Anda di halaman 1dari 7

MAKALAH KER AJ AAN KALI NGGA

OKTOBER 24, 2015

BAB I
PENDAHULUAN
A.   Latar Belakang
Kerajaan Kalingga adalah kerajaan bercorak Budha. Pusat pemerintahan diperkirakan di
wilayah Kabupaten Jepara saat ini.  Dalam berita Cina kerajaan ini disebiut Holing. Di sana
dijelaskan bahwa pada abad ke 7 di Jawa Tengah bagian utara sudah berdiri satu kerajaan.
Rakyat dari kerajaan tersebut hidupnya makmur dari hasil bercocok tanam serta mempunyai
sumber air asin. Hidup mereka tenteram, karena tidak ada kejahatan dan kebohongan. Ilmu
perbintangan sudah dikenal dan dimanfaat dalam bercocok tanam.
Kerajaan Kalingga memiliki pertalian dengan Kerajaan Galuh. Putri dari Ratu Shima yang
dikenal sebagai Putri Parwati menikah dengan putra mahkota Kerajaan Galuh yang dikenal
sebagai Mandi minyak, kemudian menjadi raja kedua di Kerajaan Galuh. Setelah Maharani
Shima meninggal di tahun 732 M, Sanjaya menjadi raja Kerajaan Kalingga Utara yang kemudian
disebut Bumi Mataram. Ia kemudian menjadi pemuka dari sebuah dinasti atau wangsa terkenal
sebagai Wangsa Sanjaya di Kerajaan Mataram Kuno (Hindu). Kekuasaan di Jawa Barat
diserahkannya kepada putranya dari Tejakencana, yaitu Tamperan Barmawijaya alias Rakeyan
Panaraban. Raja Sanjaya juga menikahi Sudiwara puteri Dewasinga, Raja Kalingga Selatan atau
Bumi Sambara. Ia memiliki putra yaitu Rakai Panangkaran .

B.    Rumusan Masalah
a.       Apa latar belakang terbentuknya Kerjaan Kalingga?
b.      Dimanakah letak kerajaan Kalingga?
c.       Bagaimanakah pemerintahan dan kehidupan masyarakat di kerajaan Kalingga?
d.      Kapan masa kejayaan Kerajaan Kalingga?
e.       Apa yang menyebabkan runtuhnya Kerajaan Kalingga?

C.    Tujuan Pembuatan
Untuk memaparkan secara sistematis tentang Kronologi Kerajaan Kalingga atau Holing di
Indonesia. Memenuhi nilai mata pelajaran Sejarah Indonesia dan menjelaskan tentang Kerajaan
Kalingga.

BAB II
PEMBAHASAN
A.   Latar Belakang berdirinya kerajaan Kalingga
Sumber sejarah kerajaan ini masih belum jelas dan kabur, kebanyakan diperoleh dari sumber
catatan China, tradisi kisah setempat, dan naskah Carita Parahyangan yang disusun berabad-
abad kemudian pada abad ke-16 menyinggung secara singkat mengenai Ratu Shima dan
kaitannya dengan Kerajaan Galuh.

a)     Kisah lokal
Terdapat kisah yang berkembang di Jawa Tengah utara mengenai seorang Maharani
legendaris yang menjunjung tinggi prinsip keadilan dan kebenaran dengan keras tanpa pandang
bulu. Kisah legenda ini bercerita mengenai Ratu Shima yang mendidik rakyatnya agar selalu
berlaku jujur dan menindak keras kejahatan pencurian. Ia menerapkan hukuman yang keras yaitu
pemotongan tangan bagi siapa saja yang mencuri.
Pada suatu ketika seorang raja dari seberang lautan mendengar mengenai kemashuran
rakyat kerajaan Kalingga yang terkenal jujur dan taat hukum. Untuk mengujinya ia meletakkan
sekantung uang emas di persimpangan jalan dekat pasar. Tak ada sorang pun rakyat Kalingga
yang berani menyentuh apalagi mengambil barang yang bukan miliknya. Hingga tiga tahun
kemudian kantung itu disentuh oleh putra mahkota dengan kakinya. Ratu Shima demi
menjunjung hukum menjatuhkan hukuman mati kepada putranya, dewan menteri memohon agar
Ratu mengampuni kesalahan putranya. Karena kaki sang pangeranlah yang menyentuh barang
yang bukan miliknya, para menteri mohon pengampunan lagi, akhirnya ratu memerintahkan agar
jari-jari kaki putra mahkota itu yang dipotong, sebagai peringatan bagi penduduk seluruh
kerajaan. Mendengar itu raja Ta-shih takut dan mengurungkan niatnya untuk menyerang
kerajaan Ratu Shima

b)     Carita Parahyangan
Berdasarkan naskah Carita Parahyangan yang berasal dari abad ke-16, putri
Maharani Shima, Parwati, menikah dengan putera mahkota  Kerajaan Galuh yang
bernama Mandiminyak, yang kemudian menjadi raja kedua dari Kerajaan Galuh. Maharani
Shima memiliki cucu yang bernama Sanaha yang menikah dengan raja ketiga dari Kerajaan
Galuh, yaitu Brantasenawa. Sanaha dan Bratasenawa memiliki anak yang bernama Sanjaya yang
kelak menjadi raja Kerajaan Sunda dan Kerajaan Galuh (723-732 M).
Setelah Maharani Shima meninggal di tahun 732 M, Sanjaya menggantikan buyutnya dan
menjadi raja Kerajaan Kalingga Utara yang kemudian disebut Bumi Mataram, dan kemudian
mendirikan Dinasti/Wangsa Sanjaya di Kerajaan Mataram Kuno. Kekuasaan di Jawa
Barat diserahkannya kepada putranya dari Tejakencana, yaitu Tamperan Barmawijaya alias
Rakeyan Panaraban. Kemudian Raja Sanjaya menikahi Sudiwara puteri Dewasinga, Raja
Kalingga Selatan atau Bumi Sambara, dan memiliki putra yaitu Rakai Panangkaran.

c)     Berita Cina
Berita keberadaan Ho-ling juga dapat diperoleh dari berita yang berasal dari zaman Dinasti
Tang dan catatan I-Tsing.
      
Catatan dari zaman Dinasti Tang
Cerita Cina pada zaman Dinasti Tang (618 M – 906 M) memberikan tentang keterangan Ho-ling
sebagai berikut:
a.      Ho-ling atau disebut Jawa terletak di Lautan Selatan. Di sebelah timurnya terletak Pulau Bali
dan di sebelah barat terletak Pulau Sumatera.
b.     Ibukota Ho-ling dikelilingi oleh tembok yang terbuat dari tonggak kayu.
c.      Raja tinggal di suatu bangunan besar bertingkat, beratap daun palem, dan singgasananya terbuat
dari gading.
d.     Penduduk Kerajaan Ho-ling sudah pandai membuat minuman keras dari bunga kelapa
e.      Daerah Ho-ling menghasilkan kulit penyu, emas, perak, cula badak dan gading gajah.
f.        Catatan dari berita Cina ini juga menyebutkan bahwa sejak tahun 674, rakyat Ho-ling diperintah
oleh Ratu Sima (Simo). Ia adalah seorang ratuyang sangat adil dan bijaksana. Pada
masa pemerintahannya Kerajaan Ho-ling sangat aman dan tentram.
·     
B.    Perkembangan Kerajaan Kalingga

a.      Kondisi Sosial
Kehidupan sosial masyarakat Kerajaan Holing sudah teratur rapi. Hal ini disebabkan karena
sistem pemerintahan yang keras dari Ratu Sima. Di samping sangat adil dan bijaksana dalam
memutuskan suatu masalah. Rakyat sangat menghormati dan mentaati segala keputusan Ratu
Sima. Ratu sima tidak pernah memihak dalam sosialnya ia hanya membina dan sebagai penguasa
kerajaan. Karena sifat Ratu Sima yang sangat keras ia langsung membanggun lembaga
masyarakat yang sudah jelas fungsi dan tugasnya. Ratu Sima mendirikan lembaga masyarakat
untuk membantu dirinnya dalam mengatasi rakyatnya. Lembaga yang sudah terbentuk sudah
memberlakukan sistem perundang-undangan. Beliau telah membuat dan menyusun perundang-
undang yang sempurna dengan dibantu lembaga masyarakat. Hadirnya sistem perundang-
undangan tersebut berjalan dengan baik .

b.     Bidang   Ekonomi
Kehidupan perekonomian masyarakat Kerajaan Holing berkembang pesat. Masyarakat
Kerajaan Holing telah mengenal hubungan perdagangan. Mereka menjalin hubungan
perdagangan pada suatu tempat yang disebut dengan pasar. Pada pasar itu, mereka mengadakan
hubungan perdagangan dengan teratur. Kegiatan ekonomi masyarakat lainnya diantaranya
bercocok tanam, menghasilkan kulit penyu, emas, perak, cula badak dan gading. Di Holing ada
sumber air asin yang dimanfaatkan untuk membuat garam. Hidup rakyat Holing tenteram, karena
tidak ada kejahatan dan kebohongan. Berkat kondisi itu rakyat Ho-ling sangat memperhatikan
pendidikan. Buktinya rakyat Ho-ling sudah mengenal tulisan, selain tulisan masyarakat Ho-ling
juga telah mengenal Ilmu perbintangan dan dimanfaatkan dalam bercocok tanam. Rakyat dari
kerajaan tersebut hidupnya makmur dari hasil bercocok tanam serta mempunyai sumber air asin.
Hidup mereka tenteram, karena tidak ada kejahatan dan kebohongan. Ilmu perbintangan sudah
dikenal dan dimanfaat dalam bercocok tanam.

Kegiatan ekonomi Kalingga adalah perdagangan dan pelayaran karena letak kerajaan di
semenanjung melayu. Jadi perdagangan sangat lah lancar dan terkendali, perdagangannya amat
maju dan pelayaran disana sebagai alat transportasi yang mudah juga cepat. Hal ini yang
mendukung perkembangan ekonomi di kerjaan Holing. Transportasi dan pemerintahan yang
bagus itu menggaibatkan terjadinya hubungan perdagangan antar negara lain. Hal ini
membuktikan bahwa perkembangan kerajaan holing sangat amat berkembang dengan pesat.

c.      Budaya
Mayoritas masyarakatnya memeluk agama budha begitu juga dengan kebudayaanya banyak
di pengaruhi oleh budaya india. Selain agamanya yang lekat dan kental banyak tercampur dan
terpengaruh dengan adat istiadat kebudayaan orang india hal ini juga berpengaruh pada Ratu
Sima karena menerima dengan baik kebudayaan india masuk di kerajaan Holing.

d.     Politik
Berdasarkan berita Cina disebutkan bahwa Kerajaan Holing diperintah oleh seorang raja
putri yang bernama Ratu Sima. Pemerintahannya berlangsung dari sekitar tahun 674 masehi.
Pemerintahan Ratu Sima sangat keras, namun adil dan bijaksana. Kepada setiap pelanggar, selalu
diberikan sangsi tegas. Rakyat tunduk dan taat terhadap segala perintah Ratu Sima. Bahkan tidak
seorang pun rakyat atau pejabat kerajaan yang berani melanggar segala perintahnya. Diceritakan,
mengenai Ratu Shima yang mendidik rakyatnya agar selalu berlaku jujur dan menindak keras
kejahatan pencurian. Ia menerapkan hukuman yang keras yaitu pemotongan tangan bagi siapa
saja yang mencuri.

e.      Peninggalan Sejarah

1.      Candi Angin

Candi Angin ditemukan di Desa Tempur, Kecamatan Keling, Kabupaten Jepara, Jawa Tengah.

2.      Candi Bubrah

Candi Bubrah ditemukan di Desa Tempur, Kecamatan Keling, Kabupaten Jepara, Jawa Tengah.

3.      Prasasti Tukmas
Prasasti Tukmas ditemukan di ditemukan di lereng barat Gunung Merapi. Prasasti
bertuliskan huruf Pallawa yang berbahasa Sansekerta.. Prasasti menyebutkan tentang mata air
yang bersih dan jernih. Sungai yang mengalir dari sumber air tersebut disamakan dengan Sungai
Gangga di India. 

4.      Prasasti Sojomerto
Prasasti Sojomerto ditemukan di Desa Sojomerto, Kecamatan Raban, Kabupaten Batang,
Jawa Tengah. Prasasti ini beraksara Kawi dan berbahasa Melayu dan berasal dari sekitar abad
ke-7M. Prasasti ini bersifat keagamaan Siwais. Isi prasasti memuat keluarga dari tokoh
utamanya.

5.      Prasasti Upit
C.     Penyebab runtuhnya kerajaan Kalingga
Ratu Shima meninggal sekitar tahun 732 (abad ke-7) dan digantikan oleh keturunannya.
Mulai dari sini, telah nampak runtuhnya Kerajaan Kalingga secara perlahan.
Di sisi lain, Kerajaan Sriwijaya mulai muncul dan kuat baik dalam hubungannya dengan
kerajaan luar maupun militer. Kerajaan Sriwijaya menghendaki untuk melakukan penyerangan
terhadap bumi Jawa. Dari serangan tersebut, Kerajaan Kalingga dapat dikalahkan dan di
taklukkan oleh Kerajaan Sriwijaya

BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Dalam berita Cina kerajaan ini disebiut Holing. Dijelaskan bahwa pada abad ke 7 di Jawa
Tengah bagian utara sudah berdiri satu kerajaan. Rakyat dari kerajaan tersebut hidupnya makmur
dari hasil bercocok tanam serta mempunyai sumber air asin. Hidup mereka tenteram, karena
tidak ada kejahatan dan kebohongan. Ilmu perbintangan sudah dikenal dan dimanfaat dalam
bercocok tanam.
Kronik Dinasti Tang memberitakan bahwa daerah yang disebut Ho-ling menghasilkan kulit
penyu, emas, perak, cula badak, dan gading gajah. Penduduk membuat benteng-benteng dari
kayu dan rumah mereka beratap daun kelapa. Mereka sudah pandai membuat minuman dari air
bunga kelapa (mungkin tuak). Bila makan mereka tidak menggunakan sendok atau sumpit,
melainkan menggunakan tangan. Ada sebuah gua yang selalu mengeluarkan air garam yang
disebut sebagai bledug. Penduduk menghasilkan garam dengan memanfaatkan sumber air garam
yang disebut sebagai bledug tersebut. 
Keberadaan kerajaan Kalingga tentunya tidak akan terlepas dari keberadaan Ratu Shima,
yang memerintah sekitar tahun 674 M. Dalam memerintah Ratu Sima digambarkan sebagai
pemimpin yang “keras” demi menjalankan hukum kerajaan. Kerajaannya dikelilingi oleh pagar
kayu. Tempat tinggal raja berupa rumah tingkat yang beratap, tempat duduk raja berupa paterana
gading. Dan salah satu hukum dalam pemerintahan Ratu Shima adalah apabila ada yang
mencuru, maka tangannya harus dipotong.
Saran
Dalam pembuatan makalah ini mungkin masih terdapat beberapa kesalahan baik dari isi
maupun cara penulisan. Untuk itu kami, mohon maaf apabila pembaca tidak merasa puas dengan
hasil yang kami sajikan. Kritik dan saran kami harapkan untuk memperbaiki makalah ini agar
lebih baik.

Anda mungkin juga menyukai