Oleh
Vito Ivan Payogo
NIM.211111042
Panji Asmarabangun
Merupakan tokoh pria utama berkarakter protagonis yang memiliki sifat baik
hati, jujur, sabar, gesit, perwira, lembut, berbudi luhur dan ia merupakan
keturunan dewa yang dapat dilihat dari titik emas diantara alisyang terdapat
dalam topeng yang digunakan
Dewi Sekartaji
Gunung Sari
Merupakan seorang sahabat dari Panji Asmara Bangun, yang memiliki mata
sipit dan berkumis panjang serta mempunyai sifat baik hati dan suci.
Tokoh Pria antagonis yang merupakan tangan kanan atau orang kepercayaan
Prabu Klana Panggubarja.
Patrajaya
Tokoh Jenaka yang ada di Wayang Topeng Malangan. Patrajaya dalam
pewayangan karakternya bisa disamakan dengan Punakawan. Patrajaya
merupakan satu-satunya tokoh yang bisa bicara sendiri tanpa di setir oleh
dalang.
Dalam waktu yang belum lama ini, Wayang Topeng Panji dipentaskan oleh
Komunitas ARJASURA (Arek Jawa Timur di Surakarta) dalam rangka Hari Wayang
Dunia ke 8 di Pendapa Ageng GPH Joyokusuma pada hari Sabtu, 5 November 2022
pukul 19.00-20.00 WIB dengan judul “RERAKET”.
Dikisahkan Prabu Klana Paranggubarja dari Kerajaan Pucangsono, sedang jatuh
cinta kepada Dewi Sekartaji, bunga Kerajaan Kediri sekaligus istri Panji Asmarabangun
dari Jenggala. Cintanya yang begitu besar kepada Sekartaji membuat Klana
menghalalkan segala cara demi mendapatkan pujaan hatinya.
Pada jalannya Wayang Topeng Panji denga judul Reraket ini dimulai dengan
kirab (berjalannya dalang dan dua orang patih menuju ke tengah-tengah pendapa) yang
membawa sesaji dan membacakan mantra atau doa-doa yang bertujuan untuk meminta
kelancaran dalam perntujukan Wayang Topeng Panji dengan diirini gending Ayak Talu
pelog pathet nem atau pathet sepuluh (dalam karawitan Jawa Timur). lalu dilanjutkan
dengan jogedan dari Patih Sindhurejo dan Tumenggung Kala Mekta diiringi dengan
gending patih.
Setelah jogedan Patih Sindhurejo dan Kala Mekta dilanjutkan dengan adegan
Negeri Pucang Sono dimana dalam adegan itu membicarakan tentang Prabu Klana
Paranggubarja yang ingin memperistri Dewi Sekartaji, putri Kerajaan Kediri, namun
keinginan itu belum bisa diwujudkan oleh Klana karena Dewi Sekartaji sudah diperistri
Panji Asmarabangun. Tapi Prabu Paranggubarja tetap bersikeras untuk mewujudkan
keinginannya. Akhirnya Prabu Klana Panggubarja, Patih Sindhurejo dan Tumenggung
Kala Mekta berangkat mencari Dewi Sekartaji. Adegan ini diiringi dengan gending
Gagak Setra dan Grebeg Sabrang.
Akhir cerita dari lakon Reraket ini yaitu Panji Asmarabangun berhasil mengejar
Prabu Klana Paranggubarja, terjadilah peperangan besar antar keduanya dan akhirnya
Prabu Klana Paranggubarja takluk ditangan Panji Asmarabangun. Dalam adegan ini,
diiringi dengan gending Grebeg Serang dan Brubuhan Serang.
Kesimpulan
Wayang merupakan salah satu seni pertunjukan rakyat yang masih banyak
penggemarnya hingga saat ini dan dimainkan oleh seorang dalang dengan
menggerakkan tokoh-tokoh pewayangan yang dipilih sesuai cerita yang dibawakan,
sedangkan Wayang Topeng Panji merupakan pertunjukan bertopeng yang
menggambarkan berbagai tokoh dalam cerita panji yaitu sebuah kumpulan cerita
Kerajaan Kediri yang berasal dari Jawa Timur, bertema kepahlawanan dan cinta yang
berpusat pada tokoh Panji Asmarabangun dan Dewi Sekartaji. Pementasan Wayang
Topeng Malangan Arjasura membawakan cerita panji yang di beri judul “RERAKET”.
Reraket bisa diartikan topeng, matapukan dan juga bisa diartikan sebagai kedekatan.
Wayang Topeng Malangan memiliki 76 karakter topeng namun yang berada di dalam
karya Reraket ini hanya Panji Asmarabangun, Dewi Sekartaji, Panji Pembelah, Panji
Pamecut, Gunung Sari, Prabu Klana Paranggubarja, Tumenggung, Patih Sindhurejo dan
Patrajaya. Judul Reraket ini menceritakan tentang Prabu Klana Paranggubarja dari
Kerajaan Pucangsono, sedang jatuh cinta kepada Dewi Sekartaji, bunga Kerajaan Kediri
sekaligus istri Panji Asmarabangun dari Jenggala. Cintanya yang begitu besar kepada
Sekartaji membuat Klana menghalalkan segala cara demi mendapatkan pujaan hatinya.
Gending-gending yang digunakan diantarnya ayak talu, gagak setra, grebeg sabrang,
grebeg perang, lancaran ijo-ijo, gending bedhat, grebeg miring, dan grebeg serang.