Anda di halaman 1dari 4

Nama : Vincy Aldhea Deviardi

No. : 32
Kelas : XII MIPA 3
TARI GOLEK MENAK

(YOGYAKARTA)

1. SEJARAH
Tari Golek Menak merupakan salah satu jenis tari klasik gaya Yogyakarta yang
diciptakan oleh Sri Sultan Hamengku Buwono IX. Penciptaan tari Golek Menak berawal dari
ide sultan setelah menyaksikan pertunjukkan Wayang Golek Menak yang dipentaskan oleh
seorang dalang dari daerah Kedu pada tahun 1941. Disebut juga Beksa Golek Menak, atau
Beksan Menak. Mengandung arti menarikan wayang Golek Menak.

Karena sangat mencintai budaya Wayang Orang maka Sri Sultan merencanakan ingin
membuat suatu pagelaran yaitu menampilkan tarian wayang orang. Untuk melaksanakan ide
itu Sultan pada tahun 1941 memanggil para pakar tari yang dipimpin oleh K.R.T.
Purbaningrat, dibantu oleh K.R.T. Brongtodiningrat, Pangeran Suryobrongto, K.R.T.
Madukusumo, K.R.T. Wiradipraja, K.R.T.Mertodipuro, RW Hendramardawa, RB
Kuswaraga dan RW Larassumbaga.

Proses penciptaan dan latihan untuk melaksanakan ide itu memakan waktu cukup lama.
Pagelaran perdana dilaksanakan di Kraton pada tahun 1943 untuk memperingati hari ulang
tahun sultan. Bentuknya masih belum sempurna, karena tata busana masih dalam bentuk
gladi resik.
Melalui pertemuan-pertemuan, dialog dan sarasehan antara sultan dengan para seniman
dan seniwati, maka sultan Hamengku Buwana IX membentuk suatu tim penyempurna tari
Golek Menak gaya Yogyakarta. Tim tersebut terdiri dari enam lembaga, yaitu : Siswo
Among Beksa, Pusat Latihan Tari Bagong Kussudiardja, Sekolah Menengah Karawitan
Indonesia (SMKI), Mardawa Budaya, Paguyuban Surya Kencana dan Institut Seni Indonesia
(ISI).

2. BIOGRAFI PENGARANG

Tari Golek Menak merupakan tari tradisional yang diciptakan oleh Sri Sultan Hamengku
Buwono IX dan hingga kini masih terus dilestarikan. Berikut ini adalah profil dari seorang
Sri Sultan Hamengkubuwono IX

Gusti Raden Mas Dorodjatun atau Sri Sultan Hamengkubuwana IX atau dalam bahasa
Jawa Sri Sultan Hamengkubuwono IX adalah seorang sultan yang pernah memimpin
Kasultanan Yogyakarta (1940–1988) dan Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta yang
pertama setelah kemerdekaan Indonesia. Sri Sultan Hamengkubuwono IX juga pernah
menjabat sebagai wakil presiden Indonesia yang kedua (1973–1978), selain itu Ia juga
dikenal sebagai Bapak Pramuka Indonesia dan pernah menjabat sebagai Ketua Kwartir
Nasional Gerakan Pramuka. Sri Sultan Hamengkubuwono IX lahir di Ngayogyakarta
Hadiningrat pada 12 April 1912 dan meninggal di Washington, DC, Amerika Serikat pada 2
Oktober 1988 pada umur 76 tahun.

Sri Sultan memang terkenal sebagai raja yang sangat menyukai pertunjukan seni dan
budaya.Kecintaannya terhadap budaya mendorong Sri Sultan ingin mewujudkan sebuah
pertunjukan tari. Untuk mewujudkan keinginannya itu, Sri Sultan memanggil para tokoh-
tokoh tari. Dari para tokoh tari inilah Sri Sultan banyak mendapatkan ilmu, hingga akhirnya
pagelaran tari dapat terlaksana pada tahun 1943 dalam acara peringatan ulang tahun Sri
Sultan. Tari yang ditampilkan inilah yang menjadi cikal bakal hadirnya Tari Golek Menak.

3. TEMA

Tari Golek Menak terinspirasi dari lakon Wayang Golek Menak yang mana terdapat beragam
karakter dari mulai gagahan hingga lemah gemulai. Tema dari tarian ini sendiri adalah
kegigihan. Tari ini dinilai cukup sulit karena memiliki nilai seni yang cukup tinggi. Fungsi
dari tari ini sendiri adalah sebagai sarana upacara, hiburan, pertunjukan,dan sebagai media
pendidikan.

4. SINOPSIS

Alur cerita dari Tari Golek Menak diambil dari lakon wayang Golek Menak. Wayang
Menak atau disebut juga Wayang Golek Menak merupakan wayang berbentuk boneka kayu
yang diyakini muncul pertama kali di daerah Kudus pada masa pemerintahan Sunan Paku
Buwana II. Sumber cerita Wayang Menak berasal dari Kitab Menak, yang ditulis oleh Ki
Carik Narawita
Babon induk dari Kitab Menak berasal dari Persia, menceritakan Wong Agung Jayeng
Rana atau Amir Ambyah (Amir Hamzah), paman Nabi Muhammad SAW. Isi pokok cerita
adalah permusuhan antara Wong Agung Jayeng Rana yang beragama Islam dengan Prabu
Nursewan yang belum memeluk agama Islam.Latar belakang cerita Menak adalah negeri
Arab, pada masa perjuangan Nabi Muhammad SAW menyebarkan agama Islam.Di dalam
Tari Golek Menak terdapat beberapa karakter yang menjelaskan alur cerita. Hasil pertama
dari ciptaan sultan mampu menampilkan tipe tiga karakter yaitu :

1. tipe karakter puteri untuk Dewi Sudarawerti dan Dewi Sirtupelaeli,


2. tipe karakter putra halus untuk Raden Maktal,
3. tipe karakter gagah untuk Prabu Dirgamaruta

Tiga tipe karakter tersebut ditampilkan dalam bentuk dua beksan, yaitu perang antara Dewi
Sudarawerti melawan Dewi Sirtupelaeli, serta perang antara Prabu Dirgamaruta melawan
Raden Maktal. Lokakarya yang diselenggarakan oleh siwa Among Beksa pimpinan RM
Dinusatama diawali dengan pagelaran fragmen lakon kelaswara, dengan menampilkan 12
tipe karakter, yaitu :

1. Alus impur (tokoh Maktal, Ruslan dan Jayakusuma),


2. Alus impur (tokoh Jayengrana),
3. Alur kalang kinantang (Perganji),
4. Gagah kalang kinantang (Kewusnendar, Tamtanus, Kelangjajali, Nursewan dan Gajah
Biher),
5. Gagah kambeng (Lamdahur),
6. Gagah bapang (tokoh Umarmaya),
7. Gagah bapang (Umarmadi dan Bestak),
8. Raseksa (Jamum),
9. Puteri (Adaninggar seorang Puteri Cina),
10. Puteri impur (Sudarawerti dan Sirtupelaeli),
11. Puteri kinantang (Ambarsirat, Tasik Wulan Manik lungit, dan kelas wara),
12. Raseksi (mardawa dan Mardawi).

5. GERAKAN
Dalam pertunjukannya, penari menari dengan gerakan disesuaikan dengan tokoh yang di
perankan, karena setiap tokoh tentunya memiliki gerakan tersendiri. Gerakan dalam tarian ini
lebih didominasi gerakan patah – patah seperti gerakan wayang golek. Gerakan tangan, bahu,
kepala, kakidan pinggul yang mengikuti iringan musik pengiring/ gendhing pengiring.
Gerakan dalam tarian ini memiliki tingkat kesulitan yang tinggi. Untuk memainkan tarian ini,
penari harus memiliki keluwesan dalam menari dan memiliki dasar gerak yang kuat.
Di dalam tari Golek, ada bagian yang menggambarkan seorang perempuan yang sedang
berhias diri, seperti:
Tasikan : memakai bedak,
Atrap cundhuk : memasang cundhuk, hiasan yang dipasang di sanggul
Atrap jamang : memasang jamang, semacam mahkota.
Atrap slepe : memasang sabuk,
Dolanan supe : memain-mainkan cincin,
Ngilo : berkaca.
Miwir rikma : merapikan rambut, semacam menyisir, dan lain-lain

6. UNSUR PENDUKUNG :
6.1.TATA RIAS DAN BUSANA

Busana Tari Golek Menak, semua tokoh berbaju lengan panjang, sedangkan cara berkain
menerapkan cara rampekan, kampuhan, cincingan, serta seredan disesuaikan dengan tokoh
yang dibawakan.

6.2.PROPERTI YANG DIGUNAKAN

Properti yang digunakan pada tari ini seperti mahkota, sumping, gelang, kalung dan keris
yang diselipkan di bagian depan.

6.3.IRINGAN

Tari Golek Merak diiringi alat musik gamelan seperti kenong, bonang, gong, rebab, dan
sebagainya seperti halnya dengan tari-tari jawa lainnya. Suara dari lantunan gamelan tersebut
mengiringi penari dengan tenang yang dapat membawa penoton terhipnotis dengan suara
musik dari gamelan tersebut.

Anda mungkin juga menyukai