Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

DASAR-DASAR PENDIDIKAN
Tentang
“Memanfaatkan Masyarakat sebagai Lingkungan Pendidikan”

Dosen Pembimbing : Pratiwi Dwi Warih S, M.Pd


Disusun oleh : Zeinul Arifin (19505001)

PROGRAM STUDI TADRIS MATEMATIKA


STAI MUHAMMADIYAH PROBOLINGGO
TAHUN 2021
KATA PENGANTAR

Salam sejahtera bagi kita semua. Puji syukur atas karunia Tuhan Yang
Maha Esa, yang mana berkat tuntunan dan kemudahan dari-Nya lah kami dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul “Memanfaatkan Masyarakat sebagai
Lingkungan Pendidikan” ini tanpa halangan yang berarti.

Penyusunan makalah ini didasarkan atas pemenuhan tanggung jawab tugas


yang diberikan dan ditujukan sebagai sarana penampung informasi berdasarkan
judul yang kami tinjau secara lugas.

Terlepas dari hal tersebut, kami menyadari bahwa makalah ini masih
memiliki kekurangan dari berbagai segi. Kritik dan saran akan sangat kami
perlukan agar makalah ini dapat disempurnakan.

Probolinggo, 16 Februari 2021


Penyusun

Memanfaatkan Masyarakat sebagai Lingkungan Pendidikan i


DAFTAR ISI

MEMANFAATKAN MASYARAKAT SEBAGAI LINGKUNGAN PENDIDIKAN


KATA PENGANTAR.............................................................................................i
DAFTAR ISI..........................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
A. Latar Belakang...........................................................................................1
B. Rumusan Masalah......................................................................................1
C. Tujuan Pembahasan...................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................3
A. Komunitas Pembelajaran...........................................................................3
B. Memperkuat Pendidikan Masyarakat........................................................4
C. Pendidikan Berbasis Masyarakat...............................................................6
D. Kemitraan Sekolah dengan Masyarakat untuk Pendidikan.......................7
BAB III PENUTUP..............................................................................................11
A. KESIMPULAN........................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................12

Memanfaatkan Masyarakat sebagai Lingkungan Pendidikan ii


BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan merupakan suatu proses yang kompleks dan melibatkan
berbagai pihak, khususnya keluaga, sekolah dan, masyarakat sebagai
lingkungan pendidikan yang dikenal sebagai tripusat pendidikan. Fungsi dan
peranan tri pusat pendidikan itu, baik sendiri maupun bersama-sama,
merupakan faktor penting dalam mencapai tujuan pendidikan yakni
membangun manusia Indonesia seutuhnya serta menyiapkan sumber daya
manusia pembangunan yang bermutu.

Lingkungan (environment) merupakan salah satu unsur/ komponen


pendidikan. Lingkungan itu bermacam-macam yang satu dengan yang lain
saling pengaruh-mempengaruhi berdasarkan fungsinya masing-masing dan
kelancaran proses dan hasil pendidikan. Sebagaimana pendidikan umumnya,
kita mengetahui bahwa pendidikan merupakan suatu kegiatan yang universal
dalam kehidupan manusia, baik dalam lingkungan keluarga yaitu orang tua
sebagai pendidik di dalam keluarga dan guru di lingkungan sekolah. Pengaruh
serta timbal balik pendidikan di sekolah, keluarga, dan masyarakat sangatlah
penting karena itu sangat menentukan kejiwaan serta tingkah laku anak didik
dalam kehidupan sosial masyarakat. Pemahaman peranan keluarga, sekolah
dan masyarakat sebagai lingkungan pendidikan akan sangat penting dalam
upaya membantu perkembangan peserta didik yang optimal.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian yang telah disebutkan pada latar belakang, maka dalam
makalah ini yang menjadi rumusan masalahnya berupa:
1. Bagaimana yang dikatakan dengan komunitas pembelajaran?
2. Bagaimana cara memperkuat pendidikan masyarakat?
3. Bagaimana yang dikatakan dengan pendidikan berbasis masyarakat?
4. Apa saja jenis kemitraan sekolah dengan masyarakat untuk pendidikan?

Memanfaatkan Masyarakat sebagai Lingkungan Pendidikan 1


C. Tujuan Pembahasan
Adapun tujuan pembahasan dalam makalah kami ini yaitu untuk menjawab
dari pertanyaan yang telah dirumuskan dalam rumusan masalah. Pertanyaan
tersebut berupa:
1. Bagaimana yang dikatakan dengan komunitas pembelajaran?
2. Bagaimana cara memperkuat pendidikan masyarakat?
3. Bagaimana yang dikatakan dengan pendidikan berbasis masyarakat?
4. Apa saja jenis kemitraan sekolah dengan masyarakat untuk pendidikan?

Memanfaatkan Masyarakat sebagai Lingkungan Pendidikan 2


BAB II
PEMBAHASAN

A. Komunitas Pembelajaran
1. Definisi
Senge (1990) mendefinisikan komunitas adalah sebuah organisasi
dimana anggotanya mengembangkan kapasitasnya secara terus menerus
untuk mencapai hasil yang diinginkan, mendorong pola berpikir yang baru
dan luas, dan terus belajar bagaimana belajar bersama-sama. Dalam
komunitas belajar terlihat saling bantu membantu diantara anggota
komunitas. Kelas sebagai suatu komunitas dapat dibentuk menjadi komunitas
belajar melalui upaya guru untuk membuat situasi dan kondisi kelas yang
memungkinkan tumbuhnya suasana komunitas.
Dengan demikian, definisi komunitas adalah suatu perkumpulan dari
beberapa orang untuk membentu satu organisasi yang memiliki kepentingan
bersama. Komunitas dapat bersifat teritorial atau fungsional. Selain itu istilah
komunitas dapat merujuk pada arti warga dalam sebuah kota, desa atau
bahkan negara. Seperti yang kita ketahui warga perkotaan juga mempunyai
tujuan yang sama yaitu untuk dapat tinggal dan hidup di kota tersebut.
2. Ciri-ciri komunitas pembelajaran
1) Dukungan Pembelajaran. Hal ini didasarkan pada keyakinan bahwa
belajar sesunguhnya menyenangkan, bahwa semua anggota komunitas
memiliki kapasitas untuk belajar, dan setiap orang memiliki
kemampuan yang dapat digunakan dan karenanya perlu dihormati.
2) Dukungan Guru. Melalui komunitas pembelajaran siswa diberdayakan
menjadi pelajar yang mandiri (self-directed) dan committed. Guru dan
administrator merupakan pelajar yang committed dengan inkuiri
danrefleksi yang berkesinambungan. Sedangkan Kepala Sekolah
adalah pemimpin pembelajaran, menjadi model belajar sepanjang
hayat dan membantu pembelajaran anggota komunitas lainnya.
3) Dukungan Orang Tua. Di dalam komunitas pembelajaran, orang tua
siswa dan anggota komunitas lainnya tidak diperlakukan sebagai pihak
luar, melainkan sebagai partisipan penuh. Oleh karena itu suatu

Memanfaatkan Masyarakat sebagai Lingkungan Pendidikan 3


sekolah perlu membangun kesejawatan dengan orang tua siswa,
membangun kesan komunitas, membangun jaringan dan kesejawatan
dengan komunitas lainnya.
4) Dukungan Pemimpin. Peran kepemimpinan ini memerlukan
pengembangan keterampilan baru untuk membangun visi yang sama,
mengomunikasikan dan mengimplementasikan prosedur pelaksanaan,
dan membantu pola sistematik dalam berpikir.
5) Budaya Kerjasama. Sekolah yang berperan sebagai komunitas
pembelajaran memiliki budaya kerjasama yang dicirikan dengan
komitmen untuk peningkatan yang berkesinambungan.
3. Manfaat sebuah komunitas
Manfaat dari sebuah komunitas pembelajaran antara lain:
 Memberikan kesempatan kepada guru untuk meningkatkan pengajaran
mereka.
 Mendorong siswa, guru dan orang tua untuk bekerja sama.
 Menyediakan informasi dan pembelajaran kepada semua stakeholder.
 Meningkatkan kualitas dan kedalaman berpikir.
 Mendorong proses inkuiri dimana komunitas belajar bersama.
 Membangun keterampilan untuk mengelola perubahan.
 Menghubungkan sekolah dengan lingkungan yang lebih luas.
 Menciptakan kaitan dan integrasi mata pelajaran di dalam kurikulum.
 Menggunakan hasil assesmen yang menunjukkan bahwa siswa
mengetui dan dapat melakukannya.
 Terus menerus memeriksa apakah perkataan sesuai dengan perbuatan.
 Menekankan pentingnya tempat untuk belajar.
 Melaksanakan pelatihan untuk memenuhi kebutuhan individu dan
system.
 Mendorong peningkatkan melalui program pengembangan.
 Memeriksa kembali pandangan tentang pelaksanaan belajar-mengajar.

B. Memperkuat Pendidikan Masyarakat


Partisipasi orang tua ini sangat tergantung pada ciri dan kreativitas sekolah
dalam menggunakan pendekatan kepada mereka. Artinya masyrakat akan

Memanfaatkan Masyarakat sebagai Lingkungan Pendidikan 4


berpartisipasi secara optimal terhadap penyelenggaraan pendidikan di sekolah
sangat tergantung pada apa dan bagaimana sekolah melakukan pendekatan dalam
rangka memberdayakan mereka sebagai mitra penyelenggaraan sekolah yang
berkualitas. Oleh sebab itu orang tua/ masyarakat yang tidak mendapatkan
penjelasan dan informasi dari sekolah tentang apa dan bagaimana mereka dapat
membantu sekolah (lebih-lebih di daerah perdesaan) akan cenderung tidak tahu
apa yang harus mereka lakukan bagaimana mereka harus melakukan untuk
membantu sekolah. Hal tersebut sebagai akibat ketidakmengertian mereka.

Melihat definisi pendidikan yaitu tanggung jawab bersama antara


keluarga, masyarakat, dan pemerintah. Kerjasama anatara orang tua dan sekolah
(pendidik).

Pada dasarnya cukup banyak cara yang dapat ditempuh untuk menjalin
kerja sama antara keluarga dengan sekolah. Berikut ini beberapa contoh:

1. Adanya Kunjungan ke Rumah Anak Didik. Pelaksanaan kunjungan ke rumah


anak didik ini berdampak sangat positif, di antaranya:
a) Kunjungan melahirkan persaan pada anak didik bahwa sekolahnya selalu
memerhatikan dan mengawasinya.
b) Kunjungan tersebut member kesempatan kepada si pendidik melihat
sendiri dan mengobservasi langsung cara anak didik belajar.
c) Pendidik berkesempatan untuk memberikan penerangan kepada orang tua
anak didik tentang pendidikan yang baik.
d) Hubungan anatara orang tua dengan sekolah akan bertambah erat.
e) Kunjungan dapat memberikan motivasi kepada orang tua anak didik
untuk lebih terbuka.
f) Pendidik mempunyai kesempatan untuk mengadakan interview mengenai
berbagai macam keadaan.
g) Terjadinya komunikasi dan saling memberikan informasi tentang keadaan
anak.
2. Diundangnya Orang Tua ke Sekolah. Jika ada berbagai kegiatan yang
diselenggarakan oleh sekolah yang memungkinkan untuk dihadiri oelh orang
tua, maka akan positif sekali artinya bila orang tua diundang untuk datang ke
sekolah.

Memanfaatkan Masyarakat sebagai Lingkungan Pendidikan 5


3. Case Conference. Merupakan rapat atau konferensi tentang kasus. Biasanya
digunakan dalam bimbingan konseling untuk ikut membicarakan masalah
anak didik secaraa terbuka dan sukarela.
4. Badan Pembantu Sekolah. Berupa organisasi orang tua murid atau wali murid
dan guru. Organisasi dimaksud merupakan kerja sama yang paling
terorganisasi anatara sekolah atau guru dengan orang tua murid.
5. Mengadakan Surat Menyurat anatara Sekolah dan Keluarga. Surat-menyurat
ini juga sebenarnya sangat baik bila dilakukan oleh orang tua kepada guru
atau langsung kepala sekolah/ madrasah untuk memantau keadaan anak
didiknya di sekolah.
6. Adanya Daftar Nilai atau Raport. Raport biasanya diberikan setiap catur
wulan kepada murid ini dapat dipakai sebagai penghubung antara sekolah
dengan orang tua.

C. Pendidikan Berbasis Masyarakat


Dalam mengembangkan pendidikan berbasis masyarakat seharusnya
pemerintah memberikan pelayanan terbaik bagi masyarakat. Melayani
masyarakat, merupakan pilar utama dalam memberdayakan dan membantu
masyarakat dalam menemukan kekuatan dirinya untuk bisa berkembang secara
optimal. Oleh karena itu, masyarakat harus diposisikan sebagai fokus pelayanan
utama.

Berdasarkan pertimbangan tersebut, Sanafiah Faisal mengemukakan


bahwa hubungan antar sekolah (pendidikan) dengan masyarakat paling tidak, bisa
dilihat dari dua segi berikut:

1. Sekolah sebagai patner masyarakat di dalam melaksanakan fungsi


pendidikan. Dalam konteks ini, berarti keduanya, yaitu sekolah dan
masyarakat dilihat sebagai pusat-pusat pendidikan yang potensial dan
mempunyai hubungan yang fungsional.
a. Fungsi pendidikan di sekolah sedikit banyak dipengaruhi pula oleh corak
pengalaman seseorang di lingkungan masyarakat.

Memanfaatkan Masyarakat sebagai Lingkungan Pendidikan 6


b. Fungsi pendidikan di sekolah akan dipengaruhi oleh sedikit banyaknya
serta fungsional tidaknya pendayagunaan sumber-sumber belajar di
masyarakat
2. Sekolah sebagai prosedur yang melayani pesan-pesan pendidikan dari
masyarakat lingkungannya. Hal ini berarti antara masyrakat dengan sekolah
memiliki ikatan hubungan rasional berdasarkan kepentingan di kedua belah
pihak. Berkenaan dengan sudut pandang tersebut, berikut ini dideskripsikan
tentang hubungan rasional dimaksud:
a. Sebagai lembaga layanan terhadap kebutuhan pendidikan masyarakatnya.
b. Akurasi sasaran atau target pendidikan yang ditangani oleh lembaga atau
organisasi persekolahan.
c. Penunaian fungsi sekolah sebagai pihak yang dikontrak untuk melayani
pesanan-pesanan pendidikan oleh masyarakatnya.

Berdasarkan beberapa pertimbangan, maka suatu sekolah perlu


memanfaatkan masyarakat sebaik-baiknya, paling tidak bahwa pendidikan harus
dapat mempergunakan sumber-sumber pengetahuan yang ada di masyarakat
dengan alasan sebagai berikut:

1. Dengan melihat apa yang terjadi di masyarakat, anak didik akan


mendapatkan pengalaman langsung (first hand experience) sehingga
mereka dapat memiliki pengalaman yang konkret dan mudah diingat.
2. Pendidikan membina anak-anak yang bersal dari masyarakat, dan akan
kembali ke masyarakat.
3. Di masyarakat banyak sumber pengetahuan yang memungkinkan guru
sendiri dalam mengetahuinya.
4. Kenyataan menunjukkan bahwa masyarakat membutuhkan orang-orang
yang terdidik dan anak didik pun membuthkan masyarakat.

D. Kemitraan Sekolah dengan Masyarakat untuk Pendidikan


1. Pengertian Kemitraan
Secara etimologis, kata atau istilah kemitraan adalah kata turunan dari
kata dasar mitra. Mitra, dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia artinya teman,
sahabat, kawan kerja. Kemitraan diartikan sebagai hubungan kooperatif

Memanfaatkan Masyarakat sebagai Lingkungan Pendidikan 7


antara orang atau kelompok orang yang sepakat untuk berbagi tanggungjawab
untuk mencapai tujuan tertentu yang sudah ditetapkan.
Dalam kemitraan yang berlaku adalah prinsip egaliter. Masing-masing
pihak yang bermitra memiliki posisi dan tanggung jawab yang sama.
Hubungan atasan-bawahan tidak berlaku dalam konteks kemitraan. Masing-
masing menjalankan fungsi dan perannya sesuai dengan tugas dan batas-batas
wewenang yang dimiliki.
Selain berkaitan dengan fungsi dan peran masing-masing dalam
kemitraan, dalam kemitraan tercakup dimensi kepentingan yang dijadikan
andalan. Model kemitraan mengandalkan pada kepentingan pribadi orangtua
dan anggota masyarakat yang mau tidak mau membuat mereka berpartisipasi
dalam aktifitas yang berkaitan dengan sekolah.
Kemitraan memandang semua pihak yang memiliki kepentingan
terhadap sekolah merupakan pihak yang dapat didayagunakan dan mampu
membantu sekolah dalam rangka peningkatan mutu pendidikan. Ada hal-hal
yang harus diperhatikan dalam kemitraan. Grant (1979:128) mengingatkan
bahwa kemitraan tidak boleh mengabaikan prinsip akuntabilitas dan
kemandirian. Dalam hal menumbuhkan kemandirian, secara eksplisit Grant
menganjurkan agar setelah terbentuknya kelompok kemitraan masing-masing
anggota harus menjaga kentralan khususnya dalam segi politik.
2. Pengertian partisipasi
Dalam Kamus Bahasa Indonesia, partisipasi adalah perihal turut
berperan serta dalam suatu kegiatan atau keikutsertaan atau peran serta.
Menurut Made Pidarta (dalam Dwiningrum 2011), partisipasi adalah
pelibatan seseorang atau beberapa orang dalam suatu kegiatan. Keterlibatan
dapat berupa keterlibatan mental dan emosi serta fisikdalam menggunakan
segala kemampuan yang dimilikinya (berinisiatif) dalam segala kegiatan yang
dilaksanakan serta mendukung pencapaian tujuan dan tanggung jawab atas
segala keterlibatan.
Partisipasi merupakan keterlibatan mental dan emosi dari seseorang di
dalam situasi kelompok yang mendorong mereka untuk menyokong kepada
pencapaian tujuan pada tujuan kelompok tersebut dan ikut bertanggung jawab

Memanfaatkan Masyarakat sebagai Lingkungan Pendidikan 8


terhadap kelompoknya. Cohen dan Uphoff (1997) mengungkapkan
partisipasii sebagai keterlibatan dalam proses pembuatan keputusan,
pelaksanaan program, memperoleh kemanfaatan dan mengevaluasi program.
3. Jenjang kerja sama dalam kemitraan
Kemitraan dalam opersionalnya merupakan sebuah kerjasama antara
orang atau kelompok orang yang berkomitmen untuk berbagi tanggungjawab
untuk mencapai satu tujuan bersama-pendidikan yang bermutu bagi semua,
terutama bagi golongan masyarakat miskin. Dalam kerjsama tersebut terdapat
berbagi jenjang:
- Jaringan (networking): yang dapat membantu mitra untuk bekerja lebih
baik.
- Koordinasi (coordination): melakukan penyesuaian agar dapat
mengakomodasi yang lain supaya tidak saling konflik.
- Kooperasi (cooperation): melakukan penyesuaian agar dapat
mengakomodasi yang lain.
- Kolaborasi (collaboration): aspek ini pekerjaan menjadi tanggungjawab
masing-masing sesuai bidang keahlian dan akhirnya berbagi hasil
bersama.
4. Implementasi kemitraan dalam pembangunan
Kemitraan dalam pembangunan diimplementasikan dengan
menggunakan prinsip PACTS:
- Partisipasi (Participation): Semua pihak memiliki kesempatan yang sama
untuk menyatakan pendapa untuk mengampil keputusan yang akan
diseakati bersama.
- Akseptasi (Acceptable): saling menerima dengan apa adanya dalam
kesetaraan. Masing-masing memiliki fungsinya sendiri-sendiri.
- Komunikasi (Communication): masing-masing pihak harus mau dan
mampu mengkomunikasikan dirinya serta rencana kerjanya sehingga
dapat dikoordinasikan dan disinergikan.
- Percaya (Trust): saling mempercayai dan dapat dipercaya untuk membina
kerjasama. Di sini transparansi menjadi tuntutan dan tidak bisa ditawar.

Memanfaatkan Masyarakat sebagai Lingkungan Pendidikan 9


- Berbagi (Share): semua yang terlibat dalam kemitraan harus mampu
membagikan diri dan miliknya (waktu, harta dan kemampuan) untuk
mencapai tujuan bersama.

Memanfaatkan Masyarakat sebagai Lingkungan Pendidikan 10


BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
 Definisi komunitas adalah suatu perkumpulan dari beberapa orang untuk
membentu satu organisasi yang memiliki kepentingan bersama. Dalam
komunitas belajar terlihat saling bantu membantu diantara anggota
komunitas.
 Partisipasi orang tua ini sangat tergantung pada ciri dan kreativitas
sekolah dalam menggunakan pendekatan kepada mereka, karena
pendidikan di sekolah sangat tergantung pada apa dan bagaimana sekolah
melakukan pendekatan dalam rangka memberdayakan mereka sebagai
mitra penyelenggaraan sekolah yang berkualitas.
 Dalam mengembangkan pendidikan berbasis masyarakat seharusnya
pemerintah memberikan pelayanan terbaik bagi masyarakat. Melayani
masyarakat, merupakan pilar utama dalam memberdayakan dan
membantu masyarakat dalam menemukan kekuatan dirinya untuk bisa
berkembang secara optimal.
 Kemitraan dalam opersionalnya merupakan sebuah kerjasama antara
orang atau kelompok orang yang berkomitmen untuk berbagi
tanggungjawab untuk mencapai satu tujuan bersama-pendidikan yang
bermutu bagi semua, terutama bagi golongan masyarakat miskin.

Memanfaatkan Masyarakat sebagai Lingkungan Pendidikan 11


DAFTAR PUSTAKA

https://baixardoc.com/documents/makalah-lingkungan-pendidikan-
5c4b71d175685 (diakses pada 16 Februaru 2021 pukul 20.20 WIB)

http://digilib.uinsby.ac.id/5141/65/Bab%202.pdf (diakses pada 16 Februari 2021


pukul 19.10 WIB)

http://perahujagad.blogspot.com/2014/11/masyarakat-sebagai-lingkungan-
pendidikan.html (diakses pada 16 Februari 2021 pukul 09.02 WIB)

https://www.academia.edu/38376496/MAKALAH_LINGKUNGAN_PENDIDIK
AN_docx (diakses pada 16 Februari 2021 pukul 19.41 WIB)

http://www.makalah.co.id/2013/01/makalah-lingkungan-pendidikan.html (diakses
pada 16 Februari 2021 pukul 09.25 WIB)

https://www.slideshare.net/prima1999/makalah-lingkungan-pendidikan-73144840
(diakses pada 16 Februari 2021 pukul 19.49 WIB)

Memanfaatkan Masyarakat sebagai Lingkungan Pendidikan 12

Anda mungkin juga menyukai