A. Struktur Kurikulum
Pada struktur kurikulum pendidikan kesetaraan berisi sejumlah mata pelajaran yang harus
disampaikan kepada peserta didik. Pada program pendidikan kesetaraan Paket C setara SMA,
jumlah SKK sekurang-kurangnya 122 SKK (Satuan Kredit Kompetansi).
Bobot SKK
Mata Pelajaran Tingkatan 5 / Tingkatan 6 / JUMLAH
Derajat Mahir 1 Derajat Mahir 2
Setara Kelas X Setara Kelas
XI/XII
1. Mata Pelajaran
Mata pelajaran merupakan materi ajar berdasarkan landasan keilmuan yang akan
dibelajarkan kepada peserta didik sebagai beban belajar melalui metode dan pendekatan yang
ditentukan. Kelompok mata pelajaran pada program Paket C adalah :
a. Kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia;
b. Kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian;
c. Kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi;
d. Kelompok mata pelajaran estetika;
e. Kelompok meta pelajaran jasmani, olahraga dan kesehatan.
Mata pelajaran dilaksanakan dengan pola pembelajaran dan pendekatan tatap muka, tutorial
dan mandiri. Untuk warga belajar usia sekolah dan tidak bekerja pembelajaran dilaksanakan
dengan pendekatan tatap muka secara klasikal, dan bagi warga belajar usia dewasa pembelajaran
dilaksanakan secara mandiri dan tutorial.
2. Keterampilan fungsional
3. Muatan Lokal
Muatan lokal yang menjadi ciri khas daerah Kabupaten Lima Puluh Kota dan diberikan di
kelompok belajar PKBM adalah Pendidikan Lingkungan Kehidupan Daerah Minangkabau
(PLKDM). Substansi materi dari PLKD diberikan melalui mata pelajaran seni budaya dan
keterampilan fungsional.
Kegiatan layanan konseling dilaksanakan dalam bentuk penyuluhan kelompok dan atau
bimbingan personal peserta didik sesuai kebutuhan. Penyuluhan kelompok dilaksanakan 1 kali
dalam sebulan pada hari Jumat Dan bimbingan personal peserta didik dilakukan sesuai
kebutuhan dan permasalahan yang ada.
Mata pelajaran yang diujikan merupakan penilaian hasil belajar yang dilakukan secara
nasional oleh pemerintah, meliputi :
1) Pendidikan Kewarganegaraan
2) Bahasa Indonesia
3) Bahasa Inggris
4) Matematika
5) Sosiologi
6) Ekonomi
7) Geografi.
8) Seni Budaya
9) Penjaskes
10) Keterampilan
6. Beban Belajar
Beban belajar dinyatakan dalam Satuan Kredit Kompetensi (SKK) yang menunjukkan
kompetensi yang harus dicapai peserta didik dalam mengikuti program pembelajaran baik
melalui tatap muka, tutorial, dan/atau mandiri. Pencapaian beban belajar menggunakan sistem
modular yang menekankan pada belajar mandiri, ketuntasan belajar, dan maju berkelanjutan.
Program pembelajaran Paket C di PKBM AMPALU dilakukan melalui sistem pembelajaran
tatap muka, tutorial dan mandiri. Adapun pengaturan beban belajar pada sistem tersebut sebagai
berikut :
1. Satuan Kredit Kompetensi (SKK) untuk setiap mata pelajaran dialokasikan sebagaimana
tertera dalam struktur kurikulum. Pengaturan alokasi waktu untuk mencapai SKK setiap
mata pelajaran dalam masing-masing tingkatan dapat dilakukan secara fleksibel dengan
jumlah beban belajar tertentu. Satuan pendidikan dimungkinkan mengatur pencapaian
SKK sesuai pola pembelajaran yang dilaksanakan.
2. Alokasi waktu untuk kegiatan mandiri dalam sistem pembelajaran Paket C untuk setiap
mata pelajaran dikelola oleh peserta didik.
3. Alokasi waktu untuk tutorial disesuaikan dengan kebutuhan, hal ini dilakukan untuk
mendukung pencapaian kompetensi setiap mata pelajaran.
Alokasi waktu pembelajaran tatap muka secara klasikal di Kelompok Belajar Paket C PKBM
AMPALU sebagai berikut :
14 0 0 2 0 270 2
15 0 0 2 2 630 4
16 0 0 2 0 270 2
17 0 0 2 0 270 2
Jumlah 15 0 23 2 4.140 40
14 0 0 2 0 270 2
15 0 0 2 2 630 4
16 0 0 2 0 270 2
17 0 0 2 0 270 2
Jumlah 15 0 23 2 4.140 40
ALOKASI WAKTU PROSES
PEMBELAJARAN PER MINGGU
No. Mata Pelajaran KELAS XI, SEMESTER I
Jumlah SKK/
TM T M Praktek
Menit Minggu
1 1 0 1 0 180 2
2 1 0 1 0 180 2
3 2 0 2 0 360 4
4 2 0 2 0 360 4
5 2 0 2 0 360 4
6 0 0 0 0 0 0
7 0 0 0 0 0 0
8 0 0 0 0 0 0
9 1 0 1 0 180 2
10 2 0 2 0 360 4
11 2 0 2 0 360 4
12 2 0 2 0 360 4
13 0 0 2 0 270 2
14 0 0 2 0 270 2
15 0 0 2 2 630 4
16 0 0 2 0 270 2
17 0 0 2 0 270 2
Jumlah 15 0 25 2 4.410 42
14 0 0 2 0 270 2
15 0 0 2 2 630 4
16 0 0 2 0 270 2
17 0 0 2 0 270 2
Jumlah 15 0 25 2 4.410 42
14 0 0 2 0 270 2
15 0 0 2 2 630 4
16 0 0 2 0 270 2
17 0 0 2 0 270 2
Jumlah 15 0 23 2 4.140 40
14 0 0 2 0 270 2
15 0 0 2 2 630 4
16 0 0 2 0 270 2
17 0 0 2 0 270 2
Jumlah 15 0 23 2 4.140 40
Beban Belajar
SEMESTER I II I II III IV
JUMLAH SKK 21 19 21 21 20 19
SEMESTER I II I II III IV
JUMLAH SKK 21 19 21 21 20 19
MAHIR 1 MAHIR 2
NO MATA PELAJARAN
SK KD SK KD
1 AGAMA ISLAM 12 34 25 69
2 PPKN 3 12 12 42
3 B. INDONESIA 16 36 32 68
4 B. INGGRIS 12 24 24 47
5 MATEMATIKA 6 24 7 26
6 FISIKA 6 15 7 22
7 KIMIA 4 10 9 31
8 BIOLOGI 4 16 9 30
9 SEJARAH 2 6 6 19
10 GEOGRAFI 3 9 6 17
11 EKONOMI 7 24 9 35
12 SOSIOLOGI 2 6 5 14
13 SENI BUDAYA 16 32 32 64
14 PENJASKES 14 34 25 65
7. Ketuntasan Belajar
Ketuntasan belajar setiap indikator yang dikembangkan sebagai suatu pencapaian hasil
belajar dari suatu kompetensi dasar berkisar antara 0-100%. Pengelola Kelompok belajar harus
menentukan kriteria ketuntasan minimal sebagai target pencapaian kompetensi (TPK) dengan
mempertimbangkan tingkat kemampuan rata-rata peserta didik serta kemampuan sumber daya
pendukung dalam penyelenggaraan pembelajaran. Kelompok belajar secara bertahap dan
berkelanjutan selalu mengusahakan peningkatan kriteria ketuntasan belajar untuk mencapai
kriteria ketuntasan ideal.
Berikut ini tabel nilai ketuntasan belajar minimal yang menjadi Target Pencapaian
Kompetensi (TPK) di Paket C setara SMA PKBM AMPALU
1 Pendidikan Agama 75
2 Pendidikan Kewarganegaraan 75
3 Bahasa Indonesia 70
4 Bahasa Inggris 75
5 Matematika 75
6 Fisika 75
7 Kimia 75
8 Biologi 75
9 Sejarah 75
10 Geografi 75
11 Ekonomi 75
12 Sosiologi 75
13 Seni Budaya 75
14 Pendididkan Jasmani, Olahraga dan kesehatan 75
15 Keterampilan fungsional 75
16 Pendidikan Lingkungan Kehidupan Minangkabau 75
17 Pengembangan Kepribadian Profesional 75
Kenaikan tingkatan dan derajat dilaksanakan pada setiap akhir pencapaian kompetensi.
PKBM membagi satu tingkatan dan derajat dalam beberapa satuan waktu yang pada akhir satuan
waktu tersebut diadakan penilaian hasil belajar sebagai wujud dari pencapaian Standar
Kompetensi. Setelah semua standar kompetensi dapat dicapai dilakukan kenaikan tingkatan dan
derajat dengan kriteria kenaikan yang berlaku di kelompok belajar PKBM adalah setelah peserta
didik memenuhi persyaratan berikut, yaitu:
a. Menyelesaikan seluruh program pembelajaran satu tingkatan dan derajat;
b. Memperoleh nilai minimal baik pada penilaian akhir untuk seluruh kelompok mata
pelajaran agama dan akhlak mulia, kelompok kewarganegaraan dan kepribadian,
kelompok mata pelajaran estetika, dan kelompok mata pelajaran jasmani, olahraga, dan
kesehatan;
c. Mempertimbangkan kehadiran dalam tatap muka mencapai minimal 75%.
9. Kelulusan
Dengan mengacu kepada ketentuan PP 19/2005 Pasal 72 Ayat (1), peserta didik dinyatakan
telah menyelesaikan Paket C Setara SMA PKBM AMPALU setelah memenuhi persyaratan
berikut, yaitu:
a. Menyelesaikan seluruh program pembelajaran;
b. Memperoleh nilai minimal baik pada penilaian akhir untuk seluruh mata pelajaran
kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia, kelompok kewarganegaraan dan
kepribadian, kelompok mata pelajaran estetika, dan kelompok mata pelajaran jasmani,
olahraga, dan kesehatan;
c. Lulus Ujian Nasional semua mata pelajaran yang diujikan;
d. Mengikuti Ujian Program Pendidikan Kesetaraan
B. Kalender Pendidikan
Setiap permulaan tahun pelajaran, tim penyusun program Kesetaraan di PKBM AMPALU
menyusun kalender pendidikan untuk mengatur waktu kegiatan pembelajaran selama satu
tahun ajaran yang mencakup permulaan tahun pelajaran, minggu efektif belajar, waktu
pembelajaran efektif dan hari libur. Pengaturan waktu belajar di Paket C PKBM AMPALU
mengacu kepada Standar Isi dan disesuaikan dengan kebutuhan daerah, karakteristik
Kelompok belajar, kebutuhan peserta didik dan masyarakat, serta ketentuan dari
pemerintah/pemerintah daerah.
Kalender pendidikan Paket C yang ditetapkan oleh PKBM AMPALU meliputi sebagai
berikut :
1) Permulaan tahun pelajaran 2017 adalah bulan Juli 2017.
2) Hari libur Kejar ditetapkan berdasarkan Keputusan Menteri Pendidikan Nasional,
dan/atau Menteri Agama dalam hal yang terkait dengan hari raya keagamaan, Kepala
Daerah tingkat Kabupaten/Kota, dan/atau organisasi penyelenggara pendidikan dapat
menetapkan hari libur khusus.
3) Waktu libur yaitu libur antara satuan waktu pencapaian kompetensi (libur semester), libur
akhir tahun pelajaran, hari libur nasional.