Anda di halaman 1dari 3

Mengimplementasikan Program Tanggung Jawab Sosial

Pendekatan Tanggung Jawab Sosial


- Sikap Obstruktif
Sejumlah kecil organisasi yang mengambil sikap obstruktif terhadap tanggung jawab
social biasanya melakukan usaha seminimal mungkin untuk memecahkan maalah-
masalah social atau lingkungan, kurang menghargai perilaku etis, dan biasanya menolak
atau menyembunyikan tindakan mereka yang salah.
- Sikap Defensif
Organisasi yang mengambil sikap defensive akan melakukan apa saja yang disyaratkan
peraturan umum, seperti mengakui kesalahan dan mengambil tindakan korektif, tetapi
tidak lebih dari itu. Manajer yang mengambil defensive merasa bahwa pekerjaan mereka
adalah menhasilkan laba, dan mungkin saja misalnya, memasang alat pengendali polusi
seperti yang diisyaratkan peraturan tetapi tidak memasang alat berkualitas tinggi untuk
mengurangi polusi lebih banyak lagi. Perusahaan rokok biasanya mengambil posisi
demikian dalam upaya pemasaran mereka.
- Sikap Akomodatif
Perusahaan yang mengambil sikap akomodatif memenuhi aturan hukum dan etika, dan
kadang melakukan lebih dari sekedar menaatinya Perusahaan demikian secara sukarela
berpartisipasi dalam program-program social jika penghimpun dana bias menyakinkan
perusahaan bahwa program ini bermanfaat bagi perusahaan.
- Sikap Proaktif
Perusahaan dengan tingkatan tanggung jawab social tertinggi menunjukan sikap proaktif;
mereka sungguh-sungguh melaksanakan tanggung jawab social, memandang diri sebagai
warga atau bagian dari masyarakat , menunjukan komitmen tulus untuk memperbaiki
kesejahteraan social masyarakat, dan melampaui sikap akomodatif dengan secara aktif
mencari peluang untuk berkontribusi bagi kehidupan masyarakat. Cara yang paling
umum dan mengena untuk menerapkan sikap tersebut adalah dengan mendirikan yayasan
untuk memberikan dukungan dana langsung bagi berbagai program social.

TANGGUNG JAWAB SOSIAL DAN BISNIS BERSKALA KECIL


Etika dan tanggung jawab social adalah keputusan yang dihadapi seluruh manajer di
berbagai jenis organisasi, tanpa memandang skala usaha atau peningkatnya. Salah satu
kunci sukses bisnis adalah memutuskan sedari dini bagaimana merespons persoalan yang
mendasari seluruh pertanyaan mengenai etika dan tanggung jawab social.

Pemerintah dan Tanggung Jawab Sosial


Unsur yang teramat penting dalam tanggung jawab social adalah hubungan antara dunia
usaha dan pemerintah Dunia bisnis berusaha memengaruhi pemerintah dengan cara
mengoffset atau membalikan restriksi dari pemerintah. Dunia bisnis dan pemerintah
menggunakan beberapa metode dalam upaya mereka untuk saling memengaruhi.

Bagaiman Pemerintah Memengaruhi Organisasi


Pemerintah berupaya membentuk tindakan tanggung jawab social melalui saluran
langsung dan tidak langsung. Pengaruh langsung seringkali diwujudkan melalui regulasi
atau peraturan, sedangkan pengaruh tidak langsung bias berwujud dalam berbagai bentuk,
biasanya berupa kebijakan pajak.

Regulasi Langsung
Pemerintah sering kali memengaruhi organisasi secara langsung melalui regulasi
(regulation), yaitu penciptaan hokum dan aturan yang memuat apa yang bias dan tidak
bias dilakukan oleh organisasi Regulasi ini biasanya berkembang dari aturan social
mengenai bagaiman seharusnya dunia usaha berperilaku. Untuk memberlakukan
peraturan erundangan, pemerintah umumnya membuat badan khusus untuk mengawasi
dan mengendalikan aspek-aspek tertentu dari kegiatan bisnis.

Regulasi Tak Langsung


Sebagai contoh, pemerintah dapat memengaruhi, secara tidak langsung, tanggung
jawab social organisasi melalui pemberlakuan pajak. Pada gilirannya, pemerintah
dapat memengaruhi bagaimana organisasi membelanjakan dana tanggung jawab
sosialnya dengan memberikan insentif pajak yang lebih tinggi atau rendah.

Bagaimana Organisasi Memengaruhi Pemerintah


Bisnis memiliki empat metode utama dalam menangani tekanan pemerintah dalam
mendorong tanggung jawab social yitu :
Kontak Pribadi Karena banyak pejabat eksekutif perusahaan dan tokoh politik berada
dalam lingkaran social yang sama, kontak pribadi dan jejaring memberikan suatu
pengaruh tertentu Pejabat eksekutif bisnis dapat mengontak langsung seorang politikus
dan menceritakan pandangannya mengenai rancangan undang-undang yang sedang
dibahas.

Melobi Melobi (lobbying), atau penggunaan individua tau kelompok untuk mewakili
suatu organisasi atau kelompok organisasi di hadapan entitas politik, juga merupaka cara
efektif untuk memengaruhi pemerintah.

Komite Aksi Politik Perusahaan secara hokum tidak bias memberikan donasi kala
kampanye politik, sehingga mereka memengaruhi pemerintah melalui komite aksi politik.
Komite Aksi Politik adalah organisasi yang dibentuk untuk menghimpun dana dan
kemudian membagikannya kepada kandidat politikus.

Bantuan Organisasi terkadang mengandalkan bantuan dan taktik pengaruh lain untuk
memperoleh dukungan. Meskipun bantuan ini sah di mata hukum, banyak yang
mengkritik tindakan tersebut.

MENGELOLA TANGGUNG JAWAB SOSIAL


Dimensi -dimensi Formal Organisasi
Dimensi-dimensi formal organisai yang dapat membantu pengelolaan tanggung jawab
social antara lain:
Ketaatan Hukum Ketaatan hukum menilai sejauh mana organisasi mengikuti hokum
local, negara bagian, federal, dan internasiona yang berlaku.
Ketaatan Etika Hukum (ethical compliance) menilai sejauh mana anggota organisasi
mengikuti standar perilaku etis ( dan hokum ) paling mendasar.
Derma Filantropis Derma Filantropis ( philanthropic giving ) adalah pemberian dana
atau hadiah untuk kegiatan amal atau gerakan social lainnya.

Dimensi-dimensi Informal Organisasi


Kepemimpina dan Budaya Organisasi Praktik kepemimpian dan budaya organisasi
dapat membentuk sikap tanggung jawab social yang diambil perusahaan dan yang
diterapkan oleh anggotanya. Kepemimpinan etis sering kali mencerminkan warna
kesulrahan organisasi terkait.

Pengaduan Perpaduan adalah pemberitahuan yang dilaporkan seorang karyawan atas


tindakan illegal atau tak etis yang dilakukan pihak lain dalam organisasi yang
bersangkutan. Bagaimana organisasi merespons praktik ini sering kali menggambarkan
sikapnya terhadap tanggung jawab social.

Mengevaluasi Tanggung Jawab Sosial


Untuk memastikan upaya mereka dapat menghasilkan manfaat yang diinginkan, bisnis
yang benar-benar serius menjalankan tanggung jawab social harus menerapkan konsep
pengendalian terhadap tanggung jawab sosialnya. Banyak organisasi saat ini
mengharuskan karyawan untuk membaca tata tertib atau kode etik dan kemudian
menandatangani pernyataan yang mengharuskan karyawan tersebut untuk menaatinya.
Sebagian bisnis terkadang juga melalukan audit social perusahaan, analisis sistematis
dan formal mengenai efektivitas kinerja social perusahaan. Unit kerja yang terdiri dari
manajer tingkat atas perusahaan biasanya melakukan audit ini. Audit ini mensyaratkan
perusahaan mendefinisikan secara gambling sasaran sosialnya, menganalisis sumber daya
yang dibutuhkannya dalam memenuhi sasaran tersebut, menentukan seberapa baik
pencapaian tujuan tersebut, dan membuat rekomendasi tentang bidang-bidang yang
membutuhkan perhatian lebih.

Anda mungkin juga menyukai