Anda di halaman 1dari 106

BAB III

STRUKTUR DAN MUATAN KURIKULUM

A. STRUKTUR KURIKULUM
Struktur kurikulum Satuan Pendidikan SD Negeri 6 Besakih tahun 2021/2022
merupakan pola dan susunan mata pelajaran dan/atau tema yang harus ditempuh oleh peserta
didik dalam kegiatan pembelajaran. Kedalaman muatan kurikulum pada setiap mata pelajaran
dan/atau tema dituangkan dalam kompetensi yang harus dikuasai peseta didik sesuai dengan
beban belajar yang tercantum dalam struktur kurikulum. Kompetensi yang dimaksud terdiri
atas Kompetensi Inti (KI) dan Kompetensi Dasar (KD) yang dikembangkan berdasarkan
Standar Kompetensi Lulusan (SKL) untuk kelas I dampai kelas VI. Struktur Kurikulum
Satuan Pendidikan SD Negeri 6 Besakih disesuaikan untuk pelaksanaan pembelajaran
campuran PTMT dan PJJ.

Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 57 tahun 2014 tentang


Kurikulum 2013 SD/MI menyatakan bahwa Struktur Kurikulum 2013 SD merupakan
pengorganisasian Kompetensi Inti, Kompetensi Dasar, muatan pembelajaran, mata pelajaran,
dan beban belajar. Kompetensi Inti pada Kurikulum 2013 Sekolah Dasar/Madrasah
Ibtidaiyah merupakan tingkat kemampuan untuk mencapai Standar Kompetensi Lulusan yang
harus dimiliki seorang peserta didik sekolah dasar/madrasah ibtidaiyah pada setiap tingkat
kelas. Kompetensi Inti dirancang untuk setiap kelas/usia tertentu. Melalui Kompetensi Inti,
sinkronisasi horisontal berbagai Kompetensi Dasar antarmata pelajaran pada kelas yang sama
dapat dijaga. Selain itu sinkronisasi vertikal berbagai Kompetensi Dasar pada mata pelajaran
yang sama pada kelas yang berbeda dapat dijaga pula. Rumusan Kompetensi Inti
menggunakan notasi sebagai berikut:
a. Kompetensi Inti-1 (KI-1) untuk Kompetensi Inti sikap spiritual;
b. Kompetensi Inti-2 (KI-2) untuk Kompetensi Inti sikap sosial;
c. Kompetensi Inti-3 (KI-3) untuk Kompetensi Inti pengetahuan; dan
d. Kompetensi Inti-4 (KI-4) untuk Kompetensi Inti keterampilan.
Pada tahun pelajaran 2021/2022 Satuan Pendidikan SD Negeri 6 Besakih akan
menggunakan Kompetensi Dasar berdasarkan SK Balitbangbuk Nomor 018 tahun 2020
tentang KI dan KD pada Kurikulum 2013 PAUD, Dikdas, Dikmen SMA pada Kondisi
Khusus. Kompetensi Dasar yang digunakan sudah disederhanakan dan disesuaikan dengan
masa Pandemi Covid-19.

21 | Dokumen Kurikulum Satuan Pendidikan SD Negeri 6 Besakih 2021/2022


Struktur Kurikulum SD/MI terdiri atas mata pelajaran umum kelompok A dan mata
pelajaran umum kelompok B. Mata pelajaran umum kelompok A merupakan program
kurikuler yang bertujuan untuk mengembangkan kompetensi sikap, kompetensi
pengetahuan, dan kompetensi keterampilan peserta didik sebagai dasar penguatan
kemampuan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Mata pelajaran
umum kelompok B merupakan program kurikuler yang bertujuan untuk mengembangkan
kompetensi sikap, kompetensi pengetahuan, dan kompetensi keterampilan peserta didik
terkait lingkungan dalam bidang sosial, budaya, dan seni. Struktur Kurikulum Satuan
Pendidikan SD Negeri 6 Besakih disusun sebagai berikut :
Tabel 2 : Struktur Kurikulum Satuan Pendidikan SDN 6 Besakih
ALOKASI WAKTU BELAJAR
PER MINGGU
MUATAN MATA PELAJARAN PTMT PJJ
I II III IV V VI
Kelompok A
Pendidikan Agama dan Budi
1. 4 4 4 4 4 4 1 3
Pekerti
Pendidikan Pancasila dan
2. 5 5 5 5 5 5 2 3
Kewarganegaraan
3. Bahasa Indonesia 8 9 9 7 7 7 3 4
4. Matematika 5 6 8 6 6 6 3 3
5. Ilmu Pengetahuan Alam - - - 3 3 3 1 2
6. Ilmu Pengetahuan Sosial - - - 3 3 3 1 2
Kelompok B

1. Seni Budaya dan Prakarya 4 4 4 4 4 4 1 3


Pendidikan Jasmani, Olah
2. 4 4 4 4 4 4 2 2
Raga dan Kesehatan
3. Bahasa Bali 2 2 2 2 2 2 1 1
4. Upakara 2 2 2 2 2 2 1 1
Kelompok C
1 Wajib:
Pendidikan ke-Pramukaan 2)*
2 Pilihan/Pengembangan Diri :
a. Kelompok Seni Budaya
Daerah Bali
( Tari )

22 | Dokumen Kurikulum Satuan Pendidikan SD Negeri 6 Besakih 2021/2022


b. Olahraga ( catur, bulu
tangkis )
3 Upacara Bendera 1 jam

Jumlah Alokasi Waktu Per Minggu 34 36 38 40 40 40 16 24


*) ekuivalen 2 jam pembelajaran di luar jam
*) pengalokasian waktu untu PTMT dan PJJ menyesuaikan dengan banyak siswa di
masing-masing kelas
Keterangan:
 Mata pelajaran Kelompok A merupakan kelompok mata pelajaran yang muatan dan
acuannya dikembangkan oleh pusat.
 Mata pelajaran Kelompok B merupakan kelompok mata pelajaran yang muatan dan
acuannya dikembangkan oleh pusat dan dapat dilengkapi dengan muatan/konten
lokal.
 Muatan lokal dapat memuat Bahasa Daerah
 Satu jam pelajaran beban belajar tatap muka adalah 30 menit.
 Beban belajar penugasan terstruktur dan kegiatan mandiri, maksimal 40% dari waktu
kegiatan tatap muka mata pelajaran yang bersangkutan.
 Satuan pendidikan dapat menambah beban belajar per minggu sesuai
dengankebutuhanbelajarpesertadidikdan/ataukebutuhan akademik, sosial, budaya, dan
faktor lain yang dianggap penting.
 Untuk Mata Pelajaran Seni Budaya dan Prakarya, satuan pendidikan wajib
menyelenggarakan minimal 2 aspek dari 4 aspek yang disediakan. Peserta didik
mengikuti salah satu aspek yang disediakan untuk setiap semester, aspek yang diikuti
dapat diganti setiap semesternya.
 Kegiatan ekstrakurikuler terdiri atas Pendidikan Kepramukaan (wajib), dan pilihan
sesuai dengan kondisi dan potensi Satuan Pendidikan SD Negeri 6 Besakih.
 Pembelajaran menggunakan pendekatan pembelajaran Tematik- Terpadu kecuali
mata pelajaran Pendidikan Agama dan Budi Pekerti di kelas I – VI; mata pelajaran
Matematika dan PJOK di Kelas IV-VI.
 Kegiatan pembelajaran di masa pandemi Covid-19 dilaksanakan berdasarkan panduan
atau pedoman dari berbagai instansi seperti Surat Keputusan Bersama Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan, Kementerian Agama, Kementerian Kesehatan, dan
Kementerian Dalam Negeri tahun 2020 tentang Panduan Penyelenggaraan

23 | Dokumen Kurikulum Satuan Pendidikan SD Negeri 6 Besakih 2021/2022


Pembelajaran Pada Tahun Ajaran 2020/2021 dan Tahun Akademik 2020/2021 di
masa pandemi Corona Virus Disease 2019, surat Edaran Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan No. 4 tahun 2020 tentang Pelaksanaan Kebijakan Pendidikan dalam
masa darurat penyebaran virus Covid-19, Surat Edaran Sekretaris Jendral
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan No. 15 tahun 2020 tentang Pedoman
Belajar Dari Rumah Dalam Masa Darurat Penyebaran Virus Covid-19 pembelajaran
di SD dilaksanakan melalui PTMT dan PJJ.
 Pembelajaran Tatap Muka Terbatas di Satuan Pendidikan SD Negeri 6 Besakih
dilakukan dengan protokol kesehatan yang ketat dan terpantau oleh Pemerintah
Daerah, sesuai dengan kewenangannya dengan membudayakan pola hidup bersih dan
sehat dalam rangka pencegahan dan pengendalian COVID-19 dengan menggunakan
prosedur yang mengacu pada Keputusan Bersama Mendikbud, Menag, Menkes, dan
Mendagri dan Petunjuk Teknis Pembelajaran Tatap Muka dari Pemerintah Daerah.
 Jika peraturan kebijakan pemerintah tidak mengizinkan pelaksanaan PTMT maka
pembelajaran sepenuhnya dilakukan dengan moda PJJ.
B. MUATAN KURIKULUM
Muatan kurikulum ini meliputi sejumlah mata pelajaran dan tema dengan muatan
pembelajaran yang keluasan dan kedalamannya merupakan beban belajar bagi peserta didik
dan warga Satuan Pendidikan SD Negeri 6 Besakih. Di samping itu materi muatan lokal dan
ekstrakurikuler/pengembangan diri termasuk ke dalam muatan kurikulum ini.
1. Kelompok Mata Pelajaran
Pelaksanaan Kurikulum 2013 pada SD/MI dilakukan melalui pembelajaran dengan
pendekatan tematik-terpadu dari Kelas Isampai Kelas VI. Mata pelajaran Pendidikan Agama
dan Budi Pekerti dikecualikan untuk tidak menggunakan pembelajaran tematik-terpadu. Juga
mata pelajaran Matematika dan PJOK di kelas IV-VI.
Pembelajaran tematik terpadu merupakan pendekatan pembelajaran yang
mengintegrasikan berbagai kompetensi dari berbagai mata pelajaran ke dalam berbagai tema
seperti yang terdapat dalam tabel berikut ini

Tema Masing-masing Kelas pada Pembelajaran Tematik

24 | Dokumen Kurikulum Satuan Pendidikan SD Negeri 6 Besakih 2021/2022


KELAS I KELAS II KELAS III

1. Diriku 1. Hidup Rukun 1. Pertumbuhan dan


perkembangan makhluk
hidup
2. Kegemaranku 2. Bermain di lingkunganku 2. Menyayangi tumbuhan dan
hewan
3. Kegiatanku 3. Tugasku Sehari-hari 3. Benda di sekitarku

4. Keluargaku 4. Aku dan Sekolahku 4. Kewajiban dan hakku

5. Pengalamanku 5. Hidup bersih dan sehat 5. Permainan tradisional

6. Lingkungan Bersih, Sehat, 7. Air, Bumi, dan Matahari 7. Indahnya persahabatan


dan Asri.
8. Benda, Hewan, dan 8. Merawat Hewan dan 8. Energi dan perubahannya
Tanaman di Sekitarku Tumbuhan

9. Peristiwa Alam 9. Keselamatan di Rumah dan 9. Bumi dan alam semesta


Perjalanan

KELAS IV KELAS V KELAS VI

1. Indahnya Kebersamaan 1. Benda-benda di 1. Selamatkan Makhluk hidup


Lingkungan Sekitar
2. Selalu berhemat energi 2. Peristiwa dalam 2, Persatuan dalam perbedaan
Kehidupan
3. Peduli terhadap 3. Kerukunan dalam 3. Tokoh dan penemuan
lingkungan hidup Bermasyarakat
4. Berbagai pekerjaan 4. Sehat itu Penting 4. Globalisasi
5. Pahlawanku 5. Bangga sebagai Bangsa 5. Wiirausaha
Indonesia
6. Indahnya Negeriku 6. Organ Tubuh Manusia 6. Menuju masyarakat sehat
dan Hewan

25 | Dokumen Kurikulum Satuan Pendidikan SD Negeri 6 Besakih 2021/2022


7. Cita-citaku 7. Sejarah Peradaban 7. Kepeminpinan
Indonesia
8. Tempat Tinggalku 8 Ekosistem 8. Bumiku

9. Makananku Sehat dan 9. Lingkungan Sahabat Kita 9. Menjelajah angkasa luar


Bergizi

Pendekatan yang digunakan untuk mengintegrasikan Kompetensi Dasar dari berbagai


mata pelajaran yaitu intradisipliner, interdisipliner, multidisipliner, dan
transdisipliner.Integrasi intradisipliner dilakukan dengan cara mengintegrasikan dimensi
sikap, pengetahuan, dan keterampilan menjadi satu kesatuan yang utuh di setiap mata
pelajaran.Integrasi interdisipliner dilakukan dengan menggabungkan Kompetensi Dasar-
Kompetensi Dasar beberapa matapelajaran agar terkait satu dengan yang lainnya, sehingga
dapat saling memperkuat, menghindari terjadinya tumpang tindih, dan menjagakeselarasan
pembelajaran. Integrasi multidisipliner dilakukan tanpa menggabungkanKompetensi Dasar
tiap mata pelajaran sehingga tiap mata pelajaran masih memiliki Kompetensi Dasarnya
sendiri. Integrasi transdisipliner dilakukan dengan mengaitkan berbagaimata pelajaran yang
adadengan permasalahanpermasalahan yang dijumpai di sekitarnya sehingga pembelajaran
menjadi kontekstual. Tema merajut maknaberbagai konsep dasar sehingga peserta didik
tidak belajarkonsep dasar secara parsial. Dengan demikian, pembelajarannya memberikan
makna yang utuh kepada peserta didik seperti tercermin pada berbagai tema yang tersedia.
Tematik terpadu disusun berdasarkan gabungan proses integrasi seperti dijelaskan di atas
sehingga berbeda dengan pengertian tematik seperti yangdiperkenalkan pada kurikulum
sebelumnya.
Pendekatan pembelajaran menggunakan pendekatan tematik terpadu kecuali untuk
mata pelajaran matematika dan PJOK. Kedua mata pelajaran tersebut dibelajarkan dengan
pendekatan mata pelajaran.
Kompetensi Dasar dirumuskan untuk mencapai Kompetensi Inti. Rumusan
Kompetensi Dasar dikembangkan dengan memperhatikan karakteristik dan kemampuan
peserta didik, dan kekhasan masing-masing mata pelajaran. Kompetensi Dasar meliputi
empat kelompok sesuai dengan pengelompokan Kompetensi Intisebagai berikut:
1. kelompok 1 : kelompok Kompetensi Dasar sikap spiritual dalamrangka
menjabarkan KI1;

26 | Dokumen Kurikulum Satuan Pendidikan SD Negeri 6 Besakih 2021/2022


2. kelompok 2 : kelompok Kompetensi Dasar sikap social dalam rangka
menjabarkan KI2;
3. kelompok 3 : kelompok Kompetensi Dasar pengetahuan dalam rangka
menjabarkan KI3; dan
4. kelompok 4 : kelompok Kompetensi Dasar keterampilan dalam rangka
menjabarkan KI4.
Kompetensi Inti beserta Kompetensi Dasar untuk masing-masing muatan
pembelajaran yang digunakan di Kelas I, II, III, IV, V dan VI dapat diuraikan berikut ini :
2. KOMPETENSI INTI
Kompetensi inti dirancang seiring dengan meningkatnyausia peserta didik pada
kelas tertentu.Melalui kompetensi inti, integrasi vertikal berbagai kompetensi dasar pada
kelas yang berbeda dapat dijaga. Rumusan kompetensi inti menggunakan notasi sebagai
berikut:
1. Kompetensi Inti-1 (KI-1) untuk kompetensi inti sikap spiritual;
2. Kompetensi Inti-2 (KI-2) untuk kompetensi inti sikap sosial;
3. Kompetensi Inti-3 (KI-3) untuk kompetensi inti pengetahuan; dan
4. Kompetensi Inti-4 (KI-4) untuk kompetensi inti keterampilan.
Mengacu Pada Keputusan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia
Nomor 719/P/2020 Tentang Pedoman Pelaksanaan Kurikulum Pada Satuan Pendidikan
Dalam Kondisi Khusus, Keputusan Kepala Badan Penelitian Dan Pengembangan Dan
Perbukuan Nomor 018/H/KR/2020 Tentang Kompetensi Inti Dan Kompetensi Dasar
Pelajaran Pada Kurikulum 2013 Pada Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, Dan
Pendidikan Menengah Berbentuk Sekolah Menengah Atas Untuk Kondisi Khusus, maka
Satuan Pendidikan SD negeri 6 Besakih menggunakan Kurikulum dalam kondisi khusus yang
sudah disederhanakan dengan struktur sebagai berikut :
1) Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti
Agama memiliki peran yang amat penting dalam kehidupan umat manusia. Agama
menjadi pemandu dalam upaya untuk mewujudkan suatu kehidupan yang bermakna, damai
dan bermartabat. Menyadari bahwa peran agama amat penting bagi kehidupan umat manusia
maka internalisasi agama dalam kehidupan setiap pribadi menjadi sebuah keniscayaan, yang
ditempuh melalui pendidikan baik pendidikan di lingkungan keluarga, sekolah maupun
masyarakat.

27 | Dokumen Kurikulum Satuan Pendidikan SD Negeri 6 Besakih 2021/2022


Pendidikan Agama dimaksudkan untuk membentuk peserta didik menjadi manusia yang
beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berakhlak mulia serta peningkatan
potensi spritual. Akhlak mulia mencakup etika, budi pekerti, dan moral sebagai perwujudan
dari pendidikan Agama. Peningkatan potensi spritual mencakup pengenalan, pemahaman,
dan penanaman nilai-nilai keagamaan, serta pengamalan nilai-nilai tersebut dalam kehidupan
individual ataupun kolektif kemasyarakatan. Peningkatan potensi spritual tersebut pada
akhirnya bertujuan pada optimalisasi berbagai potensi yang dimiliki manusia yang
aktualisasinya mencerminkan harkat dan martabatnya sebagai makhluk Tuhan.
Pendidikan Agama Hindu adalah usaha yang dilakukan secara terencana dan
berkesinambungan dalam rangka mengembangkan kemampuan peserta didik untuk
memperteguh keimanan dan ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berakhlak mulia,
serta peningkatan potensi spiritual sesuai dengan ajaran agama Hindu.
2) Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan
A. Rasional
Mata pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn) memiliki visi
dan misi mengembangkan peserta didik menjadi manusia yang memiliki rasa kebangsaan
dan cinta tanah air, melalui proses menerima dan menjalankan ajaran agama yang
dianutnya; dan memiliki perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan
percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, dan guru; memahami dan
menerapkan pengetahuan faktual dan konseptual tentang kewarganegaraan; dan
menyajikan pengetahuan faktual dan konseptual kewarganegaraan dengan terampil.
Untuk itu dikembangkan substansi pembelajaran yang dijiwai oleh 4 (empat)
konsensus kebangsaan yaitu (1) Pancasila, sebagai dasar negara, ideologi nasioanl, dan
pandangan hidup; (2) Undang Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945
sebagai hukum dasar yang menjadi landasan konstitusional kehidupan bermasyarakat,
berbangsa, dan bernegara; (3) Negara Kesatuan Republik Indonesia, sebagai komitmen
terhadap bentuk final Negara Republik Indonesia yang melindungi segenap bangsa dan
tanah tumpah darah Indonesia; (4) dan Bhinneka Tunggal Ika, sebagai wujud kesadaran
atas keberagaman kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara yang utuh dan
kohesif secara nasional dan harmonis dalam pergaulan antarbangsa.
Kegiatan pembelajaran untuk mencapai penguasaan kompetensi pendidikan
kewarganegaraan (sikap kewarganegaraan, pengetahuan kewarganegaraan, dan
keterampilan kewarganegraan) sebagaimana termaktub dalam silabus menitik beratkan

28 | Dokumen Kurikulum Satuan Pendidikan SD Negeri 6 Besakih 2021/2022


pada pembentukan karakter warga negara Indonesia yang beriman, bertaqwa, dan
berakhlak mulia serta demokratis dan bertanggung jawab sebagaimana termaktub dalam
Pasal 31 ayat 3 UUD Negara Republik Indonesia 1945 dan Pasal 3 Undang-Undang
Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional. Pengembangan sikap
kewarganegaraan, pengetahuan kewarganegaraan, dan keterampilan kewarganegaraan
secara utuh menjadi karakter diorganisasikan melalui pengembangan dampak
instruksional, dampak pengiring, dan budaya kewarganegaraan dalam lingkungan belajar
yang menarik, menyenangkan, dan membelajarkan sepanjang hayat. Untuk itu perlu
dikembangkan berbagai model pembelajaran dan lingkungan belajar di kelas, di luar kelas,
dan/atau dalam masyarakat serta jaringan (virtual).
Pembelajaran PPKn dirancang sebagai wahana untuk mengembangkan
keterampilan abad ke-21 (The 21st Century Skills) melalui mata pelajaran PPKn serta
memperkuat upaya perubahan cara pandang (mindset) para guru PPKn untuk menjadi
lebih kreatif dan inovatif dalam mengelola dan mengembangkan pembelajaran PPKn.
B. Kompetensi Setelah Mempelajari Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan di
Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah.
Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn) di SD/MI diharapkan dapat
berfungsi sebagai wahana bagi peserta didik untuk menumbuhkembangakan sikap
kewarganegaraan, pengetahuan kewarganegaraan, dan keterampilan kewarganegaraan
dalam kehidupan sehari – hari. Untuk itu pembelajarannya menekankan pada pemberian
pengalaman langsung untuk penguasaan kompetensi yang merepresentasikan sikap
spiritual, sikap sosial, pengetahuan, dan keterampilan yang harus dicapai setelah
menyelesaikan masa belajarnya. Kompetensi Setelah Mempelajari Pendidikan Pancasila
dan Kewarganegaraan di Pendidikan Dasar dan Menengah untuk ruang lingkup Pancasila
adalah:
 Menghayati dan bersikap penuh tanggung jawab sesuai nilai-nilai Pancasila dalam
kehidupan sehari-hari; Menganalisis dan menerapkan keputusan bersama berdasarkan
nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari.
 Mensyukuri dan mendukung perwujudan Pancasila sebagai dasar Negara; Menganalisis
dan mendemonstrasikan langkah-langkah untuk mewujudkan Pancasila sebagai Dasar
Negara.
 Menghayati dan menghargai nilai-nilai yang melekat dalam pelanggaran hak dan
pengingkaran kewajiban warga negara sesuai dengan Pancasila dalam kehidupan

29 | Dokumen Kurikulum Satuan Pendidikan SD Negeri 6 Besakih 2021/2022


berbangsa dan bernegara; Menganalisis dan menyaji nilai-nilai Pancasila terkait dengan
kasus-kasus pelanggaran hak dan pengingkaran kewajiban warga negara dalam
kehidupan berbangsa dan bernegara.
Kompetensi Setelah Mempelajari Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan di
Pendidikan Dasar dan Menengah untuk lingkup Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia tahun 1945 adalah:
 Menghargai dan melaksanakan kewajiban, hak, dan tanggung jawab sebagai warga
Negara; Merasionalkan dan menyajikan pelaksanaan kewajiban, hak, dan tanggung
jawab sebagai warga negara terhadap kehidupan sehari-hari.
 Menghayati dan mempertahankan isi alinea dan pokok pikiran yang terkandung dalam
Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dengan
jujur; mensintesiskan dan menerapkan isi alinea dan pokok pikiran yang terkandung
dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;
Menghargai dan mendukung ketentuan tentang bentuk dan kedaulatan Negara sesuai
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945 secara adil; Memahami
dan mewujudkan prinsip-prinsip kedaulatan kedaulatan Negara sesuai Undang-Undang
Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
 Mensyukuri dan mendukung nilai-nilai yang menunjukkan perilaku orang beriman
dalam praksis pelindungan dan penegakan hukum dalam masyarakat untuk menjam in
keadilan dan kedamaian; Memprediksi dan menalar hasil evaluasipraksis (kehidupan
nyata) pelindungan dan penegakan hukum dalam masyarakat untuk menjamin keadilan
dan kedamaian.
Kompetensi Setelah Mempelajari Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan di
Pendidikan Dasar dan Menengah untuk ruang lingkup Bhinneka Tunggal Ika adalah:
 Mensyukuri dan bersikap toleran dalam keberagaman ekonomi masyarakat sebagai
anugerah Tuhan Yang Maha Esa dalam konteks Bhinneka Tunggal Ika; Menggali dan
melaksanakan tanggungjawab terkait keberagaman ekonomi masyarakat.
 Peka/peduli dan memecahkan masalah-masalah yang muncul dalam keberagaman
suku, agama, ras, dan antargolongan (SARA) di masyarakat serta cara pemecahannya
dalam bingkai Bhinneka Tunggal Ika; Menganalisis dan mendukung prinsip persatuan
dalam keberagaman suku,agama,ras, dan antargolongan (SARA),dalam bingkai
Bhinneka Tunggal Ika; Menganalisis prinsip harmoni dalam keberagaman sosial,
budaya, ekonomi, dan gender dalam bingkai Bhinneka Tunggal Ika; Peka/peduli dan

30 | Dokumen Kurikulum Satuan Pendidikan SD Negeri 6 Besakih 2021/2022


menghargai pendapat berkaitan masalah-masalah yang muncul dalam bidang social,
budaya, ekonomi dan gender di di masyarakat dalam bingkai Bhinneka Tunggal Ika;
Menganalisis dan Mendukung peran mediator penyelesaian masalah sosial,
budaya,ekonomi,dangender dalam bingkai Bhinneka Tunggal Ika.
 Menghayati dan membedakan nilai-nilai terkait pengaruh positif dan negatif kemajuan
Ipteks dengan senantiasa berlindung kepada Tuhan Yang Maha Esa; Mengkontraskan
dan menyaji hasil evaluasi pengaruh positif dan negatif kemajuan ipteks terhadap
negara dalam bingkai Bhinneka Tunggal Ika.
Kompetensi Setelah Mempelajari Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan di
Pendidikan Dasar dan Menengah untuk ruang lingkup Negara Kesatuan Republik
Indonesia adalah:
 Meyakini dan mendukung dengan rasa tanggungjawab persatuan dan kesatuan sebagai
anugerah Tuhan yang Maha Esa; Menelaah dan mendemonstrasikan dampak
persatuan dan kesatuan terhadap kehidupan berbangsa dan bernegara.
 Menghargai dan mendukung konsep bela Negara dalam konteks Negara Kesatuan
Republik Indonesia; Mendukung konsep bela Negara dalam konteks Negara Kesatuan
Republik Indonesia; Mengkreasikan dan mendemonstrasikan konsep cinta tanah
air/bela negara dalam konteks Negara Kesatuan Republik Indonesia.
 Mengembangkan dan mempertahankan nilai-nilai persatuan dan kesatuan bangsa
dengan jujur di masa yang akan datang sebagai upaya dalam menjaga dan
mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia; Mengevaluasi dan
mendemonstrasikan dinamika persatuan dan kesatuan bangsa sebagai upaya menjaga
dan mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
C. Kompetensi Setelah Mempelajari Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan di
Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah
Kompetensi yang harus dicapai peserta didik setelah mempelajari Pendidikan
Pancasila dan Kewarganegaraan di kelas rendah dan kelas tinggi Sekolah Dasar/Madrasah
Ibtidaiyah sebagai berikut:
No Ruang Lingkup Kelas Rendah Kelas Tinggi
1 Pancasila Menunjukkan, bersikap Menghayati,bersikap,menganalis
positif, memahami dan is dan menerapkan keputusan
menceritakan arti gambar pada bersama berdasarkan nilai-nilai
lambang Negara “Garuda Pancasila dalam kehidupan
Pancasila”. sehari-hari

31 | Dokumen Kurikulum Satuan Pendidikan SD Negeri 6 Besakih 2021/2022


2 Undang- Menghargai, melaksanakan, Menghargai, melaksanakan,
Undang Dasar merinci dan melaksanakan merasionalkan dan menyajikan
Negara kewajiban dan hak sebagai pelaksanaan kewajiban, hak, dan
Republik anggota keluarga dan warga tanggung jawab sebagai warga
Indonesia 1945 sekolah. negara terhadap kehidupan
sehari-hari
3 Bhinneka Mensyukuri , Mensyukuri, bersikap toleran,
Tunggal Ika bertanggungjawab, memahami menggali dan melaksanakan
dan menceritakan makna tanggungjawab terkait
kebersamaan dalam kebe- keberagaman ekonomi
ragaman karakteristik individu masyarakat
di lingkungan sekitar
4 Negara Menerima, bersikap, Meyakini, mendukung, menelaah
Kesatuan mengemukakan dan dan mendemonstrasikan dampak
berperilaku sesuai dengan persatuan dan kesatuan terhadap
Republik
makna bersatu dalam kehidupan berbangsa dan
Indonesia keberagaman di lingkungan bernegara
sekitar

D. Kerangka Pengembangan Kurikulum Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan


Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah
Impetensi Dasar Mata Pelajaran PPKn disusun sesuai dengan Kompetensi Inti tiap
kelas. Kompetensi inti dirancang seiring dengan meningkatnya usia peserta didik pada
kelas tertentu. Melalui kompetensi inti, integrasi vertikal berbagai kompetensi dasar pada
kelas yang berbeda dapat dijaga. Rumusan kompetensi inti menggunakan notasi sebagai
berikut:

A. Kompetensi Inti-1 (KI-1) untuk kompetensi inti sikap spiritual;


B. Kompetensi Inti-2 (KI-2) untuk kompetensi inti sikap sosial;
C. Kompetensi Inti-3 (KI-3) untuk kompetensi inti pengetahuan; dan
D. Kompetensi Inti-4 (KI-4) untuk kompetensi inti keterampilan

Rumusan kompetensi dasar dikembangkan dengan memperhatikan karakteristik peserta


didik, kemampuan awal, serta ciri dari suatu mata pelajaran.

Pengorganisasian ruang lingkup materi PPKn dikembangkan sesuai dengan prinsip


mendalam dan meluas, mulai dari jenjang SD/MI sampai dengan jenjang SMA/MA/SMK.
Prinsip mendalam berarti materi PPKn dikembangkan dengan materi pokok sama, namun
semakin tinggi tingkat kelas atau jenjang semakin mendalam pembahasan materi. Prinsip
meluas berarti lingkungan materi dari keluarga, teman pergaulan, sekolah, masyarakat,
bangsa dan negara, serta pergaulan dunia. Kedalaman dan keluasan materi dapat dilihat
dari rumusan kompetensi dasar.

32 | Dokumen Kurikulum Satuan Pendidikan SD Negeri 6 Besakih 2021/2022


Pengembangan Kurikulum PPKn SD/MI Kelas I sampai dengan Kelas VI mengikuti
elemen pengorganisasi Kompetensi Dasar yaitu Kompetensi Inti. Kompetensi Inti pada
kelas I sampai dengan kelas VI.
Kurikulum PPKn Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah disusun dengan ruang
lingkup sebagai berikut:
 Pancasila, sebagai dasar negara, ideologi nasional, dan pandangan hidup bangsa.
 Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 sebagai hukum dasar
tertulis yang menjadi landasan konstitusional kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan
bernegara.
 Negara Kesatuan Republik Indonesia, sebagai kesepakatan final bentuk negara
Republik Indonesia.
 Bhinneka Tunggal Ika, sebagai wujud filosofi kesatuan dalam keberagaman yang
melandasi dan mewarnai harmoni kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan
bernegaran.

Kelas I Kelas II Kelas III

 Gambar (bintang segi  Hubungan gambar pada  Arti gambar pada lambang
lima, rantai, pohon lambang Negara dengan negara “Garuda
beringin, kepala banteng, sila-sila Pancasila Pancasila”
dan padi kapas) pada
lambang negara “Garuda
Pancasila”
 Aturan yang berlaku  Aturan dan tata tertib  Kewajiban dan hak
dalam kehidupan yang berlaku di sekolah sebagai anggota keluarga
sehari-hari di rumah dan warga sekolah

 Keberagaman  Jenis-jenis keberagaman  Makna keberagaman


karakteristik individu di karakteristik individu di karakteristik individu
rumah sekolah dalam kehidupan sehari-
hari
 Bentuk kerjasama dalam  Makna bersatu dalam  Makna bersatu dalam
keberagaman di rumah keberagaman di sekolah keberagaman di
lingkungan sekitar

Kelas IV Kelas V Kelas VI

 Makna hubungan  Nilai-nilai Pancasila  Penerapan nilai-nilai

33 | Dokumen Kurikulum Satuan Pendidikan SD Negeri 6 Besakih 2021/2022


simbol dengan sila-sila dalam kehidupan Pancasila dalam
Pancasila dalam sehari-hari kehidupan sehari-hari
kehidupan sehari-hari

 Pelaksanaan kewajiban  Pelaksanaan kewajiban,  Dampak pelaksa naan


dan hak sebagai warga hak dan tanggung kewajiban, hak, dan
masyarakat dalam jawab sebagai warga tanggung jawab sebagai
kehidupan sehari-hari masyarakat dalam warga negara terhadap
kehidupan sehari-hari kehidupan sehari-hari
 Keberagaman umat  Keberagaman sosial  Keberagaman ekonomi
beragama di masyarakat budaya masyarakat masyarakat
 Bentuk keberagaman  Manfaat persatuan dan  Dampak persatuan dan
suku bangsa, sosial, dan kesatuan untuk kesatuan terhadap
budaya di Indonesia membangun kerukunan
kehidupan berbangsa
yang terikat persatuan hidup
dan kesatuan dan bernegara

E. Pembelajaran dan Penilaian


1. Pembelajaran
Pendekatan Pembelajaran Berbasis Proses Keilmuan (Scientific Approach) yang
dipersyaratkan dalam kurilukum 2013 memusatkan perhatian pada proses pembangunan
pengetahuan (KI-3, keterampilan (KI – 4), sikap spiritual (KI-1) dan sikap sosial (KI-2)
melalui transformasi pengalaman empirik dan pemaknaan konseptual. Pendekatan tesebut
memiliki langkah generik sebagai berikut:
a. Mengamati (observing),
b. Menanya (questioning),
c. Mengeksplorasi/mencoba (exploring),
d. Mengeksplorasi/mencoba (exploring),
e. Mengasosiasi/menalar (assosiating)
f. Mengkomunikasikan (communicating)
Pada setiap langkah dapat diterapkan model pembelajaran yang lebih spesifik, misalnya:
 untuk mengamati antara lain dapat menggunakan model menyimak dengan penuh
perhatian;
 untuk menanya antara lain dapat menggunakan model bertanya dialektis/mendalam;

34 | Dokumen Kurikulum Satuan Pendidikan SD Negeri 6 Besakih 2021/2022


 untuk mengeksplorasi antara lain dapat menggunakan model kajian dokumen historis;
 untuk menalar antara lain dapat menggunakan model diskusi peristiwa publik;
 untuk mengkomunikasikan antara lain dapat menggunakan model presentasi gagasan di
depan publik (public hearing).
Kegiatan belajar dan pembelajaran menekankan pada hal-hal antara lain sebagai berikut:
 Meningkatkan rasa keingintahuan (Foster a sense of wonder) terkait hal-hal baik yang
bersifat empirik maupun konseptual;
 Meningkatkan keterampilan mengamati (Encourage observation) dalam konteks yang
lebih luas, bukan hanya yang bersifat kasat mata tetapi juga yang syarat makna;
 Melakukan analisis (Push for analysis) untuk mendapatkan keyakinan nilai dan moral
yang berujung pada pemilikan karakter tertentu dan
 Berkomunikasi (Require communication), baik yang bersifat intrapersonal
(berkomunikasi dalam dirinya) / kontemplasi maupun interpersonal mengenai hal yang
terpikirkan maupun yang bersifat meta kognitif.
 Pembelajaran PPKn di SD/MI dilaksanakan menggunakan pendekatan tematik terpadu.
Pembelajaran tematik terpadu merupakan pendekatan pembelajaran yang
mengintegrasikan berbagai kompetensi dari berbagai mata pelajaran ke dalam berbagai
tema. Pengintegrasian tersebut dilakukan dalam dua hal, yaitu integrasi sikap,
keterampilan dan pengetahuan dalam proses pembelajaran dan integrasi berbagai konsep
dasar yang berkaitan. Tema merajut makna berbagai konsep dasar sehingga peserta didik
tidak belajar konsep dasar secara parsial. Dengan demikian pembelajarannya
memberikan makna yang utuh kepada peserta didik seperti tercermin pada berbagai tema
yang tersedia
 Kompetensi PPKn di SD dicapai melalui pembelajaran tematik terpadu dengan mata
pelajaran lain.
2. Penilaian
a. Penilaian Sikap
Kurikulum 2013 membagi kompetensi sikap menjadi dua, yaitu sikap spiritual
(ketaatan beribadah, berperilaku syukur, berdoa sebelum dan sesudah melakukan
kegiatan; dan toleransi dalam beribadah) yang terkait dengan pembentukan peserta
didik yang beriman dan bertakwa, dan sikap sosial (jujur, disiplin, tanggung jawab,

35 | Dokumen Kurikulum Satuan Pendidikan SD Negeri 6 Besakih 2021/2022


santun, peduli, dan percaya diri) yang terkait dengan pembentukan peserta didik
yang berakhlak mulia, mandiri, demokratis, dan bertanggung jawab.

Penilaian sikap di sekolah dasar dilakukan oleh guru kelas, guru muatan pelajaran
agama, PJOK, dan pembina ekstrakurikuler. Teknik penilaian yang digunakan
meliputi: observasi, wawancara, catatan anekdot (anecdotal record), catatan
kejadian tertentu (incidental record) sebagai unsur penilaian utama. Sedangkan
teknik penilaian diri dan penilaian antar-teman (peer evaluation) dapat dilakukan
dalam rangka pembinaan dan pembentukan karakter peserta didik, sehingga hasilnya
dapat dijadikan sebagai salah satu alat konfirmasi dari hasil penilaian sikap oleh
pendidik. Penilaian yang utama dilakukan oleh guru kelas melalui observasi selama
periode tertentu dan penilaian sikap tidak dilaksanakan pada setiap kompetensi dasar
(KD). Penilaian sikap dilakukan selama proses pembelajaran berlangsung, dan tidak
hanya di dalam kelas. Hasil penilaian sikap berupa deskripsi yang menggambarkan
perilaku peserta didik.

b. Penilaian Pengetahuan
Pengetahuan yang akan dinilai pada PPKn di Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah, di
kelas rendah berkaitan dengan arti gambar pada lambar Negara “Garuda Pancasila”,
Kewajiban dan hak sebagai anggota keluarga dan warga sekolah, Makna
keberagaman karakteristik individu dalam kehidupan sehari-hari, Makna bersatu
dalam keberagaman di lingkungan sekitar. Sedangkan pengetahuan yang akan dinilai
pada PPKn di Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah, di kelas tinggi berkaitan dengan
Penerapan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari, Dampak pelaksanaan
kewajiban, hak, dan tanggung jawab sebagai warga negara terhadap kehidupan
sehari-hari, Keberagaman ekonomi masyarakat, Dampak persatuan dan kesatuan
terhadap kehidupan berbangsa dan bernegara.Pendidik menilai kompetensi
pengetahuan melalui teknik tes tulis, tes lisan, dan penugasan.
c. Penilaian Keterampilan
Penilaian kompetensi keterampilan melalui penilaian kinerja, yaitu penilaian yang
menuntut peserta didik mendemonstrasikan suatu kompetensi tertentu.
Perkembangan pencapaian kompetensi ketrampilan melalui tahapan mengamati,
menanya, mencoba, mengolah, menyaji, menalar, dan mencipta. Gradasi pencapaian

36 | Dokumen Kurikulum Satuan Pendidikan SD Negeri 6 Besakih 2021/2022


kompetensi keterampilan mata pelajaran PPKn pada jenjang SD/MI adalah
mengamati dan menanya.
Teknik penilaian kompetensi ketrampilan menggunakan tes praktik, projek, dan
portofolio. Instrumen yang digunakan berupa daftar cek atau skala penilaian (rating
scale) yang dilengkapi rubrik.
F. Kontekstualisasi Pembelajaran Sesuai dengan Kondisi Lingkungan dan Peserta
Didik
Kegiatan Pembelajaran pada silabus ini dapat disesuaikan dan diperkaya dengan
konteks daerah atau sekolah, serta konteks global untuk mencapai kualitas optimal
hasil belajar pada peserta didik terhadap Kompetensi Dasar. Kontekstualisasi
pembelajaran tersebut agar peserta didik tetap berada pada budayanya, mengenal dan
mencintai alam serta sosial di sekitarnya, dengan perspektif global sekaligus menjadi
pewaris bangsa sehingga akan menjadi generasi tangguh dan berbudaya Indonesia.
Dalam konteks pembelajaran PPKn lingkungan (alam, sosial, budaya, dan
sipritual) merupakan kelas global yang terbuka (open global classroom) yang
berfungsi sebagai sumber belajar. Oleh karena itu guru PPKn harus selalu berupaya
untuk memanfaatkan lingkungan dalam rangka memberikan pengalaman belajar
(learning experience) peserta didik dengan memberikan tugas belajar (learning task)
yang digali dari lingkungan belajar dengan prinsip semakin meluas (expanding
environment approach) misalnya dengan kegiatan karyawisata/studiwisata, dan proyek
belajar kewarganegaraan.

Saat ini dunia pendidikan sedang beradaa dalam abad teknologi dan informasi.
Peserta didik yang ada dalam satuan pendidikan mulai dari SD/MI sampai dengan
SMA/MA selain sebagai warga negara juga sudah menjadi warga jaringan (netizen)
yang aktif menjadi media teknologi komunikasi seperti dalam kehidupan sehari-hari.
Mereka sudah menjadi bagian dari komunitas technology natives (pengguna asli
teknologi) karena sejak lahir sudah berinteraksi dalam era teknologi. Sementara itu
para guru sebagian besar masih termasuk kategori pendatang baru (migran) ke dunia
baru TI (Teknologi Infomrasi). Oleh karena itu diperkukan pelatihan pemanfaatan TI
bagi guru PPKn agar mampu mengelola pembelajar PPKn dalam konteks dinamikan
kehidupan abad ke 21- abad TI.
Namun demikian tidaklah berarti bahwa sumber belajar yang sudah ada, yang

37 | Dokumen Kurikulum Satuan Pendidikan SD Negeri 6 Besakih 2021/2022


sering juga disebut konvensional/nonteknologi seperti Buku Teks dan Lembar Kerja
Peserta didik (LKS) tidak lagi diperlukan. Justeru dengan bantuan TI, Buku dan LKS
bentuk dan formatnya harus mengakomodasikan TI. dengan mengembangan Buku dan
LKS menjadi bagian dari media belajar kombinasi konvesional dan TI. Perlu
ditekankan bahwa LKS bukan hanya sekedar kumpulan soal, melainkan harus
dikembangkan menjadi media belajar yang memungkinkan peserta didik melakukan
kegiatan belajar menganalisis, menerapkan dan melakukan kegiatan lain yang
berdampak pada peningkatan kemampuan berpikir tingkat tingi (higher order thinking
skills). Dalam konteks itu guru PPKn harus dibekali dengan kemampuan
memanfaatkan TI dalam menggunakan atau mengembangkan LKS dan menulis Buku
pengayaan. Selain itu dengan mulai terbukanya sumber belajar bebas (open education
resources) atau OERS baik nasional maupun global, guru PPKn harus berupaya
memanfaatkan jaringan internet dalam pembelajaran dengan mengembangkan
pembelajaran berbasis jaringan (pembelajaran daring). Dengan demikian pembelajarn
PPKn menjadi proses belajar

3) Bahasa Indonesia
A. Rasional
Kurikulum 2013 mata pelajaran Bahasa Indonesia secara umum bertujuan agar
peserta didik mampu mendengarkan, membaca, memirsa, berbicara, dan menulis.
Kompetensi dasar dikembangkan berdasarkan tiga hal yang saling berhubungan dan
saling mendukung mengembangkan pengetahuan peserta didik, memahami, dan
memiliki kompetensi mendengarkan, membaca, memirsa, berbicara, dan menulis. Ketiga
hal tersebut adalah bahasa (pengetahuan tentang Bahasa Indonesia); sastra (memahami,
mengapresiasi, menanggapi, menganalisis, dan menciptakan karya sastra; literasi
(memperluas kompetensi berbahasa Indonesia dalam berbagai tujuan khususnya yang
berkaitan dengan membaca dan menulis).
Pendekatan pengembangan kurikulum bahasa di berbagai negara maju saat ini
menjadi dasar pengembangan Kurikulum 2013 mata pelajaran Bahasa Indonesia.
Pendekatan dimaksud adalah genre-based, genre pedagogy, dan CLIL (content language
integrated learning). Pendekatan berbasis genre menjadikan teks sebagai fokus kajian.
Genre merupakan pengelompokkan dari suatu peristiwa komunikasi. Setiap peristiwa
komunikasi memiliki tujuan komunikatif yang khas yang juga berbeda dalam wujud

38 | Dokumen Kurikulum Satuan Pendidikan SD Negeri 6 Besakih 2021/2022


komunikasinya. Wujud komunikasi ini ditentukan oleh masyarakat yang menghasilkan
genre tersebut (Swales, 2003). Ada beberapa prinsip yang bisa disepakati, yaitu: (1) teks
terbentuk karena tuntutan kegiatan sosial; (2) teks itu memiliki tujuan sosial; (3) bentuk
teks merupakan hasil konvensi; (4) kebahasaan (tata bahasa) suatu teks bersifat
fungsional sesuai tujuan sosial; dan (5) bahasa teks, seperti kosa kata, tata bahasa, atau
ciri lainnya tidak boleh diajarkan terpisah dari pertimbangan struktur teksnya (Biber &
Conrad, 2009). Hal yang perlu diingat adalah bahwa genre merupakan makna dan tujuan
sosial, tipe teks adalah bentuk fisiknya. Oleh sebab itu pendekatan berbasis genre juga
terkadang disebut berbasis teks.
Teks dalam pendekatan berbasis genre bukan diartikan istilah umum sebagai
tulisan berbentuk artikel. Teks merupakan kegiatan sosial, tujuan sosial. Ada 7 jenis teks
sebagai tujuan sosial, yaitu: laporan (report), rekon (recount), eksplanasi (explanation),
eksposisi (exposition: discussion, response or review), deskripsi (description), prosedur
(procedure), dan narasi (narrative).
Mata pelajaran Bahasa Indonesia dimaksudkan untuk membina dan
mengembangkan kepercayaan diri peserta didik sebagai komunikator, pemikir imajinatif,
dan warga negara Indonesia yang melek literasi dan informasi.Pembelajaran Bahasa
Indonesia bertujuan membina dan mengembangkan pengetahuan dan keterampilan
berkomunikasi yang diperlukan peserta didik dalam menempuh pendidikan dan di dunia
kerja serta lingkungan sosial.
B. Kompetensi Setelah Mempelajari Bahasa Indonesia di Pendidikan Dasar dan
Pendidikan Menengah
Pengembangan kompetensi lulusan Bahasa Indonesia ditekankan pada kemampuan
mendengarkan, membaca, memirsa (viewing), berbicara, dan menulis.Pengembangan
kemampuan tersebut dilakukan melalui media teks.Dalam hal ini teks merupakan
perwujudan kegiatan sosial dan memiliki tujuan sosial. Pencapaian tujuan ini diwadahi
oleh karakteristik cara mengungkapkan tujuan sosial yang disebut struktur retorika,
pilihan kata yang sesuai dengan tujuan, serta tata bahasa yang sesuai dengan tujuan
komunikasi. Kegiatan komunikasi dapat berbentuk tulisan, lisan, atau multimodal, yaitu
teks yang menggabungkan bahasa dan cara komunikasi lainnya seperti visual, bunyi,
atau lisan sebagaimana disajikan dalam film atau penyajian komputer.
C. Kompetensi Setelah Mempelajari Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar/Madrasah
Ibidayah

39 | Dokumen Kurikulum Satuan Pendidikan SD Negeri 6 Besakih 2021/2022


Kelas Rendah ( I – III) Kelas Tinggi (IV – VI)

1. Menggunakan bahasa secara 1. Menggunakan bahasa secara efektif dan


efektif sesuai dengan etika yang efisien sesuai dengan etika yang berlaku,
berlaku, baik secara lisan maupun baik secara lisan maupun tulis
tulis 2. Menghargai dan bangga menggunakan
2. Menghargai bahasa Indonesia bahasa Indonesia sebagai bahasa
sebagai bahasa persatuan dan persatuan dan bahasa negara
bahasa negara 3. Memahami bahasa Indonesia dan
3. Memahami bahasa Indonesia dan menggunakannya dengan tepat dan
menggunakannya dengan tepat kreatif untuk berbagai tujuan
untuk berbagai tujuan 4. Menggunakan bahasa Indonesia untuk
4. Menggunakan bahasa Indonesia meningkatkan kemampuan intelektual,
untuk meningkatkan kematangan serta kematangan emosional dan sosial
emosional dan sosial. 5. Menikmati dan memanfaatkan karya
5. Menikmati dan memanfaatkan sastra untuk memperluas wawasan,
karya sastra untuk memperluas memperhalus budi pekerti, serta
wawasan, memperhalus budi meningkatkan pengetahuan dan
pekerti kemampuan berbahasa
6. Menghargai sastra Indonesia 6. Menghargai dan membanggakan sastra
sebagai khazanah budaya dan Indonesia sebagai khazanah budaya dan
intelektual manusia Indonesia. intelektual manusia Indonesia.

D. Kerangka Pengembangan Kurikulum Bahasa Indonesia Sekolah


Dasar/Madrasah Ibtidaiyah
Mata pelajaran Bahasa Indonesia diberikan sejak SD/MI hingga
SMA/MA/SMK/MAK. Pada SD/MI kelas I, II, dan III mata pelajaran Bahasa
Indonesia mengintergrasikan muatan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) dan Ilmu
Pengetahuan Sosial (IPS).
Kerangka pengembangan kurikulum mata pelajaran Bahasa Indonesia adalah
sebagai berikut:
1. Pengembangan kompetensi kurikulum Bahasa Indonesia ditekankan pada kemampuan
mendengarkan, membaca, memirsa (viewing), berbicara, dan menulis. Pengembangan

40 | Dokumen Kurikulum Satuan Pendidikan SD Negeri 6 Besakih 2021/2022


kemampuan tersebut dilakukan melalui berbagai teks. Dalam hal ini teks merupakan
perwujudan kegiatan sosial dan memiliki tujuan sosial. Kegiatan komunikasi dapat
berbentuk tulisan, lisan, atau multimodal (teks yang menggabungkan bahasa dan cara
komunikasi lainnya seperti visual, bunyi, atau lisan sebagaimana disajikan dalam film
atau penyajian komputer);
2. Kompetensi dasar yang dikembangkan dalam pembelajaran bahasa Indonesia
dimaksudkan untuk mengembangkan kemampuan peserta didik dalam mendengarkan,
membaca, memirsa (viewing), berbicara, dan menulis. Untuk mencapai kompetensi
tersebut peserta didik melakukan kegiatan berbahasa dan bersastra melalui aktivitas
lisan dan tulis, cetak dan elektronik, laman tiga dimensi, serta citra visual lain;
3. Lingkup materi mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas I-XII merupakan penjabaran 3
aspek: bahasa, sastra, dan literasi;
4. Lingkup materi aspek bahasa mencakup pengenalan variasi bahasa sebagai bagian
dari masyarakat Indonesia yang multilingual, bahasa untuk interaksi (bahasa yang
digunakan seseorang berbeda sesuai latar sosial dan hubungan sosial peserta
komunikasi), aksen, gaya bahasa, penggunaan idiom (sebagai bagian dari identitas
sosial dan personal, struktur dan organisasi teks (teks terstruktur untuk tujuan tertentu,
bagaimana bahasa digunakan untuk menciptakan teks agar kohesif, tingkat kerumitan
teks dan topik, pola dan ciri-ciri kebahasaanya, berteks secara tepat dengan
menggunakan kata, kalimat, paragraf secara efektif);
5. Lingkup materi aspek sastra mencakup pembahasan konteks sastra, tanggapan
terhadap karya sastra, menilai karya sastra, dan menciptakan karya sastra; dan
6. Lingkup materi aspek literasi mencakup teks dalam konteks, berinteraksi dengan
orang lain, menafsirkan, menganalisis, dan mengevaluasi teks.
Kompetensi berbasis teks (genre) dapat dipetakan sebagai berikut ini.

Genre Tipe Teks Lokasi Sosial

Menggambarkan Laporan (Report): Buku rujukan, dokumenter, buku


(Describing) melaporkan informasi panduan, laporan eksperimental
(penelitian), presentasi kelompok
Deskripsi: Pengamatan diri, objek, lingkungan,
menggambarkan perasaan, dll.
peristiwa, hal, sastra
Menjelaskan Eksplanasi: Paparan, pidato/ceramah, tulisan

41 | Dokumen Kurikulum Satuan Pendidikan SD Negeri 6 Besakih 2021/2022


Genre Tipe Teks Lokasi Sosial

(Explaining) menjelaskan sesuatu ilmiah (popular)


Memerintah Instruksi/ Prosedur: Buku panduan/ manual (penerapan),
(Instructing) menunjukkan bgm instruksi pengobatan, aturan olahraga,
sesuatu dilakukan rencana pembelajaran (RPP), instruksi,
resep, pengarahan/pengaturan
Berargumen Eksposisi: memberi (Meyakinkan/Mempengaruhi): iklan,
(Arguing) pendapat atau sudut kuliah, ceramah/pidato, editorial, surat
pandang pembaca, artikel Koran/majalah
Diskusi (MENGEVALUASI suatu persoalan
dengan sudut pandang tertentu, 2 atau
lebih)
Respon/ review Menanggapi teks sastra, kritik sastra,
resensi
Menceritakan Rekon (Recount): Jurnal, buku harian, artikel Koran,
(Narrating) menceritakan peristiwa berita, rekon sejarah, surat, log, garis
secara berurutan waktu (time line)
Narasi: menceritakan Prosa (Fiksi ilmiah, fantasi, fabel,
kisah atau nasehat cerita rakyat, mitos, dll.), dan drama.
Puisi Puisi, puisi rakyat (pantun, syair,
gurindam)

Kerangka pengembangan kurikulum Bahasa Indonesia SD/MI Kelas I sampai dengan VI


mengikuti struktur pengorganisasian Kompetensi Inti.
Kompetensi Sikap Spiritual dan Sikap Sosial dicapai melalui pembelajaran tidak
langsung (indirect teaching), yaitu keteladanan, pembiasaan, dan budaya sekolah dengan
memperhatikan karaktersitik mata pelajaran serta kebutuhan dan kondisi peserta didik.
Penumbuhan dan pengembangan Kompetensi Sikap dilakukan sepanjang proses
pembelajaran berlangsung dan dapat digunakan sebagai pertimbangan guru dalam
mengembangkan karakter peserta didik lebih lanjut.
Ruang Lingkup Materi Bahasa Indonesia untuk SD/MI:

Kelas I Kelas II Kelas III


1. Membaca dan menulis 1. Ungkapan, ajakan, 1. Informasi tentang
permulaan perintah, dan penolakan perubahan wujud benda
2. Lambang bunyi vokal 2. Kosakata dan konsep 2. Informasi tentang sumber
dan konsonan keanekaragaman benda dan bentuk energi
3. Kosakata anggota 3. Kosakata dan konsep 3. Informasi tentang
tubuh dan panca indra lingkungan geografis,

42 | Dokumen Kurikulum Satuan Pendidikan SD Negeri 6 Besakih 2021/2022


Kelas I Kelas II Kelas III
4. Kosakata kesehatan kehidupan ekonomi, perubahan cuaca
5. Kosakata berbagai sosial, dan budaya 4. Kosakata dan konsep ciri-
jenis benda 4. Kosakata dan konsep ciri kebutuhan,
6. Kosakata peristiwa lingkungan sehat dan pertumbuhan, dan
siang dan malam tidak sehat perkembangan makhluk
7. Ungkapan terima 5. Puisi anak hidup
kasih, permintaan 6. Budaya santun 5. Informasi tentang cara-cara
maaf, tolong, pujian, (permintaan perawatan tumbuhan dan
ajakan, maaf/tolong) sebagai hewan
pemberitahuan, gambaran sikap hidup 6. Informasi tentang
perintah, dan petunjuk rukun perkembangan teknologi
8. Kosakata dan 7. Tulisan tegak produksi, komunikasi, dan
ungkapan perkenalan bersambung dan huruf transportasi
diri, keluarga, dan kapital serta tanda titik 7. Informasi tentang konsep
orang-orang di tempat 8. Dongeng binatang delapan arah mata angin
tinggal (fabel) 8. Dongeng
9. Kosakata hubungan 9. Kata sapaan 9. Lambang/simbol (rambu
kekeluargaan 10. Huruf kapital dan lalu lintas, pramuka, dan
10. Puisi anak/syair lagu tanda titik lambang negara
10. Ungkapan atau kalimat
saran, masukan, dan
penyelesaian masalah

Kelas IV Kelas V Kelas VI


1. Gagasan pokok dan 1. Pokok pikiran 1. Teks laporan hasil
gagasan pendukung 2. Informasi dari unsur pengamatan
2. Keterhubungan apa, di mana, kapan, 2. Teks penjelasan
antargagasan siapa, mengapa, (eksplanasi)
3. Informasi dari tokoh bagaimana 3. Teks pidato
melalui wawancara 3. Teks penjelasan 4. Informasi dari buku sejarah
4. Teks petunjuk (eksplanasi) yang mengandung unsur
5. Pendapat pribadi tentang 4. Informasi dari iklan apa, di mana, kapan, siapa,
isi buku sastra 5. Informasi dari teks mengapa, bagaimana
6. Amanat puisi narasi sejarah 5. Karakteristik teks puisi dan
7. Pengetahuan baru pada 6. Isi dan amanat pantun prosa
teks nonfiksi 7. Konsep-konsep yang 6. Petunjuk dan isi teks
8. Membandingkan hal saling berkaitan pada formulir
yang sudah diketahui teks nonfiksi 7. Perkiraan informasi dan
dengan hal yang belum 8. Teks surat informasi dari isi teks
diketahui dari teks nonfiksi

43 | Dokumen Kurikulum Satuan Pendidikan SD Negeri 6 Besakih 2021/2022


nonfiksi 8. Tuturan, tokoh dan
9. Tokoh-tokoh pada teks tindakan tokoh, tokoh dan
fiksi pengalaman pribadi, serta
10. Watak tokoh pada teks tuturan penulis pada teks
fiksi fiksi

D. Pembelajaran dan Penilaian


1. Pembelajaran
Pembelajaran bahasa Indonesia merupakan sintesis dari tiga pendekatan, yaitu
pedagogi genre, saintifik, dan CLIL. Alur utama model adalah pedagogi genre dengan
4M (Membangun konteks, Menelaah Model, Mengonstruksi Terbimbing, dan
Mengonstruksi Mandiri). Kegiatan mendapatkan pengetahuan (KD-3) dilakukan
dengan pendekatan saintifik 5M (Mengamati, Mempertanyakan, Mengumpulkan
Informasi, Menalar, dan Mengomunikasikan). Pengembangan keterampilan (KD-4)
dilanjutkan dengan langkah mengonstruksi terbimbing dan mengonstruksi mandiri.
Pendekatan CLIL digunakan untuk memperkaya pembelajaran dengan prinsip: (1) isi
[konten] teks—berupa model atau tugas--bermuatan karakter dan pengembangan
wawasan serta kepedulian sebagai warganegara dan sebagai warga dunia; (2) unsur
kebahasaan [komunikasi] menjadi unsur penting untuk menyatakan berbagai tujuan
berbahasa dalam kehidupan; (3) setiap jenis teks memiliki struktur berpikir [kognisi]
yang berbeda-beda yang harus disadari agar komunikasi lebih efektif; dan (4) budaya
[kultur], berbahasa, berkomunikasi yang berhasil harus melibatkan etika, kesantunan
berbahasa, budaya (antarbangsa, nasional, dan lokal).
Prinsip umum pembelajaran di antaranya adalah sebagai berikut:
1 . P eserta didik difasilitasi untuk belajar mencari tahu secara mandiri;
2. Peserta didik belajar dari berbagai sumber;
3. Proses pembelajaran dapat menggunakan berbagai pendekatan untuk mencapai
tujuan pembelajaran;
4. Pembelajaran berbasis kompetensi;
5. Pembelajaran terpadu;

44 | Dokumen Kurikulum Satuan Pendidikan SD Negeri 6 Besakih 2021/2022


6. Pembelajaran menekankan pada jawaban divergen yang memiliki kebenaran
multi dimensi;
7 . P embelajaran berbasis keterampilan aplikatif;
8. Peningkatan keseimbangan, kesinambungan, dan keterkaitan antara hard-skills
dan soft-skills;
9. Pembelajaran mengutamakan pembudayaan dan pemberdayaan peserta didik
sebagai pembelajar sepanjang hayat;
10. Pembelajaran yang menerapkan nilai-nilai dengan memberi keteladanan (ing
ngarso sung tulodo), membangun kemauan (ing madyo mangun karso), dan
mengembangkan kreativitas peserta didik dalam proses pembelajaran (tut wuri
handayani);
11. Pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi untuk meningkatkan
efisiensi dan efektivitas pembelajaran;
12. Pengakuan atas perbedaan individual dan latar belakang budaya peserta
didik; dan
13. Suasana belajar menyenangkan dan menantang.
Prinsip khusus pembelajaran bahasa Indonesia dilaksanakan dengan menerapkan
prinsip:
1. Bahasa merupakan kegiatan sosial. Setiap komunikasi dalam kegiatan sosial
memiliki tujuan, konteks, dan audiens tertentu yang memerlukan pemilihan aspek
kebahasaan (tata bahasa dan kosa kata) yang tepat; serta cara mengungkapkan
dengan strukur yang sesuai agar mudah dipahami.
2. Bahan pembelajaran bahasa yang digunakan wajib bersifat otentik.
Pengembangan bahan otentik didapat dari media massa (cetak dan elektronik);
tulisan guru di kelas, produksi lisan dan tulis oleh siswa. Semua bahan dikelola
guru untuk keberhasilan pembelajaran.
3. Proses pembelajaran menekankan aktivitas siswa yang bermakna. Inti dari siswa
aktif adalah siswa mengalami proses belajar yang efesien dan efektif secara
mental dan eksperiensial.
4. Dalam pembelajaran berbahasa dan bersastra, dikembangkan budaya membaca
dan menulis secara terpadu. Dalam satu tahun pelajaran mulai dari kelas IV
sampai dengan VI peserta didik dimotivasi agar dapat membaca paling sedikit 2
buku (1 buku sastra dan 1 buku nonsastra) sehingga setelah peserta didik

45 | Dokumen Kurikulum Satuan Pendidikan SD Negeri 6 Besakih 2021/2022


menyelesaikan pendidikan pada jenjang SD/MI membaca paling sedikit 6 judul
buku.
Pembelajaran di SD/MI dari kelas I sampai dengan kelas VI dilaksanakan sebagai
pembelajaran tematik terpadu. Silabus Tematik Terpadu telah disusun terpisah dengan
dokumen ini sebagai acuan dalam melaksanakan perencanaan pembelajaran dan pelaksanaan
di sekolah. Namun demikian, bagi guru yang ingin menyusun pembelajaran tematik terpadu
dapat menggunakan Silabus Mata Pelajaran Bahasa Indonesia ini dan silabus mata pelajaran
lainnya di SD/MI.

1. Penilaian
Hal yang paling utama dalam penilaian adalah guru harus menciptakan instrument dan
suasana penilaian yang menghindarkan peserta didik dari ketidakjujuran dan plagiarisme
peserta didik dalam berkarya/berteks. Oleh sebab itu, penilaian proses menjadi sangat
penting. Sedapat mungkin peserta didik lebih banyak mengerjakan tugas di sekolah, bukan
menjadi pekerjaan rumah (PR).
Penilaian di dalam mata pelajaran bahasa Indonesia secara umum untuk:
(1) mengetahui ketercapaian kompetensi pengetahuan, keterampilan, dan sikap berbahasa
Indonesia peserta didik;
(2) mengetahui kemampuan siswa di dalam KD tertentu;
(3) memberikan umpan balik bagi kegiatan siswa dalam pembelajaran bahasa Indonesia;
dan
(4) memberikan motivasi belajar bagi siswa dan motivasi berprestasi bagi peserta didik dan
guru.
Penilaian merupakan sebuah proses yang meliputi tahapan: (1) perencanaan, (2)
pengumpulan data, (3) pengolahan data, (4) penafsiran, dan (5) penggunaan hasil penilaian.
Secara umum teknik penilaian pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia dapat
dikelompokkan menjadi dua, yaitu teknik tes dan teknik nontes. Instrumen penilaian yang
akan dipergunakan harus dikembangkan oleh guru. Beberapa hal yang perlu mendapat
perhatian dalam mengembangkan instrumen penilaian adalah sebagai berikut: (1)
kompetensi yang dinilai, (2) penyusunan kisi-kisi, (3) perumusan indikator pencapaian, dan
(4) penyusunan instrumen.

46 | Dokumen Kurikulum Satuan Pendidikan SD Negeri 6 Besakih 2021/2022


Penilaian untuk mengetahui keberhasilan kompetensi pengetahuan (misalnya tentang
struktur teks dan kebahasaan) digunakan tes tulis dan tes lisan. Sedangkan untk penilaian
kompetensi keterampilan diukur keberhasilannya dengan tes kinerja, penugasan (lisan, tulis,
proyek, atau multimodal) dan/atau portofolio. Pelaksanaan penilaian sikap dilakukan dengan
lembar pengamatan, lembar penilaian diri, lembar penilaian antarteman, dan jurnal.

Hasil penilaian yang dilakukan oleh guru harus diolah terlebih dahulu sebelum
diputuskan sebagai laporan hasil pencapaian kompetensi siswa.Penilaian merupakan bagian
tak terpisahkan dari suatu pembelajaran. Artinya, penilaian harus selalu dilakukan oleh
pendidik sebagai bagian dari profesinya. Berdasarkan hasil penilaian inilah, pendidik akan
selalu kreatif untuk mencari berbagai strategi baru di dalam tindakan mengajarnya. Oleh
karena itu, pembelajaran yang efektif adalah pembelajaran yang berangkat dari hasil
penilaian sebelumnya--sebagai pengalaman awal siswa--bukan dari apa yang seharusnya
dipelajari siswa. Penilaian sikap digunakan sebagai pertimbangan guru dalam
mengembangkan karakter peserta didik lebih lanjut sesuai dengan kondisi dan karakteristik
peserta didik.

E. Kontekstualisasi Pembelajaran Sesuai dengan Kondisi Lingkungan dan Peserta didik


Kegiatan Pembelajaran pada silabus dapat disesuaikan dan diperkaya dengan konteks
daerah atau sekolah, serta konteks global untuk mencapai kualitas optimal hasil belajar pada
peserta didik. Tujuan kontekstualisasi pembelajaran ini adalah agar peserta didik tetap berada
pada budayanya, mengenal dan mencintai alam dan sosial di sekitarnya, dengan perspektif
global sekaligus menjadi pewaris bangsa sehingga akan menjadi generasi tangguh dan
berbudaya Indonesia.
Sejalan dengan karakteristik pendidikan abad 21 yang memanfaatkan teknologi
informasi dan komunikasi, pembelajaran Bahasa Indonesia dalam Kurikulum 2013 juga
memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi sebagai media dan sumber belajar.
Pemanfaatan TIK mendorong peserta didik dalam mengembangkan kreativitas dan berinovasi
serta meningkatkan pemahaman dan pengetahuan Bahasa Indonesia.
Pembelajaran Bahasa Indonesia memanfaatkan berbagai sumber belajar seperti buku
teks yang tersedia dalam bentuk buku guru dan buku siswa. Sesuai dengan Karakteristik
Kurikulum 2013, buku teks bukan satu-satunya sumber belajar. Guru dapat menggunakan
buku pengayaan atau referensi lainnya dan mengembangkan bahan ajar sendiri seperti LKS

47 | Dokumen Kurikulum Satuan Pendidikan SD Negeri 6 Besakih 2021/2022


(Lembar Kerja Siswa). Dalam pembelajaran Bahasa Indonesia, LKS bukan hanya kumpulan
soal.
F. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR BAHASA INDONESIA
Kompetensi Sikap Spiritual dan Sikap Sosial dicapai melalui pembelajaran tidak
langsung (indirect teaching) pada pembelajaran Kompetensi Pengetahuan dan Kompetensi
Keterampilan melalui keteladanan, pembiasaan, dan budaya sekolah dengan memperhatikan
karaktersitik mata pelajaran serta kebutuhan dan kondisi peserta didik.
Penumbuhan dan pengembangan Kompetensi Sikap dilakukan sepanjang proses
pembelajaran berlangsung dan dapat digunakan sebagai pertimbangan guru dalam
mengembangkan karakter peserta didik lebih lanjut.
4) Matematika
A. Rasional
Tema pengembangan Kurikulum 2013 adalah kurikulum yang dapat menghasilkan
insan Indonesia yang produktif, kreatif, inovatif, melalui penguatan sikap, keterampilan,
dan pengetahuan yang terintegrasi dalam rangka mewujudkan insan Indonesia yang
produktif, kreatif, dan inovatif. Oleh karena itu proses pembelajaran pada satuan
pendidikan diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, dan
memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup
bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan
fisik serta psikologis peserta didik.
Secara umum, pembelajaran matematika bertujuan agar peserta didik memiliki
kecakapan atau kemahiran matematika. Kecakapan atau kemahiran matematika
merupakan bagian dari kecakapan hidup yang harus dimiliki peserta didik terutama dalam
pengembangan penalaran, komunikasi, dan pemecahan masalah (problem solving) yang
dihadapi dalam kehidupan peserta didik sehari-hari. Matematika selalu digunakan dalam
segala segi kehidupan.

Semua bidang studi memerlukan keterampilan matematika yang sesuai, merupakan


sarana komunikasi yang logis, singkat dan jelas, dapat digunakan untuk menyajikan
informasi dalam berbagai cara, meningkatkan kemampuan berpikir logis, ketelitian dan
kesadaran keruangan, memberikan kepuasan terhadap usaha memecahkan masalah yang
menantang, mengembangkan kreativitas, dan sarana untuk meningkatkan kesadaran
terhadap perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.

48 | Dokumen Kurikulum Satuan Pendidikan SD Negeri 6 Besakih 2021/2022


Pada Kurikulum 2013 khususnya untuk jenjang SD/MI, terdapat perubahan pada
pembelajaran matematika, yaitu konsep pembelajaran terpadu tematik integratif dengan
mata pelajaran lain berlaku dari kelas I sampai kelas VI. Perubahan ini tentu saja
berdampak pada proses pembelajaran matematika, dimana pembelajaran matematika dapat
juga berorientasi pada pengayaan (enrichment) antar mata pelajaran, pengembangan
kemampuan berpikir, rasa ingin tahu, dan pengembangan sikap peduli dan bertanggung
jawab terhadap diri sendiri, lingkungan sosial, dan lingkungan alam.

Pembelajaran matematika di SD/MI diarahkan untuk mendorong peserta didik


mencari tahu dari berbagai sumber, mampu merumuskan masalah bukan hanya
menyelesaikan masalah sederhana dalam kehidupan sehari-hari. Disamping itu,
pembelajaran diarahkan untuk melatih peserta didik berpikir logis dan kreatif bukan
sekedar berpikir mekanistis serta mampu bekerja sama dan berkolaborasi dalam
menyelesaikan masalah.

Pembelajaran matematika dilakukan dalam rangka mencapai kompetensi sikap


spiritual, sikap sosial, pengetahuan, dan keterampilan. Pengembangan kompetensi sikap
spiritual dan sikap sosial dilaksanakan melalui kegiatan pembelajaran tidak langsung
(Indirect Teaching).

B. Kompetensi Setelah Mempelajari Matematika di Pendidikan Dasar dan


Pendidikan Menengah
Pendidikan matematika di sekolah diharapkan memberikan kontribusi dalam
mendukung pencapaian kompetensi lulusan pendidikan dasar dan pendidikan menengah
melalui pengalaman belajar, agar mampu:
1. memahami konsep dan menerapkan prosedur matematika dalam kehidupan
sehari-hari,
2. membuat generalisasi berdasarkan pola, fakta, fenomena atau data yang ada,
3. melakukan operasi matematika untuk penyederhanaan, dan analisis komponen
yang ada,
4. melakukan penalaran matematis yang meliputi membuat dugaan dan
memverifikasinya
5. memecahkan masalah dan mengomunikasikan gagasan melalui simbol, tabel,
diagram, atau media lain untuk memperjelas keadaan atau masalah,

49 | Dokumen Kurikulum Satuan Pendidikan SD Negeri 6 Besakih 2021/2022


6. menumbuhkan sikap positif seperti sikap logis, kritis, cermat, teliti, dan tidak
mudah menyerah dalam memecahkan masalah.
Kompetensi Setelah Mempelajari Matematika di Sekolah Dasar /Madrasah
Ibtidaiyah

Kompetensi matematika untuk SD/MI sebagai berikut.

Kompetensi Matematika SD/MI


Aspek
I-III IV-VI

Bilangan Menggunakan bilangan cacah, Menggunakan bilangan bulat,


pecahan sederhana dalam prima, pecahan, kelipatan dan
pemecahan masalah kehidupan faktor, pangkat dan akar
sehari-hari sederhana dalam pemecahan
masalah kehidupan sehari-hari
Geometri dan Menggunakan bangun datar Menggunakan bangun datar dan
Pengukuran dan bangun ruang sederhana, bangun ruang, hubungan antar
konsep satuan (berat, panjang, garis, pengukuran (berat,
dan waktu), dalam pemecahan panjang, luas, volume, sudut,
masalah kehidupan sehari-hari waktu, kecepatan, dan debit),
letak dan koordinat suatu benda
dalam pemecahan masalah
kehidupan sehari-hari
Statistika dan Menyajikan data tunggal Mengumpulkan, menyajikan dan
Peluang sederhana dalam bentuk menafsirkan data tunggal dalam
gambar pemecahan masalah
kehidupan sehari-hari

C. Kerangka Pengembangan Kurikulum Matematika Sekolah Dasar/Madrasah


Ibtidaiyah

Pengembangan kurikulum matematika ke depan diarahkan untuk meningkatkan


kecakapan hidup (life skill), terutama dalam membangun kreatifitas, kemampuan berpikir
kritis, berkolaborasi atau bekerjasama dan keterampilan berkomunikasi. Selain itu,
pengembangan kurikulum matematika juga menekankan kemahiran atau keterampilan
menggunakan perangkat teknologi untuk melakukan perhitungan teknis (komputasi) dan
penyajian dalam bentuk gambar dan grafik (visualisasi), yang penting untuk mendukung
keterampilan lainnya yang bersifat keterampilan lintas disiplin ilmu dan keterampilan yang
bersifat nonkognitif serta pengembangan nilai, norma dan etika (soft skill).

50 | Dokumen Kurikulum Satuan Pendidikan SD Negeri 6 Besakih 2021/2022


Pada tingkat SD/MI, kompetensi mata pelajaran matematika disajikan sebagai mata
pelajaran tersendiri, tetapi pembelajarannya dilakukan secara tematik terpadu dengan mata
pelajaran lain dengan mempertimbangkan konteksnya. Kompetensi Sikap Spiritual dan
Sikap Sosial, dicapai melalui pembelajaran tidak langsung (indirect teaching), yaitu
keteladanan, pembiasaan, dan budaya sekolah, dengan memperhatikan karakteristik mata
pelajaran serta kebutuhan dan kondisi peserta didik.

Penumbuhan dan pengembangan kompetensi sikap dilakukan sepanjang proses


pembelajaran berlangsung, dan dapat digunakan sebagai pertimbangan guru dalam
mengembangkan karakter peserta didik lebih lanjut.

Ruang lingkup Matematika SD/MI mencakup:


1. Bilangan,
2. Geometri dan pengukuran,
3. Statistika.
Peta Materi pada Mata Pelajaran Matematika Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah
sebagai berikut ini.

Ruang Kelas
Lingkup I II III

Bilangan  Bilangan cacah  Lambang bilangan  Sifat operasi hitung


sampai dengan 99  Nilai tempat pada bilangan
 Nilai tempat dari  Membandingkan cacah
bilangan dua angka. dan mengurutkan  Penyajian bilangan
 Urutan Bilangan bilangan pada garis bilangan
 Penjumlahan dan  Penjumlahan dan  Bilangan sebagai
pengurangan pengurangan jumlah, selisih,
bilangancacah bilangan cacah hasil kali, atau hasil
sampai dengan 99 sampai 999 bagi dua bilangan
 Pola bilangan  Perkalian dan cacah
pembagian sampai  Pecahan sebagai
100 bagian dari
 Pecahan keseluruhan
sederhana  Penjumlahan dan
pengurangan
pecahan
berpenyebut sama
Geometri dan  Bangun ruang dan  Letak/posisi dan  Lama waktu suatu

51 | Dokumen Kurikulum Satuan Pendidikan SD Negeri 6 Besakih 2021/2022


Ruang Kelas
Lingkup I II III

Pengukuran bangun datar jarak suatu tempat kejadian


sederhana  Ruas garis  Satuan baku
 Pengubinan  Bangun datar, (panjang, berat,
sederhana bangun ruang waktu)
 Satuan tidak baku sederhana dan  Satuan tidak baku
(panjang dan berat) ciri-cirinya (luas bidang datar
 Ukuran panjang,  Pola barisan dan volume)
berat, lamanya bangun datar dan  Simetri (lipat dan
waktu, dan suhu bangun ruang putar)
 Uang  Keliling Bangun
 Satuan baku Datar (persegi,
(panjang, persegipanjang,
berat,waktu) segitiga)
 Unsur dan sifat –
sifat bangun datar
Statistika  Data tunggal
sederhana

Ruang Kelas
Lingkup IV V VI
Bilangan  Pecahan senilai  Bilangan  Bilangan bulat
 Bentuk pecahan berpangkat dan negatif
(biasa, campuran, bilangan akar  Operasi hitung
decimal, persen) pangkat dua dan pada bilangan
 Taksiran hasil tiga bulat negatif
pengoperasian dua  Penjumlahan dan  Operasi hitung
bilangan pecahan pengurangan dua campuran pada
 Faktor dan pecahan dengan bilangan cacah
Kelipatan penyebut berbeda dan/atau pecahan
 Bilangan Prima  Perkalian dan
 FPB dan KPK pembagian pada
 Pembulatan hasil pecahan
pengukuran ke
satuan, pululuhan
atau ke ratusan
terdekat
Geometri dan  Segi banyak  Jarak, waktu dan  Unsur-unsur
Pengukuran (beratutan dan tak kecepatan lingkaran
beraturan)  Posisi benda  Keliling dan luas

52 | Dokumen Kurikulum Satuan Pendidikan SD Negeri 6 Besakih 2021/2022


Ruang Kelas
Lingkup IV V VI
 Keliling dan luas terhadap mata lingkaran
daerah (persegi, angin  Diagonal bidang
persegipanjang,  Denah dan Skala dan diagonal ruang
segitiga)  Volume bangun (pada kubus dan
 Hubungan antar  Ruang (kubus balok)
garis (sejajar, dan balok)  Bangun Ruang
berpotongan,  Jaring-jaring (prisma, tabung,
berhimpit) bangun ruang limas, kerucut, dan
 Pengukuran sudut (kubus dan bola)
dengan busur balok)  Gabungan dari
derajat bangun
datar/bangun
ruang
Statistika  Data dan  Penyajian data  Ukuran pemusatan
pengukuran tunggal data tunggal
(diagram batang)  Interpretasi Data (mean, median,
(Penafsiran Data) modus)

D. Pembelajaran dan Penilaian

a) Pembelajaran
Pembelajaran Matematika menggunakan pendekatan saintifik yang dapat
diperkuat dengan model-model pembelajaran, antara lain: Model Pembelajaran
Kooperatif; Pembelajaran Kontekstual; Model Pembelajaran Penemuan Terbimbing;
Project Based Learning; dan Problem Based Learning.
Pelaksanaan pembelajaran didahului dengan penyiapan rencana pelaksanaan
pembelajaran (RPP) yang dikembangkan oleh guru baik secara individual maupun
kelompok yang mengacu pada silabus.
Pada proses pembelajaran langsung, pendekatan saintifik disesuaikan dengan
materi yang ada pada mata pelajaran matematika dimana peserta didik mengembangkan
pengetahuan, kemampuan berpikir, dan keterampilan psikomotorik melalui interaksi
langsung dengan sumber belajar yang dirancang dalam silabus dan RPP berupa kegiatan-
kegiatan pembelajaran. Dalam pembelajaran langsung tersebut peserta didik melakukan
kegiatan belajar mengamati kejadian, peristwa, situasi, pola, fenomena yang terkait

53 | Dokumen Kurikulum Satuan Pendidikan SD Negeri 6 Besakih 2021/2022


dengan matematika dan mulai dikenalkan pemodelan matematika dalam berbagai bentuk;
menanya atau mempertanyakan mengapa atau bagaimana fenomena bisa terjadi;
mengumpulkan atau menggali informasi melalui mencoba, percobaan, mengkaji,
mendiskusikan untuk mendalami konsep yang terkait dengan fenomena tersebut; serta
melakukan asosiasi atau menganalisis secara kritis dalam menjelaskan keterkaitan antar
konsep dan menggunakan, memanfaatkan dan memilih prosedur/algoritma yang sesuai,
menyusun penalaran dan generalisasi, dan mengkomunikasikan apa yang sudah
ditemukannya dalam kegiatan analisis.
Proses pembelajaran langsung menghasilkan pengetahuan dan
keterampilan langsung atau yang disebut dengan instructional effect. Pada
pembelajaran tidak langsung yang terjadi selama proses pembelajaran langsung
tetapi tidak dirancang dalam kegiatan khusus.

Pembelajaran tidak langsung berkenaan dengan pengembangan nilai dan sikap. Berbeda
dengan pengetahuan tentang nilai dan sikap yang dilakukan dalam proses pembelajaran
langsung oleh mata pelajaran tertentu, pengembangan sikap sebagai proses
pengembangan moral dan perilaku dilakukan oleh seluruh mata pelajaran dan dalam
setiap kegiatan yang terjadi di kelas, sekolah, dan masyarakat.
Dalam pembelajaran matematika hal yang perlu ditekankan.
a. Aktivitas belajar di bawah bimbingan guru maupun mandiri dengan menggunakan
konsep dan prosedur secara benar dan sistematis dengan mementingkan pemahaman
daripada hanya mengingat prosedur.
b. Melatih kemampuan berpikir untuk membuat generalisasi dari fakta, data, fenomena
yang ada.
c. Melatih keterampilan melakukan manipulasi matematika untuk menyelesaikan
masalah.
d. Melatih keterampilan penalaran matematika.
e. Pembelajaran berbasis pemecahan masalah.
Kompetensi Matematika di SD dicapai melalui pembelajaran tematik terpadu dengan
mata pelajaran lain.

1) Penilaian
Penilaian mata pelajaran Matematika pada tingkat SD/MI dilakukan secara
tersendiri walaupun pembelajarannya tematik terpadu. Bentuk instrumen penilaian pada

54 | Dokumen Kurikulum Satuan Pendidikan SD Negeri 6 Besakih 2021/2022


ranah pengetahuan dan keterampilan disesuaikan dengan konteks pembelajaran dan
berorientasi pada hal-hal konkrit yang dapat ditemukan di lingkungan sekitar peserta
didik, terutama pada kelas awal (kelas I sampai dengan kelas III). Pendidik diharapkan
menggunakan berbagai metode dan teknik penilaian. Pembuatan instrumen penilaian
dalam mata pelajaran Matematika SD/MI perlu mempertimbangkan aspek-aspek
penalaran matematika dan pemecahan masalah yang meliputi empat aspek sebagai
berikut:

1. Penilaian pemahaman
Pada aspek ini yang dinilai adalah kemampuan peserta didik dalam mendeskripsikan
konsep, membandingkan, mengurutkan bilangan, menentukan hasil operasi
matematika (menggunakan algoritma standar), dan mengidentifikasi sifat-sifat operasi
dalam matematika yang dikaitkan dengan benda/kejadian di lingkungan sekitar.
2. Penilaian penyajian dan penafsiran
Pada aspek ini yang dinilai adalah kemampuan peserta didik dalam membaca dan
menafsirkan tabel dan diagram, menyajikan data sederhana dalam bentuk tabel dan
diagram, dan melukiskan bangun-bangun geometri.
3. Penilaian penalaran
Pada aspek ini yang dinilai adalah kemampuan peserta didik dalam mengidentifikasi
contoh dan bukan contoh, menduga dan memeriksa kebenaran suatu pernyataan,
mengubah kalimat matematika antar bentuk operasi bilangan, dan menyusun
algoritma proses pengerjaan/pemecahan masalah matematika.
4. Penilaian pemecahan masalah
Pada aspek ini yang dinilai adalah kemampuan peserta didik menggunakan
matematika dalam penyelesaian masalah yang seringkali disajikan dalam soal cerita.

c) Kontekstualisasi Pembelajaran Sesuai dengan Kondisi Lingkungan dan Peserta


Didik
Kegiatan pembelajaran pada silabus ini dapat diperkaya sesuai dengan sumber
daya yang ada di daerah/sekolah dan peserta didik. Didalam proses belajar mengajar,
peserta didik haruslah mempunyai peran terpenting. Selain dituntut dapat menguasai
pelajaran dengan baik, peserta didik juga harus menikmati proses pembelajaran. Upaya
untuk menciptakan pembelajaran yang optimal, tentulah harus dimulai dari guru, oleh
karena itu perlu dituntut kreativitas seorang guru dan menuntut guru untuk terus belajar

55 | Dokumen Kurikulum Satuan Pendidikan SD Negeri 6 Besakih 2021/2022


dan belajar. Dalam pelajaran matematika alangkah baiknya peserta didik diajak untuk
mengobservasi lingkungan sekitar yang berhubungan dengan pelajaran yang akan
dibahas. Hal ini selain untuk melatih cara berpikir peserta didik, juga berfungsi untuk
membuat peserta didik lebih berminat terhadap pelajaran yang diikuti. Peserta didik
juga akan tidak bosan mengikuti pelajaran karena akan melibatkan aktivitas fisik,
bukan hanya mendengarkan dan memperhatikan apa yang diterangkan oleh guru.
Tempat dan alat yang paling mudah dan dekat untuk dijadikan bahan media
pembelajaran ialah yang ada di lingkungan sekitar, tergantung bagaimana kita jeli
memanfaatkan dan mengaitkan tempat dan alat tersebut sebagai media pembelajaran.
Untuk mengajarkan materi Tiga Dimensi (Geometri) misalnya kita dapat
mempergunakan meja, batu, air, tembok, penghapus, komputer, kursi, rak, pulpen, tong
sampah, bola, dan lainnya. Untuk mengajarkan penerapan Logaritma kita dapat
menggunakan tanaman atau tumbuhan serta berita tentang gempa yang ada di koran.
Untuk mengajarkan materi Persamaan Kuadrat bisa memperhatikan orang yang sedang
bermain bola. Materi Sistem Persamaan Linear bisa disimulasikan dengan drama jual
beli atau mewawancarai orang-orang yang ada di lingkunagn sekolah tentang apa yang
mereka beli dan membuat modelnya untuk menerka harganya. Materi Phytagoras dan
Trigonometri bisa menggunakan media tiang bendera, tembok, lapangan, layang-
layang. Materi Statistika dapat mengukur ketinggian, warna baju, berat badan, kendaran
yang lewat, merek sepatu, jenis kelamin, daerah asal, jenis kendaraan, orang-orang
yang ada dilingkungan sekolah. Materi Kesimetrian bisa menggunakan bangunan, motif
pakaian atau batik. Materi Kombinasi bisa meminta peserta didik membawa dadu atau
koin mata uang. Materi Bilangan dan Deret bisa menggunakan korek api atau pun
peserta didik. Aritmatika bisa mewawancari pola belanja dan pengeluaran peserta didik
maupun guru. Dan materi lain pun bisa coba kita gali sebagai media pembelajaran.
Yang paling penting ialah bagaimana seorang guru jeli mengaitkan benda dan alat yang
ada disekitar sebagai media pembelajaran sehingga peserta didik dapat mengikuti
pelajaran dengan baik.
Pembelajaran harus sesuai dengan perkembangan teknologi, maka dalam
pembelajaran seyogianya juga dapat menggunakan kemajuan teknologi informasi dan
komunikasi sebagai sarana, sumber belajar, maupun alat pembelajaran.
Pemanfaatan buku teks pelajaran tetap diperlukan untuk merangsang minat baca dan
meningkatkan kreativitas peserta didik. Lembar kerja (LKS) sedapat mungkin disusun

56 | Dokumen Kurikulum Satuan Pendidikan SD Negeri 6 Besakih 2021/2022


oleh guru dengan memberi peluang kreativitas peserta didik terlibat dalam merancang
prosedur kegiatan.
d) KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR MATEMATIKA
Kompetensi Sikap Spiritual dan Kompetensi Sikap Sosial dicapai melalui
pembelajaran tidak langsung (indirect teaching) pada pembelajaran Kompetensi
Pengetahuan dan Kompetensi Keterampilan melalui keteladanan, pembiasaan, dan
budaya sekolah dengan memperhatikan karakteristik mata pelajaran, serta kebutuhan
dan kondisi peserta didik.Penumbuhan dan pengembangan kompetensi sikap dilakukan
sepanjang proses pembelajaran berlangsung, dan dapat digunakan sebagai
pertimbangan guru dalam mengembangkan karakter peserta didik lebih lanjut.
Pembelajaran untuk Kompetensi Pengetahuan dan Kompetensi Keterampilan
sebagai berikut ini.

5. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)


a. Rasional
Saat ini kita berada pada abad 21 yang ditandai dengan perkembangan
teknologi yang pesat, sehingga sains dan teknologi merupakan salah satu landasan penting
dalam pembangunan bangsa. Pembelajaran IPA diharapkan dapat menghantarkan peserta
didik memenuhi kemampuan abad 21. Berikut kemampuan yang diperlukan pada abad 21,
yaitu: 1) keterampilan belajar dan berinovasi yang meliputi berpikir kritis dan mampu
menyelesaikan masalah, kreatif dan inovatif, serta mampu berkomunikasi dan
berkolaborasi; 2) terampil untuk menggunakan media, teknologi, informasi dan
komunikasi (TIK); 3) kemampuan untuk menjalani kehidupan dan karir, meliputi
kemampuan beradaptasi, luwes, berinisiatif, mampu mengembangkan diri, memiliki
kemampuan sosial dan budaya, produktif, dapat dipercaya, memiliki jiwa kepemimpinan,
dan tanggungjawab.
Pendidikan IPA merupakan salah satu aspek pendidikan yang menggunakan
sains sebagai alat untuk mencapai tujuan pendidikan umumnya yakni tujuan pendidikan
nasional dan tujuan pendidikan sains khususnya, yaitu untuk meningkatkan pengertian
terhadap dunia alamiah. Untuk itu, literasi sains menjadi penting untuk dikuasai oleh
peserta didik dalam kaitannya dengan bagaimana peserta didik dapat memahami dan
membuat keputusan berkenaan dengan lingkungan hidup, kesehatan, ekonomi, dan

57 | Dokumen Kurikulum Satuan Pendidikan SD Negeri 6 Besakih 2021/2022


masalah-masalah lain yang dihadapi oleh masyarakat modern yang sangat bergantung
pada teknologi dan kemajuan serta perkembangan ilmu pengetahuan.
Literasi sains menurut National Science Education Standards (1995) adalah
suatu ilmu pengetahuan dan pemahaman mengenai konsep dan proses sains yang akan
memungkinkan seseorang untuk membuat suatu keputusan dengan pengetahuan yang
dimilikinya, serta turut terlibat dalam hal kenegaraan, budaya, dan pertumbuhan ekonomi,
termasuk di dalamnya kemampuan spesifik yang dimilikinya. Literasi sains dapat diartikan
sebagai pemahaman atas sains dan aplikasinya bagi kebutuhan masyarakat.
Memperhatikan konteks global dan kemajemukan masyarakat Indonesia, misi dan
orientasi kurikulum 2013 diterjemahkan dalam praktik pendidikan dengan tujuan khusus
agar peserta didik memiliki kompetensi yang diperlukan bagi kehidupan masyarakat di
masa kini dan di masa mendatang, sebagaimana ditunjukkan pada Gambar 1.
Kompetensi yang dimaksud meliputi, yaitu: (1) menumbuhkan sikap religius dan etika
sosial yang tinggi dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara; (2)
menguasai pengetahuan; (3) memiliki keterampilan atau kemampuan menerapkan
pengetahuan dalam rangka melakukan penyelidikan ilmiah, pemecahan masalah, dan
pembuatan karya kreatif yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari.

IPA atau sains adalah upaya sistematis untuk menciptakan, membangun, dan
mengorganisasikan pengetahuan tentang gejala alam. Upaya ini berawal dari sifat dasar
manusia yang penuh dengan rasa ingin tahu. Rasa ingin tahu ini kemudian ditindaklanjuti
dengan penyelidikan dalam rangka mencari penjelasan yang paling sederhana namun
akurat dan konsisten untuk menjelaskan dan memprediksi gejala-gejala alam.
Penyelidikan ini dilakukan dengan mengintegrasikan kerja ilmiah dan keselamatan kerja
yang meliputi kegiatan mengamati, merumuskan masalah, merumuskan hipotesis,
merancang percobaan, mengumpulkan data, menganalisis, akhirnya menyimpulkan dan
memberikan rekomendasi, serta melaporkan hasil percobaan secara lisan maupun tulisan.

Hasil dari penyelidikan ini umumnya membawa ke pertanyaan lanjutan yang lebih
rinci, lebih rumit, dan memerlukan upaya yang lebih keras untuk menyelidikinya.
Kegiatan penyelidikan ini memerlukan teknologi yang sesuai, yang umumnya berupa
teknologi terkini yang ada. Di lain pihak, dari kegiatan penyelidikan pada akhirnya
dihasilkan teknologi yang lebih baru. Dengan demikian, IPA sangat layak sebagai
wahana untuk penumbuhan dan penguatan sikap, pengetahuan, dan keterampilan secara

58 | Dokumen Kurikulum Satuan Pendidikan SD Negeri 6 Besakih 2021/2022


terus-menerus pada diri peserta didik pada berbagai jenjang pendidikan. Melalui
pembelajaran IPA yang meliputi kerja ilmiah, makhluk hidup dan proses kehidupan, zat
dan sifatnya, energi dan perubahannya, bumi dan antariksa, serta keterkaitan antara sains,
lingkungan, teknologi, dan masyarakat, peserta didik dapat mengembangkan sikap,
pengetahuan, dan keterampilannya.
Pembelajaran di SD/MI dari Kelas I sampai dengan Kelas VI dilaksanakan sebagai
pembelajaran tematik terpadu. Silabus Tematik Terpadu SD/MI telah disusun terpisah
dengan dokumen ini sebagai acuan dalam menyusun perencanaan pembelajaran dan
pelaksanaan di sekolah. Namun demikian, bagi guru yang ingin menyusun sendiri
pembelajaran tematik terpadu, dapat menggunakan dokumen Silabus Mata Pelajaran IPA
SD ini dan silabus mata pelajaran lainnya di SD sebagai acuan.
b. Kompetensi Setelah Mempelajari Ilmu Pengetahuan Alam di Pendidikan Dasar
dan Pendidikan Menengah
Mata pelajaran IPA dibelajarkan sejak SD/MI hingga SMA/MA. Pada jenjang
SD/MI Kelas I, II, dan III (kelas rendah) muatan sains diintegrasikan pada mata pelajaran
Bahasa Indonesia, sedangkan di Kelas IV, V, dan VI (kelas tinggi) IPA menjadi mata
pelajaran yang berdiri sendiri tetapi pembelajarannya menerapkan pembelajaran tematik
terpadu. Mata pelajaran IPA di SMP/MTs menerapkan pembelajaran sains terpadu. Di
tingkat SMA/MA IPA disajikan sebagai mata pelajaran yang spesifik yang terbagi dalam
mata pelajaran Fisika, Kimia, dan Biologi.
Setelah mengikuti pembelajaran IPA sejak Sekolah Dasar, lulusan pendidikan dasar
dan menengah akan memperoleh kecakapan untuk:
 menjalani kehidupan dengan sikap positif dengan daya pikir kritis, kreatif, inovatif,
dan kolaboratif, disertai kejujuran dan keterbukaan, berdasarkan potensi proses dan
produk sains;

 memahami fenomena alam di sekitarnya, berdasarkan hasil pembelajaran sains


melalui bidang-bidang spesifiknya yaitu Fisika, Kimia dan Biologi;

 membedakan produk atau cara yang masuk akal dengan produk atau cara yang tidak
bersesuaian dengan prinsip-prinsip sains;

 mengambil keputusan di antara berbagai pilihan yang dibedakan oleh hal-hal yang
bersifat ilmiah;

59 | Dokumen Kurikulum Satuan Pendidikan SD Negeri 6 Besakih 2021/2022


 menyelesaikan masalah yang dihadapi lulusan dalam kehidupannya, terutama
memilih di antara cara-cara yang telah dikenal manusia berdasarkan pertimbangan
ilmiah;

 mengenali dan menghargai peran sains dalam memecahkan permasalahan umat


manusia, seperti permasalahan ketersediaan pangan, kesehatan, pemberantasan
penyakit, dan lingkungan hidup.

 memahami dampak dari perkembangan sains terhadap perkembangan teknologi dan


kehidupan manusia di masa lalu, maupun potensi dampaknya di masa depan bagi
dirinya, orang lain, dan lingkungannya.
c. Kompetensi Setelah Mempelajari Ilmu Pengetahuan Alam di Sekolah
Dasar/Madrasah Ibtidaiyah
Kompetensi yang diharapkan dimiliki peserta didik setelah mengikuti pembelajaran
IPA di Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah, untuk kelas rendah dan kelas tinggi, terlihat
pada Tabel 1 berikut ini.

Kompetensi IPA Kelas Rendah dan Kelas Tinggi di SD/MI

SD Kelas I-III (Kelas Rendah) SD Kelas IV-VI (Kelas Tinggi)

1. Menjalani kehidupan dengan sikap 1. Menjalani kehidupan dengan sikap positif


positif dengan daya pikir kritis, kreatif, dengan daya pikir kritis, kreatif, inovatif, dan
inovatif, dan kolaboratif, disertai kolaboratif, disertai kejujuran dan keterbukaan,
kejujuran dan keterbukaan berdasarkan potensi proses dan produk sains

2. Memahami fenomena alam di sekitarnya, 2. Memahami fenomena alam di sekitarnya,


berdasarkan hasil pembelajaran sains berdasarkan hasil pembelajaran sains melalui
melalui bidang IPA di lingkungan bidang IPA dan lingkungan sekitarnya
sekitarnya
3. Mengenal produk atau cara yang masuk 3. Mengenal produk atau cara yang masuk akal
akal dengan prinsip-prinsip sains dengan prinsip-prinsip sains

4. Mengambil keputusan di antara berbagai 4. Mengambil keputusan di antara berbagai


pilihan berdasarkan pengamatan pilihan berdasarkan pengamatan dan

60 | Dokumen Kurikulum Satuan Pendidikan SD Negeri 6 Besakih 2021/2022


SD Kelas I-III (Kelas Rendah) SD Kelas IV-VI (Kelas Tinggi)

pertimbangan ilmiah

5. Menyelesaikan masalah yang dihadapi 5. Menyelesaikan masalah yang dihadapi dalam


dalam kehidupannya dengan memilih di kehidupannya dengan memilih di antara cara-
antara cara-cara yang telah dikenal cara yang telah dikenal manusia berdasarkan
manusia pengetahuan yang telah dimilikinya

6. Mengenal peran sains dalam 6. Mengenal peran sains dalam memecahkan


memecahkan permasalahan dirinya permasalahan sehari-hari di lingkungan
sekitarnya

7. Mengenal perkembangan teknologi dan 7. Mengenal perkembangan teknologi dan


perubahan lingkungan perubahan lingkungan sebagai dampak
perkembangan sains

d. Kerangka Pengembangan Kurikulum Ilmu Pengetahuan Alam Sekolah


Dasar/Madrasah Ibtidaiyah
Pengembangan kurikulum IPA SD/MI dilakukan dalam rangka mencapai dimensi
kompetensi pengetahuan, kerja ilmiah, serta sikap ilmiah sebagai perilaku sehari-hari dalam
berinteraksi dengan masyarakat, lingkungan dan pemanfaatan teknologi.

Kerangka pengembangan Kompetensi Dasar (KD) IPA mengacu pada Kompetensi


Inti (KI) sebagai unsur pengorganisasi KD secara vertikal dan horizontal. Organisasi
vertikal KD berupa keterkaitan KD antar kelas harus memenuhi prinsip belajar, yaitu
terjadi suatu akumulasi yang berkesinambungan antar kompetensi yang dipelajari peserta
didik. Organisasi horizontal berupa keterkaitan antara KD suatu mata pelajaran dengan
KD mata pelajaran lain dalam satu kelas yang sama sehingga terjadi proses saling
memperkuat. Pengembangan kompetensi dasar berdasarkan pada prinsip akumulatif,
saling memperkuat (reinforced) dan memperkaya (enriched) antar-mata pelajaran dan
jenjang pendidikan (organisasi horizontal dan vertikal). Semua kompetensi dasar dan
proses pembelajaran dikembangkan untuk mencapai KI.

Kompetensi Inti terdiri atas 4 (empat) aspek, yaitu: KI-1 (sikap spiritual), KI-2
(sikap sosial), KI-3 pengetahuan, dan KI-4 (keterampilan). KD Sikap Spiritual dan KD
Sikap Sosial pada Mata Pelajaran IPA tidak dirumuskan, tetapi hasil pembelajaran tidak

61 | Dokumen Kurikulum Satuan Pendidikan SD Negeri 6 Besakih 2021/2022


langsung (indirect teaching) dari pengetahuan dan keterampilan, sehingga perlu
direncanakan pengembangannya. KI-3 pengetahuan dan KI-4 keterampilan dirinci lebih
lanjut dalam KD mata pelajaran. Pengembangan KD tidak dibatasi oleh rumusan
Kompetensi Inti (KI), tetapi disesuaikan dengan karakteristik mata pelajaran, kompetensi,
lingkup materi, psikopedagogi. Namun demikian, perumusan KD harus mengacu ke
Kompetensi Inti.

Kompetensi sikap spiritual dan sikap sosial, dicapai melalui pembelajaran tidak
langsung (indirect teaching) yaitu keteladanan, pembiasaan, dan budaya sekolah, dengan
memperhatikan karakteristik mata pelajaran serta kebutuhan dan kondisi peserta didik.
Penumbuhan dan pengembangan kompetensi sikap dilakukan sepanjang proses
pembelajaran berlangsung, dan dapat digunakan sebagai pertimbangan guru dalam
mengembangkan karakter peserta didik lebih lanjut.
Ruang lingkup materi IPA untuk setiap jenjang pendidikan ditunjukkan pada Tabel
berikut.

Ruang Lingkup Materi IPA

Ruang Lingkup Ruang lingkup materi IPA pada Jenjang

SD/MI I-III SD/MI IV-VI

Kerja Ilmiah dan Mengajukan pertanyaan, Mengajukan pertanyaan,


Keselamat-an Kerja memprediksi , melakukan memprediksi , melakukan
pengamatan, mengumpulkan percobaan, mengumpulkan
data, menarik kesimpulan, dan mengolah data, menarik
dan mengomunikasi-kan hasil kesimpulan, dan
percobaan. mengomunikasikan hasil
percobaan.
Makhluk dan Sistem Bagian tubuh manusia dan Gejala alam, lingkungan,
Kehidupan perawatannya tumbuhan, hewan, dan
Makhluk hidup di sekitarnya manusia secara makro

62 | Dokumen Kurikulum Satuan Pendidikan SD Negeri 6 Besakih 2021/2022


Ruang Lingkup Ruang lingkup materi IPA pada Jenjang

SD/MI I-III SD/MI IV-VI

(ciri, bagian, cara


pemeliharaan)
Energi dan Sumber dan Bentuk Energi Gaya dan Gerak, Sumber
Perubahannya Energi, Bunyi, Cahaya
Sumber Daya Alam
Suhu, Kalor, dan
Perpindahan Kalor
Rangkaian Listrik
Sederhana dan Sifat Magnet
Materi dan Ciri benda Perubahan Wujud
Perubahannya Wujud benda Penggolongan Materi

Bumi dan Alam Siang dan Malam Tata Surya


Semesta Perubahan Cuaca dan Musim Bumi, Bulan, dan Matahari

Sains, Lingkungan, Dampak Perubahan Musim Lingkungan dan Kesehatan


Teknologi, dan terhadap Kegiatan Sehari-hari Perawatan Tumbuhan
Masyarakat Sumber Daya Alam

e. Pembelajaran dan Penilaian


a. Pembelajaran
Kurikulum 2013 mengembangkan dua proses pembelajaran yaitu proses
pembelajaran langsung dan proses pembelajaran tidak langsung. Proses pembelajaran
langsung adalah proses pembelajaran yang mengembangkan pengetahuan,
kemampuan berpikirdan keterampilan psikomotorik peserta didik melalui interaksi
langsung dengan sumber belajar yang dirancang dalam silabus dan RPP berupa
kegiatan-kegiatan pembelajaran berbasis aktivitas. Karakteristik pembelajaran
berbasis aktivitas meliputi: interaktif dan inspiratif; menyenangkan, menantang, dan
memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif; kontekstual dan kolaboratif;
memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian peserta
didik; dan sesuai dengan bakat, minat, kemampuan, dan perkembangan fisik serta
psikologis peserta didik.

Dalam pembelajaran langsung tersebut peserta didik melakukan kegiatan belajar

63 | Dokumen Kurikulum Satuan Pendidikan SD Negeri 6 Besakih 2021/2022


melalui pendekatan ilmiah yang meliputi mengamati, menanya, mengumpulkan
informasi, mengasosiasi atau menganalisis, serta mengomunikasikan apa yang sudah
ditemukannya dalam kegiatan analisis. Proses pembelajaran langsung menghasilkan
pengetahuan dan keterampilan langsung atau yang disebut dengan instructional effect.
Pada proses pembelajaran dapat menggunakan berbagai macam model pembelajaran.
Beberapa contoh diantaranya adalah Discovery Based Learning (Pembelajaran
Berbasis Penemuan), Problem Based Learning (Pembelajaran Berbasis
Masalah/PBL), dan Project Based Learning (Pembelajaran Berbasis Projek/PjBL).
Discovery dilakukan melalui pengamatan, klasifikasi, pengukuran, prediksi,
penentuan dan merumuskan kesimpulan berdasarkan hasil pengamatan. Inquiry Based
learning mengubah kondisi belajar yang pasif menjadi aktif dan kreatif, dari teacher
centered ke student centered. Model pembelajaran Problem Based Learning (PBL)
menggunakan peristiwa atau permasalahan nyata dalam konteks peserta didik untuk
belajar tentang berpikir kritis dan keterampilan memecahkan masalah, serta
memperoleh pengetahuan esensial dari Kompetensi Dasar. Dengan PBL, peserta
didik mengembangkan keterampilan belajar sepanjang hayat termasuk kemampuan
mendapatkan dan menggunakan sumber belajar. Sedangkan Project Based Learning
atau PjBL memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk menghasilkan karya
tertentu dalam rangka menyelesaikan masalah dalam kehidupan sehari-hari.
Pembelajaran IPA melalui kerja ilmiah dimaksudkan untuk membangun pengetahuan
baru secara tidak langsung yang akan membentuk keseimbangan antara kecakapan
dan sikap ilmiah. Kompetensi IPA SD dicapai melalui pembelajaran tematik terpadu.
Selain menggunakan model-model pembelajaran tersebut, pembelajaran IPA
dapat menggunakan metode pembelajaran sebagai berikut:
 pengamatan langsung
 eksperimen/percobaan
 resitasi
 diskusi
 demonstrasi
 penugasan
 tanya jawab, dan lain-lain.
Pembelajaran IPA dapat dibantu dengan menggunakan media antara lain:

64 | Dokumen Kurikulum Satuan Pendidikan SD Negeri 6 Besakih 2021/2022


a. media visual: grafik, diagram, carta, poster, bagan, gambar/foto, kartun/komik.
b. media audio: tape recorder;
c. projected still media: LCD projector;
d. projected motion media: film, televisi, video, komputer (Teknologi Informasi dan
Komunikasi).
Media pembelajaran berupa alat peraga dapat berupa benda alami, benda buatan dan
model. Contoh media benda alami antara lain: preparat awetan, hewan, dan tumbuhan segar.
Contoh media buatan antara lain: torso, dan model simulasi. Contoh media model adalah
terarium sebagai model ekosistem.
Dalam proses pembelajarannya, IPA tidak hanya mempelajari konsep-konsep tetapi
juga diperkenalkan aspek dan peran teknologi di masyarakat serta pengaruhnya pada
lingkungan. Pembelajaran berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) adalah
pembelajaran yang berasaskan konsep pembelajaran komputer dan multimedia yang
berkembang pesan di masyarakat. Kebutuhan teknologi informasi (TI) mengharuskan guru
untuk mampu mengimbangi perubahan yang terjadi. Guru dituntut menjadi kreatif dalam
mengembangkan model pembelajaran maupun media yang digunakan.
Selain sebagai sarana untuk meningkatkan motivasi belajar peserta didik,
pembelajaran berbasis TIK juga dapat mempermudah guru dalam mempersiapkan
materi/bahan ajar. Beberapa manfaat bahan ajar berbasis TIK antara lain: guru dan peserta
didik dapat berkomunikasi dengan relatif lebih mudah, memanfaatkan pertukaran data,
memanfaatkan teknologi multimedia sehingga suasana pembelajaran menjadi lebih
menarik. 
b. Penilaian
Penilaian Hasil Belajar oleh Pendidik adalah proses pengumpulan informasi/bukti
tentang capaian pembelajaran peserta didik dalam aspek sikap, aspek pengetahuan, dan
aspek keterampilan yang dilakukan secara terencana dan sistematis untuk memantau
proses, kemajuan belajar, dan perbaikan hasil belajar.
Kurikulum 2013 mempersyaratkan penggunaan penilaian autentik dan nonautentik
dalam menilai hasil belajar. Penilaian autentik lebih mampu memberikan informasi
kemampuan peserta didik secara holistik dan valid. Bentuk penilaian autentik mencakup
penilaian berdasarkan pengamatan fenomena alam, tugas ke lapangan, portofolio, projek,
produk, jurnal, kerja laboratorium kimia, dan unjuk kerja, serta penilaian diri. Sedangkan
bentuk penilaian non-autentik mencakup tes, ulangan, dan ujian.

65 | Dokumen Kurikulum Satuan Pendidikan SD Negeri 6 Besakih 2021/2022


Penilaian hasil belajar IPA oleh pendidik mencakup kompetensi sikap, kompetensi
pengetahuan, dan kompetensi keterampilan dengan berbagai teknik dan instrumen
penilaian. Penilaian kompetensi sikap dilakukan melalui pengamatan sebagai sumber
informasi utama, sedangkan penilaian melalui penilaian diri dan penilaian antarteman
digunakan sebagai informasi pendukung. Hasil penilaian sikap oleh pendidik disampaikan
dalam bentuk predikat atau deskripsi. Hasil penilaian sikap digunakan sebagai
pertimbangan pengembangan karakter peserta didik lebih lanjut. Penilaian pengetahuan
dilakukan melalui tes tertulis, tes lisan, dan penugasan sesuai dengan kompetensi yang
dinilai. Penilaian keterampilan dalam mata pelajaran IPA dilakukan melalui unjuk
kinerja/praktik, produk, proyek, portofolio dan/atau teknik lain sesuai dengan kompetensi
yang dinilai. Penilaian keterampilan melalui praktik dilakukan dengan mengamati kegiatan
siswa saat melakukan praktikum/percobaan dan pemaparan hasil percobaan.

a) Kontekstualisasi Pembelajaran Sesuai dengan Kondisi Lingkungan dan Peserta


Didik
Kegiatan Pembelajaran pada silabus ini hanya merupakan model yang memberikan
inspirasi kepada guru untuk berkreasi sesuai dengan kondisi lingkungan seitar. Guru dapat
memperkaya dan menyesuaikan dengan kondisi lingkungan dan peserta didik. Guru
diharapkan dapat mengaitkan dengan lingkungan, sumber daya alam, dan energi di
sekitarnya dan konteks global.
Dalam pembelajaran, guru dapat menggunakan teknologi informasi untuk
mengakses berbagai sumber belajar dalam berbagai bentuk informasi untuk memperkaya
pembelajaran siswa dalam memperkuat penguasaan kompetensi. Selain memperkuat
pemahaman konsep-konsep IPA, siswa juga diberikan kesempatan untuk mengembangkan
literasi media sesuai dengan perkembangan dan pertumbuhannya.
Buku merupakan bahan ajar dan sumber informasi. Namun demikian buku bukan
satu-satunya sumber belajar yang dapat digunakan di kelas. Guru dapat menyesuaikan isi
buku dengan kondisi sekitar dan model pembelajaran yang digunakan dan diperkaya
dengan sumber belajar yang ada di lingkungan sekitar. Lembar Kerja Siswa (LKS) juga
dapat digunakan untuk membantu peserta didik mencapai kompetensi. Namun LKS bukan
merupakan kumpulan soal, tetapi berupa perintah kegiatan yang berisi prosedur yang harus
dilakukan oleh peserta didik. Hasil kegiatan dari waktu ke waktu misalnya berupa catatan
hasil pengamatan, pelaporan, dll dituliskan dan dikumpulkan dalam buku catatan siswa

66 | Dokumen Kurikulum Satuan Pendidikan SD Negeri 6 Besakih 2021/2022


yang disebut dengan logbook/buku kerja siswa.
b) KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR IPA
Kompetensi Sikap Spiritual dan Kompetensi Sikap Sosial, dicapai melalui
pembelajaran tidak langsung (indirect teaching) pada pembelajaran Kompetensi Pengetahuan
dan Kompetensi Keterampilan melalui keteladanan, pembiasaan, dan budaya sekolah dengan
memperhatikan karakteristik mata pelajaran, serta kebutuhan dan kondisi peserta didik.
Penumbuhan dan pengembangan kompetensi sikap dilakukan sepanjang proses
pembelajaran berlangsung, dan dapat digunakan sebagai pertimbangan guru dalam
mengembangkan karakter peserta didik lebih lanjut.
6. Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)
f. Rasional
Tema sentral pengembangan Kurikulum 2013 adalah naskah yang dapat
menghasilkan insan Indonesia yang produktif, kreatif, inovatif, melalui penguatan sikap,
keterampilan, dan pengetahuan yang terintegrasi. Dalam rangka mewujudkan hal tersebut,
maka proses pembelajaran pada satuan pendidikan harus diselenggarakan secara interaktif,
inspiratif, menyenangkan, menantang, dan memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi
aktif, serta memberikan ruang bagi tumbuhnya prakarsa, kreativitas, dan kemandirian
sesuai dengan potensi bakat, minat, dan perkembangan fisik, serta psikologis peserta didik.
Kurikulum 2013 dirancang dengan karakteristik sebagai berikut: (1)
mengembangkan keseimbangan antara pengembangan sikap spiritual dan sosial, rasa ingin
tahu, kreativitas, dengan kemampuan intelektual dan psikomotorik; (2) sekolah merupakan
bagian tidak terpisahkan dari masyarakat yang memberikan pengalaman belajar terencana,
peserta didik menerapkan materi yang dipelajari ke masyarakat dan memanfaatkan
masyarakat sebagai sumber belajar; (3) mengembangkan sikap, pengetahuan, dan
keterampilan serta menerapkannya dalam berbagai situasi di sekolah dan masyarakat; (4)
memberi waktu yang cukup leluasa untuk mengembangkan berbagai sikap, pengetahuan,
dan keterampilan; (5) kompetensi dinyatakan dalam bentuk kompetensi inti kelas yang
dioperasionalisasikan dalam bentuk kompetensi dasar matapelajaran; (6) kompetensi inti
menjadi unsur pengorganisasi (organizing elements) kompetensi dasar, semua kompetensi
dasar dan proses pembelajaran diarahkan untuk mencapai kompetensi inti; (7) kompetensi
dasar dikembangkan berdasarkan prinsip akumulatif, saling memperkuat (reinforced) dan
memperkaya (enriched) antar matapelajaran dan jenjang pendidikan (organisasi horizontal
dan vertikal).

67 | Dokumen Kurikulum Satuan Pendidikan SD Negeri 6 Besakih 2021/2022


Pada kurikulum 2013, khususnya untuk jenjang SD, terdapat beberapa
perubahan pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS). Mata pelajaran IPS di kelas
I sampai III ditiadakan, tetapi muatan IPS tetap ada dan diintegrasikan ke dalam mata
pelajaran Bahasa Indonesia, PPKn dan Matematika. Sementara Kelas IV sampai VI mata
pelajaran IPS berdiri sendiri tetapi pembelajarannya diberikan secara tematik terpadu
dengan mata pelajaran lain. Geografi, sejarah, ekonomi dan sosiologi dilebur dalam bentuk
tema secara terintegratif.
Melalui pembelajaran tematik terpadu, pembelajaran IPS diharapkan lebih
bermakna bagi peserta didik. Mata pelajaran IPS dirumuskan atas dasar realitas sosial
yang diorganisasikan dengan pendekatan interdisipliner, multidisipliner dan transdisipliner
Pembelajaran IPS dilakukan dalam rangka mencapai kompetensi sikap spiritual, sikap
sosial, pengetahuan, dan keterampilan. Meskipun KD pada sikap spiritual dan sikap sosial
tidak dirumuskan sebagai KD tersendiri namun sikap spiritual dan sikap Sosial
dikembangkan melalui kegiatan pembelajaran tidak langsung (Indirect Teaching).
Pembelajaran IPS SD dilakukan untuk menjadikan peserta didik aktif, kritis,
beradab, dan berkesadaran sebagai warga negara yang dapat berperan dalam kehidupan
masyarakat multikultur pada lingkungan lokal, nasional, dan global. Ruang lingkup materi
IPS di Sekolah Dasar, diawali dari pengenalan lingkungan dan masyarakat terdekat, mulai
kabupaten, provinsi, nasional dan internasional. Antara satu wilayah dengan wilayah
lainnya memiliki koneksi. Lingkungan internasional di lingkup SD dibatasi pada
pengenalan lingkungan ASEAN. Pengembangan Mata Pelajaran IPS untuk SD secara
terintegrasi tematik (integrated), tidak semata-mata transfer kognisi, melainkan juga
membangun sikap dan keterampilan sosial sederhana, seperti mampu melakukan
pengamatan dan mengomunikasikan karakteristik dan konektifitas lingkungan dan
masyarakat terdekat kepada pihak lain secara santun melalui kerjasama dengan
menggunakan teknologi.
Pembelajaran di SD/MI dari Kelas I sampai dengan Kelas VI dilaksanakan
sebagai pembelajaran tematik terpadu. Silabus Tematik Terpadu SD/MI telah disusun
terpisah dengan dokumen ini sebagai acuan dalam menyusun perencanaan pembelajaran
dan pelaksanaan di sekolah. Namun demikian, bagi guru yang ingin menyusun sendiri
pembelajaran tematik terpadu, dapat menggunakan dokumen Silabus Mata Pelajaran IPS
SD/MI ini dan silabus mata pelajaran lainnya di SD sebagai acuan.

68 | Dokumen Kurikulum Satuan Pendidikan SD Negeri 6 Besakih 2021/2022


g. Kompetensi Setelah Mempelajari Ilmu Pengetahuan Sosial di Pendidikan Dasar
dan Pendidikan Menengah

Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) menjadi salah satu mata pelajaran di pendidikan
dasar (SD/MI dan SMP/MTs), sedangkan di pendidikan menengah (SMA/MA) IPS
dikenal sebagai kelompok peminatan bersama-sama dengan peminatan MIPA; Bahasa dan
Budaya. IPS di pendidikan dasar khususnya SD, bersifat terpadu-integreted karena itu
pembelajarannya tematik. Pada kelas rendah (I,II dan III) IPS dipadukan dengan mata
pelajaran Bahasa Indonesia, PPKn, dan Matematika; pada SD/MI kelas tinggi (Kelas IV,
V, dan VI) menjadi mata pelajaran yang berdiri sendiri. Pada jenjang SMP/MTs,
pembelajarannya bersifat terpadu-korelatif, secara materi konsep-konsep ilmu sosial dalam
IPS belum terikat pada tema. Pada pendidikan menengah yaitu SMA/MA IPS menjadi
kelompok peminatan, yang di dalamnya terdiri atas mata pelajaran yang berdiri sendiri
(monodisipliner) yaitu Geografi, Sosiologi, Ekonomi, dan Sejarah.Setelah mengikuti
pembelajaran IPS di pendidikan dasar dan kelompok peminatan Ilmu Pengetahuan Sosial
di pendidikan menengah, peserta didik akan memiliki kemampuan sebagai berikut.

 Mengenal dan memahami konsep-konsep yang berkaitan dengan kehidupan


masyarakat dan lingkungannya;
 Mengaplikasikan teori, pendekatan dan metode ilmu-ilmu sosial dan humaniora, dalam
penelitian sederhana dan mengomunikasikan secara lisan dan/atau tulisan sesuai
dengan kaidah penulisan ilmiah dengan memanfaatkan teknologi informasi;
 Berpikir logis dan kritis, rasa ingin tahu, inkuiri, kreatif, inovatif, kolaboratif dan
terampil menyelesaikan masalah dalam kehidupan masyarakat;
 Memahami dampak dari perkembangan ilmu pengetahuan terhadap perkembangan
teknologi dan kehidupan manusia baik di masa lalu maupun potensi dampaknya di
masa depan bagi dirinya, orang lain, dan lingkungannya
 Memiliki komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dan kemanusiaan serta
bangga menjadi warga negara Indonesia; dan
 Berkomunikasi, bekerja sama, dan berdaya saing dalam masyarakat yang majemuk, di
tingkat lokal, nasional, global.
Kemampuan lulusan tersebut dapat dirumuskan menjadi tingkatan kompetensi
keterampilan sosial pada setiap jenjang seperti gambar 1.

69 | Dokumen Kurikulum Satuan Pendidikan SD Negeri 6 Besakih 2021/2022


h. Kompetensi Setelah Mempelajari Ilmu Pengetahuan Sosial di Sekolah
Dasar/Madrasah Ibtidaiyah
Konten pendidikan IPS terdiri atas pengetahuan, keterampilan, nilai dan sikap yang
dikembangkan dari masyarakat dan disiplin ilmu-ilmu sosial. Secara rinci, konten IPS
meliputi: (1) aspek pengetahuan tentang kehidupan masyarakat di sekitarnya, bangsa, dan
umat manusia dalam berbagai bidang kehidupan dan lingkungannya; (2) aspek keterampilan
terdiri atas berpikir logis dan kritis, membaca, keterampilan belajar (learning skills),
memecahkan masalah, berkomunikasi, dan bekerjasama dalam kehidupan bermasyarakat-
berbangsa (3) aspek sikap terdiri atas nilai-nilai religius, kejujuran, kerja keras,
keingintahuan, kemandirian, menghargai prestasi, berkompetisi, kreatif dan inovatif.
Muatan IPS di kelas I sampai dengan Kelas III terintegrasi pada Mata Pelajaran
Bahasa Indonesia, Matematika, dan PPKn. Kompetensi yang diharapkan setelah peserta didik
mengikuti pembelajaran IPS di SD/MI, yaitu:

Kelas I-III Kelas IV Kelas V-VI


Kelas I, II dan III - Menerima karunia -Menerima karunia Tuhan
terintegrasi dengan Mata Tuhan Yang Maha Yang Maha Esa atas
Pelajaran Bahasa Esa atas penciptaan manusia
Indonesia,Matematika, dan penciptaan waktu, dalam mengelola
PPKn manusia, dan lingkungannya
Kompetensi yang lingkungannya -Menunjukkan perilaku
diharapkan adalah: - Menunjukkan sosial dan budaya yang
- Menerima karunia Tuhan Perilaku social dan mencerminkan dirinya
Yang Maha Esa atas budaya yang sebagai warganegara
penciptaan waktu, mencerminkan jati Indonesia
manusia, dan lingkungannya diri bangsa -Menjaga kelestarian
- Menunjukkan Indonesia lingkungan hidup dan
perilaku sosial di - Mengenal konsep memanfaatkannya secara
lingkungan setempat dan karakteristik bijaksana
- Mengenal diri dan ruang, waktu dan -Menceritakan interaksi
keluarga/ orang-orang di aktifitas manusia manusia dengan
tempat tinggalnya, dalam kehidupan lingkungan dan
peristiwa-peristiwa penting ekonomi, sosial, perubahan sosial yang
yang terjadi pada diri sendiri dan budaya, terjadi
dan keluarga, teknologi - Menceritakan -Menceritakan peran
produksi, komunikasi, serta keragaman sosial, ekonomi
transportasi di lingkungan ekonomi, budaya, -Meneladani tindakan
setempat etnis dan agama heroik pemimpin bangsa,
- Menceritakan tentang diri dalam masyarakat dalam kehidupan sosial

70 | Dokumen Kurikulum Satuan Pendidikan SD Negeri 6 Besakih 2021/2022


Kelas I-III Kelas IV Kelas V-VI
dan keluarga/ orang-orang - Menceritakan hasil dan budaya bangsa
di tempat tinggalnya, eksplorasi Indonesia
peristiwa-peristiwa penting mengenai -Menceritakan hasil
yang terjadi pada diri sendiri kehidupan bangsa eksplorasi mengenai
dan keluarga teknologi Indonesia kehidupan bangsa
produksi, komunikasi, serta Indonesia
transportasi di lingkungan
setempat

i. Kerangka Pengembangan Kurikulum Ilmu Pengetahuan Sosial Sekolah


Dasar/Madrasah Ibtidaiyah
Mata pelajaran IPS diberikan sejak jenjang SD/MI sampai SMA/MA. Pada jenjang
SD/MI kelas I, II dan III muatan IPS diintegrasikan pada kompetensi dasar mata pelajaran
Bahasa Indonesia, PPKn, dan Matematika, sedangkan untuk kelas IV sampai kelas VI, IPS
menjadi mata pelajaran tersendiri tetapi pembelajarannya dilakukan secara tematik terpadu
dengan mata pelajaran lainnya.
Kerangka Pengembangan Kurikulum IPS SD/MI kelas IV sampai kelas VI
mengikuti pengorganisasian Kompetensi Inti.
Kompetensi Sikap Spiritual dan Sikap Sosial, dicapai melalui pembelajaran tidak
langsung (Indirect Teaching) yaitu keteladanan, pembiasaan, dan budaya sekolah, dengan
memperhatikan karkateristik mata pelajaran serta kebutuhan dan kondisi peserta didik.
Penumbuhan dan pengembangan Kompetensi Sikap dilakukan sepanjang proses
pembelajaran berlangsung dan dapat digunakan sebagai pertimbangan guru dalam
mengembangkan karakter peserta didik lebih lanjut.
Ruang Lingkup Mata Pelajaran IPS untuk Sekolah Dasar:
Ruang lingkup mata pelajaran IPS SD
1. Karakteristik keruangan dalam lingkup nasional dan regional
2. Keragaman sosial, interaksi sosial dan perubahan sosial
3. Kegiatan ekonomi penduduk
4. Perubahan masyarakat Indonesia sejak jaman Hindu Buddha sampai sekarang.
Bagan ruang lingkup IPS SD dapat digambarkan sebagai berikut.

Peta Materi IPS

71 | Dokumen Kurikulum Satuan Pendidikan SD Negeri 6 Besakih 2021/2022


Kelas IV Kelas V Kelas VI
 Letak dan luas  Letak dan luas  Posisi dan luas wilayah
kabupaten/kota, dan Indonesia dalam peta ASEAN pada peta Asia
provinsi dalam peta  Kondisi alam wilayah  Karakteristik kondisi alam
 Kondisi/karakteristik alam Indonesia kawasan ASEAN.
 Kondisi kependudukan  Karakteristik  Karakteristik
 Kegiatan ekonomi dalam kependudukan kependudukan kawasan
pemanfaatan sumber daya  Pengaruh negara ASEAN
alam maritim dan agraris  Negara-negara ASEAN
 Keragaman sosial budaya terhadap kehidupan (11 negara)
 Keragaman ekonomi, sosial ekonomi, budaya  Posisi wilayah ASEAN
etnis, agama dan transportasi dalam politik, ekonomi,
 Ketersediaan sumber-  Interaksi sosial budaya sosial budaya
sumber ekonomi  Sosialisasi/ enkulturasi  Perubahan sosial budaya
 Kegiatan ekonomi dan  Pembangunan sosial  Modernisasi dalam bidang
lapangan kerja budaya Pembangunan iptek, ekonomi,
 Lembaga ekonomi ekonomi pendidikan, dan

 Perniagaan untuk  Kegiatan ekonomi Demokrasi.

meningkatkan untuk meningkatkan  Ekspor dan Impor


kesejahteraan kesejahteraan bangsa  Pengiriman/pertu-karan
 Kerajaan Hindu- Buddha Indonesia. tenaga kerja.

 Kerajaan Islam  Penjajahan bangsa  Masyarakat Ekonomi


Eropa di Indonesia ASEAN (MEA)
 Perlawanan bangsa  SEAMEO
Indonesia terhadap  Sekretariat ASEAN
penjajah bangsa Eropa  Proklamasi kemerdekaan
 Organisasi pergerakan Indonesia
nasional  Peran Soekarno-Hatta
 Masa pendudukan dalam proklamasi
militer Jepang di  Perjuangan
Indonesia mempertahankan
 Tokoh-tokoh lokal kemerdekaan .

72 | Dokumen Kurikulum Satuan Pendidikan SD Negeri 6 Besakih 2021/2022


Kelas IV Kelas V Kelas VI
yang berjuang  Membangun kehidupan
melawan penjajahan kebangsaan yang berdaulat
Eropa dan Jepang (NKRI)
 Peran bangsa Indonesia
dalam membangun
kehidupan masyarakat .

e. Pembelajaran dan Penilaian


1. Pembelajaran
Pembelajaran IPS dilaksanakan melalui kegiatan pembelajaran Terpadu.
Pembelajaran IPS menggunakan pendekatan saintifik dengan memperhatikan
langkah kegiatan pembelajaran 5 M yang dapat diperkuat dengan model-model
pembelajaran, antara lain: Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning),
Pembelajaran Berbasis Proyek (Project Based Learning), Pembelajaran penemuan dan
penyelidikan (discovery-Inquiry learning), Pembelajaran Kooperatif (Cooperative
Learning). Selain itu, pembelajaran IPS menekankan pada kegiatan pembelajaran yang
melibatkan proses berpikir kritis, analitis, dan ilmiah serta proses pembiasaan bersikap
dan berperilaku peduli lingkungan.
Kegiatan pembelajaran harus kuat menunjukkan indirect teaching dari
pembelajaran IPS. IPS menekankan pengenalan peserta didik terhadap lingkungannya,
agar peserta didik tidak tercerabut dari budaya lokal. Pengenalan lingkungan dan
masyarakat diawali dari lingkungan yang terdekat sampai yang terjauh. Pengenalan
wilayah lokal, juga harus mampu mengidentifikasi sejumlah nilai kearifan lokal, yang
dapat diambil contohnya dari ceritera rakyat dan sejarah setempat.
Pembelajaran IPS tidak hanya menyiapkan peserta didik untuk mengenal potensi
daerahnya, tetapi juga mengembangkan nasionalisme dan menyiapkan peserta didik
menjadi warga dunia yang unggul dan dapat bersaing dengan bangsa lain.
Kegiatan pembelajaran dengan pendekatan saintifik: (sebagai pendekatan,
sebagai model, dan sebagai kemampuan) selalu dikaitkan dengan kondisi daerah masing-
masing. Lingkungan menjadi sumber belajar yang penting baik secara langsung melalui

73 | Dokumen Kurikulum Satuan Pendidikan SD Negeri 6 Besakih 2021/2022


observasi maupun melalui media pembelajaran seperti gambar atau film. Sumber
pembelajaran IPS diharapkan dapat memanfaatkan lingkungan sekitar. Karakteristik
potensi fisik dan sosial yang terdapat di daerah sekitar dapat diangkat menjadi sumber
dan sekaligus media pembelajaran IPS.Kompetensi IPS di SD dicapai melalui
pembelajaran tematik terpadu dengan mata pelajaran lain.
2. Penilaian
Penilaian hasil belajar IPS merupakan proses pengumpulan informasi/bukti
autentik tentang capaian pembelajaran peserta didik yang meliputi: kompetensi sikap
spiritual, kompetensi sikap sosial, pengetahuan, dan keterampilan yang dilakukan secara
terencana dan sistematis, selama dan setelah proses pembelajaran.
Penilaian hasil belajar oleh pendidik memiliki fungsi untuk memantau
kemajuan belajar, memantau hasil belajar, dan mendeteksi kebutuhan peserta didik
secara berkesinambungan.
Penilaian sikap meliputi penilaian observasi, penilaian diri, penilaian
antarteman, dan jurnal. Sikap sosial dalam IPS meliputi: jujur, disiplin, tanggungjawab,
peduli (toleransi, gotong royong), santun, dan percaya diri. Penilaian sikap digunakan
sebagai pertimbangan guru dalam mengembangkan karakter peserta didik lebih lanjut
sesuai dengan kondisi dan karakteristik peserta didik.
Penilaian pengetahuan IPS mencakup: tes tertulis, lisan, penugasan.
Pengetahuan yang harus dimiliki oleh peserta didik meliputi penguasaan definisi,
konsep, dan aplikasinya dalam memecahkan masalah sosial.
Penilaian keterampilan/kinerja dapat diwujudkan dalam bentuk: unjuk kerja;
tugas kelompok atau individu; observasi partisipatif; portofolio; proyek, pameran atau
demonstrasi.

3. Kontekstualisasi Pembelajaran Sesuai dengan Kondisi Lingkungan dan Peserta


Didik.
Kegiatan Pembelajaran pada silabus ini dapat disesuaikan dan diperkaya
dengan konteks daerah atau sekolah, serta konteks global sebagai sumber belajar untuk
mencapai kualitas optimal hasil belajar pada peserta didik terhadap Kompetensi Dasar.
Kontekstualisasi pembelajaran tersebut dimaksudkan agar peserta didik tetap berada pada

74 | Dokumen Kurikulum Satuan Pendidikan SD Negeri 6 Besakih 2021/2022


budayanya, mengenal dan mencintai alam dan sosial di sekitarnya, dengan perspektif
global sekaligus menjadi pewaris bangsa sehingga akan menjadi generasi tangguh dan
berbudaya Indonesia.
Sumber belajar yang ada di lingkungannya seperti peristiwa sosial serta
fenomena di lingkungan sekitarnya dapat digunakan sebagai sumber belajar. Dalam
pembelajaran tematik terpadu SD dapat menggunakan teknologi informasi untuk
meningkatkan pemahaman dengan mengakses berbagai sumber belajar dari dunia maya
dan sekaligus meningkatkan literasi teknologi informasi. Buku bukan satu-satunya sumber
belajar, buku dapat diperkaya dengan konteks yang sesuai dengan kondisi lingkungan
sekitarnya.
D. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR IPS
Kompetensi Sikap Spiritual dan Kompetensi Sikap Sosial dicapai melalui
pembelajaran tidak langsung (indirect teaching) pada pembelajaran Kompetensi
Pengetahuan dan Kompetensi Keterampilan melalui keteladanan, pembiasaan, dan budaya
sekolah dengan memperhatikan karakteristik mata pelajaran, serta kebutuhan dan kondisi
peserta didik. Penumbuhan dan pengembangan kompetensi sikap dilakukan sepanjang
proses pembelajaran berlangsung, dan dapat digunakan sebagai pertimbangan guru dalam
mengembangkan karakter peserta didik lebih lanjut.
7. Seni Budaya dan Prakarya (SBdP)
7.1 Rasional
Tema pengembangan Kurikulum 2013 adalah kurikulum yang dapat menghasilkan
insan Indonesia yang produktif, kreatif, inovatif, melalui penguatan sikap, keterampilan,
dan pengetahuan yang terintegrasi dalam rangka mewujudkan insan Indonesia yang
produktif, kreatif, dan inovatif. Oleh karena itu proses pembelajaran pada satuan
pendidikan diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, dan
memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup
bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan
perkembangan fisik serta psikologis peserta didik.
Pada prinsipnya pembelajaran Seni Budaya dan Prakarya bersifat rekreatif yang
memiliki nilai kebermanfaatan, estetis dan artistik yang dapat membentuk pribadi peserta
didik yang harmonis, dan dapat mencapai multi kecerdasan yang terdiri atas kecerdasan
intrapersonal, interpersonal, visual spasial, musikal, linguistik, logik matematik,
kecerdasan adversitas, kecerdasan kinestetik, kecerdasan spiritual dan moral, serta

75 | Dokumen Kurikulum Satuan Pendidikan SD Negeri 6 Besakih 2021/2022


kecerdasan emosional. Kecerdasan ini dapat membantu dalam mengembangkan
kreativitas, baik pada proses berpikir, berapresasi, dan berkreasi seni.
Seni Budaya berperan penting dalam perkembangan dan kebutuhan peserta didik
karena keunikan, kebermaknaan, dan kebermanfaatannya. Pembelajaran Seni Budaya
dan Prakarya dilakukan dengan memberikan pengalaman estetik yang mencakup
konsepsi, apresiasi, kreasi. Ketiga hal tersebut dilaksanakan untuk pencapaian
Kompetensi Inti yang ada pada kurikulum 2013.
Karakteristik mata pelajaran Seni Budaya dan Prakarya dikembangkan sesuai
dengan tantangan abad 21, dimana penguasaan dan pemanfaatan teknologi menjadi
bagian dari pembelajaran. Untuk itu kemampuan teknologi dan informasi menjadi
pendukung agar pembelajaran Seni Budaya dan Prakarya dapat disesuaikan dengan
karakteristik materi pembelajaran. Selain itu pembelajaran Seni Budaya dan Prakarya
harus memperhatikan kebutuhan daerah dan kebutuhan peserta didik, sehingga mata
pelajaran ini dapat menjadi filter dari masuknya kebudayaan asing. Dengan demikian
diharapkan peserta didik memiliki kearifan terhadap budaya lokal atau budaya
masyarakat setempatnya.
Selain itu mata pelajaran Seni Budaya dan Prakarya memiliki sifat multilingual,
multidimensional, dan multikultural. Multilingual bermakna pengembangan kemampuan
mengekspresikan diri secara kreatif dilakukan dengan berbagai cara seperti bahasa rupa,
bunyi, gerak, dan berbagai perpaduannya. Multidimensional bermakna pengembangan
beragam kompetensi meliputi konsepsi (pengetahuan, pemahaman, analisis, evaluasi),
apresiasi, dan kreasi dengan cara memadukan secara harmonis unsur estetika, logika,
kinestetika, dan etika. Sifat multikultural mengandung makna pendidikan seni
menumbuhkembangkan kesadaran dan kemampuan apresiasi terhadap beragam seni
budaya. Hal ini merupakan wujud pembentukan sikap demokratis yang memungkinkan
seseorang hidup secara beradab serta toleran dalam masyarakat dan budaya yang
majemuk.
Di Sekolah Dasar pembelajaran Seni Budaya dan Prakarya bersifat rekreatif
memberi pengalaman estetik melalui eksperimentasi, keberanian mengutarakan pendapat
serta dapat dilaksanakan secara terpadu maupun single subject (mata pelajaran tunggal).
Terpadu dalam bentuk mencipta karya seni yang dikaitkan dengan pengetahuan lain dan
rasionalisasi penciptaannya, di dalamnya memuat sikap (perilaku, apresiatif, toleransi
dan bertanggungjawab penuh), keterampilan (bersifat pragmatis, aplicable [dapat

76 | Dokumen Kurikulum Satuan Pendidikan SD Negeri 6 Besakih 2021/2022


diterapkan] dan teknologis-sistemis), pengetahuan (kemampuan merekronstruksi dan
mengungkapkan kembali ide dan gagasan secara sistematis).
Pembelajaran di SD/MI dari Kelas I sampai dengan Kelas VI dilaksanakan sebagai
pembelajaran tematik terpadu. Silabus Tematik Terpadu SD/MI telah disusun terpisah
dengan dokumen ini sebagai acuan dalam menyusun perencanaan pembelajaran. Namun
demikian, bagi guru yang ingin menyusun sendiri pembelajaran tematik terpadu, dapat
menggunakan dokumen Silabus Mata Pelajaran seni budaya dan prakarya ini dan silabus
Mata Pelajaran lainnya di SD sebagai acuan.
7.2 Kompetensi Setelah Mempelajari Seni Budaya dan Prakarya Pendidikan Dasar
dan Pendidikan Menengah
Kompetensi yang diharapkan berdasarkan keseimbangan antara ranah kognitif,
afektif, dan psikomotorik dijabarkan dalam konsepsi, apresiasi, ekspresi dan kreasi.
Kompetensi yang harus dicapai sebagai berikut.
 Kemampuan perseptual yang meliputi kepekaan inderawi terhadap rupa, bunyi, gerak dan
perpaduannya;
 Pengetahuan yang meliputi faktual, konseptual, dan prosedural
 Apresiasi yang meliputi kepekaan rasa estetika dan artistik serta sikap menghargai karya
seni.
 Kreasi mencakup segala bentuk proses produksi berkarya seni dan berimajinasi.
Materi disusun berdasarkan pengorganisasian keilmuan yang didasarkan pada
prinsip: dari konkret ke abstrak, dari yang dekat ke yang jauh, dari yang sederhana ke yang
kompleks sesuai dengan perkembangan peserta didik, etika, dan norma yang berlaku, serta
sikap sosial dan spiritualnya.

7.3 Kompetensi Setelah Mempelajari Seni Budaya di Sekolah Dasar/Madrasyah


Ibtidaiyah

Kelas I-III Kelas IV-VI

Memiliki kemampuan dalam berpikir, Memiliki pengetahuan faktual dan


bertindak, dan berkarya seni melalui kegiatan konseptual dalam berkarya seni

77 | Dokumen Kurikulum Satuan Pendidikan SD Negeri 6 Besakih 2021/2022


Kelas I-III Kelas IV-VI

apresiasi dan kreasi berupa dinamika gerak, estetis melalui kegiatan apresiasi dan
karya dekoratif, menampilkan pola irama dan kreasi berupa gambar cerita dan
membuat karya dari bahan alam yang sistematis reklame, interval nada, tari kreasi
dan logis serta mencerminkan anak sehat, daerah, membuat kolase, topeng dan
dengan menunjukkan perilaku jujur, disiplin, patung dengan memperhatikan
bertanggung jawab, santun, peduli, dan percaya perilaku jujur, disiplin, tanggung
diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, jawab, santun, peduli, dan percaya
guru dan tetangga diri dalam berinteraksi dengan
keluarga, teman, guru, dan
tetangganya serta cinta tanah air

7.4 Kerangka Pengembangan Kurikulum Seni Budaya Sekolah Dasar/Madrasyah


Ibtidaiyah

Penataan kurikulum Seni Budaya dan Prakarya tahun 2013 menjawab tantangan
masa depan abad 21 yang menekankan pada keseimbangan aspek pengetahuan, sikap, dan
keterampilan. Pembentukan pada aspek pengetahuan menekan pada tataran konsepsi
dengan memahami teknik dan prosedural berkarya seni. Aspek sikap dilakukan melalui
kegiatan apresiasi dalam upaya pembentukan budaya individu yang berkarakter dengan
ciri-ciri jujur, bertanggungjawab, memiliki rasa empati, dan menghargai orang lain. Aspek
keterampilan melalui kegiatan ekspresi dan kreasi dilakukan dengan mengimplementasikan
karya-karya seni yang bermanfaat dalam kehidupannya di masyarakat, sehingga dapat
mengoptimalkan kreativitas berkarya seni yang inovatif.
Kata kunci dalam kurikulum 2013 pada mata pelajaran Seni Budaya dan Prakarya
menekankan pada kreativitas, dimana pembelajaran berbasis intelegensia tidak akan
memberikan hasil siginifikan, tetapi hanya terjadi peningkatan 50% dibandingkan yang
berbasis kreativitas. Untuk itu dua pertiga dari kemampuan kreativitas seseorang diperoleh
melalui pendidikan, sepertiga sisanya berasal dari genetik, dan kebalikannya berlaku untuk
kemampuan inteligensia yaitu sepertiga dari pendidikan, dua pertiga sisanya dari genetik.
Berdasarkan penjelasan tentang kreativitas tersebut, maka kreativitas merupakan
aspek penting dalam kurikulum dan pengembangan pembelajaran.

78 | Dokumen Kurikulum Satuan Pendidikan SD Negeri 6 Besakih 2021/2022


Kerangka Pengembangan silabus Seni Budaya mengikuti elemen pengorganisasian
Kompetensi Dasar berdasarkan Kompetensi Inti.
Kompetensi Sikap Spiritual dan Sikap Sosial, dicapai melalui pembelajaran tidak
langsung (indirect teaching), yaitu keteladanan, pembiasaan, dan budaya sekolah, dengan
memperhatikan karakteristik mata pelajaran serta kebutuhan dan kondisi peserta didik.
Penumbuhan dan pengembangan kompetensi sikap dilakukan sepanjang proses
pembelajaran berlangsung, dan dapat digunakan sebagai pertimbangan guru dalam
mengembangkan karakter peserta didik lebih lanjut.
Ruang lingkup materi mata pelajaran Seni Budaya dan Prakarya meliputi aspek-
aspek sebagai berikut.
1. Seni rupa, mencakup kemampuan apresiasi dan berkreasi karya seni rupa dua dan
tiga dimensi
2. Seni musik, mencakup kemampuan mengenal dan memahami elemen musik melalui
kegiatan berekspresi.
3. Seni tari, mencakup kemampuan untuk apresiasi dan berkreasi karya seni tari kreasi
daerah
4. Prakarya, mencakup kemampuan untuk apresiasi dan berkreasi kerajinan.
Peta Materi Pembelajaran Seni Budaya Kelas I dan VI

Materi Pembelajaran Materi Pembelajaran Materi Pembelajaran

Kelas I Kelas II Kelas III

 Gambar ekspresi  Gambar imajinatif  Unsur unsur gambar


(melukis) dekoratif (motif, pola,
ornamen)
 Membentuk ekspresi  Bentuk imajinatif tiga
tiga dimensi dimensi
 Pembuatan karya
dekoratif dengan berbagai
 Pembuatan gambar
 Pembuatan gambar bahan dan teknik
ekspresi
imajinatif
 Pembuatan karya
bentuk ekspresi tiga  Pembuatan bentuk
dimensi imajinatif tiga dimensi

79 | Dokumen Kurikulum Satuan Pendidikan SD Negeri 6 Besakih 2021/2022


Materi Pembelajaran Materi Pembelajaran Materi Pembelajaran

Kelas I Kelas II Kelas III

 Birama  Pola irama sederhana  Persamaan, kemiripan


 Irama melalui lagu anak-anak dan perbedaan pola
 Nada irama
 Tempo  Bentuk A – A’, A-B dan
 Dinamika A-B-A pada lagu anak
 Warna suara
 Gerak anggota tubuh  Gerak keseharian dalam  Dinamika gerak tari
melalui tari tari  Peragaan dinamika gerak
 Peragaan gerak anggota dalam tari
tubuh melalui tari

 Bahan alam (kayu, tanah  Teknik mengolah bahan  Teknik potong, lipat, dan
liat,bambu, pasir batu alam dan buatan menjadi sambung dalam berkarya
dan lain lain) dalam karya kerajinan
berkarya kerajinan.
 Pembuatan karya bentuk
 Pembuatan karya  Pembuatan karya geometris dan organis
menggunakan bahan kerajinan fungsi hias dari (silindris, kubistis
alam (kayu, tanah bahan alam dan buatan lampion, baling-baling,
liat,bambu, pasir batu robot-robotan, mobil-
dan lain-lain) mobilan, dan lain-lain)
dengan teknik potong
lipat dan sambung

Peta Materi Pembelajaran Seni Budaya Kelas IV dan V

80 | Dokumen Kurikulum Satuan Pendidikan SD Negeri 6 Besakih 2021/2022


Materi Materi
Materi Pembelajaran
Pembelajaran Pembelajaran

Kelas IV kelas V kelas VI

 Gambar bentuk  Gambar ilustrasi  Gambar reklame poster,


 Membentuk tiga (komik, karikatur, iklan
dimensi berdasarkan kartun)
objek  Pembuatan gambar  Pembuatan gambar
 Pembuatan gambar ilustrasi (komik, reklame, poster, iklan
berdasarkan objek karikatur, kartun)
 Pembuatan bentuk tiga
dimensi berdasarkan
objek

 Tanda tempo lambat  Tangga nada mayor dan  Konsep interval nada
(largo), sedang minor  Nama interval nada
(moderato) dan cepat (prime, sekon, ters, kuar,
(allegro)  Lagu-lagu dalam kuin, sekt, septime dan
 Hand sign (simbol berbagai tangga nada oktaf)
gerakan tangan) untuk dengan iringan musik  Interval nada pada karya
tinggi rendah nada musik

 Dasar gerak tari kreasi  Pola lantai tari kreasi  Tari kreasi daerah
daerah daerah  Peragaan tari kreasi
 Peragaan gerak tari daerah
kreasi daerah  Penyusunan pola lantai
tari kreasi daerah

 Karya seni ruapa  Jenis dan bentuk karya  Berbagai bentuk dan jenis
teknik tempel (kolase, seni rupa daerah patung
montase, aplikasi dan
mozaik)
 Pembuatan karya  Pembuatan karya seni  Pembuatan patung
kolase, montase, rupa seperti: topeng, dengan berbagai bahan
aplikasi, dan mozaik. wayang, ukiran batik, dan teknik
ronce dan lain-lain

7.4 Pembelajaran dan Penilaian

81 | Dokumen Kurikulum Satuan Pendidikan SD Negeri 6 Besakih 2021/2022


a) Pembelajaran
Strategi pembelajaran Seni Budaya dan Prakarya salah satunya dapat
menggunakan pendekatan saintifik yang dilakukan dengan aktivitas melalui 1)
mengamati, melihat, membaca, mendengar, dan menyimak, 2) menanya dengan
mengajukan pertanyaan dari yang bersifat faktual sampai ke yang bersifat hipotesis, 3)
mengumpulkan informasi melalui pengumpulan, penentuan data dan sumber data, 4)
menalar/mengasosiasi dengan menganalisis dan menyimpulkan, dan 5)
mengomunikasikan konsep baik secara lisan dan tulisan.
Namun demikian pendekatan pada pembelajaran seni budaya dan prakarya dapat
menggunakan berbagai pendekatan lain disesuaikan dengan karakteristik materi yang
diajarkan, diantaranya menggunakan discovery learning, problem based learning,
experience learning, project based learning, serta pendekatannya lainnya.
Pada prinsipnya pembelajaran seni budaya menekankan pada aktivitas berkarya
seni baik di sekolah, sanggar, studio, bengkel, atau tempat lain. Selain itu, pembelajaran
tetap menekankan pada keselamatan kerja, kebersihan lingkungan, serta pemeliharaan
terhadap sumber belajar. Pembelajaran sikap dilakukan secara direct teaching, artinya
penanaman sikap melebur dalam proses sehingga terjadi interaksi antara guru dengan
siswa. Demikian juga pada pembelajaran keterampilan berkarya seni dilakukan secara
bersama antara siswa, guru dan lingkungan sekitar.
Kompetensi seni budaya dan prakarya di SD dicapai melalui pembelajaran tematik
terpadu dengan mata pelajaran lain.
b) Penilaian
Prinsip penilaian kurikulum 2013 menekankan pada autentik assessment dimana
penilaian dilakukan berdasarkan bukti-bukti nyata secara berkelanjutan dan komprehensif.
Penilaian pada mata pelajaran seni budaya dan prakarya meliputi tiga ranah yaitu
pengetahuan, sikap, dan keterampilan. Ketiga ranah ini dijabarkan menjadi konsepsi
(pengetahuan), apresiasi (menghargai), ekspresi (keterampilan mengungkapkan) dan kreasi
(keterampilan berkarya) dalam berolah seni sesuai dengan kekhasan materi seni rupa,
musik, tari dan prakarya.
Penilaian pengetahuan dilakukan melalui teknik antara lain tes tertulis, tes lisan dan
penugasan. Penilaian keterampilan dapat dilakukan dengan berbagai teknik, antara lain
penilaian kinerja, penilaian proyek, produk dan penilaian portofolio.

82 | Dokumen Kurikulum Satuan Pendidikan SD Negeri 6 Besakih 2021/2022


Penilaian sikap digunakan sebagai pertimbangan guru dalam mengembangkan karakter
peserta didik lebih lanjut sesuai dengan kondisi dan karakteristik peserta didik.

7.5 Kontekstualisasi Pembelajaran Sesuai dengan Kondisi Lingkungan dan Peserta


Didik
Kontekstual pembelajaran merupakan pembelajaran yang terkait dengan keadaan
daerah dengan segala sesuatu yang terdapat di daerahnya berkaitan dengan lingkungan
alam, lingkungan sosial ekonomi, dan lingkungan sosial budaya. Kebutuhan daerah adalah
segala sesuatu yang diperlukan oleh masyarakat di suatu daerah, khususnya untuk
kelangsungan hidup dan peningkatan taraf kehidupan masyarakat tersebut, yang disesuaikan
dengan arah perkembangan daerah serta potensi daerah yang bersangkutan.
Pembelajaran Seni Budaya materi disesuaikan dengan kebutuhan daerah dan
kebutuhan peserta didik. Pembelajaran yang berkaitan dengan kebutuhan daerah bertujuan
agar kebudayaan daerah dapat dilestarikan dan dikembangkan melalui materi Seni Budaya.
Kebutuhan peserta didik untuk meningkatkan kemampuan dan keterampilan di bidang seni
tertentu sesuai dengan keadaan perekonomian daerah, sehingga peserta didik dapat
meningkatkan kemampuan dalam mengembangkan potensi daerah, seperti potensi
pariwisata dan meningkatkan kemampuan berwirausaha di bidang seni.
Sejalan dengan karakteristik pendidikan abad 21 yang memanfaatkan teknologi
informasi dan komunikasi, pembelajaran seni budaya dalam Kurikulum 2013 juga
memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi sebagai media dan sumber belajar.
Pemanfaatan TIK mendorong peserta didik dalam mengembangkan kreativitas dan
berinovasi serta meningkatkan pemahaman dan pengetahuan seni budaya.
Pembelajaran seni budaya memanfaatkan berbagai sumber belajar seperti buku teks
yang tersedia dalam bentuk buku guru dan buku siswa. Sesuai dengan karakteristik
Kurikulum 2013, buku teks bukan satu-satunya sumber belajar. Guru dapat menggunakan
buku pengayaan atau referensi lainnya dan mengembangkan bahan ajar sendiri seperti LKS
(Lembar Kerja Siswa). Dalam pembelajaran seni budaya, LKS bukan hanya kumpulan soal,
tetapi dapat berbentuk panduan berkarya seni, langkah-langkah kritik dan apresiasi serta
aktivitas belajar lainnya.
7.8 KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR SBdP
Kompetensi Sikap Spiritual dan Kompetensi Sikap Sosial, dicapai melalui
pembelajaran tidak langsung (indirect teaching), pada pembelajaran Kompetensi

83 | Dokumen Kurikulum Satuan Pendidikan SD Negeri 6 Besakih 2021/2022


Pengetahuan dan Kompetensi Keterampilan melalui keteladanan, pembiasaan, dan budaya
sekolah dengan memperhatikan karakteristik mata pelajaran, serta kebutuhan dan kondisi
peserta didik.
Penumbuhan dan pengembangan kompetensi sikap dilakukan sepanjang proses
pembelajaran berlangsung, dan dapat digunakan sebagai pertimbangan guru dalam
mengembangkan karakter peserta didik lebih lanjut.
8 Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan (PJOK)
8.1 Rasional
Abad ke 21 telah kita masuki dengan segala permasalahan, tantangan dan
peluangnya. Dunia di abad 21 ini sungguh telah menampilkan wajah yang amat berbeda
dari abad sebelumnya. Kemajuan teknologi dan informasi (IT) yang berhasil dicapai ikut
mempengaruhi wajah dunia dan segala interaksinya menjadi lebih praktis, maju, modern
serta mengunggulkan kepakaran dan pemahaman penggunaan teknologi tinggi untuk
memecahkan persoalan kehidupan sehari-hari. Tantangan persaingan sumber daya
manusia di berbagai negara semakin ketat dan nyata, karena batas-batas negara sudah
semakin kabur dan semakin longgar. Dalam abad yang semakin mengglobal ini,
pendidikan perlu didorong untuk mampu membekali anak didik dengan kompetensi yang
dibutuhkan seperti kemampuan berpikir kritis, kreatif, keterampilan berkomunikasi dan
kemampuan bekerjasama dengan orang lain.
Tema pengembangan Kurikulum 2013 adalah kurikulum yang dapat menghasilkan
insan Indonesia yang produktif, kreatif, inovatif, melalui penguatan sikap, keterampilan,
dan pengetahuan yang terintegrasi, dan relevan dengan tantangan abad 21.

Pendidikan jasmani, olahraga, dan kesehatan (PJOK) merupakan salah satu mata
pelajaran pada Kurikulum 2013. PJOK merupakan bagian integral dari program
pendidikan nasional, bertujuan untuk mengembangkan aspek kebugaran jasmani,
keterampilan gerak, keterampilan berfikir kritis, keterampilan sosial, penalaran, stabilitas
emosional, tindakan moral, pola hidup sehat dan pengenalan lingkungan bersih melalui
pembekalan pengalaman belajar menggunakan aktivitas jasmani terpilih dan dilakukan
secara sistematis yang dilandasi nilai-nilai keimanan dan ketaqwaan kepada Tuhan Yang
Maha Esa.

Pembekalan pengalaman belajar itu dilakukan dengan multi tujuan, multi metode,
multi sumber dan media dengan menjadikan peserta didik sebagai subyek pembelajaran.

84 | Dokumen Kurikulum Satuan Pendidikan SD Negeri 6 Besakih 2021/2022


Proses dan hasil pembelajaran diukur menggunakan penilaian berbasis kinerja untuk
menjamin kompetensi yang diharapkan benar-benar telah dicapai. Dengan ini diharapkan
peserta didik sebagai bagian sumber daya bangsa Indonesia masa depan siap menghadapi
tantangan abad 21.

Pembelajaran di SD/MI dari Kelas I sampai dengan Kelas VI dilaksanakan sebagai


pembelajaran tematik terpadu. Silabus Tematik Terpadu SD/MI telah disusun terpisah
dengan dokumen ini sebagai acuan dalam menyusun perencanaan pembelajaran dan
pelaksanaan di sekolah. Namun demikian, bagi guru yang ingin menyusun sendiri
pembelajaran tematik terpadu, dapat menggunakan dokumen Silabus Mata Pelajaran
PJOK SD ini dan silabus mata pelajaran lainnya di SD sebagai acuan.

8.2 Kompetensi Setelah Mempelajari Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan


Kesehatan di Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah

Setelah mengikuti pembelajaran Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan


(PJOK), peserta didik memiliki sikap, pengetahuan, keterampilan fisik dan gerak, serta
kebugaran jasmani yang dapat digunakan untuk aktivitas hidup keseharian, rekreasi, dan
menyalurkan bakat dan minat berolahraga, hidup sehat dan aktif sepanjang hayat yang
dilandasi oleh nilai-nilai keimanan dan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Esa, disiplin,
menghargai perbedaan, kerja sama, sportif, tanggung jawab, dan jujur, serta kearifan lokal
yang relevan.

8.3 Kompetensi Setelah Mempelajari Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan


Kesehatan di Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah
Pengembangan kompetensi mata pelajaran PJOK didasarkan pada perkembangan
sikap, pengetahuan, keterampilan peserta didik. Khusus untuk pengembangan kompetensi
pada ranah fisik dan motorik, pengembangan kompetensi mata pelajaran PJOK didasarkan
pada prinsip pertumbuhan dan perkembangan fisik dan gerak. Berdasarkan hal tersebut,
pembelajaran pada ranah fisik dan motorik berbagai aktivitas di dalam PJOK pada jenjang
pendidikan SD/MI pada kelas rendah (kelas 1–3) diarahkan untuk mencapai kompetensi
dalam penyempurnaan dan pemantapan pola gerak dasar, pengembangan kebugaran
jasmani serta pola hidup sehat melalui berbagai permainan sederhana dan tradisional,
aktivitas senam, aktivitas gerak berirama, aktivitas air, dan materi kesehatan. Pada kelas
tinggi (4–6) diarahkan pada pengembangan gerak dasar menuju kesiapan gerak spesifik,

85 | Dokumen Kurikulum Satuan Pendidikan SD Negeri 6 Besakih 2021/2022


pengembangan kebugaran jasmani serta gaya hidup sehat melalui permainan bola besar,
permainan bola kecil, atletik, beladiri, senam, gerak berirama, aktivitas air, dan materi
kesehatan.
8.4 Kerangka Pengembangan Kurikulum Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan
Kesehatan Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah

Kerangka pengembangan kurikulum PJOK SD/MI Kelas I s.d VI mengikuti elemen


pengorganisasi kompetensi dasar yaitu Kompetensi Inti (Kompetensi Inti pada kelas I sd
VI). Kompetensi inti dijadikan sebagai payung untuk menjabarkan kompetensi dasar
mata pelajaran.
Kompetensi sikap spiritual dan sikap sosial, dicapai melalui pembelajaran tidak
langsung (indirect teaching) yaitu keteladanan, pembiasaan, dan budaya sekolah, dengan
memperhatikan karakteristik mata pelajaran serta kebutuhan dan kondisi peserta didik.
Penumbuhan dan pengembangan kompetensi sikap dilakukan sepanjang proses
pembelajaran berlangsung, dan dapat digunakan sebagai pertimbangan guru dalam
mengembangkan karakter peserta didik lebih lanjut.
Pengembangan Kompetensi Dasar (KD) tidak dibatasi oleh rumusan Kompetensi
Inti (KI), tetapi disesuaikan dengan karakteristik mata pelajaran, kompetensi, lingkup
materi dan psiko-pedagogi.
Ruang lingkup materi mata pelajaran PJOK untuk SD/MI terdiri atas:
1. Gerak dasar lokomotor, non-lokomotor, dan manipulatif
2. Aktivitas permainan bola besar dan bola kecil
3. Aktivitas atletik
4. Aktivitas beladiri
5. Aktivitas pengembangan kebugaran jasmani
6. Aktivitas senam
7. Kesehatan
Peta Materi
No Lingkup Pembelajaran Materi
1 Gerak dasar lokomotor, non- Gerak dasar (Jalan, lari, lompat, lempar,
lokomotor, dan manipulatif menekuk, mengayun, memilin, meregang,
melempar, menangkap, memantul, menendang)
dalam bentuk permainan
2 Aktivitas permainan bola Gerak dasar dalam berbagai permainan bola

86 | Dokumen Kurikulum Satuan Pendidikan SD Negeri 6 Besakih 2021/2022


No Lingkup Pembelajaran Materi
besar dan bola kecil besar dan bola kecil (Sepak bola, bola voli, bola
basket, kasti, rounders, permainan sederhana
dan /atau permainan tradisional lainnya)

3 Aktivitas atletik Lari jarak pendek, jalan berbagai jarak dan


waktu, lempar dengan berbagai cara dan alat,
tolak dengan berbagai cara dan alat, lompat
dengan berbagai arah, jarak, dan ketinggian.
4 Aktivitas seni beladiri Silat
5 Aktivitas pengembangan Kelentukan, kekuatan, kecepatan, kelincahan,
kebugaran jasmani keseimbangan, dan daya tahan.
6 Aktivitas senam Pola gerak dominan (bertumpu, bergantung,
keseimbangan, berpindah/lokomotor, tolakan,
putaran, ayunan, melayang, dan mendarat)
7 Aktivitas gerak berirama variasi gerak dasar langkah dan ayunan lengan
mengikuti irama (ketukan) tanpa/dengan musik
variasi gerak dasar langkah dan ayunan lengan
mengikuti irama (ketukan) tanpa/dengan musik
8 Kesehatan 1. Bagian-bagian tubuh, bagian tubuh yang
boleh dan tidak boleh disentuh orang lain,
cara menjaga kebersihannya, dan kebersihan
pakaian
2. Cara menjaga kebersihan lingkungan (tempat
tidur, rumah, kelas, lingkungan sekolah, dan
lain-lain)
3. Perlunya memilih makanan bergizi dan
jajanan sehat untuk menjaga kesehatan tubuh
4. Perilaku terpuji dalam pergaulan sehari-hari
(antar teman sebaya, orang yang lebih tua,
dan orang yang lebih muda)
5. Bahaya merokok, minuman keras, dan
narkotika, zat-zat aditif (NAPZA) dan obat
berbahaya lainnya terhadap kesehatan tubuh
6. Konsep pemeliharaan diri dan orang lain dari
penyakit menular dan tidak menular

87 | Dokumen Kurikulum Satuan Pendidikan SD Negeri 6 Besakih 2021/2022


8.5 Pembelajaran dan Penilaian Pembelajaran

Kompetensi dasar pengetahuan dan keterampilan di dalam kurikulum PJOK SD/MI


dijabarkan dari ruang lingkup pembelajaran. Kompetensi dasar pada lingkup permainan bola
besar dan bola kecil diberi tanda bintang satu (*) ini berarti sekolah dapat memilih jenis
permainan bola besar seperti permainan sepakbola, bolavoli, bolabasket, dan permainan bola
besar lainnya; permainan bola kecil seperti kasti, rounders, bulutangkis, tenis meja, dan
permainan bola kecil lainnya; dan aktivitas atletik disesuaikan dengan ketersediaan sarana dan
prasarananya.
Kompetensi dasar pada lingkup bela diri diberi tanda bintang dua (**) ini berarti sekolah
dapat memilih jenis beladiri (pencak silat, karate, taekwondo, dan/atau jenis bela diri lainnya)
sesuai dengan kompetensi tenaga pendidiknya, misalnya dipilih jenis olahraga beladiri pencak
silat. Kompetensi dasar pada lingkup aktivitas air diberi tanda bintang tiga (***) ini berarti
sekolah dapat melaksanakan atau tidak sesuai ketersediaan sarana dan prasananya.
Kompetensi dasar mata pelajaran PJOK meliputi kompetensi dasar sikap (sikap spirituan
dan sosial), kompetensi dasar pengetahuan dan kompetensi dasar keterampilan. Kompetensi
dasar pengetahuan dan kompetensi dasar keterampilan harus diajarkan secara bersamaan
dalam pembelajaran praktik. Hal ini terkait pula dengan ketersedian waktu pembelajaran
PJOK pada jenjang sekolah dasar, yaitu empat jam pembelajaran (@ 35 menit) per minggu.
Empat jam pembelajaran per minggu tersebut dapat diatur sebagai berikut:

a. Jika di sekolah tidak tersedia/tidak ada guru khusus mata pelajaran PJOK, maka
pembelajaran dapat dilakukan dengan menggunakan pendekatan tematik;
b. Jika di sekolah terdapat guru PJOK, maka kegiatan belajar mengajar dapat dilakukan 2 kali
pertemuan dalam satu minggu. Setiap pertemuan alokasi waktunya adalah 70 menit.
c. Jika di sekolah terdapat guru PJOK dan dilaksanakan pembelajaran tematik, maka guru
PJOK dan guru kelas berkolaborasi, dengan alokasi waktu disepakati bersama.
d. Pelaksanaan pembelajaran PJOK tidak perlu menyediakan alokasi waktu khusus untuk
teori, kecuali pada kompetensi dasar kesehatan.
Pembelajaran PJOK di SD/MI dilaksanakan dengan menggunakan berbagai model dan
pendekatan pembelajaran. Salah satu model pembelajaran yang dapat digunakan adalah model
Pendidikan Gerak (Movement Education). Pendidikan Gerak adalah sebuah model
pembelajaran dalam Penjas yang menekankan pada pengajaran konsep dan komponen gerak.
Berbeda dengan model pelajaran Penjas yang umumnya mengajarkan berbagai cabang

88 | Dokumen Kurikulum Satuan Pendidikan SD Negeri 6 Besakih 2021/2022


olahraga dengan seluruh teknik dasar, peraturan, serta strateginya, dalam pendidikan gerak
anak tidak diperkenalkan dengan konsep dan komponen olahraga. Guru memperkenalkan
Konsep Gerak yang terdiri dari sub konsep tubuh (bagian tubuh apa yang digunakan), konsep
ruang (arah, bidang atau ketinggian), konsep usaha (lambat, cepat, kasar, halus, lancar,
tersendat, dan sebagainya), serta konsep keterhubungan (seperti sendirian, berpasangan,
berkelompok, dengan alat, dan sebagainya).

Pembelajaran mata pelajaran PJOK dapat menggunakan berbagai pendekatan,


diantaranya adalah pendekatan saintifik yang berorientasi pada pengembangan keterampilan
berpikir kritis, pendekatan pola gerak dominan yang berorintasi pada pengembangan pola-pola
gerak yang sifatnya dominan, dan atau pendekatan taktis yang berorintasi pada pengembangan
penguasaan aspek-aspek taktis dari permainan.

Pola pergerakan anak dalam pembelajaran PJOK dengan model Pendidikan


Gerak biasanya menggunakan pola pergerakan bebas. Sedangkan pada pembelajaran
konvensional biasanya Guru lebih memilih pola pergerakan terstruktur.

Pergerakan bebas adalah pola pergerakan yang membebaskan anak bergerak di


seluruh ruangan tanpa harus diatur oleh guru. Dengan pola pergerakan bebas, biasanya guru
akan cukup leluasa untuk menggunakan gaya mengajar yang memberi kesempatan pada anak
untuk mengambil keputusan. Sedangkan pola pergerakan terstruktur biasanya mengatur anak
dalam barisan yang diinginkan guru (baik dalam bentuk saf maupun banjar) serta dominan
digunakan oleh guru yang masih menggunakan gaya mengajar komando.

Setiap gaya mengajar tersebut memiliki anatomi, karakteristik, serta langkah-


langkah yang berbeda, misalnya penggunaan model pembelajaran dengan gaya komando yang
hanya sekedar memberi contoh melalui demonstrasi lalu kemudian peserta didik melakukan
sesuai komando. Hal ini berbeda dengan langkah yang ada pada gaya mengajar resiprokal
yang menekankan pada umpan balik langsung yang diberikan oleh teman pasangannya.
Setiap pelaksanaan pembelajaran dimulai dari penjelasan mengenai tujuan, dan
skenario pembelajaran kepada peserta didik, dilanjutkan dengan langkah-langkah operasional
inti pembelajaran dengan berbagai model, pendekatan, metode, strategi, dan gaya mengajar,
serta penilaian, penyimpulan, dan refleksi. Berikut adalah gambaran langkah langkah inti
berbagai gaya mengajar yang mudah untuk digunakan dalam pembelajaran PJOK.
a. Komando, dimulai dari pemberian informasi dan peragaan berbagai keterampilan

89 | Dokumen Kurikulum Satuan Pendidikan SD Negeri 6 Besakih 2021/2022


yang akan dipelajari, memberi kesempatan peserta didik untuk mencoba, mengatur
giliran untuk mempraktikkan berbagai keterampilan, dan memberikan komando
kepada peserta didik untuk bergerak sesuai gilirannya. Guru memberikan umpan
balik secara langsung maupun tertunda kepada peserta didik yang memerlukan
secara klasikal.
b. Latihan/penugasan, Gaya ini memungkinkan anak untuk mengambil keputusan
tentang kapan, berapa lama, berapa kali, serta kapan mengakhiri tugas yang
diberikan guru. Cirinya adalah, satu stimulus dari guru, respons siswa tidak terbatas.
Guru memberikan umpan balik secara langsung kepada peserta didik selama proses
pelaksanaan tugas berlangsung. Peserta didik dapat diorganisir secara perorangan,
berpasangan, berkelompok, maupun klasikal dalam melaksanakan tugas/ latihan.
c. Resiprokal, pembelajaran diawali dengan menyampaikan tujuan pembelajaran dan
langkah pembelajaran. Langkah selanjutnya peserta didik dengan pasangannya
membaca teks dan mengamati gambar berbagai keterampilan pada lembar kerja
yang dibagikan guru, Pemeran pelaku mencobakan keterampilan yang terdapat di
dalam lembar kerja, dan pengamat melakukan pengamatan terhadap keterampilan
yang dilakukan oleh pelaku. Jika terjadi kesalahan (keterampilan yang tidak sesuai
dengan LKS) tugas pengamat memberikan masukan untuk dilakukan perbaikan.
Langkah yang sama dilakukan setelah terjadi pergantian peran peserta didik yang
semula menjadi pelaku akan berperan sebagai pengamat, demikian juga sebaliknya.
Umpan balik dalam pembelajaran ini diperoleh dari sesama peserta didik
(pasangannya).
d. Periksa sendiri (selfcheck), gaya mengajar ini memberi kesempatan kepada peserta
didik untuk memeriksa kemampuan dirinya dibandingkan dengan tugas gerak yang
ada pada lembar periksa (checksheets) sendiri. Pernyataan ini berimplikasi bahwa
guru harus menyediakan lembar periksa sendiri sebelum pembelajaran dilaksanakan.
Lembar ini dibagikan, peserta didik menerima dan mempelajari serta
mempraktikkan sesuai jumlah pengulangan yang disarankan. Jika peserta didik telah
menguasai keterampilan ke-1, maka dipersilahkan untuk melanjutkan menuju
keterampilan selanjutnya, dan jika belum maka harus mengulang kembali
keterampilan tersebut. Demikian selanjutnya hingga keterampilan ke-n. Umpan balik
dengan menggunakan gaya mengajar ini disediakan dalam lembar periksa sendiri,
dan secara intrinsik (intrinsic feedback) oleh peserta didik.

90 | Dokumen Kurikulum Satuan Pendidikan SD Negeri 6 Besakih 2021/2022


e. Inklusi, gaya mengajar ini memerlukan analisis faktor-faktor modifikasi sebelum
diterapkan. Faktor-faktor modifikasi diperlukan untuk memfasilitasi peserta didik
agar dapat belajar secara aktif sesuai dengan kemampuannya. Memiringkan mistar
dalam pembelajaran lompat tinggi, mendekatkan jarak garis dalam permainan
bolavoli, menurunkan keranjang pada pembelajaran shooting bolabasket merupakan
contoh modifikasi agar seluruh peserta didik dapat belajar.
Dari penerapan berbagai gaya mengajar tersebut nilai-nilai yang dapat
dikembangkan adalah disiplin, tanggung jawab, kerja sama, sportivitas, selain kecakapan
hidup dalam berkomunikasi dengan orang lain baik sebagai pembicara maupun pendengar
yang baik, serta nillai-nilai lain sebagai efek samping (nurturant effect) dalam proses
pembelajaran.

8.6 Penilaian
Substansi sikap yang dinilai selama proses pembelajaran adalah perilaku sportif,
jujur, kompetitif, sungguh-sungguh, bertanggung jawab, menghargai perbedaan, disiplin, dan
kerja sama), percaya diri, dan berani.
Selain itu, yang perlu diperhatikan oleh guru dalam penilaian pembelajaran adalah
penilaian terhadap derajat kesehatan dan kebugaran jasmani peserta didik, serta sarana dan
prasarana pembelajaran untuk menjamin keamanan dan keselamatan peserta didik. Penilaian
kesehatan, kebugaran, dan sarana prasarana dilakukan secara periodik, dimulai di awal tahun
pelajaran sebagai bagian dari proses diagnosis, serta pada pertengahan dan akhir tahun
pelajaran untuk melihat perkembangan dan sebagai dasar penyusunan program selanjutnya.
Penilaian sikap digunakan sebagai pertimbangan guru dalam mengembangkan
karakter peserta didik lebih lanjut sesuai dengan kondisi dan karakteristik peserta didik.
8.9 Kontekstualisasi Pembelajaran Sesuai dengan Kondisi Lingkungan dan Peserta
Didik
Kegiatan Pembelajaran pada silabus ini dapat disesuaikan dan diperkaya dengan
konteks daerah atau sekolah, serta konteks global untuk mencapai kualitas optimal hasil
belajar pada peserta didik terhadap Kompetensi Dasar. Kontekstualisasi pembelajaran tersebut
dimaksudkan agar peserta didik tetap berada pada budayanya, mengenal dan mencintai alam
dan sosial di sekitarnya, dengan perspektif global sekaligus menjadi pewaris bangsa sehingga
akan menjadi generasi tangguh dan berbudaya Indonesia.

91 | Dokumen Kurikulum Satuan Pendidikan SD Negeri 6 Besakih 2021/2022


Untuk memperoleh profil siswa tersebut, sumber dan perangkat pembelajaran tidak
cukup hanya mengandalkan sumber dan perangkat pembelajaran yang tradisional atau
konvensional. Buku teks pelajaran bukan satu-satunya sumber dan bahan ajar yang harus
digunakan dan dipedomani guru. Guru PJOK di dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran
seharusnya mengikuti perkembangan jaman dimana pemanfaatan kemajuan teknologi dan
informasi (IT) sebagi sumber pembelajaran sudah merupakan suatu keniscayaan. Penggunaan
perangkat IT sebagai sumber dan bahan ajar dalam pembelajaran PJOK seperti : pengamatan
melalui tanyangan video, pengamatan melalui internet (kelas I s.d VI), pemberian tugas
melalui internet dan pengumpulan tugas melalui internet (kelas IV s.d VI).
Sumber dan bahan ajar dapat berupa sumber dan bahan ajar yang “dimanfaatkan”
yaitu lingkungan dan sumber dan bahan ajar lain yang “dirancang” yang dapat digunakan
dalam proses pembelajaran di antaranya adalah lembar kerja, lembar tugas, lembar periksa
sendiri, dan lembar faktor modifikasi. Berbagai bahan ini diperlukan sebagai akibat dari
penggunaan model atau gaya mengajar yang dipilih dan digunakan.
Penggunaan bahan ajar akan efektif jika dirancang oleh guru yang bersangkutan
sesuai dengan karakteristik peserta didik dan materi ajar yang akan disampaikan. Misalnya,
lembar kerja siswa (LKS) seharusnya berisi lembaran-lembaran berupa pekerjaan yang harus
dilakukan siswa untuk mencapai kompetensi yang dipilih bukan hanya sekedar latihan soal-
soal pengetahuan dalam bentuk menjodohkan, betul – salah, memilih, dan isian. Pemberian
tugas bukan hanya perintah yang disampaikan secara lisan oleh guru. Penugasan yang baik
disertai dengan penggunaan bahan ajar lembar tugas. Lembar tugas yang dibuat oleh guru
berisi tugas-tugas yang harus diselesaikan oleh siswa sekaligus panduan pengerjaannya
sehingga pada akhir pembelajaran kompetensi yang diinginkan dapat dicapai.
8.10 KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR PJOK
Kompetensi Sikap Spiritual dan Kompetensi Sikap Sosial, dicapai melalui
pembelajaran tidak langsung (indirect teaching), pada pembelajaran Kompetensi Pengetahuan
dan Kompetensi Keterampilan melalui keteladanan, pembiasaan, dan budaya sekolah dengan
memperhatikan karakteristik mata pelajaran, serta kebutuhan dan kondisi peserta didik.
Penumbuhan dan pengembangan kompetensi sikap dilakukan sepanjang proses
pembelajaran berlangsung, dan dapat digunakan sebagai pertimbangan guru dalam
mengembangkan karakter peserta didik lebih lanjut.

92 | Dokumen Kurikulum Satuan Pendidikan SD Negeri 6 Besakih 2021/2022


2.Muatan Lokal
Muatan lokal merupakan kegiatan kurikuler untuk mengembangkan kompotensi yang
disesuaikan dengan ciri khas dan potensi daerah, termasuk keunggulan daerah. Muatan
Lokal yang dipilih adalah: Bahasa Bali, dan Upakara.
1) Bahasa Bali
Bahasa Bali dalam kurikulum 2013 diatur berdasarkan Pergub Bali nomor 20 tahun
2013 mengenai Bahasa, Aksara dan Sastra Daerah Bali pada Pendidikan Dasar dan
Menengah. Bahasa Bali memiliki peran yang amat penting dalam kehidupan dan peradaban
masyarakat Bali serta memiliki peran sentral dalam pengembangan intelektual, sosial dan
emosional peserta didik. Sebagai salah satu keunggulan lokal di Bali, pembelajaran bahasa
Bali diharapkan dapat membantu peserta didik untuk lebih mengenal, mencintai dan ikut
melestarikan keunggulan lokal Bali. Menyadari bahwa peran bahasa Bali amat penting
dalam kehidupan masyarakat Bali, maka pengembangan bahasa Bali terus dilakukan,
disesuaikan dengan perkembangan teknologi dan tuntutan jaman. Pembelajaran bahasa Bali
diarahkan untuk meningkatkan kemampuan berkomunikasi dalam bahasa Bali sesuai
dengan tata krama masyarakat Bali.

Sebagai salah satu bahasa daerah di Indonesia, bahasa Bali berfungsi sebagai: a)
lambang kebanggaan daerah dan masyarakat Bali, b) lambang identitas daerah dan
masyarakat Bali, c) alat penghubung di dalam keluarga dan masyarakat Bali, d) pendukung
sastra daerah Bali dan sastra Indonesia.Aksara Bali memiliki kedudukan yang sangat
penting dalam pengembangan budaya masyarakat Bali berfungsi sebagai: a) sarana
pengembangan kesastraan Bali, b) wadah/wahana pengembangan seni budaya Bali, c)
sarana pendidikan, adat dan budaya Bali.

Sastra Bali merupakan bukti historis masyarakat Bali, yang merupakan salah satu
bagian dari kebudayaan nasional berkedudukan sebagai wahana ekspresi budaya yang
didalamnya mengandung pengolahan estetik, religius dan sosial politik masyarakat Bali
yang berfungsi sebagai: a) perekam perkembangan kebudayaan daerah Bali, b)
menumbuhkembangkan rasa solidaritas kemanusiaan, c) sarana peningkatan harkat dan
martabat manusia.

Standar kompetensi mata pelajaran bahasa Bali merupakan kualifikasi kemampuan


minimal peserta didik yang menggambarkan penguasaan pengetahuan, keterampilan

93 | Dokumen Kurikulum Satuan Pendidikan SD Negeri 6 Besakih 2021/2022


berbahasa, dan sikap positif terhadap bahasa dan sastra Bali. Dengan standar kompetensi
mata pelajaran bahasa Bali ini diharapkan:
a) peserta didik dapat mengembangkan potensinya sesuai dengan kemampuan, kebutuhan,
dan minatnya, serta dapat menumbuhkan penghargaan terhadap hasil karya kesastraan
sebagai hasil intelektual masyarakat Bali;
b) guru dapat memusatkan perhatian kepada pengembangan kompetensi bahasa Bali
peserta didik dengan menyediakan berbagai kegiatan berbahasa dan sumber belajar;
c) guru lebih mandiri dan leluasa dalam menentukan bahan ajar kebahasaan dan
kesastraan Bali sesuai dengan kondisi lingkungan sekolah dan kemampuan peserta
didiknya;
d) sekolah dapat menyusun program pendidikan tentang kebahasaan dan kesastraan Bali
sesuai dengan keadaan peserta didik dan sumber belajar yang tersedia;
Mata pelajaran Bahasa Bali bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai
berikut.
a) Berkomunikasi secara efektif dan efisien sesuai dengan etika yang berlaku dalam
masyarakat Bali, baik secara lisan maupun tulis;
b) Menghargai dan bangga menggunakan bahasa Bali sebagai bahasa daerah dan bahasa
ibu;
c) Memahami bahasa Bali dan menggunakannya dengan tepat dan kreatif untuk berbagai
tujuan;
d) Menggunakan bahasa Bali untuk meningkatkan kemampuan intelektual, serta
kematangan emosional dan sosial;
e) Menikmati dan memanfaatkan karya sastra Bali untuk memperluas wawasan,
memperhalus budi pekerti, serta meningkatkan pengetahuan dan kemampuan berbahasa
Bali;
f) Menghargai dan membanggakan sastra Bali sebagai budaya dan hasil intelektual
masyarakat Bali.
Ruang lingkup mata pelajaran Bahasa Bali mencakup komponen kemampuan
berbahasa dan kemampuan bersastra Bali yang meliputi aspek-aspek : Mendengarkan,
Berbicara, Membaca, dan Menulis. Pada akhir pendidikan di SD/MI, peserta didik telah
membaca sekurang-kurangnya sembilan buku sastra dan nonsastra Bali.

2. UPAKARA

94 | Dokumen Kurikulum Satuan Pendidikan SD Negeri 6 Besakih 2021/2022


A. Latar Belakang
Budaya dan adat istiadat di Bali yang bernuansa Agama Hindu selalu ditandai
dengan pelaksanaan upacara dan upakara sebagai pelengkap pelaksanaannya. Oleh karena
itu untuk melestarikan serta memberikan pendidikan kepada para generasi muda dalam
upaya menumbuhkembangkan pelestarian serta pemahaman terhadap berbagai jenis dan
fungsi upakara dalam pelaksanaan upacara (yadnya) dalam umat Hindu, maka
pembelajaran upakara dipandang perlu untuk diajarkan di sekolah-sekolah.
Standar kompetensi Upakara merupakan kualifikasi kemampuan minimal peserta
didik yang menggambarkan penguasaan pengetahuan, keterampilan untuk mengetahui,
membuat, memahami fungsi dan arti serta menyusun suatu bentuk-bentuk upakara yang
diperlukan dalam kehidupan sehari-hari. Standar Kompetensi ini merupakan dasar bagi
siswa untuk memahami dan merespon situasi lokal di daerahnya

Dengan standar kompetensi Upakara diharapkan:

 Siswa mengembangkan potensinya sesuai dengan kemampuan,


kebutuhan dan minatnya serta dapat menumbuhkan penghargaan terhadap hasil
karya kebudayaan daerah sendiri.
 Guru dapat memusatkan perhatian kepada pengembangan
kompetensi kemampuan peserta didik dengan menyediakan berbagai kegiatan upakara dan
sumber belajar lainnya.
 Guru lebih mandiri dan secara leluasa dalam menentukan bahan
ajar yang berhubungan dengan materi upakara dengan memperhatikan kondisi lingkungan
sekolah dan kemampuan peserta didik sesuai dengan tingkat dan usia siswa.
 Masyarakat atau orang tua siswa dapat dilibatkan langsung untuk
memberikan pelajaran yang berhubungan dengan upakara sepanjang guru
belum memahami dengan optimal tentang berbagai jenis upakara yang terdapat
dilingkungan siswa.
 Sekolah dapat menyusun program pendidikan tentang upakara
yang memuat tentang budaya sesuai dengan keadaan peserta didik dan sumber belajar
yang tersedia.
B. Tujuan:

95 | Dokumen Kurikulum Satuan Pendidikan SD Negeri 6 Besakih 2021/2022


 Mengembangkan kemampuan siswa untuk melestarikan budaya agama Hindu dalam
pelaskanaan upacara dengan menggunakan berbagai jenis upakara serta manfaat dan
fungsinya di masyarakat sekitar kehidupan anak.
 Menumbuhkan kemampuan dan keterampilan peserta didik dalam memahami
berbagai bentuk upakara yang terdapat di lingkungan belajar siswa.
 Meningkatkan kepedulian serta penghayatan dalam upaya pelestarian nilai-nilai
budaya yang berhubungan dengan agama Hindu.
C. Ruang Lingkup
Ruang lingkup mata pelajaran muatan lokal upakara mencakup komponen
kemampuan pengetahuan, keterampilan, sikap serta pelestarian di dalam kehidupan
sehari-hari yang berhubungan dengan budaya serta adat-istiadat di lingkungan sekitar
siswa dalam upaya mengimplementasikan kemampuannya dalam bidang upakara

C. KEGIATAN PENGEMBANGAN DIRI

a. Pengertian Pengembangan Diri


Pengembangan diri merupakan kegiatan pendidikan di luar mata pelajaran sebagai
bagian integral kurikulum sekolah. Kegiatan pengembangan diri merupakan upaya
pembentukan watak dan kepribadian peserta didik yangdilakukan melalui kegiatan ekstra
kurikuler. Kegiatan pengembangan diri berupa kegiatan ekstra kurikuler dapat dibina oleh
konselor, guru dan atau tenaga kependidikan lain sesuai dengan kemampuan dan
kewenangannya.Pengembangan diri yang dilakukan dalam bentuk kegiatan ekstra kurikuler
dapat megembangankan kompetensi dan kebiasaan dalam kehidupan sehari-hari peserta
didik.
b. Tujuan Pengembangan Diri
1) Tujuan Umum
Pengembangan diri bertujuan memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk
mengembangkan dan mengekspresikan diri sesuai dengan kebutuhan, potensi,
bakat,minat, kondisi dan perkembangan peserta didik, dengan memperhatikan kondisi
sekolah.
2) Tujuan Khusus
Pengembangan diri bertujuan menunjang pendidikan peserta didik dalam
mengembangkan: (a) bakat, (b) minat, (c) kreativitas, (d) kompetensi dan kebiasaan
dalam kehidupan, (e) kemampuan kehidupan keagamaan, (f) kemampuan sosial, (g)

96 | Dokumen Kurikulum Satuan Pendidikan SD Negeri 6 Besakih 2021/2022


kemampuan belajar, (h) wawasan dan perencanaan karir, (i) kemampuan pemecahan
masalah, dan (j) kemandirian.
c. Ruang Lingkup Pengembangan Diri
Pengembangan diri meliputi kegiatan terprogram dan tidak terprogram. Kegiatan
terprogram direncanakan secara khusus dan diikuti oleh peserta didik sesuai dengan
kebutuhan dan kondisi pribadinya. Kegiatan tidak terprogram dilaksanakan secara
lansung oleh pendidik dan tenaga kependidikan di sekolahyang diikuti oleh semua
peserta didik. Kegiatan terprogram melalui ekstra kurikuler terdiri atas kegiatan: (1)
kepramukaan, (2) seni, olahraga, keagamaan.
d. Bentuk-bentuk Pelaksanaan
1) Kegiatan pengembangan diri secara terprogram dilaksanakan dengan perencanaan khusus
dalam kurun waktu tertentu untuk memenuhi kebutuhan peserta didik secara individual,
kelompok, dan atau klasikal melalui penyelenggaraankegiatan ekstra kurikuler.
2) Kegiatan pengembangan diri secara tidak terprogram dapat dilaksanakan sebagai berikut.
a) Rutin, yaitu kegiatan yang dilakukan terjadwal, seperti: upacara bendera, senam,
ibadah khusus keagamaan bersama, keberaturan, pemeliharaan kebersihan dan
kesehatan diri.
b) Spontan, adalah kegiatan tidak terjadwal dalam kejadian khusus seperti: pembentukan
perilaku memberi salam, membuang sampah pada tempatnya, antri, mengatasi silang
pendapat (pertengkaran).
c) Keteladanan, adalah kegiatan dalam bentuk perilaku sehari-hari seperti: berpakaian
rapi, berbahasa yang baik, rajin membaca, memuji kebaikan dan atau keberhasilan
orang lain, datang tepat waktu.
a. Kegiatan Pengembangan Diri Tidak Terprogram yang Bersifat Rutin, Spontan dan
Keteladanan.

Kegiatan Contoh

Rutin, yaitu kegiatan yang  Piket kelas


dilakukan terjadwal  Ibadah
 Berdoa sebelum dan sesudah pembelajaran di
kelas
 Bakti sosial
Spontan, adalah kegiatan tidak  Memberi dan menjawab salam
terjadwal dalam kejadian khusus  Meminta maaf
 Berterima kasih

97 | Dokumen Kurikulum Satuan Pendidikan SD Negeri 6 Besakih 2021/2022


Kegiatan Contoh

 Mengunjungi orang yang sakit


 Membuang sampah pada tempatnya
 Menolong orang yang sedang dalam kesusahan
 Melerai pertengkaran
Keteladanan, adalah kegiatan  Performa guru
dalam bentuk perilaku sehari-hari  Mengambil sampah yang berserakan
 Cara berbicara yang sopan
 Mengucapkan terima kasih
 Meminta maaf
 Menghargai pendapat orang lain
 Memberikan kesempatan terhadap pendapat
yang berbeda
 Mendahulukan kesempatan kepada orang tua
 Penugasan peserta didik secara bergilir
 Menaati tata tertib (disiplin, taat waktu, taat
pada peraturan)
 Memberi salam ketika bertemu
 Berpakaian rapi dan bersih
 Menepati janji
 Memberikan penghargaan kepada orang yang
berprestasi
 Berperilaku santun
 Pengendalian diri yang baik
 Memuji pada orang yang jujur
 Mengakui kebenaran orang lain
 Mengakui kesalahan diri sendiri
 Berani mengambil keputusan
 Berani berkata benar
 Melindungi kaum yang lemah
 Membantu kaum yang fakir
 Sabar mendengarkan orang lain
 Mengunjungi teman yang sakit
 Membela kehormatan bangsa
 Mengembalikan barang yang bukan miliknya
 Antri
 Mendamaikan

b. Struktur Kegiatan Ekstra Kurikuler

98 | Dokumen Kurikulum Satuan Pendidikan SD Negeri 6 Besakih 2021/2022


1) Pengertian Kegiatan Ekstra Kurikuler
Kegiatan Ekstra Kurikuler adalah kegiatan pendidikan di luar mata pelajaran dan
pelayanan konseling untuk membantu pengembangan peserta didik sesuai dengan kebutuhan,
potensi, bakat, dan minat mereka melalui kegiatan yang secara khusus diselenggarakan oleh
pendidik dan atau tenaga kependidikan yang berkemampuan dan berkewenangan di sekolah.
3) Visi dan Misi Ekstra Kurikuler
a) Visi:
Berkembangnya potensi, bakat dan minat secara optimal, serta tumbuhnya kemandirian
dan kebahagiaan peserta didik yang berguna untuk diri sendiri, keluarga dan masyarakat.
b) Misi:
(1) Menyediakan sejumlah kegiatan yang dapat dipilih oleh peserta didik sesuai dengan
kebutuhan, potensi, bakat, dan minat mereka.
(2) Menyelenggarakan kegiatan yang memberikan kesempatan peserta didik
mengespresikan diri secara bebas melalui kegiatan mandiri dan atau kelompok.
3) Fungsi Kegiatan Ekstra Kurikuler
a) Pengembangan, yaitu fungsi kegiatan ekstra kurikuler untuk mengembangkan
kemampuan dan kreativitas peserta didik sesuai dengan potensi, bakat dan minat
mereka.
b) Sosial, yaitu fungsi kegiatan ekstra kurikuler untuk mengembangkan kemampuan
dan rasa tanggung jawab sosial peserta didik.
c) Rekreatif, yaitu fungsi kegiatan ekstra kurikuler untuk mengembangkan suasana
rileks, mengembirakan dan menyenangkan bagi peserta didik yang menunjang
proses perkembangan.
d) Persiapan karir, yaitu fungsi kegiatan ekstra kurikuler untuk mengembangkan
kesiapan karir peserta didik.
4) Prinsip Kegiatan Ekstra Kurikuler
a) Individual, yaitu prinsip kegiatan ekstra kurikuler yang sesuai dengan potensi,
bakat dan minat peserta didik masing-masing.
b) Pilihan, yaitu prinsip kegiatan ekstra kurikuler yang sesuai dengan keinginan dan
diikuti secara sukarela peserta didik.
c) Keterlibatan aktif, yaitu prinsip kegiatan ekstra kurikuler yang menuntut
keikutsertaan peserta didik secara penuh.

99 | Dokumen Kurikulum Satuan Pendidikan SD Negeri 6 Besakih 2021/2022


d) Menyenangkan, yaitu prinsip kegiatan ekstra kurikuler dalam suasana yang
disukai dan mengembirakan peserta didik.
e) Etos kerja, yaitu prinsip kegiatan ekstra kurikuler yang membangun semangat
peserta didik untuk bekerja dengan baik dan berhasil.
f) Kemanfaatan sosial, yaitu prinsip kegiatan ekstra kurikuler yang dilaksanakan
untuk kepentingan masyarakat.
5) Jenis kegiatan Ekstra Kurikuler yang diselenggarakan pasa Satuan Pendidikan SD Negeri 6
Besakih antara lain
a) Krida,meliputi Pendidikan Kepramukaan, yang merupakan ekstra wajib
b) Latihan/lomba keberbakatan/prestasi, meliputi pengembangan bakat olah raga,
seni dan budaya, keagamaan, dan kesehatan
6) Format Kegiatan
a) Individual, yaitu format kegiatan ekstra kurikuler yang diikuti peserta didik secara
perorangan.
b) Kelompok, yaitu format kegiatan ekstra kurikuler yang diikuti oleh kelompok-
kelompok peserta didik.
c) Klasikal, yaitu format kegiatan ekstra kurikuler yang diikuti peserta didik dalam
satu kelas.
d) Gabungan, yaitu format kegiatan ekstra kurikuler yang diikuti peserta didik
antarkelas/antarsekolah.
e) Lapangan, yaitu format kegiatan ekstra kurikuler yang diikuti seorang atau
sejumlah peserta didik melalui kegiatan di luar kelas atau kegiatan lapangan.
7) Perencanaan Kegiatan
Perencanaan kegiatan ekstra kurikuler mengacu pada jenis-jenis kegiatan yang memuat
unsur-unsur: (1) Sasaran kegiatan, (2) Substansi kegiatan, (3) Pelaksana kegiatan dan
pihak-pihak yang terkait, serta keorganisasiannya, (4) Waktu dan tempat, dan (5)
Sarana. (terlampir).
8) Pelaksanaan Kegiatan
Kegiatan ekstra kurikuler yang bersifat rutin, spontan dan keteladanan dilaksanakan
secara langsung oleh guru, konselor dan tenaga kependidikan di sekolah. Kegiatan
ekstra kurikuler yang terprogram dilaksanakan sesuai dengan sasaran, substansi, jenis
kegiatan, waktu, tempat, dan pelaksana sebagaimana telah direncanakan. (terlampir).
9) Penilaian Kegiatan

100 | Dokumen Kurikulum Satuan Pendidikan SD Negeri 6 Besakih 2021/2022


Hasil dan proses kegiatan ekstra kurikuler dinilai secara kualitatif dan dilaporkan
kepada pimpinan sekolah/madrasah dan pemangku kepentingan lainnya oleh
penanggung jawab kegiatan. (terlampir).
10) Pelaksana Kegiatan
Pelaksana kegiatan ekstra kurikuler adalah pendidik dan atau tenaga kependidikan
sesuai dengan kemampuan dan kewenangan pada substansi kegiatan ekstra kurikuler
yang dimaksud.
11) Pengawasan Kegiatan
Kegiatan ekstra kurikuler di Satuan Pendidikan SD Negeri 6 Besakih, dievaluasi, dan
dibina melalui kegiatan pengawasan.Pengawasan kegiatan ekstra kurikuler dilakukan
secara: (a) interen, oleh kepala sekolah, (b) ekstern, oleh pihak yang secara
struktural/fungsional memiliki kewenangan membina kegiatan ekstra kurikuler yang
dimaksud.
Hasil pengawasan didokumentasikan, dianalisis, dan ditindaklanjuti untuk peningkatan
mutu perencanaan dan pelaksanaan kegiatan ekstra kurikuler di sekolah.
D. Kompetensi Abad -21
D.1 Gerakan Literasi Sekolah
Gerakan literasi sekolah adalah gerakan yang bertujuan untuk menjadikan sekolah
sebagai tempat untuk belajar (membaca dan menulis) agar warganya bisa selalu literat
sepanjang hidup dengan melibatkan peran publik. 
Gerakan literasi sekolah ini wajib digalakkan karena minat membaca dan menulis
masyarakat Indonesia masih tergolong minim. Program literasi sekolah ini diharapkan
mampu membangkitkan minat membaca dan menulis sejak dini.
a) Tujuan gerakan literasi sekolah dibagi menjadi dua, yaitu tujuan umum dan khusus.
1. Tujuan umum
Tujuan umum gerakan literasi sekolah adalah menumbuhkan dan mengembangkan
budi pekerti para peserta didik agar menjadi insan literat sepanjang hidup melalui
ekosistem literasi yang dibangun dalam gerakan literasi sekolah.
2. Tujuan khusus
Tujuan khususnya adalah sebagai berikut.
1. Membentuk budaya literasi di lingkungan sekolah.
2. Meningkatkan insan literat di lingkungan sekolah.

101 | Dokumen Kurikulum Satuan Pendidikan SD Negeri 6 Besakih 2021/2022


3. Meningkatkan pengelolaan pengetahuan di lingkungan sekolah melalui sekolah ramah
anak yang menyenangkan.
4. Menjadi wadah untuk menumbuhkan strategi membaca, sehingga keberlanjutan
pembelajaran bisa selalu dihadirkan.
b) Manfaat gerakan literasi sekolah adalah sebagai berikut.
1. Memperkaya pengetahuan kosa kata.
2. Meningkatkan pemahaman mata pelajaran Bahasa Indonesia.
3. Menambah informasi dan wawasan baru.
4. Meningkatkan kreativitas peserta didik dalam menulis dan menyusun kata-kata.
5. Mengasah daya ingat melalui membaca.
6. Meningkatkan kepekaan terhadap informasi yang muncul di media.

c) Tahap pembelajaran ini merupakan tindak lanjut dari tahap sebelumnya, yaitu tahap 
pengembangan. Pada tahap ini, peserta didik sudah otomatis terlatih untuk menerapkan
budaya literasi di lingkungan sekolah. Adapun kegiatan yang bisa dilakukan pada tahap
ini adalah sebagai berikut.
d) Kebiasaan membaca 15 menit sebelum pembelajaran dimulai. Kegiatan ini bisa
berupa membaca nyaring, membaca dalam hati, membaca bersama, atau
membaca secara terintegrasi dengan beberapa indikator.
e) Menjalankan berbagai strategi untuk memudahkan peserta didik dalam
memahami suatu bacaan di semua mata pelajaran.
f) Memanfaatkan berbagai jenis bacaan, misalnya bacaan cetak, visual, auditori, dan
digital. Dengan demikian, peserta didik bisa memperkaya literasinya di luar
bacaan pelajaran.
D.2. Gerakan Literasi Di Rumah (GLR)
GLR merupakan sebuah upaya yang dilakukan secara menyeluruh untuk menjadikan rumah
sebagai organisasi pembelajar yang waganya literat sepanjang hayat melalui pelibatan publik.
Kegiatan ini sebelumnya disosialisasikan terlebih dahulu Bersama orang tua/wali murid,
sehingga tercapainya program tersebut.
a. Tujuan
1. Tujuan Umum

102 | Dokumen Kurikulum Satuan Pendidikan SD Negeri 6 Besakih 2021/2022


Menumbuhkembangkan budi pekerti peserta didik melalui pembudayaan ekosistem literasi di
rumah yang diwujudkan dalam Gerakan Literasi Di Rumah agar mereka menjadi pembelajar
sepanjang hayat
2. Tujuan Khusus
a. Menumbuh kembangkan budaya literasi di rumah
b. Meningkatkan kapasitas warga dan lingkungan rumah agar literat
c. Menjadikan rumah sebagai taman belajar yang menyenangkan dan ramah anak.
d. Menjaga keberlanjutan pembelajaran dengan menghadirkan beragam buku bacaan dan
mewadahi berbagai strategi membaca (Buku dapat pinjam ke perpustakaan sekolah)
3. Target Pencapaian Pelaksanaan GLR
Semua warga di rumah/anggota keluarga mampu menjadi literat-literat dan berwawasan
keilmuan, sehingga memiliki pengembangan wawasan yang lebih luas.
4. Tahapan Pelaksanaan GLR
1. Pembiasaan membaca bagi semua warga rumah/anggota keluarga pada saat tertentu
secara bersama-sama dengan keluarga (Waktu ditentukan keluarga)
2. Membaca menjasi sebuah tradisi di rumah/keluarga
3. Membaca menjadi sebuah budaya

D.3. Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) Menuju Profil Pelajar Pancasila


Kurikulum 2013 sebagaimana dimaksud di atas berorientasi pada penguatan karakter
peserta didik yang telah diperkuat oleh Peraturan Presiden Nomor 87 Tahun 2017 tentang
Penguatan Pendidikan Karakter (PPK). Dengan demikian guru dituntut untuk melakukan
penguatan karakter peserta didik dengan menginternalisasikan nilai-nilai utama PPK dalam
setiap kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan.
Nilai-nilai utama yang dikembangkan di sekolah dalam penguatan pendidikan
karakter adalah: (1) Relegiusitas; (2) Nasionalisme; (3) Kemandirian; (4) Gotong Royong;
dan (5) Integritas.
Nilai Relegiusitas, diantaranya, beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha
Esa , taat beribadah, bersyukur, berdoa sebelum dan sesudah beraktivitas, dsb. Nilai
Nasionalisme, diantaranya cinta tanah air, semangat kebangsaan, menghargai kebhinekaan,
menghayati lagu nasional dan lagu daerah, cinta produk Indonesia, cinta damai, rela
berkorban, taat hukum, dsb. Nilai Kemandirian, diantaranya disiplin, percaya diri, rasa ingin
tahu, tangguh, bekerja keras, mandiri, kreatif, inovatif, pembelajar sepanjang hayat, dsb. Nilai

103 | Dokumen Kurikulum Satuan Pendidikan SD Negeri 6 Besakih 2021/2022


Gotong Royong, diantaranya suka menolong, suka bekerjasama, peduli sesama, toleransi,
peduli lingkungan, kebersihan dan kerapihan, kekeluargaan, aktif dalam kegiatan
kemasyarakatan, dsb. Nilai Integritas, diantaranya jujur, rendah hati, santun, tanggung jawab,
keteladanan, komitmen moral, cinta kebenaran, menepati janji, anti korupsi, dsb.
Dalam masa Pembelajaran Jarak Jauh ini peran orang tua dalam pembentukan
karakter lebih tepat dan kontekstual, sehingga pelaksanaan penanaman nilai karakter lebih
pas dan efektif. Strategi pelaksanaan penanaman nilai-nilai karakter ini dengan melalui
integrasi dalam setiap perbuatan dan perilaku dalam semua kegiatan di rumah. Dalam hal ini
untuk melakukan kegiatan pengamatan dapat dilakukan dengan melalui kolaborasi orang tua
dengan guru.
Pendidikan karakter yang dikembangkan di sekolah pada ujungnya untuk menuju
Profil Pelajar Pancasila yang elemen-elemennya terdapat pada berikut:
1. Beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berakhlak mulia. Pelajar
Indonesia yang berakhlak mulia adalah pelajar yang berakhlak dalam hubungannya
dengan Tuhan Yang Maha esa. Ia memahami ajaran agama dan kepercayaannya serta
menerapkan pemahaman tersebut dalam kehidupan sehari-hari. Elemen Kunci: Akhlak
Bergama, Akhlak Pribadi, Akhlak kepada manusia, Akhlak kepada Alam, dan Akhlak
Bernegara.
2. Berkebinekaa Global. Pelajar Indonesia mempertahankan Budaya Luhur, lokalitas, dan
identitasnya, dan tetap berpikiran terbuka dalam berinteraksi dengan budaya lain,
sehingga menumbuhkan rasa saling menghargai dan kemungkinan terbentuknya budaya
baru yang positif dan tidak bertentangan dengan budaya luhur bangsa. Elemen Kunci: (1)
Mengenal dan menghargai budaya; (2) Kemampuan komunikasi intercultural dalam
berinteraksi dengan sesame; (3) Refleksi dan tanggung jawab terhadap pengalaman
kebinekaan.
3. Gotong Royong. Pelajar Indonesia memiliki kemampuan gotong royong, yaitu
kemampuan untuk melakukan kegiatan secara Bersama-sama dengan suka rela agar
kegiatan yang dikerjakan dapat berjalan lancer, mudah, dan ringan. Elemen Kunci: (1)
Kolaborasi; (2) Kepedulian; (3) Berbagi
4. Mandiri. Pelajar Indonesia adalah pelajar yang mandiri, yaotu pelajar yang bertanggung
jawab atas proses dan hasil belajarnya. Elemen Kunci: (1) Kesadaran akan diri dan
situasi yang dihadapi; (2) Regulasi Diri

104 | Dokumen Kurikulum Satuan Pendidikan SD Negeri 6 Besakih 2021/2022


5. Bernalar Kritis. Pelajar Indonesia adalah pelajar bernalar kritis yang mampu secara
obyektif memroses informasi, baik kualitatif maupun kuantitatif, membangun keterkaitan
antara berbagai informasi, menganalisis informasi, mengevaluasi dan menyimpulkannya.
Elemen Kunci: (1) Memeroleh dan memroses informasi dan gagasan; (2) Menganalisis
dan mengevaluasi penalaran; (3) Merefleksi pemikiran dan proses berpikir; (4)
Mengambil Keputusan
6. Kreatif. Pelajar Indonesia adalah Pelajar kreatif yang mampu memodifikasi dan
menghasilkan sesuatu yang orisinal, bermakna, bermanfaat, dan berdampak. Elemen
Kunci: (1) Menghasilkan gagasan yang orisinal; (2) Menghasillkan karya dan tindakan
yang orisinal

D.4. Keterampilan Abad -21


Masa Pandemi Covid-19 ini adalah merupakan masa di mana seluruh warga negara di
seluruh dunia termasuk kita di dalamnya untuk selalu bagai berfikir dan bertindak dalam
mengahadapi berbagai masalah. Seperti saat ini belajar dari rumah membutuhkan pemikiran
yang terbuka dalam implementasinya, agar tidak dihantui rasa ketakutan dan rasa
kekahawatiran yang mendalam. Dengan belajar jarak jauh anak dilebih untuk lebih mandiri
dan obyektif dalam menerima setiap kondisi yang ada. Masa pandemi covid-19 tidak menjadi
halangan untuk dapat memiliki keterampilan berfikir, justru dengan kondisi saat ini dapat
menumbuhkembangkan daya fikir untuk dapat menyelesaikan permasalahan yang ada.
Keterampilan abad 21 sangat memerlukan keterampilan terutama dalam hal:
1) Berfikir Kritis (Critical Thinking)
Berfikir untuk memecahkan masalah, Peserta didik dituntut mampu menggunakan
kemampuan yang dimilikinya untuk berusaha menyelesaikan permasalahan yang
dihadapinya dengan mandiri, peserta didik juga memiliki kemampuan untuk menyusun
dan mengungkapkan, menganalisa, dan menyelesaikan masalah.
2) Berfikir Kreatif (Creative Thinking)

105 | Dokumen Kurikulum Satuan Pendidikan SD Negeri 6 Besakih 2021/2022


Peserta didik mampu mengembangkan, melaksanakan, dan menyampaikan gagasan-
gagasan baru kepada yang lain; bersikap terbuka dan responsif terhadap perspektif baru
dan berbeda.
3) Mampu Berkomunikasi (Communication)
Peserta didik diberikan kesempatan menggunakan kemampuannya untuk mengutarakan
ide-idenya, baik itu pada saat berdiskusi dengan teman-temannya maupun ketika
menyelesaikan masalah dari gurunya. Peserta didik tidak boleh lagi anti ICT, mereka
harus biasa dengan komunikasi yang bertekhnologi. Demikian juga gurunya
4) Mampu Berkolaborasi (Collaboration)
Peserta didik harus mampu kemampuannya dalam kerjasama berkelompok dan
kepemimpinan; beradaptasi dalam berbagai peran dan tanggungjawab; bekerja secara
produktif dengan yang lain; menempatkan empati pada tempatnya; menghormati
perspektif berbeda.

D. PENGATURAN BEBAN BELAJAR DAN PENILAIAN


Beban belajar yang diterapkan di Satuan Pendidikan Sekolah Dasar Negeri 6 Besakih
adalah sistem paket, yaitu sistem penyelenggaraan program pendidikan peserta didik
diwajibkan mengikuti seluruh program pembelajaran dan beban belajar yang sudah
ditetapkan untuk setiap kelas sesuai dengan struktur kurikulum yang berlaku. Beban belajar
setiap mata pelajaran pada sistem paket dinyatakan dalam satuan jam pembelajaran. 1 jam
pembelajaran adalah 35 menit. Beban belajar terdiri dari:
a) kegiatan tatap muka
b) penugasan terstruktur
c) kegiatan mandiri tidak terstruktur.
Pemanfaatan alokasi waktu untuk Penugasan Terstruktur (PT) dan Kegiatan Mandiri
Tidak Terstruktur (KMTT) sebanyak maksimum 40% dari jumlah alokasi waktu tatap muka
permata pelajaran yang disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing mata pelajaran.

Pengaturan Beban Belajar Satuan Pendidikan Sekolah Dasar Negeri 6 Besakih Tahun
Pelajaran 2021/2022

KELAS SATU JAM JUMLAH JAM MINGGU WAKTU


PEMBELAJA PEMBELAJAR EFEKTIF PEMBELAJARAN/
RAN TATAP AN PER-

106 | Dokumen Kurikulum Satuan Pendidikan SD Negeri 6 Besakih 2021/2022


BELAJAR

MUKA MINGGU. PER- JAM PER/TAHUN


TAHUN
AJARAN

I 35 34 30 1020

II 35 36 30 1080

III 35 38 30 1140

IV 35 40 30 1200

V 35 40 30 1200

VI 35 40 28 1120

E .KETUNTASAN BELAJAR
a. Waktu
Penentuan KBM untuk peserta didik Satuan Pendidikan SD Negeri 6 Besakih
ditetapkan pada saat penyusunan kurikulum menjelang awal tahun pembelajaran baru
melalui musyawarah antara guru, kepala sekolah, dan stake holders lainnya. Begitu
pula penentuan kriteria kenaikan kelas. Pelaksanaan ujian sekolah dilaksanakan pada
akhir tahun pelajaran.
b. Langkah-langkah menentukan Kereteria ketuntasan Minimal ( KKM )
Kriteria yang dijadikan acuan dalam menentukan KBM peserta didik pada
Satuan Pendidikan SD Negeri 6 Besakih antara lain;
1) Intake, yaitu bahan pertimbangan yang berasal dari tingkat rata-rata kemampuan
peserta didik. Kemampuan rata-rata tersebut diambil dari rata-rata kelas dari
prestasi sebelumnya. Semakin tinggi rata-rata kelas, maka bobot yang diberikan
semakin besar.

107 | Dokumen Kurikulum Satuan Pendidikan SD Negeri 6 Besakih 2021/2022


2) Kompleksitas kompetensi, yaitu menyangkut tingkat kesulitan, kedalaman, dan
tingkat kompleksitas kompetensi yang harus dipelajari siswa. Semakin tinggi
tingkat kesulitan dan kompleksitas kompetensi, maka semakin kecil bobot yang
diberikan sebagai dasar penghitungan KBM.
3) Kemampuan sumber daya pendukung meliputi kemampuan guru, dan sarana
prasarana dalam penyelenggaraan pembelajaran.
Proses penentuan KKM yang ditempuh dalam penentuan KBM setiap kelas
adalah :
(1) Menghitung jumlah Kompetensi Dasar (KD) setiap mata pelajaran setiap
kelas.
(2) Menenentukan kekuatan/nilai untuk setiap aspek/komponen, sesuai dengan
kemampuan masing-masing aspek:
 Aspek Kompleksitas:
Semakin komplek (sukar) KD maka nilainya semakin rendah tetapi
semakin mudah KD maka nilainya semakin tinggi.
 Aspek Sumber Daya Pendukung
Semakin tinggi sumber daya pendukung maka nilainya semakin tinggi.
 Aspek intake
Semakin tinggi kemampuan awal siswa (intake) maka nilainya semakin
tinggi.
(3) Menjumlahkan nilai setiap komponen, selanjutnya dibagi 3 untuk
menentukan KKM setiap KD.
(4) Menjumlahkan seluruh KBM KD, selanjutnya dibagi dengan jumlah KD
untuk menentukan KBM mata pelajaran.
Dari proses penyusunan KKM tersebut maka Satuan Pendidikan SD Negeri 6 Besakih untuk
tahun pembelajaran 2021/2022 menetapkan KBM.
a. Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) untuk Kelas I,II,III,IV,V dan VI
Kriteria Ketuntasan Minimal
Mata
KI1
No Pelajaran/Muatan
, KI 3 KI 4
Mata Pelajaran
KI2
Kelompok A I II III IV V VI I II III IV V VI
1 Pendidikan Agama dan 75 75 75 75 75 75 75 75 75 75 75 75

108 | Dokumen Kurikulum Satuan Pendidikan SD Negeri 6 Besakih 2021/2022


Budi Pekerti B

2 PPKn B 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70

3 Bahasa Indonesia B 70 70 70 71 71 71 70 70 70 71 71 71

4 Matematika B 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70

Ilmu Pengetahuan - - - 71 71 71
5 B - - - 71 71 71
Alam
Ilmu Pengetahuan - - - 70 70 70
6 B - - - 70 70 70
Sosial
Kelompok B
1 SBdP B 75 75 75 75 75 75 75 75 75 75 75 75

2 PJOK B 75 75 75 75 75 75 75 75 75 75 75 75

Kelompok Mulok

1 Bahasa Bali/Bahasa, B 75 75 75 75 75 75 75 75 75 75 75 75

2 Upakara B 70 70 70 75 75 75 70 70 70 75 75 75

Ekstrakurikuler
1 Wajib (Pramuka) B B B B B B B B B B B B B

2 Pilihan
B B B B B B B B B B B B B
2.Kelompok Seni
Budaya Daerah Bali
( Tari )
3.Olahraga ( catur, B B B B B B B B B B B B B
Tari, bulu tangkis )

b. Kriteria Ketuntasan Minimal Kelas

Untuk menentukan predikat dan pengkriteriaan kualifikasi siswa maka ditetapkanlah


KKM Satuan Pendidikan yang berlaku untuk semua kelas dan semua muatan mata pelajaran
agar tidak terjadi disparitas dalam menentukan ketercapaian predikat siswa di semua kelas.
KKM Satuan Pendidikan adalah 59. Sehingga rentangan nilai diperhitungkan dengan 100-59
= 41, kemudian dibagi 3 menjadi 13,6 (rentangan dibulatkan menjadi 14). Predikat cukup
dimulai dari 59. Predikat dan pengkiteriaan siswa berdasarkan acuan table kriteria predikat
siswa.
Tabel Kriteria Predikat Siswa

109 | Dokumen Kurikulum Satuan Pendidikan SD Negeri 6 Besakih 2021/2022


No. Rentangan Nilai Sebutan Predikat

1 87 – 100 A Amat Baik

2 73 – 86 B Baik

3 59 – 72 C Cukup

4 0 – 57 D Kurang

1. Program Remedial (Perbaikan)


a. Remedial wajib diikuti oleh peserta didik yang belum mencapai KBM dalam
setiap kompetensi dasar dan/atau indikator.
b. Kegiatan remedial dilaksanakan di dalam/di luar jam pembelajaran.
c. Kegiatan remedial meliputi remedial pembelajaran dan remedial penilaian.
d. Penilaian dalam program remedial dapat berupa tes maupun nontes.
e. Kesempatan mengikuti kegiatan remedial.
f. Nilai remedial dapat melampaui KBM.

2. Program Pengayaan
a. Pengayaan boleh diikuti oleh peserta didik yang telah mencapai KBM dalam
setiap kompetensi dasar.
b. Kegiatan pengayaan dilaksanakan di dalam/di luar jam pembelajaran.
c. Penilaian dalam program pengayaan dapat berupa tes maupun nontes.
d. Nilai pengayaan yang lebih tinggi dari nilai sebelumnya dapat digunakan.

F.KRITERIA KENAIKAN KELAS


Kenaikan kelas dilaksanakan pada setiap akhir tahun ajaran. Kriteria dan penentuan
kenaikan kelas adalah sebagai berikut.
Kriteria kenaikan kelas
1) Penentuan kenaikan kelas peserta didik dilakukan oleh sekolah dalam suatu rapat
Dewan guru dengan mempertimbangkan KBM, sikap/penilaian budi pekerti dan
kehadiran siswa yang bersangkutan.

110 | Dokumen Kurikulum Satuan Pendidikan SD Negeri 6 Besakih 2021/2022


2) Peserta didik dinyatakan tidak naik kelas, apabila yang bersangkutan tidak
mencapai kriteria ketuntasan belajar minimal lebih dari 3 (tiga) mata pelajaran.
3) Peserta didik yang dinyatakan tidak naik kelas harus mengulang di kelas
bersangkutan.

G. KRITERIA KELULUSAN
1. Menyelesaikan seluruh program pembelajaran.
2. Memperoleh nilai minimal Baik pada penilaian akhir untuk seluruh mata pelajaran
kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia, kelompok mata pelajaran
kewarganegaraan dan kepribadian, kelompok mata pelajaran estetika, dan
kelompok mata pelajaran jasmani, olah raga dan kesehatan.
3. Menyelesaikan tugas pembelajaran 2 semester di kelas terakhir.
4. Mengikuti Ujian Sekolah;
5. Lebih lanjut disesuaikan dengan kebijakan pemerintah/pemerintah daerah.
H. Pelaksanaan Penilaian Pembelajaran
Pelaksanaan dilakukan berdasarkan Permendikbud Nomor 23 tahun 2016.
Berdasarkan aturan tersebut, penilaian pembelajaran dilaksanakan melalui :
i. Penilaian Kompetensi Inti Spiritual,
ii. Penilaian Kompetensi Inti Sikap,
iii. Penilaian Kompetensi Inti Pengetahuan,
iv. Penilaian Kompetensi Inti Keterampilan
Mekanisme penilaian dilakukan dengan terhadap aspek sikap dilakukan melalui
melalui observasi/pengamatan dan teknik penilaian lain yang relevan, dan pelaporannya
menjadi tanggungjawab wali kelas atau guru kelas. Penilaian aspek pengetahuan dilakukan
melalui tes tertulis, tes lisan, dan penugasan sesuai dengan kompetensi yang dinilai. Penilaian
keterampilan dilakukan melalui praktik, produk, proyek, portofolio, dan/atau teknik lain
sesuai dengan kompetensi yang dinilai.
Pelaporan hasil penilaian pencapaian pengetahuan dan keterampilan peserta didik
disampaikan dalam bentuk angka dengan skala 0-100 dan deskripsi.
Pengumpulan nilai dilakukan melalui penilaian :
1) Otentik selama proses pembelajaran,
2) Penilaian harian;
3) Penilaian Tengah Semester;

111 | Dokumen Kurikulum Satuan Pendidikan SD Negeri 6 Besakih 2021/2022


4) Penilaian Akhir Semester;
5) Penilaian Akhir Tahun;
6) Ujian Sekolah Berstandar Nasional;
7) Ujian Sekolah.
Penilaian Kompetesi Sikap Spiritual dan Sikap Sosial dilakukan melalui observasi,
pengamatan, penilaian diri sendiri, penilaian teman sejawat, dan jurnal pada semua mata
pelajaran. Penilaian secara langsung dilaksanakan melalui pembelajaran Mata Pelajaran
Agama Hindu dan Budi Pekerti dan Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan. Penilaian
kompetensi pengetahuan dilakukan melalui tes tulis, lisan, dan/atau tugas. Penilaian
kompetensi keterampilan dilakukan melalui unjuk kerja, proyek, dan/atau portofolio.

I. Pendidikan Kecakapan Hidup dan Pendidikan Berbasis Keunggulan Lokal


Layanan Pendidikan Kecakapan Hidup (PKH) dilaksanakan secara terpadu melalui
mata pelajaran, muatan lokal, dan pengembangan diri. Lingkup PKH adalah:

1) Kecakapan Personal yang berisi:


1) Keimanan dan ketaqwaan sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa.
2) Pengembangan karakter: rasa tanggung jawab, kebiasaan tertib dan disiplin, cinta
kebenaran, komitmen hidup rukun, saling menghargai, saling membantu, saling
menghormati dan memiliki budaya santun.
3) Kebiasaan tanggap dan peduli terhadap kebersihan, keamanan, kesehatan dan
keindahan lingkungan.
4) Memahami potensi diri dan mampu membangun rasa percaya diri.
2) Kecakapan Berpikir Rasional yang berisi:
1) Kecakapan menggali informasi melalui berbagai strategi.
2) Kecakapan mengolah informasi.
3) Kecakapan mengambil keputusan.
4) Kecakapan memecahkan masalah.
3) Kecakapan Sosial yang berisi:
1) Kecakapan berkomunikasi dengan empati.
2) Kecakapan bekerjasama.
3) Kecakapan dasar memimpin.
4) Kecakapan Pra Vokasional yang meliputi:
1) Ketrampilan Mejejahitan

112 | Dokumen Kurikulum Satuan Pendidikan SD Negeri 6 Besakih 2021/2022


2) Keterampilan TIK.
J. Pendidikan Berbasis Keunggulan Lokal dan Global

Layanan Pendidikan Berbasis Keunggulan Lokal dan Global terpadu dalam


pembelajaran melalui setiap mata pelajaran, muatan lokal dan pengembangan diri.
Keunggulan Lokal terangkum dalam pengembangan bahan ajar setiap mata pelajaran dan
pemilihan sumber belajar. Khusus mengenai pembelajaran muatan lokal bahasa Bali sengaja
ditetapkan sebagai media pelestarian dan pengembangan bahasa dan budaya daerah sebagai
salah satu bidang unggulan Propinsi Bali.

Disamping bahasa Bali keunggulan lokal di dalam kurikulum ini tercermin dalam
penentuan media layanan pembelajaran dalam bentuk muatan lokal pilihan dan
pengembangan diri antara lain bidang pengembangan diri spontan dan keteladanan yang
memuat nilai moral, nilai tata krama, budi pekerti dan pembiasaan positif yang diharapkan
akan menjadi ciri khas karakter siswa lulusan Satuan Pendidikan Sekolah Dasar Negeri 6
Besakih yang tercermin dalam perilaku dan kehidupan sehari-hari.

Untuk membekali peserta didik agar memiliki kemampuan untuk menghadapi


kehidupan global yang sangat kompetitif, kurikulum ini menyediakan program layanan
melalui pemilihan bahan ajar pada beberapa mata pelajaran serta penentuan bidang
keterampilan muatan lokal dan pengembangan diri khususnya pada kegiatan ekstrakurikuler
antara lain melalui mata pelajaran bahasa Inggris dan pengenalan pelajaran Teknologi
Informasi dan Komunikasi (TIK) serta berbagai jenis keterampilan ekstrakurikuler termasuk
penyediaan wadah kegiatan keterampilan percakapan Bahasa Inggris.

L. Pembelajaran di Masa Pandei Covid-19

Sejak diumumkan oleh Presiden Joko Widodo mengenai kasus pertama Coronavirus
Disease 2019 (Covid-19) pada awal Maret 2020 yang lalu, Indonesia kemudian dihadapkan
pada masa pandemi. Hampir seluruh sektor kehidupan lumpuh, tidak terkecuali di bidang
pendidikan. Apalagi saat itu, seluruh satuan pendidikan maupun lembaga pendidikan tinggi
memasuki akhir semester genap dan akan menghadapi masa penilaian akhir tahun atau ujian
sekolah, yang kemudian diikuti dengan penerimaan peserta didik baru (PPDB). Keadaan
tersebut di atas juga berimbas pada pembelajaran tatap muka di sekolah. Sekolah-sekolah
mulai menerapkan pembelajaran jarak jauh dan melakukan proses Belajar Dari Rumah

113 | Dokumen Kurikulum Satuan Pendidikan SD Negeri 6 Besakih 2021/2022


(BDR). Pada pertengahan April 2020, Kemendikbud juga menayangkan program Belajar dari
Rumah (BDR) yang disiarkan TVRI. Program ini diisi dengan berbagai tayangan edukatif
dan menyenangkan sebagai alternatif pembelajaran bagi peserta didik, orang tua, dan guru.

Catatan menarik pelaksanaan BDR di SD Negeri 6 Besakih dari bulan Maret 2020
sampai dengan Juni 2021 adalah pemanfaatan kantung BDR untuk mengumpul tugas-tugas
belajar peserta didik. Kantung-kantung BDR itu sebagai tempat mengumpul pekerjaan siswa
selama seminggu terakhir. Pengumpulan tugas BDR dilakukan secara berjadwal sehingga
seminggu sekali setiap peserta didik memperoleh satu kesempatan untuk datang ke sekolah
mengambil tugas belajar sekaligus mengumpul tugas belajar. Pengumpulan tugas belajar
dilakukan orang tua peserta didik dengan tetap mempedomani protokol kesehatan
pencegahan penyebaran Covid-19. Tugas-tugas belajar tersebut kemudian diberikan
feedback. Feedback dari guru kemudian diunggah pada WAG dengan menampilkan masing-
masing 3 pekerjaan terbaik dan 3 pekerjaan dengan feedback paling rendah. Kegiatan ini
merupakan alternatif solusi untuk mempertahankan dan meningkatkan motivasi belajar
peserta didik.

Pada sisi lain BDR dengan sistem daring sedikit memberikan pengaruh bagi guru
yang secara usia dan pengetahuan masih terbatas untuk mengelola pembelajaran secara
daring. Kemampuan dan keterampilan guru dalam penguasaan teknologi dan informasi
khususnya dalam mengelola pembelajaran secara daring masih perlu ditingkatkan. Disamping
itu belum semua peserta didik memiliki alat dan sarana akses pembelajaran secara daring
sehingga masih dilakukan pembelajaran yang mengkombinasikan pembelajaran tatap muka
terbatas melalui kunjungan rumah dan klinik belajar di sekolah dengan pembelajaran daring.

Guru juga dihadapkan paradigma perubahan bentuk administrasi perencanaan,


pelaksanaan, evaluasi, dan tindak lanjut pembelajaran. Khusus perencanaan pembelajaran
guru diharapkan menyusun RPP daring. Kondisi ini mengharuskan guru untuk selalu mengisi
diri dengan mengadaptasi dan mengadopsi pola-pola pembelajaran terutama perencanaan
pembelajaran yang baik yang sudah dipraktekkan oleh guru lain. Pada tahun pelajaran
2021/2022 guru lebih diharapkan mampu merancang pembelajaran dengan menerapkan moda
campuran PTMT dan PJJ.

Evaluasi pembelajaran dilakukan melalui pengamatan, inventaris, serta memanfaatkan


hasil tugas belajar peserta didik yang dikumpul melaui kantong BDR. Hasil asesmen tersebut

114 | Dokumen Kurikulum Satuan Pendidikan SD Negeri 6 Besakih 2021/2022


kemudian dikombinasikan dengan pengamatan yang dilakukan guru saat melaksanakan
kegiatan PTMT melalui kunjungan rumah maupun klinik beljar di sekolah. Penilaian tengah
semester tetap diadakan sedangkan penilaian kenaikan kelas tidak diadakan. Penentuan
kelulusan peserta didik pada tahun pelajaran 2020/2021 juga ditentukan mengacu pada hasil
ujian sekolah dan hasil belajar murid selama semester 1 dan semester 2. Kriteria kelulusan
lain disesuaikan dengan kurikulum tahun pelajaran 2020/2021 yang lalu.

Pada tahun pelajaran 2020/2021 sesuai dengan protokol kesehatan pencegahan


penularan Covid-19 maka kenaikan kelas dilakukan dengan pengumuman lewat WAG dan
ditempel di papan pengumuman sekolah. Sebagai bentuk motivasi bagi peserta didik yang
meraih peringkat 1, 2, dan 3 di masing-masing kelas mereka diundang ke sekolah untuk
menerimaan piala dan sertifikat. Pembagian raport dilakukan mulai tanggal 12 Juni 2021
sampai dengan 26 Juni 2020 yang diambil oleh orang tua peserta didik. Pada saat pembagian
raport ini masing-masing guru kelas menginventaris nomor WA peserta didik yang akan
digunakan untuk proses belajar selanjutnya tahun pelajaran 2021/2022.

L. Rencana Strategi Pelaksanaan Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) Di Masa Pandemi


Selama masa pandemi, guru dan tenaga kependidikan bekerja dan mengajar dari
sekolah. Guru diperkenankan mengelola pembelajaran dri rumah jika dalam keadaan isolasi
mandiri atau karena kebijakan pemerintah. Pada saat pelaksanaan BDR para guru berkreasi
dengan menggunakan bahan ajar yang terdiri dari:

a. Instruksi dan materi pembelajaran daring dengan menggunakan media dan sumber
belajar daring melalui WAG.
b. Instruksi dan materi pembelajaran luring dengan menggunakan televisi, radio,
buku, dan modul pembelajaran mandiri peserta didik.
Guru melaporkan pembelajaran yang dikumpulkan setiap minggu yang memastikan
bahwa guru memfasilitasi pembelajaran jarak jauh baik secara daring maupun luring. Guru
memastikan rencana pelaksanaan pembelajaran menerapkan pembelajaran bermakna,
kegiatan kecakapan hidup dan aktivitas fisik. Guru mengintegrasikan materi edukasi untuk
orang tua/wali peserta didik terkait pencegahan COVID-19 dan menerapkan pola perilaku
hidup bersih di rumah.

115 | Dokumen Kurikulum Satuan Pendidikan SD Negeri 6 Besakih 2021/2022


Selama pelaksanaan PJJ guru memfasilitasi pelaksanaan PJJ secara daring, luring,
maupun kombinasi keduanya sesuai kondisi dan ketersediaan sarana pembelajaran. Adapun
acuan guru dalam mengelola pelaksanaan PJJ yaitu:

a. Menyiapkan rencana pelaksanaan pembelajaran jarak jauh. Dalam menyiapkan


pembelajaran, guru perlu memastikan beberapa hal: memastikan kompetensi
pembelajaran yang ingin dicapai, dilarang memaksakan penuntasan kurikulum dan fokus
pada pendidikan kecakapan hidup.
b. Menyiapkan materi pembelajaran. Dalam pelaksanaan BDR, materi dapat difokuskan
pada: 1) literasi dan numerasi; 2) pencegahan dan penanganan pandemi COVID-19; 3)
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) dan Gerakan Masyarakat Sehat (Germas); 4)
kegiatan rekreasional dan aktivitas fisik; 5) spiritual keagamaan; dan/atau 6) penguatan
karakter dan budaya.
c. Menentukan metode dan interaksi yang dipakai dalam penyampaian pembelajaran
melalui daring, luring, atau kombinasi keduanya.
d. Menentukan jenis media pembelajaran, seperti format teks, audio/video simulasi,
multimedia, alat peraga, dan sebagainya yang sesuai dengan metode pembelajaran yang
digunakan; dan
e. Guru perlu meningkatkan kapasitas dengan mengikuti pelatihan daring yang disediakan
oleh pemerintah maupun lembaga PJJ pada situasi darurat COVID-19.

2. Fase-fase pelaksanaan PJJ daring adalah:


a. Fase Pra Pembelajaran
1) Siapkan nomor telepon orang tua/wali peserta didik atau peserta didik dan buat
grup WhatsApp (atau aplikasi komunikasi lainnya) sebagai media interaksi dan
komunikasi.
2) Diskusikan dengan orang tua/wali peserta didik atau peserta didik:
a) ketersediaan gawai/laptop/ komputer dan akses internet;
b) aplikasi media pembelajaran daring yang akan digunakan;
c) cara penggunaan aplikasi daring;
d) Materi dan jadwal pembelajaran daring.

116 | Dokumen Kurikulum Satuan Pendidikan SD Negeri 6 Besakih 2021/2022


3) Buat RPP yang sesuai dengan kondisi dan akses pembelajaran daring.
4) Memastikan orang tua/wali peserta didik atau peserta didik mendukung proses
pembelajaran daring.
b. Fase Pembelajaran (Tatap muka virtual)
1) Periksa kehadiran peserta didik dan pastikan peserta didik siap mengikuti
pembelajaran.
2) Mengajak peserta didik berdoa sebelum dan sesudah pembelajaran.
3) Penyampaian materi sesuai dengan metode yang digunakan.
4) Selalu berikan kesempatan pada peserta didik untuk bertanya, mengemukakan
pendapat, dan/atau melakukan refleksi.
c. Fase Selesai Pembelajaran
1) Setiap peserta didik mengisi lembar aktivitas sebagai bahan pemantauan belajar
harian.
2) Mengingatkan orang tua/wali peserta didik atau peserta didik untuk
mengumpulkan lembar aktivitas dan penugasan seminggu sekali sesuai dengan
jadwal yang ditentukan pada kantung tugas BDR.
3) Memberikan umpan balik terhadap hasil karya/tugas peserta didik/lembar refleksi
pengalaman belajar.
3. Fase-fase pelaksanaan PJJ luring menggunakan media buku, modul dan bahan ajar
dari lingkungan sekitar adalah:

a. Fase Pra Pembelajaran


1) Menyiapkan RPP.
2) Menyiapkan bahan ajar, jadwal dan penugasan kemudian meletakannya pada
kantung BDR untuk diambil oleh orang tua pesertadidik.
3) Memastikan semua peserta didik telah mendapatkan lembar jadwal dan penugasan.
4) Jadwal pembelajaran dan penugasan belajar diambil oleh orang tua/wali peserta
didik sekali seminggu di akhir minggu dan atau disebarkan melalui media
komunikasi yang tersedia.
5) Guru dan orang tua/wali peserta didik yang bertemu untuk menyerahkan jadwal dan
penugasan diwajibkan melakukan prosedur keselamatan pencegahan COVID-19.
b. Fase Pembelajaran

117 | Dokumen Kurikulum Satuan Pendidikan SD Negeri 6 Besakih 2021/2022


1) Pembelajaran luring dibantu orang tua/wali peserta didik sesuai dengan jadwal
dan penugasan yang telah diberikan.
2) Guru dapat melakukan kunjungan ke rumah peserta didik untuk melakukan
pengecekan dan pendampingan belajar. Jika ini dilaksanakan, wajib melakukan
prosedur pencegahan penyebaran COVID19.
3) Berdoa bersama sebelum dan sesudah belajar.
c. Fase Selesai Pembelajaran
1) Setiap peserta didik mengisi lembar aktivitas sebagai bahan pemantauan belajar
harian
2) Orang tua/wali peserta didik memberikan tandatangan pada tiap sesi belajar yang
telah tuntas di lembar pemantauan harian
3) Penugasan diberikan sesuai dengan jadwal .
4) Muatan penugasan adalah pendidikan kecakapan hidup, antara lain mengenai
pandemi COVID-19. Selain itu, perlu dipastikan adanya konten rekreasional dan
ajakan melakukan olahraga/ kegiatan fisik dalam upaya menjaga kesehatan
mental dan fisik peserta didik selama periode BDR.
5) Hasil penugasan berikut lembar pemantauan aktivitas harian dikumpulkan setiap
akhir minggu sekaligus mengambil jadwal dan penugasan untuk minggu
berikutnya. Ini dapat juga dikirim melalui alat komunikasi atau pada kantung
BDR yang telah disediakan di sekolah.
4. Fase-fase pelaksanaan PJJ luring menggunakan televisi dan radio sebagai pedoman
guru adalah:
a. Fase Pra Pembelajaran
1) Mendapatkan informasi mengenai jadwal pembelajaran melalui televisi/radio.
2) Menyosialisasikan jadwal pembelajaran kepada orang tua/wali dan peserta didik.
b. Fase Pembelajaran
1) Guru ikut menyaksikan pembelajaran Televisi/Radio
2) Guru mencatat pertanyaan/ penugasan yang diberikan di akhir pembelajaran
3) Guru membuat tugas tambahan informasi berdasarkan pembelajaran televisi/radio
(jika dibutuhkan)
4) Berdoa sebelum dan sesudah belajar.
c. Fase Selesai Pembelajaran
1) Guru membuat kunci jawaban atas penugasan

118 | Dokumen Kurikulum Satuan Pendidikan SD Negeri 6 Besakih 2021/2022


2) Mengumpulkan hasil penugasan sesuai dengan waktu yang ditentukan pada
kantung tugas BDR.
3) Penilaian dilakukan dengan mempertimbangkan ketuntasan seluruh aktivitas dan
penugasan.
Evaluasi pembelajaran baik daring maupun luring dilakukan dengan berpedoman pada
portofolio aktivitas belajar peserta didik, portofolio tugas-tugas belajar peserta didik, serta
akan melakukan penilaian pada tengah semester dan penilaian akhir semester yang
sepenuhnya diserahkan pada pendidik baik dilakukan secara daring maupun dilakukan secara
luring.

Pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan oleh guru boleh dilakukan secara luring,
boleh secara daring, atau kombinasi (blended) antara luring dan daring.

5. Strategi Pelaksanaan Pembelajaran Tatap Muka Terbatas (PTMT) pada Masa


Adaptasi Kebiasaan Baru
Tata laksana proses pendidikan pada masa adaptasi kebiasaan baru adalah sebagai
berikut:
a. Seluruh sarana dan prasarana satuan pendidikan dibersihkan secara rutin, minimal 2 (dua)
kali sehari, saat sebelum KBM dimulai dan setelah KBM selesai.
b. Pemantauan kesehatan secara rutin, termasuk setiap sebelum KBM mulai berjalan,
terhadap seluruh warga satuan pendidikan (termasuk peserta didik, guru, dan tenaga
kependidikan lainnya termasuk pengurus kantin satuan pendidikan), terkait gejala-gejala
COVID-19, antara lain:
1) demam tinggi diatas 38oC;
2) batuk;
3) pilek;
4) sesak napas;
5) diare; dan/atau
6) kehilangan indera perasa dan/ atau penciuman secara tiba-tiba.
c. Pihak satuan pendidikan perlu mengatur proses pengantaran dan penjemputan peserta
didik untuk menghindari kerumunan dan penumpukan warga satuan pendidikan saat
mulai dan selesai KBM.
d. Seluruh warga satuan pendidikan aktif, termasuk peserta didik, wajib aktif dalam
mempromosikan protokol pencegahan penyebaran COVID-19, antara lain:

119 | Dokumen Kurikulum Satuan Pendidikan SD Negeri 6 Besakih 2021/2022


1) cuci tangan pakai sabun yang rutin minimal 20 detik;
2) hindari menyentuh wajah, terutama hidung, mata, dan mulut;
3) selalu memakai masker:
4) menggunakan pelindung wajah (face shield)
5) menerapkan jaga jarak sebisa mungkin, sekitar 1-2 meter; dan
6) melakukan etika batuk dan bersin yang benar.
e. Pihak satuan pendidikan perlu memastikan sarana dan prasarana yang sesuai untuk
mencegah penyebaran COVID-19, antara lain memastikan ketersediaan fasilitas cuci
tangan pakai sabun, minimal di lokasi dimana warga satuan pendidikan masuk dan keluar
dari lingkungan satuan pendidikan.
f. Pihak satuan pendidikan menempatkan materi informasi, komunikasi, dan edukasi terkait
pencegahan penyebaran COVID-19 di tempattempat yang mudah dilihat oleh seluruh
warga satuan pendidikan, terutama peserta didik, dengan pesan-pesan yang mudah
dimengerti, jelas, dan ramah peserta didik.
g. Pihak satuan pendidikan memastikan adanya mekanisme komunikasi yang mudah dan
lancar dengan orang tua/wali peserta didik, termasuk mempertimbangkan adanya hotline
atau narahubung terkait keamanan dan keselamatan di lingkungan satuan pendidikan.
h. Pihak satuan pendidikan memastikan memiliki sistem dan prosedur manajemen
kedaruratan di satuan pendidikan untuk mengantisipasi bila terjadi ancaman bencana
(misalnya gempa bumi, banjir, gunung meletus, tsunami, dan kebakaran) di masa
COVID-19. Sistem dan prosedur ini wajib dikomunikasikan kepada seluruh warga satuan
pendidikan, termasuk peserta didik dan orang tua/walinya.
Pelaksanaan pembelajaran pada masa kebiasaan baru, jadwal pembelajaran mengenai
jumlah hari dalam seminggu dan jumlah jam belajar setiap hari dilakukan dengan pembagian
rombongan belajar (shift) yang ditentukan dengan tetap memperhatikan kondisi kesehatan
dan keselamatan warga satuan pendidikan. Ketentuan pengaturan rombongan belajar dan
waktu belajar dilakukan sebagai berikut:

a. Kelas I dan II belajar tatap muka di sekolah setiap hari Senin dan Kamis selama 2 jam
(120 menit) dengan pembagian kelompok belajar dan rombongan belajar ditentukan guru
kelas dengan jumlah maksimal perkelas 10 orang peserta didik tanpa waktu istirahat.
Peserta didik membawa bekal makanan dari rumah.

120 | Dokumen Kurikulum Satuan Pendidikan SD Negeri 6 Besakih 2021/2022


b. Kelas III dan IV belajar tatap muka di sekolah setiap hari Selasa dan Jumat selama 3 jam
(180 menit) dengan pembagian kelompok belajar dan rombongan belajar ditentukan guru
kelas dengan jumlah maksimal perkelas 10 orang peserta didik tanpa waktu istirahat.
Peserta didik membawa bekal makanan dari rumah.
c. Kelas V dan VI belajar tatap muka di sekolah setiap hari Rabu dan Sabtu selama 4 jam
(240 menit) dengan pembagian kelompok belajar dan rombongan belajar ditentukan guru
kelas dengan jumlah maksimal perkelas 10 orang peserta didik tanpa waktu istirahat.
Peserta didik membawa bekal makanan dari rumah.
d. Jadwal pembelajaran mengenai jumlah hari dalam seminggu dan jumlah jam belajar
setiap hari secara bertahap akan dilakukan penambahan sehingga ketika ZONA HIJAU
bisa dipertahankan, maka peserta didik akan belajar secara normal sesuai dengan
kebiasaan sebelum pandemi namun tetap tunduk pada protokol kesehatan pencegahan
penularan covid-19.
e. Karena pembelajaran tatap muka dilakukan oleh peserta didik hanya 2 kali dalam
seminggu maka waktu 4 hari sisa dimanfaatkan dengan belajar di rumah BDR dengan
strategi PJJ baik Daring maupun Luring.
f. Materi dapat difokuskan pada: 1) literasi dan numerasi; 2) pencegahan dan penanganan
pandemi COVID-19; 3) Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) dan Gerakan
Masyarakat Sehat (Germas); 4) kegiatan rekreasional dan aktivitas fisik; 5) spiritual
keagamaan; dan/atau 6) penguatan karakter dan budaya. Materi pelajaran sudah
difokuskan pada pencapaian target kurikulum.
g. Warga sekolah menggunakan masker kain 3 (tiga) lapis atau 2 (dua) lapis yang di
dalamnya diisi tisu dengan baik serta diganti setelah digunakan selama 4 (empat)
jam/lembab.
h. Warga sekolah cuci tangan pakai sabun (CTPS) dengan air mengalir atau cairan
pembersih tangan (hand sanitizer).
i. Warga sekolah menjaga jarak minimal 1,5 (satu koma lima) meter dan tidak melakukan
kontak fisik seperti bersalaman dan cium tangan.
j. Warga sekolah menerapkan etika batuk/bersin
k. Kantin boleh beroperasi dengan tetap menjaga protokol kesehatan. Warga satuan
pendidikan disarankan membawa makanan/minuman dengan menu gizi seimbang.
l. Kegiatan Olahraga dan Ekstrakurikuler diperbolehkan satuan pendidikan, kecuali
kegiatan dengan adanya penggunaan alat/ fasilitas yang harus dipegang oleh banyak

121 | Dokumen Kurikulum Satuan Pendidikan SD Negeri 6 Besakih 2021/2022


orang secara bergantian dalam waktu yang singkat dan/atau tidak memungkinkan
penerapan jaga jarak minimal 1,5 (satu koma lima) meter, misalnya: basket dan voli.
m. Kegiatan selain pembelajaran, diperbolehkan dengan tetap menjaga protokol kesehatan.
n. Pada era kebiasaan baru ini semua warga sekolah dan orang tua peserta didik tetap
melaksanakan protokol kesehatan pencegahan penularan covid-19 demi kesehatan dan
keamanan bersama.
6. Penerapan protokol kesehatan selama pelaksanaan PTMT
Protokol kesehatan pembelajaran tatap muka di satuan pendidikan SD Negeri 2
Besakih pada masa adaptasi kebiasaan baru
1. Sebelum pembelajaran
a. melakukan disinfeksi sarana prasarana dan lingkungan satuan pendidikan;
b. memastikan kecukupan cairan disinfektan, sabun cuci tangan, air bersih di setiap
fasilitas CTPS, dan cairan pembersih tangan (hand sanitizer);
c. memastikan ketersediaan masker, dan/atau masker tembus pandang cadangan;
d. memastikan thermogun (pengukur suhu tubuh tembak) berfungsi dengan baik;
dan
e. melakukan pemantauan kesehatan warga satuan pendidikan: suhu tubuh dan
menanyakan adanya gejala batuk, pilek, sakit tenggorokan, dan/atau sesak nafas.
2. Setelah Pembelajaran
a. melakukan disinfeksi sarana prasarana dan lingkungan satuan pendidikan;
b. memeriksa ketersediaan sisa cairan disinfektan, sabun cuci tangan, dan cairan
pembersih tangan (hand sanitizer),
c. memeriksa ketersediaan sisa masker dan/atau masker tembus pandang cadangan;
d. memastikan thermogun (pengukur suhu tubuh tembak) berfungsi dengan baik;
dan melaporkan hasil pemantauan kesehatan warga satuan pendidikan harian
kepada Kepala Dinas Pendidikan Kepemudaan dan Olahraga Kabupaten
Karangasem melalui Korwil Disdikpora Kecamatan Rendang.
Protokol Kesehatan Bagi Warga Satuan Pendidikan SD Negeri 6 Besakih Yang
Terdiri Dari Pendidik, Tenaga Kependidikan, Dan Peserta Didik, Termasuk
Pengantar/Penjemput di SD Negeri 6 Besakih.

No Posisi Aktivitas

1 Sebelum a. sarapan/konsumsi gizi seimbang;

122 | Dokumen Kurikulum Satuan Pendidikan SD Negeri 6 Besakih 2021/2022


No Posisi Aktivitas

berangkat
b. memastikan diri dalam kondisi sehat dan tidak memiliki gejala:
suhu ≥37,3°C, atau keluhan batuk, pilek, sakit tenggorokan,
dan/atau sesak nafas;
c. memastikan menggunakan masker kain 3 (tiga) lapis atau 2 (dua)
lapis yang dalamnya diisi tisu dengan baik dan membawa masker
cadangan serta membawa pembungkus untuk masker kotor;
d. sebaiknya membawa cairan pembersih tangan (hand sanitizer);
e. membawa makanan beserta alat makan dan air minum sesuai
kebutuhan;
f. wajib membawa perlengkapan pribadi, meliputi: alat belajar,
ibadah, alat olahraga dan alat lain sehingga tidak perlu pinjam
meminjam.
2 Selama a. menggunakan masker dan tetap menjaga jarak minimal 1,5 (satu
Perjalanan koma lima) meter;
b. hindari menyentuh permukaan benda-benda, tidak menyentuh
hidung, mata, dan mulut, dan menerapkan etika batuk dan bersin
setiap waktu;
c. membersihkan tangan sebelum dan sesudah menggunakan
transportasi publik/antar-jemput
3 Sebelum a. pengantaran dilakukan di lokasi yang telah ditentukan;
masuk b. mengikuti pemeriksaan kesehatan meliputi: pengukuran suhu
gerbang tubuh, gejala batuk, pilek, sakit tenggorokan, dan/atau sesak nafas;
c. melakukan CTPS sebelum memasuki gerbang satuan pendidikan
dan ruang kelas;
d. untuk tamu, mengikuti protokol kesehatan di satuan pendidikan.
4 Selama a. menggunakan masker dan menerapkan jaga jarak minimal 1,5
Kegiatan (satu koma lima) meter;
Belajar b. menggunakan alat belajar, alat musik, dan alat makan minum
Mengaja pribadi;
c. dilarang pinjam-meminjam peralatan;

123 | Dokumen Kurikulum Satuan Pendidikan SD Negeri 6 Besakih 2021/2022


No Posisi Aktivitas

d. memberikan pengumuman di seluruh area satuan pendidikan


secara berulang dan intensif terkait penggunaaan masker, CTPS,
dan jaga jarak;
e. melakukan pengamatan visual kesehatan warga satuan pendidikan,
jika ada yang memiliki gejala gangguan kesehatan maka harus
ikuti protokol kesehatan satuan pendidikan
5 Selesai a. tetap menggunakan masker dan melakukan CTPS sebelum
Kegiatan meninggalkan ruang kelas;
Belajar b. keluar ruangan kelas dan satuan pendidikan dengan berbaris sambil
Mengajar menerapkan jaga jarak;
c. penjemput peserta didik menunggu di lokasi yang sudah disediakan
dan melakukan jaga jarak sesuai dengan tempat duduk dan/atau
jarak antri yang sudah ditandai.
6 Perjalanan a. menggunakan masker dan tetap jaga jarak minimal 1,5 (satu koma
pulang dari lima) meter;
Satuan b. hindari menyentuh permukaan benda-benda, tidak menyentuh
Pendidika hidung, mata, dan mulut, serta menerapkan etika batuk dan bersin;
c. membersihkan tangan sebelum dan sesudah menggunakan
transportasi publik/antar-jemput.
7 Setelah a. melepas alas kaki, meletakan barang-barang yang dibawa di luar
Sampai di ruangan dan melakukan disinfeksi terhadap barang-barang tersebut,
Rumah misalnya sepatu, tas, jaket, dan lainnya;
b. membersihkan diri (mandi) dan mengganti pakaian sebelum
berinteraksi fisik dengan orang lain di dalam rumah;
c. tetap melakukan PHBS khususnya CTPS secara rutin;
d. jika warga satuan pendidikan mengalami gejala umum seperti suhu
tubuh ≥37,3°C, atau keluhan batuk, pilek, sakit tenggorokan,
dan/atau sesak nafas setelah kembali dari satuan pendidikan, warga
satuan pendidikan tersebut diminta untuk segera melaporkan pada
tim kesehatan satuan pendidikan.

124 | Dokumen Kurikulum Satuan Pendidikan SD Negeri 6 Besakih 2021/2022


Protokol Kesehatan Selama Berada di Lingkungan Satuan Pendidikan SD Negeri 6
Besakih pada tahun pelajaran 2021/2022 adalah:
No Posisi Aktivitas

1 Perpustakaan a. melakukan CTPS sebelum masuk dan keluar dari ruangan;


b. meletakkan buku/alat praktikum pada tempat yang telah
disediakan;
c. selalu menggunakan masker dan jaga jarak minimal 1,5 (satu
koma lima) meter.
2 Kantin a. melakukan CTPS sebelum dan setelah makan;
b. selalu menggunakan masker dan melakukan jaga jarak
minimal 1,5 (satu koma lima) meter
c. masker hanya boleh dilepaskan sejenak saat makan dan
minum;
d. memastikan seluruh karyawan menggunakan masker selama
berada di kantin;
e. memastikan peralatan memasak dan makan dibersihkan
dengan baik.
3 Toilet a. melakukan CTPS setelah menggunakan kamar mandi dan
toilet;
b. selalu menggunakan masker dan menjaga jarak jika harus
mengantri.
4 Padmasana a. melakukan CTPS sebelum dan setelah sembahyang;
b. selalu menggunakan masker dan melakukan jaga jarak;
c. menggunakan peralatan sembahyang milik pribadi;
d. hindari menggunakan peralatan ibadah bersama;
e. hindari kebiasaan bersentuhan, bersalaman, bercium pipi,
dan cium tangan
f. ketikan memercikkan air suci (tirta), cukup dipercikkan saja
tidak untuk diminum (nunas)
5 Tangga dan a. berjalan sendiri-sendiri mengikuti arah jalur yang
Selasar ditentukan;
b. dilarang berkerumun di tangga dan selasar satuan

125 | Dokumen Kurikulum Satuan Pendidikan SD Negeri 6 Besakih 2021/2022


No Posisi Aktivitas

pendidikan.
6 Halaman Selalu menggunakan masker dan menjaga jarak minimal 1,5
(satu koma lima) meter dalam kegiatan kebersamaan yang
dilakukan di lapangan, misalnya upacara, olah raga, pramuka,
aktivitas pembelajaran, dan lain-lain

7. Monitoring Pelaksanaan Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) dan PTMT Pada Masa
Pendemi Covid-19 di SD Negeri 6 Besakih

Monitoring lebih menekankan pada pemantauan terhadap proses pelaksanaan.


Kegiatan untuk mengetahui apakah program yang telah dibuat berjalan dengan baik sesuai
dengan yang direncanakan, adakah hambatan yang terjadi dan bagaimana para pelaksana
program itu mengatasi hambatan tersebut. Selama pelaksanaan pembelajaran jarak jauh
Kepala Sekolah melakukan monitoring terhadap pembelajaran yang dilakukan guru dengan
tujuan:

1. Memberikan umpan balik kepada guru terkait tugas pembelajaran daring yang telah
dilakukan guru (reward/penghargaan bagi guru yang rajin/kooperatif,dll)
2. Melakukan pembimbingan/ pendampingan online bagi guru yang belum melaksanakan
tugas dengan baik
3. Melaksanakan supervisi/monitoring pembelajaran secara online untuk memantau
keterlaksanaan proses pembelajaran daring
4. Mengidentifikasi kendala/permasalahan yang ditemukan setelah pembelajaran daring

126 | Dokumen Kurikulum Satuan Pendidikan SD Negeri 6 Besakih 2021/2022

Anda mungkin juga menyukai