DISUSUN OLEH :
NAMA : NUR EFALINDA
KELAS : X IPS
GURU : IBU SURI S. Pd
1. KERAJAAN KUTAI
2. KERAJAAN TARUMANEGARA
Prasasti Kebon Kopi, Prasasti Pasir Muara, Prasasti Pasir Awi dan
prasasti Muara Cianten juga termasuk dalam peninggalan kerajaan
Tarumanegara.
Candi
Arca
3. KERAJAAN KALINGGA
Kerajaan Kalingga adalah kerajaan Hindu Buddha di Jawa Tengah.
Sejarah Kerajaan Kalingga diketahui dari jejak peninggalan yang ada
salah satunya Candi Bubrah. Kerajaan Kalingga adalah kerajaan
bercorak Hindu Buddha yang berada di Jawa Tengah sekitar abad ke-6
Masehi. Sejarah Kerajaan Kalingga dapat diketahui dari jejak
peninggalan yang ada saat ini. Pendiri Kerajaan Kalingga adalah
Dapunta Syailendra yang berasal dari Dinasti Syailendra. Kerajaan
Kalingga dikenal juga dengan nama lain Kerajaan Holing, Kerajaan
Heling, dan Kerajaan Keling. Nama ini sekaligus menjadi penanda
Kerajaan Kalingga dekat dengan China dan India. Kerajaan Kalingga
dianggap sebagai pionir dari kerajaan-kerajaan besar yang berkuasa di
tanah Jawa pada tahun-tahun berikutnya.
Pasca didirikan oleh Dapunta Syailendra pada abad ke-6 Masehi, Prabu
Wasumurti ditunjuk sebagai raja pertamanya dan berkuasa sekitar 11
tahun.
Candi angin adalah salah satu peninggalan Kerajaan Kalingga yang ada
hingga saat ini. Salah satu penguasa Kalingga yang terkenal mampu
membawa kemajuan kerajaan yaitu Ratu Shima atau Dewi Wasuwari.
Pada masa kepemimpinannya, Ratu Shima dikenal sebagai sosok yang
tegas, berwibawa, dan adil, sehingga rakyatnya dapat hidup dengan
aman, nyaman, serta berkecukupan. Kejayaan Kalingga ini dibuktikan
dengan kemajuan di berbagai sektor seperti ekonomi, pertanian,
militer, perdagangan, dan agama.
Prasasti Tuk Mas ditemukan di lereng barat Gunung Merapi yang berisi
pesan mengenai hubungan manusia dengan dewa-dewa Hindu.
2. Prasasti Sojomerto
Prasasti Sojomerto ditemukan di Desa Sojomerto, Jawa Tengah dan
bertuliskan silsilah keluarga Dapunta Syailendra sebagai tokoh pencetus
Kerajaan Kalingga.
3. Candi Angin
4. Candi Bubrah
Kerajaan Mataram Kuno berdiri pada tahun 732 masehi dan runtuh
pada 1007 masehi. Selama hampir tiga abad berkuasa, terdapat tiga
dinasti yang memerintah, yaitu Dinasti Sanjaya dan Dinasti Syailendra
(di Jawa Tengah), serta Dinasti Isyana (di Jawa Timur). Sejarah Kerajaan
Mataram Kuno dapat diketahui dari prasasti Canggal, Prasasti Kalasan,
Prasasti Balitung, Prasasti Klurak, Candi Gedong Songo, Candi
Borobudur, Candi Mendut, Candi Plaosan, Candi Prambanan, dan masih
banyak lainnya.
Perpecahan Kerajaan Mataram Kuno
5. KERAJAAN SRIWIJAYA
Sri Indrawarman
Raja Dharanindra
Raja Samaratungga
Rakai Pikatan
Balaputradewa
Sri Udayadityawarman
Sri Marawijayatunggawarman
Sri Sanggaramawijayatunggawarman
Prasasti Ligor
Prasasti Leiden
6. KERAJAAN KAHURIPAN
Medang Kahuripan atau Kahuripan adalah nama yang lazim dipakai
untuk sebuah kerajaan di Jawa Timur yang didirikan oleh Airlangga
pada tahun 1019 M. kerajaan ini dibangun sebagai kelanjutan kerajaan
Medang yang runtuh tahun 1016 M. Pada tahun 1042 kerajaan ini
dibagi dua oleh Airlangga untuk kedua putranya menjadi kerajaan
Janggala dan kerajaan Panjalu.
7. KERAJAAN KEDIRI
Kerajaan Kediri dan peninggalan termasuk ke dalam salah satu
kerajaan bercorak Hindu yang ada di nusantara, Indonesia. Terletak di
area sungai Brantas, Jawa Timur dan cerita kerajaan ini sangat erat
kaitanya dengan kerajaan Hindu lainnya yang ada di Indonesia.
Termasuk terhadap Singapura dan Kahuripan, karena kerajaan ini
termasuk dalam pembagian wilayah kekuasaan.
Raja Kertajaya merupakan sosok raja yang sangat kejam dan mengaku
dirinya sebagai dewa, ia memaksa kaum Brahmana menyembahnya
dan bahkan mengklaim jika hanya Dewa Shiwa yang mampu
mengalahkannya. Kekejaman Kertajaya bahkan terlihat saat ia tanpa
ragu menyiksa kaum Brahmana yang menolak titahnya.
Shri Kameshwara
Prabu Jayabaya
Prabu Sarwaswera
Prabu Kroncharyadipa
Srengga Kertajaya
Kertajaya
8. KERAJAAN SINGASAR
Pendiri Kerajaan Singasari adalah Ken Arok, yang setelah menjadi raja
bergelar Sri Rajasa Bathara Sang Amurwabhumi. Letak Kerajaan
Singasari berada di daerah Singasari, Malang. Kerajaan ini berhasil
mencapai puncak kejayaan saat diperintah oleh rajanya yang terakhir,
yaitu Raja Kertanegara (1272-1292 M). Selain membawa Singasari
menuju kejayaan, di tangan Kertanegara pula kerajaan ini runtuh.
9. KERAJAAN MAJAPAHIT
Kerajaan Majapahit adalah kerajaan bercorak Hindu-Buddha yang
dianggap sebagai salah satu negara terbesar dalam sejarah Indonesia.
Hal ini dikarenakan wilayah kekuasaannya yang sangat luas, bahkan
hampir mencakup seluruh nusantara. Kerajaan Majapahit berkuasa
sekitar dua abad, lebih tepatnya antara 1293-1500 M. Pendirinya
adalah Raden Wijaya, menantu dari penguasa terakhir Kerajaan
Singasari yang bernama Raja Kertanegara. Puncak kejayaan Kerajaan
Majapahit berlangsung pada masa pemerintahan Hayam Wuruk (1350-
1389 M) dengan Gajah Mada sebagai patihnya. Negarakertagama,
daerah kekuasaan Majapahit meliputi Sumatera, Semenanjung Malaya,
Kalimantan, Sulawesi, Kepulauan Nusa Tenggara, Maluku, Papua,
Tumasik (Singapura), dan sebagian Kepulauan Filipina. Selain itu,
kerajaan ini juga memiliki hubungan dengan Campa, Kamboja, Siam,
Birma bagian selatan, Vietnam, dan Tiongkok. Kerajaan Majapahit
mempunyai banyak peninggalan yang menjadi sumber sejarah dan
bukti keberadaannya.
2. Candi Bajang Ratu Candi Bajang Ratu atau Gapura Bajang Ratu adalah
gapura terbesar Kerajaan Majapahit yang terletak di Desa Temon,
Trowulan, Mojokerto. Dari Kitab Negarakertagama, diketahui bahwa
gapura ini berfungsi sebagai pintu masuk ke bangunan suci. Candi yang
memiliki struktur vertikal ini terdiri dari tiga bagian, yaitu kaki, badan,
dan atap, serta terdapat relief Sri Tanjung yang dipercaya sebagai
penangkal bahaya.
5. Candi Pari Candi Pari adalah bangunan yang dibangun di Desa Candi
Pari, Porong, Sidoarjo, pada masa pemerintahan Hayam Wuruk.
Bangunannya disusun dari batu bata segi empat yang menyerupai pura
di Bali.
4. Prasasti Waringin Pitu Prasasti Waringin Pitu dibuat pada 1477 M dan
menceritakan tentang aturan administrasi pemerintahan Kerajaan
Majapahit beserta kerajaan-kerajaan di bawahnya. Saat itu, Kerajaan
Majapahit mempunyai 14 kerajaan bawahan.
2. Kitab Sutasoma Kitab Sutasoma yang ditulis oleh Mpu Tantular pada
abad ke-14 menceritakan tentang kerukunan hidup beragama di
Majapahit. Di dalam kitab ini, terdapat istilah "Bhinneka Tunggal Ika"
yang menjadi semboyan NKRI.
1. Prasasti Cikapundung
3. Prasasti Huludayeuh
5. Prasasti Ulubelu
7. Situs Karangkamulyan
Nama Sunda yang terdapat pada sebuah Kerajaan tercatat dalam dua
batu prasasti. Kedua batu itu ditemukan di lokasi yang berbeda, yaitu di
daerah Bogor dan di daerah Sukabumi.
Batu Prasasti pertama ditemukan di kampung Pasir Muara, lebih
tepatnya di pinggiran sebuah persawahan yang tidak jauh dari lokasi
prasasti Telapak Gajah. Prasasti Telapak Gajah adalah prasasti yang
menjadi peninggalan Purnawarman.
Tarusbawa sedang dalam keadaan lemah dan tidak ingin terjadi perang
saudara maka ia menerima tuntutan yang diajukan Wretikandayun. Di
tahun 670 Masehi, bekas kawasan Kerajaan Tarumanegara dipecah
menjadi dua kerajaan, yaitu Kerajaan Sunda dan Kerajaan Galuh.
Putra dari Tarusbawa sudah wafat terlebih dahulu sehingga putra putri
mahkota yang bernama Tejakencana diangkat menjadi seorang anak
dan ahli waris kerajaan. Suami dari putri inilah yang menjadi raja kedua
di Kerajaan Sunda. Suami putri itu bernama Rakeyan Jamri yang juga
cicit dari Wretikandayun.
Ketika menjadi seorang raja di Kerajaan Sunda, Rakeyan Jamri dikenal
dengan nama Prabu Harisdarma. Namun, setelah ia berhasil menguasai
Kerajaan Galuh, nama Sanjaya lebih dikenal oleh banyak orang.
Kerajaan Bali berdiri sekitar abad ke-10 hingga awal abad ke-20. Saat
berdiri, Kerajaan Bali berada di bawah kepemimpinan Dinasti
Warmadewa. Saat itu, agama yang berkembang adalah Buddha. Selang
beberapa tahun kemudian, agama Hindu mulai masuk dan banyak
dianut warganya.
Pusat dari kerajaan Bali terletak di Bedulu, Gianyar. Letak dari kerajaan
Bali ini dekat dengan Pulau Jawa bagian Timur. Keduanya memiliki
kedekatan dalam hubungan kebudayaan, termasuk ikatan dengan
Dinasti Isyana di Jawa Timur.
Kehidupan sosial Kerajaan Bali tidak terlepas dari adat istiadat yang
sudah tertanam sejak dahulu. Bahkan sampai saat ini, budaya turun
temurun itu masih dilestarikan.
Berdasarkan temuan prasasti dari para raja, adat istiadat penduduk Bali
sama dengan masyarakat Ho-Ling (Kalingga) yang berkiblat Hindu-
Buddha.
Salah satu adat di Bali dan masih berlaku sampai sekarang yaitu
Ngaben. Pada prosesi ini, setiap warga Bali yang beragama Hindu ketika
meninggal, jenazahnya dibakar sampai menjadi abu.
Ada banyak jejak peninggalan Kerajaan Bali yang sampai saat ini masih
bisa dilihat dan dikunjungi, di antaranya: