Anda di halaman 1dari 15

KERAJAAN MARITIM BERCORAK HINDU BUDHA

Masuknya Hindu-Budha ke Indonesia mendorong berkembangnya sistem pemerintahan kerajaan yang


dipimpin oleh seorang raja
a. Kerajaan Kutai
1. Lokasi
Terketak di daerah Muarakaman tepi Sungai Mahakam, Kalimantan Timur. Sungai Mahakam dapat
dilayari dari pantai sampai masuk ke Muarakaman, sehingga baik untuk kegiatan perdagangan. Sungai
yang cukup besar tersebut masih ramai oleh lalu lintas air sejak masa praaksara hingga sekarang.

2. Sumber
Tujuh buah batu bertulis yang disebut Yupa. Yupa bertuliskan huruf pallawa dab berbahasa
sansekerta yang diperkirakan tahun 400 M. ( abad ke-5). Dalam Prasasti antara lain berisi silsilah
kerajaan Kutai

3. Kehidupan Masyarakat Kutai

a) Kehidupan politik/pemerintahan
Berdasarkan Yupa yang ditemukan, pendiri
kerajaan Kutai adalah Kudungga, kemudian raja
yang memerintah Aswawarman, Mulawarman.
Aswawarman dianggap sebagai pendiri dinasti
(wangsakerta).
Dari berbagai keterangan Kerajaan Kutai telah
mendapat pengaruh Hindu. Pengaruh Hindu di
duga setelah Kudungga memerintah hal ini
didasarkan pada nama Kudungga sendiri yang
merupakan nama asli Indonesia. Oleh karena itu
tidak disebut Wangsakerta. Raja mulawarman
adalah raja terbesar Kutai dan telah memluk
Hindu.

b) Kehidupan Ekonomi
Dilihat dari Lokasinya yang strategis yakni sebagai daeran jalur perdagangan inernasional ( Selat
Malaka-Laut Jawa_Selat Makasar-Kutai-Cina atau sebliknya) maka kehidupan dan mata
pencaharian rakyat Kutai adalah perdagangan dan pelayaran, serta pertanian

a) Kehidupan Sosial-Budaya
 Kehidupan masyarakat sudah sangat teratur, memeluk agama Hindu ( Syiwa ) salah satu yupa
menyebutkan tempat suau tempat suci dengan nama Wamprakeswara (tempat pemujaan
Dewa Syiwa)
 Masih terdapat masyarakat yang menjalankan adat istiadat dan kepercayaan aslinya

b. Kerajaan Tarumanegara
1. Lokasi
Berlokasi di Bogor Jawa Barat
2. Sumber sejarah
Kerajaan Tarumanegara merupakan kerajaan
Hindu tertua ke dua di Indonesia. Sumber-
suber sejarah kerajaan Tarumanegara adaah :
a) Berita dari Cina dari Zaman Dinati Tang
menyebutkan “kerajaan To-lo-mo
(Tarumanegara) mengirimkan utusan ke
Cina beberapa kali

a) Prasasti

1
Prasasti yang mengemukakan tentang Kerajaan Tarumanegara antara lain adalah :
1) Prasasti Ciaruteun, berisi empat baris kalimat “ini kedua telapak kaki yang seperti kaki Dewa
Wisnu, ialah kaki yang mulia Purnawarman raja di negeri Taruma raja yang sangat gagah
berani”
Prasasti ini ditemukan oleh N.W. Hoepermans, tertulis pada bongkahan andesit rata dengan
aksara Pallawa dan bahasa Sanskerta
2) Prasasti Kebon Kopi, yakni adanya bekas tapak kaki gajah yang disamakan dengan tapak kaki
gajah Airawati (Gajah tunggangan Dewa Wisnu)
3) Prasasi Pasir Jambu, yakni tetatang kegagahan Raja Purnawarman. Isinya “gagah
mengagumkan dan jujur terhadap tugasnya adalah pemimpin manusia yang tiada taranya,
yang termasyhur Sri Purnawarman yang memerintah Taruma dan baju zirahnya yang tidak
dapat ditembus oleh musuh”
4) Prasasti Tugu, Prasasti tersebut isinya menerangkan penggalian Sungai Candrabaga oleh
Rajadirajaguru dan penggalian Sungai Gomati oleh Purnawarman pada tahun ke-22 masa
pemerintahannya. Penggalian sungai tersebut merupakan gagasan untuk menghindari
bencana alam berupa banjir yang sering terjadi pada masa pemerintahan Purnawarman, dan
kekeringan yang terjadi pada musim kemarau.
5) Prasasti Pasir Jambu, adalah hanya pahatan gambar daha, ranting, daun, buah-buahan dan
sepasang telapak kaki. Untuk isi dari Prasasti Pasir Awi masih belum bisa dibaca karena ditulis
menggunakan huruf ikal.
Prasasti ini pertama kali ditemukan oleh N.W. Hoepermans pada tahun 1864
6) Prasasti Muara Cianten, prasasti ini belum dapat terbaca, merupakan prasasti yang
berbentuk batu lonjong atau oval dari batu andesit. Hal ini karena tulisan dalam batu andesit
tersebut berbentuk ikal atau lebih tepatnya berupa huruf sangkha. Batu tersebut disebut
prasasti karena terdapat pahatan dan goresan yang menyerupai huruf ikal
7) Prasasti Cidanghiyang dilaporkan pertama kali oleh Toebagus Roesjan, ditulis dalam aksara
Pallawa yang disusun dalam bentuk seloka bahasa Sanskerta
Isinya “Inilah (tanda) keperwiraan, keagungan, dan keberanian yang sesungguhnya dari raja
dunia, yang Mulia Purnawarman yang menjadi panji sekalian raja-raja” 

3. Kehidupan Masyarakat Tarumanegara


a. Kehidupan Politik/ pemerintahan
Tarumanagara atau Kerajaan Taruma adalah sebuah kerajaan yang pernah berkuasa di wilayah
barat pulau Jawa pada abad ke-4 hingga abad ke-7 M. Kata tarumanagara berasal dari
kata taruma dan nagara. Nagara artinya kerajaan atau negara sedangkan taruma berasal dari
kata tarum yang merupakan nama sungai yang membelah Jawa Barat yaitu Ci Tarum. Pada muara
Ci Tarum ditemukan percandian yang luas yaitu Percandian Batujaya dan Percandian
Cibuaya yang diduga merupakan peradaban peninggalan Kerajaan Taruma
Kehidupan politik di masa Kerajaan Tarumanagara diketahui berdasarkan prasasti yang telah
ditemukan, berdasarkan prasasti tersebut raja yang berhasil meningkatkan kehidupan rakyat
adalah Raja Purnawarman
Raja-raja Tarumanegara :
1) Jayasinghawarman (358 – 382 M) 9. Sudhawarman (628 – 639 M )
2) Dharmayawarma (382 M – 395 M) 10. Hariwangsawarman ( 639 – 640 M )
3) Purnawarman (395 M - 434 M) 11. Nagajayawarman ( 640 – 666 M )
4) Wisnuwarman (434 – 455 M) 12. Linggawarman ( 666 – 669 M )
5) Indrawarman ( 455 - 515 M)
6) Candrawarnan (515 – 535 M )
7) Suryawarman (535 – 561 M )
8) Kertawarman (561 – 628 M )

b. Kehidupan Ekonomi
Kehidupan perekonomian masyarakat Tarumanegara adalah pertanian dan peternakan. Hal ini
dapat diketahui dari isi Prasasti Tugu yakni tentang pembangunan atau penggalian Saluran
Gomati yang panjangnya 6112 tombak (12 km) dan dikerjakan selama 21 hari. Selesai penggalian,
Raja Purnawarman mengadakan selamatan dengan memberikan hadiah 1000 ekor sapi kepada
para Brahmana. Pembangunan itu mempunyai ekonomis bagi rakyat karena dapat dipergunakan

2
sebagai sarana pengairan dan pencegahan banjir. Disamping Saluran Gomati dalam Prasasti Tugu
juga disebutkan adanya penggalian saluran Candrabaga.

c. Kehidupan Sosial-Budaya
Kehidupan masyarakat Tarumanegara sudah teratur dan kehidupan masyarkat terdiri dari petani,
pedagang, peternak, pemburu dan nelayan.

c. Kerajaan Sriwijaya
Sriwijaya adalah kerajaan Melayu kuno di pulau Sumatra yang banyak berpengaruh di kepulauan Melayu.
Bukti awal mengenai keberadaan kerajaan ini berasal dari abad ke-7 M. Dan bercorak Budha
1. Lokasi

Banyak pendapat yang engemukakan tentang


pusat kerajaan Sriwijaya. Sekitar tahun 1992
hingga 1993, Pierre – Yves Manguin membuktikan
bahwa pusat Sriwijaya berada di Sungai Musi
antara Bukit Seguntang dan Sabokingking
(terLokasi di provinsi Sumatera Selatan).

2. Sumber Sejarah
a) Berita-berita dari luar negeri :
1) I-Tsing pendeta dari Cina, singgah di Shi-li-fo-shih (Sriwijaya) selama enam bulan dan
mempelajari paramasastra atau tata bahasa Sanskerta. Kemudian, bersama guru Buddhis,
Sakyakirti, ia menyalin kitab Hastadandasastra ke dalam bahasa Cina. Kesimpulan I-Tsing
mengenai Sriwijaya adalah negara ini telah maju dalam bidang agama Buddha. Pelayarannya
maju karena kapal-kapal India singgah di sana dan ditutupnya Jalan Sutra oleh bangsa Han.
Buddhisme di Sriwijaya dipengaruhi Tantraisme, namun disiarkan pula aliran Buddha
Mahayana. I-Tsing juga menyebutkan bahwa Sriwijaya telah menaklukkan daerah Kedah di
pantai barat Melayu pada tahun 682 – 685
2) Berita Cina dari dinasti Tang menyebutkan bahwa Shi-li-fo-shih (Sriwijaya) adalah kerajaan
Buddhis yang terLokasi di Laut Selatan. Adapun berita sumber dari dinasti Sung menyebutkan
bahwa utusan Cina sering datang ke San-fo-tsi. Diyakini bahwa yang disebut San-fo-tsi itu
adalah Sriwijaya.
3) Berita Arab menyebutkan adanya negara Zabag (Sriwijaya). Ibu Hordadheh mengatakan
bahwa Raja Zabag banyak menghasilkan emas. Setiap tahunnya emas yang dihasilkan seberat
206 kg. Berita lain disebutkan oleh Alberuni. Ia mengatakan bahwa Zabag lebih dekat dengan
Cina daripada India. Negara ini terLokasi di daerah yang disebut Swarnadwipa (Pulau Emas)
karena banyak menghasilkan emas
4) Prasasti dari India
 Prasasti Leiden Besar yang ditemukan oleh raja-raja dari dinasti Cola menyebutkan
adanya pemberian tanah Anaimangalam kepada biara di Nagipatma. Biara tersebut
dibuat oleh Marawijayattunggawarman, keturunan keluarga Syailendra yang berkuasa di
Sriwijaya dan Kataka.
 Prasasti Nalanda menyebutkan bahwa Raja Dewa Paladewa dari Nalanda, India, telah
membebaskan lima buah desa dari pajak. Sebagai imbalannya, kelima desa itu wajib
membiayai para mahasiswa dari Kerajaan Sriwijaya yang menuntut ilmu di Kerajaan
Nalanda. Hal ini merupakan wujud penghargaan sebab Raja Sriwijaya saat itu,
Balaputradewa, mendirikan vihara di Nalanda. Selain itu, prasasti Nalanda juga
menyebutkan bahwa Raja Balaputradewa sebagai raja terakhir dinasti Syailendra yang
terusir dari Jawa meminta kepada Raja Nalanda untuk mengakui hak-haknya atas dinasti
Syailendra

b) Prasasti
1) Prasasti Kota Kapur (682 M)
Menceritakan tentang kisah perjalanan suci Dapunta Hyang dari Minana dengan perahu,
bersama dua laksa (20.000) tentara dan 200 peti perbekalan, serta 1.213 tentara yang

3
berjalan kaki.
2) Prasasti Kedukan Bukit (683 M)
Menyebutkan bahwa raja Sriwijaya bernama Dapunta Hyang yang membawa tentara
sebanyak 20.000 orang berhasil menundukan Minangatamwan. Dengan kemenangan itu,
Kerajaan Sriwijaya menjadi makmur. Daerah yang dimaksud Minangatamwan itu
kemungkinan adalah daerah Binaga yang terLokasi di Jambi. Daerah itu sangat strategis
untuk perdagangan
3) Prasasti Talangtuo ( 684 M )
Menyebutkan tentang pembuatan Taman Srikesetra atas perintah Raja Dapunta Hyang.
4) Prasasti Karang Berahi (686 M)
Ditemukan di daerah pedalaman Jambi, yang menunjukan penguasaan Sriwijaya atas daerah
itu
5) Prasasti Telaga Batu.
Prasasti ini Karena ditemukan di sekitar Palembang pada tahun 1918 M. Berbentuk batu
lempeng mendekati segi lima, di atasnya ada tujuh kepala ular kobra, dengan sebentuk
mangkuk kecil dengan cerat (mulut kecil tempat keluar air) di bawahnya. Menurut para
arkeolog, prasasti ini digunakan untuk pelaksanaan upacara sumpah kesetiaan dan
kepatuhan para calon pejabat. Dalam prosesi itu, pejabat yang disumpah meminum air
yang dialirkan ke batu dan keluar melalui cerat tersebut. Sebagai sarana untuk upacara
persumpahan, prasasti seperti itu biasanya ditempatkan di pusat kerajaan., maka diduga
kuat Palembang merupakan pusat Kerajaan Sriwijaya
6) Prasasti Palas Pasemah
Isinya wilayah lampung selatan telah diduduki Sriwijaya
7) Prasasti Ligor ( 775 M )
Isinya tetang sriwijaya di perintah Darmaseta

3. Kehidupan Masyarakat Sriwijaya


a) Kehidupan Politik/Pemerintahan
Sriwijaya dikenal sebagai kerajaan besar dan masyhur. Selain mendapat julukan sebagai Kerajaan
Nasional I, Sriwijaya juga mendapat julukan Kerajaan Maritim disebabkan armada lautnya yang
kuat. Raja-rajanya yang terkenal adalah Dapunta Hyang (pendiri Sriwijaya) Balaputradewa, dan
Sanggrama Wijayatunggawarman. Perluasan wilayah dilakukan dengan menguasai Tulang
Bawang (Lampung), Kedah, Pulau Bangka, Jambi, Tanah Genting Kra dan Jawa (Kaling dan
Mataram Kuno).
Kerajaan Sriwijaya mencapai puncak kejayaannya pada masa Balaputra Dewa. Raja ini
mengadakan hubungan persahabatan dengan Raja Dewapala Dewa dari India. Dalam Prasasti
Nalanda disebutkan bahwa Raja Dewapala Dewa menghadiahkan sebidang tanah untuk
mendirikan sebuah biara untuk para pendeta Sriwijaya yang belajar agama Buddha di India.
Pada masa pemerintahan Sanggrama wijayatunggawarma,Kerajaan Sriwijaya mengalami
kemunduran dan runtuh yang disebabkan oleh faktor-faktor berikut.
1) Faktor geologis, yaitu adanya pelumpuran Sungai Musi sehingga para pedagang tidak singgah
lagi di Sriwijaya.
2) Faktor politis, yaitu jatuhnya Tanah Genting Kra ke tangan Siam membuat pertahanan
Sriwijaya di sisi utara melemah dan perdagangan mengalami kemunduran. Di sisi timur,
kerajaan ini terdesak oleh Kerajaan Singasari yang dipimpin Kertanegara. Akibat dari
serangan ini, Melayu, Kalimantan, dan Pahang lepas dari tangan Sriwijaya. Desakan lain
datang dari Kerajaan Colamandala dan Sriwijaya akhirnya benar-benar hancur karena
diserang Majapahit.
3) Faktor ekonomi, yaitu menurunnya pendapatan Sriwijaya akibat lepasnya daerah-daerah
strategis untuk perdagangan ke tangan kerajaan-kerajaan lain.

a) Kehidupan Ekonomi
Sriwijaya berhasil menguasai Selat Malaka yang merupakan urat nadi perdagangan di Asia
Tenggara sehingga menguasai perdagangan nasional dan internasional. Hal ini didukung
Lokasinya yang strategis di jalur perdagangan India –Cina. Penguasaan Sriwijaya atas Selat Malaka
mempunyai arti penting terhadap perkembangannya sebagai kerajaan maritim sebab banyak

4
kapal-kapal asing yang singgah untuk menambah air minum, perbekalan makanan, dan
melakukan aktivitas perdagangan. Sriwijaya sebagai pusat perdagangan mendapatkan
keuntungan yang besar dari aktivitas itu.

b) Kehidupan Sosial Budaya


Kerajaan Sriwijaya karena Lokasinya yang strategis dalam lalu lintas perdagangan internasional
menyebabkan masyarakatnya lebih terbuka dalam menerima berbagai pengaruh asing.
Masyarakat Sriwijaya juga telah mampu mengembangkan bahasa komunikasi dalam dunia
perdagangannya. Kemungkinan bahasa Melayu Kuno telah digunakan sebagai bahasa pengantar
terutama dengan para pedagang dari Jawa Barat, Bangka, Jambi, dan Semanjung Malaysia.
Penduduk Sriwijaya juga bersifat terbuka dalam menerima berbagai kebudayaan yang datang.
Salah satunya adalah mengadopsi kebudayaan India, seperti nama-nama India, adat istiadat, serta
tradisi dalam agama Hindu.
Khusus dalam bidang keagamaan Sriwijaya menjadi pusat agama Budha yang penditing di awasan
Asia Tenggara dan Asia Timur. Agama Budha yang berkebang di sriwijaya adalah aliran Mahayana
yang salah satu tokoh terkenalnya adalah Dharmakitri

d. Kerajaan Mataram Kuno


1. Lokasi
Kerajaan Mataram Kuno atau disebut dengan Bhumi Mataram. Pada awalnya terLokasi di Jawa
Tengah. Daerah Mataram dikelilingi oleh banyak pegunungan dan di tengahnya banyak mengalir
sungai besar diantaranya sungai Progo, Bogowonto, Elo, dan Bengawan Solo.Keadaan tanahnya
subur sehingga pertumbuhan penduduknya cukup maju.
2. Sumber
a) Prasasti
 Prasasti Canggal ditemukan di halaman Candi Gunung Wukir di desa Canggal berangka tahun
723 M dalam bentuk Candrasagkele.
Prasasti Canggal menggunakan huruf pallawa dan bahasa Sansekerta isinya menceritakan
tentang pendirian Lingga (lambang Syiwa) di desa Kunjarakunja oleh Raja Sanjaya dan di
samping itu juga diceritakan bahwa yang menjadi raja mula-mula Sanne kemudian digantikan
oleh Sanjaya anak Sannaha (saudara perempuan Sanne).
 Prasasti Kalasan ditemukan di desa Kalasan Yogyakarta berangka tahun 778 M, ditulis dalam
huruf Pranagari (India Utara) dan bahasa Sansekerta. Isinya menceritakan pendirian
bangunan suci untuk dewi Tara dan biara untuk pendeta oleh raja Panangkaran atas
permintaan keluarga Syaelendra dan Panangkaran juga menghadiahkan desa Kalasan untuk
para Sanggha (umat Budha).
Bangunan suci seperti yang tertera dalam prasasti Kalasan tersebut ternyata adalah candi
Kalasan yang terLokasi di sebelah timur Yogyakarta.
 Prasasti Mantyasih ditemukan di Mantyasih Kedu, Jateng berangka tahun 907 M yang
menggunakan bahasa Jawa Kuno. Isi dari prasasti tersebut adalah daftar silsilah raja-raja
Mataram yang mendahului Bality yaitu Raja Sanjaya, Rakai Panangkaran, Rakai Panunggalan,
Rakai Warak, Rakai Garung, Rakai Pikatan, Rakai Kayuwangi, Rakai Watuhumalang, dan Rakai
Watukura Dyah Balitung. Untuk itu prasasti Mantyasih/Kedu ini juga disebut dengan prasasti
Belitung.
 Prasasti Klurak ditemukan di desa Prambanan berangka tahun 782 M ditulis dalam huruf
Pranagari dan bahasa Sansekerta isinya menceritakan pembuatan arca Manjusri oleh Raja
Indra yang bergelar Sri Sanggramadananjaya.
Menurut para ahli bahwa yang dimaksud dengan arca Manjusri adalah Candi Sewu yang
berokasi di Komplek Prambanan dan nama raja Indra tersebut juga ditemukan pada Prasasti
Ligor dan Prasasti Nalanda peninggalan kerajaan Sriwijaya
b) Candi
Bangunan-bangunan candi di Jawa Tengah, yang manjadi
bukti peninggalan kerajaan Mataram yaitu seperti Candi
pegunungan Dieng, Candi Gedung Songo, yang terLokasi
di Jawa Tengah Utara.
Selanjutnya di Jawa Tengah bagian selatan juga banyak
ditemukan candi antara lain Candi Borobudur, Candi
Mendut, Candi Plaosan, Candi Prambanan, Candi Sambi
Sari, dan masih banyak candi-candi yang lain
5
3. Kehidupan Masyarakat Mataram Kuno
a) Kehidupan politik/pemerintahan
Kerajaan Mataram diperintah oleh dua dinasti atau wangsa yaitu wangsa Sanjaya yang
beragama Hindu Syiwa dan wangsa Syaelendra yang beragama Budha. Pada awalnya
mungkin yang berkuasa adalah wangsa Sanjaya, hal ini sesuai dengan prasasti Canggal. Tetapi
setelah perkembangan berikutnya muncul keluarga Syaelendra. Menurut para ahli, keluarga
Sanjaya terdesak oleh Keluarga Syaelendra, tetapi mengenai pergeseran kekuasaan tersebut
tidak diketahui secara pasti, yang jelas kedua-duanya sama-sama berkuasa di Jawa Tengah dan
memiliki hubungan yang erat, hal ini sesuai dengan prasasti Kalasan.
Raja-raja dari dinasti Sanjaya dan Syailendra
1. Dinasti Sanjaya (b) Dinasti Syailendra
1. Sanjaya Banu (752 – 775)
2. Panangkaran Wisnu (775 – 782)
3. Panunggalan Indra (782 – 812)
4. Waruk Samaratungga (812 – 833)
5. Garung
6. Rake Pikatan X Pramodyawardani (833 – 856)
7. Rake Kayuwangi (856 – 886)
9. Rake Watuhumalang (886 – 898)
10. Balitung (898 – 910)
11. Daksa (910 – 919)
12.Tulodong (919 – 924)
13. Wawa (924 – 929)
Berdasarkan candi-candi peninggalan kerajaan Mataram yang berasal dari abad 8-9 yang
bercorak Hindu yang terLokasi di Jateng bagian utara dan yang bercorak Budha terLokasi di
Jateng selatan,untuk itu dapatlah disimpulkan bahwa kekuasaan dinasti Sanjaya di Jateng bagian
utara, dan kekuasaan dinasti Syaelendra di Jateng selatan. Kedua dinasti tersebut akhirnya
bersatu dengan adanya pernikahan Rakai Pikatan dengan Pramudyawardani yang bergelar Sri
Kahulunan. Pramudyawardani tersebut adalah putri dari Samaratungga. Raja Samaratungga
selain mempunyai putri Pramudyawardani, juga mempunyai putera yaitu Balaputradewa (karena
Samaratungga menikah dengan keturunan raja Sriwijaya).Kegagalan Balaputradewa merebut
kekuasaan dari Rakai Pikatan, maka menyingkir ke Sumatera menjadi raja Sriwijaya.Untuk
selanjutnya pemerintahan kerajaan Mataram dikuasai oleh dinasti Sanjaya dengan rajanya yang
terakhir yaitu Wawa.
Pada masa pemerintahan Wawa sekitar abad 10, Mataram di Jateng mengalami kemunduran dan
pusat penerintahan dipindahkan ke Jawa Timur oleh Mpu Sendok. Dengan adanya perpindahan
kekuasaan dari Jateng ke Jatim oleh Mpu Sendok, maka Mpu Sendok mendirikan dinasti baru
yaitu dinasti Isyana dengan kerajaannya adalah Medang Kamulan.
Berdasarkan prasasti Calcuta, maka silsilah raja-raja yang memerintah di kerajaan Medang
Kamulan dapat diketahui. Pada tahun 1017 M kerajaan Medang pada masa Dharmawangsa
mengalami pralaya/ kehancuran akibat serangan dari Wurawari dan yang berhasil meloloskan diri
dari serangan tersebut adalah Airlangga.Tahun 1023 Airlangga dinobatkan oleh pendeta Budha
dan Brahmana (pendeta Hindu) menjadi raja Medang menggantikan Dharmawangsa.
Pada awal pemerintahannya Airlangga berusaha menyatukan kembali daerah-daerah yang
pernah dikuasai oleh Dharmawangsa, dan melakukan pembangunan di dalam negeri dengan
memindahkan ibukota kerajaan Medang dari Wutan Mas ke Kahuripan tahun 1031, serta
memperbaiki pelabuhan Hujung Galuh, dan membangun bendungan Wringin Sapta.
Dengan demikian usaha-usaha yang dilakukan oleh Airlangga mendatangkan keamanandan
kemakmuran bagi rakyatnya. Tetapi kemudian tahun 1041, Airlangga mundur dari tahtanya dan
memerintahkan untuk membagi kekuasaan menjadi 2 kerajaan. Kedua kerajaan tersebut adalah
Jenggala dan Panjalu. Pada awalnya pembagian kerajaan tersebut dalam rangka menghindari
perebutan kekuasaan diantara putera-putera Airlangga. Tetapi ternyata hal ini yang menjadi
penyebab kerajaan Medang mengalami kehancuran.

6
Tugas / Latihan :
Kemukakan :
1. Alasan Mpu Sindok memindahkan pusat kerajaan Mataram Kuno dari Jawa Tengah ke
Jawa Timur
2. Airlangga membagi Kerajaan Medang(kahuripan) menjadi dua yaitu Jenggala dan
Panjalu

b) Kehidupan Ekonomi
Dalam lapangan ekonomi, kerajaan Mataram mengembangkan perekonomian agraris karena
Lokasinya di pedalaman dan daerah yang subur tetapi pada perkembangan berikutnya, Mataram
mulai mengembangkan kehidupan pelayaran, hal ini terjadi pada masa pemerintahan Balitung
yang memanfaatkan sungai Bengawan Solo sebagai lalu lintas perdagangan menuju pantai utara
Jawa Timur. Dengan adanya pengembangan perekonomian, maka timbul dugaan bahwa
dipindahkannya dari Jawa Tengah ke Jawa Timur karena alasan tersebut.

c) Kehidupan Sosial Budaya


Berdasarkan bangunan candi yang ada, baik yang bercorak Hindu maupun Budha jumlah cukup
banyak dan tempat atau lokasinyapun ada yang berdampingan, maka hal ini membuktikan bahwa
kehidupan sosial masyarakat Mataram sangat religius dan dilandasi oleh rasa gotong royong yang
baik, dan juga mempunyai rasa toleransi antara pemeluk agama Hindu dan pemeluk agama
Budha itu sendiri
Dalam kehidupan budaya, tentu teknologi yang dicapai Mataram sudah maju, bahkan
masyarakat Mataram berhasil mengembangkan budaya asing menjadi budaya baru yang
bercirikan Indonesia. Hal ini terlihat adanya penggunaan berbagai huruf dan bahasa yang
beraneka ragam yang dibuatnya

e. Kerajaan Kediri

1. Lokasi
Kerajaan Kediri adalah sebuah kerajaan
besar di Jawa Timur yang berdiri pada
abad ke-12. Lokasi Kerajaan Kediri
terdapat di Jawa Timur, berada di sebelah
selatan sungai Brantas, Kerajaan ini
berpusat di kota Daha, yang terLokasi di
sekitar kota Kediri sekarang

2. Sumber Sejarah
a) Prasasti
 Prasasti Sirah Keting (1104 M), Prasasti ini ditulis dengan huruf dan bahasa Jawa kuno
dimana memuat tentang pemberian hadiah tanah kepada rakyat desa oleh Jayawarsa
 Prasasti di Tulungagung dan Kertosono (117-1130 M), Kedua prasasti tersebut berisi masalah
keagamaan, dan diperkirakan berasal dari raja Bameswara
 Prasasti Ngantang (1135 M), Prasasti ini ditulis dengan huruf dan bahasa Jawa kuno dimana
menyebutkan Raja Jayabaya yang memberikan hadiah kepada rakyat desa Ngantang
sebidang tanah yang bebas dari pajak
 Prasasti Jaring (1181 M). Prasasti ini sama dengan prasasti yang lain dan dibuat oleh Raja
Gandra yang memuat sejumlah nama hewan seperti Kebo Waruga dan Tikus Finada. Dengan
demikian memunculkan birokrasi kerajaan
 Prasasti Kamulan (1194 M), Prasasti ini memuat peristiwa pada masa pemerintahan
Kertajaya, dimana Kediri berhasil mengalahkan musuh yang telah memusuhi istana di
Katang-katang

7
b) Berita Asing
(1) Buku Chu Fan Chi (1220 M), Buku Chu Fan Chi merupakan karya Chou Ju Kua yang berisi
kehidupan politik,ekonomi, sosial dan budaya masyarakat kerajaan Kediri. Misal :
 Rakyat kediri mempunyai tempat tinggal yang baik
 Hukuman à hukum denda & hukum mati
 Kalau sakit à cukup memuja dewa
 Pakaian rapi
 Raja à dikawal pasukan berkuda & pasukan gajah/ kereta.
(2) Buku Ling wai tai ta, Kitab ini disusun oleh Chou Ku Fei tahun 1178 M yang memuat
gambaran tentang keadaan pemerintahan dan keadaan di istana atau benteng pada jaman
kerajaan Kediri
3. Kehidupan Masyarakat Mataram Kediri
a) Kehidupan politik/pemerintahan
Pada akhir kekuasaan Raja Airlangga, wilayah Kerajaan Medang Kamulan dibagi menjadi
dua yakni Jenggala dan Panjalu. Sepeninggal Raja Airlangga kedua kerajaan tersebut
mengalami perang saudara. Dalam perkembangannya, Kerajaan Panjalu berhasil
mengalahkan Kerajaan Jenggala. Kemenangan Panjalu atas Jenggala pada 1052 menandai
lahirnya Kerajaan Kediri yang dipimpin oleh Samarawijaya.
Kerajaan Kediri mencapai puncak kejayaannya pada masa pemerintahan Jayabaya. Saat itu
wilayah kekuasaan Kediri meliputi seluruh bekas wilayah Kerajaan Medang Kamulan. Selama
menjadi Raja Kediri, Jayabaya berhasil kembali menaklukan Jenggala yanga sempat
memberontak ingin memisahkan diri dari Kediri. Keberhasilannya tersebut diberitakan dalam
prasasti Hantang yang beraangka tahun 1135. Berikut Raja-raja yang pernah memerintah
kerajaan Kediri :
1) Samarawijaya (1042, Samarawijaya adalah putra Airlangga.Ia merupakan Raja pertama
sekaligus pendiri Kerajaan Kediri
2) jayaswara (1104-1115), Raja kedua Kerajaan Kediri adalah Sri Jayawarsa, yang disebut
dalam Prasasti Sirah Keting (1104), namun belum dipastikan bahwa ia pengganti
langsung Samarawijaya atau bukan. Ia merupakan Raja yang sangat giat memajukan
sastra sehingga ia dikenal dengan gelar Sastra Prabu (Raja Sastra). Pada masanya
Kresnayana dikarang Mpuh Triguna
3) Bameswara (1115-1135). Raja ketiga Kerajaan Kediri adalah Sri Bameswara yang disebut
dalam Prasasti Pandegelan I (sekitar 1116/ 1117), Prasasti Panumbangan (1120), dan
Prasasti Tangkilan (1130).
4) Jayabhaya (1135-1157). Raja keempat sekaligus Raja terbesar Kerajaan Kediri adalah Sri
Jayabhaya yang disebutkan dalam Prasasti Hantang (1135), Prasasti Talan (1136), dan
Kakawin Bharatayuddha (1157).Jayabhaya merupakan Raja yang menjadi kenangan bagi
rakyatnya, karena pada masa pemerintahnnya Kerajaan Kediri berhasil menaklukan
Kerajaan Jenggala dan berhasil mencapai puncak kejayaan Kerajaan Kediri
5) Sarweswara (1159-1169). Raja kelima Kerajaan Kediri adalah Sri Sarweswara yang
disebutkan dalam Prasasti Pandegelan II (1159) dan Prasasti Kahyunan
6) Aryeswara (1169-1180/1181)
7) Raja keenam Kerajaan Kediri adalah Sri Aryeswara yang disebutkan dalam Prasasti Meleri
(1169) dan Prasasti Angin Tahun (1171). Raja ini mengganti lambang kerajaan dengan
Ganesha
8) Sri Gandhra (1181-1182). Raja ketujuh Kerajaan Kediri adalah Sri Gandhra yang
disebutkan dalam Prasasti Jaring (1181), Memiliki Angkatan Laut yang kuat, yang
ditunjukan melalui gelar Senopati Sarwojala  yang artinya Senopati yang menguasai
seluruh  lautan
9) Kameswara (1182-1194). Raja kedelapan Kerajaan Kediri adalah Sri Kameswara yang
disebutkan dalam Prasasti Ceker (1182) dan dalam Kakawin Smaradhana.Dalam Kakawin
dikisahkan tentang perkawinan antara Kameswara dengan Putri Jenggala. Muncul sastra
terkenal yaitu : Wertasancaya dan Lubdaka karangan empu Tanakung. Smaradhahana
karya Empu Darmaji.Isinya : sepasang suami istri Smara dan Rati, yang menggoda Dewa
Syiwa yang sedang bertapa. Smara dan Rati mati terbakar oleh api/ Dahana.  Smara dan
rati dihidupkan lagi menjelma sebagai Kameswara dan permaisurinya

8
10) Kertajaya (1194-1222), Raja kesembilan sekaligus Raja terakhir Kerajaan Kediri adalah
Kertajaya yang disebut dalam Prasasti Galunggung (1194), Prasasti Kamulan (1194),
Prasasti Palah (1197), Prasasti Wates Kulon (1205), dan Kakawin Negarakertagama serta
Kakawin Pararaton.
11) Dalam Kakawin dikisahkan tentang perang Ganter saat masa akhir pemerintahan Raja
Kertajaya. Raja ini memiliki gelar “Sri Maharaja Sri Sarweswara
TriwikramawatarananinditaSrengga Digjayattunggadewanama”
12) Masa ini Kediri runtuh karena ditaklukan oleh Ken  Arok, karena Kediri tidak mau
mengakui Ken Arok sebagai bupati di Tumapel.  Pertempuran terjadi di Ganter / Malang
1222
13) Jayakatwang (1292-1293). Jayakatwang juga merupakan Raja yang berhasil membangun
kembali Kerajaan Kediri setelah berhasil memberontak terhadap Singosari sekaligus
membunuh Raja Kertanegara. Namun, keberhasilannya hanya bertahan setahun akibat
serangan menantu Kertanegara dan pasukan Mongol, sehingga runtuhlah Kerajaan Kediri

b. Runtuhnya Kerajaan Kediri:


Kerajaan Kediri runtuh pada masa pemerintahaan Raja Kertajaya, dimana terjadi
pertentangan raja dengan Kaum Brahmana.Raja Kertajaya dianggap melanggar agama
dengan memaksakan mereka menyembah kepadanya sebagai dewa.Kaum Brahmana
meminta pertolongan kepada Ken Arok, pemimpin daerah Tumapel yang ingin memisahkan
diri dari Kediri.Kemudian terjadilah perang antara rakyat Tumapel yang dipimpin Ken Arok
dengan Kerajaan Kediri.Akhirnya pada tahun 1222 Masehi, Ken Arok berhasil mengalahkan
Kertajaya dan Kerajaan Kediri menjadi wilayah bawahan Tumapel atau Singhasari.
Sebagai pemimpin di Kerajaan Singhasari, Ken Arok mengangkat Jayasabha (putra Kertajaya)
sebagai bupati Kediri.Jayasabha digantikan oleh putranya Sastrajaya pada tahun
1258.Kemudian Sastrajaya digantikan putranya Jayakatwang (1271). Jayakatwang berusaha
ingin membangun kembali Kerajaan Kediri dengan memberontak Kerajaan Singhasari yang
dipimpin Kertanegara.Terbunuhlah Raja Kertanegara dan Kediri berhasil dibangun oleh
Jayakatwang

b) Kehidupan Ekonomi
Perekonomian di Kediri bertumpu pada sektor pertanian dan perdagangan. Sebagai kerajaan
agraris, Kediri memiliki lahan pertanian yang baik di sekitar Sungai Brantas. Pertanian
menghasilkan banyak beras dan menjadikannya komoditas utama perdagangan.
Sektor perdagangan Kediri dikembangkan melalui jalur pelayaran Sungai Brantas. Selain beras,
barang-barang yang diperdagangkan di Kediri antara lian emas, perak, kayu cendana, rempah-
rempah, dan pinang.
Pedagang Kediri memiliki peran penting dalam perdagangan di wilyah Asia. Mereka
memperkenalkan rempah-rempah diperdagangan dunia. Mereka membawa rempah-rempah ke
sejumlah Bandar di Indonesia bagian barat, yaitu Sriwijaya daan Ligor.

c) Kehidupan sosial budaya


Pada masa pemerintahan Raja Jayabaya, struktur pemerintahan Kerajaan Kediri sudah teratur.
Berdasarkan kedudukannya dalam pemerintahan, masyarakat Kedri dibedakan menjadi tiga
golongan sebagai berikut :
 Golongan masyarakat pusat (kerajaan), yaitu masyarakat yang terdapat dalam lingkungan
raja dan beberapa kaum kerabatnya serta kelompok pelayannya.
 Golongan masyarakat thani (daerah), yaitu golongan masyarakat yang terdiri atas para
pejabat atau petugas pemerintahan di wilyah thani (daerah).
 Golongan masyarakat nonpemerintah, yaitu golongan masyarakat yang tidak mempunyai
kedudukan dan hubungan dengan pemerintah secara resmi.
Kehidupan budaya Kerajaan Kediri terutama dalam bidang sastra berkembang pesat. Pada masa
pemerintahan Jayabaya kitab Bharatayuda berhasil digubah oleh Mpu Sedah dan Mpu Panuluh.
Selain itu Mpu Panuluh menulis kitab Hariwangsa dan Gatotkacasrayaa.
Selanjutnya pada masa pemerintahan Kameswara  muncul kitab Smaradhahana yang ditulis
oleh Mpu Dharmaja serta kirab Lubdaka dan Wertasancaya yang ditulis oleh Mpu Tanakung.
Pada masa pemerintahan Kertajaya terdapat Pujangga bernama Mpu Monaguna yang menulis

9
kitab Sumansantaka dan Mpu Triguna yang menulis kitab Kresnayana.

f. Kerajaan Singasari
1. Lokasi
Kerajaan Singosari yang bercorak Hindu-Budha
ini terLokasi di Tumapel sebelah timur Gunung
Kawi (sekarang daerah Singosari, Malang, Jawa
Timur). Kerajaan Singosari merupakan
penyatuan wilayah Kediri dan Tumapel.

2. Sumber sejarah
a) Prasasti
Prasasti Mula Malurung atas nama Kertanagara

b) Kitab
Kitab Pararaton. Menurut Pararaton Tumapel semula hanya sebuah daerah bawahan Kerajaan
Kediri. Yang menjabat sebagai akuwu (setara camat) Tumapel saat itu adalah Tunggul Ametung.
Ia mati dibunuh secara licik oleh pengawalnya sendiri yang bernama Ken Arok, yang kemudian
menjadi akuwu baru. Tidak hanya itu, Ken Arok bahkan berniat melepaskan Tumapel dari
kekuasaan Kediri.
Kitab Negarakertagama. Nagarakretagama juga menyebut tahun yang sama untuk pendirian
Kerajaan Tumapel, namun tidak menyebutkan adanya nama Ken Arok. Dalam naskah itu, pendiri
kerajaan Tumapel bernama Ranggah Rajasa Sang Girinathaputra yang berhasil mengalahkan
Kertajaya raja Kediri

3. Kehidupan Masyarakat Singasari


a) Kehidupan Politik/Pemerintahan
Pendiri kerajaan Singasari adalah Ken Arok, yang berkelar Sri Ranggah Rajasa Sang Amurwabumi.
Ken Arok yang muncul sebagai raja pertama Kerajaan Singasari membuat dinasti baru yang
bernama Dinasti Rajasa (Rajasawangsa) atau Girinda (Girindawangsa).
Kehidupan politik kerajaan Singasari diwarnai dengan intrik perselisihan dan perebutan
kekuasaan.
Berikut raja yang pernah memerintah Singasari
1) Ken Arok / Sri Ranggah Rajasa Sang Amurwabumi (1222-1227)
2) Anusapati (1227-1248)
3) Tohjaya (124)
4) Ranggawuni / Sri Jaya Wisnuwrdana (1248-1268)
5) Kertanegara / Sri Maharajadiraja Sri Kertanegara (1268-1292)
Pada masa Kertnegara Kerajaan Singasari berhasil mengembangkan kerajaannya, namun
sekaligus kerajaan Singasari menglami keruntuhan pada masa Kertanegara.
Kertanegara dalam mengembangkan kerajaan Singasari dibantu oleh mahamenteri yang terdiri
dari tiga yaitu Rakyan I Hino, Rakyan I Halu dan Rakyan I Sirikan.
Kertanegara memilki gagasan untuk penyatuan nusantara. Dan berupaya menguasai wilayah
Melayu dengan melakukan yang disebut Ekspesisi Pamalayu 1275. Ekspedisi Pamalayu tersebut
berhasil menguasai Melayu dengan ditandai pengiriman Arca Amogapasa ke Darmasraya atas
perintah Kertanegra.
Masa pemerintahan Kertanegaa juga menandai keruntuhan Kerajaan Singasari yakni tindakan
yang dilakukan Kertanegara terhadap seorang utusan Mongol menyebabkan Kubilai khan marah
dan mengeirim pasukan untuk menaklukan Singasari.
Jayakatwang (dari Kediri ) yang mengetahui pasukan Singasari sebagian besar dikirim dalam
untuk menghadapi serangan Mongol, Pasukan Kediri (Jayakatwang) menggunakan kesempatan
tersebut dan menyerang Kerajaan Singasari dan berhasil masuk Istana Kerajaan Singasari dan
berhasil menewaskan kertanegara beserta pembesar Singasari, kecuali Raden Wijaya berhasil
menyelamatkan diri lari ke Madura dan meminta bantuan Aria Wiraraja. Raden Wijaya mendapat

10
pengampunan dari Jayakatwang dan diberi sebidang tanah yang bernama Tanah Tarik ( yang
kemudian menjadi cikal bakal berdirinya Majapahit). Dengan gururnya Kerta negara maka
Singasari dikuasai kerajaan Kediri ( Jayakatwang)

b) Kehidupan ekonomi
Kehidupan ekonomi yang dilakukan masyarakat Singasari antara lain bertani, berdagang dan
nelayan. Uny=tuk memajukan perekonomian maritm Kertanegara membangun pusat-pusat
perdagangan di tepi Sungan Brantas dan pelabuhan perdagangan di Pasuruan.

c) Kehidupan Sosial Budaya


Kehidupan sosial budaya masyrakat Singasari dapat diketahui dari peninggalan candi-candi dan
patung patung yang berhasil dibangunnya, diantaranya candi kidal, candi jago, dan candi
singasari. Adapun arca patung antara lain Patung Ken Dedes sebaai perwujudan dari
Prajayapramita lambang kesempurnaan ilmu, dan patung Kertanegara dalam wujud Joko Dolog.

g. Kerajaan Majapahit
1. Lokasi
Pada tahun 1293 Raden Wijaya membangun Keraton Majapahit pada sekitar daerah Tarik, Sidoarjo
(Tawa Timur)
Pada tahun 1350 Kerajaan Majapahit Dipindahkan ke daerah Trowulan, pada masa Raja Hayam
Wuruk

2. Sumber Sejarah
Dari sumber sejarah Majapahit dapat disimpulkan menjadi dua sumber yaitu Kitab Sastra dan Kronik
Cina
a) Dari Kitab Sastra
(a) Kitab Pararaton, menceritakan tentang raja-raja Singosari juga menjelaskan tentang raja-raja
Majapahit
(b) Prasasti Butak,Mengisahkan peristiwa keruntuhan Singasari dan perjuangan Raden Wijaya
untuk mendirikan Majapahit.
(c) Kitab Kutaramanawa, Berisikan tentang aturan hukum di Majapahit.
(d) Kitab Negarakertagama, Kitab ini ditulis oleh Mpu Prapanca pada tahun 1365 yang
menjelaskan tentang keadaan kota Majapahit, daerah jajahannya dan perjalanan Hayam
Wuruk mengelilingi daerah kekuasaannya.
(e) Kitab Usaha Jawa,menjelaskan tentang penaklukan pulau Bali oleh Gajah Mada dan Arya
Damar.
b) Dari Kronik Cina
(a) Buku Ying Yai. Menceritakan tentang keadaan masyarakat dan kota Majapahit tahun 1418
(b) Masa Dinasty Ming, Menceritakan tentang stuktur dan filsafat Majapahit pada tahun 1368-
1643
(c) Berita Portugis (1518), Yang menceritakan tentang budaya Majapahit.

3. Kehidupan Masyarakat Majapahit


a) Kehidupan Politik/Pemerintahan
Berdirinya Kerajaan Majapahit merupakan upaya Raden Wijaya besrta pengikutnya, Ia mampu
memanfaatkan kedatangan tentara Mongol (Kubilai Khan) yang datang ke Pulau Jawa untuk
menhukum Kertanegara. Kedatangan pasukan Kubilai Khan dimanfaatkan untuk menyerang dan
berhasil mengalahkan Jayakatwang di Kediri. Sedangkan pasukan Khubilai Khan melalui tipu
muslihat Raden Wijaya dapat diusir dari Pulau Jawa tahun 1293.
Setelah berhasil mengusir Pasukan Kubilai Khan, maka Raden Wijaya dinobatkan menjadi raja
pertama Majapahit dengan gelar Kertaraja Jayawardhana. Dalam upaya menjaga ketentraman
kerajaan R. Wijaya menjadikan Majapahit menjadi pusat pemerintahan, mengadakan
konsolidasai dan mengatur pemerintahan, orang-orang yang pernah berjasa dalam
perjuangannya diberi kedudukandalam pemerintahan. Serta menikahi keepat putri Kertanegara
yaitu Dewi Tribuaneswari, Dewi Narendraduhita, Dewi Prajanapramita, dan Dewi Gayatri.
Majapahit berhasil mencapai masa kejayaannya yaitu pada masa Raja Hayam Wuruk yang
dibantu Patihnya bernama Gajah Mada.

11
Berikut raja-raja yang pernah memerimtah Majapahit :

1) Raden Wijaya / Kertajasa (1293-1309)


Pada masa ini muncul pemberontakan
yang dilakukan sahabat-sahabatnya yakni
pemberontakkan Ranggalawe, Sora dan
Nambi. Tahun 1309 R. Wijaya meninggal
digantikan oleh Jayanegara ( Kalagemet )
dimakamkan di Candi Simping Blitar
2) Jayanegara (Kalagemet). (1309-1328)
Muncul pemberontakan Juru Demung
(13130, Gajah Biru (1314) dan
peberontakan Kuti. Pemberintakan Kuti
dapat dipadamkan oleh pasukan
Bhayangkari pimpinan Gajah Mada,
Jayanegara terbunuh oleh Thabib Tanca.

3) Tribhuwanatunggadewi. (1328-1350)
Pada masa ini muncul pemberontakan Sadeng dan Keta tahun 1331. Gajah Mada dianggkat
menjadi Mahapatih dan menucapkan Sumpah Amukti Palapa “Gajah Mada bersumpah tidak
akan istirahat sebelum berhasil menyatukan nusantara di bawah Majapahit.

4) Hayam Wuruk (1350-1389)


Pada masa ini mengalami masa puncak kejayaannya, Gajah Mada berperan besar dalam
memperluas wilayah kekuasaan Majapahit sehingga di kedal sebagai Negara Nasional Kedua.
Pada masa ini pula terjadi perang Bubat yang disebabkan perselisihan antara rombongan
pengantin Dyah Pitaloka dari Kerajaan Sunda dengan Gajah Mada.

5) Wikramawardhana (1389-1429)
Sepeninggal Hayam wuruk Majapahit di gantikan oleh Wikramawardhana dan Majapahit
mulai mengalami kemunduran
Putri mahkota Kusumawardhani yang naik tahta menggantikan ayahnya bersuamikan
Wikramawardhana. dalam prakteknya Wikramawardhanalah yang menjalankan
roda pemerintahan. Sedangkan Bhre Wirabhumi anak 'ayam Wuruk dari selir, karena Bhre
Wirabhumi putri hayam Wuruk dari selir maka ia tidak berhak menduduki tahtakerajaan
walaupun demikian ia masih diberi kekuasaan untuk memerintah di Bagian Timur Majapahit ,
yaitu daerah Blambangan. perebutan kekuasaan antara Wikramawardhana dengan Bhre
Wirabhumi disebut perang paregreg. Wikramawardhana meninggal tahun 1429
pemerintahan raja-raja berikutnya berturut-turut adalah Suhita, Kertawijaya, Rajasa 
Wardhana, Purwawisesa dan Brawijaya :, yang tidak luput ditandai perebutan kekuasaan

Tugas/Latihan :
1. Kemukakan wilayah yang termasuk kekuasaan Majapahit
2. Kemukakan Faktor penyebab kemunduran kerajaan Majapahit !

b) Kehidupan Ekonomi
Perekonomian Kerajaan Majapahit bertumpu pada aktivitas agraris dan maritim. Kerajaan
Majapahit membangun pusat-pusat perdagangan di tepi sungai ( Sungai Brantas ) yang juga
digunakan sebagai sarana transportasi. Seperti salah satu pelabuhan utama Majapahit di hilir
Sungai Brantas yaitu di Hujung Galuh, yang antara lain menjual hasil pertanian seperti beras, kayu
cendana dan rempah-rempah
Majapahit telah memiliki alat pembayaran yang sah yakni mata uang yang dikenal dengan
sebutan kepeng dan gobog, Majapahit memiliki mata uang ini disebabkan karena kegiatan
ekonomi yang komplek

12
c) Kehidupan Sosial Budaya
Majapahit adalah kerajaan Hindu terbesar yang ada di Jawa, tetapi di dalamnya juga hidup agama
Buddha dan Islam. Menurut Ma Huan, kehidupan masyarakat berjalan rukun dan damai.
Kerukunan itu tersirat di dalam kitab Sutasoma karya Mpu Tantular, ”Bhinneka Tunggal Ika, Tan
Hana Dharma mangrua”. Untuk menjamin kehidupan keagamaan, dibentuklah dewan
Dharmadhyaksa Kasaiwan (agama Syiwa Buddha), Dharmadhyaksa Kasogatan (agama Buddha).
Dampak pengaturan kehidupan keagamaan tersebut adalah munculnya toleransi antarpemeluk
agama.
Pada masa Majapahit bidang seni budaya berkembang pesat, terutama seni sastra. Karya seni
sastra yang dihasilkan pada masa zaman awal Majapahit, antara lain sebagai berikut:
(a) Kitab Negarakertagama karangan Empu Prapanca pada tahun 1365. Isinya menceritakan hal-
hal sebagai berikut:
1)     Sejarah raja-raja Singasari dan Majapahit dengan masa pemerintahannya.
2)     Keadaan kota Majapahit dan daerah-daerah kekuasaannya.
3)     Kisah perjalanan Raja Hayam Wuruk ketika berkunjung ke daerah kekuasaannya di Jawa
Timur beserta daftar candi-candi yang ada.
4)     Kehidupan keagamaan dengan upacara-upacara sakralnya, misalnya upacara Srrada
untuk menghormati roh Gayatri dan menambah kesaktian raja.
(b) Kitab Sutasoma karangan Empu Tantular. Kitab tersebut berisi riwayat Sutasoma, seorang
anak raja yang menjadi pendeta Buddha.
(c) Kitab Arjunawijaya karangan Empu Tantular. Kitab tersebut berisi tentang riwayat raja
raksasa yang berhasil ditundukkan oleh Raja Arjunasasrabahu.
(d) Kitab Kunjarakarna dan Parthayajna, tidak jelas siapa pengarangnya. Kitab itu berisi kisah
raksasa Kunjarakarna yang ingin menjadi manusia, dan pengembaraan Pandawa di hutan
karena kalah bermain dadu dengan Kurawa.
Sedangkan, karya seni sastra yang dihasilkan pada zaman akhir Majapahit antara lain, sebagai
berikut:
(a) Kitab Pararaton, isinya menceritakan riwayat raja-raja Singasari dan Majapahit.
(b) Kitab Sudayana, isinya tentang Peristiwa Bubat.
(c) Kitab Sorandakan, isinya tentang pemberontakan Sora.
(d) Kitab Ranggalawe, isinya tentang pemberontakan Ranggalawe.
(e) Kitab Panjiwijayakrama, isinya riwayat R.Wijaya sampai dengan menjadi Raja Majapahit.
(f) Kitab Usana Jawa, isinya tentang penaklukan Bali oleh Gajah Mada dan Aryadamar.
(g) Kitab Tantu Panggelaran, tentang pemindahan gunung Mahameru ke Pulau Jawa oleh Dewa
Brahma, Wisnu, dan Siwa.
Di samping seni sastra, seni bangunan juga berkembang pesat. Bermacam-macam candi didirikan
dengan ciri khas Jawa Timur, yaitu dibuat dari bata, misalnya Candi Panataran, Candi Tigawangi,
Candi Surawana, Candi Jabung, dan Gapura Bajang Ratu

h. Kerajaan Pajajaran /Kerajaan Sunda


1. Lokasi
Kerajaan Sunda Galuh (disebut juga Kerajaan
Pajajaran)  adalah suatu kerajaan yang merupakan
penyatuan dua kerajaan besar di Tanah Sunda yang
saling terkait erat, yaitu kerajaan Sunda dan
kerajaan Galuh. Kedua kerajaan tersebut
merupakan pecahan dari kerajaan Tarumanagara.
Berdasarkan peninggalan sejarah seperti prasasti
dan naskah kuno, ibu kota Kerajaan Sunda berada di
daerah yang sekarang menjadi kota Bogor,
sedangkan ibu kota Kerajaan Galuh adalah kota
Kawali  di Kabupaten Ciamis

13
2. Sumber Sejarah
(a) Prasasti
1) Prasasti Rakryan Juru Pangambat (923 M.), Ditemukan di Bogor dan berbahasa Jawa Kuno
bercampur bahasa Melayu. Prasasti ini memuat pengembalian kekuasaan Raja Pajajaran
(kemungkuninan kerajaan Pajajaran pernah dikuasai oleh kerajaan dari Jawa Timur atau oleh
Sriwijaya
2) Prasasti Horen ( berasal dari Majapahit ). Prasasti ini menyebutkan bahwa penduduk di kampong
Horen sering tidak merasa aman karena adanya gangguan musuh dari arah barat yang dimaksud
kemungkinan Kerajaan Pajajaran
3) Prasasti Citasih/Sanghyang Tapak (1030 M), prasasti ini dibuat atas perintah Maharaja
Jayabhupati, untuk memperingati Sang Hyang Tapak yakni sebagai tanda terima kasih raja
terhadap pasukan Pajajaran yang berhasil memenangkan perang melawan pasukan dari
swarnabhumi
4) Prasasti Astanagede (di Kawali Ciamis). Prasasti ini menyatakan perpindahan pusat pemerintahan
dari Pakwan (Pakuan ) Pajajaran ke Kawali.
(b) Cerita Kitab
1) Carita Kidung Sundayana. Kitab ini menceritakan peristiwa Bubat yang menewaskan Raja Sri
Baduga, beserta puterinya Dyah Pitaloka
2) Carita Parahyangan. Kitab ini menceritakan bahwa pengganti Sri Baduga setelah peristiwa bubat
adalah Hyang Wuni Sora

3. Kehidupan Masyarakat Pajajaran ( Sunda )

a) Kehidupan Politik/Pemerintahan
Bentuk dan sistem pemerintahn raja Pajajaran hanya diketahui dari beberapa raja. Raja yang diketahui
pernah memerintah pajajaran antara lain
1) Sena.
Merupakan raja pertama Kerajaan Sunda. Ia turun tahta setelah posisinya direbut oleh Purbasora
2) Purbasora.
Masa pemerintahannya tidk lama, posisinya direbut kembali oleh Sena
3) Sri Jayabhupati
Masa pemerintahannya dijelaskan dalam Prasasti Sanghyang Tapak, ia berkuasa di Pakuan
Pajajaran
4) Rahyang Niskala Wastu Kencana
Menggantikan Sri Jayabhupati. Pada masa pemerintahannya ibu kota kerajaan Sunda dipindahkan
ke Kawali dan mendirikan keraton Surawisesa di Kawali
5) Rahyang Dewa Niskala. Menggantikan Rahyang Niskala Wastu Kencana
6) Sri Baduga Maharaja
Memerintah kerajaan di Galuh. Ia tewas pada peristiwa Bubat (1357)
7) Hyang Buni Sora.
Ia adalah pengasuh putra Mahkota, dan memerintah selama 14 tahun. Setelah meninggal Hyang
Buni Sora secara berturut-turur Kerajaan dipimpin oleh Wastu Kencana, Tohaan, Ratu Jayadewata
8) Ratu Samian / Prabu Surawisesa
Pada masa pemerintahannya Islam mulai berkembang di tatarpasundan ( Jawa Barat sekarang ),
Kerajaan Sunda/Pajajaran mulai terancam oleh perkembangan Banten dan Cirebon.
Untuk menahan perkembangn Islam di wilayahnya, Ratu Saimam/Prabu Surawisesa meminta
bantuan Portugis di Malaka di Malaka, namun usahanya sia-sia, Plabuhan Sunda Kelapa berhasil
direbut oleh Fatahillah dari Demak (152)
9) Parabu Ratu Dewata
Pada masa ini Kerajaan Sunda/Pajajran mengalami kemunduran / runtuh (1579), setelah Maulana
Yusuf dari Banten berhasil merebut ibu kota Pkuan Pajajaran

b) Kehidupan Sosial
Berdasarkan kitab Sanghyang Siksakandang Karesian, kehidupan sosial masyarakat Kerajaan Sunda
dapat dibagi menjadi beberapa kelompok, antara lain sebagai berikut.
1) Kelompok Rohani dan Cendekiawan

14
Kelompok rohani dan cendekiawan adalah kelompok masyarakat yang mempunyai kemampuan di
bidang tertentu. Misalnya, brahmana yang mengetahui berbagai macam mantra, pratanda yang
mengetahui berbagai macam tingkat dan kehidupan keagamaan, dan janggan yang mengetahui
berbagai macam pemujaan, memen yang mengetahui berbagai macam cerita, paraguna
mengetahui berbagai macam lagu atau nyanyian, dan prepatun yang memiliki berbagai macam
cerita pantun.
2) Kelompok Aparat Pemerintah
Kelompok masyarakat sebagai alat pemerintah (negara), misalnya bhayangkara (bertugas menjaga
keamanan), prajurit (tentara), hulu jurit (kepala prajurit).
3) Kelompok Ekonomi
Kelompok ekonomi adalah orang-orang yang melakukan kegiatan ekonomi. Misalnya, juru lukis
(pelukis), pande mas (perajin emas), pande dang (pembuat perabot rumah tangga), pesawah
(petani), dan palika (nelayan).

c) Kehidupan Ekonomi
Masyarakat Kerajaan Pajajaran pada umumnya hidup dari pertanian. Disamping itu jugaa
mengembangkanperdagangan dan pelayaran. Kerajaan Pajajaran memiliki enam pelabuhan penting
yaitu pelabuhan Banten, Pontang, Cigede, Tangara, Sunda Kelapa dan Pamanukan

d) Kehidupan Budaya
Kehidupan budaya masyarakat Pajajaran dipengaruhi oleh agama Hindu. Peninggalan-peninggalannya
berupa karya sastra baik tulis maupun lisan. Karya tulis misalnya kitab Cerita Parahiyangan dan Kitab
Sangyang Siskananda, karya lisan berupa pantun misalnya pantun Siliwangi dan pantun Haturwangi.
Disamping itu peninggalan budaya pajajaran ada prasasti dan jenis-jenis batik

15

Anda mungkin juga menyukai