Kerajaan Kalingga adalah kerajaan bercorak Hindu Buddha yang berada di Jawa
Tengah sekitar abad ke-6 Masehi. Sejarah Kerajaan Kalingga dapat diketahui dari jejak
peninggalan yang ada saat ini.
Pasca didirikan oleh Dapunta Syailendra pada abad ke-6 Masehi, Prabu Wasumurti
ditunjuk sebagai raja pertamanya dan berkuasa sekitar 11 tahun.
Usai Prabu Wasumurti meninggal, takhta Kerajaan Kalingga diambil alih putranya
yaitu Prabu Wasugeni dengan masa jabatan 27 tahun.
Meninggalnya Prabu Wasugeni membuat sang putra bernama Prabu Wasudewa naik
takhta dan mengisi kedudukan raja yang kosong.
Regenerasi raja penguasa Kalingga masih terus berlangsung sampai pada Prabu
Kirathasingha yang dipercaya menjadi pemimpin.
Tidak banyak sejarah yang mengisahkan sosok Prabu Wasukawi. Namun, dia
diketahui pernah menjabat sebagai penguasa Kalingga.
Prabu Kartikeyasingha menikah dengan putri Prabu Wasugeni yaitu Dewi Wasuwari
(Ratu Shima). Kartikeyasingha pun mendapat jatah berkuasa di Kalingga selama 26 tahun.
Saat suami Ratu Shima, Prabu Kartikeyasingha wafat, kekuasaannya digantikan sang
ratu yang mengembalikan keadaan membuat Kerajaan Kalingga berada di masa kejayaan.
Kejayaan Kerajaan Kalingga
Salah satu penguasa Kalingga yang terkenal mampu membawa kemajuan kerajaan
yaitu Ratu Shima atau Dewi Wasuwari. Pada masa kepemimpinannya, Ratu Shima dikenal
sebagai sosok yang tegas, berwibawa, dan adil, sehingga rakyatnya dapat hidup dengan
aman, nyaman, serta berkecukupan. Kejayaan Kalingga ini dibuktikan dengan kemajuan di
berbagai sektor seperti ekonomi, pertanian, militer, perdagangan, dan agama. Selain itu,
Kalingga juga diketahui memiliki relasi perdagangan kuat dengan China. Sektor perdagangan
ini ditopang dengan keberadaan pelabuhan terbesar yang berada di Pekalongan.
Peninggalan Kerajaan Kalingga yang pertama yaitu Prasasti Tukmas. Prasasti ini
ditemukan di sebelah barat lereng Gunung Merapi, atau lebih tepatnya di Dusun Dakawu,
Desa Lebak, Kecamatan Grabak, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah.
2. Prasasti Sojomerto
Prasasti yang terbuat dari batu andesit dengan tinggi sekitar 78 centimeter, dan
panjang 43 centimeter ini mengunakan aksara kawi, dan bahasa melayu kuno, yang
diperkirakan berasal dari abad ke 7 masehi. Prasasti ini bersifat keagamaan siwais yang
berisi tentang seluruh keluarga Dapunta, yang merupakan cikal bakal raja-raja dari Kerajaan
Mataram Hindu. Hanya saja, dari 11 baris tulisan tersebut, sebagian barisnya sudah
terhapus akibat terkikis usia. Dengan penemuan Prasasti Sojomerto ini semakin menguatkan
pendapat beberapa ahli yang menyebutkan bahwa wilayah kekuasaan Kerajaan Kalingga
berada di pesisir Jawa Tengah dan sekitarnya.
Disamping itu, lewat prasasti ini juga diketahui bahwa pendiri Kerajaan Kalingga
berasal dari keturunan Dinasti Sailendra, yaitu penguasa Kerajaan Mataram Kuno yang
pernah berjaya di masa sebelumnya.
3. Prasasti Upit
Selain Prasasti Tukmas, dan Prasasti Sojomerto, ada satu lagi prasasti yang juga
merupakan bukti tantang keberadaan Kerajaan Kalingga atau Kerajaan Ho-ling (sebutan dari
catatan Dinasti Tang) di Jawa Tengah, yaitu Prasasti Upit.
Prasasti Upit ini ditemukan di Desa Ngawen, Kecamatan Ngawen, Kabupaten Klaten,
Jawa Tengah. Dimana, prasasti ini menceritakan tentang sebuah kampung bernama
kampung upit, yang salah satu daerah bebas pajak berkat anugerah Ratu Shima.
4. Candi Angin
Candi Angin ini bisa dikunjungi di Desa Tempur, Kecamatan Keling, Kabupaten
Jepara, Jawa Tengah. Dinamakan " Candi Angin " karena lokasinya berada di sebuah
kawasan yang " cukup " tinggi.
Dimana, terpaan angin di kawasan tersebut sangat kencang disepanjang waktu, dan
hebatnya candi ini tidak pernah roboh, dan tetap berdiri kokoh hingga sekarang. Dari analisa
karbon, diperkirakan candi ini dibangun sebelum Candi Borobudur. Selain itu, Candi Angin
juga tidak memiliki relief atau ornamen khas hindu budha, sehingga diperkirakan candi ini
dibangun sebelum kebudayaan agama hindu budha menyatu dengan kebudayaan
masyarakat setempat.
5. Candi Bubrah
Candi Bubrah berlokasi di Desa Tempur, Jepara yang diduga menjadi pintu utama
atau gapura sebelum menuju Candi Angin karena jaraknya hanya sekitar 500 meter.
Dinamakan " Candi Bubrah " karena ketika ditemukan candi ini sudah dalam kondisi luluh
lantah. Dimana, ketika pertamakali ditemukan, Candi Bubrah ini hanya tinggal reruntuhan
setinggi 2 meter saja.
Dilihat dari gaya bangunannya dan arsitektur-nya, diperkirakan candi ini dibangun
pada abad ke 9 masehi. Disamping itu, candi yang dibuat dari batuan andesit ini juga
memiliki corak kebudayaan budha.
Puncak Songolikur adalah puncak tertinggi Gunung Muria di Jawa Tengah, peninggalan
Kerajaan Kalingga. Di sana ditemukan banyak arca dan tempat pemujaan.
Bukti tentang keberadaan Kerajaan Kalingga juga ditemukan di Puncak Rahtawu, atau
disebut juga " Puncak Saptorenggo ", atau " Puncak Songolikur ", yang merupakan puncak
tertinggi di Gunung Muria.
Sampai sekarang, para ahli belum mengetahui secara pasti bagaimana caranya mereka
menbawa dan mengangkut arca-arca tersebut ke Puncak Songolikur, mengingat medan
yang harus dilewati sangat sulit sekali.
Salah satu kisah menceritakan bahwa Kalingga sebenarnya dimulai pada abad ke 6
sampai abad ke 7. Kalingga merupakan nama yang berasal dari Kerajaan India Kuno yang
saat itu bernama Kaling.
Catatan awal tentang berdirinya kerajaan yang satu ini sangat langka dan cukup sulit
untuk dirunut sehingga tidak banyak informasi yang bisa ditarik kesimpulannya dengan pasti
Beberapa nama raja yang memimpin Kalingga sebelum takhta diduduki Ratu Shima,
antara lain Prabu Wasudewa, Prabu Wasukawi dan Prabu Kirathasingha. Hingga raja yang
paling terkenal pada masa kerajaan Kalingga adalah Ratu Shima resmi diangkat sebagai raja
pada 674 masehi. Sosoknya menggantikan sang suami, Prabu Kirathasingha yang
sebelumnya meninggal dunia.
Kesimpulan
Setelah mrmbaca pembahasan di atas, kita jadi tahu lebih banyak tentang sejarah
kerajaan kutai. Seperti yang sudah tertera, Kerajaan Kalingga berdiri sekitar abad ke-6
Masehi, Pendirinya adalah Dapunta Syailendra, salah satu penguasa Kalingga yang
membawa kemajuan yaitu Ratu Shima atau Dewi Wsuwari, melemahnya Kerajaan Kalingga
setelah wafatnya Ratu Shima karena serangan dai Kerajaan Sriwijaya. Kita juga jadi
mengetahui jenis-jenis peninggalan Kerajaan Kalingga dan juga silsilah Kerajaan Kalingga.