A. STRUKTUR KURIKULUM
Struktur kurikulum Satuan Pendidikan SD Negeri 6 Besakih tahun 2021/2022
merupakan pola dan susunan mata pelajaran dan/atau tema yang harus ditempuh oleh peserta
didik dalam kegiatan pembelajaran. Kedalaman muatan kurikulum pada setiap mata pelajaran
dan/atau tema dituangkan dalam kompetensi yang harus dikuasai peseta didik sesuai dengan
beban belajar yang tercantum dalam struktur kurikulum. Kompetensi yang dimaksud terdiri
atas Kompetensi Inti (KI) dan Kompetensi Dasar (KD) yang dikembangkan berdasarkan
Standar Kompetensi Lulusan (SKL) untuk kelas I dampai kelas VI. Struktur Kurikulum
Satuan Pendidikan SD Negeri 6 Besakih disesuaikan untuk pelaksanaan pembelajaran
campuran PTMT dan PJJ.
Gambar (bintang segi Hubungan gambar pada Arti gambar pada lambang
lima, rantai, pohon lambang Negara dengan negara “Garuda
beringin, kepala banteng, sila-sila Pancasila Pancasila”
dan padi kapas) pada
lambang negara “Garuda
Pancasila”
Aturan yang berlaku Aturan dan tata tertib Kewajiban dan hak
dalam kehidupan yang berlaku di sekolah sebagai anggota keluarga
sehari-hari di rumah dan warga sekolah
Penilaian sikap di sekolah dasar dilakukan oleh guru kelas, guru muatan pelajaran
agama, PJOK, dan pembina ekstrakurikuler. Teknik penilaian yang digunakan
meliputi: observasi, wawancara, catatan anekdot (anecdotal record), catatan
kejadian tertentu (incidental record) sebagai unsur penilaian utama. Sedangkan
teknik penilaian diri dan penilaian antar-teman (peer evaluation) dapat dilakukan
dalam rangka pembinaan dan pembentukan karakter peserta didik, sehingga hasilnya
dapat dijadikan sebagai salah satu alat konfirmasi dari hasil penilaian sikap oleh
pendidik. Penilaian yang utama dilakukan oleh guru kelas melalui observasi selama
periode tertentu dan penilaian sikap tidak dilaksanakan pada setiap kompetensi dasar
(KD). Penilaian sikap dilakukan selama proses pembelajaran berlangsung, dan tidak
hanya di dalam kelas. Hasil penilaian sikap berupa deskripsi yang menggambarkan
perilaku peserta didik.
b. Penilaian Pengetahuan
Pengetahuan yang akan dinilai pada PPKn di Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah, di
kelas rendah berkaitan dengan arti gambar pada lambar Negara “Garuda Pancasila”,
Kewajiban dan hak sebagai anggota keluarga dan warga sekolah, Makna
keberagaman karakteristik individu dalam kehidupan sehari-hari, Makna bersatu
dalam keberagaman di lingkungan sekitar. Sedangkan pengetahuan yang akan dinilai
pada PPKn di Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah, di kelas tinggi berkaitan dengan
Penerapan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari, Dampak pelaksanaan
kewajiban, hak, dan tanggung jawab sebagai warga negara terhadap kehidupan
sehari-hari, Keberagaman ekonomi masyarakat, Dampak persatuan dan kesatuan
terhadap kehidupan berbangsa dan bernegara.Pendidik menilai kompetensi
pengetahuan melalui teknik tes tulis, tes lisan, dan penugasan.
c. Penilaian Keterampilan
Penilaian kompetensi keterampilan melalui penilaian kinerja, yaitu penilaian yang
menuntut peserta didik mendemonstrasikan suatu kompetensi tertentu.
Perkembangan pencapaian kompetensi ketrampilan melalui tahapan mengamati,
menanya, mencoba, mengolah, menyaji, menalar, dan mencipta. Gradasi pencapaian
Saat ini dunia pendidikan sedang beradaa dalam abad teknologi dan informasi.
Peserta didik yang ada dalam satuan pendidikan mulai dari SD/MI sampai dengan
SMA/MA selain sebagai warga negara juga sudah menjadi warga jaringan (netizen)
yang aktif menjadi media teknologi komunikasi seperti dalam kehidupan sehari-hari.
Mereka sudah menjadi bagian dari komunitas technology natives (pengguna asli
teknologi) karena sejak lahir sudah berinteraksi dalam era teknologi. Sementara itu
para guru sebagian besar masih termasuk kategori pendatang baru (migran) ke dunia
baru TI (Teknologi Infomrasi). Oleh karena itu diperkukan pelatihan pemanfaatan TI
bagi guru PPKn agar mampu mengelola pembelajar PPKn dalam konteks dinamikan
kehidupan abad ke 21- abad TI.
Namun demikian tidaklah berarti bahwa sumber belajar yang sudah ada, yang
3) Bahasa Indonesia
A. Rasional
Kurikulum 2013 mata pelajaran Bahasa Indonesia secara umum bertujuan agar
peserta didik mampu mendengarkan, membaca, memirsa, berbicara, dan menulis.
Kompetensi dasar dikembangkan berdasarkan tiga hal yang saling berhubungan dan
saling mendukung mengembangkan pengetahuan peserta didik, memahami, dan
memiliki kompetensi mendengarkan, membaca, memirsa, berbicara, dan menulis. Ketiga
hal tersebut adalah bahasa (pengetahuan tentang Bahasa Indonesia); sastra (memahami,
mengapresiasi, menanggapi, menganalisis, dan menciptakan karya sastra; literasi
(memperluas kompetensi berbahasa Indonesia dalam berbagai tujuan khususnya yang
berkaitan dengan membaca dan menulis).
Pendekatan pengembangan kurikulum bahasa di berbagai negara maju saat ini
menjadi dasar pengembangan Kurikulum 2013 mata pelajaran Bahasa Indonesia.
Pendekatan dimaksud adalah genre-based, genre pedagogy, dan CLIL (content language
integrated learning). Pendekatan berbasis genre menjadikan teks sebagai fokus kajian.
Genre merupakan pengelompokkan dari suatu peristiwa komunikasi. Setiap peristiwa
komunikasi memiliki tujuan komunikatif yang khas yang juga berbeda dalam wujud
1. Penilaian
Hal yang paling utama dalam penilaian adalah guru harus menciptakan instrument dan
suasana penilaian yang menghindarkan peserta didik dari ketidakjujuran dan plagiarisme
peserta didik dalam berkarya/berteks. Oleh sebab itu, penilaian proses menjadi sangat
penting. Sedapat mungkin peserta didik lebih banyak mengerjakan tugas di sekolah, bukan
menjadi pekerjaan rumah (PR).
Penilaian di dalam mata pelajaran bahasa Indonesia secara umum untuk:
(1) mengetahui ketercapaian kompetensi pengetahuan, keterampilan, dan sikap berbahasa
Indonesia peserta didik;
(2) mengetahui kemampuan siswa di dalam KD tertentu;
(3) memberikan umpan balik bagi kegiatan siswa dalam pembelajaran bahasa Indonesia;
dan
(4) memberikan motivasi belajar bagi siswa dan motivasi berprestasi bagi peserta didik dan
guru.
Penilaian merupakan sebuah proses yang meliputi tahapan: (1) perencanaan, (2)
pengumpulan data, (3) pengolahan data, (4) penafsiran, dan (5) penggunaan hasil penilaian.
Secara umum teknik penilaian pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia dapat
dikelompokkan menjadi dua, yaitu teknik tes dan teknik nontes. Instrumen penilaian yang
akan dipergunakan harus dikembangkan oleh guru. Beberapa hal yang perlu mendapat
perhatian dalam mengembangkan instrumen penilaian adalah sebagai berikut: (1)
kompetensi yang dinilai, (2) penyusunan kisi-kisi, (3) perumusan indikator pencapaian, dan
(4) penyusunan instrumen.
Hasil penilaian yang dilakukan oleh guru harus diolah terlebih dahulu sebelum
diputuskan sebagai laporan hasil pencapaian kompetensi siswa.Penilaian merupakan bagian
tak terpisahkan dari suatu pembelajaran. Artinya, penilaian harus selalu dilakukan oleh
pendidik sebagai bagian dari profesinya. Berdasarkan hasil penilaian inilah, pendidik akan
selalu kreatif untuk mencari berbagai strategi baru di dalam tindakan mengajarnya. Oleh
karena itu, pembelajaran yang efektif adalah pembelajaran yang berangkat dari hasil
penilaian sebelumnya--sebagai pengalaman awal siswa--bukan dari apa yang seharusnya
dipelajari siswa. Penilaian sikap digunakan sebagai pertimbangan guru dalam
mengembangkan karakter peserta didik lebih lanjut sesuai dengan kondisi dan karakteristik
peserta didik.
Ruang Kelas
Lingkup I II III
Ruang Kelas
Lingkup IV V VI
Bilangan Pecahan senilai Bilangan Bilangan bulat
Bentuk pecahan berpangkat dan negatif
(biasa, campuran, bilangan akar Operasi hitung
decimal, persen) pangkat dua dan pada bilangan
Taksiran hasil tiga bulat negatif
pengoperasian dua Penjumlahan dan Operasi hitung
bilangan pecahan pengurangan dua campuran pada
Faktor dan pecahan dengan bilangan cacah
Kelipatan penyebut berbeda dan/atau pecahan
Bilangan Prima Perkalian dan
FPB dan KPK pembagian pada
Pembulatan hasil pecahan
pengukuran ke
satuan, pululuhan
atau ke ratusan
terdekat
Geometri dan Segi banyak Jarak, waktu dan Unsur-unsur
Pengukuran (beratutan dan tak kecepatan lingkaran
beraturan) Posisi benda Keliling dan luas
a) Pembelajaran
Pembelajaran Matematika menggunakan pendekatan saintifik yang dapat
diperkuat dengan model-model pembelajaran, antara lain: Model Pembelajaran
Kooperatif; Pembelajaran Kontekstual; Model Pembelajaran Penemuan Terbimbing;
Project Based Learning; dan Problem Based Learning.
Pelaksanaan pembelajaran didahului dengan penyiapan rencana pelaksanaan
pembelajaran (RPP) yang dikembangkan oleh guru baik secara individual maupun
kelompok yang mengacu pada silabus.
Pada proses pembelajaran langsung, pendekatan saintifik disesuaikan dengan
materi yang ada pada mata pelajaran matematika dimana peserta didik mengembangkan
pengetahuan, kemampuan berpikir, dan keterampilan psikomotorik melalui interaksi
langsung dengan sumber belajar yang dirancang dalam silabus dan RPP berupa kegiatan-
kegiatan pembelajaran. Dalam pembelajaran langsung tersebut peserta didik melakukan
kegiatan belajar mengamati kejadian, peristwa, situasi, pola, fenomena yang terkait
Pembelajaran tidak langsung berkenaan dengan pengembangan nilai dan sikap. Berbeda
dengan pengetahuan tentang nilai dan sikap yang dilakukan dalam proses pembelajaran
langsung oleh mata pelajaran tertentu, pengembangan sikap sebagai proses
pengembangan moral dan perilaku dilakukan oleh seluruh mata pelajaran dan dalam
setiap kegiatan yang terjadi di kelas, sekolah, dan masyarakat.
Dalam pembelajaran matematika hal yang perlu ditekankan.
a. Aktivitas belajar di bawah bimbingan guru maupun mandiri dengan menggunakan
konsep dan prosedur secara benar dan sistematis dengan mementingkan pemahaman
daripada hanya mengingat prosedur.
b. Melatih kemampuan berpikir untuk membuat generalisasi dari fakta, data, fenomena
yang ada.
c. Melatih keterampilan melakukan manipulasi matematika untuk menyelesaikan
masalah.
d. Melatih keterampilan penalaran matematika.
e. Pembelajaran berbasis pemecahan masalah.
Kompetensi Matematika di SD dicapai melalui pembelajaran tematik terpadu dengan
mata pelajaran lain.
1) Penilaian
Penilaian mata pelajaran Matematika pada tingkat SD/MI dilakukan secara
tersendiri walaupun pembelajarannya tematik terpadu. Bentuk instrumen penilaian pada
1. Penilaian pemahaman
Pada aspek ini yang dinilai adalah kemampuan peserta didik dalam mendeskripsikan
konsep, membandingkan, mengurutkan bilangan, menentukan hasil operasi
matematika (menggunakan algoritma standar), dan mengidentifikasi sifat-sifat operasi
dalam matematika yang dikaitkan dengan benda/kejadian di lingkungan sekitar.
2. Penilaian penyajian dan penafsiran
Pada aspek ini yang dinilai adalah kemampuan peserta didik dalam membaca dan
menafsirkan tabel dan diagram, menyajikan data sederhana dalam bentuk tabel dan
diagram, dan melukiskan bangun-bangun geometri.
3. Penilaian penalaran
Pada aspek ini yang dinilai adalah kemampuan peserta didik dalam mengidentifikasi
contoh dan bukan contoh, menduga dan memeriksa kebenaran suatu pernyataan,
mengubah kalimat matematika antar bentuk operasi bilangan, dan menyusun
algoritma proses pengerjaan/pemecahan masalah matematika.
4. Penilaian pemecahan masalah
Pada aspek ini yang dinilai adalah kemampuan peserta didik menggunakan
matematika dalam penyelesaian masalah yang seringkali disajikan dalam soal cerita.
IPA atau sains adalah upaya sistematis untuk menciptakan, membangun, dan
mengorganisasikan pengetahuan tentang gejala alam. Upaya ini berawal dari sifat dasar
manusia yang penuh dengan rasa ingin tahu. Rasa ingin tahu ini kemudian ditindaklanjuti
dengan penyelidikan dalam rangka mencari penjelasan yang paling sederhana namun
akurat dan konsisten untuk menjelaskan dan memprediksi gejala-gejala alam.
Penyelidikan ini dilakukan dengan mengintegrasikan kerja ilmiah dan keselamatan kerja
yang meliputi kegiatan mengamati, merumuskan masalah, merumuskan hipotesis,
merancang percobaan, mengumpulkan data, menganalisis, akhirnya menyimpulkan dan
memberikan rekomendasi, serta melaporkan hasil percobaan secara lisan maupun tulisan.
Hasil dari penyelidikan ini umumnya membawa ke pertanyaan lanjutan yang lebih
rinci, lebih rumit, dan memerlukan upaya yang lebih keras untuk menyelidikinya.
Kegiatan penyelidikan ini memerlukan teknologi yang sesuai, yang umumnya berupa
teknologi terkini yang ada. Di lain pihak, dari kegiatan penyelidikan pada akhirnya
dihasilkan teknologi yang lebih baru. Dengan demikian, IPA sangat layak sebagai
wahana untuk penumbuhan dan penguatan sikap, pengetahuan, dan keterampilan secara
membedakan produk atau cara yang masuk akal dengan produk atau cara yang tidak
bersesuaian dengan prinsip-prinsip sains;
mengambil keputusan di antara berbagai pilihan yang dibedakan oleh hal-hal yang
bersifat ilmiah;
pertimbangan ilmiah
Kompetensi Inti terdiri atas 4 (empat) aspek, yaitu: KI-1 (sikap spiritual), KI-2
(sikap sosial), KI-3 pengetahuan, dan KI-4 (keterampilan). KD Sikap Spiritual dan KD
Sikap Sosial pada Mata Pelajaran IPA tidak dirumuskan, tetapi hasil pembelajaran tidak
Kompetensi sikap spiritual dan sikap sosial, dicapai melalui pembelajaran tidak
langsung (indirect teaching) yaitu keteladanan, pembiasaan, dan budaya sekolah, dengan
memperhatikan karakteristik mata pelajaran serta kebutuhan dan kondisi peserta didik.
Penumbuhan dan pengembangan kompetensi sikap dilakukan sepanjang proses
pembelajaran berlangsung, dan dapat digunakan sebagai pertimbangan guru dalam
mengembangkan karakter peserta didik lebih lanjut.
Ruang lingkup materi IPA untuk setiap jenjang pendidikan ditunjukkan pada Tabel
berikut.
Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) menjadi salah satu mata pelajaran di pendidikan
dasar (SD/MI dan SMP/MTs), sedangkan di pendidikan menengah (SMA/MA) IPS
dikenal sebagai kelompok peminatan bersama-sama dengan peminatan MIPA; Bahasa dan
Budaya. IPS di pendidikan dasar khususnya SD, bersifat terpadu-integreted karena itu
pembelajarannya tematik. Pada kelas rendah (I,II dan III) IPS dipadukan dengan mata
pelajaran Bahasa Indonesia, PPKn, dan Matematika; pada SD/MI kelas tinggi (Kelas IV,
V, dan VI) menjadi mata pelajaran yang berdiri sendiri. Pada jenjang SMP/MTs,
pembelajarannya bersifat terpadu-korelatif, secara materi konsep-konsep ilmu sosial dalam
IPS belum terikat pada tema. Pada pendidikan menengah yaitu SMA/MA IPS menjadi
kelompok peminatan, yang di dalamnya terdiri atas mata pelajaran yang berdiri sendiri
(monodisipliner) yaitu Geografi, Sosiologi, Ekonomi, dan Sejarah.Setelah mengikuti
pembelajaran IPS di pendidikan dasar dan kelompok peminatan Ilmu Pengetahuan Sosial
di pendidikan menengah, peserta didik akan memiliki kemampuan sebagai berikut.
apresiasi dan kreasi berupa dinamika gerak, estetis melalui kegiatan apresiasi dan
karya dekoratif, menampilkan pola irama dan kreasi berupa gambar cerita dan
membuat karya dari bahan alam yang sistematis reklame, interval nada, tari kreasi
dan logis serta mencerminkan anak sehat, daerah, membuat kolase, topeng dan
dengan menunjukkan perilaku jujur, disiplin, patung dengan memperhatikan
bertanggung jawab, santun, peduli, dan percaya perilaku jujur, disiplin, tanggung
diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, jawab, santun, peduli, dan percaya
guru dan tetangga diri dalam berinteraksi dengan
keluarga, teman, guru, dan
tetangganya serta cinta tanah air
Penataan kurikulum Seni Budaya dan Prakarya tahun 2013 menjawab tantangan
masa depan abad 21 yang menekankan pada keseimbangan aspek pengetahuan, sikap, dan
keterampilan. Pembentukan pada aspek pengetahuan menekan pada tataran konsepsi
dengan memahami teknik dan prosedural berkarya seni. Aspek sikap dilakukan melalui
kegiatan apresiasi dalam upaya pembentukan budaya individu yang berkarakter dengan
ciri-ciri jujur, bertanggungjawab, memiliki rasa empati, dan menghargai orang lain. Aspek
keterampilan melalui kegiatan ekspresi dan kreasi dilakukan dengan mengimplementasikan
karya-karya seni yang bermanfaat dalam kehidupannya di masyarakat, sehingga dapat
mengoptimalkan kreativitas berkarya seni yang inovatif.
Kata kunci dalam kurikulum 2013 pada mata pelajaran Seni Budaya dan Prakarya
menekankan pada kreativitas, dimana pembelajaran berbasis intelegensia tidak akan
memberikan hasil siginifikan, tetapi hanya terjadi peningkatan 50% dibandingkan yang
berbasis kreativitas. Untuk itu dua pertiga dari kemampuan kreativitas seseorang diperoleh
melalui pendidikan, sepertiga sisanya berasal dari genetik, dan kebalikannya berlaku untuk
kemampuan inteligensia yaitu sepertiga dari pendidikan, dua pertiga sisanya dari genetik.
Berdasarkan penjelasan tentang kreativitas tersebut, maka kreativitas merupakan
aspek penting dalam kurikulum dan pengembangan pembelajaran.
Bahan alam (kayu, tanah Teknik mengolah bahan Teknik potong, lipat, dan
liat,bambu, pasir batu alam dan buatan menjadi sambung dalam berkarya
dan lain lain) dalam karya kerajinan
berkarya kerajinan.
Pembuatan karya bentuk
Pembuatan karya Pembuatan karya geometris dan organis
menggunakan bahan kerajinan fungsi hias dari (silindris, kubistis
alam (kayu, tanah bahan alam dan buatan lampion, baling-baling,
liat,bambu, pasir batu robot-robotan, mobil-
dan lain-lain) mobilan, dan lain-lain)
dengan teknik potong
lipat dan sambung
Tanda tempo lambat Tangga nada mayor dan Konsep interval nada
(largo), sedang minor Nama interval nada
(moderato) dan cepat (prime, sekon, ters, kuar,
(allegro) Lagu-lagu dalam kuin, sekt, septime dan
Hand sign (simbol berbagai tangga nada oktaf)
gerakan tangan) untuk dengan iringan musik Interval nada pada karya
tinggi rendah nada musik
Dasar gerak tari kreasi Pola lantai tari kreasi Tari kreasi daerah
daerah daerah Peragaan tari kreasi
Peragaan gerak tari daerah
kreasi daerah Penyusunan pola lantai
tari kreasi daerah
Karya seni ruapa Jenis dan bentuk karya Berbagai bentuk dan jenis
teknik tempel (kolase, seni rupa daerah patung
montase, aplikasi dan
mozaik)
Pembuatan karya Pembuatan karya seni Pembuatan patung
kolase, montase, rupa seperti: topeng, dengan berbagai bahan
aplikasi, dan mozaik. wayang, ukiran batik, dan teknik
ronce dan lain-lain
Pendidikan jasmani, olahraga, dan kesehatan (PJOK) merupakan salah satu mata
pelajaran pada Kurikulum 2013. PJOK merupakan bagian integral dari program
pendidikan nasional, bertujuan untuk mengembangkan aspek kebugaran jasmani,
keterampilan gerak, keterampilan berfikir kritis, keterampilan sosial, penalaran, stabilitas
emosional, tindakan moral, pola hidup sehat dan pengenalan lingkungan bersih melalui
pembekalan pengalaman belajar menggunakan aktivitas jasmani terpilih dan dilakukan
secara sistematis yang dilandasi nilai-nilai keimanan dan ketaqwaan kepada Tuhan Yang
Maha Esa.
Pembekalan pengalaman belajar itu dilakukan dengan multi tujuan, multi metode,
multi sumber dan media dengan menjadikan peserta didik sebagai subyek pembelajaran.
a. Jika di sekolah tidak tersedia/tidak ada guru khusus mata pelajaran PJOK, maka
pembelajaran dapat dilakukan dengan menggunakan pendekatan tematik;
b. Jika di sekolah terdapat guru PJOK, maka kegiatan belajar mengajar dapat dilakukan 2 kali
pertemuan dalam satu minggu. Setiap pertemuan alokasi waktunya adalah 70 menit.
c. Jika di sekolah terdapat guru PJOK dan dilaksanakan pembelajaran tematik, maka guru
PJOK dan guru kelas berkolaborasi, dengan alokasi waktu disepakati bersama.
d. Pelaksanaan pembelajaran PJOK tidak perlu menyediakan alokasi waktu khusus untuk
teori, kecuali pada kompetensi dasar kesehatan.
Pembelajaran PJOK di SD/MI dilaksanakan dengan menggunakan berbagai model dan
pendekatan pembelajaran. Salah satu model pembelajaran yang dapat digunakan adalah model
Pendidikan Gerak (Movement Education). Pendidikan Gerak adalah sebuah model
pembelajaran dalam Penjas yang menekankan pada pengajaran konsep dan komponen gerak.
Berbeda dengan model pelajaran Penjas yang umumnya mengajarkan berbagai cabang
8.6 Penilaian
Substansi sikap yang dinilai selama proses pembelajaran adalah perilaku sportif,
jujur, kompetitif, sungguh-sungguh, bertanggung jawab, menghargai perbedaan, disiplin, dan
kerja sama), percaya diri, dan berani.
Selain itu, yang perlu diperhatikan oleh guru dalam penilaian pembelajaran adalah
penilaian terhadap derajat kesehatan dan kebugaran jasmani peserta didik, serta sarana dan
prasarana pembelajaran untuk menjamin keamanan dan keselamatan peserta didik. Penilaian
kesehatan, kebugaran, dan sarana prasarana dilakukan secara periodik, dimulai di awal tahun
pelajaran sebagai bagian dari proses diagnosis, serta pada pertengahan dan akhir tahun
pelajaran untuk melihat perkembangan dan sebagai dasar penyusunan program selanjutnya.
Penilaian sikap digunakan sebagai pertimbangan guru dalam mengembangkan
karakter peserta didik lebih lanjut sesuai dengan kondisi dan karakteristik peserta didik.
8.9 Kontekstualisasi Pembelajaran Sesuai dengan Kondisi Lingkungan dan Peserta
Didik
Kegiatan Pembelajaran pada silabus ini dapat disesuaikan dan diperkaya dengan
konteks daerah atau sekolah, serta konteks global untuk mencapai kualitas optimal hasil
belajar pada peserta didik terhadap Kompetensi Dasar. Kontekstualisasi pembelajaran tersebut
dimaksudkan agar peserta didik tetap berada pada budayanya, mengenal dan mencintai alam
dan sosial di sekitarnya, dengan perspektif global sekaligus menjadi pewaris bangsa sehingga
akan menjadi generasi tangguh dan berbudaya Indonesia.
Sebagai salah satu bahasa daerah di Indonesia, bahasa Bali berfungsi sebagai: a)
lambang kebanggaan daerah dan masyarakat Bali, b) lambang identitas daerah dan
masyarakat Bali, c) alat penghubung di dalam keluarga dan masyarakat Bali, d) pendukung
sastra daerah Bali dan sastra Indonesia.Aksara Bali memiliki kedudukan yang sangat
penting dalam pengembangan budaya masyarakat Bali berfungsi sebagai: a) sarana
pengembangan kesastraan Bali, b) wadah/wahana pengembangan seni budaya Bali, c)
sarana pendidikan, adat dan budaya Bali.
Sastra Bali merupakan bukti historis masyarakat Bali, yang merupakan salah satu
bagian dari kebudayaan nasional berkedudukan sebagai wahana ekspresi budaya yang
didalamnya mengandung pengolahan estetik, religius dan sosial politik masyarakat Bali
yang berfungsi sebagai: a) perekam perkembangan kebudayaan daerah Bali, b)
menumbuhkembangkan rasa solidaritas kemanusiaan, c) sarana peningkatan harkat dan
martabat manusia.
2. UPAKARA
Kegiatan Contoh
c) Tahap pembelajaran ini merupakan tindak lanjut dari tahap sebelumnya, yaitu tahap
pengembangan. Pada tahap ini, peserta didik sudah otomatis terlatih untuk menerapkan
budaya literasi di lingkungan sekolah. Adapun kegiatan yang bisa dilakukan pada tahap
ini adalah sebagai berikut.
d) Kebiasaan membaca 15 menit sebelum pembelajaran dimulai. Kegiatan ini bisa
berupa membaca nyaring, membaca dalam hati, membaca bersama, atau
membaca secara terintegrasi dengan beberapa indikator.
e) Menjalankan berbagai strategi untuk memudahkan peserta didik dalam
memahami suatu bacaan di semua mata pelajaran.
f) Memanfaatkan berbagai jenis bacaan, misalnya bacaan cetak, visual, auditori, dan
digital. Dengan demikian, peserta didik bisa memperkaya literasinya di luar
bacaan pelajaran.
D.2. Gerakan Literasi Di Rumah (GLR)
GLR merupakan sebuah upaya yang dilakukan secara menyeluruh untuk menjadikan rumah
sebagai organisasi pembelajar yang waganya literat sepanjang hayat melalui pelibatan publik.
Kegiatan ini sebelumnya disosialisasikan terlebih dahulu Bersama orang tua/wali murid,
sehingga tercapainya program tersebut.
a. Tujuan
1. Tujuan Umum
Pengaturan Beban Belajar Satuan Pendidikan Sekolah Dasar Negeri 6 Besakih Tahun
Pelajaran 2021/2022
I 35 34 30 1020
II 35 36 30 1080
III 35 38 30 1140
IV 35 40 30 1200
V 35 40 30 1200
VI 35 40 28 1120
E .KETUNTASAN BELAJAR
a. Waktu
Penentuan KBM untuk peserta didik Satuan Pendidikan SD Negeri 6 Besakih
ditetapkan pada saat penyusunan kurikulum menjelang awal tahun pembelajaran baru
melalui musyawarah antara guru, kepala sekolah, dan stake holders lainnya. Begitu
pula penentuan kriteria kenaikan kelas. Pelaksanaan ujian sekolah dilaksanakan pada
akhir tahun pelajaran.
b. Langkah-langkah menentukan Kereteria ketuntasan Minimal ( KKM )
Kriteria yang dijadikan acuan dalam menentukan KBM peserta didik pada
Satuan Pendidikan SD Negeri 6 Besakih antara lain;
1) Intake, yaitu bahan pertimbangan yang berasal dari tingkat rata-rata kemampuan
peserta didik. Kemampuan rata-rata tersebut diambil dari rata-rata kelas dari
prestasi sebelumnya. Semakin tinggi rata-rata kelas, maka bobot yang diberikan
semakin besar.
2 PPKn B 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70
3 Bahasa Indonesia B 70 70 70 71 71 71 70 70 70 71 71 71
4 Matematika B 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70
Ilmu Pengetahuan - - - 71 71 71
5 B - - - 71 71 71
Alam
Ilmu Pengetahuan - - - 70 70 70
6 B - - - 70 70 70
Sosial
Kelompok B
1 SBdP B 75 75 75 75 75 75 75 75 75 75 75 75
2 PJOK B 75 75 75 75 75 75 75 75 75 75 75 75
Kelompok Mulok
1 Bahasa Bali/Bahasa, B 75 75 75 75 75 75 75 75 75 75 75 75
2 Upakara B 70 70 70 75 75 75 70 70 70 75 75 75
Ekstrakurikuler
1 Wajib (Pramuka) B B B B B B B B B B B B B
2 Pilihan
B B B B B B B B B B B B B
2.Kelompok Seni
Budaya Daerah Bali
( Tari )
3.Olahraga ( catur, B B B B B B B B B B B B B
Tari, bulu tangkis )
2 73 – 86 B Baik
3 59 – 72 C Cukup
4 0 – 57 D Kurang
2. Program Pengayaan
a. Pengayaan boleh diikuti oleh peserta didik yang telah mencapai KBM dalam
setiap kompetensi dasar.
b. Kegiatan pengayaan dilaksanakan di dalam/di luar jam pembelajaran.
c. Penilaian dalam program pengayaan dapat berupa tes maupun nontes.
d. Nilai pengayaan yang lebih tinggi dari nilai sebelumnya dapat digunakan.
G. KRITERIA KELULUSAN
1. Menyelesaikan seluruh program pembelajaran.
2. Memperoleh nilai minimal Baik pada penilaian akhir untuk seluruh mata pelajaran
kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia, kelompok mata pelajaran
kewarganegaraan dan kepribadian, kelompok mata pelajaran estetika, dan
kelompok mata pelajaran jasmani, olah raga dan kesehatan.
3. Menyelesaikan tugas pembelajaran 2 semester di kelas terakhir.
4. Mengikuti Ujian Sekolah;
5. Lebih lanjut disesuaikan dengan kebijakan pemerintah/pemerintah daerah.
H. Pelaksanaan Penilaian Pembelajaran
Pelaksanaan dilakukan berdasarkan Permendikbud Nomor 23 tahun 2016.
Berdasarkan aturan tersebut, penilaian pembelajaran dilaksanakan melalui :
i. Penilaian Kompetensi Inti Spiritual,
ii. Penilaian Kompetensi Inti Sikap,
iii. Penilaian Kompetensi Inti Pengetahuan,
iv. Penilaian Kompetensi Inti Keterampilan
Mekanisme penilaian dilakukan dengan terhadap aspek sikap dilakukan melalui
melalui observasi/pengamatan dan teknik penilaian lain yang relevan, dan pelaporannya
menjadi tanggungjawab wali kelas atau guru kelas. Penilaian aspek pengetahuan dilakukan
melalui tes tertulis, tes lisan, dan penugasan sesuai dengan kompetensi yang dinilai. Penilaian
keterampilan dilakukan melalui praktik, produk, proyek, portofolio, dan/atau teknik lain
sesuai dengan kompetensi yang dinilai.
Pelaporan hasil penilaian pencapaian pengetahuan dan keterampilan peserta didik
disampaikan dalam bentuk angka dengan skala 0-100 dan deskripsi.
Pengumpulan nilai dilakukan melalui penilaian :
1) Otentik selama proses pembelajaran,
2) Penilaian harian;
3) Penilaian Tengah Semester;
Disamping bahasa Bali keunggulan lokal di dalam kurikulum ini tercermin dalam
penentuan media layanan pembelajaran dalam bentuk muatan lokal pilihan dan
pengembangan diri antara lain bidang pengembangan diri spontan dan keteladanan yang
memuat nilai moral, nilai tata krama, budi pekerti dan pembiasaan positif yang diharapkan
akan menjadi ciri khas karakter siswa lulusan Satuan Pendidikan Sekolah Dasar Negeri 6
Besakih yang tercermin dalam perilaku dan kehidupan sehari-hari.
Sejak diumumkan oleh Presiden Joko Widodo mengenai kasus pertama Coronavirus
Disease 2019 (Covid-19) pada awal Maret 2020 yang lalu, Indonesia kemudian dihadapkan
pada masa pandemi. Hampir seluruh sektor kehidupan lumpuh, tidak terkecuali di bidang
pendidikan. Apalagi saat itu, seluruh satuan pendidikan maupun lembaga pendidikan tinggi
memasuki akhir semester genap dan akan menghadapi masa penilaian akhir tahun atau ujian
sekolah, yang kemudian diikuti dengan penerimaan peserta didik baru (PPDB). Keadaan
tersebut di atas juga berimbas pada pembelajaran tatap muka di sekolah. Sekolah-sekolah
mulai menerapkan pembelajaran jarak jauh dan melakukan proses Belajar Dari Rumah
Catatan menarik pelaksanaan BDR di SD Negeri 6 Besakih dari bulan Maret 2020
sampai dengan Juni 2021 adalah pemanfaatan kantung BDR untuk mengumpul tugas-tugas
belajar peserta didik. Kantung-kantung BDR itu sebagai tempat mengumpul pekerjaan siswa
selama seminggu terakhir. Pengumpulan tugas BDR dilakukan secara berjadwal sehingga
seminggu sekali setiap peserta didik memperoleh satu kesempatan untuk datang ke sekolah
mengambil tugas belajar sekaligus mengumpul tugas belajar. Pengumpulan tugas belajar
dilakukan orang tua peserta didik dengan tetap mempedomani protokol kesehatan
pencegahan penyebaran Covid-19. Tugas-tugas belajar tersebut kemudian diberikan
feedback. Feedback dari guru kemudian diunggah pada WAG dengan menampilkan masing-
masing 3 pekerjaan terbaik dan 3 pekerjaan dengan feedback paling rendah. Kegiatan ini
merupakan alternatif solusi untuk mempertahankan dan meningkatkan motivasi belajar
peserta didik.
Pada sisi lain BDR dengan sistem daring sedikit memberikan pengaruh bagi guru
yang secara usia dan pengetahuan masih terbatas untuk mengelola pembelajaran secara
daring. Kemampuan dan keterampilan guru dalam penguasaan teknologi dan informasi
khususnya dalam mengelola pembelajaran secara daring masih perlu ditingkatkan. Disamping
itu belum semua peserta didik memiliki alat dan sarana akses pembelajaran secara daring
sehingga masih dilakukan pembelajaran yang mengkombinasikan pembelajaran tatap muka
terbatas melalui kunjungan rumah dan klinik belajar di sekolah dengan pembelajaran daring.
a. Instruksi dan materi pembelajaran daring dengan menggunakan media dan sumber
belajar daring melalui WAG.
b. Instruksi dan materi pembelajaran luring dengan menggunakan televisi, radio,
buku, dan modul pembelajaran mandiri peserta didik.
Guru melaporkan pembelajaran yang dikumpulkan setiap minggu yang memastikan
bahwa guru memfasilitasi pembelajaran jarak jauh baik secara daring maupun luring. Guru
memastikan rencana pelaksanaan pembelajaran menerapkan pembelajaran bermakna,
kegiatan kecakapan hidup dan aktivitas fisik. Guru mengintegrasikan materi edukasi untuk
orang tua/wali peserta didik terkait pencegahan COVID-19 dan menerapkan pola perilaku
hidup bersih di rumah.
Pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan oleh guru boleh dilakukan secara luring,
boleh secara daring, atau kombinasi (blended) antara luring dan daring.
a. Kelas I dan II belajar tatap muka di sekolah setiap hari Senin dan Kamis selama 2 jam
(120 menit) dengan pembagian kelompok belajar dan rombongan belajar ditentukan guru
kelas dengan jumlah maksimal perkelas 10 orang peserta didik tanpa waktu istirahat.
Peserta didik membawa bekal makanan dari rumah.
No Posisi Aktivitas
berangkat
b. memastikan diri dalam kondisi sehat dan tidak memiliki gejala:
suhu ≥37,3°C, atau keluhan batuk, pilek, sakit tenggorokan,
dan/atau sesak nafas;
c. memastikan menggunakan masker kain 3 (tiga) lapis atau 2 (dua)
lapis yang dalamnya diisi tisu dengan baik dan membawa masker
cadangan serta membawa pembungkus untuk masker kotor;
d. sebaiknya membawa cairan pembersih tangan (hand sanitizer);
e. membawa makanan beserta alat makan dan air minum sesuai
kebutuhan;
f. wajib membawa perlengkapan pribadi, meliputi: alat belajar,
ibadah, alat olahraga dan alat lain sehingga tidak perlu pinjam
meminjam.
2 Selama a. menggunakan masker dan tetap menjaga jarak minimal 1,5 (satu
Perjalanan koma lima) meter;
b. hindari menyentuh permukaan benda-benda, tidak menyentuh
hidung, mata, dan mulut, dan menerapkan etika batuk dan bersin
setiap waktu;
c. membersihkan tangan sebelum dan sesudah menggunakan
transportasi publik/antar-jemput
3 Sebelum a. pengantaran dilakukan di lokasi yang telah ditentukan;
masuk b. mengikuti pemeriksaan kesehatan meliputi: pengukuran suhu
gerbang tubuh, gejala batuk, pilek, sakit tenggorokan, dan/atau sesak nafas;
c. melakukan CTPS sebelum memasuki gerbang satuan pendidikan
dan ruang kelas;
d. untuk tamu, mengikuti protokol kesehatan di satuan pendidikan.
4 Selama a. menggunakan masker dan menerapkan jaga jarak minimal 1,5
Kegiatan (satu koma lima) meter;
Belajar b. menggunakan alat belajar, alat musik, dan alat makan minum
Mengaja pribadi;
c. dilarang pinjam-meminjam peralatan;
pendidikan.
6 Halaman Selalu menggunakan masker dan menjaga jarak minimal 1,5
(satu koma lima) meter dalam kegiatan kebersamaan yang
dilakukan di lapangan, misalnya upacara, olah raga, pramuka,
aktivitas pembelajaran, dan lain-lain
7. Monitoring Pelaksanaan Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) dan PTMT Pada Masa
Pendemi Covid-19 di SD Negeri 6 Besakih
1. Memberikan umpan balik kepada guru terkait tugas pembelajaran daring yang telah
dilakukan guru (reward/penghargaan bagi guru yang rajin/kooperatif,dll)
2. Melakukan pembimbingan/ pendampingan online bagi guru yang belum melaksanakan
tugas dengan baik
3. Melaksanakan supervisi/monitoring pembelajaran secara online untuk memantau
keterlaksanaan proses pembelajaran daring
4. Mengidentifikasi kendala/permasalahan yang ditemukan setelah pembelajaran daring