KERAJAAN KALINGGA
Disusun oleh :
1. Angggun
2. Suciawati
3. Trijunaeni
Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat-Nya sehingga
makalah ini dapat tersusun sampai dengan selesai. Tidak lupa kami mengucapkan terima
kasih terhadap bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan
baik pikiran maupun materinya. Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat
menambah pengetahuan dan pengalaman bagi pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh
lagi agar makalah ini bisa pembaca praktekkan dalam kehidupan sehari-hari. Bagi kami
sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini
karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman Kami. Untuk itu kami sangat
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah
ini.
Indramayu, 2022
Penyusun
Daftar Isi
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Letak Kerajaan Kalingga atau Kerajaan Halong, diperkirakan di Jawa Tengah. Nama
Kaling berasal dari Kalingga, nama sebuah kerajaan di India Selatan. Sumbernya adalah
berita Cina yang menyebutkan bahwa kotanya dikelilingi dengan pagar kayu, rajanya
beristana di rumah yang bertingkat, yang ditutup dengan atap, Orang-orangnya sudah pandai
tulis-menulis dan mengenal juga ilmu perbintangan. Kalingga atau Ho-ling (sebutan dari
sumber Tiongkok) adalah sebuah kerajaan bercorak Hindu yang muncul di Jawa Tengah
sekitar abad ke-6 Masehi. Letak pusat kerajaan ini belumlah jelas, kemungkinan berada di
suatu tempat antara Kabupaten Pekalongan dan Kabupaten Jepara sekarang.
Sumber sejarah kerajaan ini masih belum jelas dan kabur, kebanyakan diperoleh dari
sumber catatan China, tradisi kisah setempat, dan naskah Carita Parahyangan yang disusun
berabad-abad kemudian pada abad ke-16 menyinggung secara singkat mengenai Ratu Shima
dan kaitannya dengan Kerajaan Galuh. Kalingga telah ada pada abad ke-6 Masehi dan
keberadaannya diketahui dari sumber-sumber Tiongkok. Kerajaan ini pernah diperintah oleh
Ratu Shima, yang dikenal memiliki peraturan barang siapa yang mencuri, akan dipotong
tangannya. Yang sangat tampak bagi orang Cina ialah orang Kaling (Jawa), kalau makan
tidak memakai sendok atau garpu, melainkan dengan jarinya saja.
Minuman kerasnya yang dibikin ialah air yang disadap dari tandan bunga kelapa
(tuak). Diberitakan pula bahwa dalam tahun 640 atau 648 M kerajaan Jawa mengirim utusan
ke Cina. Pada tahun 666 M, dikatakan bahwa tanah Jawa diperintah oleh seorang raja
perempuan yakni dalam tahun 674 – 675 M, orang-orang Holing atau Kaling (Jawa)
menobatkan raja perempuan yang bernama Simo, dan memegang pemerintahannya dengan
tegas dan bijaksana.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
Selain itu, ada pula catatan dari seorang pengelana asal Cina bernama I-Tsing. Pada
abad ke-7, tulisnya, Kalingga pernah menjadi pusat pengajaran agama Buddha Hinayana
dengan pendetanya yang bernama Hwining. Terkait lokasi kota Pekalongan sebagai salah
satu bagian dari wilayah Kerajaan Kalingga termuat dari catatan Cheng-Ho, seorang
panglima asal Dinasti Ming. Armada yang dipimpin Cheng-Ho pernah singgah di suatu
wilayah bernama Poe-Chua-lung atau yang kemudian diidentifikasi sebagai Pekalongan,
salah satu kota di pesisir utara Jawa Tengah.
1. Ekonomi
Selain itu, ada pula catatan dari seorang pengelana asal Cina bernama I-Tsing. Pada
abad ke-7, tulisnya, Kalingga pernah menjadi pusat pengajaran agama Buddha Hinayana
dengan pendetanya yang bernama Hwining. Terkait lokasi kota Pekalongan sebagai salah
satu bagian dari wilayah Kerajaan Kalingga termuat dari catatan Cheng-Ho, seorang
panglima asal Dinasti Ming. Armada yang dipimpin Cheng-Ho pernah singgah di suatu
wilayah bernama Poe-Chua-lung atau yang kemudian diidentifikasi sebagai Pekalongan,
salah satu kota di pesisir utara Jawa Tengah.
2. Sosial
Berita mengenai ketegasan hukum Ratu Sima pernah didengar oleh Raja Ta-Shih. Ta-
Shih adalah sebutan Cina untuk kaum muslim Arab dan Persia. Raja Ta-Shih lalu menguji
kebenaran khabar tersebut. Dia memerintahkan anak buahnya untuk meletakkan satu
kantong emas di jalan wilayah Kerajaan Ratu Sima. Selama tiga tahun kantong itu
dibiarkan tergeletak di jalan dan tidak seorang pun berani menyentuh. Setiap orang
melewati kantong emas itu berusaha menyingkir
Pada suatu hari putra mahkota tidak sengaja menginjak kantong itu sehingga isinya
berhamburan. Kejadian ini membuat Ratu Sima marah dan memerintahkan hukuman mati
untuk putra mahkota. Akan tetapi, para menteri berusaha memohon pengampunan untuk
putra mahkota. Ratu Sima menanggapi permohonan itu dengan memerintahkan agar jari
kaki putra mahkota yang menyentuh kantong emas dipotong. Peristiwa ini adalah bukti
ketegasan Ratu Sima dalam menegakkan hukum.
3. Politik
Karena keterbatasan sumber sejarah, tidak banyak yang dapat diceritakan tentang
kehidupan sosial politik kerajaan ini. Berita Cina hanya menyebutkan kerajaan ini
memiliki hasil bumi yang sangat laku diperdagangkan seperti emas, perak, cula badak,
dan gading gajah. Disebutkan juga pada 674 M negara ini dipimpin oleh seorang raja
bernama Shima, yang memerintah dengan keras namun adil. Dibawah pemerintahannya
masyarakat hidup aman dan makmur.
Menurut naskah Carita Parahyangan, Ratu Sima memiliki cucu bernama Sanaha
yang menikah dengan Raja Brantasenawa dari Kerajaan Galuh. Sahana memiliki anak
bernama Sanjaya yang kelak menjadi Dinasti Sanjaya. Sepeninggalan Ratu Sima,
Kerajaan Kalingga ditaklukan oleh Kerajaan Sriwijaya.
Konon, sepeninggal Shima, Kalingga terbagi dua, yaitu Kalingga Utara (dikenal
dengan nama Bumi Mataram) dibawah Sanaha (cucu ratu Shima) dan Kalingga Selatan
(Bumi Sambara) dibawah Dewasinga. Sanaha menikah dengan Bratasenawa atau Sana
(raja ketiga kerajaan Galuh), yang melahirkan Sanjaya. Sanjaya kelak menikahi putri
Dewasinga bernama Dewi Sudiwara, yang melahirkan Rakai Panangkaran. Kehidupan
sosial masyarakat di Kerajaan Kalingga berjalan dengan sangat tertib dan teratur. Hal ini
terjadi berkat sistem kepemimpinan oleh Ratu Sima yang tegas dalam menjalankan
hukum dan pemerintahannya, selain itu sangat adil dan bijaksana dalam memutuskan
suatu masalah.
Rakyat sangat menghormati dan mentaati segala peraturan yang dibuat oleh ratu
sima. ratu sima juga memiliki sifat bijaksana, oleh karenanya dalam memutuskan suatu
permasalahan, ratu sima tidak pernah memihak.
Dalam berita Cina disebut adanya raja atau Ratu Sima, yang memerintah pada tahun
674 M. Beliau terkenal sebagai raja yang tegas, jujur dan bijaksana. Hukum dilaksanakan
dengan tegas, hal ini terbukti pada saat raja Tache ingin menguji kejujuran rakyat Kaling.
Diletakkanlah suatu pundi-pundi yang berisi uang dinar di suatu jalan. Sampai tiga tahun
lamanya tidak ada yang berani mengambil.
Peninggalan kerajaan Kalingga
c) Prasasti ini menyebutkan tentang mata air yang sangat bersih dan jernih. Sungai yang
mengalir dari sumber air tersebut disamakan dengan Sungai Gangga di India.
Candi Angin
a) Candi ini terdapat di desa Tempur, Kecamatan Keling, Kabupaten Jepara.
b) Dinamakan Candi Angin karena letaknya yang tinggi tapi tidak roboh terkena angin.
Kedua temuan prasasti ini menunjukkan bahwa kawasan pantai utara Jawa Tengah
dahulu berkembang kerajaan yang bercorak Hindu Siwais. Catatan ini menunjukkan
kemungkinan adanya hubungan dengan Wangsa Sailendra atau kerajaan Medang yang
berkembang kemudian di Jawa Tengah Selatan.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
Daftar Pustaka
https://www.cnnindonesia.com/nasional/20210603134030-31-649938/sejarah-
kerajaan-kalingga-dan-jejak-peninggalannya
https://tirto.id/sumber-sejarah-kerajaan-kalingga-letak-pendiri-masa-kejayaan-gaWw
https://www.kompas.com/stori/read/2021/05/20/162857279/kerajaan-kalingga-raja-
raja-kehidupan-politik-dan-peninggalan?page=all
https://doc.lalacomputer.com/makalah-kerajaan-kalingga/