa agar tidak memberatkan
peserta didik dan tidak mengganggu penguasaan pada
kurikulum nasional.
6

c) Program

pengajaran

hendaknya

dikembangkan

dengan

melihat kedekatan dengan peserta didik yang meliputi


dekat secara fisik dan secara psikis.
Bahan pengajaran hendaknya disusun berdasarkan prinsip
belajar yaitu:
1) bertitik tolak dari hal-hal konkret ke abstrak;
2) dikembangkan dari yang diketahui ke yang belum
diketahui;
3) dari pengalaman lama ke pengalaman baru;
4) dari yang mudah/sederhana ke yang lebih sukar/rumit.
Selain itu bahan kajian/pelajaran hendaknya bermakna
bagi peserta didik yaitu bermanfaat karena dapat
membantu peserta didik dalam kehidupan sehari-hari.
d) Bahan kajian/pelajaran hendaknya memberikan keluwesan
bagi guru dalam memilih metode mengajar dan sumber
belajar seperti buku dan nara sumber. Dalam kaitan
dengan

sumber

belajar,

guru

diharapkan

dapat

mengembangkan sumber belajar yang sesuai dengan


memanfaatkan potensi di lingkungan sekolah, misalnya
dengan memanfaatkan tanah/kebun sekolah, meminta
bantuan dari instansi terkait atau dunia usaha/industri
(lapangan kerja) atau tokoh-tokoh masyarakat. Selain itu
guru hendaknya dapat memilih dan menggunakan strategi
yang melibatkan peserta didik aktif dalam proses belajar
mengajar, baik secara mental, fisik, maupun sosial.
e) Bahan kajian muatan lokal yang diajarkan harus bersifat
utuh dalam arti mengacu kepada suatu tujuan pengajaran
yang jelas dan memberi makna kepada peserta didik.
Namun demikian bahan kajian muatan lokal tertentu tidak
harus secara terus-menerus diajarkan mulai dari kelas I
7

s.d VI atau dari kelas VII s.d IX, dan X s.d XII. Bahan
kajian muatan lokal juga dapat disusun dan diajarkan
hanya dalam jangka waktu satu semester, dua semester
atau satu tahun ajaran.
f) Alokasi waktu untuk bahan kajian/pelajaran muatan lokal
perlu memperhatikan jumlah minggu efektif untuk mata
pelajaran muatan lokal pada setiap semester.
4. Penyusunan Silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP)
Setelah ditetapkan program muatan lokal yang akan
dikembangkan langkah berikutnya adalah menyusun Silabus
dan RPP. Komponen silabus minimal memuat
a) Identitas sekolah;
b) Standar kompetensi dan kompetensi dasar;
c) Materi pembelajaran;
d) Indikator;
e) Kegiatan pembelajaran;
f) Alokasi waktu;
g) Penilaian, dan
h) Sumber belajar.
Dalam implementasinya silabus dijabarkan dalam rencana
pelaksanaan pembelajaran (RPP). Adapun komponen RPP
minimal memuat :
a) Tujuan pembelajaran
b) Indikator;
c) Materi ajar/pembelajaran;
d) Kegiatan pembelajaran;

e) Metode pembelajaran;
f) Sumber belajar.

5. Penilaian
Penilaian

pencapaian

kompetensi

dasar

peserta

didik

dilakukan berdasarkan indicator. Penilaian dilakukan dengan


menggunakan tes dan nontes dalam bentuk tertulis maupun
lisan, pengamatan kinerja, pengukuran sikap, penilaian hasil
karya berupa tugas, proyek, dan/atau produk, penggunaan
portofolio dan penilaian diri.
BAB III
KURIKULUM MUATAN LOKAL SMA NEGERI 1 JAWILAN

A. KONDISI DAN POTENSI DAERAH


1. Mata Penceharian
Jawilan adalah salah satu wilayah kecamatan di ujung
Timur Kabupaten Serang, berbatasan dengan Kab. Lebak dan
Kab. Tangerang. Berdasarkan data statistik di kecamatan
Jawilan, sebagian besar mata penceharian masyarakat Jawilan
adalah petani penggarap (43%). Disebut petani penggarap
karena mereka menggarap lahan milik orang lain (investor)
yang tinggal di wilayah Tangerang dan Jakarta dan lahannya
belum dipergunakan. Secara ekonomi pertanian di Jawilan
kurang bisa diandalkan karena rata-rata hanya satu musim
tanam dalam setahun saat musim hujan saja (tadah hujan).
Tanaman yang dikembangkan umumnya hanya berupa padi,
maka tidak heran kalau penghasilan rata-rata masyarakatnya
masih rendah.
DATA STATISTIK MATA PENCEHARIAN MASYARAKAT JAWILAN
9

50

Pegawai Negeri

40

TNI / POLRI

30

Karyawan Swasta

20

Petani

10

Pedagang Swasta
Nelayan

Lain-lain
Prosentasi

TAHUN 2009
Mata penceharian masyarakat Jawilan (statistic tahun 2009)

Melihat kondisi tanah yang kurang produktif Pemerintah


Kabupaten serang menjadikan Jawilan zona industri. Ada sekitar
18 pabrik yang telah berdiri di kecamatan Jawilan. Sebagian
besar pabrik tersebut bergerak di bidang kimia dan kayu olahan.
Berdirinya pabrik-pabrik tersebut bisa menyerap 22% tenaga
kerja.
Sebagian kecil masyarakat Jawilan ada yang memiliki
keterampilan menganyam samak atau tikar yang dibuat dari
daun pandan. Tikar yang dibuat rata-rata berukuran 2 x 3 meter
dan

dijual

dengan

harga

Rp

35.000,-.

Satu

buah

tikar

diselesaikan dalam waktu 2 hari setelah bahan dikeringkan.


Sangat disayangkan masyarakat yang memiliki keterampilan
menganyam tersebut hanya sedikit dan umumnya sudah tua.
Padahal

anyaman

dikembangkan

tikar

sehingga

tersebut
bisa

memiliki

menjadi

potensi

salah

satu

untuk
mata

penceharian yang menjanjikan.

2. Kultur Masyarakat Jawilan

10

Masyarakat Jawilan adalah masyarakat yang masih kuat


mempertahankan

nilai

nilai

Islami

tradisional,

sangat

tertutup menerima perubahan dan hal-hal yang baru dalam


keyakinan

dan

ajaran

Agama.

Masyarakatnya

lebih

cenderung mengikuti ajaran-ajaran yang sudah terbiasa


dilakukan dan dicontohkan oleh para tokoh dan pemuka
Agama setempat.

Di lingkungan masyarakat Jawilan dan sekitarnya ada


tradisi membaca hikayat Syek Abdul Qodir Jaelani yang
dikenal dengan sebutan MAMACA atau MACA SYEKH.
Mamaca ini dibacakan pada acara-acara adat tertentu seperti
pindah rumah, tujuh bulan kehamilan, cukur rambut bayi,
menjelang pernikahan, dsb

MAMACA adalah membaca hikayat Syek Abdul Qodir


Jaelani yang ditulis dalam Bahasa Jawa buhun. Dibaca oleh
salah seorang yang ulama/ustad/kiayi setempat, dengan
bersenandung yang mirip dengan kidung dalam seni Sunda.
Para pendengar /hadirin mengiringi nya dengan senandung
dengan bacaan tertentu.

B. KURIKULUM MUATAN LOKAL YANG BISA DIKEMBANGKAN

1) Analisis Mulok yang dikembangkan sekolah

Mata Pelajaran Mulok di SMAN Jawilan masih berubahubah belum menemukan bentuk yang permanen sesuai
potensi daerah. Tahun ajaran 2007/2008 mata pelajaran
11

Mulok yang dikembangkan adalah Tata Boga untuk kelas X


dan Tata Busana untuk kelas XI.
Memasuki tahun kedua-penerapan KTSP-tahun ajaran
2008/2009, Mulok yang dikembangkan adalah Pendidikan
Komputer Setara Diploma 2. Mulok tersebut dipilih karena
Jawilan merupakan zona industry di wilayah kabupaten
Serang,

harapannya

mulok

tersebut

dapat

membekali

keterampilan peserta didik untuk memasuki dunia kerja.


Setelah dianalisis Mulok Pendidikan Komputer Setara D-2
tidak sesuai dengan konsep Mulok pada KTSP karena tidak
mengangkat karakteristik budaya lokal. Mata pelajaran
tersebut lebih cenderung pada pengembangan pendidikan
kecakapan hidup (life skill).

12

KURIKULUM MULOK KOMPUTER SETARA D2


SMA NEGERI 1 JAWILAN
TAHUN 2008/2009
Pengenalan Komputer (2 SKS)
Tujuan

Silabus Singkat

Agar siswa mengenal dan mengerti arsitektur

Mengenal komputer, algoritma, arsitektur komputer,

dan fungsi peripheral komputer

software sistem, bebrapa aplikasi komputer, subjek


pada bidang komputer, dan penggunaan peripherial.

Software Aplikasi (4 SKS)


Tujuan

Silabus Singkat

Agar siswa terampil menggunakan paket

Aplikasi Microsoft Word atau program pengolah kata,

software aplikasi seperti pengolahan kata,

Microsoft Excel atau program pengolah data table

pembuatan laporan, pembuatan lembar kerja

dan grafik, serta Microsoft Power Point yaitu aplikasi

(spread seheet) dan grafik, maupun

untuk model-model presentasi melalui komputer

pembuatan presentasi dengan menggunakan


komputer
Internet (2 SKS)
Tujuan

Silabus Singkat

Agar siswa dapat memahami internet dan

Mengenal Internet, Browser Web, Electronik Mail,

dapat menggunakan fasilitas yang ada pada

File

internet

Newsgroup, dan Design Home Page

Transfer

Protokol,

Internet

Relay

Chat,

Database Programming (4 SKS)


Tujuan
Agar

siswa

pengelolaan
komputer

dapat

mengetahui

database
dengan

Silabus Singkat

berbasis

menggunakan

metode

Konsep dasar database programming, form dan objek

program

untuk database, database relation form, level form

aplikasi

dan menu, program aplikasi inventory, project dan

pengembang program database

file executable

Aplikasi Design Grafis (4 SKS)


Tujuan

Silabus Singkat

Agar siswa terampil dalam pembuatan grafik

Vektor grafik dengan Corel Draw, Foto manipulation

komputer serta berbagai algoritmenya, dapat

grafik dengan photoshop, Lay out dan tata letak

menampilkan

dengan aplikasi page maker

berbagai

bentuk

grafik

13

komputer dan pembuatan grafik komputer


pada bidang periklanan dan web grafik
dengan aplikasi design grafik corel draw,
adobe photoshop, dan page maker.
Pengenalan Hardware (2 SKS)
Tujuan

Silabus Singkat

Agar siswa dapat mengenal dan memahami

Mengenal Personal Komputer

perangkat keras personal komputer


Sistem Jaringan (4 SKS)
Tujuan

Silabus Singkat

Agar siswa dapat menginstalasi jaringan

Sejarah perkembangan system komputer, konsep

komputer dab menerapkannya ke dalam

dasar jaringan komputer, komponen dasar jaringan

komunikasi data

komputer, type dan arsitektur jaringan komputer,


komponen pendukung jaringan komputer, Instalasi
jaringan komputer, komunikasi data

Database Programming Jaringan (2 SKS )


Tujuan

Silabus Singkat

Agar siswa dapat memahami konsep/logika


programming database multi user dan dapat
membuat aplikasi program multi user dengan
program aplikasi pengembang database

Konsep data server, Client server, Peer to peer,


Database multi user, Skema penguncian file,
Design/aplikasi persuratan, Design/aplikasi gaji
pegawai

Web Design dan Programming (4 SKS )


Tujuan
Agar

siswa

mampu

Silabus Singkat

mendesign

sebuah

homepage statis berorientasi grafik

Internet, HTML & WWW, Pengantar Design, Design


Web : Story Board, Image & Image Maps, Mutimedia,
Web Design dengan Dreamweaver, Upload/penerbitan
WEB

Visual Basic Programming (2 SKS)


Tujuan

Silabus Singkat

Agar siswa dapat membuat program aplikasi

Pengantar

berbasis

Penyusunan

objek

dengan

Programan Visual Basic

menggunakan

visual

Basic,

Aplikasi,

Objek

Programan

Programming
Visual

&

Basic,

Interface User, Programan Grafik, Mutlimedia dan


Animasi, Database.

14

Kewirausahaan (2 SKS)
Tujuan
Agar

siswa

dapat

berbagai

Pemahaman mengenai permasalahan dan kondisi

permasalahan dan kondisi dalam penyusunan

yang harus diperhatikan dalam penyusunan usaha

usaha

membina

baru, bagaimana memantau kesempatan, menilai

kemampuan pengembangan kewirausahaan

berbagai kemungkinan sumber dana, pemahaman

kewiraswastaan

mengenai lingkungan ekonomi dan usaha, menilai

baru

serta

memahami

Silabus Singkat

mampu

saingan, meninjau berbagai strategi pengembangan


dari

usaha

baru

maupun

usaha

yang

cepat

berkembang, Peran serta wirausaha yang sukses,


pembiayaan usha dan pengalaman para tokoh yang
sukses sebagai wirausahawan.
Sistem Jaringan Lanjutan (4 SKS)
Tujuan

Silabus Singkat

Agar siswa mempunyai kemampuan untuk

System file, Windows NT Server, Workgroup dan

mengelola

domain,

jaringan

komputer

dalam

perusahaan

Manajemen

Administrasi,

DHCP

Membangun

router,

user

dan

Server,

group,

Tool

Internetworking,

Keamanan

jaringan,

Cryptography, E-Commerce.
Programan Terstruktur (4 SKS)
Tujuan

Silabus Singkat

Agar siswa dapat membuat program aplikasi

Programan Script, Web server & Internet, HTML,

berbasis internet dengan menggunakan PHP

Struktur Bahasa Script PHP, membangun database

& MYSQL Database Aplikasi

dengan MYSQL, Aplikasi interaktif dengan PHP,


Aplikasi Database Web, Manajemen database dengan
PHP. Myadmin, Apache Server, Upload System.

Sistem Teknologi Internet/Extranet (2 SKS)


Tujuan
Agar

siswa

dapat

membangun

Silabus Singkat
system

Sistem

jaringan

LAN,

Sistem

jaringan

jaringan berbasis internet dengan windows

internet/externet, web server & cara kerjanya.

2000 server

Penggunaan Web Personal (PWS), Sistem internet


Infrastruktur Internet dengan windows 2000 server,
remote acces service, internet information service,
latihan membuat web dan meletakan pada web
server
15

Sistem Operasi Linux (2 SKS)


Tujuan
Agar

siswa

dapat

Silabus Singkat
bekerja

dengan

menggunakan sistem operasi linux

2) Mulok yang tepat untuk dikembangkan


Berdasarkan hasil analisis potensi daerah yang dimiliki
masyarakat Jawilan khususnya maka muatan local yang
lebih tepat dikembangkan untuk mengangkat karakteristik
budaya

lokal

dan

untuk

meningkatkan

taraf

hidup

masyarakat adalah ;

2.1 Kerajinan anyaman daun pandan


Hasil anyaman yang selama ini dibuat pengrajin baru
berupa tikar, belum dikembangkan menjadi barangbarang lain seperti tas, tempat pencil, topi, dsb.yang
lebih bernilai jual tinggi.

16

Kebun pandan(disekitar sekolah)

Pohon Pandan

Pengrajin memetik pohon pandan

Daun pandan yang sudah


kering

Pengrajin sedang menganyam tikar

17

2.1 Tradisi Mamaca/Maca Syekh


MAMACA adalah membaca hikayat Syek Abdul
Qodir Jaelani yang ditulis dalam Bahasa Jawa buhun.
Dibaca oleh salah seorang yang ulama/ustad/kiayi
setempat, dengan bersenandung yang mirip dengan
kidung dalam seni Sunda. Para pendengar /hadirin
mengiringi nya dengan senandung dengan bacaan
tertentu.
MAMACA
pelajaran

ini

dapat

MULOK

di

dijadikan
SMAN

sebagai
Jawilan,

mata
untuk

dipertahankan, digali, dan dikembangkan agar lebih


bermakna.

C. IMPLEMENTASI KURIKULUM MULOK DI SMAN 1 JAWILAN


Setelah

menentukan

mata

pelajaran

muatan

lokal

berdasarkan hasil kajian keadaan lingkungan dan potensi


daerah yang dapat dikembangkan maka langkah selanjutnya
adalah

mengembangan

standar

kompetensi

(SK)

dan

kompetensi dasar (KD) serta silabus, dengan mengacu pada


Standar Isi yang ditetapkan oleh BSNP.

1. Pengembangan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar


Standar kompetensi menentukan kompetensi yang didasarkan
pada materi sebagai basis pengetahuan. Kompetensi dasar
merupakan kompetensi yang harus dikuasai siswa. Penentuan
SK dan KD dilakukan dengan melibatkan guru, ahli bidang
kajian, dan ahli dari intansi lain yang sesuai.

18

CONTOH STANDAR KOMPETENSI DAN KOMPETENSI DASAR


Mata Pelajaran

: Mulok Kerajinan Anyaman

Kelas

: X (sepuluh)

Semester

:1

tandar Kompetensi

2. Menggali potensi alam

Kompetensi Dasar

1.1

Mengidentifikasi potensi alam

sekitar yang dapat

sekitar yang dapat dikembangkan

dikembangkan menjadi

menjadi sumber penghidupan

sumber daya alam

masyarakat

yang produktif

1.2

Memperoleh informasi tentang

berbagai bentuk barang kerajinan


yang berasal dari potensi alam

3. Mengenal dan
mengolah bahan dasar
pembuatan anyaman
menjadi bahan baku

2.1

Mengidentifikasi jenis-jenis

bahan untuk membuat anyaman

2.2

Memperoleh informasi tentang

cara pengolahan bahan dasar


menjadi bahan baku anyaman

1.1
4. Memiliki keterampilan
membuat anyaman
sederhana dari berupa
tikar dan lain-lain

Mengidentifikasi hasil-hasil

kerajinan anyaman dari daun


pandan

1.2

Mengenal alat dan teknik-teknik

pembuatan kerajinan anyaman.

1.3

Mampu membuat anyaman

sederhana berupa tikar dan


kerajinan lain untuk dipasarkan

5. Membuka peluang

1.1

Mengidentifikasi peluang

pasar hasil kerajinan

pemasaran hasil-hasil kerajinan

anyaman

anyaman dari daun pandan

1.2

Mengenal teknik-teknik dan

mampu membuka pasar kerajinan


anyaman.

19

20

2. Pengembangan Silabus
Silabus adalah rencana pembelajaran pada suatu dan/atau kelompok mata pelajaran/tema tertentu yang mencakup
standar kompetensi , kompetensi dasar, materi pokok/pembelajaran, kegiatan pembelajaran, indikator pencapaian
kompetensi untuk penilaian, penilaian, alokasi waktu, dan sumber belajar.
CONTOH PENGEMBANGAN SILABUS
Alokasi
Materi
Kegiatan
Sumber
Indikator
Penilaian
Waktu
Standar
Kompetensi
Pembelajaran
Pembelajaran
Belajar
(menit)
Kompetensi
Dasar
1
2
3
4
5
6
7
8
1. Menggali 1.1
Mengid
potensi
entifikasi
Potensi-potensi
Jenis :
4 x 45
Buku
Mengidentifik
Mengidentifik
alam
potensi
alam di Jawilan
Tugas
menit
Yang
asi potensi
asi potensi
sekitar
alam
yang dapat
individu
memuat
alam yang
alam sekitar
yang
sekitar
dikembangkan
Test :
tema
dapat
yang dapat
dapat
yang dapat
praktek
terkait,
dikembangkan
dikembangkan
dikemban
dikembangk Hasil kerajinan
Ulangan
gambar
Menentukan
gkan
an menjadi
harian
dan hasil
yang bisa
Mengidentifik
potensi alam
menjadi
sumber
kerajina
dikembangkan
sekitar yang
asi hasil-hasil
sumber
penghidupa dari potensi
n
dapat
kerajinan dari
daya alam
n
alam sekitar
dikembangkan
sumber alam
yang
masyarakat
Mengidentifik
sekitar
produktif
1.2
Memper
asi hasil-hasil
oleh
kerajinan
informasi
tangan dari
tentang
hasil alam
berbagai
sekitar
bentuk
Menentukan
barang
hasil-hasil
kerajinan
kerajinan
yang
tangan dari
berasal dari
hasil alam
potensi
sekitar
alam
21

22

DAFTAR PUSTAKA
Kamarga,

Hansiswany.

(2010).

Slide

Mata

Kuliah

Implementasi

Kurikulum. SPs UPI Bandung


Rusman, Dr. M.Pd. (2009). Manajemen Kurikulum, Seri Manajemen
Sekolah Bermutu. Rajawali Pers : Jakarta
Sanjaya, Wina. (2009). Kurikulum Pembelajaran, Teori dan Praktek
Pengembangan KTSP. Kencana Prenada Media Group : Jakarta.
Mulyadi, (2010). Makalah Ilmiah, Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan (KTSP) di SMA Negeri 1 Jawilan. SPs UPI Bandung.

23

Anda mungkin juga menyukai