Bagaimana keadaan politik, ekonomi, sosial & budaya kerajaan Kutai berdasarkan prasasti
Yupa?
1. Kehidupan politik.
Kehidupan politik pada Kerajaan Kutai dijelaskan dalam prasasti Yupa, dimana dijelaskan bahwa Raja
terbesar kerajaan Kutai adalah Raja Mulawarman, yang merupakan putra dari Raja Aswawarman. Raja
Aswawarman sendiri merupakan keturunan dari Raja Kudungga. Prasasti Yupa juga menjelaskan bahwa
Raja Aswawarman merupakan Dewa Matahari dan pendiri keluarga kerajaan sehingga disimpulkan bahwa
dia merupakan penganut agama Hindu.
2. Kehidupan Sosial.
Kehidupan sosial pada Kerajaan Kutai dijalankan dengan tertata, serta berjalan dengan tertib dan teratur.
Selain itu rakyat Kerajaan Kutai juga mempunyai kemampuan beradaptasi dengan budaya luar yakni
dengan India, serta kehidupan sosialnya mengikuti perubahan jaman namun tetap mempertahankan nilai
- nilai budaya masyarakat.
3. Kehidupan Ekonomi.
Kehidupan ekonomi pada Kerajaan Kutai, tak diketahui secara pasti, namun berdasarkan salah satu
prasasti yang berhasil ditemukan dan diterjemahkan dikatakan bahwa Raja Mulawarman melaksanakan
upacara korban emas serta memberikan hadiah sebanyak 20.000 ekor sapi kepada kaum Brahmana.
4. Kehidupan Budaya.
Kehidupan Budaya pada Kerajaan Kutai telah cukup maju yang dibuktikan dengan adanya upacara
Vratyastoma atau pemberkatan bagi pemeluk agama Hindu.
Pemberkatan Vratyastoma mulai dilaksanakan pada pemerintahan Raja Aswawarman yang dipimpin oleh
para pendeta dari kaum / golongan Brahmana yang berasal dari India. Sedangkan pada masa
pemeritnahan Raja Mulawarman kemungkinan besar upacara tersebut dipimpin oleh kaum Brahmana
Indonesia. Upacara yang dipimpin kaum Brahmana Indonesia menunjukkan bahwa kemampuan
intelektual kaum Brahmana Indonesia telah tinggi karena kaum Brahmana biasanya sudah menguasai
bahasa Sansekerta yang biasa digunakan pada bidang keagamaan.
2. Bagaimana keadaan politik, ekonomi, sosial & budaya kerajaan Tarumanegara berdasarkan
penemuan 7 buah prasasti?
Kehidupan Politik
Berdasarkan pesan yang tersurat pada Prasasti Tugu dan beberapa prasasti lain, diketahui bahwa Raja
Purnawarman adalah raja besar yang dinyatakan cukup berhasil dalam kepemimpinannya
Kehidupan ekonomi Kerajaan Tarumanegara diketahui dari adanya sumber sejarah, baik yang berupa
prasasti atau dari berita-berita Cina. Berdasarkan Prasasti Tugu yang menceritakan pembangunan Sungai
Candrabaga oleh Rajadirajaguru dan penggalian Sungai Gomati oleh Purnawarman misalnya, diperoleh
gambaran bahwa masyarakat kerajaan Tarumanegara mengandalkan sektor pertanian sebagai mata
pencaharian utama
Terkait dengan kehidupan sosial, masuknya pengaruh agama dan kebudayaan Hindu telah memegang
penting dalam sejarah kerajaan Tarumanegara. Pengaruh itu antara lain dikenalnya sistem dewa-dewi,
mitologi, bahasa dan sastra, serta upacara-upacara keagamaan. Salah satu bukti pengaruh ini bisa kita
temukan pada isi prasasti Kebon Kopi I.
Pertama, pahatan telapak kaki purnawarman tersebut menandakan bahwa daerah di sekitar tempat itu
merupakan wilayah kekuasaannya. Kedua, mengenai sikap raja purnawarman yang dapat disimpulkan
yakni baik hati, pengayom dan dapat melindungi rakyat, hal ini disebutkan ia mirip seperti Dewa Wisnu.
Ketiga, terdapat kesamaan perkembangan budaya dari prasasti tersebut dengan prasasti Yupa yang
merupakan peninggalan Kerajaan Kutai. Keempat, budaya Hindu di Jawa Barat khususnya Kerajaan
Tarumanegara memiliki kesamaan dengan budaya Hindu di Kalimantan, hal ini dibuktikan dari nama raja
Purnawarman dengan kata akhir "warman" mirip dengan nama raja di kerajaan kutai yakni Aswawarman
dan Mulawarman.
Berarti di suatu tempat terdapat sebuah sepasang telapak kaki gajah yang mirip dengan telapak kaki gajah
penguasa kerajaan Tarumanegara yang bernama Airawata.
Prasasti ini berisi pesan bahwasanya pada tahun 854 M, pemerintahan negara sudah dikembalikan ke
Kerajaan Sunda.
Berisi paharan gambar dahan, ranting, daun, dan buah-buahan, serta sepasang telapak kaki. Tidak
mengungkapkan sedikit pun sejarah kerajaan Tarumanegara.
6. Prasasti Tugu
Raja Purnawarman merupakan raja yang menggagas penggalian tersebut agar sungai tersambung dengan
laut.
Pada isi Prasasti Tugu juga menjelaskan tentang kekuasaan raja Purnawarman yang mengalami lika-liku,
kemudian dijelaskan ia merupakan raja besar yang memiliki sifat bijaksana dan pandai. Hal inilah yang
membuat ia juga menggali sungai Gomati, salah satu sungai yang jernih dan permai untuk dialirkan ke laut
setelah melewati tangah-tengah kediaman raja atau istana Purnawarman.
Dalam isi prasasti Tugu tersebut, penggalian sungai dimulai pada tanggal 8 paro gelap bulan dan selesai
pada tanggal 13 paro terang. Dapat disimpulkan bahwa penggalian berlangsung selama 21 hari dan
berhasil menggali sungai sepanjang 6122 tongkat/busur. Isi prasasti juga menjelaskan mengenai
pemberian sapi berjumlah seribu ekor kepada kaum brahmana.
Isi prasasti jambu jelas adalah memberi sanjungan dan pujian bagi Raja Purnawarman yang memerintah
pada saat itu, dimana ia berhasil memperluas wilayah kekuasaan Tarumanegara.
2) prasasti tuk mas di lereng gunung merbabu. prasasti ini merupakan bukti adanya kerajaan kalingga.
Letaknya yang strategis di Selat Malaka yang merupakan jalur pelayaran dan perdagangan
internasional.
Kemajuan kegiatan perdagangan antara India dan Cina yang melintasi Selat Malaka
sehingga membawa keuntungan yang besar bagi Sriwijaya.
Keruntuhan Kerajaan Funan di Vietnam Selatan akibat serangan kerajaan Kamboja
memberikan kesempatan bagi perkembangan Sriwijaya sebagai negara Maritim
(Sarwajala), yang selama abad ke-6 dipegang oleh kerajaan Funan.
9. Lihat buku halaman 104-105. Identifikasikan letak masing-masing wilayah Kerajaan Sriwijaya!
a. tulang-bawang yang terletak di lampung
b. kedah yang terletak di semenanjung melayu (682-685M)
c. pulau bangka yang terletak di pertemuan jalan perdagangan internasional (686M)
d. jambi yang terletak di tepi sungai batanghan (686M)
e. tanah genting kra yang terletak di bagian utara semenanjung melayu (775M)
f. kerajaan kalingga dan mataram kuno. diduga sriwijata ingin menguasai pantai utara jawa
bagian tengah
g. pembangunan sebuah pangkalan yang terletak di daerah ligor (775M)
10. Bagaimana keadaan politik, ekonomi, sosial, dan budaya kerajaan Sriwijaya?
Kehidupan Politik Kerajaan Sriwijaya
Kehidupan politik kerajaan Sriwijaya dapat ditinjau dari raja-raja yang memerintah, wilayah
kekuasaan, dan hubungannya dengan pihak luar negeri.
a. Raja yang memerintah (yang terkenal)
1) DapuntaHyang SriJayanasa
Beliau adalah pendiri kerajaan Sriwijaya. Pada masa pemerintahannya, dia berhasil memperluas
wilayah kekuasaan sampai wilayah Jambi dengan menduduki daerah Minangatamwan yang
terletak di dekat jalur perhubungan pelayaran perdagangan di Selat Malaka. Sejak awal dia telah
mencita-citakan agar Sriwijaya menjadi kerajaan maritim.
2) Balaputera Dewa
Awalnya, Balaputradewa adalah raja di Kerajaan Syailendra. Ketika terjadi perang saudara antara
Balaputra Dewa dan Pramodhawardani (kakaknya) yang dibantu oleh Rakai Pikatan (Dinasti
Sanjaya), Balaputra Dewa mengalami kekalahan. Akibatnya dia lari ke Kerajaan Sriwijaya, dimana
Raja Dharma Setru (kakak dari ibu Raja Balaputra Dewa) tengah berkuasa. Karena dia tak
mempunyai keturunan, dia mengangkat Balaputradewa sebagi raja.
Masa pemerintahan Balaputradewa diperkirakan dimulai pada tahun 850 M. Sriwijaya
mengalami perkembangan pesat dengan meingkatkan kegiatan pelayaran dan perdagangan
rakyat. Pada masa pemerintahannya pula, Sriwijaya mengadakan hubungan dengan Kerajaan
Chola dan Benggala (Nalanda) dalam bidang pengembangan agama Buddha, bahkan menjadi
pusat penyebaran agama Buddha di Asia Tenggara.
3) Sri SanggaramaWijayatunggawarman
Pada masa pemerintahannya, Sriwijaya dikhianati dan diserang oleh kerajaan Chola. Sang raja
ditawan dan baru dilepaskan pada masa pemerintahan Raja Kulottungga I di Chola.
b. Wilayah kekuasaan
Setelah berhasil menguasai Palembang, ibukota Kerajaan Sriwijaya dipindahakan dari Muara
Takus ke Palembang. Dari Palembang, Kerajaan Sriwijaya dengan mudah dapat menguasai
daerah-daerah di sekitarnya seperti Pulau Bangka yang terletak di pertemuan jalan perdagangan
internasional, Jambi Hulu yang terletak di tepi Sungai Batanghari dan mungkin juga Jawa Barat
(Tarumanegara). Maka dalam abad ke-7 M, Kerajaan Sriwijaya telah berhasil menguasai kunci-
kunci jalan perdagangan yang penting seperti Selat Sunda, Selat Bangka, Selat Malaka, dan Laut
Jawa bagian barat.
Pada abad ke-8 M, perluasan Kerajaan Sriwijaya ditujukan ke arah utara, yaitu menduduki
Semenanjung Malaya dan Tanah Genting Kra. Pendudukan pada daerah Semenanjung Malaya
memiliki tujuan untuk menguasai daerah penghasil lada dan timah. Sedangkan pendudukan pada
daerah Tanah Genting Kra memiliki tujuan untuk menguasai lintas jalur perdagangan antara Cina
dan India. Tanah Genting Kra sering dipergunakan oleh para pedagang untuk menyeberang dari
perairan Lautan Hindia ke Laut Cina Selatan, untuk menghindari persinggahan di pusat Kerajaan
Sriwijaya.
Daerah lain yang menjadi kekuasaan Sriwijaya diantaranyaTulang-Bawang yang terletak di
daerah Lampung dan daerah Kedah yang terletak di pantai barat Semenanjung Melayu untuk
mengembangkan usaha perdagagan dengan India. Selain itu, diketahui pula berdasar berita dari
China, Sriwijaya menggusur kerajaan Kaling agar dapat mengusai pantai utara Jawa sebab adalah
jalur perdagangan yang penting.
Pada akhir abad ke-8 M, Kerajaan Sriwijaya telah berhasil menguasai seluruh jalur perdagangan
di Asia Tenggara, baik yang melalui Selat Malaka, Selat Karimata, dan Tanah Genting Kra. Dengan
kekuasaan wilayah itu, Kerajaan Sriwijaya menjadi kerajaan laut terbesar di seluruh Asia
Tenggara.
c. Hubungan dengan luar negeri
Kerajaan Sriwijaya menjalin hubungan baik dengan kerajaan-kerajaan di luar wilayah Indonesia,
terutama dengan kerajaan-kerajaan yang berada di India, seperti Kerajaan Pala/Nalanda di
Benggala. Raja Nalanda, Dewapala Dewa menghadiahi sebidang tanah untuk pembuatan asrama
bagi pelajar dari nusantara yang ingin menjadi ‘dharma’ yang dibiayai oleh Balaputradewa.
2. Kehidupan Sosial Kerajaan Sriwijaya
Karena letaknya yang strategis, perkembangan perdagangan internasional di Sriwijaya sangat
baik. Dengan banyaknya pedagang yang singgah di Sriwijaya memungkinkan masyarakatnya
berkomunikasi dengan mereka, sehingga dapat mengembangkan kemampuan berkomunikasi
masyarakat Sriwijaya. Kemungkinan bahasa Melayu Kuno telah digunakan sebagai bahasa
pengantar terutama dengan para pedagang dari Jawa Barat, Bangka, Jambi dan Semenanjung
Malaysia.Perdagangan internasional ini juga membuat kecenderungan masyarakat menjadi
terbuka akan berbagai pengaruh dan budaya asing, salah satunya India.
Budaya India yang masuk berupa penggunaan nama-nama khas India, adat istiadat, dan juga
agama Hindu-Buddha. I-tsing menerangkan bahwa banyak pendeta yang datang ke Sriwijaya
untuk belajar bahasa Sanskerta dan menyalin kitab kitab suci agama Buddha. Guru besar yang
sangat terkenal di massa itu adalah Sakyakirti yang mengarang buku Hastadandasastra.
3. Kehidupan Ekonomi Kerajaan Sriwijaya
Pada awalnya kehidupan ekonomi masyarakat Sriwijaya bertumpu pada bidang pertanian.
Namun dikarenakan letaknya yang strategis, yaitu di persimpangan jalur perdagangan
internasional, membuat hasil bumi menjadi modal utama untuk memulai kegiatan perdagangan
dan pelayaran.
Karena letak yang strategis pula, para pedagang China yang akan ke India bongkarmuat di
Sriwijaya, dan begitu juga dengan pedagang India yang akan ke China. Dengan demikian
pelabuhan Sriwijaya semakin ramai hingga Sriwijaya menjadi pusat perdagangan se-Asia
Tenggara. Perairan di Laut Natuna, Selat Malaka, Selat Sunda, dan Laut Jawa berada di bawah
kekuasaan Sriwijaya.
4. Kehidupan Agama Kerajaan Sriwijaya
Kehidupan agama masyarakat Sriwijaya dipengaruhi oleh datangnya pedagang India. Pertama
adalah agama Hindu, lalu agama Buddha. Agama Buddha dikenalkan di Sriwijaya pada tahun 425
Masehi. I Tsing melaporkan bahwa Sriwijaya menjadi rumah bagi sarjana Buddha sehingga
menjadi pusat pembelajaran agama Buddha, khususnya aliran Mahayana.Selain itu ajaran
Buddha aliran Buddha Hinayana juga turut berkembang di Sriwijaya. Nama Dharmapala dan
Sakyakirti pun tidak asing lagi. Dharmapala adalah seorang guru besar agama Budha dari Kerajaan
Sriwijaya. Dia pernah mengajar agama Budha di Perguruan Tinggi Nalanda (Benggala). Sedangkan
Sakyakirti adalah guru besar juga. Dia mengarang buku Hastadandasastra.
Sangat dimungkinkan bahwa Sriwijaya yang termahsyur sebagai bandar pusat perdagangan di
Asia Tenggara, tentunya menarik minat para pedagang dan ulama muslim dari Timur Tengah.
Sehingga beberapa kerajaan yang semula adalah bagian dari Sriwijaya, lalu tumbuh menjadi cikal-
bakal kerajaan-kerajaan Islam di Sumatera kelak, disaat melemahnya pengaruh Sriwijaya.
11. Bagaimana keadaan politik, ekonomi, sosial, dan budaya kerajaan Mataram Kuno?
Kehidupan ekonomi masyarakat bertumpu pada pertanian. Kondisi alam bumi Mataram yang
tertutup dari dunia luar sulit untuk mengembangkan aktivitas perekonominan dengan pesat.
Bumi Mataram diperintah oleh dua dinasti, yakni Dinasti Sanjaya dan Dinasti Syailendra. Dinasti
Sanjaya beragama Hindu dengan pusat kekuasaannya di utara dengan hasil budayanya berupa candi-candi
seperti Gedong Songo dan Dieng. Dinasti Syailendra beragama Bundha dengan pusat kekuasaannya di
daerah selatan, dan hasil budayanya dengan mendirikan candi-candi seperti candi Borobudur, Mendut,
dan Pawon.
Semula terjadi perebutan kekuasan namun kemudian terjalin persatuan ketika terjadi perkawinan
antara Pikatan (Sanjaya) yang beragama Hindu dengan Pramodhawardhani (Syailendra) yang beragama
Buddha. Sejak itu agama Hindu dan Buddha hidup berdampingn secara damai.
13. Mengapa kerajaan wura-wari menyerbu kerajaan Medang pada saat pernikahan putri
Darmawangsa dengan Airlangga?
Ada yang berpendapat bahwa Wurawari sakit hati karena lamarannya terhadap putri
Dharmawangsa ditolak. Ada pula yang berpendapat bahwa Wurawari merupakan bawahan yang
ambisius yang hendak mengambil alih kekuasaan Dharmawangsa.
15. Bagaimana keadaan politik, ekonomi, sosial, dan budaya kerajaan Kediri?
•Kerajaan kediri pada masa Raja Jayabaya sangat makmur dan teratur.
Sumber ekonomi (mata pencarian) yang penting adalah pertanian dengan hasil utama berupa
padi. Pelayaran dan perdagangan juga berkembang. Kerajaan Kediri memiliki armada angkatan
laut dengan Senopati Sarwajala nya (panglima angkatan laut) yang telah mampu
mengembangkan pelayaran dan perdagangan.
Kesadaran masyarakat akan pajak sudah tinggi, rakyat menyerahkan hasil bumi pada pemerintah.
• Di Kerajaan Kediri juga menonjol seni sastra dan pertunjukan wayang. DiKediri dikenal dengan
adanya WAYANG PANJI.
karya sastra yg terkenal :
1. Kitab baratayuda - perang saudara panjalu dan jenggala.
2.Kresnayana - perkawinan kresna dengan Dewi Rukmini
3. Smaradahana - sepasang suami isrti yaitu Smara dan Rati yang menggoda dewa syiwa yg
sedang bertapa
4. Lubdaka - seorang pemburu bernama lubdaka, namun suatu hari ia mengadakan pemujaan
lada Syiwa, sehingga rohnya yg semestinya masuk neraka, jadi masuk surga.
19. Bagaimana upaya Ken Arok mendapatkan tahta Tumapel & menikahi Ken Dedes?
Awalnya ken arok dikirimkan oleh seorang pendeta lohgawe kepada akuwu(bupati)
tumapel bernama tunggul ametung,setelah lama mengabdi di tumapel ken arok ingin
memperistri ken dedes yang saat itu merupakan istri dari tunggul ametung.ken arok pun
berencana membunuh tunggul ametung agar dapat memperistri ken dedes dan ken arok pun
berhasil membunuh tunggul ametung dan memperistri ken dedes sekaligus menggatikan tunggul
ametung sebagai penguasa tumapel
Pasukan Jaran Guyang hanyalah pancingan supaya pertahanan ibu kota kosong. Pasukan kedua
Jayakatwang menyerang dari selatan dipimpin Patih Kebo Mundarang. Saat itu Kertanagara sedang
mengadakan pesta minuman keras sebagai salah satu ritual agamanya. Ia lalu keluar menghadapi
serangan musuh. Kertanagara akhirnya tewas dibunuh tentara pemberontak bersama Mpu Raganata,
Patih Kebo Anengah, Panji Angragani, dan Wirakreti.
26. Mengapa pada saat pemerintahan Raden Wijaya terjadi banyak pemberontakan yang
dilakukan oleh sahabatnya?
Setelah raden wijaya wafat, ia digantikan oleh putra nya Jayanegara. Jayanegara dikenal dengan
raja yang kurang bijaksana dan lebih suka bersenang-senang. kondisi itulah yang menyebabkan
pembantu-pembantunya yang adalah sahabatnya melakukan pemberontakan.
1.) jayanegara raja yang masih muda sehingga tidak cakap dalam memimpin kerajaan
2.) hasutan dari orang yang benama mahapati ( musuh dalam selimut ) pada ranggalawe, lembu sora,
nambi, untuk menjadi patih dari majapahit.
3.) kebencian karna tidak mendapatkan imbalan yang sepadan dengan jasa-jasa mengapdinya pada raden
wijaya ( ayah dari jayanegara)
Gajah mada mempunyai rencana lain yaitu memaksa raja pajajaran untuk mempersembahkan putrinya
sebagai upeti kepada raja hayam wuruk. Permintaan Tersebut ditolak mentah-mentah oleh raja pajajaran
sehingga terjadilah perang besar didesa bubat.
31. Jelaskan hubungan Airlangga dengan Anak Wungsu dalam silsilah kerajaan Buleleng!
Makuthawangsawardhana, raja Kerajaan Medang, memiliki dua anak yaitu Mahendradatta dan
Dharmawangsa Teguh.
Mahendradatta menikah dengan Udayana, Raja Bali. Dari pasangan ini lahirlah Airlangga,
Marakata dan Anak Wungsu. Jadi, Airlangga dan Anak Wungsu adalah kakak-beradik
32. Jelaskan sumber sejarah kerajaan Tulang Bawang!
Dari sumber-sumber sejarah Cina, kerajaan awal terletak di daerah Lampung adalah
kerajaan yang disebut Bawang atau Tulang Bawang. Berita Cina tertua yang berkenaan dengan
daerah Lampung berasal dari abad ke-5, yaitu dari kitab Liu-sung-Shu, sebuah kitab sejarah dari
masa pemerintahan Kaisar Liu Sung (420-479). Kitab ini di antaranya mengemukakan bahwa pada
tahun 499 M sebuah kearajan yang terletak di wilayah Nusantara bagian barat bernama P’u-Huan
atau P’ohuang mengirimkan utusan dan barang-barang upeti ke negeri Cina.
Lebih lanjut kitab Liu-sung-Shu mengemukakan bahwa Kerajaan P’o-huang menghasilkan
lebih dari 41 jenis barang yang diperdagangkan ke Cina. Hubungan diplomatic dan perdagangan
antara P’o-huang dan Cina berlangsung terus sejak pertengahan abad ke-5 sampai ke-6, seperti
halnya dua kerajaan lain di Nusantara yaitu Kerajaan Ho-lo-tan dan Kan-t’o-li.