SRIWIJAYA
ANI OLIVIA
SMANEGA
PEMBUKAA
N:
Sriwijaya adalah salah satu kemaharajaan bahari yang
pernah berdiri di pulau Sumatera dan banyak memberi
pengaruh di Nusantara dengan daerah kekuasaan
membentang dari Kamboja, Thailand Selatan, Semenanjung
Malaya, Sumatera, Jawa, dan pesisir Kalimantan.
Dalam bahasa Sanskerta, sri berarti "bercahaya" atau
"gemilang", dan wijaya berarti "kemenangan" atau
"kejayaan", maka nama Sriwijaya bermakna "kemenangan
yang gilang-gemilang".
PEMBUKAA
N:
Sriwijaya disebut dengan berbagai macam nama. Orang
Tionghoa menyebutnya Shih-li-fo-shih atau San-fo-ts'i atau
San Fo Qi. Dalam bahasa Sansekerta dan Pali, kerajaan
Sriwijaya disebut Yavadesh dan Javadeh. Bangsa Arab
menyebutnya Zabag dan Khmer menyebutnya Malayu.
LETAK KERAJAAN SRIWIJAYA
SEJARAH BERDIRINYA KERAJAAN
SRIWIJAYA
Bukti awal mengenai keberadaan kerajaan ini berasal dari abad ke-7;
seorang pendeta Tiongkok, I Tsing, menulis bahwa ia mengunjungi
Sriwijaya tahun 671 dan tinggal selama 6 bulan. Selanjutnya prasasti
yang paling tua mengenai Sriwijaya juga berada pada abad ke-7, yaitu
prasasti Kedukan Bukit di Palembang, bertarikh 682. Kemunduran
pengaruh Sriwijaya terhadap daerah bawahannya mulai menyusut
dikarenakan beberapa peperangan di antaranya serangan dari raja
Dharmawangsa Teguh dari Jawa pada tahun 990, dan tahun 1025
serangan Rajendra Chola I dari Koromandel, selanjutnya tahun 1183
kekuasaan Sriwijaya di bawah kendali kerajaan Dharmasraya.
SEJARAH BERDIRINYA KERAJAAN
SRIWIJAYA
Kerajaan Sriwijaya merupakan kerajaan Buddha yang berdiri di
Sumatera pada abad ke-7. Pendirinya adalah Dapunta Hyang. Kerajaan
ini pernah menjadi kerajaan terbesar di Nusantara, bahkan mendapat
sebutan Kerajaan Nasional I sebab pengaruh kekuasaannya mencakup
hampir seluruh Nusantara dan negara-negara di sekitarnya.
Keraajaan Sriwijaya mulai ada sejak abad 7 oleh Dapunta Hyang, dibuktikan
dengan ditemukannya Prasarti Kedukan di Palembang
PRASASTI
Prasasti berangka tahun 683 M itu menyebutkan bahwa raja Sriwijaya bernama
Dapunta Hyang yang membawa tentara sebanyak 20.000 orang (siddhayatra)
berhasil menundukan Minangatamwan. Dengan kemenangan itu, Kerajaan Sriwijaya
menjadi makmur. Daerah yang dimaksud Minangatamwan itu kemungkinan adalah
daerah Binaga yang terletak di Jambi. Daerah itu sangat strategis untuk
perdagangan.
PRASATI TELAGA BATU
1. Kerajaan Sriwijaya menerapkan sistem pemerintahan Monarki yang artinya kekuasaan berada pada 1 orang
saja yaitu Raja yang memerintah secara langsung terhadap seluruh wilayah kekuasaan (taklukan).
2. Untuk membendung perlawanan di berbagai daerah, ditemukan beberapa prasasti tentang kutukan bagi
siapa saja yang tidak taat pada raja, seperti dalam Prasasti Telaga Batu. Ada juga Prasasti yang dituliskan
tentang kutukan bagi siapa saja yang tidak taat pada raja, seperti dalam Prasasti Kota Kapur.
Di beberapa daerah taklukan ditempatkan pula wakil raja sebagai penguasa daerah. Wakil
raja ini biasanya masih keturunan dari raja yang memimpin. Maka dapat dijumpai pula
prasasti yang berisi kutukan untuk anggota keluarga kerajaan.
Kontrol kekuasaan juga dilakukan melalui kekuatan militer. Sebagimana disebutkan
dalam Prasasti Kedukan Bukit, Dapunta Hyang Sri Jayanaga memimpin pasukan sebanyak
20.000 tentara untuk menaklukkan daerah
Di sisi lain, Sriwijaya juga mengadakan hubungan diplomasi dengan Tiongkok, India, dan
Cola
SYARAT MENJADI RAJA
1. Dapunta Hyang Sri Yayanaga (Prasasti Kedukan Bukit 683 M, Prasasti Talangtuo 684 M)
2. Cri Indrawarman (berita Cina, 724 M)
3. Rudrawikrama (berita Cina, 728 M)
4. Wishnu (Prasasti Ligor, 775 M)
5. Maharaja (berita Arab, 851 M)
6. Balaputradewa (Prasasti Nalanda, 860 M)
7. Cri Udayadityawarman (berita Cina, 960 M)
8. Cri Udayaditya (Berita Cina, 962 M)
9. Cri Cudamaniwarmadewa (Berita Cina, 1003. Prasasti Leiden, 1044 M)
10. Maraviyatunggawarman (Prasasti Leiden, 1044 M)
11. Cri SanggramaWijayatunggawarman (Prasasti Chola, 1004 M)
KEHIDUPAN POLITIK KERAJAAN
SRIWIJAYA
Sriwijaya dikenal sebagai kerajaan besar dan masyhur. Selain mendapat julukan
sebagai Kerajaan Nasional I, Sriwijaya juga mendapat julukan Kerajaan Maritim
disebabkan armada lautnya yang kuat. Raja-rajanya yang terkenal adalah Dapunta
Hyang (pendiri Sriwijaya) Balaputradewa, dan Sanggrama Wijayatunggawarman.
Berdasarkan Prasasti Kedukan Bukit diketahui bahwa Raja Dapunta Hyang berhasil
memperluas wilayah Kerajaan Sriwijaya dari Minangatwan sampai Jambi.
• Kehidupan masyarakat Kerajaan Sriwijaya meningkat dengan pesat terutama dalam bidang
pendidikan dan hasilnya Sriwijaya terbukti menjadi pusat pendidikan dan penyebaran
agama Budha di Asia Tenggara. Hal ini sesuai dengan berita I-Tshing pada abad ke 8 bahwa
di Sriwijaya terdapat 1000 orang pendeta yang belajar agama Budha di bawah bimbingan
pendeta Budha terkenal yaitu Sakyakirti. Di samping itu juga pemuda-pemuda Sriwijaya
juga mempelajari agama Budha dan ilmu lainnya di India, hal ini tertera dalam prasasti
Nalanda.
• Sebagai penganut agama yang taat maka raja Sriwijaya juga memperhatikan kelestarian
lingkungannya (seperti yang tertera dalam Prasasti Talang Tuo) dengan tujuan untuk
meningkatkan kemakmuran rakyatnya.
KEHIDUPAN SOSIAL DAN BUDAYA