Anda di halaman 1dari 8

Wayang Topeng Malangan “RERAKET” Arjasura

Laporan Pengamatan Hari Wayang Dunia ke-VII


di Pendopo ISI Surakarta

Oleh
Vito Ivan Payogo
NIM.211111042

Program Studi Seni Karawitan


Fakultas Seni Pertunjukan
Institut Seni Indonesia
Surakarta
2022
Wayang merupakan salah satu seni pertunjukan rakyat yang masih banyak
penggemarnya hingga saat ini. Pertunjukan wayang dimainkan oleh seorang dalang
dengan menggerakkan tokoh-tokoh pewayangan yang dipilih sesuai cerita yang
dibawakan. Cerita-cerita yang dipilih bersumber pad kitab Mahabharata dan Ramayana
yang bernafaskan kebudayaan dan filsafat hindu namun telah diterjeamahkan ke dalam
kebudayaan Indonesia. Di Indonesia, wayang telah menyebar hampir ke seluruh wilayah
Indonesia. Jenis-jenis wayangpun beragam, diantaranya adalah Wayang Kulit Purwa,
Wayang Golek Sunda, Wayang Orang, Wayang Betawi, Wayang Bali, Wayang Banjar,
Wayang Krucil, Wayang Thengul, Wayang Timplog, Wayang Beber dan Wayang
Topeng Panji yang akan saya bahas dalam makalah ini.

Wayang Topeng Panji merupakan pertunjukan bertopeng yang menggambarkan


berbagai tokoh dalam cerita panji yaitu sebuah kumpulan cerita Kerajaan Kediri yang
berasal dari Jawa Timur, bertema kepahlawanan dan cinta yang berpusat pada tokoh
Panji Asmarabangun dan Dewi Sekartaji. Wayang Topeng Panji juga merupakan
penanda peralihan wayang purwa (Mahabharata dan Ramayana) ke wayang madya.
Wayang topeng sekilas mirip dengan Wayang Wong, perbedaanya terletak pada
penggunaan topeng di setiap tokoh atau pemeran.

Komunitas Arjasura merupakan perkumpulan mahasiswa berasal dari Jawa


Timur yang menempuh study atau kuliah di Surakarta dalam bidang Seni. Dalam
Peringatan Hari Wayang Dunia kemarin, Arjasura diundang untuk mementaskan
Wayang Topeng Malangan. Pementasan Wayang Topeng Malangan Arjasura
membawakan cerita panji yang di beri judul “RERAKET”. Reraket bisa diartikan
topeng, matapukan dan juga bisa diartikan sebagai kedekatan. Wayang Topeng
Malangan memiliki 76 karakter topeng namun yang berada di dalam karya Reraket ini
hanya Panji Asmarabangun, Dewi Sekartaji, Panji Pembelah, Panji Pamecut, Gunung
Sari, Prabu Klana Paranggubarja, Tumenggung, Patih Sindhurejo dan Patrajaya.

 Panji Asmarabangun

Merupakan tokoh pria utama berkarakter protagonis yang memiliki sifat baik
hati, jujur, sabar, gesit, perwira, lembut, berbudi luhur dan ia merupakan
keturunan dewa yang dapat dilihat dari titik emas diantara alisyang terdapat
dalam topeng yang digunakan
 Dewi Sekartaji

Merupakan tokoh wanita utam berkarakter protagonis yang memiliki sifat


lembut, baik hati, suci dan juga merupakan titisan seorang dewi.

 Gunung Sari

Merupakan seorang sahabat dari Panji Asmara Bangun, yang memiliki mata
sipit dan berkumis panjang serta mempunyai sifat baik hati dan suci.

 Panji Pambelah dan Panji Pamecut


Tokoh Pria protagonis yang merupakan adik dari Panji Asmarabangun
 Prabu Klana Panggubarja
Merupakah tokoh antagonis yang menjadi musuh dari Panji Asmarabangun
yang memiliki sifat pemarah dan pemberani.
 Tumenggung dan Patih Sindhurejo

Tokoh Pria antagonis yang merupakan tangan kanan atau orang kepercayaan
Prabu Klana Panggubarja.

 Patrajaya
Tokoh Jenaka yang ada di Wayang Topeng Malangan. Patrajaya dalam
pewayangan karakternya bisa disamakan dengan Punakawan. Patrajaya
merupakan satu-satunya tokoh yang bisa bicara sendiri tanpa di setir oleh
dalang.

Sebelum perntujukan Wayang Topeng Panji, biasanya dilakukan sebuah ritual


yang biasa disebut gebyak. Tujuan dari ritual tersebut adalah untuk meminta izin kepada
Tuhan YME dan juga leluhur agar pertunjukan Wayang Topeng Panji berjalan lancer
dan tidak ada halangan apapun.

Dalam waktu yang belum lama ini, Wayang Topeng Panji dipentaskan oleh
Komunitas ARJASURA (Arek Jawa Timur di Surakarta) dalam rangka Hari Wayang
Dunia ke 8 di Pendapa Ageng GPH Joyokusuma pada hari Sabtu, 5 November 2022
pukul 19.00-20.00 WIB dengan judul “RERAKET”.
Dikisahkan Prabu Klana Paranggubarja dari Kerajaan Pucangsono, sedang jatuh
cinta kepada Dewi Sekartaji, bunga Kerajaan Kediri sekaligus istri Panji Asmarabangun
dari Jenggala. Cintanya yang begitu besar kepada Sekartaji membuat Klana
menghalalkan segala cara demi mendapatkan pujaan hatinya.

Pada jalannya Wayang Topeng Panji denga judul Reraket ini dimulai dengan
kirab (berjalannya dalang dan dua orang patih menuju ke tengah-tengah pendapa) yang
membawa sesaji dan membacakan mantra atau doa-doa yang bertujuan untuk meminta
kelancaran dalam perntujukan Wayang Topeng Panji dengan diirini gending Ayak Talu
pelog pathet nem atau pathet sepuluh (dalam karawitan Jawa Timur). lalu dilanjutkan
dengan jogedan dari Patih Sindhurejo dan Tumenggung Kala Mekta diiringi dengan
gending patih.

Setelah jogedan Patih Sindhurejo dan Kala Mekta dilanjutkan dengan adegan
Negeri Pucang Sono dimana dalam adegan itu membicarakan tentang Prabu Klana
Paranggubarja yang ingin memperistri Dewi Sekartaji, putri Kerajaan Kediri, namun
keinginan itu belum bisa diwujudkan oleh Klana karena Dewi Sekartaji sudah diperistri
Panji Asmarabangun. Tapi Prabu Paranggubarja tetap bersikeras untuk mewujudkan
keinginannya. Akhirnya Prabu Klana Panggubarja, Patih Sindhurejo dan Tumenggung
Kala Mekta berangkat mencari Dewi Sekartaji. Adegan ini diiringi dengan gending
Gagak Setra dan Grebeg Sabrang.

Adegan Selajutnya yaitu adegan Kerajaan Jenggala Manik dimana Panji


Asmarabangun dan Dewi Sekartaji sedang asyik berduaan dengan diiringi gending yang
terasa amat romantic. Setelah itu datanglah Patih Pambela dan Pamecut yang bertujuan
untuk membicarakan tentang menjaga keamanan di tapal batas kerajaan Jenggala
Manik. Namun tak lama kemudia, datanglah rombongan Prabu Klana Paranggubarja
untuk merebut Dewi Sekartaji dari tangan Panji Asmarabangun. Dan akhirnya terjadi
perang antara kubu Panji Asmarabangun dan Prabu Klana Paranggubarja dengan diringi
gending Grebeg Perang laras pelog pathet nem. Dan akhirnya Prabu Klana
Panggarubarja berhasil membawa lari Dewi Sekartaji dan Panji Asmarabangun
mengejar mereka.
Adegan selanjutnya dalam lakon Reraket ini yaitu adegan Patrajaya dan
Gunungsari. Dimana Gunungsari bercerita kepada Patrajaya bahwa ia ingin
menyambangi kakaknya Dewi Sekartaji di Kerajaan Jenggala. Adegan ini diiringi
gending Lancaran Ijo-Ijo , Gending Bedhat dan Grebeg Miring laras pelog pathet
barang.

Akhir cerita dari lakon Reraket ini yaitu Panji Asmarabangun berhasil mengejar
Prabu Klana Paranggubarja, terjadilah peperangan besar antar keduanya dan akhirnya
Prabu Klana Paranggubarja takluk ditangan Panji Asmarabangun. Dalam adegan ini,
diiringi dengan gending Grebeg Serang dan Brubuhan Serang.

Kesimpulan

Wayang merupakan salah satu seni pertunjukan rakyat yang masih banyak
penggemarnya hingga saat ini dan dimainkan oleh seorang dalang dengan
menggerakkan tokoh-tokoh pewayangan yang dipilih sesuai cerita yang dibawakan,
sedangkan Wayang Topeng Panji merupakan pertunjukan bertopeng yang
menggambarkan berbagai tokoh dalam cerita panji yaitu sebuah kumpulan cerita
Kerajaan Kediri yang berasal dari Jawa Timur, bertema kepahlawanan dan cinta yang
berpusat pada tokoh Panji Asmarabangun dan Dewi Sekartaji. Pementasan Wayang
Topeng Malangan Arjasura membawakan cerita panji yang di beri judul “RERAKET”.
Reraket bisa diartikan topeng, matapukan dan juga bisa diartikan sebagai kedekatan.
Wayang Topeng Malangan memiliki 76 karakter topeng namun yang berada di dalam
karya Reraket ini hanya Panji Asmarabangun, Dewi Sekartaji, Panji Pembelah, Panji
Pamecut, Gunung Sari, Prabu Klana Paranggubarja, Tumenggung, Patih Sindhurejo dan
Patrajaya. Judul Reraket ini menceritakan tentang Prabu Klana Paranggubarja dari
Kerajaan Pucangsono, sedang jatuh cinta kepada Dewi Sekartaji, bunga Kerajaan Kediri
sekaligus istri Panji Asmarabangun dari Jenggala. Cintanya yang begitu besar kepada
Sekartaji membuat Klana menghalalkan segala cara demi mendapatkan pujaan hatinya.
Gending-gending yang digunakan diantarnya ayak talu, gagak setra, grebeg sabrang,
grebeg perang, lancaran ijo-ijo, gending bedhat, grebeg miring, dan grebeg serang.

Anda mungkin juga menyukai