Anda di halaman 1dari 4

TUGAS

MEREKONTRUKSI PRASASTI-PRASASTI

KERAJAAN TARUMANEGARA

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Sejarah Peradaban Hindu-Buddha

Disusun Oleh :

Sega Dini Hasanah (1908704)


SEMESTER – 2B

DEPARTEMEN PENDIDIKAN SEJARAH

FAKULTAS PENDIDIKA ILMU PENDIDIKAN SOSIAL

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

2019
Merekontruksi Prasasti Kerajaan Tarumanegara

Kerajaan Tarumanegara adalah kerajaan hindu beraliran wisnu. Kerajaan


Tarumanegara didirikan oleh Rajadirajaguru Jayasingawarman pada tahun 358.

1. Prasasti Ciaruteun

Terletak di daerah Leuwiliang, Bogor. Didalamnya disebutkan : kedua


tapak kaki raja Purnawarman, raja dari Taruma, raja yang gagah berani.
Dalam prasasti ini terdapat gambar telapak kaki, lukisan laba-laba, dan
huruf ikal melingkar. Menurut Vogel dan Chabra, huruf ikal itu adalah
tanda tangan dari raja Purnawarman.

Prasasti ini menunjukan tanda kekuasaan atau dimaknai sebagai cap pada
era sekarang. Prasasti ciaruteun ini menunjukan bahwa daerah itu
termasuk daerah kekuasaanya.

2. Prasasti Koleangkak

Prasati ini ditemukan di wilayah perkebunan jambu, di bukit Pasir


Koleyangkak, Leuwiliang, Bogor sekitar 30 km sebelah barat Bogor. Isi
prasasti ini, menyebutkan tapak kaki ini adalah tapak kaki Sri
Purnawarman raja Tarumanegara. Baginda termasyhur gagah berani, jujur
dan setia menjalankan tugasnya, dan tak ada taranya. Baginda selalu
berhasil membinasakan musuh-musuhnya. Baginda hormat kepada para
pangeran tetapi sangat ditakuti oleh musuh-musuhnya, serta melindungi
mereka yang memberikan bantuan kepadanya.

3. Prasti Kebun Kopi

Prasasti ini ditemukan di kampung Muara Hilir, Cibungbulan Bogor.


Isinya hanya disebutkan tentang telapak kaki seperti telapak kaki airawata.
Airawata adalah gajah kendaran dewa Indra. Inilah telapak kaki penguasa
negara Taruma yang agung juga disebutkan kejayaan kerajaan Taruma.

4. Prasasti Pasir Muara Cianten

Ditemukan di Muara Cianten, Bogor. Prasasti ini isinya sama dengan


prasasti Pasir Awi. Yakni terdapat gambar telapak kaki dan huruf ikal.
Menyebutkan tentang peristiwa pengembalian pemerintahan kepada Raja
Sunda itu berangka 5326, tahun dimana Surya warman menjabat sebagai
raja Tarumanegara (535-561).

Pustaka Jawadwipa, parwa l, sarga 1 (hal.80 dan 81) menerangkan bahwa


semasa sepeninggalan ayahnya yaitu candrawarman, banyak penguasa
daerah yang menerima kembali kekuasaan pemerintahan atas daerah
kekuasaannya sebagai anugerah kesetiaannya kepada Tarumanegara.
Dengandemikian dapat disimpulkan, bahwa Suryawarman melakukan
pengembalian pemerintahan kepada raja Sunda itu merupakan bentuk
mengikuti langkah politis ayahnya.

Keberadaan prasasti ini menunjukan bahwa ibukota Sundapura telah


berubah status menjadi Kerajaan daerah. Dengan demikian, pusat
pemerintahan Tarumanegara telah bergeser ke tempat lain. Ketika pusat
pemerintahan kembali ke Tarumanagara, Salakanagara berubah status
menjadi kerajaan daerah.

5. Prasasti Tugu

Prasasi ini ditemukan di Tugu, daerah Cilincing, DKI Jakarta dekat


perbatasan dengan daerah Bekasi. Isinya menyebutkan : dahulu sungai
yang bernama candra bhaga telah (disuruh) gali oleh Maharaja
Purnamarwan. Maharaja yang mulia mempunyai lengan yang kuat. Setelah
sampai ke istana kerajaan yang termasyhur, sungai dialirkan ke laut.
Didalam tahun ke-22 dari takhta yang mulia raja Purnawarman yang
gemerlapan karena kepandaian dan kebijaksanaannya serta menjadi panji-
panji dari segala raja-raja. Baginda memerintahkan pula, menggali sungai
yang permai bersih jernih yang bernama gomati setelah sungai itu
mengalir di tempat kediaman yang mulia Nenekda sang pendeta (sang
Purnawarman). Pekerjaan ini dimulai pada hari yang baik tanggal 8 paro
petang bulan Phalguna dan selesai pada tanggal 13 paro terang bulan
Caitra, hanya 21 hari saja sedang galian itu panjangnya 6122 tumbak.
Upacara (selamatan) itu dilakukan oleh para Brahmana disertai 1000 ekor
sapi yang dikorbankan.

6. Prasasti Cidanghiang/Lebak

Ditemukan di kampung Lebak, tepi sungai Cidanghiang, kecamatan


Muncul, kabupaten Pandeglan, Banten. Karena itu, prasasti ini juga biasa
disebut prasasti Cidanghiang atau prasasti Munjul. Dalam prasasti ini
disebutkan: inilah tanda keperwiraan yang mulia Purnawarman. Baginda
seorang raja yang agung dan gagah berani. Baginda seorang raja dunia dan
menjadi panji sekalian raja.

Selain itu, dalam prasasti ini dinyatakan batas-batas kekuasaan kerajaan


Tarumanegara, yakni: sebelah barat berbatasan dengan laut, sebelah
selatan juga berbatas dengan laut, sebelah timur dengan sungai Citarum
dan sebelah utara dengan daerah Karawang.

Sementara itu, sumber luar negeri Kerajaan Tarumanegara, berupa dari


Cina, yakni berita dari Fa-Hien dan kronik dinasti Tang. Menurut Fa-Hien
(414 M) pada waktu menuju ke India, singgah di Yo-p o-ti dan tinggal
selama 5 bulan. Di Yo-p o-ti sedikit sekali pemeluk agama Budha, yang
banyak orang-orang murtad. Sedangkan menurut kronik dinasti Tang
dikatakan bahwa antara tahun dan antara tahun datang di Cina utusan dari
Kerajaan To-lo-mo.

Berdasarkan sumber luar negeri (Cina) tersebut memberi petunjuk bahwa


jika yang disebut Yo-po-ti dan To-lo-mo itu adalah Tarumanegara, maka
dapat dikatakan bahwa kerajaan Tarumanegara diperkirakan ada pada
sekitar abad ke-7 Masehi telah menjadi kerajaan yang besar karena sudah
menjalin hubungan diplomatik dengan cina.

Kondisi kerajaan

1. Lokasi kerajaan Berdasarkan tempat ditemukannya prasasti-prasasti


dan isi prasasti-prasasti, menunjukkan bahwa lokasi kerajaan
Tarumanegara adalah di daerah Bogor, yang wilayahnya meliputi
Banten, Jakarta, dan Cirebon.

Mr. Muh. Yamin sendiri melokasikan Tarumanegara di Bekasi.


Pendapat ini didasarkan atas isi prasasti Tugu yang menyebutkan
istilah Candrabhaga yang dianalisis menjadi Candra sama dengan sasi
yang berarti bulan. Candrabhaga diuraikan menjadi bhagasasi atau
Bekasi.

2. Politik Raja Purnawarman dari kerajaan Tarumanegara adalah seorang


raja yang cakap dan disegani baik oleh kawan maupun lawan, serta
telah menerima pengaruh kebudayaan Hindu (India). Purnawarman
raja yang besar dan kuat, telah lama memerintah, minimal 22 tahun,
serta telah menjali hubungan diplomatik dengan Cina.
3. Sosial-Ekonomi Raja Purnawarman sangat memperhatikan
kemakmuran rakyatnya, dengan membuat kanal (parit) untuk
kepentingan irigasi, pelayaran/perdagangan, dan menghindari bahaya
banjir.
4. Agama Agama yang dianut raja Purnawarman dan rakyatnya adalah
agama Hindu Siwa, dimana kaum Brahmana memegang peranan
penting dalam upacara. Sedangkan gambar telapak kaki Dewa Wisnu
merupakan simbol karena Dewa Wisnu pada umumnya dihormati
sebagai dewa pelindung dunia. 
5. Kehidupan Budaya Dilihat dari teknik dan cara penulisan huruf-huruf
dari prasasti-prasasti yang ditemukan sebagai bukti kebesaran Kerajaan
Tarumanegara, dapat diketahui bahwa tingkat kebudayaan masyarakat
pada saat itu sudah tinggi. Selain sebagai peninggalan budaya,
keberadaan prasasti itu menunjukkan telah berkembangnya
kebudayaan tulis menulis di kerajaan Tarumanegara.

Anda mungkin juga menyukai