Anda di halaman 1dari 2

Assalamu’alaikum Wr.

Wb
Selamat pagi.
Yth. Ibu Tiara Yogiarni, S.Pd.,M.Pd selaku Dosen Pengampu Mata Kuliah Literasi
Budaya dan Kewarganegaraan.
Serta teman-teman yang saya sayangi.
Hari ini saya akan menyampaikan narasi mengenai Wayang. Disimak ya!
Teman-teman tahu tidak Indonesia itu memiliki beragam kesenian. Seperti kesenian
tari tradisional, kesenian kerajinan tangan, kesenian musik klasik, dan salah satu yang
menjadi favorit saya adalah kesenian wayang.
SEJARAH WAYANG
Wayang berasal dari bahasa Jawa “wewayangan” yang berarti bayangan. Dikatakan wayang
atau wewayangan karena pada zaman dulu untuk melihat wayang, penonton berada di
belakang layar yang disebut Kelir, sang Dalang memainkan wayang yang diterangi lampu
sehingga menimbulkan bayangan yang menempel pada kelir pertunjukan. Kelir Pertunjukan
terbuat dari kain putih yang membentang membatasi antara dalang dengan penonton.
Penonton tidak melihat sang Dalang, melainkan hanya bisa menyaksikan bayangan wayang,
yang seolah-olah bayangan wayang yang menempel pada kelir adalah manusia yang hidup.
MACAM MACAM WAYANG
Selama berabad-abad, budaya wayang berkembang menjadi beragam Jenis. Kebanyakan jenis
jenis wayang itu tetap nenggunakan Mahabarata dan Ramayana sebagai induk ceritanya.
Sedangkan alat peraganya pun berkembang menjadi beberapa macam, antara lain yang
terbuat dari kertas, kain, kulit, kayu, dan juga Wayang Orang. Nah saya punya tiga wayang
nih yang akan saya Perkenalkan kepada teman-teman semua. Yang pertama ada wayang kulit,
wayang orang dan wayang golek.
WAYANG KULIT
Punya satu nih, yang jauh dari timur sana yaitu wayang kulit wayang kulit ini berasal dari
Jawa Tengah dan Jawa Timur. Wayang kulit dimainkan oleh seorang dalang dengan diiringi
gamelan dan tembang-tembang dari seorang sinden. Wayang ini terbuat dari lembaran kulit
kerbau atau sapi yang dipahat, makanya bentuk wayang kulit ini gepeng dan bias apabila
dilihat dari depan dan belakang. Ada tokoh yang sangat terkenal seperti superhero yaitu
Gatotkaca. Gatotkaca digambarkan sebagai sosok ksatria yang gagah perkasa. Dalam budaya
masyarakat Indonesia, Gatotkaca sering dikenal dengan julukan ‘Otot Kawat Tulang Besi’.
Selain itu, ada juga Mbah Semar yang sangat bijak dan melambangkan akal Budi manusia.
WAYANG ORANG
Kemudian ada wayang orang, wayang orang hampir sama dengan wayang kulit bedanya
wayang orang diperankan langsung oleh orang yang memakai kostum seperti tokoh yang ada
di wayang kulit. Misalnya Gatotkaca, ada yang mau jadi Gatotkaca??? Wayang orang atau
disebut wayang wong bersumber pada versi Jawa dan epik India yang mengambil cerita
Ramayana dan Mahabarata sebagai induk ceritanya. Pada mulanya, semua penari Wayang
Orang adalah penari pria, tidak ada penari wanita. Jadi agak mirip dengan pertunjukan ludruk
di Jawa Timur.
WAYANG GOLEK SUNDA
Kemudian ada Kesenian wayang yang berasal dari daerah kita yaitu daerah provinsi Jawa
Barat yang disebut dengan Wayang Golek. Sama dengan Wayang Kulit Purwa, Wayang
Golek Sunda pun menggunakan induk cerita dari serial Ramayana dan Mahabarata.
Pergelaran Wayang Golek Sunda juga diiringi oleh seperangkat gamelan, lengkap dengan
pesindennya. Bedanya, Wayang Golek Sunda tidak menggunakan kelir sehingga penonton
dapat langsung melihat para tokoh wayang yang diperagakan ki dalang, bukan hanya
bayangannya. Ada beberapa ciri khusus dalam wayang golek. Kepala wayang dapat diputar
ke kiri dan ke kanan serta badan ke atas dan ke bawah selain juga ke kiri dan ke kanan.
Tangan dapat digerakkan dengan bebas untuk menirukan orang menari atau bahkan
melakukan gerakan bela diri. Nah ada wayang yang lucu dan ikonik sekali di Kesenian
wayang golek yang berasal dari Jawa Barat yaitu Cepot. Warna wajah dan tubuh Cepot
adalah warna merah. Warna merah disini merupakan simbol yang bermakna akan keberanian
melawan akan kesalahan atau keburukan.
Tapi aku sedih nih teman-teman karena waktu kecil aku sering ikut ayahku menonton wayang
secara langsung maupun menonton di kaset DVD. Beda dengan sekarang jarang sekali ada
yang mengetahui tentang kesenian wayang golek ini. Anak-anak atau orang dewasa sekarang
lebih tertarik sama handphone. Makanya kita harus mengenalkan kepada generasi penerus
agar wayang golek tetap dikenal oleh anak Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai