PENDAHULUAN
B. Kerajaan Tarumanegara
Keberadaan kerajaan ini diketahui dari kitab sejarah Dinasti Tang (618-906).
Diperkirakan Kerajaan Ho-ling atau Kaling terletak di Jawa Tengah
Nama ini diperkirakan berasal dari nama sebuah kerajaan di India Talingga. Tidak ditemukan
peninggalan yang berupa prasasti dari kerajaan ini. Menurut berita Cina, kotanya dikelilingi
dengan pagar kayu rajanya beristana di rumah yang bertingkat, yang ditutup dengan atap;
tempat duduk sang raja terbuat dari gading. Orang-orangnya sudah pandai tulis-menulis dan
mengenali ilmu perbinatangan. Dalam berita Cina tersebut adanya ratu His-mo atau sima,
yang memerintah pada tahun 674. Beliau terkenal sebagai raja yang tegas, jujur, dan
bijaksana. Hukum dilaksanakan dengan tegas. Pada masa ini, agama Buddha berkembang
bersama agamaa Hindu. Hal ini dapat terlihat dengan datangnya pendeta Cina Hwi Ning di
Kaling dan tinggal selama 3 tahun. Dengan bantuan seorang pendeta setempat yang bernama
Jnanabhadra, Hwi Ning menerjemahkan kitab Hinayanaa dari bahasa Sanskerta.
D. Kerajaan Sriwijaya
Sriwijaya merupakan kerajaan yang bercorak agama Budha. Raja yang pertamanya bernama
Sri Jaya Naga, sedangkan raja yang paling terkenal adalah Raja Bala Putra Dewa.
Berdasarkan berita Cina diperoleh keterangan bahwa Raja Dharmawangsa pada tahun
990 – 992 M melakukan serangan terhadap Kerajaan Sriwijaya. Pada tahun 1016, Airlangga
datang ke Pulau Jawa untuk meminang putri Dharmawangsa. Namun pada saat upacara
pernikahan berlangsung kerajaan mendapat serangan dari Wurawuri dari Lwaram yang
bekerjasama dengan Kerajaan Sriwijaya. Peristiwa ini disebut peristiwa Pralaya. Selama
dalam pengassingan ia menyusun kekuatan. Setelah berhasil menaklukkan raja Wurawari
pada tahun 1032 dan mengalahkan Raja Wijaya dari Wengker Pada tahun 1035 ia berhasil
mengembalikan kekuasaan. Airlangga wafat pada tahun 1049 dan disemayamkan di
Parthirtan Belahan, di lereng gunung Penanggungan.
G. Kerajaan Kediri
Pada akhir pemerintahannya Airlangga kesulitan dalam menunjuk penggantinya, sebab Putri
Mahkotanya bernama Sanggramawijaya menolak menggantikan menjadi raja. la memilih
menjadi seorang pertapa. Maka tahta diserahkan kepada kedua orang anak laki-lakinya, yaitu
Jayengrana dan Jayawarsa. Untuk menghindari perselisihan di antara keduanya maka
kerajaan di bagi dua atas bantuan Mpu Barada yaitu Jenggala dengan ibukotanya Kahuripan
dan Panjalu dengan ibukotanya Daha (Kadiri).
Kisah tentang kerajaan ini termuat dalam Prasasti Banjaran (1052 M) yang menjelaskan
kemenangan Panjalu atas Jenggala dan prasasti Hantang (1052 M) yang menjelaskan Panjalu
pada masa Jayabaya. Selain itu, ada kakawin Bharatayuda karya Mpu Sedah dan Panuluh
tahun 1156 M yang menceritakan kemenangan Kediri/Panjalu atas Janggala. Berita Cina
yang berjudul Ling-mai-tai-ta yang ditulis oleh Cho-ku-fei tahun 1178 M dan kitab Chu-fan-
chi yang ditulis oleh Chau-Ju-Kua tahun 1225 M.
Raja pertama yang muncul dalam pentas sejarah adalah Sri Jayawarsa dengan prasastinya
yang berangka tahun 1104 M. Selanjutnya berturut-turut raja-raja yang berkuasa di Kadiri
adalah sebagai berikut : Kameswara (±1115 – 1130), Jayabaya (±1130 – 1160), 1135),
Sarweswara (±1160 – 1170), Aryyeswara (±1170 – 1180), Gandra (1181), Srengga (1190-
1200) dan Kertajaya (1200 – 1222).
Pada tahun 1222 terjadilah Perang Ganter antara Ken arok dengan Kertajaya. Ken Arok dengan
bantuan para Brahmana (pendeta) berhasil mengalahkan Kertajaya di Ganter (Pujon, Malang).
H. Kerajaan Singasari
Kerajaan Singasari didirikan oleh Ken Arok. Dalam kitab Pararaton Ken Arok
digambarkan sebagai seorang pencuri dan perampok yang sakti, sehingga menjadi buronan
tentara Tumapel. Setelah mendapatkan bantuan dari seorang Brahmana, Ken Arok dapat
mengabdi kepada Akuwu (bupati) di Tumapel bernama Tunggul Ametung. Setelah berhasil
membunuh Tunggul Ametung tahun, Ken Arok menggantikannya sebagai penguasa
Tumapel. Ia juga menjadikan Ken Dedes, istri Tunggul Ametung, sebagai permaisurinya.
Pada waktu itu Tumapel masih berada di bawah kekuasaan Kerajaan Kadiri.
Setelah merasa memiliki kekuatan yang cukup, Ken Arok berusaha untuk melepaskan
diri dari Kediri. Pada tahun 1222 M terjadilah perang Ganter antara Ken Arok dengan
Kertajaya. Akhirnya Ken Arok berhasil mengalahkan Kertajaya, raja Kadiri terakhir di ganter
(pujon, Malang). Ia kemudian naik tahta sebagai raja Singasari dan mendirikan dinasti baru
yaitu Dinasti Girinda.
Tidak lama kemudian, Ken Dedes melahirkan seorang putra bernama Anusapati hasil
pernikahannya dengan Tunggul Ametung. Sedangkan dari istri yang lain, yaitu Ken Umang,
Ken Arok mempunyai seorang putra bernama Tohjaya. Pada tahun 1227, Ken Arok dibunuh
oleh Anusapati. Hal ini dilakukan sebagai balas dendam atas kematian ayahnya, Tunggul
Ametung. Anusapati mengantikan berkuasa di Singasari. Ia memerintah selama 21 tahun.
Sampai akhirnya ia dibunuh oleh Tohjaya, juga sebagai balas dendam atas kematian ayahnya.
Tohjaya naik tahta. Ia memerintah dalam waktu sangat singkat. Ia kemudian terbunuh
oleh Ranggawuni (putra Anusapati). Pada tahun 1248 Ranggawuni naik tahta dengan gelar
Srijaya Wisnuwardhana. Pada tahun 1254 Wisnuwardhana mengangkat putranya Kertanegara
sebagai Yuwaraja atau Raja Muda. Wisnuwardana wafat pada tahun 1268 di Mandragiri.
Pada tahun 1268 Kertanegara naik tahta. la merupakan raja terbesar kerajaan
Singasari. Kertanegara merupakan raja pertama yang bercita-cita menyatukan Nusantara.
Pada tahun 1275, Kertanegara mengirimkan Ekspedisi Pamalayu ke Sumatera (Jambi)
dipimpin oleh Kebo Anabrang. Ekspedisi ini bertujuan menuntut pengakuan Sriwijaya dan
Malayu atas kekuasaan Singasari. Ekspedisi ini juga untuk mengurangi pengaruh Kubilai
Khan dari Cina di Nusantara.
Ekspedisi ini menimbulkan rasa khawatir raja Mongol tersebut. Oleh karena itu pada
tahun 1289 Kubilai Khan mengirimkan utusan bernama Meng-chi menuntut Singasari
mengakui kekuasaan Kekaisaran Mongol atas Singasari. Kertanegara menolak tegas, bahkan
utusan Cina itu dilukai mukanya. Perlakukan tersebut dianggap sebagai penghinaan dan
tantangan perang.
Untuk menghadapi kemungkinan serangan dari tentara Mongol pasukan Singasari
disiagakan dan dikirim ke berbagai daerah di Laut Jawa dan di Laut Cina Selatan. Sehingga
pertahanan di ibukota lemah. Hal ini dimanfaatkan oleh pihak-pihak yang tidak senang
terhadap Kertanegara, diantaranya Jayakatwang penguasa Kadiri dan Arya Wiraraja (bupati
Madura). Pasukan Kediri berhasil menduduki istana dan membunuh Kertanegara.
I. Kerajaan Majapahit
Dari hasil penelitian arkeologi yang dilakukan di Kota Kapur, Pulau Bangka, pada
tahun 1994, diperoleh suatu petunjuk tentang adanya kemungkinan berdiri sebuah pusat
pemerintahan sebelum kerajaan Sriwijaya berdiri. Pusat pemerintahan ini menemukan
temuan – temuan arkeologi berupa sisa – sisa sebuah candi hindu (waisnawa) terbuat dari
batu bersama arca – arca dari batu diantaranya 2 buah arca batu wisnu yang di buat sekitar
abad 5 - 7 M. Dari peninggalan arkeologi tersebut dapat disimpulkan bahwa kerajaan Kota
Kapur bercorak Hindu Waisnawa.
Temuan lain yang penting dari situs Kota Kapur ini adalah peninggalan berupa
benteng pertahanan yang kokoh berbentuk dua buah tanggul sejajar terbuat dari timbunan
tanah, masing – masing panjangnya sekitar 350 meter dan 1200 meter dengan ketinggian
sekitar 2-3 meter. Penanggalan dari tanggul benteng tersebut menunjukkan masa antara tahun
530 M sampai 870 M. Benteng pertahanan tersebut telah di bangun sekitar perte ngahan abad
ke- 6. Sebab keruntuhan kerajaan Kota Kapur yaitu ekspansi kerajaan Sriwijaya ke Pulau
Bangka pada akhir abad ke-7. Sriwijaya menguasai Pulau Bangka ditandai dengan
dipancangkannya inskripsi Sriwijaya di Kota Kapur yang berangka 608 Saka (686 Masehi),
yang isinya mengidentifikasikan dikuasainya wilayah ini oleh Kerajaan Sriwijaya.
Menurut berita dari Cina di sebelah timur kerajaan Kalingga ada daerah Po-li atau
Dwa-pa-tan yang dapat disamakan dengan Bali. Dalam sejarah kerajaan Bali, nama Buleleng
mulai terkenal setelah periode kekuasaan Majapahit. Pada zaman kuno, sebenarnya Buleleng
sudah berkembang. Pada masa perkembangan Dinasti Warmadewa, Buleleng diperkirakan
menjadi salah satu daerah kekuasaannya. Letak kerajaan Buleleng yang berada di sekitar
pantai dengan mudah menjadikan Buleleng sebagai pusat perdagangan laut. Perdagangan
dengan daerah sebrang berkembang pesat pada masa Dinasti Warmadewa yang diperintah
oleh Anak Wungsu. Hal ini diceritakan pada prasasti yang di simpan di desa Sembiran yang
berangka tahun 1065 Masehi.
Sistem perdagangannya menggunakan sistem barter, ada yang sudah menggunakan
uang yang dikenal dengan ma, su, dan piling.
Berbagai teori tentang masuknyaIslam di Indonesia ini terus muncul sampai saat
ini. Ada beberapa pendapat tentang masuknya Islam di Indonesia ini.
A. Teori Makkah
Islam yang masuk dan berkembang di Indonesia berasal dari Jazirah Arab atau
bahkan dari Makkah pada abad ke7 M. Teori ini dikemukakan oleh Hamka (Haji Abdul
Malik bin Abdul Karim Amrullah), ia adalah seorang ulama’ sekaligus seorang sastrawan
Indonesia. Hamka mengemukakan pendapat ini pada tahun 1958, saat orasi yang
disampaikan pada dies natalis perguruan tinggi Islam Negri (PTIN) di Yogyakarta.
Argumentasi yang dijadikan rujukan Hamka adalah sumber lokal Indonesia dan sumber Arab.
Selain itu yang tidak boleh diabaikan adalah fakta menarik lainnya adalah bahwa orang-orang
Arab sudah berlayar mencapai Cina pada abad ke-7 M dalam rangka berdagang. Hamka
percaya dalam perjalanan inilah mereka singgah di kepulauan Nusantara saat itu.
B. Teori Gujarat
Teori Gujarat mengatakan bahwa proses kedatangan Islam ke Indonesia ini berasal
dari Gujarat pada abad ke-13, Islam dibawa dan disebarkan oleh pedagang-pedagang Gujarat
yang singgah di kepulauan Nusantara. Mereka menempuh jalur perdagangan yang sudah
terbentuk antara India dan Nusantara. Pendapat ini dkemukakan oleh Snouck Hurgronje. Ia
mengambil pendapat ini dari Pijnapel, seorang pakar dari Universitas Leiden Belanda, yang
sering meneliti artefak-artefak peninggalan di Indonesia. Pendapat Pijnapel ini juga
dibenarkan oleh J.P Moquette yang pernah meneliti bentuk nisan kuburan-kuburan raja-raja
pasai.
C. Teori Cina
Teori ini mengungkapkan tentang agama Islam yang disebarkan di Indonesia oleh
orang-orang Cina. Mereka bermadhab Hanafi, pendapat ini disimpulkan oleh salah seorang
pegawai Belanda pada masa pemerintahan kolonial Belanda dulu.
Teori ini beranggapan bahwa proses kedatangan Islam ke Indonesia berasal dari para
perantau Cina. Orang Cina telah berhubungan dengan masyarakat Indonesia jauh sebelum
Islam dikenal di Indonesia. Pada masa Hindu Buddha etnis Cina atau Tiongkok telah berbaur
dengan penduduk Indonesia, terutama melalui kontak dagang. Bahkan ajaran Islam telah
masuk ke Cina pada abad ke-7 M, masa dimana agama ini baru berkembang.
D. Teori Persia
Teori Persia mengatakan bahwa proses kedatangan Islam ke Indonesia beasal dari
daerah Persia atau Parsi (Iran). Pencetus dari teori inni adalah Hosein Djajadiningrat,
sejarawan asal Banten. Dalam memberikan argumentasinya, Hosein lebih menitik beratkan
analisisnya pada kesamaan budaya dan tradisi yang berkembang antara masyarakat Parsi dan
Indonesia. Tradisi tersebut antara lain : tradisi merayakan 10 Muharram atau Asyuro sebagai
hari suci kaum Syi’ah atas kematian Husain bin Ali, cucu Nabi Muhammad.
1. Perdagangan
Pada abad ke-7 M, bangsa Indonesia kedatangan para pedagang Islam dari
Gujarat/India, Persia, dan Bangsa Arab. Mereka telah ambil bagian dalam kegiatan
perdagangan di Indonesia. Hal ini konsekuensi logisnya menimbulkan jalinan hubungan
dagang antara masyarakat Indonesia dan para pedagang Islam. Di samping berdagang,
sebagai seorang muslim juga mempunyai kewajiban berdakwah maka para pedagang Islam
juga menyampaikan dan mengajarkan agama dan kebudayaan Islam kepada orang lain.
Dengan cara tersebut, banyak pedagang Indonesia memeluk agama Islam dan merekapun
menyebarkan agama Islam dan budaya Islam yang baru dianutnya kepada orang lain.
2. Perkawinan
Di antara para pedagang Islam ada yang menetap di Indonesia. Hingga sekarang di
beberapa kota di Indonesia terdapat kampung Pekojan. Kampung tersebut dahulu merupakan
tempat tinggal para pedagang Gujarat. Koja artinya pedagang Gujarat. Sebagian dari para
pedagang ini menikah dengan wanita Indonesia. Terutama putri raja atau bangsawan. Karena
pernikahan itulah, maka banyak keluarga raja atau bangsawan masuk Islam. Kemudian
diikuti oleh rakyatnya. Dengan demikian Islam cepat berkembang.
3. Pendidikan
Perkembangan Islam yang cepat menyebabkan muncul tokoh ulama atau mubalig yang
menyebarkan Islam melalui pendidikan dengan mendirikan pondok-pondok pesantren. Dan di
dalam pesantren itulah tempat pemuda pemudi menuntut ilmu yang berhubungan dengan
agama Islam. Yang jika para pelajar tersebut selesai dalam menuntut ilmu mengenai agama
Islam, mereka mempunyai kewajiban untuk mengajarkan kembali ilmu yang diperolehnya
kepada masyarakat sekitar. Yang akhirnya masyarakat sekitar menjadi pemeluk agama Islam.
Pesantren yang telah berdiri pada masa pertumbuhan Islam di Jawa, antara lain Pesantren
Sunan Ampel Surabaya yang didirikan oleh Raden Rahmat ( Sunan Ampel ) dan Pesantren
Sunan Giri yang santrinya banyak berasal dari Maluku ( daerah Hitu ), dls.
4. Politik
Seorang raja mempunyai kekuasaan dan pengaruh yang besar dan memegang peranan
penting dalam proses Islamisasi. Jika raja sebuah kerajaan memeluk agama Islam, otomatis
rakyatnya akan berbondong - bondong memeluk agama Islam. Karena, masyarakat Indonesia
memiliki kepatuhan yang tinggi dan raja selalu menjadi panutan rakyatnya. Jika raja dan
rakyat memeluk agama Islam, pastinya demi kepentingan politik maka akan diadakannya
perluasan wilayah kerajaan, yang diikuti dengan penyebaran agama Islam.
6. Seni Budaya
Perkembangan Islam dapat melalui seni budaya, seperti bangunan (masjid), seni pahat,
seni tari, seni musik, dan seni sastra. Cara seperti ini banyak dijumpai di Jogjakarta, Solo,
Cirebon, dls. Seni budaya Islam dibuat dengan cara mengakrabkan budaya daerah setempat
dengan ajaran Islam yang disusupkan ajaran tauhid yang dibuat sederhana, sehalus dan
sedapat mungkin memanfaatkan tradisi lokal, misalnya : Membumikan ajaran Islam melalui
syair – syair. Contohnya : Gending Dharma, Suluk Sunan Bonang, Hikayat Sunan Kudus,
dan lain – lain. Mengkultulrasikan wayang yang sarat dokrin. Contohnya : Tokoh-tokoh
simbolis dalam wayang diadopsi atau mencipta nama lainnya yang bisa mendekatkan dengan
ajaran Islam, Mencipta tokoh baru dan narasi baru yang sarat pengajaran. Membunyikan
bedug sebagai ajakan sholat lima waktu sekaligus alarm pengingat.
7. Tasawuf
Seorang Sufi biasa dikenal dengan hidup dalam keserhanaan, mereka selalu
menghayati kehidupan masyarakatnya yang hidup bersama di tengah – tengah
masyarakatnya. Para Sufi biasanya memiliki keahlian yang membantu masyarakat dan
menyebarkan agama Islam. Para Sufi pada masa itu diantaranya Hamzah Fansuri di Aceh dan
Sunan Panggung Jawa.
Kerajaan-kerajaan islam di Indonesia
Letak Geografis
Letak Kesultanan Samudera Pasai
Kerajaan Samudra Pasai adalah kerajaan islam pertama di Indonesia. Letak Samudra Pasai
di pantai timur Pulau Sumatrabagian utara berdekatan dengan jalur pelayaran perdagangan
internasional waktu itu, yaitu Selat Malaka. Pusat pemerintahanya di kota pasai. Dengan
posisi yang strategis tersebut Kerajaan Samudra Pasai berkembang dengan cukup pesat baik
dalam kehidupan politik, ekonomi, dan social budaya.
Kehidupan politik
Raja-raja yang pernah memerintah kerajaan samudra pasai
1. Nazimuddin Al-Kamil
Adalah seorang Laksamana dari Dinasti Fatimah di Mesir yang pada tahun1238
ditugaskan merebut pelabuhan Kambayat, Gujarat, India. Selain itu, ia juga membangun
sebuah kerajaan di ujung utara pulau Sumatera yang dinamakan kerajaan Samudra Pasai.
Tujuannya tentu adalah untuk menguasai perdagangan Lada di Jalur Selat Malaka.
2. Sultan Malik Al-Saleh (1285-1297)
Setelah Dinasti Mamluk yang beraliran Islam Syafei menaklukan Dinasti Fatimah di
Mesir, Ia juga ingin merebut Kerajaan Samudra Pasai. Maka, dikirimlah Syekh Ismail yang
nantinya akan bersekutu dengan Marah Silu (putra seorang bangsawan Persia, Marah Gajah).
Kerajaan ini berhasil direbut dan Marah Silu menerima gelar Sultan Malik Al-Saleh. Pada
masanya, ia memperkuat Samudra Pasai sebagai pusat perdagangan di Selat Malaka. Ia
meninggal tahun 1297.
Kehidupan Ekonomi
Karena letak geografisnya yang strategis, ini mendukung kreativitas mayarakat untuk
terjun langsung ke dunia maritim. Samudera pasai juga mempersiapkan bandar – bandar yang
digunakan untuk :
Kehidupan Sosial
Kehidupan sosial masyarakat Kerajaan Samudera Pasai diatur menurut aturan – aturan dan
okum – okum Islam. Dalam pelaksanaannya banyak terdapat persamaan dengan kehidupan
sosial masyarakat di negeri Mesir maupun di Arab. Karena persamaan inilah sehingga daerah
Aceh mendapat julukan Daerah Serambi Mekkah.
Kerajaan Samudera Pasai berkembang sebagai penghasil karya tulis yang baik. Beberapa
orang berhasil memanfaatkan huruf Arab yang dibawa oleh agama Islam untuk menulis karya
mereka dalam bahasa Melayu, yang kemudian disebut dengan bahasa Jawi dan hurufnya
disebut Arab Jawi. Di antara karya tulis tersebut adalah Hikayat Raja Pasai (HRP). Bagian
awal teks ini diperkirakan ditulis sekitar tahun 1360 M. HRP menandai dimulainya
perkembangan sastra Melayu klasik di bumi nusantara.
Di bidang agama
Sesuai dengan berita dari Ibn Battutah tentang kehadiran ahli-ahli agama dari Timur
Tengah, telah berperan penting dalam proses perkembangan Islam di Nusantara. Berdasarkan
hal itu pula, diceritakan bahwa Sultan Samudra Pasai begitu taat dalam menjalankan agama
Islam sesuai dengan Mahzab Syafi’I dan ia selalu di kelilingi oleh ahli-ahli teologi Islam.
Dengan raja yang telah beragama Islam, maka rakyat pun memeluk Islam untuk menunjukan
kesetiaan dan kepatuhannya kepada sang raja.
Malik Al-Zahir adalah putera Malik Al- Saleh, Dia memimpin Samudera Pasai sejak
1287 hingga 1326 M. Pada nisan makamnya yang terletak bersebelahan dengan makam
Malik Al-Saleh, tertulis kalimat; Ini adalah makam yang dimuliakan Sultan Malik Al-Zahir,
cahaya dunia dan agama. Al-Zahir meninggal pada 12 Zulhijjah 726 H atau 9 November
1326.
c. Makam Nahriyah
Nahrisyah adalah seorang ratu dari Kerajaan Samudera Pasai yang memegang pucuk
pimpinan tahun 1416-1428 M. Ratu Nahrisyah dikenal arif dan bijak. Ia bertahta dengan sifat
keibuan dan penuh kasih sayang. Makamnya terletak di Gampông Kuta Krueng, Kecamatan
Samudera ± 18 km sebelah timur Kota Lhokseumawe, tidak jauh dari Makam Malikussaleh.
B. Kerajaan Malaka
Sejarah Kerajaan Malaka
Hubungan perdagangan antara Samodra Pasai dengan Malaka yang semakin ramai telah
membawa pengaruh islam di Malaka. Muncullah kemudian masyarakat islam di Malaka.
Pada abad ke-14 M, Malaka menjadi bandar paling penting di Asia Tenggara. Karena pada
saat itu Kerajaan Malaka merupakan pusat perdagangan dan penyebaran islam. Dalam
perkembangannya masyarakat muslim Malaka semakin banyak sehingga kemudian muncul
sebagai kerajaan besar.
Letak Kerajaan Malaka
Letak Kerajaan Malaka diperkirakan berada di Pulau Sumatera dan Semenanjung Malaka.
Kehidupan Politik
Raja – raja yang memerintah Kerajaan Malaka antara lain :
1. Iskandar Syah (1396-1414 M)
Pada abad ke-15 M, di Majapahit terjadi perang paregreg yang mengakibatkan Paramisora
(Parameswara) melarikan diri bersama pengikutnya dari daerah Blambangan ke Tumasik
(Singapura), kemudian melanjutkan perjalanannya sampai ke Semenanjung Malaya dan
mendirikan Kp. Malaka.
Untuk meningkatkan aktivitas perdagangan di Malaka, maka Paramisora menganut agama
Islam dan merubah namanya menjadi Iskandar Syah, kemudian menjadikan Kp. Malaka
menjadi Kerajaan Islam. Untuk menjaga keamanan Kerajaan Malaka, Iskandar Syah meminta
bantuan kepada Kaisar China dengan menyatakan takluk kepadanya (1405 M).
2. Muhammad Iskandar Syah (1414-1424 M)
Merupakan putra dari Iskandar Syah, pada masa pemerintahannya wilayah kekuasaan
Kerajaan Malaka diperluas lagi hingga mencapai seluruh Semenanjung Malaya.
Untuk menjadi Kerajaan Malaka sebagai penguasa tunggal jalur pelayaran dan
perdagangan di Selat Malaka, maka harus berhadapan dengan Kerajaan Samudera Pasai yang
kekuatannya lebih besar dan tidak mungkin untuk bisa dikalahkan, maka dipilih melalui jalur
politik perkawinan dengan cara menikahi putri Kerajaan Samudera Pasai, sehingga cita-
citanya dapat tercapai.
Kehidupan Ekonomi
Malaka memungut pajak penjualan, bea cukai barang-barang yang masuk dan keluar, yang
banyak memasukkan uang ke kas negara. Sementara itu, raja maupun pejabat-pejabat penting
memperoleh upeti atau persembahan dari pedagang yang dapat menjadikan mereka sangat
kaya.
Suatu hal yang penting dari Kerajaan Malaka adalah adanya undang-undang laut yang
berisi pengaturan pelayaran dan perdagangan di wilayah kerajaan. Untuk mempermudah
terjalinnya komunikasi antar pedagang maka bahasa Melayu (Kwu-lun) dijadikan sebagai
bahasa perantara.
C. Kerajaan Aceh
Sejarah Kerajaan Aceh
Kerajaan Islam berikutnya di Sumatra ialah Kerajaan Aceh. Kerajaan yang didirikan oleh
Sultan Ibrahim yang bergelar Ali Mughayat Syah (1514-1528), menjadi penting karena
mundurnya Kerajaan Samudera Pasai dan berkembangnya Kerajaan Malaka.
Para pedagang kemudian lebih sering datang ke Aceh.
Pusat pemerintahan Kerajaan Aceh ada di Kutaraja (Banda Acah sekarang). Corak
pemerintahan di Aceh terdiri atas dua sistem: pemerintahan sipil di bawah kaum bangsawan,
disebut golongan teuku; dan pemerintahan atas dasar agama di bawah kaum ulama, disebut
golongan tengku atau teungku.
Kehidupan politik
Raja-raja yang pernah memerintah Kerajaan Aceh
1. Sultan Ali Mughayat Syah
Sultan Ali Mughayat Syah merupakan pendiri Kerajaan Aceh yang memerintah dari tahun
1514 sampai 1528. Pada awalnya Aceh merupakan bagian dari kerajaan Pidie. Namun, berkat
kegigihannya Aceh mampu melepaskan diri dari kekuasaan Kerajaan Pidie.
2. Salahudin
Salahudin merupakan raja pengganti Sultan Ali Mughayat Syah. Pada suatu waktu,
Salahudin gagal menyerang, maka pada tahun 1537 Salahudin dijatuhkan oleh Alaudin
Riayat Syah Al-Kahar.
Tokoh sejarah yang terkenal pada masa Kerajaan Aceh adalah Sultan Iskandar Muda.
Semasa pemerintahannya Aceh mampu memperluas wilayah hingga ke Semenanjung Malaya
(Johor, Pahang, dan Kedah). Kekuatan utamanya terletak pada angkatan perang Kerajaan
Aceh. Armada angkatan lautnya merupakan yang terkuat di masa itu.
Wilayah kerajaan Aceh pada masa kejayaannya
Pada masa ini, Kerajaan Aceh mencapai puncak kejayaannya, perdagangan berkembang
pesat, sehingga menjadikan Aceh sebagai pelabuhan internasional. Aceh menjalin hubungan
yang baik dengan Kerajaan Turki, Persia, Cina, dan India.
Kehidupan ekonomi
Dalam kehidupan ekonomi, Aceh berkembang dengan pesat pada masa kejayaannya.
Dengan menguasai daerah pantai barat dan timur Sumatra, Aceh menjadi kerajaan yang kaya
akan sumber daya alam, seperti beras, emas, perak dan timah serta rempah-rempah.
Kehidupan Politik
Raja-raja yang pernah memerintah Kerajaan Demak
1. Raden Fatah
Menurut cerita rakyat Jawa Timur, Raden Fatah termasuk keturunan raja terakhir dari
kerajaan Majapahit, yaitu Raja Brawijaya V. Setelah dewasa, Raden Fatah di angkat menjadi
bupati di Bintaro Demak dengan Gelar Sultan Alam Akbar al-Fatah.
Raden Fatah memerintah Demak dari tahun 1500-1518 M. Di bawah pemerintahannya,
kerajaan Demak berkembang dengan pesat, karena memiliki daerah pertanian yang luas
sebagai penghasil bahan makanan, terutama beras. Oleh karena itu, kerajaan Demak menjadi
kerajaan agraris-maritim.
Pada masa pemerintahan Raden Fatah, dibangun masjid Demak yang proses pembangunan
masjid itu di bantu oleh para wali atau sunan.
2. Adipati Unus
Setelah Raden Fatah wafat, tahta kerajaan Demak dipegang oleh Adipati Unus. Ia
memerintah Demak dari tahun 1518-1521 M. Masa pemerintahan Adipati Unus tidak begitu
lama, karena ia meninggal dalam usia yang masih muda dan tidak meninggalkan seorang
putera mahkota. Walaupun usia pemerintahannya tidak begitu pasukan Demak menyerang
Portugis di Malaka, keberanian Adipati Unus menyerang Malaka membuat Adipai Unus
dijiluki Pangeran Sabrang Lor. Setelah Adipati Unus meninggal, tahta kerajaan Demak
dipegang oleh saudaranya yang bergelar Sultan Trenggana.
3. Sultan Trenggana
Sulltan Trenggana memerintah Demak dari tahun 1521-1546 M. Dibawah
pemerintahannya, kerajaan Demak mencapai masa kejayaan. Sultan Trenggana berusaha
memperluas daerah kekuasaannya hingga ke daerah Jawa Barat. Pada tahun 1522 M kerajaan
Demak mengirim pasukannya ke Jawa Barat di bawah pimpinan Fatahillah. Daerah-daerah
yang berhasil di kuasainya antara lain Banten, Sunda Kelapa, dan Cirebon. Penguasaan
terhadap daerah ini bertujuan untuk menggagalkan hubungan antara Portugis dan kerajaan
Padjajaran. Armada Portugis dapat dihancurkan oleh armada Demak pimpinan Fatahillah.
Dengan kemenangan itu, fathillah mengganti nama Sunda Kelapa menjadi Jayakarta (berarti
kemenangan penuh). Peristiwa yang terjadi pada tanggal 22 juni 1527 M itu kemudian di
peringati sebagai hari jadi kota Jakarta.
Di masa jayanya, Sultan Trenggana berkunjung kepada Sunan Gunung Jati. Dari Sunan
gunung jati, Trenggana memperoleh gelar Sultan Ahmad Abdul Arifin. Gelar Islam seperti
itu sebelumnya telah diberikan kepada raden patah, yaitu setelah ia berhasil mengalahkan
Majapahit.
Kehidupan politik
Raja-raja yang pernah memerintah Kerajaan Banten
1. Sultan Hasanudin
Sultan Hasanudin adalah raja pertama di Kerajaan Banten. Perjuangannya sangat gigih.
Pada tahun 1568 Sultan Hasanudin mampu melepaskan diri dari kekuasaan Kerajaan Demak.
Pada saat itu di Demak terjadi perebutan kekuasaan setelah Sultan Trenggono wafat. Wilayah
kekuasaan Kerajaan Banten hingga ke Lampung. Banten menjadi pusat penjualan dan
perdagangan lada. Pada tahun 1570 Sultan Hasanudin wafat.
3. Maulana Muhammad
Maulana Muhammad merupakan pengganti Panembahan Yusuf. Ia menjadi raja dengan
gelar Kanjeng Ratu Banten. Maulana Muhammad memperluas kerajaan Banten dengan
menyerang Palembang. Dalam sejarah diceritakan penyerangan ke Palembang dipimpin oleh
Ki Gede Ing Suro. Ki Gede Ing Suro adalah seorang penyiar agama Islam yang berasal dari
keturunan orang Surabaya yang telah berhasil meletakkan dasar-dasar keislaman di
Palembang. Dalam pertempuran tersebut Sultan Banten gugur.
4. Abdulmufakhir
Abdulmufakhir merupakan pengganti Maulana Muhammad yang telah gugur. Namun,
karena usianya masih muda belia maka ia didampingi oleh Pangeran Ranamenggala sebagai
mangkubumi. Pangeran Ranamenggala mengendalikan pemerintahan dari tahun 1608 sampai
1624.
Selama pemerintahan raja tersebut Kerajaan Banten menjadi pusat perdagangan lada dan
cengkih.
5. Sultan Ageng Tirtayasa
Sultan Ageng Tirtayasa adalah raja Banten yang memerintah dari tahun 1651 sampai
1692. Pada masa ini Banten semakin maju. Hasil pertanian melimpah. Penyiaran agama
Islam semakin pesat dengan ditunjang oleh ulama besar seperti Syekh Yusuf dari Sulawesi.
Kerajaan Banten menjalin hubungan baik dengan negara luar negeri, seperti Turki dan
Moghul. Meskipun demikian, Sultan Ageng Tirtayasa tidak bersedia bekerja sama dengan
belanda.
Kehidupan ekonomi
Kerajaan Banten dalam kehidupan perekonomiannya bertumpu pada bidang perdagangan.
Hal tersebut disebabkan karena:
o Kedudukan kerajaan banten sangat strategis di tepi Selat Sunda.
o Banten memiliki hasil ekspor penting, yaitu lada.
o Kerajaan Banten terletak di Teluk Banten dan pelabuhannya memenuhi syarat sebagai
pelabuhan dagang yang baik.
o Jatuhnya malaka ke tangan portugis mendorong pedagang islam mencari daerah baru di Jawa
Barat, yaitu Banten dan Cirebon.
Kehidupan social budaya
Dalam bidang seni bangunan,peninggalan kerajaan banten adalah bangunan Masjid Agung
Banten yang di bangun sekitar abad ke-16. Menara Masjid Agung Banten yang mirip
mercusuar dibangun oleh Hendriik Lucozoon Cardeel (orang Belanda pelarian dari Batavia
yang masuk islam).
Masjid Agung Banten ini beratap tumpang atau sususn lima. Selain Masjid Agung Banten,
juga terdapat gapura di kaibon banten, dan istana model Eropa yang dibangun olej Jan Lukas
Cardeel (orang Belanda pelarian dari Batavia yang telah menganut islam).
C. Kerajaan Mataram
Letak geografis
Kerajaan Mataram berdiri pada tahun 1582. Kerajaan Mataram pada awal
perkembangannya adalah daerah kadipaten yang berada di bawah kekuasaan Kerajaan
Pajang. Kerajaan mataram berada di daerah jawa tengah bagian selatan dengan pusat
Kerajaan ini terletak di sebelah tenggara kota Yogyakarta, yakni di Kotagede.
Kehidupan politik
Raja-raja yang pernah memerintah Kerajaan Mataram
1. Ki Ageng Pamanahan ( Ki Gede Pamanahan )
o Pendiri desa mataram tahun 1556
o bergelar Panembahan Senapati dibawah pimpinan anaknya
o Ki Pamanahan adalah putra Ki Ageng Henis, putra Ki Ageng Sela
o menikah dengan sepupunya sendiri, yaitu Nyai Sabinah, putri Nyai Ageng Saba (kakak
perempuan Ki Ageng Henis).
o Meninggal tahun 1584
3. Raden Mas Jolang ( Panembahan Hanyakrawati / Sri Susuhunan Adi Prabu Hanyakrawati
Senapati-ing-Ngalaga Mataram )
o raja kedua Kesultanan Mataram yang memerintah pada tahun 1601-1613
o putra Panembahan Senapati raja pertama Kesultanan Mataram. Ibunya bernama Ratu Mas
Waskitajawi, putri Ki Ageng Panjawi, penguasa Pati
o meninggal dunia pada tahun 1613 karena kecelakaan sewaktu berburu kijang di Hutan
Krapyak. Oleh karena itu, ia pun terkenal dengan gelar anumerta Panembahan Seda ing
Krapyak, atau cukup Panembahan Seda Krapyak, yang bermakna "Baginda yang wafat di
Krapyak"
4. Raden Mas Rangsang (Sultan Agung Adi Prabu Hanyakrakusuma )( nama asli : Raden
Mas Jatmika )
o lahir: Kutagede, Kesultanan Mataram, 1593 - wafat: Karta (Plered, Bantul), Kesultanan
Mataram, 1645
o raja ketiga Kesultanan Mataram yang memerintah pada tahun 1613-1645
o Di bawah kepemimpinannya, Mataram berkembang menjadi kerajaan terbesar di Jawa dan
Nusantara pada saat itu.( puncak kejayaan )
o Pada tahun 1620 pasukan Mataram mulai mengepung kota Surabaya secara periodik.
o kemunduran kerajaan mataram Islam akibat kalah dalam perang merebut Batavia dengan VOC
o menyerang Batavia sebanyak 2x.
.
5. Amangkurat I (Sri Susuhunan Amangkurat Agung)
o Memerintah pada tahun 1646-1677
o Memiliki gelar anumertaSunan Tegalwangi atau Sunan Tegalarum
o Nama aslinya adalah Raden Mas Sayidin putra Sultan Agung. Ibunya bergelar Ratu Wetan,
yaitu putri Tumenggung Upasanta bupatiBatang (keturunan Ki Juru Martani).
o Ketika menjabat Adipati Anom ia bergelar Pangeran Arya Prabu Adi Mataram.
o menerapkan sentralisasi atau sistem pemerintahan terpusat.
o Amangkurat I menjalin hubungan dengan VOC yang pernah diperangi ayahnya. Pada tahun
1646 ia mengadakan perjanjian, antara lain pihak VOC diizinkan membuka pos-pos dagang
di wilayah Mataram, sedangkan pihak Mataram diizinkan berdagang ke pulau-pulau lain
yang dikuasai VOC. Kedua pihak juga saling melakukan pembebasan tawanan. Perjanjian
tersebut oleh Amangkurat I dianggap sebagai bukti takluk VOC terhadap kekuasaan
Mataram. Namun ia kemudian tergoncang saat VOC merebut Palembang tahun 1659.
Kehidupan Sosial
Kehidupan masyarakat di kerajaan Mataram, tertata dengan baik berdasarkan hukum
Islam tanpa meninggalkan norma-norma lama begitu saja. Dalam pemerintahan Kerajaan
Mataram Islam, Raja merupakan pemegang kekuasaan tertinggi, kemudian diikuti oleh
sejumlah pejabat kerajaan. Di bidang keagamaan terdapat penghulu, khotib, naid, dan
surantana yang bertugas memimpin upacara-upacara keagamaan. Di bidang pengadilan,dalam
istana terdapat jabatan jaksa yang bertugas menjalankan pengadilan istana. Untuk
menciptakan ketertiban di seluruh kerajaan, diciptakan peraturan yang dinamakan anger-
anger yang harus dipatuhi oleh seluruh penduduk
Kehidupan Ekonomi dan Kebudayaan
Kerajaan Mataram adalah kelanjutan dari Kerajaan Demak dan Pajang. Kerajaan ini
menggantungkan kehidupan ekonominya dari sektor agraris. Hal ini karena letaknya yang
berada di pedalaman. Akan tetapi, Mataram juga memiliki daerah kekuasan di daerah pesisir
utara Jawa yang mayoritas sebagai pelaut. Daerah pesisir inilah yang berperan penting bagi
arus perdagangan Kerajaan Mataram. Kebudayaan yang berkembang pesat pada masa
Kerajaan Mataram berupa seni tari, pahat, suara, dan sastra. Bentuk kebudayaan yang
berkembang adalah Upacara Kejawen yang merupakan akulturasi antara kebudayaan Hindu-
Budha dengan Islam. Di samping itu, perkembangan di bidang kesusastraan memunculkan
karya sastra yang cukup terkenal, yaitu Kitab Sastra Gending yang merupakan perpaduan dari
hukum Islam dengan adat istiadat Jawa yang disebut Hukum Surya Alam.E.
D. Kerajaan Pajang
Sejarah berdirinya Kerajaan Pajang
pada akhir abad ke 17 dan awal abad ke-18 para penulis kronik di Kartasura menulis
seluk beluk asal usul raja-raja Mataram dimana Pajang dilihat sebagai pendahulunya. Pajang
sendiri sebagai kelanjutan dari Pengging pada tahun 1618 yang pernah dihancurkan ibukota
dan sawah ladangnya oleh pasukan-pasukan dari Mataram karena memberontak. Di bekas
kompleks keraton Raja Pajang yang dikubur di Butuh banyak ditemukan sisa-sisa keramik
asal negeri Cina.
Kehidupan politik
Raja-raja yang pernah memerintah kerajaan pajang
1. Jaka Tingkir
Nama aslinya adalah Mas Karèbèt, putra Ki Ageng Pengging atau Ki Kebo Kenanga.
Ketika ia dilahirkan, ayahnya sedang menggelar pertunjukan wayang beber dengan dalang Ki
Ageng Tingkir. Kedua ki ageng ini adalah murid Syekh Siti Jenar. Sepulang dari mendalang,
Ki Ageng Tingkir jatuh sakit dan meninggal dunia.
Meski dalam Babad Jawa, Adiwijaya lebih dilukiskan sebagai Raja yang serba lemah,
tetapi kenyataannya sebagai ahli waris Kerajaan Demak ia mampu menguasai pedalaman
Jawa Tengah dan Jawa Timur dengan baik. Perpindahan pusat Kerajaan ke pedalaman yang
dilanjutkan lagi oleh Raja Mataram berpengaruh besar atas perkembangan peradaban Jawa
pada abad ke-18 dan 19. Daerah kekuasaan Pajang mencakup di sebelah Barat Bagelen
(lembah Bogowonto) dan Kedu (lembah Progo atas).
2. Arya Pangiri
Arya Pangiri adalah putra Sunan Prawoto raja keempat Demak, yang tewas dibunuh Arya
Penangsang tahun 1549. Ia kemudian diasuh bibinya, yaitu Ratu Kalinyamat di Jepara.
Sepeninggal Sultan Hadiwijaya akhir tahun 1582 terjadi permasalahan takhta di Pajang.
Putra mahkota yang bernama Pangeran Benawa disingkirkan Arya Pangiri dengan dukungan
Sunan Kudus. Alasan Sunan Kudus adalah usia Pangeran Benawa lebih muda daripada istri
Pangiri, sehingga tidak pantas menjadi raja.
Pangeran Benawa yang berhati lembut merelakan takhta Pajang dikuasai Arya Pangiri
sedangkan ia sendiri kemudian menjadi bupati Jipang Panolan (bekas negeri Arya
Penangsang).
Arya Pangiri juga berlaku tidak adil terhadap penduduk asli Pajang. Ia mendatangkan
orang-orang Demak untuk menggeser kedudukan para pejabat Pajang. Bahkan, rakyat Pajang
juga tersisih oleh kedatangan penduduk Demak. Akibatnya, banyak warga Pajang yang
berubah menjadi perampok karena kehilangan mata pencaharian. Sebagian lagi pindah ke
Jipang mengabdi pada Pangeran Benawa.
3. Pangeran Benawa
Pangeran Benawa adalah raja ketiga Kesultanan Pajang yang memerintah tahun 1586-
1587, bergelar Sultan Prabuwijaya. Pangeran Benawa adalah putra Sultan Hadiwijaya alias
Jaka Tingkir, raja pertama Pajang. Sejak kecil ia dipersaudarakan dengan Sutawijaya, anak
angkat ayahnya, yang mendirikan Kesultanan Mataram.
Pangeran Benawa memiliki putri bernama Dyah Banowati yang menikah dengan Mas
Jolang putra Sutawijaya. Dyah Banowati bergelar Ratu Mas Adi, yang kemudian melahirkan
Sultan Agung, raja terbesar Mataram.
Kehidupan Ekonomi
Pada zaman Paku Buwono 1 (1708) ketika Ibukota Mataram masih ada di Kartasura,
ada kerjasama yang baik antara Surakarta pusat dengan Jayengrana bupati Surabaya. Pada
masa itu seluruh Jawa Timur kompak dalam mendukung kerjasama antara PakuBuwono 1
dan Jayengrana.
Pajang mengalami kemajuan di bidang pertanian. Lokasi pusat kerajaaan Pajang ada
di dataran rendan tempat bertemunya sungai Pepe dan Dengkeng (ke dua-duanya bermata air
di lereng gunung Merapi) dengan bengawan sala. Irigasi berjalan lancar karena air tanah di
sepanjan tahun cukup untuk mengairi sehingga pertanian di Pajang maju.
Kehidupan Politik
Raja-raja yang pernah memerintah Kerajaan Makasar
1) Sultan Alauddin (1591-1629 M).
Sultan Alauddin sebelumnya bernama asli Karaeng Matowaya Tumamenaga Ri
Agamanna dan merupakan raja Makassar pertama yang memeluk agama Islam.Pada
pemerintahan Sultan Alauddin, Kerajaan Makassar mulai terjun dalam dunia pelayaran dan
perdagangan.
Kehidupan sosial
Kehidupan sosial Kesultanan Makassar adalah feodal. Masyarakat Makassar dibedakan atas 3
lapisan atau kelas, yaitu:
o Kareng yang terdiri dari kaum Bangsawan.
o Tumasaraq adalah gelar untuk rakyat biasa.
o Ata untuk Hamba Sahaya.
Kehidupan ekonomi
Letak Kerajaan Makasar sangat staregis yaitu di tengah-tengah jalur perdagangan antara
Maluku dan Malaka, sehingga kerajaan tersebut berkembang menjadi pusat perdagangan.
Kehidupan budaya
Kebudayaan Kerajaan Makasar dipengaruhi oleh kondisi kerajaan yang bersifat maritime,
yaitu pembuatan alat penangkap ikan dan kapal pinisi. Masyarakat Kerajaan Makasar juga
mengembangkan seni sastra, yaitu kitab lontara.
5. Kerajaan Islam di Maluku
1. Kerajaan Ternate
Pada abad ke-13 di Maluku sudah berdiri Kerajaan Ternate. Ibu kota Kerajaan
Ternate terletak di Sampalu (Pulau Ternate). Selain Kerajaan Ternate, di Maluku juga telah
berdiri kerajaan lain, seperti Jaelolo, Tidore,Bacan, dan Obi. Di antara kerajaan di Maluku,
Kerajaan Ternate yang paling maju. Kerajaan Ternate banyak dikunjungi oleh pedagang, baik
dari Nusantara maupun pedagang asing.
A. Aspek Kehidupan Politik dan Pemerintahan
Raja Ternate pertama adalah Sultan Marhum (1465-1495 M). Raja berikutnya adalah
putranya, Zainal Abidin. Pada masa pemerintahannya, Zainal Abidin giat menyebarkan
agama Islam ke pulau-pulau di sekitarnya, bahkan sampai ke Filiphina Selatan. Zainal Abidin
memerintah hingga tahun 1500 M. Setelah mangkat, pemerintahan di Ternate berturut-turut
dipegang oleh Sultan Sirullah, Sultan Hairun, dan Sultan Baabullah. Pada masa
pemerintahan Sultan Baabullah, Kerajaan Ternate mengalami puncak kejayaannya. Wilayah
kerajaan Ternate meliputi Mindanao, seluruh kepulauan di Maluku, Papua dan Timor.
Bersamaan dengan itu, agama Islam juga tersebar sangat luas.
2. Kerajaan Tidore
Kerajaan tidore terletak di sebelah selatan Ternate. Menurut silsilah raja-raja Ternate
dan Tidore, Raja Ternate pertama adalah Muhammad Naqalyang naik tahta pada tahun 1081
M. Baru pada tahun 1471 M, agama Islam masuk di kerajaan Tidore yang dibawa
oleh Ciriliyah, Raja Tidore yang kesembilan. Ciriliyah atau Sultan Jamaluddin bersedia
masuk Islam berkat dakwah Syekh Mansur dari Arab.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Masuk dan berkembangnya agama dan kebudayaan Hindu-Budha membawa
pengaruh besar di berbagai bidang. Kerajaan-kerajaan yang bercorak Hindu-
Budha merupakan salah satu bukti adanya pengaruh kebudayaan Hindu-Budha
di Indonesia. Setiap kerajaan dipimpin oleh seorang raja yang memiliki
kekuasaan mutlak dan turun-temurun. Kerajaan-kerajaan itu antara lain :
Kerajaan Kutai, Kerajaan Tarumanegara, Kerajaan Sriwijaya, Mataram Kuno,
Kerajaan Singhasari, Kerajaan Majapahit, Kerajaan tulang Bawang, Kerajaan
Kota Kapur, Kerajaan Buleleng, dan Kerajaan Dinasti Warmadewa. Masuknya
kebudayaan India ke Indonesia telah membawa pengaruh besar terhadap
perkembangan kebudayaaan di Indonesia. Namun kebudayaan asli Indonesia
tidak begitu luntur. Kebudayaan yang datang dari India mengalami proses
erajaan penyesuaian dengan kebudayaan, maka terjadilah proses akulturasi
kebudayaan, dan Agama islam muncul di Indonesia karena dibawa oleh
pedagang dari Gujarat atau Cina, kemudian agama islam berkembang di
Indonesia melalui berbagai jalur seperti perdagangan, perkawinan, pendidikan
dan lain-lain. Dari sinilah kemudian muncul berbagai macam kerajaan-kerajaan
islam di Indonesia. Setiap kerajaan pasti mengalami proses pertumbuhan, baik
kemunduran maupun kemajuan ( puncak kejayaan ). Begitu pula kerajaan-
kerajaan islam di Indonesia yang mengalami pertumbuhan.
B. Saran
1. Di dunia ini kita harus saling menghormati dan menghindari permusuhan agar tercipta
kedamaian dan kemakmuran di NKRI.
2. Kita harus belajar dari masa lalu bahwa permusuhan adalah awal kehancuran, untuk itu
marilah kita saling bersatu agar terwujud dunia yang lebih baik.
1. Kerajaan majapahit adalah suatu kerajaan yang besar serta disegani oleh
bangsa asing. Berikut unsur-unsur dalam perkembangan kerajaan
majapahit yaitu....
a. Ekonomi
b. Politik
c. Sosial
d. Kebudayaan
e. Benar semua
alasan :
- Letak kerajaan majapahit seacara geografis sangat baik yaitu ditengah
tengah wilayah indonesia.
- Pusat kerajaan ditepi sungaibesar sehingga mudah dilayari
- Tanah subur dan banyak hasil pertanian
- Timbulnya toko negarawan yaitu R.Wijaya,Hayam Wuruk dan Gajah
Mada.
- Tidak ada saingan di Indonesia
3. Raja hayam wuruk adalah salah satu raja yang pernah memerintah kerajaan
majapahit. Raja hayam wuruk merupakan putra dari hasil pernikahan
cakraddara dan...
a. Meidariyaupha
b. Sekar ayu
c. Candalawulanengsih
d. Tribhuwaratunggadewi
e. Camma’
alasan :TRIBHUWANA WIJAYATUNGGADEWI adalah penguasa ketiga
Majapahit yang memerintah tahun 1328-1351.
4. Raja jayanegara adalah putra dari raja wijaya. Sebelum raja jayanegara naik
tahta,nama beliau adalah…
a. Latusindron
b. Kala gemot
c. Muemala
d. Multhazam
e. Saputrariarawan
alasan :menurut pararaton nama asli jayanegara adalah Raden Kala gemet {utra
Raden Wijaya dan Dara Petak
6.. Kerajaan mataram kuno ada di jawa tengah dengan daerah pusat yang
dikelilingi oleh gunung-gunung dan pegunungan yang disebut sebagai ...
a. Bhumi mataram
b. Mataram kuno
c. Jaya mataram
d. Mataran tanah jiwa
e. Tumpah darah mataram
alasan: bhumi mataram adalah suatu wilayah kerajaan mataram kuno, yang berdiri
di jawa tengah pada abad ke-8 kemudian berpindah ke jawa timur pada abad ke
10,bhumi mataram adalah sebutan untuk Yogyakarta dansekitarnya pada masa
itu.