Anda di halaman 1dari 9

1.

Kerajaan Kutai
a. Jelaskan apa saja Prasanti kerjaan kutai : 1. Prasasti Yupa Peninggalan pertama yang
memberikan banyak informasi adalah Prasasti Yupa. Yupa merupakan tiang batu yang
bertuliskan berita tentang Kerajaan Kutai. Prasasti ini dibuat dengan tulisan huruf
Pallawa dengan bahasa Sansekerta yang banyak digunakan di India Selatan. Dari
prasasti itu ditemukan banyak informasi penting dari silsilah anggota kerajaan, tempat
sedekah, dan lain sebagainya. 2. Kura-Kura Emas Ada juga peninggalan kura-kura emas
yang kini disimpan di Museum Mulawarman. Patung kura-kura ini berukuran setengah
kepalan tangan dan merupakan persembahan pangeran dari Kerajaan China pada Putri
Sultan Kutai yang bernama Aji Bidara Putih. 3. Kering Bukit Kang Kering Bukit Kang
merupakan sebuah keris yang digunakan oleh Permaisuri Aji Putri Karang Melenu yang
merupakan permaisuri Raja Kutai yang pertama. Menurut cerita yang tersebar, dulunya
putri pernah ditemukan dalam sebuah gong yang hanyut di atas bambu. Di dalam gong
itu bukan hanya ada putri tapi juga telur ayam da sebuah kering. 4. Singgasana Ada juga
peninggalan dua buah singgasana yang digunakan setelah Kerajaan Kutai jatuh ke
Kesultanan Kutai. Dua buah kursi itu berwarna kuning dan di sekitarnya dilengkapi
dengan payung dan umbul-umbul. 5. Kalung Ciwa Kerajaan Kutai juga memiliki
peninggalan berupa kalung ciwa yang ditemukan di sekitar Danau Lipan, Muara Kaman
pada tahun 1890. Kalung tersebut pun masih digunakan hingga saat ini sebagai
perhiasan kerajaan yang dipakai raja.
b. Siapa Raja Besar dari kerjaan Kutai : Mulawarman adalah raja terbesar kerajaan Kutai.
Seperti dijelaskan di atas Mulawarman adalah anak Aswawarman dan cucu Kudungga.
Asal nama Mulawarman dan Aswawarman terpengaruh bahasa Sansakerta bila dilihat
dari cara penulisannya. Hubungan ketiga generasi diatas bisa dilihat dari sebuah
prasasti yupa. dalam buku sejarah nasional Indonesia II: zaman kuno yang ditulis oleh
Marwati Djoened Poesponegoro dan Nugroho Notosusanto yang diterbitkan oleh balai
pustaka halaman 36, transleterasi prasasti di atas adalah sebagai berikut: "Sang
maharaja Kundungga, yang amat mulia, mempunyai putra mashur, sang Aswawarman
namanya, yang seperti angsuman (dewa matahari) menumbuhkan keluarga yang sangat
mulia."
c. Kehidupan Sosial Masyarakat : Seperti disebut pada prasasti Yupa, masyarakat Kerajaan
Kutai banyak yang menganut agama Hindu. Meski menganut agama Hindu, yang berasal
dari India, masyarakat Kutai tetap melestarikan budaya lokalnya. Kehidupan budaya
Kutai juga sudah maju, yang dibuktikan dengan adanya upacara Vratyastoma. Upacara
ini diselenggarakan pada masa pemerintahan Raja Mulawarman, di mana pemimpin
upacaranya adalah seorang Brahmana yang merupakan orang asli Kutai. Dengan adanya
seorang Brahmana asli Kutai, menandakan bahwa masyarakatnya memiliki kesadaran
akan ilmu pengetahuan yang tinggi.

2. Kerajaan Taruma Negara


a. Jelaskan apa saja prasanti kerajaan tarumanegara : Prasasti Ciaruteun merupakan batu
peringatan yang berasal dari masa Kerajaan Tarumanegara sekitar abad V Masehi yang
ditandai dengan bentuk tapak kaki Raja Purnawarman. Prasasti Ciaruteun sekarang
ditempatkan pada lahan berpagar seluas sekitar 1.000 m2 dan dilengkapi cungkup
berukuran 8 x 8 m. Prasasti dipahatkan pada sebongkah batu andesit. Prasasti ini ditulis
dengan huruf Palawa berbahasa Sansekerta, dituliskan dalam bentuk puisi India dengan
irama anustubh terdiri dari 4 baris. Berdasarkan pembacaan oleh Poerbatjaraka prasasti
tersebut berbunyi: vikkranta syavani pateh srimatah purnnavarmmanah
tarumanagarendrasya visnoriva padadvayam yang artinya sebagai berikut : "ini (bekas)
dua kaki, yang seperti kaki dewa Wisnu, ialah kaki Yang Mulia Sang Purnavarman, raja di
negeri Taruma, raja yang gagah berani di dunia"
b. Raja besar dari Kerajaan Tarumanegara : Tarumanegara mencapai masa kejayaan pada
masa pemerintahan Purnawarman yang dikenal cerdas dan berwibawa. Pada tahun 397
M, Purnawarman membangun ibu kota kerajaan di sekitar pantai yang kemudian
dianggap sebagai cikal bakal Sunda. Menurut prasasti Tugu, Raja Purnawarman sukses
melakukan penaganan banjir dengan membuat sungai Candrabaga sepanjang 12 km.
Selain itu, ia juga memberikan persembahan berupa pemberian 1000 ekor sapi.
Dibawah kepemimpinannya, ia menguasai 48 kerajaan daerah. Wilayah kekuasaannya
meliputi Jawa Barat, Mulai Banten, Jakarta, Bogor dan Cirebon. Kerajaan Tarumanegara
juga sudah melakukan hubungan diplomatik dengan Cina.
c. Kehidupan sosial masyarakat : Kehidupan sosial budaya kerajaan tarumanegara
tercermin begitu tentram, damai, serta teratur. Toleransi dan kasih sayang antar sesama
rakyat juga begitu kental. Sang raja begitu memikirkan tentang kesejahteraan rakyatnya.
Sehingga terus membuat inovasi terbaik untuk diwariskannya. Budaya gotong royong,
kemanusiaan, hingga literasinya sangat mapan dan cukup stabil. Hingga pada suatu
masa, kerajaan ini mencapai masa terpuruknya hingga hancur tanpa sisa.

3. Kerajaan Pajajaran
a. Prasasti kerajaan Pajajaran : 1. Prasasti Sanghyang Tapak Prasasti Sanghyang Tapak
terdiri dari dua prasasti, yaitu Sang Hyang Tapak I dan Sanghyang Tapak II yang
dipahatkan pada empat batu alam mengandung pasir. Saat ini prasasti Sanghyang Tapak
I dan II disimpan di Museum Nasional. 2.Prasasti Kawali Prasasti Astana Gede atau
Prasasti Kawali merujuk pada beberapa prasasti yang ditemukan di kawasan Kabuyutan
Kawali, kabupaten Ciamis, terutama pada prasasti "utama" yang bertulisan paling
banyak (Prasasti Kawali I). Adapun secara keseluruhan, terdapat enam prasasti.
Kesemua prasasti ini menggunakan bahasa Sunda kuno dan aksara Sunda kuno. 3.Carita
Parahyangan Carita Parahiyangan merupakan nama suatu naskah Sunda kuna yang
dibuat pada akhir abad ke-16, yang menceritakan sejarah Tanah Sunda, utamanya
mengenai kekuasaan di dua ibukota Kerajaan Sunda yaitu Keraton Galuh dan keraton
Pakuan. Naskah ini merupakan bagian dari naskah yang ada pada koleksi Museum
Nasional Indonesia Jakarta dengan nomor register Kropak 406. Naskah ini terdiri dari 47
lembar daun lontar ukuran 21 x 3 cm, yang dalam tiap lembarna diisi tulisan 4 baris.
Aksara yang digunakan dalam penulisan naskah ini adalah aksara Sunda. 4. Carita
Waruga Guru Carita Waruga Guru adalah naskah Sunda klasik yang ditulis pada kertas
daluang dengan aksara Sunda kuno. Naskah ini diperkirakan ditulis pada sekitar akhir
abad ke-17 atau sekitar awal abad ke-18.
b. Raja Besar dari Kerajaan Pajajaran : Prabu Siliwangi atau Prabu Dewataprana Sri Baduga
Maharaja adalah raja pertama Kerajaan Pajajaran yang berkuasa antara 1482-1521.
Pada masa pemerintahannya, Kerajaan Pajajaran mengalami perkembangan pesat.
Tindakan pertama yang diambil setelah resmi menjadi raja adalah membebaskan
penduduknya dari empat macam pajak. Ketika memerintah, Prabu Siliwangi dikenal
sebagai pemimpin yang memegang teguh asas kesetaraan dalam kehidupan sosial,
agama, budaya, ekonomi, dan politik. Nama asli Prabu Siliwangi adalah Jaya Dewata. Ia
lahir pada 1401 di Kawali Galuh (sekarang Ciamis). Prabu Siliwangi adalah putra dari
Prabu Dewa Niskala sekaligus cucu dari Niskala Wastu Kancana. Menurut Prasasti
Batutulis, ia dinobatkan sebanyak dua kali, yaitu sebagai raja Kerajaan Sunda dan raja
Kerajaan Galuh. Periode terakhir Kerajaan Sunda-Galuh inilah yang kemudian dikenal
sebagai masa Kerajaan Pajajaran dengan pusat pemerintahan di Pakuan Pajajaran.
c. Kehidupan sosial budaya : Kehidupan Sosial yang ada di masyarakat Pajajaran yakni
berupa seniman, baik itu penari, pemain gamelan atau badut dan juga dari golongan
petani dan peradangan. Sedangkan golongan jahat yang dianggap oleh masyarakat yakni
berupa, tukang copet, pencuri, maling atau perampas. Sementara untuk Budaya yang
ada di kerjaan ini dipengaruhi oleh agama Hindhu. Pengaruh dari agama tersebut dapat
dilihat dari peninggalan yang ditinggalkan diantaranya adalah Prasasti, Batuk, kitab
cerita dari Parahyangan dan juga terdapat Kitab Sanvyang Siskanda.

4. Kerajaan Sriwijaya
a. Prasasti Kerajaan Sriwijaya : 1. Prasasti Kota Kapur Salah satu peninggalan ini merupakan
salah satu prasasti yang ditemukan di Pulau Bangka bagian Barat. Isi dari prasasti ini
dipercaya merupakan bentuk kutukan bagi orang yang melanggar kutukan perintah dari
Raja Sriwijaya. 2. Prasasti Kedukan Bukit Selanjutnya ialah prasasti kedukan bukit yang
ditemukan di tepi sungai Batang, Kedukan Bukit, Kota Palembang Sumatera Selatan.
Pada prasasti ini, terdapat angka 686 yang diketahui sebagai tahun ditulisnya huruf
Pallawa dan Bahasa Sansekerta. Di bagian dalam prasasti ini, terdapat beberapa
ungkapan tentang Dapunta Hyang yang menaiki perahu dan mengisahkan mengenai
kemenangan Kerajaan Sriwijaya. 3. Prasasti Palas Pasemah Berikutnya ialah Palas
pasemah yang ditemukan di pinggir rawa Desa Palas Pasemah, Lampung Selatan. Yang
mana di prasasti tersebut, memiliki huruf Pallawa dan Bahasa Melayu Kuno yang berarti
sebuah kutukan bagi orang-orang jahat yang menghianati Raja Sriwijaya.
b. Raja Besar Kerajaan Sriwijaya : Kerajaan Sriwijaya mencapai masa puncak kejayaan pada
masa pemerintahan Raja Balapuntradewa pada abad ke 8 M dan 9 M. Pada dasarnya,
Kerajaan Sriwijaya mengalami masa gemilang hingga masa pemerintaha Sri Marawijaya.
c. Kehidupan Sosial budaya : Kehidupan sosial budaya masyarakat di kerajaan Sriwijaya
ditandai dengan kegiatan perniagaan di Selat Malaka yang menjadikan Sriwijaya sebagai
kerajaan besar, dan pengaruh kuat agama Buddha pada masyarakatnya. Kerajaan
Sriwijaya menggunakan Bahasa Melayu Kuno, yang menjadi dasar dari bahasa Melayu
dan bahasa Indonesia.
5. Kerajaan Kalingga
a. Prasasti Kerajaan Kalingga : 1. Prasasti Tukmas, Prasasti Tukmas ditemukan di Dusun
Dakawu, Desa Lepak, Kecamatan Grabag, Magelang, Jawa Tengah. Prasasti ini berhuruf
Pallawa dan berbahasa Sansekerta. Isi dari prasasti ini menyebutkan mata air jernih dan
bersih yang mengalir yang disamakan dengan Sungai Gangga di India. Pada prasasti ini
juga terdapat gambar – gambar kendi, kelasangka, trisula, cakra, bunga teratai dan
kapak sebagai bukti corak Hindu pada Kerajaan Kalingga. 2. Prasasti Sojomerto, Prasasti
Sojmerto ditemukan di Desa Sojomerto, Kecamatan Reban, Kabupaten Batang, Jawa
Tengah. Prasasti ini beraksara Kawi dan berbahasa Melayu Kuno yang diperkirakan
berasal dari abad ke 7 M. Isi dari prasasti ini adalah munculnya tokoh bernama Dapunta
Selendra yaitu anak dari Santanu dan ibunya bernama Bhadrawati sedangkan istrinya
bernama Sampula. Menurut Prof. Drs. Boechari, Dapunta Selendra merupakan cikal
bakal raja-raja keturunan Wangsa Sailendra yang kemudian berkuasa di Kerajaan
Mataram Hindu.
b. Raja besar kerajaan Kalingga : kerajaan ini diperintahkan oleh Ratu Shima yang dikenal
bertindak adil dan bijaksana. Pemerintahannya sangat keras dan berlandaskan kejujuran
serta keadilan, sehingga tidak ada satu orang pun dari rakyatnya yang berani melanggar
hak dan kewajiban, serta peraturan yang telah dikeluarkan oleh kerajaan. Selain itu,
pada masa kepemimpinannya, Kerajaan Kalingga menjadi maju yang ditopang dari
berbagai sektor seperti ekonomi, pertanian, perdagangan, agama, dan militer. Berita
dari China mengabarkan bahwa hukum dan keadilan di kerajaan ini diterapkan dengan
sangat tegas oleh Ratu Shima. Siapa yang terbukti melakukan perbuatan yang tidak
terpuji akan dihukum sesuai dengan kesalahannya. Peraturan yang sangat terkenal
untuk menggambarkan ketegasan Ratu Shima adalah: "Barang siapa yang mencuri akan
dipotong tangannya".
c. Kehidupan Sosial Budaya : Penduduk Kalingga hidup dengan teratur. Ketertiban dan
ketentraman sosial di Kalingga dapat berjalan dengan baik berkat kepemimpinan Ratu
Sima yang tegas dan bijaksana dalam menjalankan hukum dan pemerintahan. Dalam
menegakkan hukum Ratu Sima tidak membedakan antara rakyat dengan anggota
kerabatnya sendiri. Berita mengenai ketegasan hukum Ratu Sima pernah didengar oleh
Raja Ta-Shih. Ta-Shih adalah sebutan Cina untuk kaum muslim Arab dan Persia. Raja Ta-
Shih lalu menguji kebenaran khabar tersebut.Dia memerintahkan anak buahnya untuk
meletakkan satu kantong emas di jalan wilayah Kerajaan Ratu Sima.Selama tiga tahun
kantong itu dibiarkan tergeletak di jalan dan tidak seorang pun berani menyentuh.
Setiap orang melewati kantong emas itu berusaha menyingkir. Pada suatu hari putra
mahkota tidak sengaja menginjak kantong itu sehingga isinya berhamburan. Kejadian ini
membuat Ratu Sima marah dan memerintahkan hukuman mati untuk putra mahkota.
Akan tetapi, para menteri berusaha memohon pengampunan untuk putra mahkota.
Ratu Sima menanggapi permohonan itu dengan memerintahkan agar jari kaki putra
mahkota yang menyentuh kantong emas dipotong. Peristiwa ini adalah bukti ketegasan
Ratu Sima dalam menegakkan hukum.

6. Kerajaan Mataram
a. Prasasti Kerajaan Mataram : 1. Prasasti Canggal Lihat Foto Prasasti Canggal merupakan
prasasti peninggalan dari Mataram Kuno(Kemendikbud) Prasasti Canggal merupakan
peninggalan Kerajaan Mataram Kuno yang berangka tahun 654 Saka atau 732 M.
Prasasti ini ditemukan di Gunung Wukir, Desa Canggal, Kecamatan Salam, Magelang,
Jawa Tengah. Prasasti Canggal ditulis dengan huruf Pallawa dan bahasa Sansekerta. Isi
dari Prasasti Canggal adalah asal usul Dinasti Sanjaya dan pembangunan sebuah lingga
di Bukit Stirangga. Disebutkan pula bahwa yang menjadi raja sebelumnya adalah Sanna
yang digantikan oleh Sanjaya yang merupakan keturunan Sannaha saudara perempuan
Sanna. 2. Prasasti Kalasan Lihat Foto Prasasti Kerajaan Medang Mataram Kuno Jawa
Tengah, menyebutkan tentang Dinasti Sailendra dan pembangunan candi yang
didedikasikan untuk Dewi Tara Buddha di Kalasan.(Gunawan Kartapranata) Prasasti
Kalasan merupakan peninggalan Kerajaan Mataram Kuno yang berangka tahun 700 Saka
atau 778 M. Sesuai namanya, prasasti ini ditemukan di Desa Kalasan, Daerah Istimewa
Yogyakarta. Prasasti Kalasan ditulis dengan huruf Pranagari dan bahasa Sansekerta.
Prasasti ini berisi cerita pendirian bangunan suci untuk Dewi Tara dan biara untuk
pendeta oleh raja Panangkaran atas permintaan Keluarga Syailendra. Disebutkan pula
bahwa Panangkaran juga menghadiahkan Desa Kalasan untuk para Sanggha atau umat
Buddha. Adapun bangunan suci untuk Dewi Tara diidentifikasi sebagai Candi Kalasan
sekarang. 3. Prasasti Klurak Prasasti Klurak merupakan peninggalan Kerajaan Mataram
Kuno yang berangka tahun 782 M. Prasasti ini ditemukan di daerah Prambanan berisi
cerita tentang pembuatan Arca Manjusri di sebelah utara Prambanan oleh Raja Indra
yang bergelar Sri Sanggramadananjaya
b. Raja Besar Kerajaan Mataram : Sultan Agung dikenal sebagai salah satu raja yang
berhasil membawa kerajaan Mataram Islam mencapai puncak kejayaan pada 1627,
tepatnya setelah empat belas tahun Sultan Agung memimpin kerajaan Mataram Islam.
c. Kehidupan sosial budaya : Kehidupan sosial masyarakat Mataram Kuno, memiliki
kelebihan dalam seni budaya bangunan/arsitektur seperti berhasil membangun candi-
candi yang besar, indah dan megah, masyarakatnya juga dikenal sebagai masyarakat
bermatapencaharian di bidang agraris, menjunjung toleransi antara umat beragama
Hindu dan Buddha

7. Kerajaan Medang Kamulan


a. Prasasti Kerajaan Medang Kamulan : Prasasti Mpu Sindok Prasasti Mpu Sindok tentunya
adalah prasasti peninggalan Mpu Sindok yang menjelaskan mengenai kehidupan politik
Medang Kamulan semasa Mpu Sindok bersama dengan Sri Wardhani Pu Kbi. Prasasti itu
ditemukan di Jombang, Jawa Timur dalam bentuk batu besar. Prasasti Calcuta
Selanjutnya adalah Prasasti Calcuta yang menjadi peninggalan dari Raja Airlangga.
Prasasti Calcuta ini berisi tentang silsilah keluarga dari raja pertama Medang Kamulan,
Mpu Sindok. Selain itu juga berisi tentang peristiwa hancurnya istana milik
Dharmawangsa. Prasasti Anjuk Ladang Prasasti Anjuk Ladang adalah prasasti yang
ditemukan di Jawa Timur. Prasasti ini berisi tentang awal berdirinya Medang Kamulan.
Candi-Candi Terdapat beberapa candi yang menjadi peninggalan dari Kerajaan ini.
Candi-candi yang ditinggalkan oleh Medang Kamulan ini dapat dibilang adalah candi-
candi besar di Jawa Tengah, seperti Candi Prambanan, Candi Kalasan, dan Candi Ijo.
b. Raja Besar dari Kerajaan Medang kamulan : Raja Airlangga dikenal sebagai raja terbesar
Kerajaan Medang. Berikut yang tidak termasuk kebijakan Airlangga selama memerintah
adalah membangun waduk di Waringin Pitu, mendirikan pusat pendidikan agama
Buddha,membebaskan pajak di Pelabuhan Kambang Putih ,memindahkan pusat
pemerintahan dari Wutan Mas ke Kahuripan,membagi wilayah kerajaan menjadi dua,
yaitu Jenggala dan Panjalu
c. Kehidupan sosial budaya : Kehidupan sosial masyarakat Kerajaan Medang Kamulan
sudah teratur. Struktur sosial masyarakat dibedakan berdasarkan pembagian kasta.
Masyarakat hidup berdampingan secara damai walaupun mereka berbeda agama.
Dengan demikian, jawaban yang tepat, adalah Kehidupan sosial masyarakat Kerajaan
Medang Kamulan sudah teratur

8. Kerajaan Singosari
a. Prasasti Kerajaan Singosari : Candi Singasari Candi Singasari ditemukan Nicolaus
Engelhard pada 1803 di tengah hutan jati, kini di kota kecamatan Singasari dekat kota
Malang. Candi ini juga menyimpang sebagian abu Raja Singasari terakhir, Kertanegara.
Di Candi SIngasari juga ditemukan arca Prajnaparamita yang disebut penduduk
setempat sebagai 'patung Ken Dedes'. Candi Jawi Candi Jawi memiliki nama asli Jajawa
dan dibangun sekitar abad ke -13. Candi ini berada di kaki Gunung Welirang, Desa Candi
Wates, Kecamatan Prigen, Pasuruan, Jawa Timur. Candi Jawi juga dikenal sebagai
tempat penyimpanan abu raja terakhir Singasari, Kertanegara. Candi Kidal Candi Kidal ini
terletak di lembah Gunung Bromo. Di ruangan candi ini dulu terdapat arca Siwa
Mahadewa yang sekarang disimpan di Royal Tropical Institute di Amsterdam. Arca Siwa
Mahadewa ini kemungkinan perwujudan dari Raja Anusapati, raja kedua Kerajaan
Singasari, keterangan dari Kitab Negarakertagama. Prasasti Singasari Prasasti Singasari
atau Prasasti Gajah Mada ditemukan di sebelah Utara Candi Singosari, Malang, Jawa
Timur pada 1904. Prasasti ini diukir di batu dengan aksara Jawa kuno. Isi Prasasti
Singasari diawali dengan penyebutan tahun 1214 Śaka bulan Jyeṣṭa adalah wafatnya
(kamoktan) Raja Kertanagara. Dalam prasasti ini, Kertanegara yang disebut sebagai
Paduka Bhaṭāra sang lumah ring Siwa Buddha. Sedangkan tahun 1214 Saka bertepatan
dengan tahun 1292 M, saat raja terakhir Singasari, Kertanegara wafat dalam serangan
Jayakatwang. Arca Amoghapasa Prasasti ini ditulis dengan huruf Jawa Kuna dan bahasa
campuran antara Sansekerta dan Melayu Kuno. Isinya menceritakan tentang Arca
Amoghapasa yang berasal dari Bhumi Jawa dan ditempatkan di Dharmmasraya. Arca ini
merupakan persembahan dari Kertanegara, Raja Singasari di Jawa kepada Sri Maharaja
Srimat Tribhuwanaraja Mauliwarmmadewa yang berkuasa di Kerajaan Dharmmasraya di
Melayu. Arca ini kini disimpan di Museum Nasional Jakarta.
b. Kertanegara merupakan raja terbesar Kerajaan Singasari yang tercantum dalam sejarah
Nusantara. Raja Kertanegara memiliki gelar Sri Maharajadhiraja Sri Kertanegara. Raja
Kertanegara adalah putra dari Raja Wisnuwardhana dan Jayawardhani atau Waning
Hyun. Ibunya termasuk cucu dari Ken Dedes dan Ken Arok sebagai pendiri Kerajaan
Singasari. Sebagai keturunan raja, maka ia diangkat menjadi raja kelima dari Kerajaan
Singasari.
c. Kehidupan sosial budaya : Kehidupan sosial di Kerajaan Singasari sangat dipengaruhi
oleh agama Hindu, sehingga banyak ritual dan kepercayaan yang berkaitan dengan
ajaran agama tersebut. Berikut adalah beberapa poin penting yang bisa menjelaskan
tentang kehidupan sosial di Kerajaan Singasari. 1. Sistem Pemerintahan Kerajaan
Singasari memiliki sistem pemerintahan yang cukup kuat, dengan raja sebagai pemimpin
tertinggi. Raja Singasari juga memiliki para pejabat yang bertanggung jawab atas
berbagai bidang, seperti keamanan, keuangan, dan pelayanan publik. 2. Pendidikan dan
Kebudayaan Kerajaan Singasari sangat menghargai pendidikan dan kebudayaan, di
mana banyak sekali ahli sastra, filsafat, dan agama yang lahir pada masa itu. Banyak juga
karya sastra seperti Kakawin Nagarakretagama yang merupakan warisan kebudayaan
Kerajaan Singasari. Selain itu, kerajaan ini juga memperkenalkan berbagai teknologi
baru, seperti sistem irigasi dan teknik pertanian. 3. Agama Hindu Agama Hindu
memainkan peran penting dalam kehidupan sosial di Kerajaan Singasari. Banyak ritual
dan upacara yang dilakukan dalam rangka mempersembahkan puja dan bhakti kepada
para dewa dan dewi Hindu. Selain itu, agama Hindu juga sangat mempengaruhi seni dan
kebudayaan di Kerajaan Singasari, seperti tari dan musik. 4. Perdagangan Perdagangan
menjadi salah satu sektor penting dalam kehidupan sosial di Kerajaan Singasari. Banyak
sekali benda-benda seni, keramik, dan perhiasan yang ditemukan di Kerajaan Singasari
berasal dari berbagai wilayah, seperti Tiongkok, India, dan Arab. Selain itu, kerajaan ini
juga memiliki hubungan dagang yang baik dengan negara-negara di Asia Tenggara,
seperti Siam dan Kamboja.

9. Kerajaan Kediri
a. Prasasti Kerajaan Kediri : 1. Prasasti Sirah Keting Peninggalan Kerajaan Kediri yang
pertama adalah keberadaan dari Prasasti Sirah Keting yang ditemukan di Ponorogo,
Jawa Timur. Prasasti Sirah Keting ditulis dengan menggunakan aksara dan bahasa Jawa
kuno dengan angka tahun 1126 saka atau tahun 1204 Masehi. Seperti pada prasasti
umumnya, peninggalan Kerajaan Kediri ini ditulis di atas sebuah batu yang memiliki
bentuk persegi panjang. Isi dari Prasasti Sirah Keting adalah sebuah hadiah berupa tanah
bagi rakyatnya dari Sri Jayawarsa Digwijaya Sastraprabhu yang merupakan cucu dari
penguasa Kerajaan Medang, Dharmawangsa Teguh. 2. Prasasti Kamulan Prasasti
Kamulan berisi tentang sejarah daerah Trenggalek dan Tulungagung yang berada di
Jawa Timur. Prasasti Kamulan sendiri diperkirakan dibuat pada 1194 M atau pada saat
Raja Kertajaya bertakhta. Selain berisikan sejarah Trenggalek dan Tulungagung, prasasti
ini juga memuat peristiwa penting Kerajaan Kediri yang mendapat serangan dari
kerajaan lain dari timur. 3. Prasasti Ngantang Prasasti peninggalan Kerajaan Kediri
berikutnya adalah Prasasti Ngantang yang diperkirakan dibangun pada 1194 M. Isi dari
Prasasti Ngantang adalah status dari Desa Ngantang yang menjadi daerah perdikan atau
bebas pajak tanah yang diberikan oleh raja terbesar Kerajaan Kediri, Raja Jayabaya.
b. Raja Besar Kerajaan Kediri : Raja terbesar di Kerajaan Kediri adalah Raja Jayabaya yang
berkuasa sejak 1135 hingga 1159. Sri Jayabaya adalah salah satu raja yang berhasil
membawa Kerajaan Kediri mencapai puncak kejayaan. Di bawah pemerintahannya,
Kerajaan Kediri berhasil memperluas wilayahnya hingga ke Kalimantan dan Kerajaan
Ternate. Dengan luas wilayah kekuasaan yang dimiliki, armada laut Kerajaan Kediri juga
sangat kuat. Bahkan, eksistensi Kerajaan Kediri diketahui sampai ke Tiongkok yang
dibuktikan denagan tulisan seorang saudagar, Khou Ku Fei, yang menuliskan tentang
karakteristik masyarakat pada era Kerajaan Kediri. Selain dikenal sebagai seorang raja
yang bijaksana, Jayabaya juga sering digadang-gadang sebagai seorang pujangga pada
zamannya. Tidak hanya itu, konon Jayabaya juga disebut-sebut pandai meramal.
c. Kehidupan sosial budaya : Bidang Sosial Budaya Kehidupan Sosial Busaya kerajaan Kediri
ditandai dengan perilaku penduduk yang sudah bermoral seperti memakai pakian
hingga bawah lutut, rambut diurai, dan menerapkan pola hidup bersih dan rapi. Ketika
terjadi perkawinan, pihak mempelai wanita mendapat mas kawin yang berupa emas.

10. Kerajaan Majapahit


a. Prasasti kerajaan Majapahit : 1. Prasasti Kudadu prasasti Kudadu yang berangka tahun
1294 M ini menceritakan tentang Raden Wijaya yang dibantu oleh Rama Kudadu dalam
pelarian dari ancaman Jayakatwang, yang telah membunuh Raja Kertanegara dari
Kerajaan Singasari. 2. Prasasti Sukamerta Prasasti Sukamerta mengisahkan tentang
Raden Wijaya yang memperistri empat putri Kartanegara. Selain itu, diceritakan pula
penobatan Jayanegara, putra Raden Wijaya yang menjadi raja di Kediri pada 1295 M. 3.
Prasasti Prapancasapura Prasasti yang berangka tahun 1320 M ini dibuat oleh Ratu
Tribhuwanatunggadewi, yang berkuasa di Majapahit antara 1328-1350 M. Prasasti ini
menceritakan tentang sang putra, Hayam Wuruk, yang memiliki nama lain Kummaraja
Jiwana.
b. Raja terbesar Kerajaan Majapahit : Raja Hayam Wuruk merupakan raja Majapahit yang
terkenal dengan pandangan yang luas. Bahkan kebijakan politik Hayam Wuruk banyak
mengalami kesamaan dengan politik Gajah Mada.
c. Kehidupan Sosial Masyarakat : Kehidupan sosial masa Majapahit aman, damai, dan
tenteram. Dalam kitab Negarakrtagama disebutkan bahwa Hayam Wuruk melakukan
perjalanan keliling ke daerah-daerah untuk mengetahui sejauh mana kemajuan dan
kesejahteraan rakyatnya. Perlindungan terhadap rakyat sangat diperhatikan. Demikian
juga peradilan, dilaksanakan secara ketat; siapa yang bersalah dihukum tanpa pandang
bulu. Dalam kondisi kehidupan yang aman dan teratur maka suatu masyarakat akan
mampu menghasilkan karya-karya budaya yang bermutu tinggi. Hasil budaya Majapahit
dapat dibedakan sebagai berikut. 1) Candi Banyak candi peninggalan Majapahit, seperti
Candi Penataran (di Blitar), Candi Brahu, Candi Bentar (Waringin Lawang), Candi Bajang
Ratu, Candi Tikus, dan bangunan-bangunan kuno lainnya, seperti Segaran dan Makam
Troloyo (di Trowulan). 2) Kesusanteran Zaman Majapahit bidang sastra sangat
berkembang. Hasil sastranya dapat dibagi menjadi zaman Majapahit Awal dan
Majapahit Akhir. a) Sastra Zaman Majapahit Awal (1) Kitab Negarakrtagama, karangan
Empu Prapanca. Isinya tentang keadaan kota Majapahit, daerah-daearah jajahan, dan
perjalananan Hayam Wuruk keliling ke daerah-daerah. (2) Kitab Sotasoma, karangan
Empu Tantular. Di dalam kitab ini terdapat ungkapan yang berbuny "Bhinneka tunggal
ika tan hana dharma mangrawa" yang kemudian dipakai sebagai motto negara kita. (3)
Kitab Arjunawijaya karangan EmpuTantular. Isinya tentang raksasa yang dikalahkan oleh
Arjuna Sasrabahu. (4) Kitab Kunjarakarna, tidak diketahui pengarangnya. b) Sastra
Zaman Akhir Majapahit (1) Kitab Pararaton, isinya menceritakan riwayat raja-raja
Singasari dan Majapahit. (2) Kitab Sudayana, isinya tentang Peristiwa Bubat. (3) Kitab
Sorandakan, isinya tentang pemberontakan Sora. (4) Kitab Ranggalawe, isinya tentang
pemberontakan Ranggalawe. (5) Kitab Panjiwijayakrama, isinya riwayat R.Wijaya sampai
dengan menjadi Raja Majapahit. (6) Kitab Usana Jawa, isinya tentang penaklukan Bali
oleh Gajah Mada dan Aryadamar. (7) Kitab Tantu Panggelaran, tentang pemindahan
gunung Mahameru ke Pulau Jawa oleh Dewa Brahma, Wisnu, dan Siwa.

Anda mungkin juga menyukai