Anda di halaman 1dari 7

SINOPSIS REYOG PONOROGO

Penulis:
Wahyu Pribadi

Assalamualaikum warahmatullahi wabarokatu


Yang terhormat dewan juri lomba mendongeng kecamatan siman
Yang saya hormati para hadirin yang berbahagia

Perkenalkan nama saya UMI SADIRA SALAMA dari SDN 1 Siman.


Saya akan menceritakan legenda “Reyog Ponorogo”.
Cerita ini diambil dari buku Reyog Ponorogo yang ditulis oleh Wahyu Pribadi diterbitkan
Golden Terayon Press 2016. Yuk simak cerita selengkapnya!

Pada zaman dahulu kala terdapat sebuah kerajaan besar di kediri yang bernama
Kerajaan Daha. Kerajaan itu dipimpin oleh Prabu Kertopati, Dia memiliki seorang putri
cantik jelita berparas anggun yang bernama Dewi Songgolangit. Banyak sekali
pangeran dari berbagai penjuru ingin meminangnya, namun sayangnya dia belum
berkeinginan untuk menikah.

Sementara itu di Kerajaan Bantarangin yang dipimpin oleh Prabu Kelono


Sewandono sedang diterpa isu kurang baik, mengapa sang prabu tak kunjung menikah.
Akhirnya sang prabu bersemedi dan mendapat petunjuk untuk meminang seorang Putri
di Timur Gunung wilis. Prabu Kelono Sewandono meminta Patih Bujang Ganong dan Ki
Ageng Purugowo untuk mencari informasi mengenai keberadaan sang putri tersebut.

Pergilah Mereka mencari kerajaan di Timur Gunung Wilis. Sampailah Patih


Bujang Ganong dan Ki Ageng Purugowo di Kerajaan Daha. Patih Bujang ganong lantas
menyapikan maksud dan tujuannya kesana.

Lomba Mendongeng SDN 1 Siman


“Hatur sembah bekti paduka Prabu Kertopati, kami serombongan datang dari Kerjaan
Bantarangin Ponorogo. Kami mewakili kakak hamba Prabu Kelana Sewandono untuk
menyaikan bulu bekti dan salam lamaran terhadap putri paduka Dewi songgolangit”.

“Ki Patih memang benar aku memiliki putri yang kau maksud. Namun, segala
keputusan ada di putriku, beristirahatlah terlebih dahulu aku kan menemui putriku”

Raja Kertopati menemui Dewi Songgolangit seraya bertanya

“Anakku ayah ingin segera menimang cucu, mengapa engkau masih menolak
pangeran yang datang melamarmu?” tanya ayahandanya.

“Inggih kanjeng romo, jika itu kehendakmu dalem sendiko dawuh, namun izinkan dalem
meminta syarat?” Pinta Dewi Songgolangit.

“Katakan anakku, apa yang kau minta” tanya ayah handa.

“Syaratnya adalah 140 macam binatang kembar, tontonan kesenian yang menarik yang
belum pernah ada sebelumnya, semacam tarian yang diiringi oleh gamelan dan juga
manusia berkepala macam” kata Dewi Songgolangit

“Baiklah anakku ayah akan menyampaikan kemauanmu”.

Eling-elingo babat tanah Ponorogo


Soko Bantarangin Prabu Klana Sewandana
Siswa ginarsih Sunan Lawu Brawijaya
Pecut Samandiman ingkang kinarya pusaka
Jumeglar-jumeglar koyo gorong gurnidra

Patih Bujang ganong dan Ki Ageng Purugowo kembali ke kerajaan kediri untuk
menyiapkan persyaratan yang diminta Dewi Songgolangit. Namun dalam mereka
dihadang oleh seekor macan jadi jadian yang bisa berbicara. Ternyata macan tersebut
dulunya adalah Raja Singobarong dari Lodaya yang dikutuk akibat amarahnya. Dia
baru bisa kembali ke wujud manusia apabila mendapat amarah dari orang lain yang
sakti. dan tidak bisa kembali kewujud asalnya akibat amarahnya. Oleh sebab itu

Lomba Mendongeng SDN 1 Siman


Singobarong mengolok wajah bujang ganong yang aneh dan tak rupawan. Hingga
amarah Bujang ganong pun meluap dan berkata

“Kembalilah ke wujud asalmu jangan menjadi macan yang menakuti orang”

Bujang ganong bukanlah orang sembarangan dia kehabisan kesabarannya dan


melemparkan pecut pusaka sakti “glarrrrr”. Pecut itu mengenai badan singobarong dan
macan itu berubah menjadi badan manusia namun kepalanya masih berwujud macan.
Bujang ganong kembali marah dan mengayunkan pecutnya kearah kepala macan
tersebut. Tiba tiba Ki Ageng purugowo berteriak

“Hentikan Ki Patih, jangan gerakkan pecut itu”.

“Mengapa kau menghalangiku”

“Dengar ki patih bukankah Dewi Songgolangit meminta persyaratan tarian manusia


berkepala macan”

Mendengar hal tersebut patih bujang ganong barulah tersadar. Mereka


membawa Singobarong ke Bantarangin. Prabu Kelana Sewandono mambawa semua
persyaratan yang diminta dewi songgolangit. Dengan senjata andalannya Pecut
samandiman Sang Prabu mampu mengalahkan pesaingnya Prabu Giriwanci.

Kedatangan Prabu Klana Sewandono disambut dengan bahagia oleh Kerajaan


Kediri. Akhirnya Dewi songgolangit mau menikah dengan Prabu Klana Sewandono dan
akan segera diboyong ke Kerjaan Bantarangin di Ponorogo.

Patih Bujang Ganong sangat bergembira dengan pernikahan kakaknya hingga


dia berjoget berjungkir balik berada di cucuk tombak barisan terdepan disusul dengan
barongan reyog dan dadak merak yaitu Singobarong. Tak lupa diiringi oleh barisan
kuda kembar, para prajurit kerajaan, serta penabuh gemalan. Kesenian tersebut dikenal
sebagai “Reyog Ponorogo”.

Lomba Mendongeng SDN 1 Siman


SINOPSIS REYOG PONOROGO

Judul Buku : Reyog Ponorogo


Penulis : Wahyu Pribadi
Penerbit : Golden Terayon Press
Tahun : 2016

Pada zaman dahulu kala terdapat sebuah kerajaan besar di kediri yang bernama
Kerajaan Daha. Kerajaan itu dipimpin oleh Prabu Kertopati, Dia memiliki seorang putri
cantik jelita berparas anggun yang bernama Dewi Songgolangit. Banyak sekali
pangeran dari berbagai penjuru ingin meminangnya, namun sayangnya dia belum
berkeinginan untuk menikah.

Sementara itu di Kerajaan Bantarangin yang dipimpin oleh Prabu Kelono


Sewandono sedang diterpa isu kurang baik, mengapa sang prabu tak kunjung menikah.
Akhirnya sang prabu bersemedi dan mendapat petunjuk untuk meminang seorang Putri
di Timur Gunung wilis. Prabu Kelono Sewandono meminta Patih Bujang Ganong dan Ki
Ageng Purugowo untuk mencari informasi mengenai keberadaan sang putri tersebut.

Pergilah Mereka mencari kerajaan di Timur Gunung Wilis. Sampailah Patih


Bujang Ganong dan Ki Ageng Purugowo di Kerajaan Daha. Patih Bujang ganong lantas
menyapikan maksud dan tujuannya kesana.

“Hatur sembah bekti paduka Prabu Kertopati, kami serombongan datang dari Kerjaan
Bantarangin Ponorogo. Kami mewakili kakak hamba Prabu Kelana Sewandono untuk
menyaikan bulu bekti dan salam lamaran terhadap putri paduka Dewi songgolangit”.

“Ki Patih memang benar aku memiliki putri yang kau maksud. Namun, segala
keputusan ada di putriku, beristirahatlah terlebih dahulu aku kan menemui putriku”

Lomba Mendongeng SDN 1 Siman


Raja Kertopati menemui Dewi Songgolangit seraya bertanya

“Anakku ayah ingin segera menimang cucu, mengapa engkau masih menolak
pangeran yang datang melamarmu?” tanya ayahandanya.

“Inggih kanjeng romo, jika itu kehendakmu dalem sendiko dawuh, namun izinkan dalem
meminta syarat?” Pinta Dewi Songgolangit.

“Katakan anakku, apa yang kau minta” tanya ayah handa.

“Syaratnya adalah 140 macam binatang kembar, tontonan kesenian yang menarik yang
belum pernah ada sebelumnya, semacam tarian yang diiringi oleh gamelan dan juga
manusia berkepala macam” kata Dewi Songgolangit

“Baiklah anakku ayah akan menyampaikan kemauanmu”.

Eling-elingo babat tanah Ponorogo


Soko Bantarangin Prabu Klana Sewandana
Siswa ginarsih Sunan Lawu Brawijaya
Pecut Samandiman ingkang kinarya pusaka
Jumeglar-jumeglar koyo gorong gurnidra

Patih Bujang ganong dan Ki Ageng Purugowo kembali ke kerajaan kediri untuk
menyiapkan persyaratan yang diminta Dewi Songgolangit. Namun dalam mereka
dihadang oleh seekor macan jadi jadian yang bisa berbicara. Ternyata macan tersebut
dulunya adalah Raja Singobarong dari Lodaya yang dikutuk akibat amarahnya. Dia
baru bisa kembali ke wujud manusia apabila mendapat amarah dari orang lain yang
sakti. dan tidak bisa kembali kewujud asalnya akibat amarahnya. Oleh sebab itu
Singobarong mengolok wajah bujang ganong yang aneh dan tak rupawan. Hingga
amarah Bujang ganong pun meluap dan berkata

“Kembalilah ke wujud asalmu jangan menjadi macan yang menakuti orang”

Bujang ganong bukanlah orang sembarangan dia kehabisan kesabarannya dan


melemparkan pecut pusaka sakti “glarrrrr”. Pecut itu mengenai badan singobarong dan

Lomba Mendongeng SDN 1 Siman


macan itu berubah menjadi badan manusia namun kepalanya masih berwujud macan.
Bujang ganong kembali marah dan mengayunkan pecutnya kearah kepala macan
tersebut. Tiba tiba Ki Ageng purugowo berteriak

“Hentikan Ki Patih, jangan gerakkan pecut itu”.

“Mengapa kau menghalangiku”

“Dengar ki patih bukankah Dewi Songgolangit meminta persyaratan tarian manusia


berkepala macan”

Mendengar hal tersebut patih bujang ganong barulah tersadar. Mereka


membawa Singobarong ke Bantarangin. Prabu Kelana Sewandono mambawa semua
persyaratan yang diminta dewi songgolangit. Dengan senjata andalannya Pecut
samandiman Sang Prabu mampu mengalahkan pesaingnya Prabu Giriwanci.

Kedatangan Prabu Klana Sewandono disambut dengan bahagia oleh Kerajaan


Kediri. Akhirnya Dewi songgolangit mau menikah dengan Prabu Klana Sewandono dan
akan segera diboyong ke Kerjaan Bantarangin di Ponorogo.

Patih Bujang Ganong sangat bergembira dengan pernikahan kakaknya hingga


dia berjoget berjungkir balik berada di cucuk tombak barisan terdepan disusul dengan
barongan reyog dan dadak merak yaitu Singobarong. Tak lupa diiringi oleh barisan
kuda kembar, para prajurit kerajaan, serta penabuh gemalan. Kesenian tersebut dikenal
sebagai “Reyog Ponorogo”.

Lomba Mendongeng SDN 1 Siman


Lomba Mendongeng SDN 1 Siman

Anda mungkin juga menyukai