Anda di halaman 1dari 7

Kerajaan Kalingga atau Kerajaan Holing adalah kerajaan bercorak Hindu-Buddha di Jawa yang

berdiri pada abad ke-6 hingga abad ke-7.


Kalingga berasal dari kata kalinga,nama sebuah kerajaan di india selatan, yang didirikan
pada abad ke-6 oleh beberapa kelompok orang lain dari india yang berasal dari orissa, mereka
melarikan diri karena daerah orissa dihancurkan oleh Maharaga Asoka.

Letak kerajaan ini berada di pantai utara Jawa Tengah, antara Kabupaten Pekalongan dan
Jepara. Pendiri Kerajaan Kalingga adalah keturunan Dinasti Syailendra, yang nantinya menjadi
penguasa Kerajaan Mataram Kuno. Kerajaan ini mencapai puncak kejayaan pada masa
pemerintahan Ratu Shima yang berkuasa antara 674-695 M. Tidak banyak cerita maupun
keterangan mengenai Kerajaan Kalingga. Bukti-bukti yang menyebutkan keberadaannya lebih
banyak berasal dari Tiongkok, salah satunya berasal dari pendeta bernama Hwi-ning yang
mengunjungi Kerajaan Kalingga pada 664-667 M. Raja-raja Kerajaan Kalingga Prabhu
Wasumurti (594-605 M) Prabhu Wasugeni (605-632 M) Prabhu Wasudewa (632-652 M) Prabhu
Wasukawi (652 M) Prabhu Kirathasingha (632-648 M) Prabhu Kartikeyasingha (648-674 M)
Ratu Shima (674-695 M) Baca juga: Raja-Raja Kerajaan Kalingga Dapatkan informasi, inspirasi
dan insight di email kamu. Daftarkan email Kehidupan politik Kerajaan Kalingga Meski hanya
berdiri sekitar satu abad, Kerajaan Kalingga pernah membawahi 28 kerajaan kecil yang diberi
kebebasan dalam mengatur pemerintahannya sendiri. Akan tetapi, kerajaan-kerajaan tersebut
harus tunduk pada peraturan kerajaan, menyerahkan upeti tahunan, dan mengakui sebagai
bawahan Kerajaan Kalingga. Penguasa kerajaan kecil tersebut adalah kerabat dekat penguasa
Kalingga. Kehidupan ekonomi Kerajaan Kalingga Perekonomian Kerajaan Kalingga bertumpu
pada sektor perdagangan dan pertanian. Letaknya yang berada di pesisir utara Jawa
menyebabkan sektor perdagangan maritim dapat berkembang pesat. Komoditas perdagangan
Kalingga antara lain, kulit penyu, emas, perak, cula badak, dan gading. Sementara itu, wilayah
pedalaman yang subur dimanfaatkan untuk mengembangkan kegiatan pertanian dengan hasil
utama berupa padi. Selain itu, sebagian penduduknya pandai membuat minuman dari bunga
kelapa dan bunga aren. Baca juga: Raja-Raja Kerajaan Mataram Kuno Masa kejayaan dan
keruntuhan Kerajaan Kalingga Salah satu raja terkenal Kerajaan Kalingga adalah Ratu Shima,
yang berkuasa antara 674-695 M. Pemimpin Kerajaan Kalingga inilah yang berhasil membawa
kerajaan mencapai puncak kejayaan. Ratu Shima memerintah dengan sangat keras, tegas,
tetapi juga adil, sehingga rakyatnya hidup dengan aman, tertib, dan teratur. Pada masa
kejayaannya, Kerajaan Kalingga menjadi pusat agama Buddha di Jawa. Sepeninggal Ratu
Shima, Kerajaan Kalingga ditaklukkan oleh Kerajaan Sriwijaya. Kerajaan Kalingga kemudian
dibagi menjadi dua, yaitu Kerajaan Keling yang diperkirakan di sekitar Magelang dan Kerajaan
Medang yang diperkirakan di sekitar Yogyakarta.

Peninggalan Kerajaan Kalingga


Prasasti Tuk Mas
Prasasti Sojomerto
Candi Angin
Candi Bubrah
Situs Puncak Songolikur Gunung Muria  

Kerajaan Kalingga atau Holing

Keberadaan kerajaan ini diketahui dari kitab sejarah Dinasti Tang (618-906). Diperkirakan
Kerajaan Ho-ling atau Kaling terletak di Jawa Tengah
Nama ini diperkirakan berasal dari nama sebuah kerajaan di India Talingga. Tidak ditemukan
peninggalan yang berupa prasasti dari kerajaan ini. Menurut berita Cina, kotanya dikelilingi dengan pagar
kayu rajanya beristana di rumah yang bertingkat, yang ditutup dengan atap; tempat duduk sang raja
terbuat dari gading. Orang-orangnya sudah pandai tulis-menulis dan mengenali ilmu perbinatangan.
Dalam berita Cina tersebut adanya ratu His-mo atau sima, yang memerintah pada tahun 674. Beliau
terkenal sebagai raja yang tegas, jujur, dan bijaksana. Hukum dilaksanakan dengan tegas. Pada masa ini,
agama Buddha berkembang bersama agamaa Hindu. Hal ini dapat terlihat dengan datangnya pendeta Cina
Hwi Ning di Kaling dan tinggal selama 3 tahun. Dengan bantuan seorang pendeta setempat yang bernama
Jnanabhadra, Hwi Ning menerjemahkan kitab Hinayanaa dari bahasa Sanskerta.

Kalingga berasal dari kata kalinga,nama sebuah kerajaan di india selatan, yang didirikan oleh
beberapa kelompok orang lain dari india yang berasal dari orissa, mereka melarikan diri karena
daerah orissa dihancurkan oleh Maharaga Asoka. Kerajaan ini didirikan pada abad ke-6 dan
dibubarkan pada abad ke-7.

 Kerajaan kalingga diperkirakan terletak di jawa tengah, di kecamatan keling sebelah utara
gunung muria, Sekarang letak nya dekat dengan kabupaten pekalongan dan kabupaten jepara.
Ibu kota dari kerajaan kalingga adalah keling(jepara), bahasa yang digunakan kerajaan kalingga
yaitu, melayu kuna sanskerta, agama yang dianut kerajaan kalingga yaitu, hindu dan buddha.
Sebenarnya agama yang dianut oleh penduduk kerajaan ini umumnya buddha, karena agama
buddha berkembang pesat pada saat itu,bahkan pendeta cina datang ke keling dan tinggal
selama tiga tahun.

Sejarah Kerajaan Kalingga


Kalingga atau Ho-ling sebutan dari bahasa Tiongkok adalah sebuah kerajaan bercorak Hindu
yang ada di Jawa Tengah sekitar abad ke-6 masehi. Yang letak pusat kerajaan ini belumlah
jelas, kemungkinan terdapat di sebuah tempat antara Kabupaten Pekalongan dan Kabupaten
Jepara sekarang.

Sumber sejarah kerajaan tersebut masih belum jelas dan kabur, kebanyakan diperoleh dari
sumber catatan Tiongkok, tradisi kisah setempat serta naskah Carita Parahyangan yang
disusun berabad-abad lalu pada abad ke-16 menyinggung secara singkat tentang Ratu Shima
dan hubungannya dengan Kerajaan Galuh.

Kalingga sudah ada pada abad ke-6 Masehi dan keberadaannya diketahui dari sumberu-
sumber Tiongkok, kerajaan tersebut pernah diperintah oleh Ratu Shima yang dikenal
mempunyai peraturan barang siapa yang mencuri akan dipotong tangannya.

Latar Belakang Kerajaan Kalingga


Awal berdirinya Kerajaan Kalingga diperkirakan dimulai pada abad ke-6 sampai abad ke-7,
nama Kalingga sendiri berasal dari kerajaan India kuno yang bernama Kaling, mengidekan
bahwa ada tautan antara India dan Indonesia. Bukan hanya lokasi pasti ibu kota dari daerah
tersebut saja yang tidak diketahui, tapi pun catatan sejarah dari periode ini sangatlah langka.

Salah satu tempat yang dicurigai menjadi lokasi ibu kota dari kerajaan ini adalah Pekalongan
dan Jepara. Jepara dicurigai karena adanya kabupaten Keling di pantai utara Jepara,
sedangkan Pekalongan dicurigai karena masa lalunya pada saat awal dibangunnya kerajaan ini
adalah sebuah pelabuhan kuno. Beberapa orang juga mempunyai ide bahwa Pekalongan
adalah nama yang sudah berubah dari Pe-Kalinga-an.

Pada tahun 674 kerajaan Kalingga dipimpin oleh Ratu Shima yang terkenal dengan peraturan
kejamnya pada pencurian dimana hal itu memaksa orang-orang Kalingga menjadi jujur dan
selalu memihak pada kebenaran. Menurut cerita-cerita yang berkembang di masyarakat pada
suatu hari seorang raja dari negara yang asing datang serta meletakkan sebuah kantung yang
terisi dengan emas pada persimpangan jalan di Kalingga untuk menguji kejujuran serta
kebenaran dari orang-orang Kalingga yang terkenal.

Dalam sejarahnya tercatat bahwa tak ada yang berani menyentuh kantung emas yang bukan
milik mereka, paling tidak selama 3 tahun sampai akhirnya anak dari Shima, sang putra
mahkota secara tidak sengaja menyentuh kantung itu dengan kakinya. Mendengar hal itu,
Shima langsung menjatuhkan hukuman mati kepada anaknya sendiri. Mendengar hukuman
yang dijatuhkan oleh Shima, beberapa orang memohon supaya Shima hanya memoptong
kakinya karena kakinya lah yang bersalah. Dalam beberapa cerita orang-orang tersebut
meminta Shima hanya memotong jari dari anaknya.

Dalam salah satu kejadian pada sejarah kerajaan Kalingga, ada sebuah titik balik dimana
kerajaan ini terislamkan. Pada tahun 651, Ustman bin Affan mengirimkan beberapa utusan
menuju Tiongkok sambil mengemban misi untuk memperkenalkan Islam pada daerah yang
asing itu. Selain ke Tiongkok, Ustman juga mengirim beberapa orang utusannya menuju Jepara
yang dulu yang bernama Kalingga, kedatangan utusan yang terjadi pada masa sesydag ratu
Shima turun dan digantikan oleh Jay Shima ini menyebabkan sang raja memeluk agama Islam
dan pula diikuti jejaknya oleh beberapa bangsawan Jawa yang mulia meninggalkan agama asli
mereka dan menganut Islam.

Seperti kebanyakan kerjaan lainnya di Indonesia kerajaan Kalingga pun mengalami


ketertinggalan ketika kerajaan itu runtuh. Dari seluruh peninggalan yang berhasil ditemukan
adaah 2 candi bernama candi Angin dan candi Bubrah. Candi Angin dan Candi Bubrah adalah
dua candi yang ditemukan di Keling tepatnya di desa Tempur, Candi Angin mendapatkan
namanya karena mempunyai letak yang tinggi dan berumur lebih tuas dari Candi Borobudur,
Candi Bubrah di lain sisi merupakan sebuah candi yang baru setengah jadi, namun umurnya
sama dengan candi Angin.

Peninggalan Kerajaan Kalingga

 Prasasti Tukmas
Prasasti Tukmas ditemukan di ditemukan di lereng barat Gunung Merapi, tepatnya  ada di
Dusun Dakawu, Desa Lebak, Kecamatan Grabag, Magelang di Jawa Tengah. Prasasti itu
bertuliskan huruf Pallawa yang berbahasa Sanskerta. Prasasti menyebutkan mengenai mata air
yang bersih dan jernih. Sungai yang mengalir dari sumber air itu disamakan dengan Sungai
Gangga di India. Pada prasasti itu ada gambar-gambar seperti trisula, kendi, kapak,
kelasangka, cakra dan bunga teratai yang merupakan lambang keeratan kaitannya manusia
dengan dewa-dewa Hindu.

 Prasasti Sojomerto
Prasasti Sojomerto ini ditemukan di Desa Sojomerto,Kecamatan Reban, Kabupaten Batang,
Jawa Tengah. Prasasti tersebut beraksaraKawi dan berbahasa Melayu Kuno dan berasal dari
sekitar abad ke-7 masehi.Prasasti tersebut bersifat keagamaan Siwais. Isi prasasti berisi
keluarga daritokoh utamanya, Dapunta Selendra, yakni ayahnya bernama Santanu, ibunya
bernamaBhadrawati, sementara istrinya bernama Sampula.

Prof. Drs. Boechari berpendapatbahwa tokoh yang bernama Dapunta Selendra merupakan
cikal-bakal raja-rajaketurunan Wangsa Sailendra yang berkuasa di Kerajaan Mataram Hindu.
Keduatemuan prasasti tersebut menunjukkan bahwa kawasan pantai utara Jawa Tengahdahulu
berkembang kerajaan yang bercorak Hindu Siwais. Catatan tersebutmenunjukkan kemungkinan
adanya hubungan dengan Wangsa Sailendra atau kerajaanMedang yang berkembang didaerah
Jawa Tengah Selatan.

Kehidupan Ekonomi Kerajaan Kalingga


Perekonomian kerajaan kalingga bertumpu pada sector perdagangan dan pertanian. Letaknya
yang dekat dengan pesisir pantai utara jawa tengah menyebabkan kalingga mudah di akses
oleh pedagang luar negeri.kalingga merupakan daerah penghasil kulit penyu, emas, perak,
culabadak,dan gading gajah untuk dijual. Penduduk kalingga dikenal pandai membuat minuman
yang berasal dari bunga kelapa dan bunga aren.
Kehidupan Sosial Kerajaan Kalingga
Kerajaan kalingga hidup dengan teratur,berkat kepemimpinan ratu sima ketentraman dan
ketertiban di kerajaan kalingga berlangsung dengan baik. Dalam menegakkan hukum, ratu sima
tidak membeda-bedakan antara rakyat dengan kerabatnya sendiri.

Berita tentang ketegasan hukum ratu sima, raja yang bernama T-shih ia adalah kaum muslim
arad dan persia, ia menguji kebenaran berita yang ia dengar.beliau memerintahkan anak
buahnya untuk meletakkan satu kantong emas di jalan wilayah kerajaan kalingga. Selama tiga
tahun kantong tersebut tidak ada yang menyentuh, jika ada yang melihat kantong itu ia
berusaha menyingkir.

Kehidupan Politik Kerajaan Kalingga 


Pada abad ketujuh masehi kerajaan kalingga dipimpin oleh ratu sima, hukum di kalingga
ditegakkan dengan baik sehingga ketertiban dan ketentraman di kalingga berjalan dengan baik.

Menurut naskah parahhayang, Ratu sima memiliki cucu bernama sanaha yang menikah dengan
Raja Brantasenawa dari kerajaan galuh. Sanaha memiliki anak bernama sanjaya yang kelas
akan menjadi raja mataram kuno. Sepeninggalan Ratu sima, kerajaan Kalingga ditaklukan oleh
kerajaan Sriwijaya.

Masa kejayaan kerajaan kalingga 


Masa kepemimpinan Ratu sima menjadi masa keemasan bagi kerajaan kalingga sehingga
membuat raja-raja dari kerajaan lain segan, hormat, kagum, sekaligus penasaran. Masa masa
itu adalah masa keemasan bagi perkembangan kebudayaan apapun. Agama buddha juga
berkembang secara harmonis, sehingga wilayah di sekitar kerajaan Ratu Sima juga sering
disebut Di Hyang(tempat bersatunya dua kepercayaan hindu dan buddha).

Dalam bercocok tanam Ratu Sima mengadopsi sistem pertanian dari kerajaan kakak
mertuanya. Ia merancang sistem pengairan yang diberi nama subak. Kebudayaan baru ini yang
kemudian melahikan istilah Tanibhala, atau masyarakat yang mengolah mata pencahariannya
dengan cara bertani atau bercocok tanam.

Masa Kehancuran Kerajaan Kalingga 


Kerajaan kalingga mengalami kemunduran kemungkinan akibat serangan sriwijaya yang
menguasai perdagangan, serangan tersebut mengakibatkan pemerintahan kijen menyingkir ke
jawa bagian timur atau mundur ke pedalaman jawa bagian tengah antara tahun 742-755 M.
Bersama melayu dan tarumanegara yang sebelumnya telah ditaklukan kerajaan Sriwijaya.
Ketiga kerajaan tersebut menjadi pesaing kuat jaringan perdagangan Sriwijaya-Buddha.
Raja-Raja yang Memerintah Kerajaan Kalingga
Kerajaan Kalingga diperintah Ratu Shima pada tahun 647 M, Ratu Sima dikenal juga sebagai
ratu yang bertindak adil dan juga bijaksana. Ratu Shima  adalah ratu yang sangat tegas,
sebagai bukti ketegasan Ratu Shima menghukum putranya sendiri yang melanggar aturan.

Ratu Shima beragama Hindu aliran Syiwa dan pada masa pemerintahaannya Kerajaan
Kalingga ini lah mengalamai masa keemasan.

Dalam naskah Carita Parahyangan, Ratu Shima menikah dengan Mandiminyak yaitu putra
mahkota Kerajaan Galuh. lalu Mandiminyak menjadi raja Kedua dari Kerajaan Galuh. Ratu
Shima mempunyai cucu yang bernama Sanaha.

Lalu  Sanaha menikah dengan raja ketiga Kerajaan Galuh Bratasenawa, dari pernikahan itu ia
dikaruniai seorang anak bernama Sanjaya.

Setelah Ratu Shima meninggal tahun 732 M, Sanjaya akhirnya menjadi Raja Kerajaan Kalingga
bagian utara, yang selanjutnya nama Kerajaan Kalingga utara tersebut disebut Bumi Mataram.

sesudah itu Raja Sanjaya mendirikan Dinasti Sanjaya di Kerajaan Mataram Kuno. Dinasti
Kerajaan ialah sistem kerajaan dimana pemimpin kerajaan dan juga penerusnya berasal dari
anak cucunya.

Silsilah Kerajaan Kalingga


Sosok Ratu Shima terkait erat dengan Kerajaan Galuh. Parwati, putri dari Maharani Shima
menikah dengan Mandiminyak, putra mahkota dari Kerajaan Galuh. Pangeran ini pun akhirnya
naik tahta sebagai raja kedua Kerajaan Galuh. Shima mempunyai cucu yang dikenal sebagai
Sanaha. Cucunya ini kemudian menikah dengan Bratasena, sang raja ketiga Kerajaan Galuh.

Bratasena dan Sanaha mempunyai keturunan bernama Sanjaya. Kelak Sanjaya menjadi raja
Kerajaan Galuh dan Kerajaan Sunda. Dia memerintah kerajaan tersebut sejak 723 hingga 732
Masehi. Ketika Ratu Shima meninggal dunia pada 732 Masehi, Ratu Sanjaya diangkat sebagai
penggantinya. Sehingga dia memerintah Kerajaan Kalingga Utara. Kelak kerajaan ini dikenal
sebagai Bumi Mataram. Selanjutnya terbentuklah Dinasti atau Wangsa Sanjaya di kawasan
Kerajaan Mataram Kuno.
demikianlah artikel dari duniapendidikan.co.id mengenai Kerajaan Kalingga : Definisi,
Sejarah, Latar Belakang, Peniggalan, Kehidupan Ekonomi, Sosial, Politik, Kejayaan,
Kehancuran, semoga artikel ini bermanfaat bagi anda semuanya.

https://tugassma1purworejo.blogspot.com/2017/02/makalah-sejarah-sejarah-
kerajaan-hindu.html

https://www.kompas.com/stori/read/2021/05/20/162857279/kerajaan-kalingga-raja-raja-kehidupan-
politik-dan-peninggalan?page=all

https://duniapendidikan.co.id/peninggalan-kerajaan-kalingga/

Anda mungkin juga menyukai