Anda di halaman 1dari 7

Kerajaan

Kelompok 3

Kalingga

Mempersembahkan
Anggota:
Ellfa Ramadani (14)
Fadhil Nur Shubhiy (15)

Salsabilla Elrysawati (31)


Wening Putri Sejati (35)
Latar Belakang

Kerajaan Kalingga adalah kerajaan bercorak Buddha. Pusat pemerintahan diperkirakan di


wilayah Kabupaten Jepara saat ini. Dalam berita Cina kerajaan ini disebut Holing. Di sana
dijelaskan bahwa pada abad ke-7 di Jawa Tengah bagian utara sudah berdiri satu
kerajaan. Rakyat dari kerajaan tersebut hidupnya makmur dari hasil bercocok tanam serta
mempunyai sumber air asin. Hidup mereka tenteram, karena tidak ada kejahatan dan
kebohongan. Ilmu perbintangan sudah dikenal dan dimanfaatkan dalam bercocok tanam.
Kerajaan Kalingga memiliki pertalian dengan Kerajaan Galuh. Putri dari Ratu Shima yang
dikenal sebagai Putri Parwati menikah dengan putra mahkota Kerajaan Galuh yang
dikenal sebagai Mandi minyak, kemudian menjadi raja kedua di Kerajaan Galuh. Setelah
Maharani Shima meninggal di tahun 732 M, Sanjaya menjadi raja Kerajaan Kalingga Utara
yang kemudian disebut Bumi Mataram. Ia kemudian menjadi pemuka dari sebuah dinasti
atau wangsa terkenal sebagai wangsa Sanjaya di Kerajaan Mataram Kuno (Hindu).
Kekuasaan di Jawa Barat diserahkannya kepada putranya dari Tejakencana, yaitu
Tamperan Barmawijaya alias Rakeyan Panaraban. Raja Sanjaya juga menikahi Sudiwara
putri Dewasinga, Raja Kalingga Selatan atau Bumi Sambara. Ia memiliki putra yaitu Rakai
Panangkaran.
Keadaan Ekonomi

Kerajaan Kalingga mengembangkan perekonomian perdagangan dan pertanian. Letaknya


yang dekat dengan pesisir utara Jawa Tengah menyebabkan Kalingga gampang diakses
oleh para pedagang dari luar negeri. Kalingga adalah daerah penghasil kulit penyu, emas,
perak, cula badak, dan gading sebagai barang dagangan. Sementara itu, wilayah
pedalaman yang subur, dimanfaatkan penduduk untuk mengembangkan pertanian. Hasil-
hasil pertanian yang diperdagangkan antara lain beras dan minuman. Penduduk Kalingga
dikenal pandai membuat minuman yang berasal dari bunga kelapa dan bunga aren.
Minuman tesebut mempunyai rasa manis dan bisa memabukkan. Dari hasil perdagangan
dan pertanian itu, penduduk Kalingga hidup makmur.
Keadaan Sosial dan Budaya

Penduduk Kalingga hidup dengan teratur.Ketertiban dan ketentraman sosial di Kalingga


dapat berjalan dengan baik berkat kepemimpinan Ratu Sima yang tegas dan bijaksana
dalam menjalankan hukum dan pemerintahan.Dalam menegakkan hukum Ratu Sima tidak
membedakan antara rakyat dengan anggota kerabatnya sendiri.Berita mengenai
ketegasan hukum Ratu Sima pernah didengar oleh Raja Ta-Shih.Ta-Shih adalah sebutan
Cina untuk kaum muslim Arab dan Persia.Raja Ta-Shih lalu menguji kebenaran khabar
tersebut.Dia memerintahkan anak buahnya untuk meletak kan satu kantong emas di jalan
wilayah Kerajaan Ratu Sima.Selama tiga tahun kantong itu dibiarkan tergeletak di jalan
dan tidak seorang pun berani menyentuh.Setiap orang melewati kantong emas itu
berusaha menyingkir.Pada suatu hari putra mahkota tidak sengaja menginjak kantong itu
sehingga isinya berhamburan.Kejadian ini membuat Ratu Sima marah dan memerintahkan
hukuman mati untuk putra mahkota.Ratu Sima menanggapi permohonan itu dengan
memerintahkan agar jari kaki putra mahkota yang menyentuh kantong emas
dipotong.Peristiwa ini adalah bukti ketegasan Ratu Sima dalam menegakkan hukum.
Keadaan Politik

Meski hanya berdiri sekitar satu abad, Kerajaan Kalingga pernah membawahi 28 kerajaan
kecil yang diberi kebebasan dalam mengatur pemerintahannya sendiri.
Akan tetapi, kerajaan-kerajaan tersebut harus tunduk pada peraturan kerajaan,
menyerahkan upeti tahunan, dan mengakui sebagai bawahan Kerajaan Kalingga.
Penguasa kerajaan kecil tersebut adalah kerabat dekat penguasa Kalingga.
Thank you
for listening!

Anda mungkin juga menyukai