Anda di halaman 1dari 1

Jejak Merdeka di Tanah Anarki

Desing peluru beradu di tanah anarki


Dentum granat menguar ke penjuru negeri
Berjuta jerit tak lagi tertahan di tenggorakan
Bingar gaduh merampas segala kedamaian

Negeri permai dijamah tangan-tangan durjana


Menembus tapal batas, menantang adu senjata
Kebebasan negeri ingin direnggut para kompeni
Namun bagi pribumi, merampas artinya mati!

Derap kaki melangkah jemput merdeka


Bertaruh nyawa dengan runcing senjata
Teriak maki mengudara di kaki langit
Tatap nyalang beradu dengan sengit

Satu persatu tubuh terjatuh


Tertembus peluru, terbaring luruh
Bangga menyeruak bersama lepasnya ruh
Sebab pernah berjuang dengan begitu kukuh

Kobaran semangat pun alihkan getir


Lantunan takbir terucap di tepi bibir
Atas nama pejuang yang gugur di pertempuran
Mereka bersumpah akan meraih kemerdekaan

Amboi!
Sumpah mereka dikabulkan Tuhan
Tertulis takdir sebuah keajaiban
Tiga abad lebih tetes darah bertumpahan
Kemenangan pun terengkuh dalam dekapan

Perlahan, teriak merdeka mulai terdengar


Seiring Sang Merah Putih kembali berkibar
Bait proklamasi menggema terikrar
Raib kelam yang t'lah lama mengakar

Hai, Lihat! Negeriku bebas!


Ibu pertiwiku tak lagi dirampas
Disaksikan gagah bagaskara
17 Agustus 1945, Indonesia merdeka

Pekalongan, 17 Agustus 2020

Hanny Septiana
XII MIPA 2

Anda mungkin juga menyukai