“KERAJAAN KALINGGA”
1. AHMAD KHOIRUDIN
2. BANNY CATHERINNE RADHITYA SOVIANTO
3. DELSTIA REGINA DWI PANGGA
4. MITA PUSPITA SARI
5. MUHAMMAD FARHAN MAULANA PUTRA
6. NUR WULANDARI
7. RENDI ANDRIANSYAH
Puji syukur senantiasa kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa,
berkat rahmat beserta hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah yang
berjudul “ Kerajaan kalingga atau Kerajaan Holing ” .
Makalah ini dibuat dengan maksud dan tujuan agar para pembaca mengetahui
secara jelas tentang Kerajaan kalingga / Holing, sejarah, kebudayaan, sistem
pemerintahan dan segala seluk beluk dalam kerajaan ini.Terimakasih kami
ucapkan kepada semua pihak yang turut membantu serta mendukung kami
dalam proses pembuatan makalah ini.
Kami menyadari bahwasanya makalah ini masih sangat sederhana dan jauh
dari kesempurnaan. Oleh karena itu, kami senantiasa mengharapkan kritik dan
saran yang bersifat membangun dari para pembaca demi kesempurnaan
makalah ini.
Penyusun
Kelompok 1
2
DAFTAR ISI
COVER……………………………………………………………………………….1
KATA PENGANTAR………………………………………………………………..2
DAFTAR ISI.................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN
1. Latar Belakang..................................................................................................... 4
2. Rumusan Masalah................................................................................................ 5
3. Tujuan Penulisan.................................................................................................. 5
BAB II PEMBAHASAN
A.Kesimpulan…………………...………….................................................................15
B.Saran..........................................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................. 16
3
BAB 1 PENDAHULUAN
Latar Belakang
Kerjaaan Kalingga – Ho Ling adalah sebutan lain dari Kerajaan Kalingga, berdasarkan
catatan dari Tiongkok. Kerajaan ini diperkirakan sudah berdiri sejak abad ke-6 Masehi.
Wilayah kekuasaan kerajaan kalingga berada di Jawa Tengah, antara Jepara dan
Pekalongan. Kalingga pun dianggap sebagai nenek moyang Kerajaan Mataram Kuno. Mari
mengenal lebih dekat dengan Kerajaan Kalingga.
Kerajaan Kalingga memiliki pertalian dengan Kerajaan Galuh. Putri dari Ratu Shima yang
dikenal sebagai Putri Parwati menikah dengan putra mahkota Kerajaan Galuh yang dikenal
sebagai Mandi minyak, kemudian menjadi raja kedua di Kerajaan Galuh. Setelah Maharani
Shima meninggal di tahun 732 M, Sanjaya menjadi raja Kerajaan Kalingga Utara yang
kemudian disebut Bumi Mataram. Ia kemudian menjadi pemuka dari sebuah dinasti atau
wangsa terkenal sebagai Wangsa Sanjaya di Kerajaan Mataram Kuno (Hindu). Kekuasaan di
Jawa Barat diserahkannya kepada putranya dari Tejakencana, yaitu Tamperan Barmawijaya
alias Rakeyan Panaraban. Raja Sanjaya juga menikahi Sudiwara puteri Dewasinga, Raja
Kalingga Selatan atau Bumi Sambara. Ia memiliki putra yaitu Rakai Panangkaran.
4
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penulisan
Untuk memaparkan secara sistematis tentang Kronologi Kerajaan Kalingga atau Holing di
Indonesia. Memenuhi nilai mata pelajaran Sejarah dan menjelaskan tentang Kerajaan
Kalingga.
5
BAB II
PEMBAHASAN
Sejarah kerajaan ini diketahui dari sumber catatan sejarah manuskrip, prasasti, cerita
rakyat setempat, dan kronik sejarah Tiongkok. Ratu Shima merupakan ratu yang memimpin
Kerajaan Kalingga. Catatan dari Tiongkok menjelaskan kalau sejak 674 hingga 732 Masehi,
rakyat Kalingga diperintah oleh Ratu Shima.
Ratu ini dikenal sangat adil dan bijaksana. Karena itu kondisi kerajaan ini sangat tentram
dan aman. Hukum ditegakkan tanpa pandang bulu. Seperti akan memotong tangan seseorang
yang terbukti sudah mencuri. Rakyatnya dikenal sangat pandai dalam membuat bunga kelapa
dan minuman keras. Komoditi kerajaan ini adalah gading gajah, cula badak, kulit penyu,
perak dan emas.
6
Dari catatan Tiongkok pula diungkapkan kalau letak dan wilayah kekuasaan Kerajaan
Kalingga kemungkinan berada di kawasan Pekalongan dan Jepara saat ini. Ibukotanya
dikelilingi tembok yang dibangun dari tonggak kayu. Sang raja mendiami bangunan besar
bertinggkat tinggi. Atapnya menggunakan palem, sedangkan singgasana sang raja dibuat dari
gading.
Jepara dikatakan sebagai pusat pemerintahan Kerajaan Kalingga, sebab terdapat tempat
bernama Keling. Sedangkan kawasan Pekalongan dianggap sebagai wilayah kekuasaan
Kalingga, karena kerajaan ini dibangun di Pekalongan yang merupakan tempat pelabuhan
kuno. Bahkan nama kota ini juga terkait dengan nama Kalingga, yakni Pe-Kaling-an.
Sosok Ratu Shima terkait erat dengan Kerajaan Galuh. Parwati, putri dari Maharani Shima
menikah dengan Mandiminyak, putra mahkota dari Kerajaan Galuh. Pangeran ini pun
akhirnya naik tahta sebagai raja kedua Kerajaan Galuh. Shima mempunyai cucu yang dikenal
sebagai Sanaha. Cucunya ini kemudian menikah dengan Bratasena, sang raja ketiga Kerajaan
Galuh.
Bratasena dan Sanaha mempunyai keturunan bernama Sanjaya. Kelak Sanjaya menjadi
raja Kerajaan Galuh dan Kerajaan Sunda. Dia memerintah kerajaan tersebut sejak 723 hingga
732 Masehi. Ketika Ratu Shima meninggal dunia pada 732 Masehi, Ratu Sanjaya diangkat
sebagai penggantinya. Sehingga dia memerintah Kerajaan Kalingga Utara. Kelak kerajaan ini
dikenal sebagai Bumi Mataram. Selanjutnya terbentuklah Dinasti atau Wangsa Sanjaya di
kawasan Kerajaan Mataram Kuno.
Kerajaan Holing akhirnya ditaklukkan oleh Kerajaan Sriwijaya pada tahun 752 Masehi.
Kalingga dianggap sebagai salah satu bagian jaringan perdagangan Hindu. Sama halnya
dengan Tarumanagara dan Melayu yang lebih dulu dikuasai oleh Sriwijaya. Tiga kerajaan itu
memang dianggap sebagai pesaing berat dalam jaringan perniagaan Sriwijaya.
7
Masa Kejayaan Kerajaan Kalingga
Masa kejayaan Kerajaan Kalingga terjadi kala dipimpin oleh Ratu Shima sejak 674 hingga
732 Masehi. Kejujuran dan keadilan sangat di junjung tinggi. Dengan penerapan hukum yang
sangat tegas, seperti memotong tangan bagi siapa saja yang terbukti mencuri.
Kaling di Jepara merupakan ibukota Kerajaan Kalingga. Kawasan ini dikenal sangat
subur, sehingga rakyatnya banyak mengandalkan dunia pertanian sebagai mata
pencahariannya. Bahkan perdagangan hasil buminya sampai ke negeri Tiongkok.
1. Kehidupan Politik
Menurut berita china, Kerajaan Holing atau Kalingga diperintah oleh seorang wanita
bernama Ratu Sima. Raja yang memerintah adalah Ratu Sima. Beliau menghendaki agar
rakyatnya benar-benar menjadi orang yang jujur. Pendeta dikerajaan itu yang terkenal ialah
Jhanabhadra. Masa pemerintahannya dimulai sekitar tahun 674 M.
Kepemimpinan Ratu Sima sangat keras, namun adil dan bijaksana. Setiap pelanggar
diberikan sanksi tegas. Tidak peduli apakah pelanggar tersebut adalah warga istana atau
bukan. Rakyat selau tunduk dan taat pada ratu sima, begitu juga dengan pejabat kerajaan.
Oleh karena itu ketertiban dan ketentraman di Kalingga berjalan dengan baik.
Menurut naskah Carita Parahyangan, Ratu Sima memiliki cucu bernama Sahana yang
menikah dengan Raja Brantasenawa dari Kerajaan Galuh. Sahana memiliki anak bernama
Sanjaya yang kelak menjadi Dinasti Sanjaya. Sepeninggalan Ratu Sima, Kerajaan
Kalinggaditaklukan oleh Kerajaan Sriwijaya.
8
2. Kehidupan Sosial
Kehidupan sosial di Kerajaan Kalingga berjalan dengan tertib dan teratur. Hal ini terjadi
berkat kepemimpinan Ratu Sima yang tegas dan bijaksana dalam menjalankan hukum dan
pemerintahannya.
Kehidupan Sosial Budaya Kerajaan Kalingga Penduduk Kalingga hidup dengan teratur.
Ketertiban dan ketentraman sosial di Kalingga dapat berjalan dengan baik berkat
kepemimpinan Ratu Sima yang tegas dan bijaksana dalam menjalankan hukum dan
pemerintahan. Dalam menegakkan hukum Ratu Sima tidak membedakan antara rakyat
dengan anggota kerabatnya sendiri. Berita mengenai ketegasan hukum Ratu Sima pernah
didengar oleh Raja Ta-Shih. Ta-Shih adalah sebutan Cina untuk kaum muslim Arab dan
Persia. Raja Ta-Shih lalu menguji kebenaran khabar tersebut. Dia memerintahkan anak
buahnya untuk meletakkan satu kantong emas di jalan wilayah Kerajaan Ratu Sima. Selama
tiga tahun kantong itu dibiarkan tergeletak di jalan dan tidak seorang pun berani menyentuh.
Setiap orang melewati kantong emas itu berusaha menyingkir. Pada suatu hari putra mahkota
tidak sengaja menginjak kantong itu sehingga isinya berhamburan. Kejadiaan ini membuat
Ratu Sima marah dan memerintahkan hukuman mati untuk putra mahkota. Akan tetapi, para
menteri berusaha memohon pengampunan untuk putra mahkota. Ratu Sima menanggapi
permohonan itu dengan memerintahkan agar jari kaki putra mahkota yang menyentuh
kantong emas dipotong. Peristiwa ini adalah bukti ketegasan Ratu Sima dalam menegakkan
hukum.
3. Kehidupan Ekonomi
9
Sementara itu, sebagian masyarakat yang tinggal di pedalaman yang subur, memanfaatkan
kondisi tanah yang subur tersebut untuk mengembangkan sektor pertanian. Hasil-hasil
pertanian yang diperdagangkan antara lain beras dan minuman. Penduduk kalingga dikenal
pandai membuat minuman berasal dari bunga kelapa dan bunga aren. Minuman tesebut
memiliki rasa manis dan dapat memabukkan. Dari hasil perdagangan dan pertanian tersebut,
penduduk kalingga hidup makmur.
4. Kehidupan Agama
Kerajaan ini banyak menganut agama Hindu semestinya seperti corak kerajaan ini Hindu,
walaupun seperti itu rakyatnya juga ada beberapa agama selain Hindu yaitu Agama Islam dan
juga terutama Agama Budha. Dalam catatan ITsing, pada tahun 664-667, pendeta Budha
Cina bernama Hwu-ning dengan pembantunya Yun-ki datang ke Ho-ling. Mereka bersama
dengan Joh-napo-t’o-lo menerjemahkan kitab Buddha bagian nirwana. Akan tetapi kitab yang
diterjemahkan tersebut sangat berbeda dengan Kitab Suci Budha Mahayana, dengan
demikian jelas bahwa holing bukan merupakan penganut agama Budha Mahayana, tetapi
menganut agama Budha Hinayana aliran Mulasarastiwada.
Sayangnya, masa kejayaan Kerajaan Kalingga tidak berlangsung lama. Sejak Ratu Shima
meninggal dunia dan tahtanya dimiliki keturunannya, mulailah terjadi tanda-tanda
kehancuran. Puncaknya kala terjadi serangan dari Kerajaan Sriwijaya. Jalur perniagaannya
direbut, dan rakyat Kalingga harus mengungsi ke pedalaman Pulau Jawa.
Bisa dikatakan catatan sejarah terkait Kerajaan Kalingga sangat terbatas. Catatan sejarah
pengembara dari zaman Dinasti Tang dan I-Tsing menjadi rujukan utamanya. Selain itu, para
ahli juga mengungkap keberadaan kerajaan ini dari berbagai peninggalan, seperti prasasti,
arca dan candi. Berikut ini sejumlah peninggalan yang mampu diidentifikasi.
10
1. Prasasti Tukmas
Sejumlah gambar yang tertera pada prasasti tersebut adalah bunga teratai, kelasangka,
cakra, kendi, kapak dan trisula. Nah, dari prasasti ini nampak kalau Kerajaan Kalingga ada
hubungannya dengan kebudayaan agama Hindu yang berasal dari India. Memang
penemuan prasasti ini relatif jauh dari ibukota Kalingga yang terletak di Jepara. Namun hal
itu dianggap sebagai wilayah kekuasaan Kalingga yang sangat luas.
11
2. Prasasti Sojomerto
Kabupaten Batang menjadi wilayah penemuan prasasti ini. Sojomerto merupakan nama
dusun dimana prasasti itu ditemukan. Huruf kawi digunakan pada peninggalan ini, tapi
dengan menggunakan bahasa Melayu Kuno. Karena itu, diprediksi prasasti ini dibuat di abad
tujuh Masehi.
Prasasti ini menerangkan keadaan keluarga dari Kerajaan Kalingga. Dapunta Sailendra
tertulis sebagai pendiri dari kerajaan tersebut. Sehingga dari penemuan ini disimpulkan kalau
pendiri dari Kerajaan Kalingga berasal dari keturunan Dinasti Sailendra, yang merupakan
penguasa dari Kerajaan Mataram Kuno.
3. Prasasti Upit
12
Prasasti ini ditemukan di wilayah Desa Ngawen, Kecamatan Ngawen, Kabupaten Klaten,
Jawa Tengah. Penemuan ini menjelaskan adanya kampung upit, yang dibebaskan dari pajak
atau daerah perdikan. Kebijakan ini atas anugerah Ratu Shima, sang penguasa Kalingga.
Agar bisa dirawat dan dilestarikan, maka prasasti ini ditempatkan di Museum Purbakala yang
berada di Prambanan, Klaten.
4. Candi Angin
Selain ketiga prasasti itu, Kerajaan Kalingga juga meninggalkan sejumlah bangunan
berupa candi. Salah satunya adalah Candi Angin. Bangunan kuno ini berada di Desa Tempur,
Kecamatan Keling, Kabupaten Jepara. Penamaan candi ini karena letaknya sangat tinggi.
Namun, meskipun terpaan angin begitu kencang yang berlangsung setiap hari, tapi bangunan
candinya tetap kokoh dan tidak roboh.
Menurut para ahli, kemungkinan Candi Angin dibangun lebih dulu ketimbang Candi
Borobudur. Hal ini disimpulkan dari analisa karbon. Candi ini diprediksi dibangun sebelum
masuknya kebudayaan Hindu dan Budha melebur dengan kebudayaan masyarakat Jawa.
Karena tidak terdapat ornamen Budha dan Hindu pada candi tersebut.
13
5, Candi Bubrah
Lokasi Candi Bubrah tidak jauh dari Candi Angin. Sebenarnya penamaan candi ini karena
saat ditemukan keadaan bangunannya sudah luluh lantak. Bubrah dalam Bahasa Jawa berarti
hancur lebur. Kalau dilihat dari gaya bangunan dan arsitekturnya, maka candi tersebut
diprediksi dibangun pada abad kesembilan Masehi. Karena menampilkan corak kebudayaan
Budha.
Material yang digunakan dalam membangun candi ini berupa batu andesit. Ukuran candi
ini berkisar 12 x 12 meter persegi. Sayangnya, ketika ditemukan bangunan ini hanya
menyisakan reruntuhan dengan tinggi hanya berkisar dua meteran saja.
14
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari hasil penjelasan makalah di atas, dapat disimpulkan bahwa Kerajaan Kalingga/Holing
adalah sebuah kerajaan yang berpusat diJawa Tengah, Indonesia, yang berdiri sekitar abad
ke-6 masehi . Kerajaan Holing adalah kerajaan yang bercorak Budha. Kerajaan ini diperintah
oleh seorang ratu yang bernama Ratu Sima.Situasi Kerajaan Holing yaitu
Dalam berita Cina kerajaan ini disebut Holing. Dijelaskan bahwa pada abad ke 7 di Jawa
Tengah bagian utara sudah berdiri satu kerajaan. Rakyat dari kerajaan tersebut hidupnya
makmur dari hasil bercocok tanam serta mempunyai sumber air asin. Hidup mereka tenteram,
karena tidak ada kejahatan dan kebohongan. Ilmu perbintangan sudah dikenal dan dimanfaat
dalam bercocok tanam.
Keberadaan kerajaan Kalingga tentunya tidak akan terlepas dari keberadaan Ratu Shima,
yang memerintah sekitar tahun 674 M. Dalam memerintah Ratu Sima digambarkan sebagai
pemimpin yang “keras” demi menjalankan hukum kerajaan. Kerajaannya dikelilingi oleh
pagar kayu. Tempat tinggal raja berupa rumah tingkat yang beratap, tempat duduk raja
berupa paterana gading. Dan salah satu hukum dalam pemerintahan Ratu Shima adalah
apabila ada yang mencuri, maka tangannya harus dipotong.
B. Saran
Semoga makalah ini dapat bermanfaat dan menambah pengetahuan bagi para
pembaca.Selain itu kita bisa mengetahui lebih dalam tentang kerajaan-kerajaan hindu-budha
di Indonesia khususnya kerajaan Kalingga/ Holing. Kita sebagai penerus harus bisa
melestarikannya serta menjaga peninggalan-peninggalan yang merupakan sejarah bangsa
Indonesia.
15
DAFTAR PUSTAKA
https://salamadian.com/kerajaan-kalingga-holing/
https://www.romadecade.org/kerajaan-kalingga/
https://storyeven.blogspot.com/2015/10/makalah-kerajaan-kalingga.html
http://aulia11ips2-04.blogspot.com/2013/11/makalah-kerajaan-holing.html
http://alidtirtayasa.blogspot.com/2013/11/makalah-kerajaan-holing.html
16