Anda di halaman 1dari 50

KERAJAAN

SRIWIJAYA
ANI OLIVIA
SMANEGA
PEMBUKAA
N:
Sriwijaya adalah salah satu kemaharajaan bahari yang
pernah berdiri di pulau Sumatera dan banyak memberi
pengaruh di Nusantara dengan daerah kekuasaan
membentang dari Kamboja, Thailand Selatan, Semenanjung
Malaya, Sumatera, Jawa, dan pesisir Kalimantan.
Dalam bahasa Sanskerta, sri berarti "bercahaya" atau
"gemilang", dan wijaya berarti "kemenangan" atau
"kejayaan", maka nama Sriwijaya bermakna "kemenangan
yang gilang-gemilang".
PEMBUKAA
N:
Sriwijaya disebut dengan berbagai macam nama. Orang
Tionghoa menyebutnya Shih-li-fo-shih atau San-fo-ts'i atau
San Fo Qi. Dalam bahasa Sansekerta dan Pali, kerajaan
Sriwijaya disebut Yavadesh dan Javadeh. Bangsa Arab
menyebutnya Zabag dan Khmer menyebutnya Malayu.
LETAK KERAJAAN SRIWIJAYA
SEJARAH BERDIRINYA KERAJAAN
SRIWIJAYA
Bukti awal mengenai keberadaan kerajaan ini berasal dari abad ke-7;
seorang pendeta Tiongkok, I Tsing, menulis bahwa ia mengunjungi
Sriwijaya tahun 671 dan tinggal selama 6 bulan. Selanjutnya prasasti
yang paling tua mengenai Sriwijaya juga berada pada abad ke-7, yaitu
prasasti Kedukan Bukit di Palembang, bertarikh 682. Kemunduran
pengaruh Sriwijaya terhadap daerah bawahannya mulai menyusut
dikarenakan beberapa peperangan di antaranya serangan dari raja
Dharmawangsa Teguh dari Jawa pada tahun 990, dan tahun 1025
serangan Rajendra Chola I dari Koromandel, selanjutnya tahun 1183
kekuasaan Sriwijaya di bawah kendali kerajaan Dharmasraya.
SEJARAH BERDIRINYA KERAJAAN
SRIWIJAYA
Kerajaan Sriwijaya merupakan kerajaan Buddha yang berdiri di
Sumatera pada abad ke-7. Pendirinya adalah Dapunta Hyang. Kerajaan
ini pernah menjadi kerajaan terbesar di Nusantara, bahkan mendapat
sebutan Kerajaan Nasional I sebab pengaruh kekuasaannya mencakup
hampir seluruh Nusantara dan negara-negara di sekitarnya.

Letaknya sangat strategis. Wilayahnya meliputi tepian Sungai Musi di


Sumatera Selatan sampai ke Selat Malaka (merupakan jalur
perdagangan India – Cina pada saat itu), Selat Sunda, Selat Bangka,
Jambi, dan Semenanjung Malaka.
PENINGGALAN-PENINGGALAN KERAJAAN SRIWIJAYA
Prasasti yang berkaitan dengan Sriwijaya
Prasasti Ligor di Thailand

- Prasasti Kanton di Kanton


- Prasasti Siwagraha
- Prasasti Nalanda di India
- Piagam Leiden di India
- Prasasti Tanjor
- Prasasti Grahi di Chaiya
- Prasasti Padang Roco di Dharmasraya
- Prasasti Srilangka

Prasasti berbahasa Melayu Kuno


- Prasasti Kedukan Bukit tanggal 16 Juni 682 Masehi di Palembang
- Prasasti Talang Tuo tanggal 23 Maret 684 Masehi di Palembang
- Prasasti Telaga Batu abad ke-7 Masehi di Palembang
- Prasasti Palas Pasemah abad ke-7 Masehi di Lampung Selatan
- Prasasti Karang Brahi abad ke-7 Masehi di Jambi
- Prasasti Kota Kapur tanggal 28 Februari 686 Masehi di P. Bangka
- Prasasti Sojomerto abad ke-7 Masehi di Kabupaten Batang, Jawa Tengah
SUMBER SEJARAH KERAJAAN
SRIWIJAYA
1 . Berita dari China
Dalam perjalanannya untuk menimba ilmu agama Buddha di India, I-
Tsing pendeta dari Cina, singgah di Shi-li-fo-shih (Sriwijaya) selama
enam bulan dan mempelajari paramasastra atau tata bahasa
Sanskerta. Kemudian, bersama guru Buddhis, Sakyakirti, ia menyalin
kitab Hastadandasastra ke dalam bahasa Cina. Kesimpulan I-Tsing
mengenai Sriwijaya adalah negara ini telah maju dalam bidang agama
Buddha.
SUMBER SEJARAH KERAJAAN
SRIWIJAYA
2. Berita dari Arab
Berita Arab menyebutkan adanya negara Zabag (Sriwijaya). Ibu
Hordadheh mengatakan bahwa Raja Zabag banyak menghasilkan
emas. Setiap tahunnya emas yang dihasilkan seberat 206 kg. Berita
lain disebutkan oleh Alberuni. Ia mengatakan bahwa Zabag lebih
dekat dengan Cina daripada India. Negara ini terletak di daerah yang
disebut Swarnadwipa (Pulau Emas) karena banyak menghasilkan
emas.
SUMBER SEJARAH KERAJAAN
SRIWIJAYA
3. Berita dari India
Prasasti Leiden Besar yang ditemukan oleh raja-raja dari dinasti Cola
menyebutkan adanya pemberian tanah Anaimangalam kepada biara
di Nagipatma. Biara tersebut dibuat oleh Marawijayattunggawarman,
keturunan keluarga Syailendra yang berkuasa di Sriwijaya dan Kataka.

Prasasti Nalanda menyebutkan bahwa Raja Dewa Paladewa dari


Nalanda, India, telah membebaskan lima buah desa dari pajak.
Sebagai imbalannya, kelima desa itu wajib membiayai para mahasiswa
dari Kerajaan Sriwijaya yang menuntut ilmu di Kerajaan Nalanda.
SUMBER SEJARAH KERAJAAN
SRIWIJAYA
4. Berita dari Dalam Negeri
Disimpulkan sebagai ;
Pertama, pendiri Kerajaan Sriwijaya adalah Dapunta Hyang Sri
Jayanegara yang berkedudukan di Minangatwan. Kedua, Raja
Dapunta Hyang berusaha memperluas wilayah kekuasaannya dengan
menaklukkan wilayah di sekitar Jambi. Ketiga, Sriwijaya semula tidak
berada di sekitar Pelembang, melainkan di Minangatwan, yaitu
daerah pertemuan antara Sungai Kampar Kanan dan Sungai Kampar
Kiri. Setelah berhasil menaklukkan Palembang, barulah pusat
kerajaan dipindah dari Minangatwan ke Palembang.
Pendahuluan

Keraajaan Sriwijaya mulai ada sejak abad 7 oleh Dapunta Hyang, dibuktikan
dengan ditemukannya Prasarti Kedukan di Palembang
PRASASTI

 Ritual Budha untuk memberkati peristiwa penuh berkah yaitu peresmian


taman Sriksetra, anugerah Maharaja Sriwijaya untuk rakyatnya.
 Prasasti Telaga Batu menggambarkan kerumitan dan tingkatan jabatan
pejabat kerajaan, sementara Prasasti Kota Kapur menyebutkan
keperkasaan balatentara Sriwijaya atas Jawa.
 Prasasti Kerajaan sriwijaya menandai masuknya bahasa melayu ke
Nusantara. Hubungan dagang yang dilakukan berbagai suku bangsa
Nusantara menjadi wahana penyebaran bahasa Melayu. Sejak saat itu,
bahasa Melayu menjadi lingua franca dan digunakan secara meluas oleh
banyak penutur di Kepulauan Nusantara.
PRASASTI KEDUKAN BUKIT

PRASASTI KEDUKAN BUKIT

Prasasti berangka tahun 683 M itu menyebutkan bahwa raja Sriwijaya bernama
Dapunta Hyang yang membawa tentara sebanyak 20.000 orang (siddhayatra)
berhasil menundukan Minangatamwan. Dengan kemenangan itu, Kerajaan Sriwijaya
menjadi makmur. Daerah yang dimaksud Minangatamwan itu kemungkinan adalah
daerah Binaga yang terletak di Jambi. Daerah itu sangat strategis untuk
perdagangan.
PRASATI TELAGA BATU

PRASASTI TELAGA BATU

Prasasti itu menyebutkan tentang kutukan raja


terhadap siapa saja yang tidak taat terhadap Raja
Sriwijaya dan juga melakukan tindakan kejahatan.
PRASASTI TALANG TUWO

PRASASTI TALANG TUWO

Prasasti berangka tahun 684 M itu menyebutkan


tentang pembuatan Taman Srikesetra atas perintah
Raja Dapunta Hyang.
PRASASTI KOTA KAPUR

Prasasti berangka tahun 656 M itu menyebutkan bahwa Kerajaan Sriwijaya


berusaha untuk menaklukan Bumi Jawa yang tidak setia kepada Kerajaan
Sriwijaya. Prasasti tersebut ditemukan di Pulau Bangka.
PRASASTI KARANG BERAHI

Prasasti berangka tahun 686 M itu ditemukan di daerah pedalaman


Jambi, yang menunjukan penguasaan Sriwijaya atas daerah itu
MASA
KEJAYAAN
Kerajaan Sriwijaya mencapai puncak kejayaan pada masa
pemerintahan Balaputradewa. Ia mengadakan hubungan dengan raja
Dewapaladewa dari India. Dalam prasasti Nalanda yang berasal dari
sekitar tahun 860 M disebutkan bahwa Balaputradewa mengajukan
permintaan kepada raja Dewapaladewa dari Benggala untuk
mendirikan biara bagi para mahasiswa dan pendeta Sriwijaya yang
belajar di Nalanda. Balaputradewa adalah putra Samaratungga dari
Dinasti Syailendra yang memerintah di Jawa Tengah tahun 812 – 824
M.
RAJA BALAPUTERADEWA
MASA KEEMASAN
KERAJAAN SRIWIJAYA
Di tahun 902, Sriwjaya mengirimkan upeti ke China. Dua tahun kemudian raja
terakhir dinasti Tang menganugerahkan gelar kepada utusan Sriwijaya. Dari literatur
Tiongkok utusan itu mempunyai nama Arab hal ini memberikan informasi bahwa
pada masa-masa itu Sriwijaya sudah berhubungan dengan Arab yang memungkinkan
Sriwijaya sudah masuk pengaruh Islam di dalam kerajaan.
Pada paruh pertama abad ke-10, diantara kejatuhan dinasti Tang dan
naiknya dinasti Song, perdagangan dengan luar negeri cukup marak, terutama
Fujian, kerajaan Min dan negeri kaya Guangdong, kerajaan Nan Han.
Tak diragukan lagi Sriwijaya mendapatkan keuntungan dari perdagangan
ini. Pada tahun 903, penulis Muslim Ibn Batutah sangat terkesan dengan
kemakmuran Sriwijaya. Daerah urban kerajaan meliputi Palembang
(khususnya Bukit Seguntang), Muara Jambi dan Kedah.
SISTEM PEMERINTAHAN SRIWIJAYA

1. Kerajaan Sriwijaya menerapkan sistem pemerintahan Monarki yang artinya kekuasaan berada pada 1 orang
saja yaitu Raja yang memerintah secara langsung terhadap seluruh wilayah kekuasaan (taklukan).
2. Untuk membendung perlawanan di berbagai daerah, ditemukan beberapa prasasti tentang kutukan bagi
siapa saja yang tidak taat pada raja, seperti dalam Prasasti Telaga Batu. Ada juga Prasasti yang dituliskan
tentang kutukan bagi siapa saja yang tidak taat pada raja, seperti dalam Prasasti Kota Kapur.

Prasasti Telaga Batu Prasasti Kota


Kapur
SISTEM PEMERINTAHAN

 Di beberapa daerah taklukan ditempatkan pula wakil raja sebagai penguasa daerah. Wakil
raja ini biasanya masih keturunan dari raja yang memimpin. Maka dapat dijumpai pula
prasasti yang berisi kutukan untuk anggota keluarga kerajaan. 
 Kontrol kekuasaan juga dilakukan melalui kekuatan militer. Sebagimana disebutkan
dalam Prasasti Kedukan Bukit, Dapunta Hyang Sri Jayanaga memimpin pasukan sebanyak
20.000 tentara untuk menaklukkan daerah
 Di sisi lain, Sriwijaya juga mengadakan hubungan diplomasi dengan Tiongkok, India, dan
Cola
SYARAT MENJADI RAJA

1.Samraj, artinya berdaulat atas rakyatnya.


2.Indratvam, artinya memerintah seperti Dewa Indra yang selalu
memberikan kesejahteraan pada rakyatnya.
3.Ekachattra. Eka berarti satu dan chattra berarti payung. Kata ini
bermakna mampu memayungi (melindungi) seluruh rakyatnya.
SILSILAH RAJA KERAJAAN SRIWIJAYA
Berikut daftar silsilah para Raja Kerajaan Sriwijaya :

1. Dapunta Hyang Sri Yayanaga (Prasasti Kedukan Bukit 683 M, Prasasti Talangtuo 684 M)
2. Cri Indrawarman (berita Cina, 724 M)
3. Rudrawikrama (berita Cina, 728 M)
4. Wishnu (Prasasti Ligor, 775 M)
5. Maharaja (berita Arab, 851 M)
6. Balaputradewa (Prasasti Nalanda, 860 M)
7. Cri Udayadityawarman (berita Cina, 960 M)
8. Cri Udayaditya (Berita Cina, 962 M)
9. Cri Cudamaniwarmadewa (Berita Cina, 1003. Prasasti Leiden, 1044 M)
10. Maraviyatunggawarman (Prasasti Leiden, 1044 M)
11. Cri SanggramaWijayatunggawarman (Prasasti Chola, 1004 M)
KEHIDUPAN POLITIK KERAJAAN
SRIWIJAYA
Sriwijaya dikenal sebagai kerajaan besar dan masyhur. Selain mendapat julukan
sebagai Kerajaan Nasional I, Sriwijaya juga mendapat julukan Kerajaan Maritim
disebabkan armada lautnya yang kuat. Raja-rajanya yang terkenal adalah Dapunta
Hyang (pendiri Sriwijaya) Balaputradewa, dan Sanggrama Wijayatunggawarman.
Berdasarkan Prasasti Kedukan Bukit diketahui bahwa Raja Dapunta Hyang berhasil
memperluas wilayah Kerajaan Sriwijaya dari Minangatwan sampai Jambi.

Pemerintahan Raja Balaputradewa berhasil mengantarkan Sriwijaya menjadi


kerajaan yang besar dan mencapai masa kejayaan. Balaputradewa adalah putra Raja
Syailendra, Samaratungga, yang karena dimusuhi saudarinya, Pramodhawardhani
(istri Raja Pikatan dari wangsa Sanjaya), terpaksa melarikan diri ke Sriwijaya. Saat
itu, Sriwijaya diperintah oleh Raja Dharmasetu, kakek dari ibunda Balaputradewa.
KEHIDUPAN POLITIK KERAJAAN
SRIWIJAYA
Daerah kekuasaan Sriwijaya :
1. Tulang Bawang di Lampung
2. Kedah (Semenanjung Melayu)
3. Pulau Bangka
4. Jambi
5. Tanah Genting Kra
6. Kalingga dan Mataram Kuno
KEHIDUPAN EKONOMI KERAJAAN
SRIWIJAYA
Letak Sriwijaya sangat strategis, yakni di tengah jalur perdagangan
India - Cina, dekat Selat Malaka yang merupakan urat nadi
perhubungan daerah-daerah di Asia Tenggara. Menurut Coedes,
setelah Kerajaan Funan runtuh, Sriwijaya berusaha menguasai
wilayahnya agar dapat memperluas kawasan perdagangannya.

Untuk mengawasi kelancaran perdagangan dan pelayarannya,


Sriwijaya menguasai daerah Semenanjung Malaya, tepatnya di daerah
Ligor. Adanya hubungan perdagangan dengan Benggala dan
Colamandala di India, lalu lintas perdagangan Sriwijaya makin ramai.
KEHIDUPAN EKONOMI KERAJAAN
SRIWIJAYA
Faktor pendorong Sriwijaya berkembang :
1. Letak geografis
2. Runtuhnya Kerajaan Funan di Vietnam
KEHIDUPAN SOSIAL DAN BUDAYA

Sriwijaya merupakan salah satu pusat agama Budha yang penting


pada saat itu. Sampai awal abad ke-11 M, Kerajaan Sriwijaya masih
merupakan pusat studi agama Buddha Mahayana. Dalam relasinya
dengan India, raja-raja Sriwijaya membangun bangunan suci agama
Budha di India. Fakta ini tercantum dalam dua buah prasasti, yaitu
prasasti Raja Dewapaladewa dari Nalanda, yang diperkirakan berasal
dari abad ke-9 M; dan prasasti Raja Rajaraja I yang berangka tahun
1044 M dan 1046 M.
Sr
iw
ija
pe ya
n ga pus ada
jar a lah
Va an  t
jra Bu
ya d
na dha
 

• Kehidupan masyarakat Kerajaan Sriwijaya meningkat dengan pesat terutama dalam bidang
pendidikan dan hasilnya Sriwijaya terbukti menjadi pusat pendidikan dan penyebaran
agama Budha di Asia Tenggara. Hal ini sesuai dengan berita I-Tshing pada abad ke 8 bahwa
di Sriwijaya terdapat 1000 orang pendeta yang belajar agama Budha di bawah bimbingan
pendeta Budha terkenal yaitu Sakyakirti. Di samping itu juga pemuda-pemuda Sriwijaya
juga mempelajari agama Budha dan ilmu lainnya di India, hal ini tertera dalam prasasti
Nalanda.
• Sebagai penganut agama yang taat maka raja Sriwijaya juga memperhatikan kelestarian
lingkungannya (seperti yang tertera dalam Prasasti Talang Tuo) dengan tujuan untuk
meningkatkan kemakmuran rakyatnya.
KEHIDUPAN SOSIAL DAN BUDAYA

Berkaitan dengan komoditas yang diperdagangkan, berita Arab dari


Ibn al-Fakih (902 M), Abu Zayd (916 M) dan Mas‘udi (955 M)
menyebutkan beberapa di antaranya, yaitu cengkeh, pala, kapulaga,
lada, pinang, kayu gaharu, kayu cendana, kapur barus, gading, timah,
emas, perak, kayu hitam, kayu sapan, rempah-rempah, dan penyu.
Barang-barang ini dibeli oleh pedagang asing, atau dibarter dengan
porselen, kain katun dan kain sutera.
ARCA

Beberapa arca-arca bersifat Budhisme, seperti berbagai arca Budha dan


Bodhisatwa Awalokiteswara ditemukan di Bukit Seguntang, Palembang
Jambi, Bidor, Perak dan Chaiya. Semua arca-arca ini menampilkan
keanggunan dan langgam yang sama yang disebut "Seni Sriwijaya" atau
"Langgam/Gaya Sriwijaya" yang memperlihatkan kemiripan — mungkin
diilhami — oleh langgam Amarawati India dan langgam Syailendra Jawa
(sekitar abad ke-8 sampai ke-9).
CANDI

Ditemukannya candi Muara Takus sebagai peninggalan dari


kerajaan Sriwijaya. Seperti Candi Kalasan, Candi Sewu, dan
Borobudur. di Sumatera antara lain Candi Muaro Jambi,
Candi Muara Takus, dan Biaro Bahal.
KEMUNDURAN KERAJAAN SRIWIJAYA
1) Faktor geologis, yaitu adanya pelumpuran Sungai Musi sehingga para
pedagang tidak singgah lagi di Sriwijaya.
2) Faktor politis, yaitu jatuhnya Tanah Genting Kra ke tangan Siam
membuat pertahanan Sriwijaya di sisi utara melemah dan perdagangan
mengalami kemunduran. Di sisi timur, kerajaan ini terdesak oleh Kerajaan
Singasari yang dipimpin Kertanegara. Akibat dari serangan ini, Melayu,
Kalimantan, dan Pahang lepas dari tangan Sriwijaya. Desakan lain datang
dari Kerajaan Colamandala dan Sriwijaya akhirnya benar-benar hancur
karena diserang Majapahit.
3) Faktor ekonomi, yaitu menurunnya pendapatan Sriwijaya akibat
lepasnya daerah-daerah strategis untuk perdagangan ke tangan kerajaan-
kerajaan lain.
MASA KERUNTUHAN
KERAJAAN SRIWIJAYA
Tahun 1025, Rajendra Coladewa, raja Chola dari Koromandel, India
selatan, menaklukkan Kedah dan merampasnya dari Sriwijaya.
Kemudian Kerajaan Chola meneruskan penyerangan dan berhasil
penaklukan Sriwijaya, selama beberapa dekade berikutnya keseluruh
imperium Sriwijaya berada dalam pengaruh Rajendra Coladewa.
Meskipun demikian Rajendra Coladewa tetap memberikan peluang
kepada raja-raja yang ditaklukannya untuk tetap berkuasa selama
tetap tunduk kepadanya. Setelah invasi tersebut, akhirnya
mengakibatkan melemahnya hegemoni Sriwijaya, dan kemudian
beberapa daerah bawahan membentuk kerajaan sendiri, dan kemudian
muncul Kerajaan Dharmasraya, sebagai kekuatan baru dan kemudian
mencaplok kawasan semenanjung malaya dan sumatera termasuk
Sriwijaya itu sendiri.
DAFTAR PUSTAKA ;
http://www.cpuik.com/2013/07/sejarah-kerajaan-sriwijaya.html
http://kerajaan-singasari.blogspot.com/2013/10/sumber-sejarah-
berdirinya-kerajaan.html
http://
sejarah-bangsa-kita.blogspot.com/2009/12/puncak-kejayaan-sriwijaya
.html
http://budaya-1990.blogspot.com/2012/01/kehidupan-sosial-dan-
budaya-kerajaan.html
1. Kerajaan Sriwijaya mencapai puncak
kejayaan pada masa pemerintahan …
2.Kerajaan Sriwijaya terletak di …
3. Dengan letak kerajaan Sriwijaya yang strategis maka
Sriwijaya berkembang menjadi….
A. Pusat perdagangan
B. Pusat pertaniaan
C. Pusat pariwisata
D. Pusat Kebudayaan
E. Pusat perikanan
4. Sriwijaya merupakan kerajaan maritim, hal tersebut terbukti
dari.....
A. Raja Sriwijaya mengirim utusannya ke Cina
B. Kerajaan Sriwijaya sering mendapat kunjungan dari pendeta
Cina
C. dikerajaan Sriwijaya banyak terdapat pendeta Budha
D. Prasasti peninggalan Budha
E. Daerahnya dikelilingi sungai danlautan
5. Corak kehidupan ekonomi masyarakat kerajaan Sriwijaya umumnya
adalah sebagai.....
A. Pedagang D. Petani
B. Peternak E. Perajin
C. Pegawai
6. Ada tiga faktor utama penyebab runtuhnya kerajaan Sriwijaya
yaitu.....
A. Politik,ekonomi, dan militer
B. Pemerintahan,pardagangan dan pertanian
C. Politik,pemerintahan,dan kekuasaan
D. Politik,ekonomi,dan agama
E. Politik,agama,dan kekuasaan
7. Sumber sejarah kerajaan Sriwijaya yaitu prasasti Ligor dan Nalanda
berasal dari .....
A. Cina D. Thailand
B. India E. Srilanka
C. Birma
8. Raja Sriwijaya Dapunta Hyang membawa tentara 20.000
orang dan berhasil menundukkan Minangkatawarman.
keterangan tersebut terdapat dalam prasasti.....

A. Telaga Batu D. Talang Tuo


B. Kota Kapur E. Kedukan Bukit
C. Karang Birahi
9. Puncak kejayaan Kerajaan Sriwijaya berlangsung pada masa
kekuasaan .....
A. Dharmasetu
B. Dharmawangsa
C. Dapunta Hyang
D. Balaputradewa
E. Dewapala Dewa
10. Perhatikan informasi-informasi berikut

1)    Beras menjadi komoditas utama barang ekspor


2)   Banyaknya para pedagang yang menjalin kerjasama dengan kerajaan
Sriwijaya
3)   Menjadi pusat pertemuan para pedagang atau pusat perdagangan di
Asia tenggara
4) Letak geografis ditengah-tengah jalur pelayaran perdagangan antara 
Tiongkok dan India
Factor pendukung kerajaan Sriwijaya dapat berkembang dengan pesat
ditunjukan nomor
A. 1 dan 2
B.    1 dan 3
C.    2 dan 3
D.    2 dan 4
E.    3 dan 4
1. Balaputradewa 6. A
2. Sumatra Selatan (Palembang)) 7. B
3. A 8. E
4. E 9. D
5. A 10. E
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai