Anda di halaman 1dari 2

KERAJAAN KALINGGA/HOLING

a. Letak
Kalingga adalah nama salah satu kerajaan bercorak Buddha di Jawa Tengah
sekitar abad ke-7 M. Nama kalingga berasal dari sebuah nama kerajaan yang berada
di wilayah India selatan. Lokasi kerajaan masih diperdebatkan, kemungkinan di
sekitar Blora dan Cepu.
b. Sumber Sejarah
Sumber sejarah mengenai Kerajaan Kalingga diperoleh dari sumber Cina, tradisi
atau kisah setempat, dan naskah Carita Parahyangan. Carita Parahyangan merupakan
nama suatu  naskah  Sunda kuna yang menceritakan sejarah Tanah Sunda, utamanya
mengenai kekuasaan di dua ibukota Kerajaan Sunda yaitu Keraton Galuh dan
keraton Pakuan. Sumber manuskrip cina ditulis oleh I-Tsing pada masa dinasti T’ang.
Sumber ini menyebut kerajaan dengan nama Holing (Kalingga) dan berlokasi di
Cho-Po (Jawa). Dalam sumber tersebut disebutkan hal-hal, yaitu.
1. Disebutkan Kalingga terletak di Jawa di laut Selatan. Kerajaan Kalingga berada
di antara Kamboja di sebelah utara, Bali di sebelah timur, dan Sumatra di sebelah
barat.
2. Pada waktu itu, ibu kota kerajaan dikelilingi benteng yang terbuat dari tonggak
kayu.
3. Raja tinggal di istana kerajaan yang tersusun atas bangunan bertingkat yang
besar, mempunyai atap dari pohon aren, serta singgasana dari gading gajah.
4. Penduduk Kerajaan Kalingga bisa membuat arak dari nira pohon kelapa.
5. Kerajaan Kalingga menghasilkan banyak barang tambang yang berupa emas dan
perak.

Pada tahun 664 M di Kerajaan Holing kedatangan seorang pendeta Cina yang
bermaksud menerjemahkan kitab suci agama Buddha. Kemudian Pendeta Cina
mendapat bantuan dari pendeta Holing yang bernama Jnanabhadra. Hal tersebut
menunjukkan Kerajaan Holing memiliki peran yang penting dalam pengembangan
agama Buddha.

Sumber sejarah mengenai Kerajaan Holing yaitu dari Prasasti Tuk Mas yang
ditemukan di kaki Gunung Merbabu (Jawa Tengah). Dilihat dari bentuk hurufnya,
Prasasti Tuk Mas diperkirakan berasal dari tahun 500 M. Isi prasasti mengenai adanya
mata air ( tuk) yang jernih dan bersih.

c. Kehidupan Politik
Dalam berita Cina disebutkan pada tahun 674 M Kerajaan Holling diperintah oleh
seorang ratu yang bernama Sima. Ratu Sima memerintah dengan keras dan adil. Di
bawah pemerintahan Ratu Sima rakyat hidup aman dan makmur.
Sepeninggal Ratu Sima, Kerajaan Kalingga terbagi menjadi dua, yaitu Kalingga
Utara (dikenal dengan nama Bhumi Mataram) di bawah Sanaha (cucu Ratu Sima) dan
Kalingga Selatan (Bhumi Sambara) di bawah Dewasinga. Sanaha menikah dengan
Bratasenawa atau Sanna (raja ketiga Kerajaan Galuh), yang kemudian melahirkan
Sanjaya. Sanjaya kelak menikahi putri dari Dewasinga yang bernama Dewi Sudiwara,
yang kemudian melahirkan Rakai Panangkaran.

d. Kehidupan Sosial
Berita Cina zaman dinasti T’ang menyebutkan bahwa penduduk Kalingga
membuat benteng-benteng kayu dan rumah beratap dari daun kelapa. Adapun raja
tinggal di sebuah bangunan yang besar bertingkat, beratapkan daun palem, dan duduk
di atas bangku yang terbuat dari gading. Mereka mempunyai kebiasaan makan
menggunakan tangan.

Menurut Prasasti Tuk Mas yang bertuliskan huruf Pallawa dalam bahasa
Sanskerta diperkirakan sebagian rakyat Kalingga pandai menulis huruf Pallawa dan
terampil berbahasa Sanskerta, serta telah mengenal ilmu perbintangan.

Rakyat Kalingga banyak yang menganut agama Hindu dan Budha. Hal tersebut
dapat dibuktikan dari kedatangan Hwining dari Cina untuk menerjemahkan kitab suci
agama Buddha Hinayana selama 3 tahun (664-667 M). Hwining dibantu Jnanabhadra
dalam menerjemahkan kitab tersebut.

Anda mungkin juga menyukai