Anda di halaman 1dari 24

SEJARAH

Kerajaan Singasari

Kelompok 5
ANGGOTA KELOMPOK
1. Afdhal Kamil (2)
2. Fabian Rezqi Rabbani (11)
3. Faiz Abdul Dzaki (13)
4. Fathir Muhammad C.P.S (14)
5. Ghaits Andrade Widi (15)
6. Muhammad Kahfi Hizbullah (23)
LETAK GEOGRAFIS
Letak geografis Kerajaan Singasari saat ini adalah di daerah Singasari,
Malang, Jawa Timur. Berdasarkan informasi yang tertulis di Prasasti
Kudadu, nama resmi Singasari adalah Kerajaan Tumapel. Kemudian,
seperti yang ada di dalam Kitab Negarakertagama, ibu kota Kerajaan
Tumapel awalnya terletak di Kutaraja. Namun, pada 1253, Raja
Singasari, Wisnuwardhana mengganti nama ibu kota dari Kutaraja
menjadi Singasari. Oleh sebab itu, nama Singasari menjadi jauh lebih
terkenal dibanding Tumapel.

Letak Kerajaan Singhasari diperkirakan berada di sekitar Supit Urang,


yakni lahan di sekitar pertemuan antara Sungai Brantas dan Sungai
Bango. Supit Urang dipanggil karena bentuk pada peta yang seperti
supit udang merupakan kota kuno sebelum bersalin nama menjadi
Kutho Bedah.
LETAK GEOGRAFIS
Kawasan Kutho Bedah dipastikan merupakan pusat pemerintahan
Kerajaan Singhasari dibuktikan dengan lokasinya yang strategis.
Secara geo strategis lokasi Kutho Bedah berada di wilayah berbukit
yang cocok untuk pertahanan dan mengawasi pergerakan musuh,
yang saat itu Tumapel tengah melewati masa konflik dengan Kerajaan
Kadiri. Selain itu, letak Kerajaan Singasari yang berdekatan dengan
sungai membuat Kerjaan Singasari lebih mudah dalam melakukan
perkebunan / pertanian.
SEJARAH TERBENTUK
Kerajaan Singhasari atau Singasari adalah kerajaan bercorak
Hindu-Buddha yang terletak di Malang, Jawa Timur.
Kerajaan Singasari didirikan oleh Ken Arok yang sekaligus
menjabat sebagai raja pertama dengan gelar Sri Rajasa
Bathara Sang Amurwabhumi pada 1222 masehi. Nama
kerajaan ini sebenarnya adalah Kerajaan Tumapel dengan
ibu kota Kutaraja.

Penamaan Singasari bermula saat Raja Wisnuwardhana


menunjuk putranya, Kertanegara, sebagai putra mahkota
dan mengganti nama pusat pemerintahan menjadi
Singasari. Singasari yang sebenarnya adalah nama ibu kota,
justru lebih terkenal dari Tumapel.
SEJARAH TERBENTUK
Menurut Kitab Pararaton, sejarah berdirinya singasari
berkaitan dengan kisah pendirinya yaitu Ken Arok. Ken Arok
sendiri adalah seseorang dari kalangan sederhana yang
memulai karir dengan menjadi pengawal Tunggul Ametung,
seorang akuwu (camat) di Tumapel.

Saat bekerja menjadi pengawal Tunggul Ametung, Ken Arok


tertarik kepada Ken Dedes. Ken Dedes adalah istri Tunggul
Ametung yang sangat cantik. Keinginan Ken Arok untuk
memiliki istri majikannya semakin kuat saat Ken Dedes
diramalkan akan menurunkan raja-raja tanah Jawa. Setelah
itu, Ken Arok menyatakan dirinya sebagai akuwu baru
Tumapel dan menikahi Ken Dedes.
SILSILAH RAJA
Silsilah raja dalam kerajaan singasari dibagi menjadi 2 versi, yaitu
versi Kitab Pararaton dan versi Kakawin Nagarakertagama. Versi Kitab
Pararaton antara lain:

Ken Arok (1222-1247)


Anusapati (1247-1249)
Tohjaya (1249-1250)
Ranggawuni atau Wisnuwardhana (1250-1272)
Kartanegara (1272-1292).
SILSILAH RAJA
Sedangkan versi Kakawin Nagarakertagama, tidak disebutkan adanya
Tohjaya sebagai raja, berbeda dengan kitab pararaton yang
menyebutkan Raja Tohjaya. Alasannya karena Raja Tohjaya
merupakan salah satu orang yang berperan dalam rentetan
pembunuhan berebut kekuasaan. maka dari itu peristiwa berdarah
yang dianggap sebagai aib itu tidak disebutkan dalam kitab ini

Ken Arok (1222-1227),


Anusapati (1227-1248)
Wisnuwardhana (1248-1254)
Kartanegara (1254-1292).
SUMBER SEJARAH
1. Kitab Pararaton ( 1613 M)
Kitab Pararaton (bahasa Kawi: “Kitab Raja-Raja”), adalah
sebuah kitab naskah Sastra Jawa Pertengahan yang diubah

dalam bahasa Jawa Kawi. Naskah ini cukup singkat,


berupa 32 halaman seukuran folio yang terdiri dari 1126
baris. Isinya adalah sejarah raja-raja Singhasari dan
Majapahit di Jawa Timur.

Kitab Pararaton diawali dengan cerita mengenai kelahiran


Ken Arok, yaitu tokoh pendiri kerajaan Singhasari (1222–
1292). Selanjutnya hampir setengah kitab membahas
bagaimana Ken Arok meniti perjalanan hidupnya, sampai
ia menjadi raja pada tahun 1222
SUMBER SEJARAH
2. Kakawin Nagarakertagama ( 1365 M)
Kakawin ini menguraikan keadaan di keraton Majapahit
dalam masa pemerintahan Prabu Hayam Wuruk, raja agung

di tanah Jawa dan juga Nusantara. Ia bertakhta dari tahun


1350 - 1389 Masehi, pada masa puncak kerajaan Majapahit,
salah satu kerajaan terbesar yang pernah ada di Nusantara.
Bagian terpenting teks ini tentu saja menguraikan daerah-
daerah "wilayah" kerajaan Majapahit yang harus
menghaturkan upeti

Dilihat dari isinya, Nagarakertagama lebih banyak berisi


tentang kerajaan majapahit dibandingkan kerajaan singasari,
tetapi ada beberapa informasi tentang singasari diantaranya:
SUMBER SEJARAH
2. Kakawin Nagarakertagama ( 1365 M)
Ketika pertama kali didirikan pada tahun 1222, ibukota kerajaan Tumapel (Singosari)

berada di Kutaraja.
Dalam Kakawin ini disebutkan bahwa pendiri kerajaan singasari dpuja sebagai dewa
Siwa
Silsilah raja Singasari dalam Negarakertagama : Rangga Rajasa (1222), Anusapati
(1227), Wisnudharma (1248), Kertanegara (1254)
Terdapat pemerintahan bersama antara Raja Wisnuwardhana dan Narasingamurti
(ayah Raden Wijaya, pendiri Majapahit).
Wilayah kekuasaan Singasari di luar Jawa saat raja Kertanegara berkuasa, yaitu
meliputi Bali, Bakulapura, Melayu, Gurun dan Pahang.
SUMBER SEJARAH
3. Pnasasti Mula Manurung (1255 M)
Prasasti Mula Malurung adalah piagam pengesahan
penganugrahan desa Mula dan desa Malurung untuk
tokoh bernama Pranaraja. Prasasti ini ditemukan pada

tahun 1975 Masehi. Prasasti ini berbentuk lempengan-


lempengan tembaga yang diterbitkan Kertanagara sebagai
raja muda di Kediri, atas perintah ayahnya
Wisnuwardhana raja Singhasari.

Sebanyak sepuluh lempeng ditemukan pada tahun 1975 di


dekat kota Kediri, Jawa Timur. Sedangkan pada bulan Mei
2001, kembali ditemukan tiga lempeng di lapak penjual
barang loak di sekitar area sebelumnya. Sebagai informasi,
lempeng ke 2, 4, 6 prasasri ini tidak ditemukan. Isi
lempeng yg ditemukan diantaranya:
SUMBER SEJARAH
3. Prasasti Mula Manurung (1255 M)
Lempengan pertama berisi perintah Kertanagara untuk menerbitkan prasasti
Lempengan ketiga berisi pengabdian Pranaraja terhadap raja-raja sebelumnya.

Seminingrat.

Lempengan kelima berisi kesetiaan Pranaraja terhadap Seminingrat. Juga berisi puji-pujian untuk

Lempengan ketujuh berisi lanjutan nama-nama raja bawahan yang diangkat Seminingrat, antara lain
Kertanagara di Kadiri dan Jayakatwang di Gelanggelang
Lempengan kedelapan berisi ungkapan terima kasih para pengabdi yang dipimpin Ramapati atas anugerah
raja.
Lempengan kesembilan berisi anugerah untuk Pranaraja adalah desa Mula dan desa Malurung. Disebutkan
pula bahwa Seminingrat adalah cucu Bhatara Siwa pendiri kerajaan.
Lempengan kesepuluh berisi perintah Seminingrat melalui Ramapati supaya Kertanagara mengesahkan
anugerah tersebut untuk Pranaraja.
SUMBER SEJARAH
4. Prasasti Wurare (1289 M)
Prasasti Wurare merupakan prasasti dengan isi peringatan
penobatan arca Mahaksobhaya pada sebuah daerah

bernama Wurare sehingga parasasti ini disebut dengan


Prasasti Wuware. Arca ini merupakan penghormatan untuk
Raja Kertanegara yang oleh keturunannya dianggap sudah
mencapai derajat Jina atau Buddha Agung.

Prasasti berbentuk sajak 19 bait, yang di antaranya


menceritakan tentang seorang pendeta sakti bernama Arrya
Bharad, yang membelah tanah Jawa menjadi dua kerajaan.
Dengan tujuan, untuk menghindari perang saudara antara
dua pangeran yang ingin berperang memperebutkan
kekuasaan.
SISTEM KEPERCAYAAN
Didalam keagamaan kerajaan singasari, terjadi sekatisme antara Agama Hindu dan Budha,
dan melahirkan Agama Syiwa Budha pemimpinya diberi jabatan Dharma Dyaksa

Raja Kartanegara menganut Agama Budha Mahayana dengan menjalankan Upacara


keagamaan secara Pestapora sampai mabuk untuk mencapai kesempurnaan, kertanegara
menyebut dirinya CANGKANDARA (pimpinan dari semua agama).
SISTEM EKONOMI
Ekonomi Kerajaan Singasari tergolong strategis dalam
menjalankan ekonomi dan terbilang cukup maju

Letak kerajaan Singasari di lembah sungai Brantas, Membuat


kerajaan singasari menjadi salah satu Kerajaan dengan
mayoritas mata pencaharian sebagai petani.

Selain itu, Kerajaan Singasari dibantu dengan Sungai Brantas


yang menjadi salah satu lalu lintas perdagangan antardaerah
dan wilayah di nusantara.
MASA KEEMASAN
Masa keemasan kerajaan Singasari sendiri adalah masa pimpinan Kertanegara yaitu
tahun 1268-1292. Faktor pendukung kejayaan singasari antara lain:

1). Struktur pemerintahan singasari sangat teratur dan kuat.


-> Hal tersebut dapat kita lihat dari pelaksanaan politik yang ada di dalam maupun
di luar negeri pada masa pemerintahan Raja Kertanegara. Adapun politik dalam
negeri yang dilakukan antara lain yaitu dengan mengganti pejabat pembantunya.
Tak hanya itu, untuk memperkuat kekuasaannya lagi, Ia juga melakukan pernikahan
politik dan memperkuat aspek angkatan perang. Sedangkan untuk politik luar
negeri, Raja Kertanegara menjalin hubungan dengan kerajaan-kerajaan lain di luar
kepulauan Indonesia, salah satunya ekspedisi Pamalayu. Sistem pemerintahan yang
lebih berfokus ke pengembangan wilayah ini dapat membuahkan hasil berupa
dikuasainya wilayah Sunda, Malaka, Bali, Dan Kalimantan
MASA KEEMASAN
2). Melakukan ekspedisi pamalayu pada tahun 1275-1286 M.
-> Ekspedisi Pamalayu yang dilakukan Raja Kertanagara ditandai dengan pengiriman
arca Amoghapasa ke Dharmasraya sebagai bentuk persahabatan dari Kerajaan
Singhasari untuk Kerajaan Melayu dalam rangka membangun persekutuan antara
kerajaan Jawa dan Sumatra.

3). Perkembangan pesat dalam perdagangan dan pelayaran di Singasari.


-> Di bawah pemerintahan Raja Kertanegara perekonomian tertata dengan baik,
bahkan Kerajaan Singasari menjadi besar dan makmur. Sektor perdagangan dan
pelayaran Singasari berkembang pesat, dengan komoditas yang diperdagangkan
seperti beras, emas, kayu cendana, dan rempah-rempah. Selama kurun waktu
tersebut, Singasari berhasil menguasai jalur perdagangan dari Selat Malaka hingga
Kepulauan Maluku.
MASA KEEMASAN
4) Kehidupan keagamaan yang damai.
-> Kehidupan keagamaan di Kerajaan Singasari tidak dapat dilepaskan dari sejarah
perkembangan Agama Hindu dan Budha di Indonesia pada saat itu. Dimana saat itu
penganut Agama Hindu dan Budha bisa hidup secara berdampingan dengan damai.
Kehidupan keagamaan pada masa kejayaan Kerajaan Singasari ditandai dengan
adanya sinkretisme antara agama Hindu dan Budha, menjadi bentuk Siwa-Budha.
Karena hal tersebut, maka diangkatlah kepala agama Budha dan Hinda untuk
mendampingi Raja dalam mencapai sebuah keputusan.
KERUNTUHAN KERAJAAN
Keruntuhan Kerajaan Singasari terjadi pada masa pemerintahan
Kertanegara. Runtuhnya Singasari dikarenakan lemahnya pertahanan
Singasari akibat terlalu mementingkan urusan luar negeri daripada
dalam negeri. Jayakatwang dari Kerajaan Kediri melakukan
penyerangan ke Singasari. Dampaknya, Kertangeara wafat dan Kerajaan
Singasaripun runtuh.
Raden Wijaya merupakan menantu Raja Kertanegara dari Kerajaan
Singasari, namun Raden Wijaya harus berjuang sebagai pelarian karena
serangan dari Jayakatwang dari Kerajaan Kediri. Serangan ini
menghancurkan Kerajaan Singasari bahkan Raden Wijaya kabur hingga
ke wilayah Madura untuk mendapat perlindungan.
KERUNTUHAN KERAJAAN
Pada saat itu, Kubilai Khan memutuskan untuk mengirim 30.000
tentaranya untuk menyerang kerajaan Singasari karena Raja Kertanegara
menolak untuk tunduk kepada kekuasaan Mongol.
Cara Raden Wijaya menghadapi kedatangan pasukan Mongol di
Singasari adalah dengan bersekutu bersama mereka. Kerajaan Singasari
mulai mengalami kejatuhan akibat pemberontakan Jayakatwang pada
1292.
Keruntuhan Kerajaan Singasari pada 1292 disebabkan oleh faktor
internal dan eksternal. faktor internalnya adalah adanya pemberontakan
yang dilakukan oleh Jayakatwang pada tahun 1292 M, Sementara itu
faktor eksternalnya adalah, adanya serangan dari bangsa mongol pada
tahun 1280 M dan 1281 M dibawah pimpinan Kublai Khan.
KERUNTUHAN KERAJAAN
Melalui utusannya, Kublai Khan meminta Kerajaan Singasari untuk
tunduk dibawah bangsa mongol. Kublai juga juga meminta singasari
mengirim pangeran sebagai tanda Singasari tunduk kepada bangsa
Mongol, walaupun akhirnya Singasari menolak tunduk ke bangsa
Mongol.
Hal itu membuat Kublai Khan geram dan mebuat ia memutuskan untuk
mengirim armada ke Singasari pada tahun 1292.
Sementara Kerajaan Singasari sedang bersiap untuk menghadapi
serangan dari Kublai Khan, tiba tiba terjadi pemberontakan di pusat
Kerajaan Singasari. Pemberontakan ini dilakukan oleh Jayakatwang.
Pada akhirnya, Raja Kertanegara selaku raja terakhir dari Kerajaan
Singasari tewas ditangan Jayakatwang, dan Kerajaan Singasari jatuh ke
dalam kekuasaannya. Singasari runtuh di tahun 1292 M.
TERIMAKASIH!!

Anda mungkin juga menyukai