Anda di halaman 1dari 8

MAKALAH

KERAJAAN KALINGGA

Disusun oleh :

1. M. Abdul Ghoni
2. Mochammad Fahmi
3. Revan Ardika Syafaat

X TKJ FO
SMK NU SUNAN AMPEL PONCOKUSUMO
2023
PEMBAHASAN

A. Sejarah
Kalingga atau Kerajaan Halong
(Bahasa Pekalongan; artinya Banyak
Hasil) adalah kerajaan bercorak
Hindu-Buddha yang pertama
muncul di pantai utara Jawa Tengah
pada abad ke-6 Masehi. Bersamaan
dengan Tarumanegara dan Kutai
Martapura. Pendiri kerajaan
Kalingga adalah Dapunta Syailendra yang berasal dari dinasti Syailendra.
Nama Kalingga sendiri berasal dari kata kalinga, nama sebuah kerajaan di
india selatan. Hingga banyak peneliti percaya jika kerajaan ini didirikan oleh
kelompok bangsawan dari india yang berasal dari daerah orissa, mereka
melarikan diri dari orissa karena daerah tersebut dihancurkan oleh
Maharaja Asoka.
Lokasi pusat kerajaan ini sebenarnya masih belumlah jelas, tapi para
peneliti sepakat jika kemungkinan ibukota kerajaan awal berada di suatu
tempat antara Kabupaten Pekalongan dan Kabupaten Jepara. Meski kemudian
terpecah menjadi dua dan ibukota berpindah ke Bhumi Sambhara
(diperkirakan di sekitar Magelang dan Borobudur) untuk Kerajaan Keling dan
Bhumi Mataram (diperkirakan di sekitar Yogyakarta dan Prambanan) untuk
kerajaan Medang (Mataram Kuno).
Raja – raja yang Memerintah Kerajaan Kalingga
a. Prabhu Wasumurti (594-605 M), Berkuasa selama 11 tahun.
Memiliki 2 orang anak yaitu: Prabhu Wasugeni, dan Dewi Wasundari
b. Prabhu Wasugeni (605-632 M), Berkuasa selama 27 tahun.
c. Santanu, Prabhu Kirathasingha (632-648 M), mengirimkan duta
besarnya ke Cina, pada tahun 632 M dan 640 M. 
d. Salendra, Prabhu Kartikeyasingha (648-674 M), Beliau wafat di
Gunung Mahameru.
e. Ratu Sima, Sri Maharani Mahisa Suramardini (674-695 M), Sang
Ratu adil.
B. Catatan Sejarah
Sumber sejarah kerajaan ini kebanyakan diperoleh dari sumber catatan
Tiongkok, tradisi kisah setempat, dan naskah Carita Parahyangan yang
disusun berabad-abad kemudian pada abad ke-16 menyinggung secara singkat
mengenai Ratu Shima dan kaitannya dengan Kerajaan Galuh.
1. Carita Parahyangan
Berdasarkan naskah Carita Parahyangan, putri Maharani Shima (Ratu
Kalingga) Parwati, menikah dengan putera mahkota Kerajaan Galuh yang
bernama Mandiminyak, yang kemudian menjadi raja kedua dari Kerajaan
Galuh. Maharani Shima memiliki cucu yang bernama Sanaha yang menikah
dengan raja ketiga dari Kerajaan Galuh, yaitu Bratasena. Sanaha dan
Bratasena memiliki anak yang bernama Sanjaya yang kelak menjadi raja
Kerajaan Sunda dan Kerajaan Galuh (723-732 M).
2. Berita dari Tiongkok
Berita keberadaan Kalingga atau Ho-Ling juga berasal dari berita yang
disampaikan oleh Dinasti Tang dan catatan I-Tsing.
3. Catatan dari Dinasti Tang
a. Ho-ling atau Kalingga terletak di Lautan Selatan. Di sebelah utaranya
terletak Ta Hen La (Kamboja), di sebelah timurnya terletak Po-Li (Pulau
Bali) dan di sebelah barat terletak Pulau Sumatera.
b. Ibukota Ho-ling dikelilingi oleh tembok yang terbuat dari tonggak kayu.
c. Raja tinggal di bangunan besar bertingkat yang beratap daun palem, dan
singgasananya terbuat dari gading gajah.
d. Penduduk Kerajaan Ho-ling sudah pandai minuman keras dari bunga
kelapa.
e. Daerah Ho-ling atau kalingga dikenal sebagai penghasil kulit penyu, emas,
perak, cula badak dan gading gajah.
Catatan itu juga menyebutkan bahwa sejak tahun 674, rakyat Kalingga yang
diperintah oleh Maharani Ratu Hsi-mo (Shima). seorang ratu yang sangat adil
dan bijaksana. Pada masa pemerintahannya Kerajaan Ho-ling sangat aman dan
tentram.
4. Berita I-TSING
I-Tsing menyebutkan jika Kalingga sudah menjadi pusat pembelajaran agama
Buddha Hinayana. Di Ho-ling juga ada pendeta Cina bernama Hwining, yang
menerjemahkan salah satu kitab agama Buddha ke dalam Bahasa Tionghoa. Ia
bekerjasama dengan pendeta Jawa bernama Janabadra.
5. Menurut Catatan Tripittaka
Kitab suci Buddha berbahasa Tionghoa yang disusun sekira 720 M, ada
seorang Biksu Buddha bernama Gunawarman. Sang Biksu datang dari
Kashmir ke Kerajaan Jawa pada permulaan abad ke-5 M atas undangan ibu
suri. Gunawarman tinggal di Jawa selama kurang dari 25 tahun (396-424 M).

B. Masa Kejayaan
Masa Kejayaan Kerajaan Kalingga dimulai pada masa pemerintahan Ratu
Shima. Ratu Shima merupakan istri dari Raja Kartikeyasingha, ia naik tahta
menggantikan suaminya. Pada masa pemerintahan Ratu Shima kebijakan luar
negeri menjalin kerjasama dengan Kerajaan Galuh dan juga Kerajaan Sunda.
Sedangkan kebijakan dalam negeri kerajaan sangat memperhatikan
pembangunan yang ada di bidang pertanian dan juga perdagangan. 
Jaringan irigasi yang ada sangat mendukung sektor di bidang pertanian,
hasil yang diperoleh berhasil meningkat dengan pesat. Sedangkan dari sektor
perdagangan, kerajaan membangun pelabuhan yang mudah diakses.
Baik itu buat pedagang yang ada di dalam negeri maupun yang berada di luar
negeri. Kulit penyu, emas, perak, cula badak dan gading gajah merupakan
komodotif yang di tawarkan oleh Kerajaan. 
Sehingga pada masa pemerintahan kerajaan kehidupan sosial dapat
berjalan secara teratur, hal ini didukung dengan penegakan hukum yang tegas.
Sehingga masyarakat bisa mengerjakan kegiatan mereka dengan lancar tanpa
menemui hambatan.
C. Keruntuhan
Jika masa kejayaan kerajaan terjadi pada masa pemerintahan Ratu Shima,
runtuhnya kerajaan juga terjadi setelah Ratu Shima wafat. Sebelumnya beliau
membagi Kerajaan menjadi dua yang akan diserahkan ke anak-anaknya. 
Kerajaan yang pertama bernama Kerajaan Keling (Bhumi Sambhara),
kerajaan tersebut berada di bagian Utara, tepatnya berpusat di wilayah
Magelang dan dipimpin oleh Iswara Kesawalingga.
Kerajaan yang selanjutnya adalah Kerajaan Medang (Bhumi Mataram)
kerajaan ini dipimpin oleh Dewi Parwati. Dimana kedua kerajaan tersebut
akan bersatu apabila Rakai Panangkaran dari Kerajaan Medang, menikah
dengan Satya Dharmika dari Kerajaan Keling dan berakhir dengan
membentuk Wangsa Syailendra. Kerajaan Kalingga sendiri bertahan kurang
lebih selama satu abad.

D. Peninggalan
Seperti kerajaan kuno lainnya, kerajaan Kalingga juga meninggalkan
beberapa Prasasti berupa :
1. Prasasti Tuk Mas

Merupakan prasasti yang ditemukan di lereng barat  Gunung Merapi yang


berisi pesan mengenai hubungan manusia dengan dewa-dewa Hindu.
2. Prasasti Sojomerto

Prasasti Sojomerto merupakan prasasti yang ditemukan di Desa


Sojomerto, Jawa Tengah. Dalam prasasti tersebut terdapat silsilah dari
keluarga Dapunta Syailendra sebagai pencetus Kerajaan Kalingga.
3. Candi Angin

Candi angin merupakan candi yang terletak di wilayah kecamatan Keling.


Menurut sejarah, Candi Angin merupakan candi yang pernah dijadikan
tempat dari penyembahan. Hal ini dikarenakan ditemukannya sebuah
pusaran yang ada di bangunan Candi.
4. Candi Bubrah
Candi Bubrah merupakan candi yang terletak di Desa Tempur, Jepara.
Candi Bubrah diduga sebagai pintu utama sebelum menuju Candi Angin,
karena jarak dengan Candi Angin hanya sekitar 500 meter.
KESIMPULAN

Kerajaan Kalingga merupakan kerajaan yang bercorak kan Hindu-Buddha yang


berdiri sekitar abad ke-6 Masehi sampai abad ke-7 Mahesi. Pendiri kerajaan
Kalingga adalah Dapunta Syailendra yang berasal dari dinasti Syailendra. Ibukota
kerajaan awal berada di suatu tempat antara Kabupaten Pekalongan dan
Kabupaten Jepara. Situasi kerajaan kalingga pada saat itu masyarakatnya telah
mengenal tulisan. Kerajaan kalingga mencapai kejayaan pada masa pemerintahan
Ratu Sima dan keruntuhan setelah Ratu Shima wafat.

Anda mungkin juga menyukai