Anda di halaman 1dari 3

Sebagai sesuatu yang relatif baru dalam implementasi kurikulum di Indonesia, pelaksanaan

pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran terpadu di sekolah dasar harus didukung
oleh kemampuan dan kesiapan guru yang optimal dan berbagai perangkat alat dan sarana yang
memadai. Selain itu, juga menuntut adanya kreativitas dan inovasi guru.
Struktur kurikulum SD dan MI memuat jumlah dan jenis mata pelajaran yang ditempuh dalam satu
periode belajar selama enam tahun mulai kelas I (satu) sampai dengan kelas VI (enam).
Penjelasan untuk Kelas I dan II:
1. Pengelolaan kegiatan pembelajaran dalam mata pelajaran dan kegiatan belajar pembiasaan
dengan menggunakan pendekatan tematik diorganisasikan sepenuhnya oleh sekolah dan madrasah.
2. Penjelasan teknis pendekatan tematik diatur dalam pedoman tersendiri.
3. Alokasi waktu total yang disediakan adalah 27 jam pelajaran per-minggu. Daerah, sekolah atau
madrasah dapat menambah alokasi waktu total atau mengubah alokasi waktu mata pelajaran sesuai
dengan kebutuhan siswa, sekolah, madrasah atau daerah.
4. Satu jam pelajaran tatap muka dilaksanakan selama 35 menit. Jam tatap muka per-minggu adalah
27 jam pelajaran (945 menit).
5. Minggu efektif dalam satu tahun pelajaran (2 semester) adalah 34 – 40 minggu. Jumlah jam tatap
muka per-minggu adalah 945 menit (16 jam), jumlah jam tatap muka per-tahun adalah 918 sampai
dengan. 1.080 jam (32.130 sampai dengan. 38.080 menit).
6. Alokasi waktu sebanyak 27 jam pelajaran pada dasarnya dapat diatur dengan bobot berkisar: (a)
15% untuk Agama; (b) 50% untuk Membaca dan Menulis Permulaan serta Berhitung; dan (c) 35%
untuk Pengetahuan Alam, Pendidikan Kewarganegaraan dan Pengetahuan Sosial, Kerajinan Tangan
dan Kesenian, dan Pendidikan Jasmani.
7. Sekolah dan madrasah dapat mengenalkan teknologi informasi dan komunikasi sesuai dengan
kemampuannya.

Penjelasan untuk Kelas III, IV, V, dan VI:


1. Pengelolaan kegiatan pembelajaran dalam mata pelajaran dan kegiatan belajar pembiasaan
diorganisasikan sepenuhnya oleh sekolah dan madrasah.
2. Penjelasan teknis kegiatan belajar pembiasaan diatur dalam pedoman tersendiri.
3. Alokasi waktu total yang disediakan adalah 32 sampai dengan 34 jam pelajaran per-minggu.
Daerah, sekolah atau madrasah dapat menambah alokasi waktu total atau mengubah alokasi waktu
mata pelajaran sesuai dengan kebutuhan siswa, sekolah, madrasah atau daerah.
4. Satu jam pelajaran tatap muka dilaksanakan selama 40 menit. Jam tatap muka per-minggu adalah
322 sampai dengan. 34 jam pelajaran (1.280 sampai dengan 1.360 menit)
5. Minggu efektif satu tahun pelajaran (2 semester) adalah 34 sampai dengan 40 minggu. Jumlah
jam tatap muka per tahun adalah 1.088 sampai dengan 1.280 jam pelajaran (43.520 sampai dengan
51.200 menit).
6. Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan dan Pengetahuan Sosial dapat diajarkan baik secara
sendiri-sendiri maupun secara terintegrasi yang diatur sepenuhnya oleh sekolah.
7. Muatan lokal diadakan dan ditentukan jenisnya oleh daerah/sekolah sesuai dengan kebutuhan
dan kesiapan daerah/sekolah. Bagi daerah/sekolah yang menjalankan muatan lokal, alokasi waktu
maksimal 2 jam pelajaran per-minggu. Kegiatan atau bahan kajian dan pelajarannya diatur
sepenuhnya oleh daerah atau sekolah.
8. Sekolah dan madrasah dapat memberikan mata pelajaran Bahasa Inggris mulai kelas IV sesuai
dengan kemampuan.
9. Sekolah dan madrasah dapat mengenalkan teknologi informasi dan komunikasi sesuai
kemampuan.
10.Sekolah dan madrasah bertaraf internasional dapat menggunakan Bahasa Inggris dan bahasa
asing lain sebagai bahasa pengantar sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan.
Demikianlah gambaran tentang Kurikulum 2004 seperti di atas, yang dapat memberikan wawasan
awal mengenai pelaksanaan Kurikulum 2004 sebagai dasar bagi Anda untuk merancang dan
melaksanakan pembelajaran terpadu di sekolah dasar, apabila Anda menggunakan kurikulum 2004.

Sebagai sesuatu yang relatif baru dalam implementasi kurikulum di Indonesia, pelaksanaan
pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran terpadu di sekolah dasar harus didukung
oleh kemampuan dan kesiapan guru yang optimal dan berbagai perangkat alat dan sarana yang
memadai. Selain itu, juga menuntut adanya kreativitas dan inovasi guru.

Idealnya, model pembelajaran terpadu ini bertolak dan dikembangkan dari kurikulum yang sudah
terpadu (integrated curriculum). Namun, dalam pendidikan di Indonesia, biasanya kurikulum itu
sudah dikembangkan ke dalam berbagai mata pelajaran yang terpisah satu dengan lainnya. Seperti
yang Anda lihat dalam struktur kurikulum sekolah dasar di atas, terdiri dari 7 mata pelajaran yang
berbeda (Pendidikan Agama, Pendidikan Kewarganegaraan dan Pengetahuan Sosial, Bahasa
Indonesia, Matematika, Pengetahuan Alam, Kerajinan Tangan dan Kesenian, dan Pendidikan
Jasmani).

Dalam merancang pembelajaran terpadu di sekolah dasar terdapat tujuh langkah yang harus
dilakukan. Silakan Anda cermati alur langkah-langkah perancangan pembelajaran terpadu berikut!

Dalam menyusun perancangan pembelajaran terpadu di sekolah dasar terdapat beberapa langkah
khusus yang harus dilakukan yang berbeda dengan langkah-langkah perancangan pembelajaran
pada umumnya. Berdasarkan alur di atas, penyusunan perancangan pembelajaran terpadu dapat
dimulai dari penetapan mata pelajaran yang akan dipadukan, serta mempelajari kompetensi-
kompetensi dasar dalam setiap mata pelajaran berikut hasil belajar dan indikator-indikator
pencapaiannya. Selanjutnya, menetapkan tema yang dapat digunakan untuk memadukan
kompetensi dasar antar-mata pelajaran serta membuat bagan/matriks keterhubungannya.

Anda mungkin juga menyukai