Anda di halaman 1dari 4

KERAJAAN TARUMANEGARA

Kerajaan Tarumanegara merupakan salah satu kerajaan tertua di Indonesia setelah


Kerajaan Kutai. Kerajaan Tarumanegara didirikan oleh Rajadirajaguru Jayasingawarman
yang kemudian digantikan oleh putranya yang bernama Dharmayawarman, Tarumanegara
diperkirakan berdiri kurang lebih pada abad ke-5 Masehi. Wilayah kekuasaan Tarumanegara
meliputi Banten, Jakarta sampai pada perbatasan Cirebon, dilihat dari luas wilayahnya dapat
ditafsirkan bahwa pada masa kejayaan wilayah Kerajaan Tarumanegara hampir menguasai
seluruh wilayah Jawa Barat.

Menurut N. J. Kroom, kerajaan Tarumanagara berasal dari kata tarum. Tarum adalah
nama sunda dari tumbuhan indigo. Ia berpendapat demikian karena mayoritas kerajaan-
kerajaan di nusantara berasal dari nama buah, contoh nama kerajaan Majapahit berasal dari
buah maja yang berasa pahit. Analisa Krom ini didukung oleh Willemine Fruin-Mees. Tetapi
asumsi ini dibantah oleh De Graaf yang menganggap Tarumanegara berasal dari nama
sungai, yaitu sungai Citarum.

Prasasti Kerajaan Tarumanegara

Bukti keberadaan Kerajaan Taruma diketahui dengan tujuh buah prasasti batu yang
ditemukan. Lima di Bogor, satu di Jakarta dan satu di Lebak Banten. Dari prasasti-prasasti ini
diketahui bahwa kerajaan dipimpin oleh Rajadirajaguru Jayasingawarman pada tahun 358 M
dan dia memerintah sampai tahun 382 M. Makam Rajadirajaguru Jayasingawarman ada di
sekitar sungai Gomati (wilayah Bekasi)

1 . Prasasti Ciaruteun

Prasasti Ciaruteun ditemukan di dekat muara sungai Cisadane, Bogor. Pada prasasti
ini terdapat tulisan menggunakan huruf Pallawa dan bahasa Sansekerja terdiri dari 4 baris.
Pada prasasti ini juga terdapat cap sepasang telapak kaki Raja Purnawarman seperti kaki
Dewa Wisnu.

2. Prasasti Kebon Kopi

ditemukan di kampung Muara Hilir, Kec. Cibungbulang, Kab, Bogor. Pada prasasti
ini terdapat telapak kaki gajah yang disamakan dengan telapak kaki gajah Airawata (gajah
tunggangan Dewa Wisnu)

3. Prasasti Jambu

ditemukan di Bukit Koleangkak yang berisi sanjungan kepada raja Mulawarman dan juga
terdapat gambar telapak kaki

4. Prasasti Tugu

ditemukan di Desa Tugu dan merupakan prasasti terpenting dan terpanjang. Isinya
tentang beberapa hal antara lain:
 Nama sungai yang terkenal di Punjab ada dua buah yaitu sungai Chandrabaga dan
sungai Gomati.

 Prasasti Tugu tertulis anasir penanggalan walaupaun tidak lengkap dengan tahunnya.
Pada prasasti tersebut tertulis bulan Phalguna dan Caitra (diduga bulan Februari dan
April)

 Dalam Prasasti Tugu juga menyebutkan dilaksanakannya upacara selamatan dengan


memberikan hadiah kepada Brahmana berupa 1000 ekor sapi oleh raja.

5. Prasasti Pasir Lebak

ditemukan pada tahun 1947 menggunakan huruf Pallawa dan bahasa Sansekerta di
Kampung Lebak berisi pujian atas keberanian Raja Purnawarman.

6. Prasasti Pasir Awi

ditemukan di lereng selatan bukit Pasir Awi berisi gambar dahan dengan ranting,
buah-buahan dan sepasang telapak kaki.

7. Prasasti Muara Cianten

ditemukan di sungai Cisadane tertulis dengan aksara ikal yang belum dapat dibaca.

Raja-raja yang pernah memerintah Kerajaan Tarumanegara

Tarumanegara hanya mengalami masa pemerintahan oleh 12 raja saja. Di bawah ini adalah
raja-raja yang pernah memerintah Kerajaan Tarumanegara:

1. Jayasingawarman (358-382 Masehi) : Jayasingawarman adalah pendiri Kerajaan


Tarumannegara dan seorang maharesi dari Salankayana di India yang mengungsi ke
Nusantara karena wilayahnya ditaklukan oleh Maharaja Samudragupta dari Kerajaan
Madaga.

2. Dharmayawarman (382 - 395 Masehi) : Dharmayawarman adalah raja kedua


Kerajaan Tarumanegara dan ia adalah anak dari Jayasingawarman.

3. Purnawarman (395 - 434 Masehi) : Purnawarman adalah raja terbesar Kerajaan


Tarumanegara, pada masa pemerintahannya Tarumanegara dapat menguasai wilayah
Jawa Barat. Raja Punawarman membangun ibukota kerajaan baru yang lebih dekat ke
pantai pada tahun 397 Masehi, ibukota baru ini kemudian diberi nama Sundapura.
Tarumanegara di bawah kekuasaan Punawarman memiliki 48 raja daerah meliputi
dari Salakanagara (di daerah Teluk Lada Pandeglang) sampai wilayah Purwalingga di
Jawa Tengah.

4. Wisnuwarman (434 - 455 Masehi

5. Indrawarman (455 - 515 Masehi)

6. Candrawarman (515 - 535 Masehi)


7. Suryawarman (535 - 561 Masehi)

8. Kertawarman (561 - 628 Masehi)

9. Sudhawarman (628 - 639 Masehi)

10. Hariyawangsawarman (639 - 640 Masehi)

11. Nagajayawarman (640 - 666 Masehi)

12. Linggawarman (666 - 669 Masehi)

Kehidupan Politik Kerajaan Tarumanegara

Raja Purnawarman adalah raja yang besar dan tangguh. Kerajaan Tarumanegara mencapai
puncak kejayaan pada masa pemerintahan Raja Purnawarman. Pada masa pemerintahannya
rakyat hidup makmur dalam suasana aman dan tenteram. Raja Purnawarman berhasil
membawa Kerajaan Tarumanegara menjadi besar.

Kehidupan Masyarakat Kerajaan Tarumanegara

Berdasarkan sumber prasasti baik yang ditemukan di Jawa Barat maupun berita dari Cina,
pada masa itu mata pencaharian penduduk Kerajaan Taruma Negara adalah perdagangan
kulit penyu, cula badak dan perak. Fa-Hien juga menjelaskan bahwa penganut agama Hindu
lebih banyak dibandingkan dengan penganut agama Buddha.

Kehidupan Agama Tarumanegara

Agama yang dianut raja Purnawarman dan rakyatnya adalah agama Hindu Siwa, dimana
kaum Brahmana memegang peranan penting dalam upacara. Sedangkan gambar telapak kaki
Dewa Wisnu merupakan simbol karena Dewa Wisnu pada umumnya dihormati sebagai dewa
pelindung dunia. Berdasarkan berita atau jurnal Fa-Hien, di To-lo-mo (Tarumanegara)
terdapat tiga agama, yakni: Hindu, Budha, dan agama nenek moyang (animisme). Rajanya
memeluk agama Hindu. Sementara adanya dua agama lain menunjukkan bahwa sikap
toleransi beragama telah dijunjung tinggi di Tarumanegara.

Keruntuhan Kerajaan Tarumanegara

Melalui sumber berita Cina dari dinasti Tang, disebutkan bahwa setelah tahun 669 M,
To-lo-mo tidak pernah mengirimkan utusannya lagi kesana. Kemungkinan besar alasannya
adalah karena Tarumanegara telah runtuh atau dalam tahap transisi menjadi kerajaan Sunda.

Ditemukan pula dalam prasasti Kota Kapur peninggalan Sriwijaya bahwa mereka
telah menundukkan “bhumi jawa” yang sebelumnya tidak mau tunduk. Kala itu, di pulau
Jawa tidak ada kerajaan lain selain Tarumanegara, maka ada kemungkinan bahwa yang di
serang dan ditaklukan itu adalah Tarumanegara. Namun tidak menutup kemungkinan bahwa
maksud dari “bhumi jawa” tersebut adalah kerajaan-kerajaan kecil di pulau Jawa yang masih
sulit diketahui keberadaannya.
Pada akhirnya, penyebab keruntuhan kerajaan ini belum dapat dipastikan. Besar
kemungkinan pula bahwa kerajaan ini tidak runtuh namun hanya berubah menjadi kerajaan
Sunda. Terdapat dua kemungkinan lain juga pada dua sumber berbeda, yakni:

1. Kerajaan ini ditaklukkan oleh Sriwijaya,

2. Kerajaan ini mengalami integrasi lewat diplomasi dengan dinikahinya Putri


Tarumanegara oleh pendiri Sriwijaya, sehingga Tarumanagara bergabugn dnegan
Sriwijaya dan berubah menjadi Kerajaan Sunda.

Anda mungkin juga menyukai