Anda di halaman 1dari 7

CONTOH TEKS WAYANG

1. Sumantri Ngenger

Berawal keinginan Bambang Sumantri untuk mengabdi pada negara,maka Bambang Sumantri
menghadap ayahnya Resi Suwandagni di Pertapaan Arga Sekar. Begawan Suwandagni merestui
puteranya, Bambang Sumantri pergi ke Mahespati. Begawan Suwandagni mantap melepaskan
Sumantri putranya. Karena ia telah membekali dengan ilmu pengetahuan, ilmu pemerintahan,
juga secara pisik sudah ditempa menjadi seorang perajurit yang dapat diandalkan. Sumantri juga
memiliki senjata cakra pemberian dewa.

Keberangkatan Sumantri diketahui oleh adiknya, seorang raksasa bajang. Yang wajahnya
menakutkan. Sang Begawan pun telah meminta pada Sumantri agar mengajak adiknya, karena
adiknya sedikit banyak bisa membantu Sumantri apabila ada kesulitan yang tak bisa diselesaikan
oleh Sumantri. Tetapi Sumantri tidak mau mengajak adiknya, karena menghambat menghambat
perjalanan.

Sumantri pun pergi., Sukasrana walaupun tidak boleh mengikuti kepergian kakaknya. Tetapi
secara diam diam Sukrasana mengikuti kakaknya walau dari jarak jauh dibelakangnya.Sesampai
diistana Mahespati, Prabu Arjuna Sasra bahu dengan senang hati menerima Sumantri yang ingin
mengabdikan diri pada Prabu Arjunasasrabahu, dan negerinya Mahespati. Prabu
Arjunasasrabahu., saat ini sedang jatuh hati dengan seorang puteri Magada, Dewi Citrawati putri
Prabu Citrawijaya. Oleh Prabu Arjunasasrabahu, dimintanya Bambang Sumantri pergi melamar
Dewi Citrawati untuk menjadi permaisuri Prabu Arjunasasrabahu.
Bambang Sumantripun berangkat ke Istana Magada. Sementara itu di Magada, keadaan nya
menjadi sulit, karena Para Raja 1000 negara, tidak bergeming untuk mengepung Istana Magada.
Hal tersebut terjadi karena tidak ada kepastian dari Prabu Citrawijaya, untuk menentukan
lamaran siapakah yang akan diterima, sehingga keadaan itu menjadi berlarut larut. Kedatangan
Bambang Sumantri menjadikan semangat bagi Prabu Citrawijaya dan Dewi Citrawati. Dewi
Citrawati sangat terpesona dengan Bambang Sumantri, ia kelihatan telah jatuh hati. Dewi
Citrawati tidak mengetahui pasti, keberadaan Bambang Sumantri di Magada, apakah atas nama
dirinya, atau sekedar duta seorang raja untuk melamar dirinya. Akhirnya diputuskan oleh Prabu
Citrawijaya, bahwa raja raja 1000 negara, yang masih ingin melamar Dewi Citrawati, harus
mengikuti sayembara. Siapa saja yang daapat mengalahkan Bambang Sumantri, akan menjadi
suami Dewi Citrawati. Sumantri dapat mengalahan raja raja 1000 negara yang mengepung
kerajaan Magada. Bambang Sumantri memenangkan sayembara Dewi Citrawati. Bambang
Sumantri kembali ke Mahespati dengan diiringi raja raja negara 1000 negara yang telah
ditaklukkan oleh Bambang Sumantri, pada waktu perebutan Dewi Citrawati, antara lain, Patih
Kalinggapati, Prabu Candraketu,Prabu Sodha,dan Patih Handaka Sumekar.

Dewi Citrawati tidak mau diserahkan kepada Prabu Arjuna Sasrabahu. Dewi Citrawati bersedia
menjadi istri Prabu Arjuna Sasrabahu, asal Prabu Arjuna Sasrabahu bisa mengalahkan Bambang
Sumantri terlebih dahulu. Permintaan Dewi Citrawati dipenuhinya. Arjuna Sasrabahu
memberikan pakaian Kerajaan Mahespati untuk Bambang Sumantri. Mereka berpakaian raja
raja. Sekarang terlihatllah ada dua orang raja yang sedang mengadu kekuatan. Arjuna Sasrabahu
ingin persamaan derajat, antara dirinya dengan Bambang Sumantri, yang hanya seorang dari
desa.Kemudian terjadilah pertandingan kekuatan antara keduanya. Bambang Sumantri oleh
Arjuna Sasrabahu diberi kesempatan untuk mengalahkan dirinya terlebih dahulu.

Kemudian ganti Prabu Arjunasasrabahu menampakkan kekuatannya. Ia berubah menjadi


brahala, raksasa sebesar gunung anakan, menjadikan Bambang Sumantri terkejut. Bambang
Sumantri menyerah, menyerah bukan kalah. Namun ia telah menemukan jati diri Prabu Arjuna
Sasrabahu. Arjuna Sasrabahu adalah titisan Dewa Wisnu, yang ia cari cari selama ini. Sejak
dahulu Bambang Sumantri menginginkan bisa mengabdi pada keturunan Dewa Wisnu.

Setelah mengetahui kemenangan Prabu Arjuna Sasrabahu, maka Dewi Citrawati mena gih
permintaan yang kedua dan ketiga. Yaitu meminta Puteri Domas yang terdiri dari para bidadari
dari Kahyangan sebagai pengiring pengantin, dan taman Sriwedari dari Kayangan Untarasegara.
Prabu Arjunasasrabahu sekali lagi meminta kepada Bambang Sumantri untuk dapat
melaksanakan permintaan Dewi Citrawati. Bambang Sumantri meninggalkan istana, guna
memenuhi permintaan Prabu Arjuna Sasrabahu. Ditengah perjalanan, Bambang Sumantri tidak
tahu harus berbuat apa, untuk mendapatkan permintaan Dewi Citrawati. T
iba tiba ia seperti mendengar suara adiknya, Sukasrana. Bambang Sumantri terperanjat melihat
Sukasrana mendekatinya. Bambang Sukasrana berjanji, akan membantu kakaknya, Bambang
Sumantri. Dimintanya kakaknya pulang saja, kenmbali ke Mahespati. Bambang Sukasrana
segera mencari tempat untuk bersemadi. Tiba tiba Bambang Sukasrana tidak terlihat lagi dari
pandangan kakaknya, Sumantri, Bambang Sumantri bergegas pulang ke Istana Mahespati,
Sesampai di Istana Mahespati, ternyata bertepatan datangnya Puteri Domas yang terdiri dari 100
orang bidadari, yang wajah dan badannya semua sama, dan turun juga dari angkasa taman
Sriwedari dari Untarasegara. Bambang Sumantri merasa lega, karena dengan bantuan adiknya,
maka semua permintaan Dewi Citrawati dapat dilaksanakan.

Prabu Arjuna Sasrabahu merasa senang, melihat keberhasilan Bambang Sumantri telah
mendapatkan apa yang diinginkan Dewi Citrawati. Mengingat jasa jasanya, maka Bambang
Sumantri diangkat menjadi Patih Kerajaan Mahespati, dengan gelar Patih Suwanda.
Pengangkatan Bambang Sumanteri menjadi patih Mahespati di lakukan di balairung Istana
Mahespati di hadapan para nayaka, sentana, para manteri dan Bupati. Juga didepan raja raja 1000
negara. Bambang Sumantri merasa tidak mantap dengan pemberian jabatan ini, karena Bambang
Sumantri tidak melakukan apa apa. Keberhasilannya karena bantuan adiknya.

Sementara itu di taman, para Istri Arjuna Sasrabahu, melihat sesuatu yang menakutkan. Maka
Arjuna Sasrabahu, minta agar Patih Suwanda menyelesaikan masaalah ini. Bambang Sumantri,
terkejut ketika yang menjadi pokok persoalan, adalah adiknya. Bambang Sukasrana ketiduran di
taman Sriwedari, mungkin karena capek setelah memindahkan taman dari Untarasegara ke
Mahespati. Adiknya di bangunkan, disuruhnya pergi dari taman. Namun Bambang Sukasrana,
tidak mau berpisah lagi dengan Bambang Sumantri. Bambang Sumantri menakut nakuti adiknya,
dengan pura pura akan memanah adiknya. Tetapi anak panah yang diarahkan kepada adiknya,
terlepas dan anak panahnya mengenai adiknya. Adiknya, Bambang Sukasrana, langsung tewas.
Bambang Sumantri menangisi kematian adiknya. Prabu Arjuna mengetahui persitiwa ini,
menyayangkan pada Sumantri, mengapa tidak memberitahukan pada Prabu Arjuna Sasrabahu,
kalau yang ditakuti para istrinya, sebenarnya, adik Bambang Sumantri sendiri. Andaikan tahu
sebelumnya, Prabu Arjuna Sasrabahu, pasti mengijinkan adik Bambang Sumantri tinggal
didalam taman Mahespati.Bambang Sumantri merasa menyesal dan berdosa besar pada adiknya,
Bambang Sukasrana. Penyesalan biasanya datang kemudian, sekarang hanya satu keinginan
Sumantri, yaitu mati, agar bisa bersama lagi dengan adiknya, Bambang Sukasrana. Sementara
Patih Suwanda sedang berduka dengan meninggalnya adiknya sendiri yang tewas dengan
tangannya sendiri. Yang berhari hari tidak bisa melupakan adiknya, Bambang Sukasrana.
Dewi Citrawati selalu saja minta yang aneh aneh.Sekarang Ia ingin mandi di sebuah telaga
Minangkalbu yang airnya bening bersama para selir, dan tentu saja Prabu Arjuna Sasrabahu
diminta menyertainya pula.
Prabu Arjuna Sasra mandi ditelaga beserta para istrinya. Citrawati minta agar air sungai
Minangsraya dibendung, supaya menambah air telaga tempat mandi mereka. Dengan kesaktian
prabu Arjuna Sasra bahu, tiwikrama menjadi raksasa sebesar gunung anakan. Sungai
Minangsaya terbendung, air telaga meluap dan airnya membuat banjir istana Prabu Dasamuka.
Prabu Dasamuka mengirim telik sandi ke Mahespati. Ditya Kala Marica berangkat untuk melihat
apa yang terjadi. Ditya Kala Marica melihat, bahwa banjir kali ini, bukan banjir karena alam,
namun karena ulah Prabu Arjuna Sasrabahu bersama seluruh istrinya.Prabu Dasamuka dengan
kekuatan penuh menyerang Mahespati.

Prabu Dasamuka mndapat perlawanan dari Patih Suwanda. Patih Suwanda terkejut ketika
melihat gigi taring Prabu Dasamuka, nampak adiknya, Sukasrana melambaikan tangannya,
seolah olah memanggilnya. Patih Suwanda, atau Bambang Sumantri, segera mengundurkan diri
dari tempat peperangan.

Sepeninggal Patih Suwanda, peperangan diteruskan para raja raja 1000 negara. Sementara Prabu
Dasamuka melawan raja raja 1000 nnegara, Patih Suwanda masuk kedalam sanggar pamujan
dengan berpakaian putih putih bagai seorang Brahmana, Sementara Bambang Sumantri sedang
berdoa memuja dewa, seluruh Raja raja 1000 negara mati terbunuh oeh Prabu Dasamuka..
Melihat keadaan itu Patih Suwanda, yang sudah memakai baju putih putih seperti seorang
Bramana, terkejut dan segera mengejar Prabu Dasamuka yang sedang mendekati Prabu Arjuna
Sasrabahu yang sedang bersenang senang dengan Dewi Citrawati.

Tujuan Prabu Dasamuka ke Mahespati yang semula karenai banjirnya Alengka tetapi sekarang
juga ingin merebut Dewi Citrawati dari tangan Prabu Arjuna Sasrabahu, karena Dewi Citrawati
adalah titisan Widawati. Maka terjadiah perkelahian antara pasukan Dasamuka dan Patih
Suwanda dengan pasukannya pula. Patih Suwanda tiba tiba melihat wajah Prabu Dasamuka
seperti wajah adiknya, Bambang Sukasrana. Sewaktu perkelahian Prabu Dasamuka dan Patih
Suwanda masih berlangsung. Karena bayangan adiknya, Sukasrana, menjadikan ia lengah.
Dengan mudah Prabu Dasamuka menghantamkan gadaz pusakanya ke kepala Patih Suwanda.
Seketika itu juga Patih Suwanda tewas. Sukma Bambang Sumantri bertemu dengan sukma
Bambang Sukasrana. Keduanya berjalan seiring bersama menuju ke surga,

Prabu Arjuna Sasrabahu marah ketika melihat para senapati, Raja Raja 1000 negara termasuk
Bambang Sumantri telah tewas oleh Prabu Dasamuka. Prabu Arjuna Sasrabahu kemudian
meringkus Prabu Dasamuka. Namun Prabu Dasamuka tiwikrama menjadi raksasa berkepala
sepuluh dan bertangan seratus. Prabu Arjuna Ssrabahu juga bertiwikrama, menjadi raksasa
sebesar gunung anakan, yang berkepala 500 dan bertangan 1000. Prabu Dasamuka menjadi
ketakutan. Namun Prabu Arjuna Sasrabahu telah berhasil menangkapnya. Raksasa raksasa tadi
kembali menjadi Prabu Arjuna Sasra dan Prabu Dasamuka kembali.Prabu Arjuna Sasrabahu
segera mengikat kedua tangan dan kedua kaki Prabu Dasamauka di belakang kereta perangnya
dan menyeretnya keliling ibukota Maespati.Banyak warga kota menonton tangkapan Prabu
Arjuna Sasra bahu, rajanya. Tidak sedikit rakyat Mahespati, menambah penderitaan Prabu
Dasamuka, ada yang meludahi, ada yang memukul, ada pula yang menyiram air comberan.
Prabu Dasamuka merasa kesakitan yang luar biasa. Ia tidak bisa mati karena memiliki aji
Rawerontek pemberian kakak tirinya Prabu Danaraja atau Danapati.

Sementara itu kakek buyut Begawan Pulasta dari Pertapaan Nayaloka telah datang ke Mahespati.
Begawan Pulasta adalah kakek buyut Prabu Dasamuka. Maksud kedatangannya, adalah minta
pengampunan cucu nya Prabu Dasanuka, dan ia akan membawa kembali ke Pertapaannya. Prabu
Arjuna Sasrabahu bersedia melepaskan Prabu Dasamuka, asal para sentana, serta para raja raja
1000 negara dan Patih Suwanda serta para perajurit Maespati yang dibunuh Prabu Dasamuka
bisa dikembalikan seperti semula, sehingga bisa hidupkan lagi. Kakek buyut akan menghidupkan
mereka kembali asalkan kematian mereka belum menjadi ketetapan dewa. Kemudian Begawan
Pulasta bersemadi, mohon anugerah dewata. Permohonannya dipenuhi oleh dewa, kecuali
Sumantri. Prabu Arjuna Sasra bahu kecewa, karena Bambang Sumantri tidak bisa dihidupkan
lagi.

Begawan Pulasta mohon ampun, ia tidak bisa menghidupkan Bambang Sumantri, karena sukma
Patih Suwanda telah pergi bersama sukma adiknya, Bambang Sukasrana, Sehingga kematian
Patih Suwanda sudah menjadi kehendak Dewata. Begawan Pulasta berjanji, bahwa buyutnya,
Prabu Dasamuka, tidak akan berani mempermainkan Prabu Arjuna Sasrabahu lagi.Tidak akan
melawan lagi. Prabu Dasamuka menyanggupi, dan minta ampun pada Prabu Arjuna Sasrabahu.
Oleh Prabu Arjuna Sasrabahu maka Dasamuka pun dilepas dan diserahkan kepada Begawan
Pulasta. Sepeninggal Patih Suwanda, Arjuna Sasrabahu seperti orang ngengleng. Akhirnya para
raja 1000 negara suruh kembali ke istananya masing masing,

Sementara itu upaya Prabu Dasamuka menghancurkan Mahespati masih juga dilakukan. Suatu
saat Prabu Dasamuka menemui Dewi Citrawati dan para selir, dikatakannya bahwa Prabu Arjuna
Sasrabahu telah tewas diperjalanan. Akhirnya Dewi Citrawati dan para selir Prabu
Arjunasasrabahu melakukan belapati.
Sedangkan pada akhir cerita Prabu Arjuna Sasrabahu tewas melawan resi Rama Bargawa.Karena
Prabu Arjuna Sasrabahu tidak mau memenuhi keinginan Rama Bargawa, untuk membunuhnya.
2. Bumiloka

Prabu Bumiloka adalah raja Manimantaka, yang menggantikan kedudukan


ayahnya,Prabu Niwatakawaca,yang mati dibunuh Arjuna. Walaupun Prabu Bumiloka berujud
raksasa seperti ayahnya,ia mempunyai adik perempuan yang cantik yang bernama Dewi
Mustakaweni.Sedangkan patihnya bernama Bumisangara,yang juga adiknya.

Suatu ketika Prabu Bumiloka berniat membalas dendam pada Arjuna dan para Pandawa
lainnya.Prabu Bumiloka lalu memerintahkan Dewi Mustakaweni untuk mencuri Jamus
Kalimasada,pusaka milik Prabu Puntadewa.Menurut jalan pikirannya,jika Pandawa kehilangan
Jamus Kalimasada,tentu mereka akan kehilangan semangat dan percaya diri,sehingga akan
mudah dikalahkan.Dengan demikian usaha pembalasan dendam dapat berjalan lancar.Tetapi
ternyata usaha ini gagal,dan bahkan Dewi Mustakaweni akhirnya terpikat serta diperistri oleh
Bambang Priyambada,salah seorang anak Arjuna.Dengan kemarahan yang meluap-luap Prabu
Bumiloka membawa bala tentaranya menyerbu Kerajaan Amarta.Serbuan ini pun gagal,Prabu
Bumiloka dan patihnya,Bumisangara akhirnya tewas.
3. Prabu Bomantara

PRABU BOMANTARA adalah raja negara Trajutisna/Prajatisa. Prabu Bomantara masih


keturunan Bathara Kalayuwana, putra Bathara Kala dengan Bathari Durga/Dewi Pramuni dari
kahyangan Setragandamayit. Karena ketekunanya bertapa, ia menjadi sangat sakti.

Berwatak angkara murka, kejam, bengis dan selalu menurutkan kata hatinya.
Prabu Bomantara pernah menyerang Suralaya dan mengalahkan para Dewa.
Prabu Bomantara kemudian menyerang negara Gowasiluman, menewaskan Prabu Arimbaji
untuk menguasai wilayah hutan Tunggarana. Belum puas dengan kekuasaan yang dimiliki, Prabu
Bomantara kemudian menyerang negara Surateleng.

Akhirnya Prabu Bomantara tewas dalam pertempuran melawan Prabu Narakasura yang waktu
mudanya bernama Bambang Sitija, raja negara Surateleng, putra Prabu Kresna dengan Dewi
Pretiwi.
Arwahnya manunggal dalam tubuh Prabu Sitija.
Negara Surateleng dan Prajatisa oleh Prabu Sitija/Narakasura dijadikan satu, Prabu Sitija
kemudian bergelar Prabu Bomanarakasura.

Anda mungkin juga menyukai