Anda di halaman 1dari 10

A.

Struktur Kurikulum Merdeka


Struktur kurikulum di Kurikulum Merdeka didasari tiga hal, yaitu: berbasis
kompetensi, pembelajaran yang fleksibel, dan karakter Pancasila. Berikut adalah
beberapa prinsip pengembangan struktur Kurikulum Merdeka.
1. Struktur Minimum
Struktur kurikulum minimum ditetapkan oleh pemerintah pusat. Namun,
satuan pendidikan bisa mengembangkan program dan kegiatan tambahan sesuai
dengan visi, misi, dan sumber daya yang tersedia. Satu jam pelajaran di SD adalah
35 menit, di SMP adalah 40 menit, dan di SMA 45 menit.
2. Otonomi
Kurikulum memberi kemerdekaan pada satuan pendidikan dan guru untuk
merancang proses dan materi pembelajaran yang relevan dan kontekstual.
3. Sederhana
Perubahan dari kurikulum sebelumnya dibuat seminimal mungkin, namun
tetap signifikan. Tujuan, arah perubahan, dan rancangannya dibuat jelas sehingga
mudah dipahami sekolah dan pemangku kepentingan.
4. Gotong Royong
Pengembangan kurikulum dan perangkat ajar adalah hasil kolaborasi puluhan
institusi, di antaranya Kementerian Agama, universitas, sekolah, dan lembaga
pendidikan lainnya.
Struktur Kurikulum SD/MI Struktur Kurikulum SD/MI dibagi menjadi 3 (tiga)
Fase :
a. Fase A untuk kelas I dan kelas II
b. Fase B untuk kelas III dan kelas IV, dan
c. Fase C untuk kelas V dan kelas VI
Kurikulum Merdeka adalah kurikulum dengan pembelajaran intrakurikuler
yang beragam di mana konten akan lebih optimal agar peserta didik memiliki cukup
waktu untuk mendalami konsep dan menguatkan kompetensi. Guru memiliki
keleluasaan untuk memilih berbagai perangkat ajar sehingga pembelajaran dapat
disesuaikan dengan kebutuhan belajar dan minat peserta didik.
Setiap jenjang pendidikan, struktur Kurikulum Merdeka diatur berdasarkan
kebutuhan. Berikut penjelasan mengenai struktur Kurikulum Merdeka tingkat SD dan
SMP sederajat :
Struktur Kurikulum SD/MI
1. Struktur kurikulum dibagi menjadi 2 kegiatan pembelajaran utama, yaitu:
a. Pembelajaran reguler atau rutin yang merupakan kegiatan
intrakurikuler; dan
b. Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila.
Kebaruan dalam pembagian dua kegiatan ini merujuk pada
prinsip fokus pada kompetensi dan karakter peserta didik melalui dua
hal.
Pertama, untuk menguatkan pendidikan karakter, pembelajaran
yang berorientasi penuh pada kompetensi fundamental dan karakter
perlu menjadi bagian dari struktur kurikulum agar mendapatkan
perhatian penuh baik dari pendidik maupun peserta didik.
Kedua, projek penguatan profil pelajar Pancasila yang
memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengeksplorasi
isu-isu kontemporer seperti masalah lingkungan/pemanasan global dan
gaya hidup berkelanjutan, kebinekaan dan toleransi, kesehatan fisik
dan mental termasuk kesejahteraan diri (wellbeing), dan sebagainya.
Namun demikian, isu-isu ini tidak diajarkan sebagai mata
pelajaran tersendiri dan menambah beban belajar, melainkan sebagai
unit pembelajaran yang interdisipliner, tanpa terikat dengan Capaian
Pembelajaran mata pelajaran ataupun materi yang sedang dipelajari
dalam mata pelajaran. Projek ini pun tidak menambah jam pelajaran.
Total jam pelajaran yang ditempuh siswa sama dengan Kurikulum
2013. Bedanya, projek dalam Kurikulum Merdeka mengambil waktu
sekitar 20 hingga 30% dari total jam pelajaran per tahun. Dengan
demikian, meskipun kompetensi dan karakter dikuatkan, muatan
pelajaran atau konten tidak bertambah, sesuai dengan prinsip
perancangan kurikulum.
2. Jam Pelajaran (JP)
Jam Pelajaran (JP) diatur per tahun. Satuan pendidikan dapat mengatur
alokasi waktu Pembelajaran secara fleksibel untuk mencapai JP yang
ditetapkan.
3. Pendekatan Pembelajaran
Satuan pendidikan dapat menggunakan pendekatan pengorganisasian
pembelajaran berbasis mata pelajaran, tematik, atau terintegrasi.
a. Mata Pelajaran
Setiap pembelajaran dilakukan terpisah antara satu mapel dan
mapel lainnya. Tatap muka dilakukan secara teratur setiap minggu,
dengan jumlah jam tatap muka sesuai dengan yang ditetapkan oleh
masing-masing satuan pendidikan berdasarkan ketentuan minimal
dari pemerintah.
b. Tematik
Kurikulum Merdeka menggunakan pendekatan tematik, dimana
setiap materi pelajaran dikemas dalam satu tema yang terkait
dengan kehidupan sehari-hari siswa. Dengan demikian, siswa
diharapkan dapat memahami materi pelajaran dengan lebih mudah
dan menyenangkan.
Pendekatan tematik adalah sebuah metode pendekatan dalam
proses pembelajaran yang mengintegrasikan berbagai mata
pelajaran atau disiplin ilmu ke dalam satu tema atau topik tertentu.
Dalam pendekatan ini, pembelajaran tidak dilakukan secara
terpisah untuk setiap mata pelajaran, melainkan berfokus pada
tema atau topik tertentu, dan semua materi yang relevan dari
berbagai mata pelajaran dikaitkan dengan tema tersebut.
c. Terintegrasi
Konsep-konsep dan keterampilan tertentu dari mata pelajaran
diajarkan secara kolaboratif (team teaching). Pendidik
berkolaborasi untuk merencanakan dan melaksanakan asesmen dan
pembelajaran secara terpadu. Sebagai contoh ajaran muatan Ilmu
Pengetahuan Alam (IPA) atau Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)
secara terintegrasi.
4. Perubahan Terkait Mata Pelajaran
a. Mata pelajaran IPAS (Ilmu Pengetahuan Alam dan Sosial)
merupakan paduan dari IPA dan IPS.
b. Bahasa Inggris menjadi mata pelajaran pilihan, tergantung kesiapan
satuan pendidikan.
c. Satuan pendidikan atau murid bisa memilih setidaknya 1 dari 4
mata pelajaran Seni dan Budaya: Seni Musik, Seni Rupa, Seni
Teater, atau Seni Tari.

B. Perubahan Kurikulum Merdeka


Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi
(Kemendikbudristek) meluncurkan Kurikulum Merdeka untuk pemulihan
pembelajaran. Kurikulum Merdeka berbeda dengan kurikulum-kurikulum sebelumnya
karena lebih sederhana dan mendalam memberikan kemerdekaan bagi satuan
pendidikan dalam mengembangkan serta menghadirkan sistem pembelajaran yang
lebih relevan dan interaktif.
Kurikulum Merdeka adalah kurikulum dengan pembelajaran intrakurikuler
beragam di mana konten lebih optimal agar peserta didik memiliki cukup waktu untuk
mendalami konsep dan menguatkan kompetensi. Kurikulum ini dirancang untuk
menciptakan kreativitas dan fleksibilitas bagi guru, menyesuaikan dengan kondisi
satuan pendidikan.
Transformasi kurikulum ini membawa berbagai perubahan bagi kurikulum
pendidikan di Indonesia ke depannya. Setidaknya ada empat arah perubahan
kurikulum di Indonesia. Berikut penjelasannya dikutip dari laman Ditsmp
Kemendikbud:
1. Struktur Kurikulum Lebih Fleksibel
Kurikulum terdahulu yang digunakan dalam skala nasional belum bisa
memberikan fleksibilitas kepada guru, khususnya dalam hal jam pelajaran yang
ditentukan dalam per minggu. Nantinya, arah perubahan kurikulum ini
memberikan kebebasan bagi guru terkait jam pelajaran karena ditargetkan
dipenuhi dalam satu tahun, bukan setiap minggu.
2. Fokus Pada Materi Esensial
Tak sedikit peserta didik ataupun orang tua murid mengeluhkan padatnya
materi pelajaran. Materi pelajaran yang terlalu padat membuat tidak cukup waktu
melakukan pembelajaran mendalam dan sesuai dengan tahap perkembangan
peserta didik. Oleh karena itu, ke depannya pembelajaran akan difokuskan pada
materi esensial.
3. Penggunaan Beragam Perangkat Ajar
Materi pembelajaran yang tersedia kurang beragam sehingga guru kurang
leluasa mengembangkan pembelajaran kontekstual. Untuk itu, kurikulum ke
depannya akan memberikan keleluasaan bagi guru menggunakan berbagai
perangkat ajar sesuai kebutuhan dan karakteristik peserta didik.

4. Pemanfaatan Teknologi Digital


Tak dapat dimungkiri, kurikulum terdahulu belum dapat memaksimalkan dan
memanfaatkan teknologi digital berbasis aplikasi. Maka dari itu, diperlukan
adanya aplikasi yang menyediakan berbagai referensi bagi guru untuk dapat terus
mengembangkan praktik mengajar secara mandiri dan berbagi praktik baik. Salah
satunya adalah Platform Merdeka Mengajar.
Berikut ini perbedaan utama dari Kurikulum 2013 dengan Kurikulum
Merdeka yang tentu juga akan memengaruhi tampilan rapornya.

Kurikulum 2013 Kurikulum Merdeka


Fokus Tematik Holistik & Berdiferensiasi
Tujuan Pembelajaran Kompetensi Inti / Capaian Pembelajaran +
Kompetensi Dasar Alur Tujuan Pembelajaran
Periode Pencapaian Tahun Fase
Struktur Kurikulum JP Rutin Per Minggu Target JP Per Tahun untuk
Intrakurikuler & Proyek
(P5)
Pembelajaran Saintifik Berdiferensiasi Sesuai Tahap
Capaian Siswa
Kriteria Kenaikan Kelas Ditentukan dari Pusat Ditentukan oleh Sekolah &
Guru Sesuai Kebutuhan

C. Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5)


1. Pengertian P5 Dalam Kurikulum Merdeka
Berdasarkan Panduan Pengembangan Projek Penguatan Profil Pelajar
Pancasila dari Badan Standar, Kurikulum, dan Asesmen Pendidikan (BSKAP)
Kemendikbudristek, P5 dalam Kurikulum Merdeka adalah projek lintas
disiplin ilmu yang kontekstual dan berbasis pada kebutuhan masyarakat
maupun berbasis masalah di lingkungan sekolah.
Sebelum kehadiran P5, Ki Hajar Dewantara sudah menekankan
pentingnya siswa belajar di luar kelas. Kini, projek penguatan profil pelajar
Pancasila bertujuan untuk :
a) mendorong siswa jadi pembelajar sepanjang hayat yang kompeten,
berkarakter, dan berperilaku sesuai nilai-nilai Pancasila;
b) memberi kesempatan bagi siswa untuk mengalami pengetahuan sambil
menguatkan karakter dan belajar dari lingkungan sekitar; serta
c) menginspirasi siswa untuk berkontribusi bagi lingkungan sekitar.

2. Tujuan P5 Kurikulum Merdeka


Bukan tanpa sebab P5 dimasukkan dalam Kurikulum Merdeka.
Adapun tujuan dari P5 Kurikulum Merdeka adalah sebagai berikut :
a) Membantu guru dalam menumbuhkan kapasitas dan membangun
karakter luhur siswa sebagaimana yang diejawantahkan dalam Profil
Pelajar Pancasila dalam proses pembelajaran.
b) Menemukan jawaban atas banyaknya pertanyaan tentang peserta didik
dengan kompetensi seperti yang diharapkan oleh sistem pendidikan
Indonesia.
c) Bagi satuan pendidikan, P5 dapat membantu mengembangkan modul
proyek sesuai dengan kebutuhan belajar peserta didik, memodifikasi,
atau menggunakan modul proyek yang disediakan sesuai dengan
karakteristik daerah, satuan pendidik, dan peserta didik.
3. Manfaat P5 Kurikulum Merdeka
P5 secara keseluruhan memiliki manfaat bagi peserta didik, pendidik,
maupun satuan pendidikan. Mengutip laman Ditjen SMP Kemdikbud, berikut
manfaatnya :
a) Manfaat P5 bagi Peserta Didik
Memperkuat karakter dan mengembangkan kompetensi sebagai
warga dunia yang aktif. Berpartisipasi merencanakan pembelajaran
secara aktif dan berkelanjutan. Mengembangkan keterampilan, sikap,
dan pengetahuan yang dibutuhkan dalam mengerjakan proyek pada
periode waktu tertentu. Melatih kemampuan pemecahan masalah
dalam beragam situasi belajar. Memperlihatkan tanggung jawab dan
kepedulian terhadap isu di sekitar mereka sebagai salah satu bentuk
hasil belajar. Menghargai proses belajar dan bangga dengan hasil
pencapaian yang telah diupayakan secara optimal.
b) Manfaat P5 bagi Pendidik
Memberi ruang dan waktu untuk peserta didik mengembangkan
kompetensi dan memperkuat karakter dan Profil Pelajar Pancasila.
Merencanakan proses pembelajaran projek dengan tujuan akhir yang
jelas. Mengembangkan kompetensi sebagai pendidik yang terbuka
untuk berkolaborasi dengan pendidik dari mata pelajaran lain untuk
memperkaya hasil pembelajaran
c) Manfaat P5 bagi Satuan Pendidikan
Menjadikan satuan pendidikan sebagai sebuah ekosistem yang
terbuka untuk partisipasi dan keterlibatan masyarakat. Menjadikan
satuan pendidikan sebagai organisasi pembelajaran yang berkontribusi
kepada lingkungan dan komunitas di sekitarnya.
4. Prinsip P5 Kurikulum Merdeka
Dalam penerapan P5 Kurikulum Merdeka, terdapat empat prinsip
penting. Penjelasannya adalah sebagai berikut :
a) Holistik
Holistik berarti melihat sesuatu dengan menyeluruh dan utuh
serta tidak parsial atau terpisah-pisah. Dalam P5, cara berpikir holistik
ini berguna dalam menelaah sebuah tema secara utuh dan melihat isu
secara lebih dalam.
b) Kontekstual
Prinsip kontekstual ini mendorong guru dan pelajar untuk
menjadikan lingkungan sekitar dan realitas kehidupan sehari-hari
sebagai bahan utama pembelajaran. Dengan prinsip ini, pelajar
diharapkan bisa mengeksplorasi berbagai hal di luar lingkup satuan
pendidikan.
c) Berfokus pada Peserta Didik
Prinsip ini artinya berpusat pada peserta didik berkaitan dengan
skema pembelajaran sehingga diharapkan dapat mendorong pelajar
menjadi subjek pembelajaran yang aktif mengelola proses belajarnya
secara mandiri.
d) Eksploratif
Eksploratif berkaitan semangat untuk membuka ruang yang
lebar bagi proses inkuiri dan pengembangan diri. Proyek Penguatan
Profil Pelajar Pancasila tidak berada dalam struktur intrakurikuler yang
terkait dengan berbagai skema formal pengaturan mata pelajaran.
5. Kegiatan P5 Kurikulum Merdeka
Begini gambaran kegiatan P5 dalam Kurikulum Merdeka :
1. Kegiatan kokurikuler berbasis projek
2. Projek merupakan serangkaian kegiatan untuk mencapai tujuan
tertentu dengan menelaah sebuah tema menantang
3. Projek dirancang agar siswa bisa melakukan investigasi, memecahkan
masalah, dan mengambil keputusan, kemudian menghasilkan
aksi/produk pada periode waktu yang dijadwalkan
4. Kegiatan dirancang untuk menguatkan usaha pencapaian kompetensi
dan karakter sesuai profil Pelajar Pancasila
5. Kegiatan fleksibel dalam hal muatan, pelaksanaan kegiatan, serta
waktu pelaksanaannya.
6. Tujuan, muatan, dan kegiatannya tidak harus berkaitan dengan tujuan
dan materi pelajaran intrakurikuler.
7. Sekolah bisa melibatkan masyarakat dan atau dunia kerja untuk
merancang atau menyelenggarakannya.
6. Tema P5 Kurikulum Merdeka
Ada beberapa tema P5 yang telah ditetapkan Kemendikbud untuk
jenjang SD sampai SMA/SMK, antara lain sebagai berikut :
a) Gaya Hidup Berkelanjutan
Tema ini mengajak para peserta didik untuk sadar akan dampak
dari aktivitas manusia, baik jangka pendek maupun panjang, terhadap
lingkungan dan keberlangsungan hidup di sekitarnya.
b) Kearifan Lokal
Tema ini diharapkan mampu mencegah lunturnya budaya dan
kearifan lokal di tengah masyarakat. Selain itu, tema ini diharapkan
mampu menumbuhkan rasa ingin tahu peserta didik akan budayanya
sendiri.
c) Bhinneka Tunggal Ika
Tema ini mengajak peserta didik untuk mampu menghormati
keberagaman di Nusantara. Tema ini juga mendorong peserta didik
untuk berpikir kritis akan stereotip negatif terkait suatu golongan.
d) Bangunlah Jiwa dan Raganya
Tema ini diharapkan mampu meningkatkan kesadaran peserta
didik untuk memelihara kesehatan fisik dan mental dirinya maupun
orang-orang di sekitarnya.
e) Suara Demokrasi
Tema ini diharapkan mampu menumbuhkan jiwa-jiwa
demokrasi dalam masing-masing individu peserta didik.
f) Berekayasa dan Berteknologi untuk Membangun NKRI
Tema ini bertujuan untuk mengasah peserta didik untuk
berpikir kritis, kreatif, dan inovatif. Tujuan akhirnya adalah untuk
menciptakan sesuatu yang nantinya bermanfaat bagi dirinya dan
sekitarnya.
g) Kewirausahaan
Tema ini mengajak peserta didik untuk mengidentifikasi
berbagai potensi ekonomi di wilayah sekitarnya.
h) Kebekerjaan (untuk SMA/MAK)
Tema ini menjadi persiapan peserta didik sebelum terjun ke
dunia kerja. Melalui tema ini, mereka dapat mempelajari segala hal
tentang ketenagakerjaan, peluang kerja, hingga kesiapan kerja.
i) Budaya Kerja (untuk SMA/MAK)
Melalui tema ini, peserta didik bakal mendapatkan ilmu tentang
sikap, perilaku, maupun budaya positif yang perlu dibangun
dalam dunia kerja.

DAFTAR PUSTAKA
Detik Edu. (2023). Apa Itu P5 dalam Kurikulum Merdeka? Ini Arti, Tujuan, Tema, dan
Contohnya. Sumatera Utara: Detik.Com
Informasi Guru Kemdikbud. (2023). Struktur Kurikulum Merdeka dalam Setiap Fase .
Jakarta: Kemdikbud.
Informasi Guru Kemdikbud. (2023). Struktur Kurikulum Merdeka SD/MI .
Jakarta: Kemdikbud.
Sumiarti R. (2023). Perbedaan K-13 dan Kurikulum Merdeka. [Online]. Diakses dari
https://online.pubhtml5.com/pkbt/txbq/#p=9

Anda mungkin juga menyukai