Anda di halaman 1dari 3

NAMA : ISRORUL MUFARROHAH

NIM : 858738371

Tugas Tutorial II

1. Terkait dengan prinsip umum manajemen berbasis sekolah, komite sekolah merupakan
komponen karena komite sekolah memegang control yang besar terhadap setiap apapun yang
terjadi di sekolah.
2. Struktur Kurikulum SD Tahun 2004
KELAS
Alokasi
Waktu
I dan II III sd VI
A. Mata Pelajaran Pendidikan Agama 3
Pendidikan Pendekatan 5
Kewarganegaraan & TEMATIK
Pengetahuan Sosial
Bahasa Indonesia 5
Matematika 5
Pengetahuan Alam 4
Kerajinan Tangan dan 4
Kesenian
Pendidikan Jasmani 4
B. Pembiasaan Kegiatan yang 2
Mendorong/Mendukung
Pembiasaan
C. Muatan Lokal Kegiatan atau Mata -
Pelajaran
Jumlah 27 32

Penjelasan untuk kelas I dan II


1. Pengelolaan kegiatan pembelajaran dalam mata pelajaran dan kegiatan belajar pembiasaan
dengan menggunakan pendekatan tematik diorganisasikan sepenuhnya oleh sekolah dan
madrasah
2. Penjelasan Teknis pendekatan tematik diatur dalam pedoman sendiri
3. Alokasi waktu total yang disediakan adalah 27 jam pelajaran per minggu. Daerah, sekolah
atau madrasah dapat menambah alokasi waktu total atau mengubah alokasi waktu mata
pelajaran sesuai dengan kebutuhan siswa, sekolah, madrasah, atau daerah.
4. Satu jam pelajaran tatap muka dilaksanakan 35 menit. Jam tatap muka per minggu ialah 27
jam (945 menit)
5. Minggu efektif dalam satu tahun pelajaran (2 semester) ialah 34040 minggu, jumlah jam
tatap muka per minggu ialah 945 menit (16 jam) jumlah ttap muka per tahun ialah 918
sampai 1.080 jam (32.130-37.800 menit)
6. Alokasi waktu sebanyak 27 jam pelajaran pada dasarnya dapat diatur dengan bobot
berkisar: (a) 15% untuk agama: (b) 50% untuk membaca dan menulis permulaan serta
berhitung dan (c) 35% untuk pengetahuan alam, Pendidikan kewarganegaraan dan
penegtahuan social, kerajian tangan dan kesenian dan pendidikan jasmani.
7. Sekolah dan madrasah dapat mengenalkan teknologi informasi dan komunikasi sesuai
dengan kemampuannya
Penjelasan untuk kelas III, IV, V, dan VI
1. Pengelolaan kegiatan pembelajaran dalam mata pelajaran dan kegiatan belajar pembiasaan
diorganisasikan sepenuhnya oleh sekolah dan madrasah
2. Penjelasan Teknis kegiatan belajar pembiasaan diatur dalam pedoman tersendiri
3. Alokasi waktu total yang disediakan adalah 32-34 jam pelajaran per minggu. Daerah,
sekolah atau madrasah dapat menambah alokasi waktu total.
4. Satu jam pelajaran tatap muka dilaksanakan selama 40 menit.
5. Minggu efektif satu tahun pelajaran (2 semester ) ialah 34-40 minggu
6. Mata pelajaran Pendidikan kewarganegaraan dan pengetahuan social dapat diajarkan baik
secara sendiri-sendiri maupun terintegrasi yang diatur oleh sekolah
7. Muatan local diadakan dan ditentukan jenisnya oleh daerah atau sekolah sesuai dengan
kebutuhan dan kesiapan daerah atau sekolah
8. Sekolah dan madrasah dapat memberikan mata pelajaran Bahasa inggris mulai kelas IV
sesuai dengan kemampuan
9. Sekolah dan madrasah dapat mengenalkan teknologi informasi dan komunikasi sesuai
kemampuan
10. Sekolah dan madrasah bertaraf internasional dapat menggunakan Bahasa inggris dan
Bahasa asing lain sebagai Bahasa pengantar sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan
3. Jenis prinsip pada pengembangan kurikulum KTSP Di daerah metropolitan, kurikulum
KTSP dapat terlaksana secara optimal. Hal ini tentunya bertolak belakang dengan
pelaksanaan kurikulum di daerah 3T misalnya di Papua karena dengan keterbatasan
sumberdaya manusia dan sarana prasarana. Namun, tidak menutup kemungkinan
kurikulum KTSP tetap dilaksanakan walaupun cara pelaksanaannya cenderung berbeda
karena penyesuaiandengan daerah setempat. Dalam fenomena begitu ada beberapa prinsip
yang perlu diperhatikan, yakni relevansi, fleksibilitas, kontinuitas, praktis dan efektivitas.
Maka dari fenomena tersebut jenis prinsip pengembangan kurikulum KTSP ialah prinsip
praktis karena menuntut kurikulum untuk mudah dilaksanakan dengan sumber daya yang
tersedia. Hal itu juga berkesinambungan dengan prinsip seimbang antara kepentingan
nasional dan kepentingan daerah yang mana KTSP dikembangkan dalam rangka
peningkatan relevansi Pendidikan yang ditunjukkan dengan lulusan yang sesuai dengan
tuntutan kebutuhan. Bagian akhir tujuan Pendidikan nasional menyatakan bahwa
Pendidikan dilaksanakan untuk menjadikan peserta didik sebagai warga negara yang
demokratis dan bertanggung jawab, penekanan sebagai warga negara menunjukkan bahwa
kurikulum dikembangkan tidak hanya untuk memenuhi tuntuntan kebutuhan daerah tetapi
juga tetap mengedepankan wawasan dan kepentingan nasional. Oleh karena itu kurikulum
yang dikembangkan hendaknya berisi muatan kurikulum yang dapat membekali siswa
untuk memenuhi kebutuhan dan kepentingan daerah serta kepentingan nasional.
4. Komponen yang dianalisis dalam Langkah analisis konteks ialah :
1. Analisis keadaan internal sekolah analisis yang mencakup peserta didik, pendidik, serta
sarana maupun prasarana kegiatan belajar, program dan pembiayaan belajar.
2. Analisis keadaan eksternal sekolah dan masyarakat analisis yang mencakup keadaan
eksternal sekolah yang meliputi dewan Pendidikan, komite sekolah, kantor dinas
kabupaten atau kota, keberadaan dunia usaha, keberadaan dunai industry, keadaan
sumber daya alam, keadaan social ekonomi, keadaan budaya, dan asosiasi profesi.

Anda mungkin juga menyukai