Anda di halaman 1dari 6

Cerita wayang Arjuna 

Arjuna merupakan putra Pandawa ketiga yang memiliki paras tampan rupawan dan memiliki
kebijaksanaan tinggi. Cerita wayang Arjuna menjadi salah satu kisah pewayangan yang
difavoritkan banyak orang, khususnya orang-orang dari Suku Jawa
Arjuna dikenal sebagai sang ksatria penengah Pandawa merupakan putra dari Raja
Hastinapura, yakni Prabu Pandu dan Dewi Kunti yang merupakan salah satu putri dari Prabu
Surasena. Arjuna juga disebut-sebut sebagai putra Batara Indra, sang dewa penguasa petir
dan guntur.
Arjuna merupakan salah satu tokoh pewayangan dalam cerita Mahabharata dan ia memiliki
keahlian memanah yang sangat baik. Ia juga memiliki senjata sakti yang digunakan dalam
pertempuran melawan saudara tirinya, yakni Kurawa. Untuk cerita wayang arjuna dalam
bahasa jawa dan sunda anda bisa gunakan google translate agar hasilnya lebih maksimal atau
bing.transaltor.
1.      Nama Arjuna
Dalam kisah Mahabharata khusus versi Jawa, tokoh pewayangan Arjuna memiliki nama lain
yang cukup banyak, mulai dari Permadi, kemudian Parta, Janaka, Dananjaya, dan
Kumbaljali. Tak hanya itu saja, masih banyak nama-nama lain dari sang penengah Pandawa
ini.
Memang nama-nama lain Arjuna tidak banyak dikenal oleh orang-orang, yakni seperti
Ciptaning Mintaraga, kemudian Pandusiwi, Indratanaja, Palguna, Indrasuta, Jahnwai,
Danaswara, dan juga Margana.
Selain itu, ketika sedang menjalankan laku tapa di Puncak Indrakila, putra ketiga Pandawa ini
juga memiliki nama khusus, yakni Begawan Mintaraga. Pertapaan yang ia lakukan tersebut
bertujuan agar mendapatkan senjata sakti dari dewata.
Nah, senjata itulah yang nantinya ia pergunakan untuk melawan Kurawa dalam peperangan,
sehingga diharapkan dapat membawanya bersama Pandawa menuju kemenangan.
2.      Kelahiran Arjuna
Konon, ketika kelahirannya, sukma Arjuna berbentuk cahaya kemudian naik ke atas menuju
kahyangan tempat para bidadari. Bahkan hal tersebut membuat semua bidadari sangat tertarik
dengan sukma Arjuna, yakni yang memiliki nama Wiji Mulya.
Maka dari itulah, Batara Guru sampai memanggil Batara Narada dan Batara Indra untuk
menanyakan penyebab mengapa kahyangan kawidaran gempar ketika Raden Arjuna lahir.
Sesudahnya, Batara Guru meminta Batara Indra untuk meredam kegemparan yang terjadi di
kahyangan.
Batara Indra pun mendatangi sukma Arjuna tersebut, kemudian sukma berbentuk cahaya
yang datang dari bumi berubah menjadi sesosok pria berparas tampan. Batara Indra pun
menyuruh sang sukma untuk meninggalkan kahyangan namun wujud tersebut tidak mau.
Akhirnya, Batara Indra harus memaksa sukma Arjuna sehingga berujung pada sebuah
perkelahian. Ternyata perkelahian tersebut tidaklah mudah, karena Batara Indra dibuat
kewalahan sehingga akhirnya Batara Guru ikut turun tangan.
Di sisi lain, hilangnya sukma Arjuna dari tubuh Dewi Kunti membuat sang Prabu Pandu
sangat sedih, sehingga Semar memberikan nasehat agar sang prabu berangkat ke kahyangan.
Sesampainya di sana ia memohon izin ke Batara Guru agar putranya dikembalikan ke tubuh
sang ibu.
Setelah mendengar permintaan Prabu Pandu, Batara Guru pun memberikan nasehat kepada
suka Arjuna, sehingga akhirnya ia kembali ke rahim Dewi Kunti.
3.      Masa Muda Arjuna
Cerita wayang Arjuna ketika masa muda dikenal sebagai sosok yang gemar menuntut ilmu
kepada siapapun, sehingga menurut masyarakat di sekitarnya ia adalah gudang dari ilmu.
Guru-guru Arjuna cukup banyak, mulai dari Resi Drona yang membuatnya mendapatkan
senjata ampuh yakni panah cundamanik.
Guru lainnya adalah Arya Sengkali, kemudian Begawan Krepa, Begawan Kesawasidi, Resi
Padmanaba, dan masih banyak lagi pertapa sakti yang dijadikan guru oleh Arjuna. Dalam
kisah Mahabharata, dikisahkan Arjuna pernah berguru kepada Ramaparasu, akan tetapi dalam
kisah pewayangan hal tersebut hampir tidak disinggung sama sekali.
4.      Kisah Asmara Arjuna
Dalam kisah pewayangan, Arjuna diceritakan memiliki istri yang sangat banyak, yakni lebih
dari 40 orang istri, salah satunya adalah Srikandi. Namun, nyatanya hanya beberapa saja
yang dikenal oleh masyarakat dan disinggung dalam pedalangan.
Banyaknya istri yang dimiliki oleh Arjuna di dalam kisah pewayangan bukanlah gambarawan
bahwa isa adalah seorang yang serakah istri atau mata keranjang. Namun, hal tersebut adalah
gambaran bahwa Arjuna adalah sosok yang dapat menerima dan juga diterima oleh semua
golongan.
Ketika masih muda, Arjuna pernah berniat untuk memperistri Dewi Anggraini yang
merupakan istri dari Prabu Ekalaya atau Prabu Palgunadi dari Kerajaan Paranggelung.
Arjuna yang sangat ingin memperistri sang dewi, akhirnya memaksakan kehendaknya
sehingga membuat Dewi Anggraini bunuh diri karena ia merupakan sosok yang sangat setia
kepada suaminya. Hal tersebut kemudian diketahui oleh Prabu Ekalaya, sehingga beliau
menantang Arjuna namun kehebatan sang prabu ternyata lebih dari Arjuna.
Setelah itu, Arjuna akhirnya mengadu pada Drona yang merupakan gurunya, sehingga Drona
langsung menghadap kepada Prabu Ekalaya. Sebenarnya, Drona merupakan salah satu guru
yang diinginkan oleh Prabu Ekalaya, namun ia tidak bisa berguru kepadanya.
Oleh sebab itu, akhirnya sang prabu membuat arca Drona di dalam istana untuk diajak
berbicara dan berlatih. Akan tetapi, Drona yang mengetahui hal tersebut merasa sangat tidak
suka dan hal tersebut termasuk larangan sehingga ia meminta ganti yakni cincin mustika
ampal yang ada di ibu jari Prabu Ekalaya.
Jari tersebut pada akhirnya dipotong oleh Drona, kemudian ia menempelkannya di tangan
Arjuna sehingga Arjuna sejak saat itu memiliki enam buah jari di tangan kanannya.
5.      Sifat Arjuna
Arjuna sebagai salah satu ksatria di dunia pewayangan memiliki sifat cerdik, kemudian
pandai, tergolong pendiam, teliti, memiliki sopan santun yang baik, berani, dan juga suka
melindungi orang-orang yang lemah.
Dalam cerita pewayangan, Arjuna digambarkan sebagai seorang pemimpin Kadipaten
Madukara yang termasuk ke dalam wilayah Amarta. Sedangkan bagi masyarakat Jawa, salah
satu Pandawa dengan paras tampan ini merupakan perwujudan lelaki sejati.
Kisah cintanya juga sangat memukau bagi masyarakat Jawa, sehingga banyak yang
mengaguminya sebagai seorang lelaki. Sosoknya yang halus dan tampan mampu membuat
para wanita jatuh cinta, bahkan putri-putri bangsawan hingga dayang pun terpana.
Tidak heran jika saat kelahirannya, sukma yang naik ke kahyangan juga menggemparkan
seluruh bidadari di sana. Karena memang Arjuna sangatlah rupawan, sehingga tiada mata
yang mampu berpaling ketika memandangnya.
6. Unsur Instrinsik Cerita Wayang Arjuna Bahasa Jawa
Untuk unsur instrinsik cerita wayang arjuna dalam bahasa jawa bisa kamu cek dibawah ini:
 Tema,inggih menika gagasan baken ingkang dados dhasaring cariyos.
 Paraga,inggih menika purusa ingkang nglakokake cariyos.
 Penokohan,inggih menika gambaran watak paraga.
 Alur/plot,inggih menika rerangkening cariyos ingkang kadhapuk kanthi logis
 Latar/setting,inggih menika panggenan,wekdal,utawi swasana kadadosanipun
prastawa ing salebeting cariyos.
 Amanat/pesan,inggih menika pitutur utawi pesen pangripta ingkang badhe
dipunaturaken dhumateng pamaos.
 Sudut pandang,inggih menika posisi pangripta wonten ing cariyos.
 Pangripta saged dados:
-Purusa kapisan paraga utama (orang pertama pelaku utama )
-Purusa katiga (orang ketiga )
-Sarwi mangertos (serba tahu )
Cerita Wayang Dewi Sinta
Nama Dewi Sinta selalu erat kaitannya dengan Raden Rama.
Kisah cinta mereka berdua begitu fenomenal dalam pewayangan epos Ramayana.

Kisah cinta mereka menjadi fenonemal lantaran seorang raksasa yang bernama Rahwana
menculik Sinta.
Rahwana menculik Sinta karena begitu mengagumi kecantikannya dan berniat ingin
merebutnya dari Rama.

Rahwana memiliki nama asli Prabu Dasamuka yang kerajaannya bernama Ngalengka.

Bagaimana Silsilah Keluarga Sinta?

Dewi Sinta merupakan seorang putri dari raja Mantilireja yakni Prabu Janaka.
Dikisahkan jika sebenarnya Dewi Sinta merupakan anak dari Prabu Dasamuka dan Dewi
Tari.

Saat usia kehamilan menginjak 7 bulan, Dewi Tari mengadakan upacara 7 bulanan.
Diundanglah para kerabat kerajaan, pendeta serta ahli nujum.

Upacara tujuh bulanan tersebut menjadi riuh saat salah satu ahli nujum dari Langkapura
mengatakan jika kelak anak dari Prabu Dasamuka dan Dewi Tari akan terlahir menjadi anak
yang cantik dan menimbulkan sebuah bahaya besar yakni kelak akan diperistri oleh ayahnya
sendiri (Prabu Dasamuka).

Ramalan ahli nujum tersebut membuat Prabu Dasamuka marah besar sehingga dibunuhlah
ahli nujum tersebut.

Usai upacara tujuh bulanan tersebut, Prabu Dasamuka meninggalkan Dewi Tari untuk bertapa
dalam kurun waktu yang tidak bisa diperkirakan.

Dewi Tari melahirkan Dewi Sinta tanpa didampingi suaminya.


Semua orang dibuat terpana akan kecantikan Dewi Sinta.

Raden Gunawan Wibisana selaku adik termuda dari Prabu Dasamuka tidak menginginkan
ramalan dari ahli nujum tersebut terjadi sehingga Dewi Sinta diamankan dengan melarungnya
ke sungai.

Dewi Sinta ditemukan oleh Prabu Janaka, seorang raja dari Mantilireja dan akhirnya dirawat
hingga dewasa.
Dewi Sinta pada akhirnya menikah dengan Rama.
Rama berhasil memenangkan sayembara yang diselenggarakan oleh Prabu Janaka dengan
hadiah yakni diperkenankan menikahi putrinya yakni Dewi Sinta yang cantik jelita.

Rama sendiri merupakan anak dari Prabu Dasarata, pemimpin negara Ayodyapura.
Pada saat Prabu Dasarata sudah lanjut usia, tahta raja diserahkan pada Rama.

Kehidupan pernikahan Rama dan Sinta pada awalnya rukun bahagia namun hal tersebut
berbanding saat Prabu Dasamuka mulai berusaha memisahkan mereka berdua.

Pada saat penculikan Sinta, seekor burung sakti bernama Jatayu yang merupakan sahabat
Prabu Dasarata (ayahnya Rama) berusaha membantu Sinta dengan menyerang Prabu
Dasamuka namun pada akhirnya Sinta berhasil diculik.

Pada saat penculikan, Prabu Dasamuka dibuat kesal oleh kesetiaan Sinta pada Rama.

Jatayu dalam keadaan lemah akibat kalah perang melawan Prabu Dasamuka pada akhirnya
berhasil menemui Rama dan menceritakan kejadian yang sebenarnya.

Di akhir cerita, Prabu Dasamuka berhasil dikalahkan oleh Rama dengan bantuan Raden
Hanoman dan kemudian tewas.
Sinta berhasil bersatu dengan Rama.

Anda mungkin juga menyukai