NPM
: 1006661084
Pada bagian atas panggung terdapat beberapa lampu yang akan digunakan untuk
membantu dalam pertunjukan yang akan di gelar. Tepat pukul 14.30 WIB pertunjukan pun
dimulai di atas panggung. Para permain gamelan memasuki panggung dan masing-masing
pemain duduk di belakang alat musik yang akan dimainkan. Pembukaan dari pertunjukan
ketoprak ini dimulai dengan permainan musik gamelan. Setelah itu para pemain memasuki
panggung satu per satu diiringi dengan musik gamelan. Kemudian salah seorang dari pemain
membuka acara pertunjukan ketoprak dengan beberapa kata pembukaan tentang pertunjukan
ketoprak yang akan dimainkan. Kemudian dimulailah pertunjukan ketropak tesebut.
Awal cerita di mulai dari kesepakatan perjodohan yang dilakukan oleh Raja Jenggala dan
Raja Panjalu untuk menikahkan anak-anak mereka. Raja Jenggala dikaruniai seorang putera
yang bernama Raden Inu Kertapati, sedangkan Raja Panjalu memperoleh seorang putri yang
bernama Dewi Sekartaji. Ketika kedua anak itu sudah besar dan cukup umur untuk dinikahkan,
maka kedua raja itu hendak menunaikan janji mereka yang telah meraka buat. Namun, sebelum
pernikahan dilakukan, Raden Inu Kertapati terpaut hati dengan Dewi Angreni yang merupakan
anak dari Patih Janggala. Raden Inu Kertapasti bersikeras untuk menikahi Dewi Angreni. Hal
tersebut membuat Raja Panjalu menjadi murka karena Raja Jenggala telah melanggar janji yang
telah dibuat. Persoalan terselesaikan dengan kehadiran dari Dewi Kili yang merupakan kakak
tertua dari kedua raja tersebut. Dewi Kili mengemukakan makna perkawinan Raden Inu Kertapati
dengan Dewi Angreni. Namun, Raja Jangala tidak tinggal diam dan ia berencana untuk
memisahkan Dewi Angreni dengan Raden Inu Kertapati agar perjanjian perjodohan tetap dapat
ditunaikan.
Raja Janggala menyusun rencana yang harus dilaksanakan oleh Brajanata untuk
membunuh Dewi Angreni. Kemudian Brajanata melaksanakan tugas tersebut dengan membawa
Dewi Angreni kedalam hutan, di dalam hutan tersebut Brajanata mengutarakan tujuan dari
membawa Dewi Angreni ke dalam hutan, kemudian disitulah Dewi Angreni menusukkan dirinya
ke keris yang dipegang oleh Brajanata karena dia merasa ini merupakan takdir yang telah
ditentukan oleh Dewa. Ketika Raden Inu mengetahui bahwa isterinya sudah tewas, ia pun
terguncang jiwanya dan membawa kepahitan diri ke hutan.
Di dalam hutan, Raden Inu Ketapati bersama Juru Deh, Punta, Prasanta, Bawor, dan
Dewi Onengan menjadi segerombolan perampok yang ditakuti di kawasan Janggala-Panjalu.
Mereka menamai gerombolannya Panji Kudawanengpati. Tersebutlah Gajah Agul-Agul, yaitu
seorang Raja Angkara yang mendengar kecantikan Dewi Sekartaji dan ia sangat ingin
mempersunting Putri Panjalu itu. Untuk menunaikan niatnya mempersunting Dewi Sekartaji, ia
pun menyerang Panjalu. Karena kesaktiannya yang luar biasa, tidak ada satu pun patih dan
prajurit yang mampu menandingi kesaktian Gajah Agul-Agul dan pasukannya. Hal ini terdengar
juga oleh Raja Panjalu yang di sampaikan oleh salah seorang patih. Kemudian Raja Panjalu
mengambil tindakan untuk mengalahkan Gajah Agul-Agul, yaitu dengan meminta bantuan Panji
Kudawanengpati untuk membunuh Gajah Agul-Agul. Kemudian salah seorang suruhan Raja
Panjalu menemui Panji Kudawanengpati untuk meminta bantuan, yang kemudian permintaan
tersebut di setujui oleh Panji Kudawanengpati.
Pertempuran pun tak terhindarkan dan akhirnya Gajah Agul-Agul pun tewas di tangan
Panji Kudawanengpati di tengah pertempuran. Atas kemenangannya itu, Panji Kudawanengpati
kemudian hendak dinikahkan oleh Dewi Sekartaji. Dewi Onengan memberi kabar bahwa Dewi
Sekartaji sangat mirip dengan Dewi Angreni kepada Panji Kudawanengpati, akan tetapi Panji
Kudawanengpati tidak percaya dengan kabar tersebut. Oleh karena itu Panji Kudawanengpati
pun mencoba melihat sendiri apakah benar kabar yang telah disampaikan oleh Dewi Onengan.
Setelah melihat sendiri sosok Dewi Sekartaji, maka barulah Panji Kudawanengpati percaya
bahwa sosok Dewi Sekartaji sangat mirip sekali dengan Dewi Angreni.
Kemudian pernikahan antara Dewi Sekartaji dengan Panji Kudawanengpati pun terjadi,
Hal ini membuat murka Raja Jenggala dan ia pun mengutus Brajanata untuk menagih janji Raja
Panjalu. Kemudian Brajanata dan pasukannya berhadapan dengan gerombolan Panji
Kudawanengpati. Pada saat bertarung terbongkarlah bahwa sebenarnya Panji Kudawanengpati
adalah Raden Inu Kertapati, kemudian pertarungan dihentikan dan kedua belah pihak akhirnya
berdamai. Pernikahan antara Panji Kudawanengpati yang sebenarnya adalah Raden Inu
Kertapati dari Jenggala dengan Dewi Sekartaji dari Panjalu pun direstui oleh kedua belah pihak
dan berakhir dengan indah dan bahagia.
Diakhir cerita narator menutup acara dengan menceritakan akhir kisah yang bahagia
antara pihak Janggala dan Panjalu. Kemudain pertunjukan ketoprak pun selesai. Setelah itu
ujung acara pertunjukan para pemain memperkenalkan diri satu per satu. Susunan pemain dari
pertunjukan ketoprak ini antara lain :
Pemain :
Raden Inu Kertapati / Panji Kudawanegpati
: Hendra Kaprisma
: L.G. Saraswati
Brajanata
Raja Jenggala
: Munawar Holil
Permaisuri Jenggala
: Lily Tjahjandari
Raja Panjalu
: Sunu Wasono
Permaisuri Panjalu
: Rahadjeng Pulungsari
: Agni Malagina
: Selu Margaretha K
Juru Deh
Punta
: Budi Santoso
Prasanta
: Usman
Patih Panjalu
: Ali Sonhadj
Gajah Agul-Agul
: Albert Roring
Raja Bali
: I Made Suparta
Raja Banyuwangi
: Kadri
Putri Banyuwangi
: Dhiasyifa N. Fajrin
: Silva Tenrisara
: Reynata Bayu
Betara Narada
: Untung Yuwono
Narator
: Sri Munawarah
Pengawal / Prajurit
Diakhir acara sutradara / penulis naskah dalam lakon ini yaitu Yoesoev diberikan
penghargaan berupa bunga dari para pemain yang bermain pada pertunjukan ini. Akhirnya acara
pun ditutup dan para pemain dan penonton meninggalkan ruangan pertunjukan. Acara ditutup
pada pukul 16.30 WIB. Hikmah yang dapat saya ambil dalam lakon ini adalah bahwa
sesungguhnya cinta sejati tidak akan dapat dipisahkan oleh apapun karena semua itu adalah
takdir yang sudah ditentukan dalam kehidupan.