Anda di halaman 1dari 29

BAB III

STRUKTUR DAN MUATAN KURIKULUM

A. Struktur Kurikulum
Struktur kurikulum adalah pola dan susunan mata pelajaran yang harus ditempuh
oleh peserta didik dalam kegiatan pembelajaran. Kedalaman muatan kurikulum pada
setiap mata pelajaran pada satuan pendidikan dituangkan dalam kompetensi yang harus
dikuasai peserta didik sesuai dengan beban belajar yang tercantum dalam struktur
kurikulum.
Struktur kurikulum MA Teknologi Informasi Berlian meliputi sejumlah mata
pelajaran yang keluasan dan kedalamannya sesuai dengan Kompetensi Inti dan
kompetensi dasar yang ditetapkan pemerintah secara nasional. Untuk mata pelajaran
Pendidikan Agama Islam dan Bahasa Arab sesuai dengan KMA nomor 183 tahun 2019
tentang Kurikulum Pendidikan Agama Islam dan Bahasa Arab pada Madrasah (KI dan
KD terlampir). Sedangkan mata pelajaran umum sesuai dengan Permendikbud nomor
37 tahun 2018 tentang tentang KI dan KD Kurikulum 2013 Jenjang Pendidikan dasar
dan Pendidikan Menengah (KI dan KD Terlampir).

B. Muatan Kurikulum
Muatan Kurikulum meliputi sejumlah mata pelajaran yang keluasan dan
kedalamannya merupakan beban belajar bagi peserta didik pada MA Teknologi
Informasi Berlian. Selain itu, materi muatan lokal dan kegiatan pengembangan diri
termasuk ke dalam isi kurikulum.
1. Mata Pelajaran dan Alokasi Waktu

Tabel 3.1 Struktur Kurikulum Peminatan IPS


Alokasi Waktu
Mata Perpekan
Pelajaran Kelas Kelas
Kelas X
XI XII
KELOMPOK A (UMUM)
Pendidikan Agama dan Budi Pekerti
a. Al Qur’an Hadis 2 2 2
1. b. Akidah Akhlak 2 2 2
c. Fikih 2 2 2
d. Sejarah Kebudayaan Islam 2 2 2
2. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan 2 2 2
3. Bahasa Indonesia 4 4 4

1
Alokasi Waktu
Mata Perpekan
Pelajaran Kelas Kelas
Kelas X
XI XII
4. Bahasa Arab 4 2 2
5. Matematika 4 4 4
6. Sejarah Indonesia 2 2 2
7. Bahasa Inggris 3 3 3
KELOMPOK B (UMUM)
1. Seni Budaya - - -
Pendidikan Jasmani, Olah Raga, dan
2. 2 2 2
Kesehatan
3. Prakarya dan Kewirausahaan 2 2 2
4. Muatan Lokal - - -
KELOMPOK C (PEMINATAN)
Peminatan akademik:
1 Matematika 3 4 4
2 Biologi 3 4 4
3 Fisika 3 4 4
4 Kimia 3 4 4
Mata pelajaran Pilihan
Mata Pelajaran Pilihan Lintas Minat dan/atau
6 4 4
Pendalaman Minat dan/atau Informatika
Jumlah 49 49 49

Catatan:
 Untuk tahun pelajaran 2021/2022, MA Teknologi Informasi Berlian
membuka 1 (satu) program peminatan yaitu peminatan MIPA.

2. Muatan Lokal
Muatan lokal merupakan kegiatan kurikuler untuk mengembangkan
kompetensi yang disesuaikan dengan ciri khas dan potensi daerah, termasuk
keunggulan daerah, yang materinya tidak sesuai apabila menjadi bagian dari mata
pelajaran lain dan/atau terlalu banyak sehingga harus menjadi mata pelajaran
tersendiri.
MA Teknologi Informasi Berlian untuk Tahun Pelajaran 2021/2022 tidak
menerapkan muatan lokal dalam proses pembelajarannya.
3. Pengaturan Beban Belajar
Beban belajar setiap mata pelajaran dinyatakan dalam satuan jam pelajaran.
Beban belajar dirumuskan dalam bentuk satuan waktu yang dibutuhkan oleh

2
peserta didik untuk mengikuti program pembelajaran melalui tatap muka,
penugasan terstruktur dan kegiatan mandiri tidak terstruktur. Semua itu
dimaksudkan untuk mencapai standar kompetensi lulusan dengan memperhatikan
tingkat perkembangan peserta didik.
Kegiatan tatap muka adalah kegiatan pembelajaran yang berupa proses
interaksi antara peserta didik dengan pendidik. Beban belajar tatap muka per jam
pelajaran di MA Teknologi Informasi Berlian berlangsung selama 45 menit. Beban
belajar tatap muka per pekan di MA Teknologi Informasi Berlian adalah 49 jam.
Kegiatan mandiri tidak terstruktur adalah kegiatan pembelajaran yang
berupa pendalaman materi untuk mencapai standar kompetensi. Waktu untuk
penugasan terstruktur dan kegiatan mandiri tidak terstruktur bagi peserta didik
adalah antara 0 sampai 50 persen dari waktu kegiatan tatap muka pada mata
pelajaran yang bersangkutan. Pemanfaatan waktu tersebut mempertimbangkan
waktu potensi dan kebutuhan peserta didik dalam mencpai kompetensi.
Penyelesaian program pendidikan dengan menggunakan sistem paket
adalah tiga tahun.

Tabel 3.4 Beban Belajar Peserta Didik

Jumlah jam Jumlah Pekan Alokasi waktu


Satu jam pelajaran tatap
Kelas pelajaran Effektif/ Pelajaran Per
muka (menit)
Per pekan Tapel Pekan

X 45 49 18 49

XI 45 49 18 49

XII 45 49 18 49

4. Peminatan
Untuk tahun pelajaran 2021/2022, MA Teknologi Informasi Berlian
membuka 1 (satu) program peminatan yaitu peminatan MIPA.

a. Waktu Peminatan dan Lintas Minat untuk Kelas X


1) Pemetaan dan pendataan peminatan dan lintas minat dilaksanakan
pada saat pendaftaran peserta didik baru melalui penelusuran minat,
bakat, dan potensi peserta didik, dengan memperhatikan nilai raport
SMP/MTs semester 1 -5, nilai tes penempatan dan SKHUN.

3
2) Pelaksanaan peminatan dan lintas minat mulai di kelas 1 semester 1.
b. Jumlah Rombel masing-masing peminatan
Berdasarkan hasil analisis pendidik, tenaga kependidikan, dan sarana-
prasarana yang tersedia di MA Teknologi Informasi Berlian, ditentukan
peminatan yang dilaksanakan adalah Peminatan MIPA dengan jumlah masing-
masing rombongan belajar yaitu 10 siswa untuk setiap peminatan, jumlah
tersebut berdasarkan jumlah peseta didik MA Teknologi Informasi Berlian
tahun pelajaran 2021/2022.
c. Lintas Minat
Lintas minat disediakan dengan cara masing-masing peserta didik
ditentukan oleh sekolah.
d. Penentuan Lintas Minat
1) Pengolahan nilai rapor, dan SHUN: Untuk peminatan MIPA yang
diutamakan adalah nilai mata pelajarana Matematika, IPA, dan Bahasa
Indonesia, dan untuk peminatan IPS diutamakan nilai mata pelajaran
Matematika, IPS, dan Bahasa Indonesia.
2) Pertimbangan minat melalui angket peserta didik yang disetujui oleh orang
tua
3) Penelusuran minat, bakat, dan potensi peserta didik melalui Tess IQ dan tes
tulis penempatan.
4) Bagi peserta didik yang “ragu”, atau tidak memilih baik peminatan ataupun
lintas minat, maka dilakukan wawancara dengan guru BP/BK dan hasilnya
disetujui oleh orang tua.

5. Ketuntasan Belajar
Tujuan pembelajaran adalah terwujudnya kompetensi dasar pada diri
peserta didik. Untuk mengetahui ketercapaian Kompetensi Dasar (KD), guru
merumuskan sejumlah indikator sebagai acuan penilaian. Pada saat yang sama MA
Teknologi Informasi Berlian juga menentukan ketuntasan belajar atau Kriteria
Ketuntasan Minimal (KKM) untuk memutuskan seorang peserta didik sudah tuntas
atau belum tuntas.
a. Ketuntasan Belajar

4
Ketuntasan Belajar terdiri atas ketuntasan penguasaan substansi secara teori
dan praktik dan ketuntasan belajar dalam konteks kurun waktu belajar.
Ketuntasan penguasaan substansi yaitu ketuntasan belajar pada KD yang
merupakan tingkat penguasaan peserta didik atas KD tertentu pada tingkat
penguasaan minimal atau di atasnya. Sedangkan ketuntasan belajar dalam
konteks kurun waktu belajar terdiri atas ketuntasan dalam setiap semester, setiap
tahun atau pada suatu tingkat satuan pendidikan.
Ketuntasan Belajar dalam satu semester adalah keberhasilan peserta didik
menguasai kompetensi dari sejumlah mata pelajaran yang diikutinya dalam satu
semester. Ketuntasan Belajar dalam setiap tahun adalah keberhasilan peserta
didik pada semester ganjil dan genap dalam satu tahun ajaran. Ketuntasan dalam
tingkat satuan pendidikan adalah keberhasilan peserta didik menguasai
kompetensi seluruh mata pelajaran pada MA Teknologi Informasi Berlian untuk
menentukan kelulusan peserta didik dari satuan pendidikan. Nilai ketuntasan
kompetensi sikap dituangkan dalam bentuk predikat, yakni predikat Sangat Baik
(A), Baik (B), Cukup (C), dan Kurang (D). Ketuntasan belajar untuk sikap
ditetapkan dengan predikat minimal Baik (B).
Nilai ketuntasan kompetensi pengetahuan dan keterampilan dituangkan
dalam bentuk angka dengan rentang nilai 0 (nol) -100 (seratus). Penentuan
substansi materi dan waktu yang diperlukan untuk mencapai ketuntasan belajar
ditentukan oleh guru dan MA Teknologi Informasi Berlian dengan mengacu
pada perkembangan kompetensi peserta didik dan ketentuan yang berlaku. Nilai
ketuntasan kompetensi pengetahuan MA Teknologi Informasi Berlian adalah 75
dan ketuntasan kompetensi keterampilan adalah 75.

b. Kriteria Ketuntasan Minimal


Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) ditentukan oleh MA Teknologi
Informasi Berlian mengacu pada Standar Kompetensi Lulusan (SKL) dengan
mempertimbangkan karakteristik peserta didik, karakteristik mata pelajaran, dan
kondisi satuan pendidikan. KKM dirumuskan dengan memperhatikan 3 (tiga)
aspek, yaitu kompleksitas materi/kompetensi, intake (kualitas peserta didik),
serta daya dukung satuan pendidikan.
Aspek kompleksitas materi/kompetensi yaitu memperhatikan kompleksitas
KD dengan mencermati kata kerja yang terdapat pada KD tersebut dan

5
berdasarkan data empiris dari pengalaman guru dalam membelajarkan KD
tersebut pada waktu sebelumnya. Semakin tinggi aspek kompleksitas
materi/kompetensi, semakin menantang guru untuk meningkatkan
kompetensinya.
Aspek daya dukung antara lain memperhatikan ketersediaan guru,
kesesuaian latar belakang pendidikan guru dengan mata pelajaran yang diampu,
kompetensi guru, rasio jumlah peserta didik dalam satu kelas, sarana prasarana
pembelajaran, dukungan dana, dan kebijakan madrasah. Semakin tinggi aspek
daya dukung, semakin tinggi pula nilainya.
Aspek intake yaitu memperhatikan kualitas peserta didik yang dapat
diidentifikasi antara lain berdasarkan hasil ujian nasional pada jenjang
pendidikan sebelumnya, hasil tes awal yang dilakukan oleh madrasah, atau nilai
rapor sebelumnya. Semakin tinggi aspek intake, semakin tinggi pula nilainya.
Secara teknis prosedur penentuan KKM pada MA Teknologi Informasi
Berlian adalah (1) Menetapkan KKM per KD, (2) Menetapkan KKM mata
pelajaran, (3) Menetapkan KKM tingkatan kelas pada satuan pendidikan.
Untuk menentukan KKM per KD, MA Teknologi Informasi Berlian
menggunakan skala penilaian yang disepakati oleh guru mata pelajaran
sebagaimana pada tabel berikut.

Tabel 3.5 Skala Penilaian Penentuan KKM


Kriteria dan Skala Penilaian
Aspek yang dianalisis
(dalam Rentang 0-100)
Tinggi Sedang Rendah
Kompleksitas
< 60 61 - 80 81 - 100
Rendah Sedang Tinggi
Daya Dukung
81 - 100 61 - 80 < 60
Rendah Sedang Tinggi
Intake
81 - 100 61 - 80 < 60

Tabel 3.6 KKM per Mata Pelajaran Kelas X


Mata KKM
Pelajaran Semester 1 Kelas XI
KELOMPOK A (UMUM)
Pendidikan Agama dan Budi Pekerti
a. Al Qur’an Hadis 75 75
1.
b. Akidah Akhlak 75 75
c. Fikih 75 75

6
Mata KKM
Pelajaran Semester 1 Kelas XI
d. Sejarah Kebudayaan Islam 75 75
2. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan 75 75
3. Bahasa Indonesia 75 75
4. Bahasa Arab 75 75
5. Matematika 75 75
6. Sejarah Indonesia 75 75
7. Bahasa Inggris 75 75
KELOMPOK B (UMUM)
1. Seni Budaya - -
Pendidikan Jasmani, Olah Raga, dan 75 75
2.
Kesehatan
3. Prakarya dan Kewirausahaan 75 75
4. Tahfidz - -
KELOMPOK C (PEMINATAN)
Peminatan akademik:
1 Matematika 75 75
2 Biologi 75 75
3 Fisika 75 75
4 Kimia 75 75
Mata pelajaran Pilihan
Mata Pelajaran Pilihan Lintas Minat dan/atau
75 75
Pendalaman Minat dan/atau Informatika

6. Penilaian Hasil Belajar


a. Prinsip Penilaian Hasil Belajar
Adapun prinsip-prinsip yang harus diperhatikan oleh guru pada saat
melaksanakan penilaian adalah:
1) Sahih
Penilaian yang dilakukan haruslah sahih, maksudnya penilaian didasarkan
pada data yang memang mencerminkan kemampuan yang ingin diukur.
2) Objektif
Penilaian yang objektif adalah penilaian yang didasarkan pada prosedur dan
kriteria yang jelas dan tidak boleh dipengaruhi oleh subjektivitas penilai
(guru).
3) Adil
Penilaian yang adil maksudnya adalah suatu penilaian yang tidak
menguntungkan atau merugikan siswa hanya karena mereka (bisa jadi)

7
berkebutuhan khusus serta memiliki perbedaan latar belakang agama, suku,
budaya, adat istiadat, status sosial ekonomi, dan gender.
4) Terpadu
Penilaian dikatakan memenuhi prinsip terpadu apabila guru yang
merupakan salah satu komponen tidak terpisahkan dari kegiatan
pembelajaran.
5) Terbuka
Penilaian harus memenuhi prinsip keterbukaan di mana kriteria penilaian,
dan dasar pengambilan keputusan yang digunakan dapat diketahui oleh
semua pihak yang berkepentingan.
6) Menyeluruh dan berkesinambungan
Penilaian harus dilakukan secara menyeluruh dan berkesinambungan oleh
guru dan mesti mencakup segala aspek kompetensi dengan menggunakan
berbagai teknik penilaian yang sesuai. Dengan demikian akan dapat
memantau perkembangan kemampuan siswa.
7) Sistematis
Penilaian yang dilakukan oleh guru harus terencana dan dilakukan secara
bertahap dengan mengikuti langkah-langkah yang baku.
8) Beracuan kriteria
Penilaian dikatakan beracuan kriteria apabila penilaian yang dilakukan
didasarkan pada ukuran pencapaian kompetensi yang ditetapkan.
9) Akuntabel
Penilaian yang akuntabel adalah penilaian yang proses dan hasilnya dapat
dipertanggungjawabkan, baik dari segi teknik, prosedur, maupun hasilnya.
10) Edukatif
Penilaian disebut memenuhi prinsip edukatif apabila penilaian tersebut
dilakukan untuk kepentingan dan kemajuan pendidikan siswa.
b. Tujuan Penilaian
Penilaian Hasil Belajar oleh pendidik memiliki fungsi untuk memantau
kemajuan belajar, memantau hasil belajar, dan mendeteksi kebutuhan perbaikan
hasil belajar peserta didik secara berkesinambungan. Berdasarkan fungsinya
Penilaian Hasil Belajar oleh Pendidik meliputi:

8
1) Formatif (Penilaian Harian) yaitu memperbaiki kekurangan hasil belajar
peserta didik dalam sikap, pengetahuan, dan keterampilan pada setiap
kegiatan penilaian selama proses pembelajaran dalam satu semester, sesuai
dengan prinsip Kurikulum 2013 agar peserta didik tahu, mampu dan mau.
Hasil dari kajian terhadap kekurangan peserta didik digunakan untuk
memberikan pembelajaran remedial dan perbaikan RPP serta proses
pembelajaran yang dikembangkan guru untuk pertemuan berikutnya; dan
2) Sumatif (Penilaian Tengah Semester) yaitu menentukan keberhasilan
belajar peserta didik pada pertengahan suatu semester, satu tahun
pembelajaran, atau masa pendidikan di satuan pendidikan. Hasil dari
penentuan keberhasilan ini dijadikan sebagai acuan untuk melakukan
perbaikan pembelajaran pada setengah semester berikutnya.
3) Sumatif (Penilaian Akhir Semester/Penilaian Akhir Tahun) yaitu
menentukan keberhasilan belajar peserta didik pada akhir suatu semester,
satu tahun pembelajaran, atau masa pendidikan di satuan pendidikan. Hasil
dari penentuan keberhasilan ini digunakan untuk menentukan nilai rapor,
kenaikan kelas dan keberhasilan belajar satuan pendidikan seorang peserta
didik.
Sedangkan tujuan Penilaian Hasil Belajar oleh pendidik pada kurikulum
2013 adalah :
1) Mengetahui tingkat penguasaan kompetensi dalam sikap, pengetahuan, dan
keterampilan yang sudah dan belum dikuasai seorang/sekelompok peserta
didik untuk ditingkatkan dalam pembelajaran remedial dan program
pengayaan.
2) Menetapkan ketuntasan penguasaan kompetensi belajar peserta didik dalam
kurun waktu tertentu, yaitu harian, tengah semesteran, satu semesteran, satu
tahunan, dan masa studi satuan pendidikan.
3) Menetapkan program perbaikan atau pengayaan berdasarkan tingkat
penguasaan kompetensi bagi mereka yang diidentifikasi sebagai peserta
didik yang lambat atau cepat dalam belajar dan pencapaian hasil belajar.
4) Memperbaiki proses pembelajaran pada pertemuan semester berikutnya.
5) Memetakan mutu satuan pendidikan.
c. Ruang Lingkup Penilaian

9
1) Penilaian Proses
Beberapa kriteria yang bisa digunakan dalam menilai proses belajar
mengajar antara lain adalah sebagai berikut:
a) Konsistensi belajar mengajar dengan kurikulum
Kebarhasilan proses belajar mengajar dilihat sejauh mana acuan
tersebut dilaksanakan secara nyata dalam bentuk dan aspek:
 Tujuan-tujuan pengajaran
 Bahan pengajaran yang diberikan
 Jenis kegiatan yang dilaksanakan
 Cara melaksanakan setiap jenis kegiatan
 Peralatan yang digunakan untuk masing-masing kegiatan.
b) Keterlaksanaannya oleh guru
Keterlaksanaan ini dapat dilihat dalam hal:
 Mengondisikan kegiatan belajar siswa
 Menyiapkkan alat, sumber, dan perlengkapan belajar
 Waktu yang disediakan untuk kegiatan belajar mengajar.
 Memberikan bantuan dan bimbingan belajar kepada siswa.
 Melaksanakan penilaian proses dan hasil belajar siswa.
 Menggeneralisasikan hasil belajar mengajar saat itu dan tindak
lanjut untuk kegiatan belajar mengajar selanjutnya
c) Keterlaksanaannya oleh siswa
Keterlaksanaan oleh siswa dapat dilihat dalam hal:
 Memahami dan mengikuti petunjuk yang diberikan guru
 Semua siswa turut serta melakukan kegiatan belajar
 Tugas-tugas belajar dapat diselesaikan sebagaimana mestinya.
 Memanfaatkan semua sumber belajar yang disediakan guru.
 Menguasai tujuan-tujuan pengajaran yang telah ditetapkan oleh
guru.
d) Motivasi belajar
Hal ini dapat dilihat dalam hal:
 Minat dan perhatian siswa terhadap pelajaran
 Semangat siswa dalam melakukan tugas-tugas belajarnya.

10
 Tanggung jawab siswa dalam mengerjakan tugas-tugas belajarnya.
 Reaksi yang ditunjukkan siswa terhadap stimulus yang diberikan
guru
 Rasa senang dan puas dalam mengerjakan tugas yang diberikan.
e) Keaktifan para siswa dalam kegiatan belajar mengajar
Keaktifan siswa dapat dilihat dalam hal:
 Turut serta dalam melaksanakan tugas belajarnya
 Terlibat dalam pemecahan masalah
 Bertanya kepada siswa lain atau kepada guru apabila tidak
memahami persoalan yang dihadapinya
 Berusaha mencari berbagai informasi yang diperlukan untuk
pemecahan masalah
 Melaksanakan diskusi kelompok sesuai dengan petunjuk guru.
 Menilai kemampuan dirinya dan hasil-hasil yang diperolehnya.
 Melatih diri dalam pemecahan soal atau masalah yang sejenis.
 Kesempatan menggunakan atau menerapkan apa yang telah
diperolehnya dalam menyelesaikan tugas atau persoalan yang
dihadapinya.
f) Interaksi guru-siswa
Interaksi guru siswa dapat dilihat dalam:
 Tanya jawab atau dialog antara guru dengan siswa atau antara
siswa dengan siswa
 Bantuan guru terhadap siswa yang mengalami kesulitan belajar,
baik secara individual maupun kelompok
 Dapatnya guru dan siswa tertentu dijadikan sumber belajar.
 Senantiasa beradanya guru dalam situasi belajar mengajar sebagai
fasilitator belajar
 Tampilnya guru sebagai pemberi jalan keluar manakala siswa
menghadapi jalan buntu dalam tugas belajarnya
 Adanya kesempatan mendapatkan umpan balik secara
berkesinambungan dari hasil belajar yang diperoleh siswa
g) Kemampuan atau ketrampilan guru mengajar

11
Beberapa indikator dalam menilai kemampuan ini adalah:
 Menguasai bahan pelajaran yang disampaikan kepada siswa.
 Terampil berkomunikasi dengan siswa. Menguasai kelas sehingga
dapat mengendalikan kegiatan siswa
 Terampil menggunakan berbagai alat dan sumber belajar
 Terampil mengajukan pertanyaan, baik lisan maupun tulisan
h) Kualitas hasil belajar yang dicapai oleh siswa.
Dalam hal ini aspek yang dilihat antara lain adalah:
 Perubahan pengetahuan, sikap, dan perilaku siswa setelah
menyelesaikan pengalaman belajarnya
 Kualitas dan kuantitas penguasaan tujuan intruksionak oleh siswa
 Jumlah siswa yang dapat mencapai tujuan intruksional minimal 75
persen dari jumlah intruksional yang dicapai
 Hasil belajar tahan lama diiingat dan dapat digunakan sebagai dasar
dalam mempelajari bahan berikutnya.

2) Penilaian Hasil Belajar


MA Teknologi Informasi Berlian menyampaikan laporan hasil
belajar peserta didik sebagai berikut:
a) Hasil Penilaian Harian diberitahukan kepada peserta didik paling lambat
sebelum penilaian harian berikutnya dilaksanakan.
b) Hasil PTS (Penilaian Tengah Semester) diberikan kepada peserta didik.
c) Penilaian Akhir Semester (PAS) berupa buku Laporan Capaian Hasil
belajar kepada peserta didik melalui orang tua/wali peserta didik.
d) Penilaian Akhir Tahun (PAT) berupa buku Laporan Capaian Hasil
belajar kepada peserta didik melalui orang tua/wali peserta didik.
d. Teknik dan Instrumen Penilaian
Teknik dan instrumen yang digunakan untuk penilaian kompetensi
sikap, pengetahuan, dan keterampilan sebagai berikut:
1) Penilaian Kompetensi Sikap
Penilaian sikap adalah penilaian terhadap kecenderungan perilaku
peserta didik sebagai hasil pendidikan, baik di dalam kelas maupun di
luar kelas. Penilaian sikap memiliki karakteristik yang berbeda dengan

12
penilaian pengetahuan dan keterampilan, sehingga teknik penilaian yang
digunakan juga berbeda. Dalam hal ini, penilaian sikap ditujukan untuk
mengetahui capaian dan membina perilaku serta budi pekerti peserta
didik.
Pada mata pelajaran Pendidikan Agama dan mata pelajaran
Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn), KD pada KI-1 dan
KD pada KI-2 disusun secara koheren dan linier dengan KD pada KI-3
dan KD pada KI-4. Dengan demikian aspek sikap untuk mata pelajaran
Pendidikan Agama dan PPKn dibelajarkan secara langsung (direct
teaching) maupun tidak langsung (indirect teaching) yang memiliki
dampak instruksional (instructional effect) dan memiliki dampak
pengiring (nurturant effect). Sedangkan untuk mata pelajaran lain, tidak
terdapat KD pada KI-1 dan KI-2. Dengan demikian aspek sikap untuk
mata pelajaran selain Pendidikan Agama dan PPKn tidak dibelajarkan
secara langsung dan memiliki dampak pengiring dari pembelajaran KD
pada KI-3 dan KD pada KI-4.
Penilaian sikap dilakukan oleh semua guru mata pelajaran, guru BK,
dan wali kelas, serta warga madrasah. Teknik penilaian sikap dijelaskan
pada skema berikut.

Dilaksanakan selama
Observasi oleh proses pembelajaran
guru MP dan di luar
selama 1 pembelajaran
semester

Dilaksanakan di luar jam


pembelajaran baik secara
Observasi oleh langsung maupun
guru BK dan berdasarkan
Wali kelas informasi/laporan yang
selama 1 valid
semester

Penilaian diri Dilaksanakan sekurang


dan Penilaian -kurangnya 1 kali
antarteman dalam satu semester

Gambar 3.1. Skema Penilaian Sikap


Berikut penjelasan Gambar 3.1
a) Observasi

13
Observasi dalam penilaian sikap peserta didik merupakan
teknik yang dilakukan secara berkesinambungan melalui pengamatan
perilaku. Asumsinya setiap peserta didik pada dasarnya berperilaku
baik sehingga yang perlu dicatat hanya perilaku yang sangat baik
(positif) atau kurang baik (negatif) yang muncul dari peserta didik.
Catatan hal-hal sangat baik (positif) digunakan untuk menguatkan
perilaku positif, sedangkan perilaku kurang baik (negatif) digunakan
untuk pembinaan. Hasil observasi dicatat dalam jurnal yang dibuat
selama satu semester oleh guru mata pelajaran, guru BK, dan wali
kelas. Jurnal memuat catatan sikap atau perilaku peserta didik yang
sangat baik atau kurang baik, dilengkapi dengan waktu terjadinya
perilaku tersebut, dan butir-butir sikap. Berdasarkan jurnal semua
guru yang dibahas dalam rapat dewan guru, wali kelas membuat
predikat dan deskripsi penilaian sikap peserta didik selama satu
semester.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam melaksanakan
penilaian sikap dengan teknik observasi:
1) Jurnal digunakan oleh guru mata pelajaran, guru BK, dan wali
kelas selama periode satu semester.
2) Jurnal oleh guru mata pelajaran dibuat untuk seluruh peserta didik
yang mengikuti mata pelajarannya. Jurnal oleh guru BK dibuat
untuk semua peserta didik yang menjadi tanggung jawab
bimbingannya, dan jurnal oleh wali kelas digunakan untuk satu
kelas yang menjadi tanggung jawabnya.
3) Hasil observasi guru mata pelajaran dan guru BK dibahas dalam
rapat dewan guru dan selanjutnya wali kelas membuat predikat
dan deskripsi sikap setiap peserta didik di kelasnya.
4) Perilaku sangat baik atau kurang baik yang dicatat dalam jurnal
tidak terbatas pada butir-butir sikap (perilaku) yang hendak
ditumbuhkan melalui pembelajaran yang saat itu sedang
berlangsung sebagaimana dirancang dalam RPP, tetapi dapat
mencakup butir-butir sikap lainnya yang ditanamkan dalam

14
semester itu, jika butir-butir sikap tersebut muncul/ditunjukkan
oleh peserta didik melalui perilakunya.
5) Catatan dalam jurnal dilakukan selama satu semester sehingga
ada kemungkinan dalam satu hari perilaku yang sangat baik
dan/atau kurang baik muncul lebih dari satu kali atau tidak
muncul sama sekali.
6) Perilaku peserta didik selain sangat baik atau kurang baik tidak
perlu dicatat dan dianggap peserta didik tersebut menunjukkan
perilaku baik atau sesuai dengan norma yang diharapkan.

Tabel 3.7 Contoh Format dan Pengisian Jurnal Guru Mata Pelajaran
Nama Madrasah : MA ...................
Tahun pelajaran : 2019/2020
Kelas/Semester : X / Semester I
Mata Pelajaran : Kimia

Kejadian/ Butir Pos/


No. Waktu Nama Tindak Lanjut
Perilaku Sikap Neg

b) Penilaian diri
Penilaian diri dilakukan dengan cara meminta peserta didik
untuk mengemukakan kelebihan dan kekurangan dirinya dalam
berperilaku. Selain itu penilaian diri juga dapat digunakan untuk
membentuk sikap peserta didik terhadap mata pelajaran. Hasil
penilaian diri peserta didik dapat digunakan sebagai data konfirmasi.
Penilaian diri dapat memberi dampak positif terhadap perkembangan
kepribadian peserta didik, antara lain:
1) dapat menumbuhkan rasa percaya diri, karena diberi kepercayaan
untuk menilai diri sendiri;
2) peserta didik menyadari kekuatan dan kelemahan dirinya, karena
ketika melakukan penilaian harus melakukan introspeksi terhadap
kekuatan dan kelemahan yang dimiliki;

15
3) dapat mendorong, membiasakan, dan melatih peserta didik untuk
berbuat jujur, karena dituntut untuk jujur dan objektif dalam
melakukan penilaian; dan
4) membentuk sikap terhadap mata pelajaran/pengetahuan.

Contoh Lembar Penilaian Diri menggunakan daftar cek


(checklist) pada waktu kegiatan kelompok
Nama : ...............................................
Kelas/Semester : ..................../..........................
Petunjuk:
1. Bacalah baik-baik setiap pernyataan dan berilah tanda √ pada kolom
yang sesuai dengan keadaan dirimu yang sebenarnya.
2. Serahkan kembali format yang sudah kamu isi kepada bapak/ibu
guru.

Tabel 3.8 Contoh Format Penilaian Diri


No Pernyataan Ya Tidak
Selama kegiatan kelompok, saya:
1 Mengusulkan ide kepada kelompok
2 Sibuk mengerjakan tugas saya sendiri
3 Tidak berani bertanya karena malu ditertawakan
4 Menertawakan pendapat teman
5 Aktif mengajukan pertanyaan dengan sopan
6 Melaksanakan kesepakatan kelompok, meskipun
tidak sesuai dengan pendapat saya

c) Penilaian antar teman


Penilaian antarteman adalah penilaian dengan cara peserta
didik saling menilai perilaku temannya. Penilaian antarteman dapat
mendorong: (a) objektifitas peserta didik, (b) empati, (c)
mengapresiasi keragaman/perbedaan, dan (d) refleksi diri.
Kriteria penyusunan instrumen penilaian antarteman sebagai
berikut.
1) Sesuai dengan indikator yang akan diukur.
2) Indikator dapat diukur melalui pengamatan peserta didik.
3) Kriteria penilaian dirumuskan secara sederhana, namun jelas dan
tidak berpotensi munculnya penafsiran makna ganda/berbeda.

28
4) Menggunakan bahasa lugas yang dapat dipahami peserta didik.
5) Menggunakan format sederhana dan mudah digunakan oleh
peserta didik.
6) Indikator menunjukkan sikap/perilaku peserta didik dalam situasi
yang nyata atau sebenarnya dan dapat diukur.

Contoh Lembar Penilaian Antar teman


Nama Teman : 1. …………………
2. …………………
Nama Penilai : ………………………………….………
Kelas/Semester : ………………………………….………

Tabel 3.9 Contoh Format Penilaian Antar Teman


Teman Teman
No Pernyataan/Indikator Pengamatan
1 2
1 Teman saya mengajukan pertanyaan dengan sopan
2 Teman saya mengerjakan kegiatan sesuai pembagian tugas
dalam kelompok
3 Teman saya mengemukakan ide untuk menyelesaikan
masalah
4 Teman saya memaksa kelompok untuk menerima usulnya
5 Teman saya menyela pembicaraan teman kelompok
6 Teman saya menjawab pertanyaan yang diajukan teman lain
7 Teman saya menertawakan pendapat teman yang aneh
8 Teman saya melaksanakan kesepakatan kelompok meskipun
tidak sesuai dengan pendapatnya

2) Penilaian Pengetahuan
Berbagai teknik penilaian pengetahuan dapat digunakan sesuai
dengan karakteristik KD masing-masing. Teknik yang biasa digunakan
adalah tes tertulis, tes lisan, dan penugasan. Skema penilaian
pengetahuan dapat dilihat pada gambar berikut.
Gambar 3.2. Skema Penilaian Pengetahuan
Benar-salah, pilihan ganda, menjodohkan,
Tes tertulis isian, dan uraian

Tes lisan Kuis dan tanya jawab

Tugas yang dilakukan secara individu atau


Penugasan
29 kelompok di sekolah dan/atau di luar
sekolah, baik secara formal maupun
informal
Tabel 3.10 Pengolahan nilai pengetahuan
Hasil Penilaian Harian Penilaian
Rerata
Akhir
No. Nama KD 1 2 3 4 ... Semester (dibulatkan)

Nilai Rapor

3) Penilaian Keterampilan
Penilaian keterampilan dapat dilakukan dengan berbagai teknik
antara lain penilaian praktik/kinerja, proyek, portofolio, atau produk.
Teknik penilaian lain dapat digunakan sesuai dengan karakteristik KD
pada KI-4 mata pelajaran yang akan diukur. Instrumen yang digunakan
berupa daftar cek atau skala penilaian (rating scale) yang dilengkapi
rubrik.
Skema penilaian keterampilan dapat dilihat pada gambar berikut.

Gambar 3.3 Skema Penilaian Keterampilan


Unjuk
Kerja/Kinerja/
Praktik

Kegiatan penyelidikan yang mencakup


perencanaan, pelaksanaan, dan pelaporan hasil
proyek dalam kurun waktu tertentu.

Rekaman hasil pembelajaran dan penilaian


yang memperkuat kemajuan dan kualitas
pekerjaan peserta didik

Penilaian kemampuan peserta didik membuat


produk-produk teknologi dan seni

Teknik lain

30
Untuk memperoleh nilai akhir keterampilan pada setiap mata
pelajaran adalah dengan cara merata-ratakan dari semua nilai KD pada
KI-4 dalam satu semester. Selanjutnya, penulisan capaian keterampilan
pada rapor menggunakan angka bulat pada skala 0 – 100 dan predikat,
serta dilengkapi deskripsi singkat capaian kompetensi.

Tabel 3.11 Pengolahan Nilai Keterampilan


Nilai Akhir
KD Praktik Produk Proyek Portofolio
(dibulatkan)

Nilai Rapor

7. Kenaikan Kelas
Kenaikan kelas peserta didik ditetapkan melalui rapat dewan guru dengan
mempertimbangkan berbagai aspek yang telah ditetapkan oleh seluruh warga
satuan pendidikan. Kenaikan kelas dilaksanakan pada setiap akhir tahun ajaran.
Peserta didik dinyatakan naik kelas apabila memenuhi syarat antara lain sebagai
berikut:
a. Menyelesaikan seluruh program pembelajaran dalam dua semester pada tahun
pelajaran yang diikuti.
b. Deskripsi sikap BAIK sesuai dengan kriteria yang ditetapkan oleh satuan
pendidikan.
c. Nilai ekstrakurikuler pendidikan kepramukaan minimal BAIK sesuai dengan
kriteria yang ditetapkan oleh satuan pendidikan.
d. Tidak memiliki LEBIH DARI 2 (dua) mata pelajaran yang masing-masing nilai
kompetensi nilai pengetahuan dan atau nilai kompetensi keterampilan di bawah
KKM atau belum tuntas.
e. Persentase kehadiran minimal yang diikuti 80 persen.
f. Mampu baca tulis Al Quran untuk naik ke kelas XII (Dua Belas)
8. Pelaporan Hasil Belajar
MA Teknologi Informasi Berlian dalam melaporkan hasil belajar dilakukan
pada setiap akhir semester dan akhir tahun (RAPOR) ditetapkan dalam rapat dewan
guru berdasarkan hasil penilaian oleh Pendidik. Hasil penilaian sikap dilaporkan
31
dalam bentuk predikat dan deskripsi. Sedangkan hasil penilaian pengetahuan dan
keterampilan dilaporkan dalam bentuk Nilai dengan rentang 0 (nol) — 100
(seratus) dalam bilangan bulat, disertai dengan predikat dan deskripsi singkat yang
menggambarkan capaian kompetensi yang menonjol dalam satu semester setiap
mata pelajaran.
MA Teknologi Informasi Berlian dalam menyampaikan laporan hasil
belajar peserta didik sebagai berikut:
a. Hasil Penilaian Harian kepada peserta didik, paling lambat sebelum penilaian
harian berikutnya dilaksanakan.
b. Hasil PTS (Penilaian Tengah Semester) di berikan kepada peserta didik.
c. Penilaian Akhir Semester (PAS) berupa buku Laporan Capaian Hasil belajar
kepada peserta didik melalui orang tua/wali peserta didik.
d. Penilaian Akhir Tahun (PAT) berupa buku Laporan Capaian Hasil belajar
kepada peserta didik melalui orang tua/wali peserta didik.

9. Kelulusan
Peserta didik dinyatakan lulus dari MA Teknologi Informasi Berlian dengan
kriteria sebagai berikut:

a. Menyelesaikan seluruh program pembelajaran

b. Memperoleh nilai Sikap/perilaku minimal Baik

c. Lulus Ujian Madrasah

10. Ketentuan Mutasi Siswa


MA Teknologi Informasi Berlian menentukan persyaratan pindah / mutasi
peserta didik sesuai dengan prinsip manajemen berbasis madrsah, melalui suatu
mekanisme yang obyektif dan transparan antara lain mencakup hal-hal sebagai
berikut :
a. Sekolah memfasilitasi adanya peserta didik yang pindah sekolah antar sekolah
pelaksana KTSP Kurikulum 2013.
b. Pelaksanaan mutasi sekolah (masuk atau keluar) lintas Provinsi dan
Kabupaten/Kota disesuaikan dengan peraturan yang berlaku pada masing-
masing Dinas Pendidikan Provinsi dan Kabupaten/Kota.

32
c. Sekolah dapat menentukan persyaratan pindah/mutasi peserta didik sesuai
dengan prinsip manajemen berbasis sekolah, antara lain mencakup hal-hal
sebagai berikut.
d. Syarat Mutasi ke MA Teknologi Informasi Berlian :
1) Ketersediaan pagu peserta didik pada masing-masing jenjang.
2) Menyesuaikan bentuk laporan hasil belajar (LHB) dari sekolah asal sesuai
dengan bentuk raport yang digunakan di sekolah MA Teknologi Informasi
Berlian .
3) Nilai Akredetasi sekolah asal sama dengan Nilai Akredetasi Madrasah
Aliyah Teknologi Informasi Berlian dengan menunjukan foto kopi
piagam/sertifikat akredetasi dilegalisir sekolah asal.
4) Melakukan tes matrikulasi bagi siswa pindahan untuk menetukan
penempatan program studi, atau sesuai dengan program studi sekolah asal
jika pagu masih tersedia.
5) Peserta didik bersedia mengikuti semua aturan yang berlaku di Madrasah
Aliyah Teknologi Informasi Berlian

e. Syarat dan ketentuan peserta didik yang mutasi dari Madrasah Aliyah Teknologi
Informasi Berlian ke sekolah lain:
1) Peserta didik telah mendapatkan laporan hasil belajar (LHB) /raport
semester 1 dan menyelesaikan seluruh kewajiban administrasinya.
2) Ada ketersediaan sekolah yang dituju untuk menerima dengan menunjukan
bukti surat ketersediaan dari sekolah yang dituju.
11. Pengembangan Diri dan Ekstra Kurikuler
a. Pengembangan Diri
Pengembangan diri bukan merupakan suatu pelajaran yang harus diasuh
oleh tenaga pendidik. Pengembangan diri bertujuan memberi kesempatan kepada
peserta didik untuk mengembangkan dan mengekspresikan diri sesuai dengan
kondisi madrasah. Kegiatan pengembangan diri difasilitasi dan atau dibimbing
oleh pembimbing.
Pengembangan diri bagi peserta didik di MA Teknologi Informasi
Berlian yakni dengan Membaca Al-Qur’an dengan minimal hafalan juz 30

33
dengan benar. Untuk pelaksanaan Membaca Al-Qur’an dilakukan setiap hari
sebelum jam pelajaran dimulai yang dibimbing oleh pembimbing dari TPQ.
b. Ekstra Kurikuler
1) Ekstra Kurikuler Wajib
Ektrakurikuler wajib adalah Kepramukaan.
2) Ekstra Kurikuler Pilihan
Ektrakurikuler pilihan adalah Jurnalistik dan Fotografi.

Mekanisme pelaksanaan kegiatan Ekstrakurikuler tersebut adalah


a. Kegiatan Ekstrakurikuler diberikan dengan dibina oleh guru yang memiliki
kualifikasi pada bidangnya berdasarkan surat keputusan kepala Madrasah.
b. Jadwal kegiatan
Tabel 3.12 Jadwal Kegiatan Ekstrakulikuler
No. Nama Kegiatan Hari Kegiatan Waktu
1. Kepramukaan Sabtu 08.00-09.30
2. Jurnalistik Sabtu 08.00-09.30
3. Fotografi Sabtu 09.30-11.00

12. Penguatan Pendidikan Karakter


a. Prinsip-Prinsip Implementasi Penguatan Pendidikan Karakter
1) Setiap guru mata pelajaran wajib menanamkan nilai penguatan pendidikan
karakter kepada peserta didik.
2) Penanaman nilai penguatan pendidikan karakter kepada peserta didik bersifat
hidden curriculum dalam bentuk pembiasaan, pembudayaan dan
pemberdayaan dalam kehidupan sehari-hari.
3) Implementasi penanaman nilai penguatan pendidikan karakter kepada peserta
didik di atas tidak harus tertuang dalam administrasi pembelajaran guru
(RPP), namun guru wajib mengkondisikan suasana kelas dan melakukan
pembiasaan serta menyampaikan pesan-pesan moral kepada peserta didik.
b. Implementasi Pendidikan Karakter
1) Pendidikan Kecakapan Hidup
Kurikulum untuk MA Teknologi Informasi Berlian
memasukkan pendidikan kecakapan hidup yang mencakup kecakapan
pribadi dan
34
kecakapan akademik. Pendidikan kecakapan hidup yang diterapkan di MA
Teknologi Informasi Berlian merupakan bagian integral dari pendidikan
semua mata pelajaran. yang direncanakan secara khusus.
Pendidikan yang berorientasi pada kecakapan hidup dilaksanakan untuk
memberikan kesempatan kepada setiap peserta didik memperoleh bekal
ketarampilan dan keahlian yang dapat dijadikan sebagai sumber
penghidupannya. Pelaksanaan pendidikan kecakapan hidup dirancang dengan
mengakomodasi berbagai kepentingan dan kebutuhan masyarakat serta
mengimplementasikannya ke dalam program pendidikan di madrasah,
kurikulum yang merefleksikan kebutuhan masyarakat dan pembelajaran yang
khas dan terukur sehingga kompetensi lulusannya dapat memenuhi standar
yang dapat dipertanggung jawabkan.

a. Dalam Mata Pelajaran Matematika


Guru Matematika dapat merancang RPP dengan memasukkan aspek
kecakapan hidup personal (tanggung jawab dan berpikir kritis) dengan
menyisipkan pertanyaan-pertanyaan kritis dan profokatif pada soal-soal
dan bahan ajar matematika yang dikembangkan. Kecakapan hidup sosial
(bekerja sama dan keterbukaan terhadap kritis) diintegrasikan dengan cara
memilih metode pembelajaran diskusi atau metode kooperatif dalam
kegiatan pembelajarannya. Dengan diskusi diharapkan kemampuan
bekerjasamanya berkembang. Dalam proses diskusi diharapkan kemauan
menerima kritik juga dilatihkan sehingga siswa lebih terlatih dalam
menerima sebuah kritik.

b. Dalam Mata Pelajaran Bahasa Indonesia/Bahasa Inggris


Pembentukan aspek kecakapan personal seperti tanggung jawab,
kemandirian, kepercayaan diri diintegrasikan dalam Mata Pelajaran
Bahasa Indonesia/ Bahasa Inggris dengan cara memilih bahan bacaan dan
contoh-contoh teks yang menggambarkan pentingnya kemandirian,
tanggung jawab, dan kepercayaan diri. Mata pelajaran bahasa cukup
fleksibel untuk memilih topik-topik teks/ cerita/ drama yang berguna
untuk membentuk kemandirian, tanggung jawab, dan kepercayaan diri.
Selain itu, kepercayaan diri juga dapat dibentuk melalui pemilihan

35
kegiatan pembelajaran yang memberi kesempatan siswa untuk presentasi
di depan teman-temannya (berpidato di depan teman, berwawancara,
bermain peran, dan sebagainya). Kecakapan bekerjasama dan menghargai
orang lain, juga dapat diintegrasikan dengan memilih kegiatan
pembelajaran berupa diskusi kelompok, diskusi berpasangan untuk
membelajarkan keterampilan membaca, menulis, berbicara, dan
mendengar.

c. Dalam Mata Pelajaran Sains


Keterampilan berpikir kritis dapat dikembangkan dengan memilih
model pembelajaran yang bersifat investigasi/penyelidikan terhadap
fenomena-fenomena di sekitar yang terkait dengan kompetensi dasar.
Tanggung jawab diintegrasikan dengan memilih materi- materi berkaitan
dengan tanggung jawab terhadap keselamatan diri sendiri maupun
keselamatan orang lain. Misalnya, pada waktu membelajarkan KD Zat
Aditif guru memilih peristiwa-peristiwa menakutkan yang berkaitan
dengan dampak zat-zat kimia pada makanan atau obat-obatan terhadap
jiwa manusia, peristiwa yang menggambarkan dampak penggunaan zat
kimia terhadap lingkungan, peristiwa-peristiwa dampak rokok/ narkoba
terhadap remaja. Dengan pemilihan materi-materi yang kontekstual
tersebut diharapkan secara tidak langsung menyadarkan siswa untuk
memiliki tanggung jawab terhadap keselamatan dirinya dan orang lain.
Keterampilan bekerja sama dan kemampuan berpikir logis diintegrasikan
guru pada kegiatan pembelajaran yang berupa tugas melakukan percobaan
secara berkelompok.

d. Dalam Mata Pelajaran IPS


Kemampuan personal untuk dapat berempati dan menghargai orang
lain dapat diintegrasikan dengan pemilihan metode pembelajaran bermain
peran atau langsung mengamati/ berwawancara dengan orang-orang yang
berkaitan dengan pembahasan pada kompetensi dasar. Misalnya, pada
pembahasan ekonomi yang bermoral siswa dapat ditugasi untuk
mewawancarai penjual sayur, tukang sol sepatu, pengemis, dan
sebagainya. Tanggung jawab terhadap keselamatan diri dan orang lain juga

36
dapat dintegrasikan dengan cara memilih metode pembelajaran simulasi
untuk menyelamatkan diri dari berbagai bencana yang sering terjadi di
daerahnya.
2) Moderasi Beragama
Moderasi beragama adalah cara pandang kita dalam beragama secara
moderat, yakni memahami dan mengamalkan ajaran agama dengan tidak
ekstrem, baik ekstrem kanan maupun ekstrem kiri. Karena ekstremisme,
radikalisme, ujaran kebencian (hate speech), hingga retaknya hubungan
antarumat beragama, merupakan problem yang dihadapi oleh bangsa
Indonesia saat ini.
Moderasi beragama harus dipahami sebagai sikap beragama yang
seimbang antara pengamalan agama sendiri (eksklusif) dan penghormatan
kepada praktik beragama orang lain yang berbeda keyakinan (inklusif).
Keseimbangan atau jalan tengah dalam praktik beragama ini niscaya akan
menghindarkan kita dari sikap ekstrem berlebihan, fanatik dan sikap
revolusioner dalam beragama.
Moderasi beragama di MA Teknologi Informasi Berlian didasarkan pada
prinsip-prinsip sebagai berikut:

i. Adil
Adil dapat diartikan dengan tidak berat sebelah/tidak memihak
atau berpihak kepada kebenaran. Adil dalam moderasi beragama dapat
diartikan memandang, menyikapi, dan mempraktikkan semua konsep
agama secara bijaksana
ii. Keseimbangan
Keseimbangan adalah istilah untuk menggambarkan cara
pandang, sikap, dan komitmen untuk selalu berpihak pada keadilan,
kemanusiaan, dan persamaan. Keseimbangan dalam moderasi beragama
juga dapat berupa keseimbangan antara akal dan wahyu, antara jasmani
dan rohani, antara hak dan kewajiban, antara kepentingan individual dan
kemaslahatan komunal, antara teks agama dan ijtihad tokoh agama.
3) Pendidikan Anti Korupsi

37
Korupsi merupakan perbuatan tercela yang dapat dikategorikan fasad
(merusak tatanan kehidupan) dan jinayah kubra (kriminal besar). Perbuatan
yang bertentangan dengan norma agama, hukum, dan masyarakat ini sudah
masuk ke berbagai lini kehidupan masyarakat dengan tanpa batas, bahkan
saat ini keberadaannya sudah sangat memprihatinkan.
Madrasah sebagai bagian dari lembaga pendidikan juga diharapkan dapat
berkontribusi dalam pencegahan dini tindak korupsi ini melalui kegiatan
pendidikannya. Strategi pendidikan anti korupsi di MA Teknologi Informasi
Berlian dilakukan melalui:

a) Pengintegrasian materi anti korupsi dalam mata pelajaran


Mengintegrasikan pendidikan anti korupsi dalam mata pelajaran di
MA Teknologi Informasi Berlian melalui beberapa strategi diantaranya:
(1) Pengembangan Materi
Integrasi melalui pengembangan materi terutama dilakukan terhadap
mata pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Pendidikan
Kewarganegaraan dan mata pelajaran lain yang mengandung muatan
nilai dan perilaku anti korupsi. Integrasi melalui pengembangan materi
dilakukan dengan memberikan penonjolan, penajaman, pendalaman,
atau perluasan materi pembelajaran yang terkait dengan nilai dan
perilaku anti korupsi.
(2) Metode
Integrasi melalui pengembangan metode dilakukan dengan memilih dan
menggunakan metode pembelajaran yang bisa mendorong terjadinya
internalisasi nilai dan tumbuhnya sikap dan perilaku anti korupsi,
seperti jujur, disiplin, adil, tanggung jawab, dan sebagainya. Beberapa
metode seperti diskusi, bermain peran, demonstrasi, simulasi, curah
pendapat, dan sebagainya perlu didesain dengan skenario yang dapat
mendorong terjadinya proses internalisasi nilai dan tumbuhnya sikap
dan perilaku anti korupsi tertentu.
(3) Media dan Sumber Belajar
Integrasi melalui media dan sumber belajar dilakukan dengan memilih
penggunaan media dan sumber belajar yang mengandung muatan nilai

38
dan perilaku anti korupsi tertentu, baik terhadap materi pembelajaran
yang secara langsung mengandung muatan nilai dan perilaku anti
korupsi dimaksud maupun tidak langsung. Beberapa media dan sumber
belajar tersebut diantaranya adalah gambar, foto, video, berita media
massa, puisi, sajak, cerpen, prosa, pantun, dan sejenisnya yang
berkaitan dengan korupsi.

b) Pengembangan kegiatan kesiswaan


Pada prinsipnya, semua kegiatan kesiswaan secara intrinsik
mengandung muatan nilai dan perilaku anti korupsi dengan kadar yang
berbeda. Namun, jika tidak dikembangkan secara sengaja dan terencana
tidak akan dapat tumbuh dan berkembang secara efektif. Kegiatan
kesiswaan yang dimaksud adalah kegiatan ektrakurikuler yang sudah ada
di MA Teknologi Informasi Berlian seperti Kepengurusan Organisasi
Siswa Intra Sekolah (OSIS), Pramuka, dan sebagainya.
Pengembangan pendidikan anti korupsi melalui kegiatan kesiswaan
di MA Miftahul Ulum dilakukan dengan strategi sebagai berikut:
1) Melaksanakan pemilihan kepengurusan organisasi kesiswaan dan
panitia kegiatan secara demokratis dan obyektif sesuai dengan
peraturan dengan mengutamakan kemampuan dan kualitas siswa.
2) Memastikan bahwa setiap pengurus organisasi kesiswaan dan
kepanitiaan kegiatan melaksanakan tugas pekerjaan masing- masing
sesuai dengan fungsi dan tanggung jawab masing-masing dengan
penuh dedikasi keikhlasan dan rasa pengabdian.
3) Semua hasil keputusan rapat, setiap rencana, proses pelaksanaan, dan
hasil kegiatan kesiswaan diumumkan secara tertulis di dalam papan
informasi kegiatan siswa secara terbuka.
4) Setiap kegiatan kesiswaan harus disertai dengan rencana anggaran
kegiatan secara rinci, dan setiap selesai pelaksanaan kegiatan sesegera
mungkin ditulis laporan keuangan sesuai dengan apa adanya memuat
rincian segala jenis penerimaan dan pengeluaran secara lengkap
disertai dengan bukti-bukti yang sah.

39
5) Pada peringatan hari-hari besar nasional dan keagamaan bisa
dilakukan berbagai lomba yang mengandung muatan anti korupsi.
6) Pada akhir atau awal tahun pelajaran dilaksanakan Pentas Seni Siswa
dengan menunjukkan sikap kreatifitas dan apresiasi siswa di berbagai
bidang seperti drama, puisi, lagu, dan sebagainya yang mengandung
nilai dan perilaku anti korupsi.
7) Berbagai kegiatan dan kejuaraan olah raga perlu ditekankan pada
internalisasi nilai dan penumbuhan sikap yang mendukung perilaku
anti korupsi, seperti kerja keras, disiplin, sportifitas, taat aturan, anti
kecurangan, berorientasi pada prestasi, sabar, jujur, dan sebagainya.

c) Pembiasaan perilaku
Pengembangan pendidikan anti korupsi melalui pembiasaan
perilaku di MA Teknologi Informasi Berlian dimaksudkan untuk
menciptakan atmosfir dan menumbuhkan budaya anti korupsi di
lingkungan MA Teknologi Informasi Berlian. Melalui pembiasaan
perilaku akan terjadi pengulangan perilaku secara terus menerus dalam
kurun waktu yang lama, sehingga perilaku yang dilakukan secara
berulang- ulang tersebut lambat laun secara pasti akan membudaya dalam
kehidupan sehari-hari.
Untuk membiasakan perilaku anti korupsi tersebut, strategi yang
dilaksanakan oleh MA Teknologi Informasi Berlian, diantaranya yaitu:
1) Penyampaian Komitmen Anti Korupsi Setiap Upacara.
2) Pengadaan Kas Sosial Kelas yang dikelola secara jujur dan transparan.

13. Pendidikan Berbasis Kompetensi Karakteristik Lokal dan Global


Pendidikan berbasis keunggulan lokal dan global adalah pendidikan yang
memanfaatkan keunggulan lokal dan kebutuhan daya saing global dalam aspek
ekonomi, budaya, bahasa, teknologi infromasi dan komunikasi, ekologi, dan lain-
lain yang semuanya bermanfaat bagi pengembangan kompetensi peserta didik.
Kegiatan di MA Teknologi Informasi Berlian yang merupakan bentuk
implementasi dari pendidikan ini adalah melalui pembelajaran pembiasaan yakni
Bahasa Indonesia sebagai Bahasa Nasional dan Bahasa Inggris sebagai Bahasa

40
Internasional. Proses pembelajaran pembiasaan dilaksanakan di lingkungan
madrasah dengan menggunakan Bahasa Inggris sebagai alat komunikasi secara
bertahap.
Adapun tahapan penggunaan Bahasa Inggris sebagai pengantar dalam
proses pembelajaran adalah (1) tahun pertama, 30% Bahasa Inggris dan 70%
Bahasa Indonesia; (2) tahun kedua, 40% Bahasa Inggris 60 % Bahasa Indonesia;
(3) tahun ketiga, 50% Bahasa Inggris dan 50% Bahasa Indonesia.

14. Implementasi Heutagogy learning 4.0


Implementasi Heutagogy learning 4.0 di MA Teknologi Informasi Berlian
adalah (1) pembelajaran berbasis internet (baik bahan, metode maupun tugas
tugas), (2) Penilaian secara digital/online baik PH, PTS, PAS, PAT, UAMBN-BK,
dan Asesmen Kompetensi Minimum, (3) Sistem informasi manajemen (SIM)
madrasah berbasis digital dan WA Call center, (4) Semua informasi tentang
madrasah bisa di akses melalui webiste dan media sosial.

41

Anda mungkin juga menyukai