Anda di halaman 1dari 14

Sejarah Kerajaan Tarumanegara:

Kehidupan Politik, Sosial, Ekonomi dan


Budaya
falah kharisma nuraziz 07:55:00 Kerajaan Hindu - Buddha, Sejarah

Kerajaan Tarumanegara
Kerajaan Tarumanegara merupakan kerajaan bercorak Hindu yang terletak di Jawa Barat.
Kerajaan ini diperkirakan berkembang antara 400 - 600 M. Salah seorang rajanya yang terkenal
bernama Purnawarman. Pengaruh India melalui penggunaan bahasa Sanskerta dan huruf Pallawa
dalam kehidupan kerajaan ini sangat kuat, khususnya dalam kehidupan keraton.

Bukti keberadaan Kerajaan Taruma diketahui melalui sumber - sumber yang berasal dari
dalam maupun luar negeri. Sumber dari dalam negeri berupa tujuh buah prasasti batu yang
ditemukan lima di Bogor, satu di Jakarta dan satu di Lebak Banten. Sedangkan sumber - sumber
dari luar negeri yang berasal dari berita Tiongkok antara lain : Berita Dinasti Sui, menceritakan
bahwa tahun 528 dan 535 telah datang dari To-lo-mo yang terletak di sebelah selatan. Dari berita
tersebut para ahli menyimpulkan bahwa istilah To-lo-mo secara fonetis penyesuaian katanya
sama dengan Tarumanegara.

A. Kehidupan Politik
Raja Purnawarman adalah raja besar yang telah berhasil meningkatkan kehidupan rakyatnya.
Hal ini dibuktikan dari prasasti Tugu yang menyatakan Raja Purnawarman telah memerintah
untuk menggali sebuah kali. Penggalian sebuah kali ini sangat besar artinya, karena pembuatan
kali ini merupakan pembuatan saluran irigasi untuk memperlancar pengairan sawah - sawah
pertanian rakyat. Adapun untuk peninggalan - peninggalan prasasti di Kerajaan Tarumanegara
antara lain adalah :

1) Prasasti Ciaruteun

Prasasti Ciaruteun ditemukan di tepi sungai Ciarunteun, dekat muara sungai Cisadane Bogor.
Prasasti tersebut menggunakan huruf Pallawa dan bahasa Sanskerta.

Di samping itu terdapat lukisan semacam laba - laba serta sepasang telapak kaki Raja
Purnawarman. Gambar telapak kaki pada prasasti Ciarunteun mempunyai 2 arti yaitu : Cap
telapak kaki melambangkan kekuasaan raja atas daerah tersebut. Cap telapak kaki
melambangkan kekuasaan dan eksistensi seseorang sekaligus penghormatan sebagai dewa.

2) Prasasti Jambu

Prasasti Jambu ditemukan di bukit Koleangkak di perkebunan jambu, sekitar 30 km sebelah


barat Bogor, prasasti ini juga menggunakan bahasa Sanskerta dan huruf Pallawa serta terdapat
gambar telapak kaki yang isinya memuji pemerintahan raja purnawarman.

3) Prasasti Kebon Kopi

Prasasti Kebon kopi ditemukan di kampung Muara Hilir kecamatan Cibungbulang Bogor.
Prasasti ini adalah lukisan tapak kaki gajah, yang disamakan dengan tapak kaki gajah Airawata,
yaitu gajah tunggangan dewa Wisnu.

4) Prasasti Muara Cianten

Prasasti Muara Cianten, ditemukan di Bogor, tertulis dalam aksara ikal yang belum dapat
dibaca. Di samping tulisan terdapat lukisan telapak kaki.

5) Prasasti Pasir Awi

Prasasti Pasir Awi ditemukan di daerah Leuwiliang, juga tertulis dalam aksara ikal yang belum
dapat dibaca.

6) Prasasti Cindanghiyang

Prasasti Cindanghiyang atau prasasti Lebak, ditemukan di kampung lebak di tepi sungai
Cindanghiang, kecamatan Muncul kabupaten pandeglang Banten. Prassasti ini baru ditemukan
tahun 1947 dan berisi 2 baris kalimat berbentuk puisi dengan huruf Pallawa dan bahasa
Sanskerta. Isi prasasti tersebut mengagungkan keberanian Raja Purnawarman.

7) Prasasti Tugu

Prasasti Tugu di temukan di daerah Tugu, kecamatan Cilincing Jakarta Utara. Prasasti ini
dipahatkan pada sebuah batu bulat panjang melingkar dan isinya paling panjang dibanding
dengan prasasti Tarumanegara yang lain sehingga ada beberapa hal yang dapat diketahui dari
prasasti tersebut. Hal - hal yang dapat diketahui dari prasasti Tugu adalah Prasasti Tugu
menyebutkan nama dua buah sungai yang terkenal di Punjab yaitu sungai Chandrabaga dan
Gomati.
Dengan adanya keterangan dua buah sungai tersebut menimbulkan tafsiran dari para sarjana
salah satunya menurut Poerbatjaraka. Secara Etimologi sungai Chandrabaga diartikan sebagai
kali Bekasi. Prasasti Tugu juga menyebutkan penanggalan walaupun tidak lengkap dengan angka
tahunnya disebutkan bulan Phalguna dan Caitra yang diduga sama dengan bulan Februari dan
April. Prasasti Tugu menyebutkan dilaksanakannya upacara selamatan oleh Brahmana disertai
dengan 1000 ekor sapi yang dihadiahkan raja.

B. Kehidupan Sosial
Kehidupan sosial kerajaan Tarumanegara sudah teratur dan rapi, hal ini terlihat dari upaya Raja
Purnawarman yang terus berusaha untuk meningkatkan kesejahteraan kehidupan rakyatnya. Raja
Purnawarman juga sangat memperhatikan kedudukan Kaum Brahmana yang dianggap penting
dalam melaksanakan setiap upacara sebagai tanda penghormatan kepada para dewa.

C. Kehidupan Ekonomi
Prasasti tugu menyatakan bahwa Raja Purnawarman memerintahkan rakyatnya untuk membuat
sebuah terusan sepanjang 6122 tombak. Pembangunan terusan ini mempunyai arti ekonomis
yang besar bagi masyarakat karena dapat dipergunakan sebagai sarana lalu - lintas pelayaran
antardaerah di kerajaan Tarumanegara dengan dunia luar. Akibatnya, kehidupan perekonomian
masyarakat Kerajaan Tarumanegara sudah berjalan teratur.

D. Kehidupan Budaya
Sebagai bukti kebesaran Kerajaan Tarumanegara, dapat diketahui bahwa tingkat kebudayaan
masyarakat pada saat itu sudah tinggi. Selain sebagai peninggalan budaya, keberadaan prasasti
menunjukkan telah berkembangnya kebudayaan tulis menulis di Kerajaan Tarumanegara.

E. Masa Keruntuhan Kerajaan Tarumanegara


Masa keruntuhan kerajaan Tarumanegara dialami setelah kerajaan ini dipimpin oleh raja
generasi ke 13, Raja Tarusbawa namanya. Keruntuhan kerajaan Hindu pertama di Pulau Jawa
ini dilatarbelakangi oleh kekosongan kepemimpinan karena Raja Tarusbawa lebih menginginkan
untuk memimpin kerajaan kecilnya di hilir sungai Gomati. Selain itu, gempuran beberapa
kerajaan lain di nusantara pada masa itu, terutama kerajaan Majapahit juga memegang andil
penting dalam keruntuhan Kerajaan Tarumanegara itu.
1. Kehidupan Politik Kerajaan Sriwijaya Kehidupan politik kerajaan Sriwijaya dapat ditinjau dari
raja-raja yang memerintah, wilayah kekuasaan, dan hubungannya dengan pihak luar negeri. a.
Raja yang memerintah (yang terkenal) 1) DapuntaHyang SriJayanasa Beliau adalah pendiri
kerajaan Sriwijaya. Pada masa pemerintahannya, dia berhasil memperluas wilayah kekuasaan
sampai wilayah Jambi dengan menduduki daerah Minangatamwan yang terletak di dekat jalur
perhubungan pelayaran perdagangan di Selat Malaka. Sejak awal dia telah mencita-citakan agar
Sriwijaya menjadi kerajaan maritim. 2) Balaputera Dewa Awalnya, Balaputradewa adalah raja di
Kerajaan Syailendra. Ketika terjadi perang saudara antara Balaputra Dewa dan
Pramodhawardani (kakaknya) yang dibantu oleh Rakai Pikatan (Dinasti Sanjaya), Balaputra
Dewa mengalami kekalahan. Akibatnya dia lari ke Kerajaan Sriwijaya, dimana Raja Dharma
Setru (kakak dari ibu Raja Balaputra Dewa) tengah berkuasa. Karena dia tak mempunyai
keturunan, dia mengangkat Balaputradewa sebagi raja. Masa pemerintahan Balaputradewa
diperkirakan dimulai pada tahun 850 M. Sriwijaya mengalami perkembangan pesat dengan
meingkatkan kegiatan pelayaran dan perdagangan rakyat. Pada masa pemerintahannya pula,
Sriwijaya mengadakan hubungan dengan Kerajaan Chola dan Benggala (Nalanda) dalam bidang
pengembangan agama Buddha, bahkan menjadi pusat penyebaran agama Buddha di Asia
Tenggara. 3) Sri SanggaramaWijayatunggawarman Pada masa pemerintahannya, Sriwijaya
dikhianati dan diserang oleh kerajaan Chola. Sang raja ditawan dan baru dilepaskan pada masa
pemerintahan Raja Kulottungga I di Chola. b. Wilayah kekuasaan Setelah berhasil menguasai
Palembang, ibukota Kerajaan Sriwijaya dipindahakan dari Muara Takus ke Palembang. Dari
Palembang, Kerajaan Sriwijaya dengan mudah dapat menguasai daerah-daerah di sekitarnya
seperti Pulau Bangka yang terletak di pertemuan jalan perdagangan internasional, Jambi Hulu
yang terletak di tepi Sungai Batanghari dan mungkin juga Jawa Barat (Tarumanegara). Maka
dalam abad ke-7 M, Kerajaan Sriwijaya telah berhasil menguasai kunci-kunci jalan perdagangan
yang penting seperti Selat Sunda, Selat Bangka, Selat Malaka, dan Laut Jawa bagian barat. Pada
abad ke-8 M, perluasan Kerajaan Sriwijaya ditujukan ke arah utara, yaitu menduduki
Semenanjung Malaya dan Tanah Genting Kra. Pendudukan pada daerah Semenanjung Malaya
memiliki tujuan untuk menguasai daerah penghasil lada dan timah. Sedangkan pendudukan pada
daerah Tanah Genting Kra memiliki tujuan untuk menguasai lintas jalur perdagangan antara Cina
dan India. Tanah Genting Kra sering dipergunakan oleh para pedagang untuk menyeberang dari
perairan Lautan Hindia ke Laut Cina Selatan, untuk menghindari persinggahan di pusat Kerajaan
Sriwijaya. Daerah lain yang menjadi kekuasaan Sriwijaya diantaranyaTulang-Bawang yang
terletak di daerah Lampung dan daerah Kedah yang terletak di pantai barat Semenanjung Melayu
untuk mengembangkan usaha perdagagan dengan India. Selain itu, diketahui pula berdasar berita
dari China, Sriwijaya menggusur kerajaan Kaling agar dapat mengusai pantai utara Jawa sebab
adalah jalur perdagangan yang penting. Pada akhir abad ke-8 M, Kerajaan Sriwijaya telah
berhasil menguasai seluruh jalur perdagangan di Asia Tenggara, baik yang melalui Selat Malaka,
Selat Karimata, dan Tanah Genting Kra. Dengan kekuasaan wilayah itu, Kerajaan Sriwijaya
menjadi kerajaan laut terbesar di seluruh Asia Tenggara. c. Hubungan dengan luar negeri
Kerajaan Sriwijaya menjalin hubungan baik dengan kerajaan-kerajaan di luar wilayah Indonesia,
terutama dengan kerajaan-kerajaan yang berada di India, seperti Kerajaan Pala/Nalanda di
Benggala. Raja Nalanda, Dewapala Dewa menghadiahi sebidang tanah untuk pembuatan asrama
bagi pelajar dari nusantara yang ingin menjadi ‘dharma’ yang dibiayai oleh Balaputradewa.
Keadaan Politik, Sosial, Ekonomi, Politik dan Agama Kerajaan Sriwijaya 2. Kehidupan Sosial
Kerajaan Sriwijaya Karena letaknya yang strategis, perkembangan perdagangan internasional di
Sriwijaya sangat baik. Dengan banyaknya pedagang yang singgah di Sriwijaya memungkinkan
masyarakatnya berkomunikasi dengan mereka, sehingga dapat mengembangkan kemampuan
berkomunikasi masyarakat Sriwijaya. Kemungkinan bahasa Melayu Kuno telah digunakan
sebagai bahasa pengantar terutama dengan para pedagang dari Jawa Barat, Bangka, Jambi dan
Semenanjung Malaysia.Perdagangan internasional ini juga membuat kecenderungan masyarakat
menjadi terbuka akan berbagai pengaruh dan budaya asing, salah satunya India. Budaya India
yang masuk berupa penggunaan nama-nama khas India, adat istiadat, dan juga agama Hindu-
Buddha. I-tsing menerangkan bahwa banyak pendeta yang datang ke Sriwijaya untuk belajar
bahasa Sanskerta dan menyalin kitab kitab suci agama Buddha. Guru besar yang sangat terkenal
di massa itu adalah Sakyakirti yang mengarang buku Hastadandasastra. 3. Kehidupan Ekonomi
Kerajaan Sriwijaya Pada awalnya kehidupan ekonomi masyarakat Sriwijaya bertumpu pada
bidang pertanian. Namun dikarenakan letaknya yang strategis, yaitu di persimpangan jalur
perdagangan internasional, membuat hasil bumi menjadi modal utama untuk memulai kegiatan
perdagangan dan pelayaran. Karena letak yang strategis pula, para pedagang China yang akan ke
India bongkarmuat di Sriwijaya, dan begitu juga dengan pedagang India yang akan ke China.
Dengan demikian pelabuhan Sriwijaya semakin ramai hingga Sriwijaya menjadi pusat
perdagangan se-Asia Tenggara. Perairan di Laut Natuna, Selat Malaka, Selat Sunda, dan Laut
Jawa berada di bawah kekuasaan Sriwijaya. 4. Kehidupan Agama Kerajaan Sriwijaya Kehidupan
agama masyarakat Sriwijaya dipengaruhi oleh datangnya pedagang India. Pertama adalah agama
Hindu, lalu agama Buddha. Agama Buddha dikenalkan di Sriwijaya pada tahun 425 Masehi. I
Tsing melaporkan bahwa Sriwijaya menjadi rumah bagi sarjana Buddha sehingga menjadi pusat
pembelajaran agama Buddha, khususnya aliran Mahayana.Selain itu ajaran Buddha aliran
Buddha Hinayana juga turut berkembang di Sriwijaya. Nama Dharmapala dan Sakyakirti pun
tidak asing lagi. Dharmapala adalah seorang guru besar agama Budha dari Kerajaan Sriwijaya.
Dia pernah mengajar agama Budha di Perguruan Tinggi Nalanda (Benggala). Sedangkan
Sakyakirti adalah guru besar juga. Dia mengarang buku Hastadandasastra. Sangat dimungkinkan
bahwa Sriwijaya yang termahsyur sebagai bandar pusat perdagangan di Asia Tenggara, tentunya
menarik minat para pedagang dan ulama muslim dari Timur Tengah. Sehingga beberapa
kerajaan yang semula adalah bagian dari Sriwijaya, lalu tumbuh menjadi cikal-bakal kerajaan-
kerajaan Islam di Sumatera kelak, disaat melemahnya pengaruh Sriwijaya.

Home » administrasi » Manajemen » Pengertian, Jenis dan Manfaat Lingkungan Kerja

Pengertian, Jenis dan Manfaat Lingkungan


Kerja
By Muchlisin Riadi — Jumat, 17 Januari 2014 — administrasi, Manajemen

Pengertian Lingkungan Kerja


Ilustrasi Lingkungan Kerja

Lingkungan kerja adalah kehidupan sosial, psikologi, dan fisik dalam perusahaan yang berpengaruh
terhadap pekerja dalam melaksanakan tugasnya. Kehidupan manusia tidak terlepas dari berbagai
keadaan lingkungan sekitarnya, antara manusia dan lingkungan terdapat hubungan yang sangat erat.
Dalam hal ini, manusia akan selalu berusaha untuk beradaptasi dengan berbagai keadaan lingkungan
sekitarnya. Demikian pula halnya ketika melakukan pekerjaan, karyawan sebagai manusia tidak dapat
dipisahkan dari berbagai keadaan disekitar tempat mereka bekerja, yaitu lingkungan kerja. Selama
melakukan pekerjaan, setiap pegawai akan berinteraksi dengan berbagai kondisi yang terdapat dalam
lingkungan kerja.

Lingkungan kerja adalah sesuatu yang ada disekitar para pekerja dan yang mempengaruhi dirinya dalam
menjalankan tugas-tugas yang dibebankan (Nitisemito, 1992:25). Selanjutnya menurut Sedarmayati
(2001:1) lingkungan kerja merupakan kseluruhan alat perkakas dan bahan yang dihadapi, lingkungan
sekitarnya dimana seseorang bekerja, metode kerjanya, serta pengaturan kerjanya baik sebagai
perseorangan maupun sebagai kelompok.

Kondisi lingkungan kerja dikatakan baik atau sesuai apabila manusia dapat melaksanakan kegiatan
secara optimal, sehat, aman, dan nyaman. Kesesuaian lingkungan kerja dapat dilihat akibatnya dalam
jangka waktu yang lama lebih jauh lagi lingkungan-lingkungan kerja yang kurang baik dapat menuntut
tenaga kerja dan waktu yang lebih banyak dan tidak mendukung diperolehnya rancangan sistem kerja
yang efisien (Sedarmayanti, 2001:12).

Menurut Bambang (1991:122), lingkungan kerja merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi
kinerja seorang pegawai. Seorang pegawai yang bekerja di lingkungan kerja yang mendukung dia untuk
bekerja secara optimal akan menghasilkan kinerja yang baik, sebaliknya jika seorang pegawai bekerja
dalam lingkungan kerja yang tidak memadai dan tidak mendukung untuk bekerja secara optimal akan
membuat pegawai yang bersangkutan menjadi malas, cepat lelah sehingga kinerja pegawai tersebut
akan rendah.

Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa lingkungan kerja merupakan segala sesuatu
yang ada disekitar pegawai pada saat bekerja, baik berbentuk fisik atau non fisik, langsung atau tidak
langsung, yang dapat mempengaruhi dirinya dan pekerjaannya saat bekerja.

Jenis Lingkungan Kerja


Secara garis besar, jenis lingkungan kerja terbagi menjadi dua, yaitu (Sedarmayanti, 2001:21):

a. Lingkungan Kerja Fisik


Lingkungan kerja fisik adalah semua keadaan berbentuk fisik yang terdapat disekitar tempat kerja yang
dapat mempengaruhi pegawai baik secara langsung maupun tidak langsung. Lingkungan kerja fisik dapat
dibagi menjadi dua kategori yaitu:

1. Lingkungan kerja yang langsung berhubungan dengan pegawai seperti pusat kerja, kursi, meja,
dan sebagainya.
2. Lingkungan perantara atau lingkungan umum dapat juga disebut lingkungan kerja yang
mempengaruhi kondisi manusia misalnya temparatur, kelembaban, sirkulasi udara,
pencahayaan, kebisingan, getaran mekanik, bau tidak sedap, warna dan lain-lain.

Untuk dapat memperkecil penguruh lingkungan fisik terhadap karyawan, maka langkah pertama harus
mempelajari manusia, baik mengenal fisik dan tingkah lakunya, kemudian digunakan sebagai dasar
memikirkan lingkungan fisik yang sesuai.

b. Lingkungan Kerja Non Fisik


Lingkungan kerja non fisik adalah semua keadaan yang terjadi yang berkaitan dengan hubungan kerja,
baik hubungan dengan atasan, maupun hubungan dengan sesama rekan kerja ataupun hubungan
dengan bawahan.

Perusahaan hendaknya dapat mencerminkan kondisi yang mendukung kerja sama antar tingkat atasan,
bawahan maupun yang memiliki status yang sama. Kondisi yang hendaknya diciptakan adalah suasana
kekeluargaan, komunikasi yang baik, dan pengendalian diri (Nitisemito, 2000:171). Jadi lingkungan kerja
non fisik ini juga merupakan kelompok lingkungan kerja yang tidak bisa diabaikan.

Manfaat Lingkungan Kerja

Menurut Ishak dan Tanjung (2003), manfaat lingkungan kerja adalah menciptakan gairah kerja, sehingga
produktivitas dan prestasi kerja meningkat. Sementara itu, manfaat yang diperoleh karena bekerja
dengan orang-orang yang termotivasi adalah pekerjaan dapat terselesaikan dengan tepat, yang artinya
pekerjaan diselesaikan sesuai standar yang benar dan dalam skala waktu yagn ditentukan. Prestasi
kerjanya akan dipantau oleh individu yang bersangkutan, dan tidak akan menimbulkan terlalu banyak
pengawasan serta semangat juangnya akan tinggi.

Headline

8 Usaha Negara Berkembang Untuk Menjadi Negara Maju Agar Tetap Bertahan

Monday 22nd, January 2018 /


6 September,2017
 Home
 Antropologi
 Ekonomi
 Hukum
 Linguistik
 Pendidikan
 Sejarah
 Sosiologi

Sponsors Link

14 Dampak Positif dan Negatif Perubahan


Sosial Budaya
Sponsors Link

Secara umum, perubahan sosial dapat berarti segala proses perubahan tatanan atau struktur yang
ada di dalam lingkungan masyarakat. Meliputi pola pikir, sikap, dan kehidupan sosial yang mana
untuk mendapatkan kehidupan yang lebih bermartabat. Pada dasarnya, setiap manusia tentu akan
mengalami perubahan perubahan di hidupnya. Denhan adanya perubahan perubahan tersebut
tentu saja anda bisa membandingkan sebuah keadaan masyarakat di masa lampau dan masa kini.
Perubahan yang terjadi di dalam masyarakat merupakan proses yang terjadi secara terus
menerus. Akan tetapi perubahan yang terjadi di masyarakat tentu saja berbeda satu sama lainnya,
antara satu masyarakat dengan masyarakat lainnya memiliki perubahan yang berbeda. Hal ini
dikarenakan terdapat masyarat yang mengalami perubahan cepat dibandingkan masyarakat
lainnya. Selain itu terdapat pula perubahan yang terbatas ataupun memiliki pengaruh yang cukup
luas. Tak hanya itu, terdapat pula perubahan yang prosesnya cepat dan ada yang proses nya
lambat. (baca juga: Jenis-jenis Manusia Purba)

ads

Perubahan sosial merupakan perubahan yang mana terjadi di dalam kehidupan sosial yang ada di
masyarakat. Perubahan sosial adalah salah satu kajian ilmu yang ada di dalam bidang sosiologi.
Perubahan sosial meliputi perubahan yang terjadi pada norma sosial, nilai sosial, pola perilaku,
interaksi sosial, organisasi sosial, lapisan masyarakat, lembaga kemasyarakatan, susunan
kekuasaan serta wewenang. Karena cukup luas bidang bidang di dalam perubahan sosial
tersebut, tentunya pengertian perubahan sosial harus daat emcnakup seluruh bidang bidang
tersebut. Berikut ini pengertian perubahan sosial menurut para ahli.

 Menurut Prof. Selo Soemardjan, perubahan sosial adalah perubahan yang terjadi di
dalam lembaga kemasyarakatan yang ada di lingkungan masyarakat yang mana
mempengaruhi sistem sosialnya.
 Menurut Robert M.I Lawang, perubahan sosial merupakan proses saat sistem sosial
memiliki perbedaan perbedaan yang bisa diukur dan terjadi dalam kurun waktu tertentu.
 Menurut Gillin dan Gillin, perubahan sosial merupakan perubahan yang terjadi sebagai
sebuah variasi yang berasal dari cara hidup yang diterima dikarenakan adanya perubahan
kondisi geografi, komposisi penduduk, kebudayaan material, ideologi, ataupun adanya
difusi dan penemuan baru yang ada di dalam masyarakat.
 Menurut Emile Durkheim, perubahan sosial terjadi sebagai sebuah hasil yang berasal
dari faktor ekologis dan demografos yang mana dapat mengubah kehidupan masyarakat
yang berasal dari kondisi tradisional yang diikat dengan solidaritas mekanistik ke sebuah
kondisi masyarakat yang lebih modern dengan diikat solidaritas organistik.
 Menurut William F. Ogburn, ruang lingkup pada perubahan sosial meliputi berbagai
unsur unsur kebudayaan, baik itu berupa material ataupun immaterial. Yang mana
ditekankan paada pengaruhnya yang cukup besar di dalam unsur kebudayaan material
kepada unsur kebudayaan immaterial.
 Menurut Bruce J. Cohen, perubahan sosial merupakan perubahan struktur sosial yang
ada di dalam organisasi sosial sehingga syarat di dalam perubahan tersebut adalah sistem
sosial, budaya masyarakat, dan perubahan hidup yang ada di dalam nilai sosial.
 Menurut Robert Morrison Mac Iver, perubahan sosial merupakan perubahan yang
terjadi di dalam bidang hubungan sosial ataipun perubahan kepada keseimbangan yang
terjadi di dalam hubungan sosial tersebut.
 Menurut Roucek dan Warren, perubahan sosial adalah perubahan yang ada di dalam
proses sosial ataupun di dalam struktur masyarakat.
 Menurut Kingsley Davis, perubahan sosial merupakan perubahan perubahan yang
terjadi di dalam struktur serta fungsi masyarakat.
 Menurut Wax Waber, perubahan sosial budaya merupakan perubahan situasi yang ada
di dalam masyarakat sebagai sebuah akibat dikarenakan adanya ketidaksesuaian unsur-
unsur.

Artikel terkait:

 Macam-macam Kelompok Sosial


 Tokoh Sosiologi
 Bentuk-bentuk Konflik Sosial
 Syarat Terjadinya Interaksi Sosial
 Faktor Pendorong Mobilitas Sosial
 Peran Keluarga Dalam Proses Sosialisasi
 Contoh Perubahan Sosial Budaya
 Tujuan Pengendalian Sosial

Dampak positif dapat muncul dikarenakan adanya dampak positif dan negatif perubahan sosial
yang terjadi serta memberikan banyak keuntungan serta manfaat untuk kemajuan pembangunan
dalam kehidupan masyarakat. Dampak perubahan sosial tersebut tentunya bersifat positif
meliputi pertambahan lapangan pekerjaan, perkembangan ilmu pengetahuan, adanya tenaga kerja
yang profesional, pembentuk nilai dan norma yang baru, peningkatan efektivitas dan efisiensi
kerja. Berikut ini beberapa dampak positif dari perubahan sosial yang dapat terjadi:

Sponsors Link
1. Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi

Perubahan sosial mendorong terjadinya inovasi yang mana berpengaruh pada kemajuan dalam
berbagai bidang serta aspek kehidupan manusia. Salah satunya tentu saja kemajuan dalam bidang
pengetahuan serta teknologi. Dengan adanya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
tentu saja akan mampu mengubah nilai-nilai yang lama menjadi sebuah nilai baru menuju sebuah
perubahan sosial yang lebih modernisasi. (baca juga: Dampak Positif dan Negatif Urbanisasi)

2. Tercipta Lapangan Pekerjaan Baru

Ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin maju tentu saja menjadi dampak dari perubahan
sosial yang akan mendorong berkembangnya industrialisasi serta perusahaan multinasioanl yang
ada di dalam sebuah wilayah. Dengan adanya perkembangan ini maka tentu saja pengembangan
industri kecil serta perusahaan baru akan membuat banyaknya lapangan pekerjaan baru yang
akan menyerap tenaga kerja dengan optimal. (baca juga: Manfaat Perdagangan Internasional)

3. Terciptanya Tenaga Kerja Yang Profesional


ads

Industrialisasi tentunya akan menciptakan bisnis bisnis baru yang kemudian akan saling
berkompetisi agar dapat memenangkan persaingan di dalam dunia industri. Kompetisi tersebut
tentunya akan berakhir dengan mendorong terciptanya tenaga kerja yang lebih terampil, ahli,
memiliki kecakapan, serta profesionalitas yang cukup tinggi. Sehingga tentu saja tuntutan akan
tingkat pendidikan yang lebih tinggi akan terjadi di dalam sebuah masyarakat. (baca juga: Cara
Mengatasi Masalah Persebaran Penduduk)

4. Terbentuknya Nilai dan Norma Baru

Perubahan sosial tentunya akan membentuk nilai dan norma yang baru untuk bisa menggantikan
nolai dan norma yang lama. Nilai dan norma yang baru ini tentunya akan emnciptakan
masyarakat madani yang lebih sejahtera dan berkepribadian. (baca juga: Peninggalan Zaman
Logam)

5. Peningkatan Efektivitas dan Efisiensi Kerja

Dampak dari perubahan sosial juga akan membuat peningkatan pada efiensi dan efektivitas
kerja. Penggunaan alat alat produksi akan membuat produksi menjadi lebih banyak dan cepat
serta tepat yang akan membuat peningkatan efektivitas serta efisiensi kerja. (baca
juga: Pemberontakan PKI Madiun)

6. Upaya Pemberdayaan Perempuan dan Perwujudan Kesetaraan Gender

Bentuk dari pemberdayaan perempuan tentunya harus diletakkan di dalam kerangka gender
related yang mana dengan menambah anggaran kesehatan serta pendidikan. Memastikan jika
semua wanita sudah mendapatkan porsi yang memang layak, terutama yang berkaitan dengan
peningkatan dari pelayanan kesehatan serta pendidikan bagi pelajar wanita. Kesetaraan harmonis
yang diupayakan bertujuan agar peranan wanita sebagai salah satu pelaku dari kegiatan ekonomi
yang dapat meningkatkan taraf hidup. Wanita diharapkan dapat lebih leluasa untuk menggali
serta mengembangkan sumber daya dan potensi yang dimilikinya. (baca juga: Prinsip-Prinsip
Pengelolaan Sumber Daya Alam)

7. Terjadi Diferensiasi Struktural

Diferensiasi struktural adalah berkembangnya lembaga lembaga sosial yang abru, sehingga
membuat anggota masyarakat mungkin untuk dapat memenuhi beragam kebutuhan yang makin
kompleks. Dengan begitu, diharapkan jika fungsi pemenuhan kebutuhan agar dapat dilaksanakan
lebih baik.

Tak hanya memberikan dampak positif saja, perubahan sosial juga memberikan dampak negatif
yang dapat merugikan kondisi sosial dari masyarakat. Dampak perubahan tersebut meliptui
pergolakan daerah, kenakalan remaja, rusaknya lingkungan hidup, lembaga sosial yang tidak
dapat berfungsi, eksitensi adat terganggu, dan masih banyak lainnya.

1. Terjadinya Disintegrasi Sosial

Munculnya disintegrasi sosial tentu saja tidak terlepas dari perubahan besar yang terjadi di dalam
kehidupan sosial masyarakat. Perbedaan tujuan, kepentingan, dan kesenjangan sosial yang ada
membuat munculnya konflik dan sosial yang terjadi di dalam masyarakat. (baca juga: Pengaruh
Letak Geografis)

2. Terjadi Pergolakan Daerah

Dampak negatif lainnya dari perubahan sosial juga akan dirasakan masyarakat daerah.
pergolakan masyarakat daerah tentu saja akan berkaitan dengan kesenjangan ekonomi,
pengabaian dari nilai serta norma yang lama, perubahan tatanan hidup, adanya perbedaan agama,
suku, golongan, dan ras. (baca juga: Masalah Negara Berkembang)

Sponsors Link

3. Kenakalan Remaja

Kenakalan remaja adalah dampak positif dan negatif perubahan sosial dapat muncul dikarenakan
akibat dari perubahan sosial yang terjadi di dalam masyarakat. Karena tidak diakuinya nilai serta
norma yang lama sebagai demografi dari usia masyarakat tentunya membuat adopsi budaya yang
berasal dari luar dan hal ini tentu membuat budaya sendiri menjadi terabaikan. (baca
juga: Manfaat Kegiatan Ekspor dan Impor)

4. Kerusakan Lingkungan

Karena meningkatnya industrialisasi serta persaingan membuat manusia terdorong untuk


melakukan eksplorasi secara terus menerus di dalam memanfaatkan sumber daya yang ada.
Sehingga akhirnya membuat terjadi kerusakan lingkungan yang memberikan dampak pada
perubahan sosial yang tentu akan terjadi. (baca juga: Upaya Pemerintah Dalam Mengatasi
Pengangguran)

5. Eksistensi Adat Yang Berkurang

Nilai dan norma yang baru dan terbentuk di masyarakat tentu akan mengurangi eksistensi dari
nilai dan norma yang lebih dahulu ada. Nilai serta norma yang semakin ditinggalkan tersebut
dikarenakan tidak lagi sesuai dengan perkembangan jaman yang ada. Hal ini lah yang membuat
kebudayaan lama semakin menghilang perlahan. (baca juga: Faktor Yang Mempengaruhi
Kebutuhan Manusia)

Artikel lainnya:

 Kabinet pada Masa Demokrasi Liberal


 Pewarisan Budaya
 Fungsi Dan Peran Yayasan Pendidikan
 Fungsi Pranata Keluarga

6. Lembaga Sosial Tidak Berfungsi Optimal

Perubahan sosial akan mendorong terjadinya dampak positif dan negatif perubahan sosial dari
segregasi struktur sosial yang ada di masyarakat. Hal ini tentunya sering membuat
penyalahgunaan wewenang serta kedudukan lembaga sosial yang ada. (baca juga: Peran
Lembaga Pendidikan)

7. Munculnya Paham Duniawi

Dalam mendorong pada munculnya berbagai ragam dari paham-pahaman yang baru dalam
bentuk sifat yang duniawi. Beberapa paham ini banyak mengandung seperti konsumerisme,
sekularisme juga hedonisme yang sedang tumbuh. (baca juga: Contoh Pengendalian Sosial
preventif)

Nah itu tadi beberapa dampak positif dan dampak negatif yang terjadi dikarenakan perubahan
sosial yang terjadi di dalam lingkungan masyarakat. Tentu saja dampak positif yang ada harus
dimaksimalkan dan dampak negatif semakin ditekan. Hal ini tentu saja membutuhkan peran dari
seluruh masyarakat yang ada. Semoga penjelasan diatas bermanfaat.

 4. BAB 1. PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Agen sosiologi termaksud juga


didalamnya linkungan kerja yang menunjukan tempat pegawai / kariawan melakukan
pekerjaannya sehari-hari oleh karena itu setiap orang yang berkerja harus dapat berinteraksi di
lingkungan kerja yang akan menentukan ahlak dan sikap seseorang baik maupun buruk sikap dan
ahlak orang-orang di lingkungan kerja tersebut sesuai diri sendiri yang menentukan apakah dia
mau mengikuti sikap yanag baik dan buruk terhadap orang-orang dilingkungan kerjanya
Lingkungan mencangkup hubungan yang terbentuk antar sesama pegawai atau kariawan dan
pimpinan. Di lingkungan kerja seseorang saling berinteraksi untuk bersama- sama memahami
nilai norma dan peran yang harus di jalankan, seseorang yang telah memasuki dunia kerja harus
mampu menyesuiakan diri dan memilih perilaku yang buruk maupun yang baik dilingkungan
kerjanya danmampu meyesuaika perannya dengan suasana kerja, beban kerja,pola
kepemimpinan dan tuntutan pekerjaan 1.2 RUMUSAN MASALAH 1 Mengapa lingkungan kerja
termaksud dalam agen sosiologi? Jawab : karena sosiologi dapat mempengaruhi sikap seseorang
melalui orang- orang atau teman kerjanya 2. Apa yang harus dilakukan seseorang ketika
memasuki dunia kerja? Jawab: orang itu harus mampu meyesuaikan perannya dengan suasana
kerja, beban kerja, pola kepemimpinan dan tuntutan kerja 1.2 TUJUAN 1. Dengan adanya
makalah ini maka pondi-pundi pengetahuan kita akan bertamba terutama dalam bidang sosiologi
2. Untuk mengetahui salah satu dari agen sosilisasi yaitu lingkungan kerja dalam bentuk, tipe dan
pola sosialisasi 1

 5. BAB.2 PEMBAHASAN A. Pengertian Agen Sosialisasi Agen sosialisasi adalah pihak-


pihak yang melaksanakan atau melakukan sosialisasi. Ada lima agen sosialisasi yang utama,
yaitu keluarga, kelompok bermain, media massa, lembaga pendidikan sekolahdan lingkungan
kerja. Pesan-pesan yang disampaikan oleh agen sosialisasi satu sama lain berlainan dan tidak
leluasa mempelajarinya dari teman-teman sebaya atau media massa. Proses sosialisasi akan
berjalan selamanya sejalan. Apa yang diajarkan keluarga mungkin saja berbeda dan bisa jadi
bertentangan dengan apa yang diajarkan oleh agen sosialisasi lain. Misalnya, di sekolah anak-
anak diajarkan untuk tidak merokok, meminum minman keras dan menggunakan obat-obatan
terlarang (narkoba), tetapi mereka dengan lancar apabila pesan- pesan yang disampaikan oleh
agen-agen sosialisasi itu tidak bertentangan atau selayaknya saling mendukung satu sama lain.
Akan tetapi, di masyarakat, sosialisasi dijalani oleh individu dalam situasi konflik pribadi karena
dikacaukan oleh agen sosialisasi yang berlainan. Dimakala ini kami membahas salah satu dari
agen sosialisai yaitu lingkungan kerja Di lingkungan kerja, seseorang akan berinteraksi dengan
teman sekerja, pimpinan, dan relasi bisnis. Dalam melakukan interaksi di lingkungan kerja,
setiap orang harus menjalankan peranan sesuai dengan kedudukannya. Misalnya, sebagai
seorang pemimpin, ia menjalankan peranannya untuk mengelola atau mengarahkan para
karyawannya, sedangkan sebagai pekerja ia melaksanakan perintah pemimpin dan tugas sesuai
dengan kedudukannya. Nilai dan norma pergaulan sehari-hari tidak dapat diterapkan pada
lingkungan kerja karena posisi atau jabatan seseorang sangat memengaruhi hubungan yang harus
dijalankannya. Seorang pemimpin suatu perusahaan walaupun umurnya lebih muda tetap harus
dipatuhi dan dihormati oleh bawahannya yang mungkin umurnya lebih tua. Jadi, lingkungan
kerja telah melahirkan peranan seseorang sesuai dengan jabatan atau kedudukannya yang
memengaruhi tindakannya sebagai anggota masyarakat. Lingkungan kerja juga mempunyai
pengaruh yang besar dalam pembentukan kepribadian seseorang. Di lingkungan kerja, seseorang
akan berinteraksi dengan teman sekerja, pimpinan dan relasi bisnis. Dalam proses interaksi akan
terjadi proses saling mempengaruhi. Pengaruh- pengaruh itu akan menjadi bagian dari dirinya.
Dalam melakukan interaksi di lingkungan kerja, setiap orang harus menjalankan peranan sesuai
dengan kedudukannya. Nilai dan norma pergaulan sehari-hari tidak dapat diterapkan pada
lingkungan kerja karena posisi atau jabatan seseorang sangat memengaruhi hubungan yang harus
dijalankannya. Seorang pemimpin suatu perusahaan walaupun umurnya lebih muda tetap harus
dipatuhi dan dihormati oleh bawahannya yang mungkin umurnya lebih tua. Jadi, lingkungan
kerja telah melahirkan peranan seseorang sesuai dengan jabatan atau kedudukannya yang
memengaruhi tindakannya sebagai anggota masyarakat. 2
 6. Dampak positif dan negatif dari lingkungan kerja Dampak positif 1. Seseorang dapat
mengenal lebih jauh bagaimana kehidupam di luar 2. Seseoramg dapat berfikir logis dan bijak
sana untuk menentukan sesuatu 3. Seseorang dapat bekerja sama untuk meyelesaikan masalah
yang susah di dalam pekerjaan Dampak negatif 1. Banyak pergaulan-pergaulan yang tidak
bagus dalam suatu lingkungan kerja 2. Dapat cepat terpengaruh oleh seseorang untuk melakukan
perbuatan yang jahat 3. Susah menentukan ahlak seseorang yang baik maupun yang jahat B
Sosialisasi berdasarkan kebutuhan Ada dua yaitu: a. Sosialisasi primer Menunjuk pada suatu
proses melaluinya seorang manusia mempelajari atau menerima pengethuan, sikap, nilai, norma,
perilaku esensial, dan harapan agar mampu berpartisipasi efektif dalam masyarakat dan atau
menjadi anggota masyarakat. Sosialisasi ini terjadi semenjak usia dini anak-anak agar terhindar
dari kelumpuhan berpartisipasi dalam kehidupan sosial. b. Sosialisasi sekunder Setiap proses
selanjutnya yang mengimbas individu yang telah disosialisasikan itu ke dalam sektor-sektor baru
dari dunia obyektif masyarakatnya. Sosialisasi sekunder disebut pula resosialisasi (sosialisasi
kembali), yaitu suatu proses mempelajari norma, nilai, sikap, dan perilaku baru agar sepadan
dengan situasi baru yang mereka hadapi dalam kehidupan. Resosialisasi terjadi bagi orang yang
akan memainkan peran baru. Contohnya, orang yang bersalah dan dimasukkan dalam penjara,
setelah bebas, ini dikatakan sebagai proses resosialisasi yang berasal dari proses pencabutan diri
(desosialisasi) 3
 7. BAB. 3 PENUTUP 4.1 KESIMPULAN 1. Linkungan kerja menjadi saah satu agen
sosialisasi karena dapat menubah perilaku dan ahlak seseorang 2. Dalam agen sosialisasi ada 5
faktor yang dapat mempengaruhi perilaku seseorang yaitu 1. Keluarga 2. Teman 3. Sekolah 4.
Media massa 5. Linkungan kerja 3. Seseorang yang telah masuk di dunia pekerjaan harus pandai
memilih menilai siapa yang baik dan buruk sikap seseorang di lingkungan kerjanya 4. Sosialisasi
berdasarkan kebuthannya ada yaitu sosialisasi primer dan sosialisasi sekunder 5. Di dalam agen
sosialisasi yang pastinya ada dampak positif dan negatifnya 4.2 SARAN Apa bila ada kesalahan
pada makalah ini kami mahon kritikan serta saran dari guru bidang stady dan kawan-kawanagr
makalah kami dapat menjadi lebih baik lagi 4

 8. DAFTAR PUSTAKA Fakih, mansour. 2oo1, penjelasan tentang agen


sosialisasi.yokyakarta:insst press dan pustaka pelajar Kartono, kartini,2007, pengertian linkungan
kerja dalam agen sosialisassi, jakarta:raja garsindo persada Susilo, m joko, 2007 , sosiolosi
menurut kebutuhannya,yogyakarta: pinus Sunarto,kamanto,2004, dampak positif dan negatif
dalam lingkungan kerja, jakarta: lembaga penrbitFE UI

Sponsors Link

Anda mungkin juga menyukai