Anda di halaman 1dari 14

PROPINSI JAWA BARAT

1. Pakaian Adat

Pakaian adat pria Jawa Barat berupa tutup kepala (destar), berjas dengan leher tertutup (jas tutup).
Ia juga memakai kalung, sebilah keris yang terselip di pinggang bagian depan serta berkain batik.

Sedangkan wanitanya memakai baju kebaya, kalung, dan berkain batik. Beberapa hiasan kembang
goyang menghiasi bagian atas kepalanya. Begitu pula rangkaian bunga melati yang menghiasi rambut
yang disanggul. Pakaian ini berdasarkan adat Sunda.

2. Tari-tarian Jawa Barat

a. Tari Topeng Kuncuran, merupakan sebuah tarian yang mengisahkan dendam kesumat seorang raja
karena cintanya ditolak.
b. Tari Merak, sebuah tari yang mengisahkan kehidupan burung merak yang serba indah dan
memukau.
c. Tari Rarasati. Dewi Rarasati sebagai selir Arjuna yang cantik dan lembut ternyata memiliki jiwa
keprajuritan. Kepandaiannya dalam memanah telah menyadarkan Srikandi dari kesombongannya.
Saripati gambaran tersebut kemudian diangkat dalam bentuk tari kelompok dengan sumber gerak tari
tradisi Cirebon.
d. Tari Jaipong, suatu bentuk tarian pergaulan Jawa Barat yang terkenal.
Tari Merak

3. Senjata Tradisional

Di Jawa Barat senjata tradisional yang terkenal adalah kujang. Pada mata kujang terdapat 1-5 buah
lubang dan sarungnya terbuat dari kain hitam.

Senjata lainnya adalah keris kirompang, keris kidongkol, golok, bedok, panah bambu, panah kayu dan
tombak.
Kujang

4. Suku : Sunda, Badui, Betawi, Banten, dan lain-lain.


5. Bahasa Daerah : Sunda, Betawi
6. Lagu Daerah : Sintren, Cing Cangkeling, Bubuy Bulan.

PROPINSI Jawa Tengah


Sejak abad ke 7, banyak terdapat pemerintahan kerajaan yang berdiri di Jawa Tengah,
yaitu: Kerajaan Budha Kalingga, Jepara yang diperintah oleh Ratu Sima pada tahun 674.
Menurut prasasti Canggah tahun 732, kerajaan Hindu lahir di Medang, Jawa Tengah dengan
nama Raja Sanjaya atau Rakai Mataram. Dibawah pemerintahan Rakai Pikatan dari Dinasti
Sanjaya, ia membangun Candi Rorojonggrang atau Candi Prambanan. Kerajaan Mataram
Budha yang juga lahir di Jawa Tengah selama era pemerintahan Dinasti Syailendra, mereka
membangun candi-candi seperi Candi Borobudur, Candi Sewu, Candi Kalasan dll.

Pada abad 16 setelah runtuhnya kerajaan Majapahit Hindu, kerajaan Islam muncul di
Demak, sejak itulah Agama Islam disebarkan di Jawa Tengah. Setelah kerajaan Demak
runtuh, joko Tingkir anak menantu Raja Demak memindahkan kerajaan Demak ke Pajang.
Dan menyatakan diri sebagai Raja Kerajaan Pajang dan bergelar Sultan Adiwijaya. Selama
pemerintahannya terjadi kerusuhan dan pemberontakan. Perang yang paling besar adalah
antara Sultan Adiwijaya melawan Aryo Penangsang. Sultan Adiwijaya menugaskan Danang
Sutowijaya untuk menumpas pemberontakan Aryo Penangsang dan berhasil membunuh
Aryo Penangsang. Dikarenakan jasanya yang besar kepada Kerajaan Pajang, Sultan
Adiwijaya memberikan hadiah tanah Mataram kepada Sutowijaya. Setelah Pajang runtuh ia
menjadi Raja Mataram Islam pertama di Jawa Tengah dan bergelar Panembahan Senopati.

Di pertengahan abad 16 bangsa Portugis dan Spanyol datang ke Indonesia dalam usaha
mencari rempah-rempah yang akan diperdagangkan di Eropa. Pada saat yang sama, bangsa
Inggris dan kemudian bangsa Belanda datang ke Indonesia juga. Dengan VOC-nya bangsa
Belanda menindas bangsa Indonesia termasuk rakyat Jawa Tengah baik dibidang politik
maupun ekonomi.

Di awal abad 18 Kerajaan Mataram diperintah oleh Sri Sunan Pakubuwono II, setelah beliau
wafat muncul perselisihan diantara keluarga raja yang ingin memilih raja baru. Perselisihan
bertambah keruh setelah adanya campur tangan pemerintah Kolonial Belanda pada
perselisihan keluarga raja tersebut. Pertikaian ini akhirnya diselesaikan dengan Perjanjian
Gianti tahun 1755. Kerajaan Mataram terbagi menjadi dua kerajaan yang lebih kecil yaitu
Surakarta Hadiningrat atau Kraton Kasunanan di Surakarta dan Ngayogyakarta Hadiningrat
atau Kraton Kasultanan di Yogyakarta.
Sampai sekarang daerah Jawa Tengah secara administratif merupakan sebuah propinsi yang
ditetapkan dengan Undang-undang No. 10/1950 tanggal 4 Juli 1950.

Jawa Tengah sebagai salah satu Propinsi di Jawa, letaknya diapit oleh dua Propinsi besar,
yaitu Jawa Barat dan Jawa Timur.

Secara administratif Propinsi Jawa Tengah terbagi menjadi 29 Kabupaten dan 6 Kota.

1. Kesenian jawa tengah

A. Tarian merupakan bagian yang menyertai perkembangan pusat baru ini. Ternyata pada
masa kerajaan dulu tari mencapai tingkat estetis yang tinggi. Jika dalam lingkungan
rakyat tarian bersifat spontan dan sederhana, maka dalam lingkungan istana tarian
mempunyai standar, rumit, halus, dan simbolis. Jika ditinjau dari aspek gerak, maka
pengaruh tari India yang terdapat pada tari-tarian istana Jawa terletak pada posisi
tangan.
Tarian yang terkenal ciptaan para raja, khususnya di Jawa, adalah bentuk teater tari
seperti wayang wong dan bedhaya ketawang. Dua tarian ini merupakan pusaka raja
Jawa. Bedhaya Ketawang adalah tarian yang dicipta oleh raja Mataram ketiga, Sultan
Agung dengan berlatarbelakang percintaan antara raja Mataram pertama dengan
Kangjeng Ratu Kidul.

beberapa jenis tarian dari provinsi jawa tengah :

* Tari Serimpi, sebuah tarian keraton pada masa silam dengan suasana lembut, agung
dan menawan.

* Tari Blambangan Cakil, mengisahkan perjuangan Srikandi melawan Buto Cakil


(raksasa). Sebuah perlambang penumpasan angkara murka.

masih banyak kesenian di provinsi jawa tengah yaitu :


B. WAYANG KULIT

Kesenian wayang dalam bentuknya yang asli timbul sebelum kebudayaan Hindu masuk di
Indonesia dan mulai berkembang pada jaman Hindu Jawa. Pertunjukan Kesenian wayang
adalah merupakan sisa-sisa upacara keagamaan orang Jawa yaitu sisa-sisa dari
kepercayaan animisme dan dinamisme.
Menurut Kitab Centini, tentang asal-usul wayang Purwa disebutkan bahwa kesenian
wayang, mula-mula sekali diciptakan oleh Raja Jayabaya dari Kerajaan Kediri. Pada abad
ke 10 Raja Jayabaya berusaha menciptakan gambaran dari roh leluhurnya dan
digoreskan di atas daun lontar. Bentuk gambaran wayang tersebut ditiru dari gambaran
relief cerita Ramayana pada Candi Penataran di Blitar. Ceritera Ramayana sangat menarik
perhatiannya karena Jayabaya termasuk penyembah Dewa Wisnu yang setia, bahkan
oleh masyarakat dianggap sebagai penjelmaan atau titisan Batara Wisnu. Figur tokoh
yang digambarkan untuk pertama kali adalah Batara Guru yaitu perwujudan dari Dewa
Wisnu.

KETOPRAK

Ketoprak termasuk salah satu kesenian rakyat di Jawa tengah, tetapi juga bisa ditemui di
Jawa bagian timur. Ketoprak sudah menyatu menjadi budaya masyarakat Jawa tengah.
ketoprak adalah sejenis seni pentas yang berasal dari Jawa. Dalam sebuah pentasan
ketoprak, sandiwara yang diselingi dengan lagu-lagu Jawa, yang diiringi dengan gamelan
disajikan.

Tema cerita dalam sebuah pertunjukan ketoprak bermacam-macam. Biasanya diambil


dari cerita legenda atau sejarah Jawa. sesudah itu pagelaran Ketoprak semakin lama
makin jadi bagus dan menjadi idola masyarakat, terutama di tanah Yogyakarta. didalam
Pagelaran Ketoprak jadi lengkap dengan memakai cerita dan juga diiringi musik
gamelan.

C. Senjata Tradisional

Keris adalah salah satu senjata tradisional budaya Indonesia, tentunya setelah nenek
moyang kita mengenal besi. Berbagai bangunan candi batu yang dibangun pada zaman
sebelum abad ke-10 membuktikan bahwa bangsa Indonesia pada waktu itu telah
mengenal peralatan besi yang cukup bagus, sehingga mereka dapat menciptakan karya
seni pahat yang bernilai tinggi. Namun apakah ketika itu bangsa Indonesia mengenal
budaya keris sebagaimana yang kita kenal sekarang, Gambar relief paling kuno yang
memperlihatkan peralatan besi terdapat pada prasasti batu yang ditemukan di Desa
Dakuwu, di daerah Grabag, Magelang, Jawa Tengah. Melihat bentuk tulisannya,
diperkirakan prasasti tersebut dibuat pada sekitar tahun 500 Masehi. Huruf yang
digunakan, huruf Pallawa. Bahasa yang dipakai adalah bahasa Sanskerta. Prasasti itu
menyebutkan tentang adanya sebuah mata air yang bersih dan jernih. dalam filosofi
Jawa Kuno adalah lambang ilmu pengetahuan, kalasangka melambangkan keabadian,
sedangkan bunga teratai lambang harmoni dengan alam.

Macam-macam Kebudayaan di Provinsi Jawa Timur


Banyak hal menarik dari seni dan kebudayaan yang terdapat di propinsi Jawa Timur. Banyak
kesenian khas yang menjadi ciri khas dari budaya yang terdapat di daerah Jawa Timur. Propinsi
yang ada di bagian timur pulau jawa ini mempunyai banyak keunikan, diantaranya adalah
kebudayaan dan adat istiadat dari di Jawa Timur. Namun banyak di antaran kebudayaan Jawa Timur
menerima pengaruh dari propinsi Jawa Tengah. Contohnya adanya kawasan yang dikenal sebagai
Mataraman. Hal ini menunjukkan bahwa di daerah kawasan itu dulunya adalah daerah kekuasaan
dari Kesultanan Mataram. Daerah itu terdapat di eks-Karesidenan Madiun (Madiun, Ngawi,
Magetan, Ponorogo, Pacitan), eks-Karesidenan Kediri (Kediri, Tulungagung, Blitar, Trenggalek) dan
sebagian Bojonegoro.

Jawa Timur mempunyai sejumlah kesenian khas. Ludruk adalah salah satu kesenian Jawa Timuran
yang cukup terkenal, yakni seni panggung yang biasanya seluruh pemainnya adalah laki-laki.
Berbeda dengan ketoprak yang menceritakan kehidupan istana, ludruk menceritakan kehidupan
sehari-hari rakyat jelata, yang seringkali dibumbui dengan humor dan kritik sosial, dan biasanya
dibuka dengan Tari Remo dan parikan. Saat ini kelompok ludruk tradisional dapat dijumpai di daerah
Surabaya, Mojokerto, dan Jombang; walaupun keberadaannya semakin dikalahkan dengan
modernisasi.
Reog yang sempat diklaim sebagai tarian dari Malaysia adalah kesenian khas Ponorogo yang telah
dipatenkan sejak tahun 2001, reog kini juga menjadi ikon kesenian Jawa Timur. Pementasan reog
disertai dengan jaran kepang (kuda lumping) yang disertai unsur-unsur gaib. Seni terkenal Jawa
Timur lainnya antara lain wayang kulit purwa gaya Jawa Timuran, topeng dalang di Madura, dan
besutan. Di daerah Mataraman, kesenian Jawa Tengahan seperti ketoprak dan wayang kulit cukup
populer. Legenda terkenal dari Jawa Timur antara lain Damarwulan dan Angling Darma.
Terdapat pula kebudayaan semacam barong sai di Jawa Timur. Kesenian itu ada di dua kabupaten
yaitu, Bondowoso dan Jember. Singo Wulung adalah kebudayaan khas Bondowoso. Sedangkan
Jember mempunyai macan kadhuk. Kedua kesenian itu sudah jarang ditemui.
Kebudayaan dan adat istiadat Suku Jawa di Jawa Timur bagian barat menerima banyak pengaruh
dari Jawa Tengahan, sehingga kawasan ini dikenal sebagai Mataraman; menunjukkan bahwa
kawasan itu dulunya adalah daerah kekuasaan Kesultanan Mataram. Daerah itu meliputi eks-
Karesidenan Madiun (Madiun, Ngawi, Magetan, Ponorogo, Pacitan), eks-Karesidenan Kediri (Kediri,
Tulungagung, Blitar, Trenggalek) dan sebagian Bojonegoro. Seperti halnya di Jawa Tengah, wayang
kulit dan ketoprak cukup populer di kawasan ini.

Kawasan pesisir barat Jawa Timur banyak dipengaruhi oleh kebudayaan Islam. Kawasan ini
mencakup wilayah Tuban, Lamongan, dan Gresik. Dahulu pesisir utara Jawa Timur adalah daerah
masuknya dan pusat perkembangan agama Islam. Lima dari sembilan anggota walisongo
dimakamkan di kawasan ini.
Di kawasan eks-Karesidenan Surabaya (termasuk Sidoarjo, Mojokerto, dan Jombang) dan Malang,
mempunyai sedikit pengaruh budaya Mataraman, mengingat kawasan ini cukup jauh dari pusat
kebudayaan Jawa: Surakarta dan Yogyakarta.

Adat istiadat di kawasan Tapal Kuda banyak dipengaruhi oleh budaya Madura, mengingat besarnya
populasi Suku Madura di kawasan ini. Adat istiadat masyarakat Osing adalah perpaduan budaya
Jawa, Madura, dan Bali. Sementara adat istiadat Suku Tengger banyak dipengaruhi oleh budaya
Hindu.
Masyarakat desa di Jawa Timur, seperti halnya di Jawa Tengah, mempunyai ikatan yang berdasar
persahabatan dan teritorial. Berbagai upacara adat yang diselenggarakan antara lain: tingkepan
(upacara usia kehamilan tujuh bulan untuk anak pertama), babaran (upacara menjelang lahirnya
bayi), sepasaran (upacara setelah bayi berusia lima hari), pitonan (upacara setelah bayi berusia
tujuh bulan), sunatan, pacangan.

Penduduk Jawa Timur biasanya menganut perkawinan monogami. Sebelum dilakukan lamaran,
pihak laki-laki melaksanakan acara nako'ake (menanyakan apakah si gadis sudah mempunyai calon
suami), setelah itu dilakukan peningsetan (lamaran). Upacara perkawinan didahului dengan acara
temu atau kepanggih. Masyarakat di pesisir barat: Tuban, Lamongan, Gresik, bahkan Bojonegoro
mempunyai kebiasaan lumrah keluarga wanita melamar pria, berbeda dengan lazimnya kebiasaan
daerah lain di Indonesia, dimana pihak pria melamar wanita. Dan biasanya pria selanjutnya akan
masuk ke dalam keluarga wanita. Untuk mendoakan orang yang telah meninggal, biasanya pihak
keluarga melaksanakan kirim donga pada hari ke-1, ke-3, ke-7, ke-40, ke-100, 1 tahun, dan 3 tahun
setelah kematian.

Bentuk bangunan Jawa Timur bagian barat (seperti di Ngawi, Madiun, Magetan, dan Ponorogo)
biasanya mirip dengan bentuk bangunan Jawa Tengahan (Surakarta). Bangunan khas Jawa Timur
biasanya memiliki bentuk joglo, bentuk limasan (dara gepak), bentuk srontongan (empyak
setangkep).
Masa kolonialisme Hindia-Belanda juga meninggalkan sejumlah bangunan kuno. Kota-kota di Jawa
Timur banyak terdapat bangunan yang didirikan pada era kolonial, terutama di Surabaya dan
Malang.

Mayoritas suku Jawa biasanya menganut agama Islam, sebagian kecil lainnya menganut agama
Kristen dan Katolik, dan ada pula yang menganut Hindu dan Buddha. Sebagian orang Jawa juga
masih memegang teguh kepercayaan Kejawen. Agama Islam sangatlah kuat dalam memberi
pengaruh pada Suku Madura. Suku Osing biasanya beragama Islam dan Hindu. Sedangkan
mayoritas Suku Tengger menganut agama Hindu.

Jawa Timur mempunyai sejumlah kesenian khas. Ludruk adalah salah satu kesenian Jawa Timuran
yang cukup terkenal, yakni seni panggung yang biasanya seluruh pemainnya adalah laki-laki.
Berbeda dengan ketoprak yang menceritakan kehidupan istana, ludruk menceritakan kehidupan
sehari-hari rakyat jelata, yang seringkali dibumbui dengan humor dan kritik sosial, dan biasanya
dibuka dengan Tari Remo dan parikan. Saat ini kelompok ludruk tradisional dapat dijumpai di daerah
Surabaya, Mojokerto, dan Jombang; walaupun keberadaannya semakin dikalahkan dengan
modernisasi.
Seni tari tradisional di Jawa Timur biasanya dapat diklasifikasikan dalam gaya Jawa Tengahan, gaya
Jawa Timuran, tarian Jawa gaya Osing, dan trian gaya Madura. Seni tari klasik antara lain tari
gambyong, tari srimpi, tari bondan, dan kelana.

Pakaian Adat Jawa Timur


Berikut ini adalah berbagai kebidayaan yang terdapat di Provinsi Jawa Timur.

1. Seni Tari
Tari Remong, sebuah tarian dari Surabaya yang melambangkan jiwa, kepahlawanan. Ditarikan pada
waktu menyambut para tamu. Reog Ponorogo, adalah tari daerah Jawa Timur yang menunjukkan
keperkasaan, kejantanan dan kegagahan.

2. Musik
Musik tradisional Jawa Timur nyaris sama dengan musik gamelan Jawa Tengah seperti Macam laras
(tangga nada) yang digunakan yaitu gamelan berlaras pelog dan berlaras slendro. Nama-nama
gamelan yang ada misalnya ; gamelan kodok ngorek, gamelan munggang, gamelan sekaten, dan
gamelan gede.

Kini gamelan dipergunakan untuk mengiringimacam acara, seperti; mengiringi pagelaran wayang
kulit, wayang orang, ketoprak, tari-tarian, upacara sekaten, perkawinan, khitanan, keagaman, dan
bahkan kenegaraan.Di Madura musik gamelan yang ada disebut Gamelan Sandur.

3. Rumah adat
Bentuk bangunan Jawa Timur bagian barat (seperti di Ngawi, Madiun, Magetan, dan Ponorogo)
biasanya mirip dengan bentuk bangunan Jawa Tengahan (Surakarta). Bangunan khas Jawa Timur
biasanya memiliki bentuk joglo , bentuk limasan (dara gepak), bentuk srontongan (empyak
setangkep). Masa kolonialisme Hindia-Belanda juga meninggalkansejumlah bangunan kuno. Kota-
kota di Jawa Timur banyak terdapat bangunan yang didirikan pada era kolonial, terutama di
Surabaya dan Malang.

4. Pakaian adat
Pakaian adat jawa timur ini disebut mantenan. pakaian ini sering digunakan saat perkawinan d
masyarakat magetan jawa timur. Pada Pakaian adat Jawa Timur mencerminkan ketegasan dan
kesederhanaan kebudayaan Jawa Timur. Selain itu yang membedakan pakain adat Jawa Timur
dengan Jawa Tengah adalah penutup kepala yang dipakai atau Odheng. Arloji rantai danf sebum
dhungket atau tongkat.

Pakaian adat Jawa Timur biasa disebut dengan Mantenan. Karena biasanya dipakai pada saat
acara perkawinan oleh masyarakat jawa Timur. Selain busana Mantenan, pakaian khas Madura juga
termasuk pakain adat Jawa Timur. Pakaian khas Madura biasa disebut pesaan. Pakaian ini
terkesan sederhana sebab hanya berupa kaos bergaris merah putih dan celana longgar. Untuk
wanita biasa menggunakan kebaya.

Ciri khas dari kebaya adalah penggunaan kutang polos dengan warna cerah yang mencolok.
Sehingga keindahan tubuh si pemakai akan terlihat jelas. Hal ini adalah nilai budaya Madura yang
sangat menghargai keindahan tubuh. Bukan sebagai sarana pornografi. Warna warna yang
mencolok dan kuat yang dipakai dalam busana Madura mennjukan karakter orang Madura yang
tidak pernah ragu ragu, berani, terbuka dan terus terang. Sedangkan untuk para bangsawan
menggunakan jas tutup polos dengan kain panjang. Lengkap dengan odeng yang menunjukan
derajat kebangsawanan seseorang.

5. Kerajinan tangan
Macam-macam produk unggulan kerajinan anyaman bambu berupa : caping, topi, baki, kap lampu,
tempat tissue, tempat buah, tempat koran serta macam-macam souvenir dari bambu lainnya. Sentra
industri ini terletak di Desa Ringinagung +- 1,5 arah barat dayakota Magetan.

6. Perkawinan
Penduduk Jawa Timur biasanya menganut perkawinan monogami. Sebelum dilakukan lamaran,
pihak laki-laki melaksanakan acara nako'ake (menanyakan apakah si gadis sudah mempunyai calon
suami), setelah itu dilakukan peningsetan (lamaran). Upacara perkawinan didahului dengan acara
temu atau kepanggih. Untuk mendoakan orang yang telah meninggal, biasanya pihak keluarga
melaksanakan kirim donga pada hari ke-1, ke-3, ke-7, ke-40, ke-100, 1 tahun, dan 3 tahun setelah
kematian.

7. Festival Bandeng
Festival Bandeng selalu digelar setiap tahun. Namun, ada yang berbeda dalam perayaan tahun ini.
Kegiatan itu tidak dibarengi dengan acara lelang (menjual dengan harga tawar yang paling tinggi)
bandeng kawak yang sudah menjadi tradisi masyarakat Sidoarjo.
Kurang biaya dan musibah lumpur Sidorjo menjadi penyebab lelang itu dihilangkan. Walaupun tidak
ada lelang, kegiatan itu diharapkan bisa mendorong petani untuk tetap membudidayakan ikan
bandeng dengan bobot tidak wajar alias raksasa.

Pemkab Sidoarjo sangat memperhatikan pelestarian bandeng sebab ikan itu adalah ikon utama
Kabupaten Sidoarjo. Festival yang juga memiliki tujuan melestarikan budaya tradisional tahunan
masyarakat Sidoarjo itu diikuti empat peserta petambak di Kabupaten Sidoarjo. Peserta berlomba
menunjukkan hasil tambak berupa bandeng yang paling sehat dan terbaik.

8. Upacara Kasodo
Upacara Yadnya Kasada atau Kasodo ini adalah ritual yang dilakukan setahun sekali untuk
menghormati Gunung Brahma (Bromo) yang dianggap suci oleh penduduk suku Tengger.
Upacara ini bertempat di sebuah pura yang berada di bawah kaki Gunung Bromo utara dan
dilanjutkan ke puncak gunung Bromo. Upacara ini diadakan pada tengah malam hingga dini hari
setiap bulan purnama sekitar tanggal 14 atau 15 di bulan Kasodo (kesepuluh) menurut penanggalan
Jawa.

9. Parikan
Ada tiga jenis parikan di dalam ludruk pada saat bedayan (bagian awal permainan ludruk). Ketiga
jenis parikan itu adalah lamba (parikan panjang yang berisi pesan), kecrehan (parikan pendek yang
kadang-kadang berfungsi menggojlok orang) dan dangdutan (pantun yang bisa berisi kisah-kisah
kocak).

10. Ketoprak
Ketoprak (bahasa Jawa kethoprak) adalah sejenis seni pentas yang berasal dari Jawa. Dalam
sebuah pentasan ketoprak, sandiwara yang diselingi dengan lagu-lagu Jawa, yang diiringi dengan
gamelan disajikan.

Tema cerita dalam sebuah pertunjukan ketoprakmacam -macam. Biasanya diambil dari cerita
legenda atau sejarah Jawa. Banyak pula diambil cerita dari luar negeri. Tetapi tema cerita tidak
pernah diambil dari repertoar cerita epos (wiracarita): Ramayana dan Mahabharata. Sebab nanti
pertunjukkan bukan ketoprak lagi melainkan menjadi pertunjukan wayang orang.

11. Reog Ponorogo


Reog adalah salah satu kesenian budaya yang berasal dari Jawa Timur, khususnyakota Ponorogo.
Tak hanya topeng kepala singa saja yang menjadi perangkat wajib kesenian ini. Tapi juga sosok
warok dan gemblak yang menjadi bagian dari kesenian Reog.

Di Indonesia, Reog adalah salah satu budaya daerah yang masih sangat kental dengan hal-hal yang
berbau mistik dan ilmu kebatinan. Seni Reog Ponorogo ini terdiri dari 2 sampai 3 tarian pembuka.
Tarian pertama biasanya dibawakan oleh 6-8 pria gagah berani dengan pakaian serba hitam,
dengan muka dipoles warna merah. Para penari ini menggambarkan sosok singa yang pemberani.

Berikutnya adalah tarian yang dibawakan oleh 6-8 gadis yang menaiki kuda. Pada reog tradisional,
penari ini biasanya diperankan oleh penari laki-laki yang berpakaian wanita. Tarian ini dinamakan
tari jaran kepang. Eits, tarian ini berbeda dengan tari kuda lumping. Tarian pembukaan lainnya jika
ada biasanya berupa tarian oleh anak kecil yang membawakan adegan lucu.

Setelah tarian pembukaan selesai, baru ditampilkan adegan inti yang isinya bergantung kondisi
dimana seni reog ditampilkan. Jika berhubungan dengan pernikahan maka yang ditampilkan adalah
adegan percintaan. Untuk hajatan khitanan atau sunatan, biasanya cerita pendekar. Adegan terakhir
adalah singa barong. Seorang penari memakai topeng berbentuk kepala singa dengan mahkota
yang terbuat dari bulu burung merak.

12. Karapan Sapi


Karapan sapi adalah pacuan sapi khas dari Pulau Madura. Dengan menarik sebentuk kereta, dua
ekor sapi berlomba dengan diiringi oleh gamelan Madura yang disebut saronen. Pada perlombaan
ini, sepasang sapi yang menarik semacam kereta dari kayu (tempat joki berdiri dan mengendalikan
pasangan sapi itu) dipacu dalam lomba adu cepat melawan pasangan-pasangan sapi lain.

Jalur pacuan itu biasanya sekitar 100 meter dan lomba pacuan dapat berlangsung sekitar sepuluh
sampai lima belas detik. Beberapakota di Madura menyelenggarakan karapan sapi pada bulan
Agustus dan September setiap tahun, dengan pertandingan final pada akhir September atau
Oktober dikota Pamekasan untuk memperebutkan Piala Bergilir Presiden.

13. Ritual Seblang


Ritual Seblang adalah salah satu ritual masyarakat Using yang hanya dapat dijumpai di dua desa
dalam lingkungan kecamatan Glagah, Kab.Banyuwangi, yakni desa Bakungan dan desa Olehsari.
Seblang atau Sebele ilang (sialnya hilang) Ritual ini dilaksanakan untuk keperluan bersih desa dan
tolak bala, agar desa tetap dalam keadaan aman dan tentram.

Penyelenggaraan tari adat Seblang di dua desa itu juga berbeda waktunya, di desa Olehsari
diselenggarakan satu minggu setelah Idul Fitri, sedangkan di desa Bakungan yang bersebelahan,
diselenggarakan seminggu setelah Idul Adha.

Para penarinya dipilih secara supranatural oleh dukun setempat, dan biasanya penari wajib dipilih
dari keturunan penari seblang sebelumnya. Di desa Olehsari, penarinya wajib gadis yang belum akil
baliq, sedangkan di Bakungan, penarinya wajib wanita berusia 50 tahun ke atas yang telah mati haid
(menopause).

Tari Seblang ini sebenarnya adalah tradisi yang sangat tua, hingga sulit dilacak asal usul dimulainya.
Namun, notulen sejarah menunjukkan bahwa Seblang pertama yang diketahui adalah Semi, yang
juga menjadi pelopor tari Gandrung wanita pertama (meninggal tahun 1973). Setelah sembuh dari
sakitnya, maka nazar ibunya (Mak Midah atau Mak Milah) pun wajib dipenuhi, Semi akhirnya
dijadikan seblang dalam usia kanak-kanaknya hingga setelah menginjak remaja mulai menjadi
penari Gandrung.

Tari Seblang ini dimulai dengan upacara yang dibuka oleh sang dukun desa atau pawang.. Sang
dukun mengasapi sang penari dengan asap dupa sambil membaca mantera. Setelah sang penari
kesurupan (taksadarkan diri atau kejiman dalam istilah lokal), Mulailah menari dengan gerakan
monoton mata terpejam dan mengikuti irama gendhing yang di mainkan.

Musik pengiring Seblang hanya terdiri dari satu buah kendang, satu buah kempul atau gong dan dua
buah saron. Sedangkan di desa Olehsari ditambah dengan biola sebagai penambah efek musikal.
Dari segi busana, penari Seblang di Olehsari dan Bakungan mempunyai sedikit perbedaan,
khususnya pada bagian omprok atau mahkota.

Menurut pengakuan penari seblang didesa olehsari selama menjadi penari, ia harus menari selama
lima jam dalam kondisi tidak sadar. Memakai omprog, kemben dan sewek ia harus menari
berkeliling pentas. Memasuki ritual tundik, ia melempar selendang ke arah penonton. Siapa yang
menerima selendang itu, ia yang wajib menari bersama di atas pentas. Konon katanya yang
memperoleh selendang itu berarti ia mendapakan keberuntungan.

Ia juga mengatakan saat sebelum memakai omprog, dirinya masih keadaan sadar. Namun, apabila
sudah bau dupa dan memakai omprog ia terasa didatangi oleh seorang perempuan cantik. Memakai
kemben berwarna hijau dan sewek serta memakai selendang yang dibalutkan ke pinggulnya.
Setelah itu, saya tidak ingat lagi. Pokoknya seperti orang jalan jalan tapi tidak sampai - sampai,
katanya.
Setelah menari, juga merasa capek. Namun, hal itu tidak ia rasakan. Yang paling penting,
menurutnya adalah agar desanya terbebas dari marabahaya.

14. Ritual Seblang Bakungan


Seblang bakungan tujuannya sama yaitu adalah upacara penyucian desa. Upacara ini dilakukan
satu malam, seminggu setelah hari raya Idul Adha. Tujuan dari upacara ini adalah menolak balak,
yakni dengan mengadakan pertunjukan seblang di malam hari, setelah maghrib. Acara dibuka
dengan parade oncor keliling desa (Ider bumi) yang diikuti oleh penduduk desa.

Seblang bakungan ditarikan oleh seorang wanita tua di depan sanggar Seni Bunga Bakung
Kelurahan Bakungan Kec.Glagah. Setelah diberi mantra mantra dia menari dalam keadaan tidak
sadar mata terpejam,. Lagu lagunya atau gending using ada 12 di antaranya Seblang, Podo
nonton, ugo-ugo, kembang Gading dan lainnya. yang menceritakan mengenai kehidupan,
karamahan, lingkungan hidup,dsb.

Sebelum melaksanakan upacara, warga Bakungan ziarah ke makam buyut Fitri yang adalah tetua
desa dengan membawa ubo rampe. Setelah ziarah, seluruh warga mulai menyiapkan prosesi
seblang dengan menyiapkan sesaji mulai ketan sabrang, ketan wingko, tumpeng, kinangan, bunga
500 biji, tumpeng takir, boneka dan pecut hingga kelapa sebagai lambang kejujuran.

Pada penari seblang wilayah Bakungan, omprok yang dipakai sangat menyerupai omprok yang
dipakai dalam penari Gandrung, hanya saja bahan yang dipakai terbuat dari pelepah pisang dan
dihiasi bunga-bunga segar walaupun tidak sebanyak penari seblang di Olehsari. Disamping ada
unsur mistik, ritual Seblang ini juga memberikan hiburan untuk para pengunjung atau warga
setempat, dimana banyak adegan-adegan lucu yang ditampilkan oleh sang penari seblang ini.

Kegiatan berakhir tengah malam setelah acara"Adol Kembang". Para penonton lalu berebut
berbagai bibit tanaman yang dipajang di panggung dan mengambil kiling (baling-baling) yang di
pasang di sanggar. barang-barang yang diambil itu dapat di percaya dapat digunakan sebagai
perangkat penolak balak.
Bandung nyaeta ibukota Propinsi Jawa Kulon. Naha dingaranan dayeuh Bandung? Aya sababaraha
pamadegan ngeunaan kawit usul wasta kasebat.

Wasta Bandung asalna ti sanggem bendung atawa bendungan . Kapungkur basa,Walungan Citarum
terbendung ku lava anu asalna ti Gunung Tangkuban Parahu. Balukarna,wewengkon antawis Padalarang
dugi Cicalengka ( 30 kilometer) sarta wewengkon antawis Gunung Tangkuban Parahu dugi Soreang (
50 kilometer) kakeueum cai sarta barobah kaayaan hiji telaga ageung anu saterusna dipikawanoh
kalawan sebutan Danau Bandung atawa Danau Bandung Purba .

Nurutkeun panalungtikan,Danau Bandung lami-kalamian surut. Di tilas wewengkon danau


kasebat,berdirilah pamarentahan kabupaten Bandung. Janten,sacara historis kawit-muasal wasta
Bandung eta asalna ti Danau Bandung.

Pamadegan sanes ngomong yen sanggem Bandung asalna ti wasta hiji tumpakan cai anu dipake ku
Bupati Bandung,R.A. Wiranatakusumah II. Tumpakan kasebat diwangun ti dua parahu anu dibeungkeut
ngarendeng anu disebut parahu bandung. Wanci eta,R.A. Wiranatakusumah II melayari Citarum dina
pilari tempat kalungguhan kabupaten anu anyar kanggo ngagantikeun ibukota anu lami di Dayeuhkolot.
Dongeng Bahasa Sunda

Asal Usul Girilawungan


Dina jaman kapungkur aya hiji karajaan di Jawa Kulon anu dipingpin ku Raja Giri Layang. Dina
ngokolakeun nagari,manehna dibantuan ku adi awewe na namina Putri Giri Cegah. Maranehanana
duaan marentah karajaan kalawan wijaksana sarta rahayat na sejahtera.

Hiji wanci,Putri Giri Cegah neda widi ka raka na kanggo merantau pilari elmu. Kalawan caos
deudeuh,Raja Giri Layang ngagabrug adi awewe na,Jika eta saleresna kahayang anjeun,Kanda
ngijinkeun na. Kanda bade berdoa mugi-mugi anjeun meunangkeun naon anu anjeun hoyong.
Nanging,ingatlah talatah Kanda,pergilah ka arah wetan sarta ulah kantos ngaliwatan perbatasan.

Putri Girl Cegah oge mitembeyan lalampahan na. la mapan suku ka arah wetan ngaliwatan
leuweung,gunung,landeuh,sarta sagala rupa macem aral. Sanggeus berbulan-sasih mapan,manehna
anjog di hiji leuweung belantara. Sabot kanggo ngalesotkeun Ielah,Putri Giri Cegah mendak hiji telaga
wening anu dikurilingan ku taman anu endah pisan.

Indah kalintang tempat ieu,saha tea anu menbuatnya ? guman Putri Giri Cegah. Ningali kejernihan cai
telaga,Putri Giri Cegah ahirna megatkeun kanggo ibak sambil melepaskah Ielah.

la henteu nyadar yen aya hiji jalma anu nengetan na ti semak-semak. Jalmi kasebat nyaeta saurang patih
ti hiji karajaan di Jawa anu ngabogaan tugas merawat telaga kasebat. Telaga eta teh tempat permandian
raja-raja Jawa sanggeus rengse moro.

Patih eta kainget yen raja na tacan ngagaduhan pamajikan. Mojang geulis kasebat dirasa cocog kanggo
gondeng Sang Raja. Kaliwat,patih eta kalawan ngahaja nyokot karembong Putri Giri Cegah. Ningali
karembong na dicokot,Putri Giri Cegah geura-giru ngudag maling baju na.

Hei Saha anjeun? Kembalikan baju kuring!

Patih ngahaja ngalaunkeun lumpat na supados sang putri ngiring na. Sampailah maranehanana di jero
Karaton Raja. Ningali saurang putri anu geulis kawanti-wanti eta,Raja langsung labuh hate.

Putri anu geulis. Abdi kanggo pilari saurang permaisuri kanggo kuring,maukah anjeun barobah kaayaan
pamajikan kuring?

Anjog-anjog,Putri Giri Cegah ngarasakeun salira na lemah sarta kakiatan na ical. la kainget talatah raka
na supados henteu ngaliwatan perbatasan clan kiwari manehna atos ngarempak na. Kalawan
kapaksa,manehna nampi lamaran Sang Raja.

Abdi purun barobah kaayaan pamajikan anjeun kalawan hiji sarat,ulah kantos hoyong terang atawa
mencampuri urusan awewe.
Raja sapuk sarta maranehanana oge nikah. Kaliwat,Putri Giri Cegah ngandung. Hiji dinten,

DOGENG BAHASA SUNDA

Gagak Jadi Hideung

Kacaritakeun baheula dina hiji tempat aya oray naga keur nawu
balong. Sungutna ngegel kana tangkal huni, buntutna
dibeulitkeun kana pancuh tambakan beulah dieu. Awakna malang
dina balong tea, tuluy di ayun keun goplak, goplak, goplak dipake
nawu balong tea.
Teu kungsi lila balong teh saat laukna sing kocopok loba. Jol
datang gagak kadinya haritamah gagak teh buluna bodas
ngeplak. Ujug-ujug corokcok weh laukna dipacokan nepi beak
lauk nu baradagnamah.
Ku oray sanca katempoen gagak maling lauk, geuwat
digenggereuhkeun, tapi gagak ngalah beuki ngahajakeun. Atuh
oray ambek sebrut bae diudag gagakteh. Gagak teh hiber
kuorang diobrot, gagak teh bingung da diberik wae sieunen
katewak. Kabeneran aya nu keur neleum, gebrus bae gagak teh
asup ka jero pijanaan. Atuh ari muncul deui teh geus lestreng .
Barang jol oray sanca teh panglingeun, da jadi hideung lestereng.
Pok weh oray sanca nanya, mahlik hideung maneh nempo
sakadang gagak teu bieu liwat kadieu?
Gagak teh sorana digedekeun, ngomongna oge basa Betawi, da
sieunen katara, Engga, gaaaa!
Tah kitu sasakalana manuk gagak buluna hideung jeung sorana
gaaa, gaaaak!

Anda mungkin juga menyukai