Anda di halaman 1dari 30

Kerajaan Kutai Martapura adalah

kerajaan Hindu tertua di Indonesia yang


didirikan sekitar abad ke-4. Letak
kerajaan ini berada di daerah Muara
Kaman di tepi Sungai Mahakam,
Kalimantan Timur.

Keberadaan Kutai diketahui


berdasarkan sumber sejarah yang
ditemukan, yaitu berupa tujuh Prasasti
Yupa yang ditulis dengan huruf Pallawa
dengan Bahasa Sanskerta. Dalam
Prasasti Yupa, disebut nama Raja
Kudungga yang pertama menduduki
takhta Kerajaan Kutai.
KERAJAAN KUTAI
MASA KEJAYAAN KERAJAAN KUTAI

Masa Kejayaan Kerajaan Kutai


Dari Prasasti Yupa, dapat diketahui bahwa Kerajaan
Kutai mencapai puncak kejayaannya pada masa
pemerintahan Raja Mulawarman.
Mulawarman disebut-sebut sebagai raja yang
memiliki budi pekerti baik, kuat, dan pernah
mengadakan upacara persembahan 20.000 ekor
lembu untuk kaum Brahmana yang bertempat di
Waprakecvara.
POLITIK DAN EKONOMI KERAJAAN KUTAI

POLITIK EKONOMI

Adapun kehidupan politik yang Kehidupan ekonomi Kerajaan Kutai


dijelaskan dalam yupa bahwa raja diperkirakan sudah maju. Hal itu
terbesar Kutai adalah Mulawarman, terbukti dengan adanya kesanggupan
putra Aswawarman dan Aswawarman pihak kerajaan memberikan sedekah
adalah putra Kudungga. Dalam yupa berupa 20.000 ekor sapi kepada para
dijelaskan bahwa Aswawarman disebut brahmana. Kemampuan ini
sebagai Dewa Matahari dan pendiri menunjukkan masyarakat Kutai bermata
keluarga raja pencaharian sebagai peternak, terutama
sapi.
RUNTUH NYA KERAJAAN KUTAI

Runtuhnya Kerajaan Kutai Keadaan Kerajaan Kutai


setelah Mulawarman tidak menunjukkan tanda-tanda
yang jelas. Kerajaan Kutai Martapura kemudian runtuh
setelah ditaklukkan oleh Kesultanan Kutai yang memeluk
Islam. Pada 1635, raja terakhir Kerajaan Kutai Maharaja
Dharma Setia gugur di tangan Pangeran Sinum Panji
Mendapa dari Kesultanan Kutai. Sejak saat itu, wilayah
kekuasaan Kerajaan Kutai Martapura berada di bawah
kekuasaan Kesultanan Kutai Kartanegara.
KERAJAAN TARUMANEGARA

adalah kerajaan tertua kedua di Nusantara setelah Kerajaan Kutai,


yang meninggalkan bukti arkeologi. Kerajaan ini pernah berkuasa di
wilayah barat pulau Jawa pada abad ke-5 sampai abad ke-7 Masehi.
Bukti tertua peninggalan arkeologi dari kerajaan ini adalah prasasti
Ciaruteun, berupa batu peringatan dari abad ke-5 Masehi yang
ditandai dengan bentuk tapak kaki raja
POLITIK DAN EKONOMI KERAJAAN
TARUMANEGARA

kehidupan politik di kerajaan Tarumanegara adalah


Naskah Wangsakerta. Di dalam naskah ini memuat nama
raja-raja Tarumanegara yang jumlahnya dari berdiri
hingga runtuh mencapai 12 raja.

Kehidupan ekonomi masyarakat kerajaan Tarumanegara


mengandalkan pertanian dan perdagangan. Hal ini
dibuktikan dari isi Prasasti Tugu mengenai penggalian
sungai Candrabaga dan Gomati. Penggalian kedua sungai
ini merupakan bukti bahwasanya selain untuk
menghindari banjir, tujuannya juga digunakan untuk
kegiatan irigasi-irigasi pertanian. Gambaran bagaimana
kehidupan ekonomi di kerajaan Tarumanegara dapat
diketahui juga dari catatan Fa-Hien (pedagang Tiongkok).
RUNTUH NYA KERJAAN
TARUMANEGARA

Penyebab utama keruntuhan Kerajaan


Tarumanegara adalah karena adanya
serangan dari kerajaan lain (serangan dari
Kerajaan Majapahit saat Kerajaan
Tarumanegara di bawah kepemimpinan Raja
Sudawarman), menggambarkan kekuatan
dari Kerajaan Tarumanegara menjadi
Kerajaan Sunda di bawah kepemimpinan
raja Tarusbawa, dan pengetahuan
kepemimpinan karena tidak ada penerus
Kerajaan setelah Raja Linggawarman wafat.
KEJAYAAN KARAJAAN
HOLING/ KALINGGA
Hal ini yang melandasi ketiga kerajaan
tersebut untuk tidak saling menyerang
dan akan saling memberikan bantuan
apabila salah satunya diserang.Selain
berhasil menjalin persahabatan dengan
Kerajaan Sriwijaya dan Galuh, Ratu
Shima juga berhasil mengembangkan
kebudayaan, agama, sistem irigasi Subak
dan pertanian (bercocok tanam).
Semasa pemerintahan Ratu Shima,
Kerajaan Kalingga mencapai masa
kejayaan. Di masa itu, Kalingga menjalin
persahabatan dengan Kerajaan Sriwijaya
dan Kerajaan Galuh. Jalinan
persahabatan dari ketiga kerajaan
tersebut dikenal dengan sebutan Mitra
Pasamayan.
POLITIK DAN EKONOMI KERJAAN
HOLING/ KALINGGA

POLITIK : Meski hanya berdiri sekitar satu abad, Kerajaan Kalingga pernah
membawahi 28 kerajaan kecil yang diberi kebebasan dalam mengatur
pemerintahannya sendiri. Akan tetapi, kerajaan-kerajaan tersebut harus
tunduk pada peraturan kerajaan, menyerahkan upeti tahunan, dan mengakui
sebagai bawahan Kerajaan Kalingga. Penguasa kerajaan kecil tersebut adalah
kerabat dekat penguasa Kalingga.

EKONOMI : Perekonomian Kerajaan Kalingga bertumpu pada sektor


perdagangan dan pertanian.Letaknya yang berada di pesisir utara Jawa
menyebabkan sektor perdagangan maritim dapat berkembang pesat.
Komoditas perdagangan Kalingga antara lain, kulit penyu, emas, perak, cula
badak, dan gading. Sementara itu, wilayah pedalaman yang subur
dimanfaatkan untuk mengembangkan kegiatan pertanian dengan hasil
utama berupa padi. Selain itu, sebagian penduduknya pandai membuat
minuman dari bunga kelapa dan bunga aren.
KERUNTUHAN KERAJAAN
HOLING/KALING

Penyebab keruntuhan Kerajaan Kalingga adalah


serangan dari Kerajaan Sriwijaya. Masa
keemasan Kerajaan Kalingga diperoleh di bawah
kekuasaan Ratu Shima. Akan tetapi, setelah Ratu
Shima meninggal dunia pada 695, Kerajaan
Kalingga mulai mengalami keruntuhan.
KERAJAAN SRIWIJAYA

Kerajaan Sriwijaya diketahui


Kerajaanberdiri pada
Sriwijaya abad ke-
adalah 7 dan
kerajaan
pendirinya disebut Dapunta Hyang
bercorak Buddha yang didirikan oleh
Sri Jayanasa. Pada masa
Dapunta Hyang Sri Jayanasa pada
kejayaannya, Sriwijaya mengontrol
abad ke-7.
perdagangan jalur utama. Selat
Kerajaan Sriwijaya terletak di tepian
Malaka dan daerah kekuasaannya
Sungai Musi, di daerah
meliputi Palembang,
Kamboja, Thailand
Sumatera Selatan.
Selatan, Semenanjung Malaya,
Sumatra, dan sebagian Jawa.
KEJAYAAN KERAJAAN SRIWIJAYA

Kerajaan Sriwijaya mencapai masa puncak kejayaan pada masa pemerintahan


Raja Balapuntradewa pada abad ke 8 M dan 9 M. Pada dasarnya, Kerajaan
Sriwijaya mengalamiKEJAYAAN
masa gemilang hingga
KERAJAAN masa pemerintaha Sri Marawijaya.
SRIWIJAYA
Hal ini didasarkan pada Kerajaan Sriwijaya yang disibukkan dengan perang
melawan Jawa pada tahun 922 M dan 1016 M. Dilanjutkan melawan Kerajaan
Cola (India) pada tahun 1017 hingga 1025 M hingga raja Sri Sanggramawijaya
berhasil ditawan.

Pada masa kejayaannya, wilayah Sriwijaya mampu menguasai jalur


perdagangan Selat Malaka. Selain itu wilayah kekuasaannya mampu diperluas
hingga Jawa Barat, Kalimantan Barat, Bangka, Belitung, Malaysia, Singapura,
dan Thailand Selatan. Guna mengamankan wilayah laut, Sriwijaya membangun
aramada laut yang kuat sehingga kapal asing yang ingin berdagang merasa
aman. Sriwijaya kemudian berkembang menjadi kerajaan maritim yang kuat di
masanya.
POLITIK DAN EKONOMI SRIWIJAYA

POLITIK : wilayah kekuasaan, raja-raja yang memerintah, dan


hubungan dengan kerajaan lain baik dalam dan luar negeri.
Berdasarkan bukti yang ada dari isi prasasti Leiden, Kerajaan
Sriwijaya telah melakukan kerjasama dengan kerajaan Chola di India.
Hubungan baik dengan kerajaan tersebut ditandai dengan pengiriman
pendeta dari Sriwijaya ke India dan pembuatan Biara untuk pendeta
tersebut.

EKONOMI : Kehidupan Ekonomi Kerajaan Sriwijaya meliputi


kegiatan pertanian, hasilnya kemudian diperjual belikan kepada para
pedagang asing yang singgah. Hal ini didukung dengan letak yang
sangat strategis sebagai jalur perdagangan Internasional.
RUNTUH NYA KERAJAAN
SRIWIJAYA

Penyebab runtuhnya Kerajaan Sriwijaya adalah adanya


serangan dari Dinasti Chola, India Selatan, yang kala itu
dipimpin oleh Rajendra Chola I. Hal yang
melatarbelakangi serangan ini adalah pajak tinggi yang
dikenakan oleh Kerajaan Sriwijaya pada kapal-kapal
pedagang di Selat Malaka.
Kerajaan Mataram Islam adalah salah satu kerajaan
terbesar di Indonesia. Mulanya Mataram hanya
merupakan salah satu wilayah di bawah kekuasaan
Kerajaan Pajang yang dipimpin oleh Sultan
Hadiwijaya.
Setelah Sultan Hadiwijaya yang sebelumnya dikenal
dengan nama Joko Tingkir wafat, kerajaan berpindah
ke kawasan Hutan Mentaok dan kemudian berganti
nama menjadi Kerajaan Mataram.

KERAJAAN MATARAM
MASA KEJAYAAN MATARAM

Kesultanan Mataram Islam atau Kesultanan Mataram adalah kerajaan Islam


di Pulau Jawa yang berkuasa antara abad ke 16 hingga abad ke 18.

Di mana, Kerajaan Mataram Islam berawal dari sebidang tanah di Plered


yang dihadiahkan Joko Tingkir kepada Ki Ageng Pamanahan atas jasanya
membantu Pajang menumpas perlawanan Arya Penangsang.

Masa awal berdirinya Kerajaan Mataram Islam ini dimulai dari perebutan
wilayah Pajang oleh Sutawijaya.

Lalu, Kerajaan Mataram menjadi salah satu Kesultanan Islam yang dinilai
berkembang di tanah Jawa.

Kerajaan Mataram rutin menerjemahkan naskah Arab dan menerjemahkan


Al-Quran ke bahasa Jawa.
Politik mataram

Kerajaan Mataram Kuno dikenal sebagai kerajaan yang toleran dalam hal beragama. Sebab, di
Kerajaan Mataram Lama berkembang agama Buddha dan Hindu secara berdampingan. Kerajaan ini
diperintah oleh dua dinasti, yaitu Dinasti Sanjaya yang beragama Hindu dan Dinasti Syailendra yang
beragama Buddha.

Ekonomi mataram

Letak geografisnya yang berada di pedalaman didukung tanah yang subur,


menjadikan kerajaan Mataram sebagai daerah pertanian (agraris) yang cukup
berkembang, bahkan menjadi daerah pengekspor beras terbesar pada masa itu.
Rakyat Mataram juga banyak melakukan aktivitas perdagangan laut. Hal ini
dapat terlihat dari dikuasainya daerah-daerah pelabuhan di sepanjang pantai
Utara Jawa. Perpaduan dua unsur ekonomi, yaitu agraris dan maritim mampu
menjadikan kerajaan Mataram kuat dalam percaturan politik di nusantara.
KERUNTUHAN KERAJAAN
MATARAM

Kerajaan Mataram kuno mengalami


keruntuhan pada tahun 1080. Ada
beberapa faktu yang menyebabkan
keruntuhan pada Kerajaan tersebut. Yang
pertama adalah karena letusan gunung
berapi. Lokasi kerajaan yang berada di
Jawa Tengah dengan banyak gunung
berapi membuat letusan gunung berapi
merusak istana kerajaan.
KERAJAAN ISYANA DI JAWA TIMUR
Mpu Sindok adalah raja yang memindahkan ibu kota
Kerajaan Mataram Kuno dari Jawa Tengah ke Jawa
Timur pada tahun 929. Pada saat Mataram Kuno
dipimpin oleh Dyah Tulodhong dan Rakai Sumba
Dyah Wawa, Mpu Sindok menjabat sebagai rakryan
mapatih i halu dan rakryan mapatih i hino. Karena
dua jabatan tersebut biasanya diberikan kepada
kerabat dekat raja, para sejarawan meyakini bahwa
Mpu Sindok merupakan keturunan Wangsa
Syailendra. Ketika ibu kota Kerajaan Mataram Kuno
di Jawa Tengah hancur karena letusan Gunung
Merapi, sesuai dengan landasan kosmogonis kerajaan-
kerajaan kuno harus dibangun kerajaan baru dengan
wangsa baru pula. Karena itulah Mpu Sindok
memindahkan ibu kota Mataram Kuno ke Jawa Timur
dan mendirikan Wangsa Isyana.
POLITIK

Pemindahan kekuasaan ke Jawa timur dilakukan oleh Raja


Empu Sendok dan membentuk dinasti baru yakni Isana. Nama
Isana diambil dari gelar resmi Empu Sendok, yakni Sri
Maharaja Rake Hino Sri Isanawikramatunggadewa. Wilayah
kekuasaan Empu Sendok meliputi Nganjuk disebelah barat,
Pasuruan di timur, Surabaya di utara, dan Malang di selatan.
Empu Sendok memegang pemerintahan tahun 929–947 dengan
pusat pemerintahannya di Watugaluh.

EKONOMI
Kehidupan sosial ekonomi masyarakat Kerajaan di Jawa Timur
ini cukup baik karena mendapat perhatian dari raja-raja yang
memerintah. Di antaranya Airlangga yang memerintahkan
membuat tanggul di Waringin
Pitu (Prasasti Kalegen 1037) dan waduk-waduk di beberapa
bagian Sungai Brantas untuk pengairan sawah-sawah dan
mengurangi bahaya banjir.
RUNTUH NYA KERAJAAN ISANA DI
JAWA TIMUR

Kekuasaan Dinasti Isyana berlangsung selama tiga abad,


bahkan terus berlanjut setelah runtuhnya Kerajaan
Mataram Kuno atau Kerajaan Medang. Berakhirnya Dinasti
Isyana di Jawa Timur ditandai dengan meninggalnya Prabu
Dandang Gendis, raja terakhir Kerajaan Kediri.
KERAJAAN KEDIRI

Kerajaan Kediri atau Kerajaan Panjalu


adalah sebuah kerajaan besar yang
berdiri pada abad ke-12 antara tahun
1042-1222. Kerajaan ini merupakan
bagian dari Kerajaan Mataram Kuno.
Kerajaan Kediri bercorak Hindu.
MASA KEJAYAAN KEDIRI POLITIK DAN EKONOMI KERAJAAN KEDIRI

EKONOMI POLITIK :
Masa kejayaan Kerajaan Masyarakat Kediri tidak
Kediri terjadi pada
Kehidupan ekonomi Kerajaan
Kediri dapat diketahui melalui menganut sistem kasta,
kepemimpinan Jayabaya. seperti disampaikan dalam
Jayabaya dikenal dengan kronik-kronik Cina yang
menyebutkan di antaranya sebagai kitab Lubdhaka. Dalam
kepemimpinan politik dan kitab tersebut
ramalan-ramalannya yang berikut:
disampaikan, tinggi
dibukukan dalam Jongko rendahnya martabat
Joyoboyo. Di samping itu, 1. Kediri menghasilkan banyak
seseorang tidak ditentukan
sikap merakyat dan visi beras oleh dasar keturunan dan
Jayabaya yang jauh ke 2. Barang-barang dagangan lain kedudukan, tetapi
depan membuatnya yang laku di pasaran, seperti emas, berdasarkan tingkah
dikenang. perak, daging, kayu cendana, lakunya.
pinang, dan gerabah
3. Telah menggunakan uang yang
terbuat dari emas sebagai alat
pembayaran atau alat tukar
RUNTUH NYA KERAJAAN KEDIRI

Runtuhnya Kerajaan Kediri terjadi pada masa kekuasaan Raja


Kertajaya, seperti dikisahkan dalam kitab Pararaton dan
Nagarakertagama. Pada tahun 1222, Kertajaya dianggap telah melanggar
agama dan memaksa Brahmana menyembahnya sebagai dewa.

Kaum Brahmana lalu meminta perlindungan Ken Arok. Ken Arok yang
bercita-cita memerdekakan Tumapel kekuasaan Kediri mencetuskan
perang antara Kerajaan Kediri dan Tumapel di dekat desa Ganter.

Keberhasilan Ken Arok mengalahkan Kertajaya menandai runtuhnya


Kerajaan Kediri yang kemudian menjadi kekuasaan Tumapel atau
Kerajaan Singasari.
KERAJAAN SINGASARI MASA KEJAYAAN KERAJAAN
SINGASARI

Pada masa Raja Kertanegara, Kerajaan


Singasari mengalami kemajuan pesat.

Kertanegara merupakan raja terakhir


Singasari yang dikenal cakap dalam bidang
politik, ekonomi, dan keagamaan.

Dalam bidang politik, ia terkenal akan


gagasan perluasan cakrawala mandala ke
luar Pulau Jawa, yang meliputi daerah
seluruh dwipantara atau Nusantara.

Untuk mewujudkan cita-citanya itu, salah


Sejarah Kerajaan Singhasari terkait erat satu upaya politik luar negeri yang
dengan sosok Ken Angrok (1222–1247) yang ditempuh Raja Kertanegara yakni dengan
mendirikan Wangsa Rajasa dan Kerajaan melaksanakan Ekspedisi Pamalayu pada
Tumapel. 1275.
POLITIK RUNTUH NYA KERAJAAN SINGASARI

Kehidupan politik yang terjadi di Walaupun Kertanegara merupakan salah satu


Kerajaan Kerajaan Singhasari raja yang membawa Kerajaan Singosari pada
berkembang dengan cepat, masa puncak kejayaannya. Namun Ia juga
khususnya ketika masa menjadi raja yang membawa Kerajaan
pemerintahan Raja Kertanagara. Singosari pada masa keruntuhannya. Hal itu
terjadi karena Kertanegara justru lebih fokus
pada strateginya dalam mengembangkan
kekuasaan Kerajaan Singosari melalui sistem
EKONOMI ketahanan lautnya. Oleh karena itu, Ia justru
abai dengan pertahanan yang berasal dari
dalam kerajaan itu sendiri. Saat Kertanegara
Untuk kehidupan ekonomi saat zaman
sedang fokus dengan misinya dalam
Kerajaan Singosari tergolong cukup mengembangkan kekuasaannya, Jayakatwang
maju. Karena letaknya yang sangat yang masih mempunyai garis keturunan
strategis yaitu berada di lembah sungai Kerajaan Kediri mulai memberikan serangan
Brantas, hal ini menjadikan tanah yang kepada Kerajaan Singosari. Usaha tersebut
ada di kawasan tersebut menjadi sangat semakin dilancarkan karena Jayakatwang
subur. dibantu oleh Wiraraja yang sebelumnya sudah
pernah dijatuhkan dari keraton.
KERAJAAN MAJAPAHIT

Kerajaan Majapahit berdiri pada akhir


abad ke-13. Kerajaan Hindu-Buddha ini
mengalami masa kejayaan pada abad ke-
14. Raja pertama adalah Raden Wijaya.

Dia dinobatkan menjadi raja pada


tanggal 15 bulan Kartika tahun 1215
Saka, atau bertepatan dengan tanggal 10
November 1293.

Reden Wijaya, sang pendiri Kerajaan


Majapahit, bergelar Sri Maharaja
Kertarajasa Jayawardhana.
MASA KEJAYAAN KERAJAAN MAJAPAHIT

Kerajaan Majapahit mengalami masa keemasan ketika dipimpin oleh Hayam Wuruk.
Cucu Raden Wijaya ini memerintah pada 1350 M hingga 1389 M. Saat memimpin, ia
didampingi Patih Gajah Mada. Masa kejayaan Kerajaan Majapahit disebut tak terlepas
dari peran Gajah Mada. Dia diangkat sebagai patih amangku bhumi pada 1336 M atau
sewaktu Tribhuwana Tunggadewi berkuasa. Saat penobatannya, Gajah Mada bersumpah
untuk menyatukan Nusantara di bawah panji Majapahit. Sumpah itu dinamakan Amukti
Palapa atau dikenal dengan Sumpah Palapa.
Slamet Muljana menuturkan, dalam sumpah itu, Gajah Mada berkeinginan untuk
menguasai negara-negara di luar Majapahit. Negara-negara tersebut yakni Gurun
(Lombok), Seran (Seram), Tanjung Pura (Kalimantan), Haru (Sumatera Utara), Pahang
(Malaya), Dompo, Bali, Sunda, Palembang (Sriwijaya) dan Tumasik (Singapura). Gajah
Mada pun mewujudkan sumpahnya. Wilayah Kerajaan Majapahit menjadi luas, bahkan
melebihi dari yang dicita-citakan. Kerajaan Majapahit menguasai sebagian besar wilayah
Sumatera, Kalimantan, Semenanjung Malaya, dan wilayah-wilayah kepulauan di timur
Jawa. Negara-negara yang dikuasai Majapahit tercatat dalam Kitab Negarakertagama
pupuh 13 dan 14. "Terbukti, nama-nama negara nusantara yang tercatat dalam pupuh
tersebut jauh lebih banyak daripada yang dinyatakan dalam sumpah Nusantara," sebut
Slamet dalam bukunya.
EKONOMI POLITIK

Di bidang ekonomi, Hayam Wuruk


menaruh perhatian pada pertanian dan
perdagangan dengan menjadikan Tuban Kerajaan Majapahit lahir dalam suasana
sebagai salah satu pusat perdagangan perubahan besar dalam waktu yang
Majapahit. Berdasarkan berita Cina singkat. Pada tahun 1292 Kertanegara
bernama Wng Ta-Yuan yang gugur oleh pengkhianatan Jayakatwang,
menggambarkan pulau Jawa yang padat Singasari hancur dan digantikan oleh
penduduknya, tanahnya subur dan Kediri. R. Wijaya terdesak oleh serangan
banyak menghasilkan padi, lada, garam, tentara Jayakatwang di medan utara dan
kain, dan burung kakatua yang berhasil melarikan diri serta mendapat
semuanya merupakan barang ekspor. perlindungan dari Kepala Desa Kudadu.
Hayam Wuruk berusaha untuk
menyejahterakan rakyatnya dengan
membuat saluran pengairan, pembuatan
bendungan, dan pembukaan tanah baru
untuk perladangan.
RUNTUH NYA KERAJAAN MAJAPAHIT

Keruntuhan Kerajaan Majapahit diperkirakan terjadi


pada abad ke-16.Kerajaan Majapahit yang kekuatannya
begitu hebat, akhirnya mulai mengalami keruntuhan.
Kerutuhan Kerajaan Majapahit terjadi setelah masa
Hayam Wuruk.
Perang Paregreg melibatkan dua kerabat kerajaan,
yaitu Bhre Wirabhumi dan Wikramawardhana. Nama
yang disebut di akhir adalah penguasa singasana
Kerajaan Majapahit selepas Hayam Wuruk. Dia
diangkat menjadi raja pada 1389 M.

Anda mungkin juga menyukai